Anda di halaman 1dari 96

2019

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN


PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS FASYANKES
Ir. Mohammad Nasir, MSi
Disampaikan pada :
HP 081806800828
Pelatihan TOT Pengelolaan Limbah
Medis Bagai Tenaga Fasyankes mohnasir_65@yahoo.co.id
Hotel Harris Tebet Jakarta,
7-14 April 2019
Monev dan Pelaporan Limbah
Medis Penting?
Pelatihan TOT Pengel. Limbah Medis Fasyankes @2019

7 Tantangan
Pengelolaan Standarisasi Kesling Di RS
Akreditasi / JCI dan K3

Kinerja manajemen (Pencitraan


organisasi) dan K3

Amdal / PROPER

Konflik Sosial
“RS di tuntut mampu
Tuntutan Hukum menyiapkan sistem
monev dan pelaporan
Per-UU LH Semakin ketat
yang
lengkap, akurat dan up
date” 3
Pelatihan TOT Pengel. Limbah Medis Fasyankes @2019

01 Tantangan Regulasi/
Per-uu
Contoh :
UNDANG-UNDANG Nomor 32 tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup

Pasal 103
Setiap orang yg menghasilkan limbah B3 dan tidak melakukan pengelolaan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 59, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 1 tahun dan paling lama 3 tahun dan denda paling sedikit
Rp. 1 Milyar dan paling banyak Rp. 3 Milyar
4
Pelatihan TOT Pengel. Limbah Medis Fasyankes @2019

Undang-Undang No. 32 tahun 2009


tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pasal 59

• Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 WAJIB melakukan


pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya.
• Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri
pengelolaan limbah B3, pengelolaannya diserahkan kepada pihak
lain.
• Pengelolaan limbah B3 wajib mendapat izin dari Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
Pelatihan TOT Pengel. Limbah Medis Fasyankes @2019

Ketentuan Pidana Dalam Pengelolaan Limbah B3


(UU No. 32/2009)
Pelanggaran Dalam Pidana Penjara Denda
Pengelolaan Limbah B3 Min Maks Min Maks
Pengelolaan Limbah B3 tanpa izin (Pasal 1 thn 3 thn 1 Milyar 3 Milyar
102)

Tidak melakukan pengelolaan limbah B3 1 thn 3 thn 1 Milyar 3 Milyar


(Pasal 103)
Pejabat berwenang tdk melakukan - 1 thn - 500 jt
pengawasan (Pasal 112)

Impor Limbah (Pasal 105) 4 thn 12 thn 4 Milyar 12 Milyar

Impor Limbah B3 (Pasal 106) 5 thn 15 thn 5 Milyar 15 Milyar


Pelatihan TOT Pengel. Limbah Medis Fasyankes @2019

02
Tantangan Kasus Hukum
Akibat Kegagalan Penanganan Limbah Fasyankes?
Pelatihan TOT Pengel. Limbah Medis Fasyankes @2019

TANTANGAN KASUS HUKUM


akibat Kegagalan Penanganan limbah Fasyankes ?

8
Kasus Hukum Illegal dumping Limbah Medis
Pelatihan TOT Pengel. Limbah Medis Fasyankes @2019

03 Tantangan Konflik Sosial

Bagaimana RS mampu melaksanakan dan memelihara hubungan sosial (CSR)


dengan masyarakat sekitar – terkait kegiatan/ kinerja kebersihan RS ...??

12
Pelatihan TOT Pengel. Limbah Medis Fasyankes @2019

04 Tantangan Amdal / Proper


Kewajiban RS untuk memenuhi
standarisasi PROPER / Amdal :
1. Dokumen LH dan
Pelaporannya
2. Pengendalian
Pencemaran Air
3. Pengendalian Limbah B3
4. Pengendalian
Pencemaran Udara

13
Pelatihan TOT Pengel. Limbah Medis Fasyankes @2019

05 Tantangan
Kinerja Dan Manajemen RS

14
Pelatihan TOT Pengel. Limbah Medis Fasyankes @2019

06 Tantangan Akreditasi RS
Standart :
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN DAN PPI

MFK 5 : Penanganan Bahan PENCEGAN DAN PENGENDALIAN


Berbahaya INFEKSI :
1.Identifikasi (jenis, sifat dan vol)
limbah LB3 PPI 3 : Penggunaan Standar
2.Manajemen risiko limbah sanitasi dan kebersihan
3.Fasilitas pengolahan LB3 PPI 5 : Pendekatan berbasis risiko
4.Ketentuan Teknis penanganan
PPI 7 : Penurunan risiko infeksi
yang benar
5.Penanganan tumpahan LB3 melalui pembuangan limbah,
6.Perizinan penanganan LB3 pelayanan gizi/makanan dll

15
15
Pelatihan TOT Pengel. Limbah Medis Fasyankes @2019

07 Tantangan Dampak K3

01

LIMBAH PADAT KECELAKAAN/ TERTUSUK BENDA TAJAM


02
MEDIS
- MO Pathogen TERPAPAR MO PATHOGEN LANGSUNG
- Bahan Kimia/B3 03

PENURUNAN KUALITAS UDARA Risiko K3


RUANGAN (INDOOR QUALITY) (Potensi Penyakit Menular
Pada Petugas Limbah B3)
Pelatihan TOT Pengel. Limbah Medis Fasyankes @2019

Pengelolaan Limbah
Medis Fasyankes
Di Butuhkan Kopetensi
Tenaga Sanitarian

TEKNO
SISTEM
LOGI Pengelolaan
Limbah Medis
MANAJEM (B3) Fasyankes
EN

Penguasaan
17
Pelatihan TOT Pengel. Limbah Medis Fasyankes @2019

Kompetensi
Ahli Kesling Fasyankes

Sistem Teknologi

Manajemen
Kemampuan :
Monev dan Pelaporan
Pengelolaan Limbah
Medis 18
Pelatihan TOT Pengel. Limbah Medis Fasyankes @2019

wajah manajemen
Bagaimanakah
Limbah Medis di Fasyankes Saya...??
Pelatihan TOT Pengel. Limbah Medis Fasyankes @2019

Working
Data
is
Pelatihan TOT Pengel. Limbah Medis Fasyankes @2019
Pelatihan TOT Pengel. Limbah Medis Fasyankes @2019

Pengelolaan Limbah Medis/B3 RS ..


Mengapa membutuhkan kemampuan
manajemen (Monev dan Pelaporan)?

Perencanaan dan Pimpinan

TANTANGAN
Data LIMBAH
Keputusan MEDIS/B3
Limbah Informasi
dan RTL FASYANKES
RS
SAAT INI

Manajemen dan Sumber Daya


22
Pengelolaan Limbah Medis/B3 RS ..
Mengapa membutuhkan kemampuan
manajemen (Monev dan Pelaporan)?

Data TANTANGAN
Keputusan KESLING RS
Limbah Informasi
dan RTL SAAT INI
RS

Pemantauan Pelaporan
Evaluasi
23
Pengertian
Monitoring adalah sistem pengawasan yang dilakukan secara periodik
terhadap berbagai aspek kegiatan pengelolaan limbah medis guna
mengetahui kondisi pelaksanaan dan hasil kerja guna mengetahui secara dini
berbagai masalah yang dihadapi agar efesien dan efektif dalam pengambilan
langkah pemecahannya

Evaluasi adalah kegiatan pengukuran terhadap kinerja pengelolaan


limbah medis untuk mengetahui pentaatan terhadap peraturan perundangan
tentang pengelolaan limbah medis/B3 RS

Pelaporan adalah kegiatan penyusunan hasil monitoringdan hasil


evaluasi untuk memberikan informasi terkait dengan pengelolaan limbah dan
rekomendasi tindak lanjutnya
Klasifikasi
Monitoring 1. Bersifat Mandatory
Harus dilakukan Fasyankes ,
Evaluasi menggambarkan pada tingkat
Pelaporan pentaatan

2. Bersifat Optional/
Voluntary
Dapat dilaksanakan Fasyankes untuk
kepentingan pencapaian indicator
kinerja program pengelolaan limbah
medis/B3 internal
Tujuan Pelaporan
1. Untuk mengetahui pentaatan pelaksanaan pengelolaan terhadap
prosedur tetap
2. Untuk mengetahui data keluaran (output) kegiatan pengelolaan
limbah medis di rumah sakit
3. Untuk mengetahui penggunaan sumber daya pengelolaan limbah
medis di rumah sakit
4. Untuk mengetahui kinerja operasional dan pemeliharaan fasilitas
pengelolaan limbah medis

26
Tujuan Evaluasi
1. Untuk mengetahui kinerja pentaatan prosedur,
data kegiatan dan penggunaan sumber daua
dalam pengelolaan limbah medis rumah sakit
2. Menganalisis efektifitas dan efisiensi pelaksanaan
teknis, dan administratif dalam pengelolaan
limbah medis rumah sakit

27
Keluaran
Monitoring Evaluasi Pelaporan
Memperoleh data yang Memperoleh Informasi Memperoleh dasar
akurat tentang : Tentang : /justifikasi untuk :
1. Input dan output 1. Kinerja sistem/ efisiensi 1. Pengambilan keputusan
program 2. Efektifitas dan efisiensi penyediaan sumber
2. Penggunaan sumber penggunaan sumber daya
daya daya 2. Melakukan tindak lanjut
3. Pentaatan terhadap (Continual Improvement)
standar/ketentuan/ 3. Memenuhi ketentuan
peraturan perundangan

28
Ketentuan Pelaksanaan
Monev dan Pelaporan?
Monitoring Jenis Monitoring :
1. Monitoring bersifat
Metode : mandatory/ regulasi :
• Air limbah (Kualitas dan debit)
1. Mencatat/ Inspeksi Kesehatan • Emisi gas buang (kualitas)
Lingkungan • Limbah B3 (Volume dan Cakupan
2. Mengukur angka dengan alat penanganan)

3. Analisis Laboratorium
4. Wawancara
5. dll
2. Monitoring Voluntary/
Optional :
• Kehandalan fasilitas pengelolaan
• Kepadatan vector penyakit
• Kualitas Lingkungan kerja
• Penggunaan Sumber daya (
• Kasus K3
Evaluasi
Pengelolaan Limbah Medis Di Fasyankes
Metode Evaluasi

Membandingkan data Analisis Data :


hasil monitoring 1. Analisis
dengan : kecenderungan
• Baku Mutu 2. Analisis tingkat
• Standar kritis
• Prosedur 3. Analisis tingkat
• Data teknis ketaatan

31
3 Area Evaluasi
Pengelolaan Limbah Medis Di Rumah Sakit

1. Analisis kecenderungan (Trend Analysis)


a. Produksi/timbulan limbah dan satuan produksinya
(missal : kg/TT/hari, Liter/TT/hari dll)
b. Kinerja system (misal : pH, DO, MLVSS, % return sludge
(IPAL), suhu ruang bakar (insineraror)
c. Data input fasilitas limbah (listrik, air bersih, bahan/
sparepart dll)
d. Insiden/ Kasus kecelakaan kerja dan kebakaran
e. Keberlanjutan program pelatihan petugas
f. dll

32
3 Area Evaluasi
Pengelolaan Kesling Di Rumah Sakit

2. Analisis Tingkat Ktitis (Critical Analysis)


Analisis terjadinya simpangan terhadap baku
mutu/standar/ketentuan :
a. Kualitas output system fasilitas limbah melebihi baku
mutu  Pencemaran lingkungan
b. Volume limbah dan penggunaan sumber daya air,
listrik, bahan dll melebihi standar  efisiensi
c. Terjadinya Insiden/ Kasus kecelakaan kerja dan
kebakaran  kegagalan pentaatan prosedur dan
pemeliharaan fasilitas K3

33
3 Area Evaluasi
Pengelolaan Kesling Di Rumah Sakit

3. Analisis tingkat ketaatan (compliance)


Terhadap :
a. Regulasi ( Kualitas output/emisi, Ketentuan teknis dll)
b. Perizinan
c. Standarisasi operasional dan pemeliharaan
d. Kemampuan petugas
e. Pemenuhan kaidah K3 dan PPI
f. Pelaporan (mandatory)
g. Pemenuhan tuntutan masyarakat

34
Pelaporan
Laporan internal :
Unit Kesling melaporkan kepada Direktur Terkait

Laporan Eksternal :
Direktur RS melaporkan kinerja limbah B3/medis kepada :
o KLHK RI
o Kepala Dinas LH, BLHD/BLH Setempat
o Kepala Dinas Kesehatan setempat

35
Monitoring
Limbah Medis Cair

36
Langkah Monitoring
Limbah Cair Medis :
1. Susun bagan alir proses (sistem penyaluran dan pengolahan)
2. Identifikasi aspek-aspek yang perlu dimonitor (kategori : sistem, teknis,
administrasi)
3. Identifikasi aspek monitoring bersifat mandatory dan voluntary/sukarela
4. Identifikasi kebutuhan metode monitoringnya ( cara pengumpulan data
(IKL, Uji Lab., pengukuran,/pencatatan), frekuensi, parameter dll)
5. Susun rencana kerja (jadwal kerja/ Time Schedule)
6. Pelaksanaan monitoring
7. Dokumentasi hasil kegiatan monitoring
8. Input data monitoring kedalam sistem data base Unit Sanitasi (Untuk
bahan data evaluasi)

37
Bagan Alir Proses
Ruangan/
musholla Laundry Dapur TPS/Insinerator Safety Shower

KW/WC/ PRE- PRE-


WASHATAFEL, TREATMENT TREATMENT
SPOOELHOK

BAK BAK BAK BAK BAK


KONTROL KONTROL KONTROL KONTROL KONTROL

BAK
ENGUMPUL

: Sistem Penyaluran
SALURAN/
IPAL/STP DAUR ULANG
SUNGAI
: Sistem Pengolahan
38
Tugas 1
Mengidentifikasi Aspek-aspek
Yang Perlu di Monitor
Dalam Pengelolaan Limbah Cair Medis
Aspek-aspek Yang Perlu di Monitor
Dalam Pengelolaan Limbah Cair Medis
NO ASPEK YANG PERLU DI MONITOR KATEGORI SIFAT METODE

A Sistem Penyaluran

1 .....................

2 .....................

3 .....................

B Sistem Pengolahan

1 .....................

2 .....................

3 .....................
Aspek Monitoring Sistem Penyaluran Air Limbah
Ruangan/
musholla Laundry Dapur TPS/Insinerator Safety Shower

KW/WC/ PRE- PRE-


WASHATAFEL, TREATMENT TREATMENT
SPOOELHOK
Sedimen, Sampah Lemak/minyak,
Sedimen, Sampah
BAK BAK BAK BAK BAK
KONTROL KONTROL KONTROL KONTROL KONTROL

Aliran (Sedimen
dan Sampah) BAK Funsgi Pompa
Vektor ENGUMPUL Sedimen dan Sampah), Vektor

41
Aspek Monitoring Sistem Pengolahan Air LImbah

Perizinan

Debit (M3/Hari) IPAL


Kualitas Inlet Kualitas Outlet :
- Uji laboratorium
- Swapantau

Bahan :
- Desinfektan - Listrik
Utilitas : - Air bersih
- Nutrient
- Fungsi Mesin Blower - Sparepart
- Mikroorganisme
- Fungsi Pompa - Olie
- Fungsi Panel listrik
- Fungsi mesin klorinasi Kinerja Sistem IPAL :
- Fungsi difuser, air lift pump, piping dll - pH
- Disolved Oxygen
Ketentuan Teknis : - Suspenden Volume Index
- Titik /tempat sampling (SVI30)
42
- Titik koordinat - Return & Waste Sludge
- Alat ukur debit - Tekanan Air Flow Blower
- SPO
- Sistem tanggap darura
Kategori Aspek Monitoring :
1. Sistem :
• SVi30, kandungan DO, pH, Sisa Klor dll (Swapantau)
• Kualitas air limbah (inlet dan outlet)

2. Teknis :
• Kegiatan samplig (Uji laboratorium) dan pencatatan debit
• Cek fungsi (blower, pompa, panel, piping dll)
• Penggunaan sumber daya (listrik, air bersih, desinfektan, olie, bahan seeding
dll)
• Cek kondisi lapangan (sumbatan sampah, sedimen, vektor dll)
3. Administrasi:
• Laporan (internal dan eksternal)
• Izin IPAL ( baru/ perpanjangan)

43
Identifikasi Sifat Monitoring :
1. Bersifat Mandatory :
Mengacu pada peraturan perundangan dan ketentuan yang berlaku :
• Permen LHK No. 68 Tahun 2016
• Permenkes No. 7 Tahun 2019
Meliputi : Debit, Kualitas outlet IPAL, Izin IPAL, Fasilitas teknis (bak
samping, titik kordinat, papan nama proses/bak, K3)

2. Bersifat Voluntary :
Mengacu pada kebutuhan RS dengan mempertimbangkan kemampuan
sumber daya, seperti :
• Jumlah Tenaga/staf di Unit Sanitasi/ Unit IPAL
• Kemampuan anggaran Fasyankes
• Tuntutan pimpinan Fasyankes
• Tuntutan kebutuhan penelitian institusi luar 44
Metode Monitoring
Limbah Medis Cair RS
No Aspek Cara Instrumen Parameter Tolok Ukut Frekuensi Evaluasi Penyajian
Pengumpulan Yg diukur
1 Debit air limbah Pencatatan Form Debit per hari Standar 1 kali/hari Dibandingkan Tabel/grafik
Pencatatan Debit per bln Satuan prod. dengan tolok
Air limbah ukur
2 Kualitas Air Limbah Uji Lab dan Alat dan bhn pH, BOD, PermenLHK 1 kali/bulan Dibandingkan Tabel/ Grafik
outlet IPAL pengukuran sampling dan COD, TSS, No. 68 Taun dengan tolok
alat ukur Minyak/lemak 2016 ukur
.Ammoniak,
E. Coli
3 Perizinan Penyiapan Berkas dan
Berkas dok persyaratan
4 Utiitas Pencatatan Form
Pencatatan
5 Bahan Pencatatan Form
Pencatatan
6 Kinerja Sistem IPAL Pengamatan, Form
pencatatan Pencatatan
dan Alat dan
penghitungan formula
hitung
7 Ketentuan Teknis Menyiapkan -
fasilitasnya 45
Jadwal Pelaksanaan Monev dan Pelaporan
NO KEGIATAN JAN FEB MRT APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES KET

A KEGIATAN MANDATORY :

1. Pengujian air limbah outlet XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
IPAL
2. Pencatatan debit IPAL XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX

3. Pelaporan Air Limbah XXX XXX XXX XXX

4. dst

B KEGIATAN VOLUNTARY

1 Pencatatan penggunaan olie XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX

2 Inspeksi fungsi blower XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX

3 Inspeksi fungsi pompa XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX

46
1. Ketentuan Monitoring Debit Air
Limbah 1. Menggunakan pendekatan rasional (angka konversi
85-95 % air bersih terpakai menjadi air limbah)
2. Pastikan tidak ada kebocoran pipa air bersih
3. Data menggunakan angka rekening air PDAM/flow
meter (satuan M3/hari atau M3/Bulan )
4. Pencatatan pada flow meter (pencatatan perbedaan
kenaikan angka pada flow meter per
hari/minggu/bulan) – membutuhkan kedisiplinan
tenaga
5. Hasil perhitungan debit dan fluktuasinya disajikan
dalam laporan bulanan

47
2. Ketentuan Monitoring Kualitas Air Limbah

1. Gunakan laboratorium lingkungan rujukan (diakui


BPLHD/Dinas LH/Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten) Misal :
Lab. Dinkes, Lab. BTKL, Lab. BPLHD, Lab. Swasta atau ab
yang terakreditasi KAN
2. Sampel dikirim ke laboratorium yang terdiri dari sampel air
limbah influen dan efluen : untuk memudahkan komparasi dan
perhitungan efesiensi IPAL).
3. Gunakan parameter standar limbah RS secara nasional atau
yang berlaku di daerah setempat.
4. Frekuensi sampling dan analisis minimal 1 kali/bulan (Pasal 4
(3) c)
5. Baku mutu air limbah mengacu : Keputusan Men LHK No. 68
Tahun 2016
6. Menetapkan titik pengambilan contoh uji air limbah domestik
48
2. Ketentuan Monitoring Kualitas Air Limbah
1.1. Monitoring Berkala :
• frekuensi minimal 1 kali setiap bulan,
• parameter mengacu pada Baku Mutu Nasional (KLH) atau
sesuai dengan peraturan daerah setempat yang berlaku.

1.2. Monitoring Rutin (swapantau) :


• pengukuran lapangan (in situ) , bertujuan untuk
memonitoring kinerja sistem IPAL guna memudahkan
melakukan tindakan dini (early warning)
• Parameter yang dipantau biasanya pH, suhu, Dissolved
Oxygen (DO), KMnO4, TSS, dan debit air limbah dengan
frekuensi harian atau mingguan.
• Lokasi monitoring pada outlet IPAL, disarankan ditambah
inlet IPAL

49
Parameter Monitoring
Kualitas Air Limbah

50
3. Ketentuan Perizinan IPAL
1. Perizinan dikeluarkan oleh instansi pemerintah
(Pemda /PTSP dll)
2. Akhir masa berlaku izin harus segera di update/
perpanjangan
3. Dokumentasi surat asli izin IPAL pada unit kerja
terkait atau di Unit Sanitasi
4. Copy izin IPAL (laminating) di tempel di fasilitas
IPAL

51
Evaluasi
Limbah Medis Cair

52
Langkah
Evaluasi Limbah Medis Cair :
1. Pelajari dokumen data hasil monitoring (pastikan lengkap)
2. Siapkan tolok ukur (standar, baku mutu, ketentuan teknis dll)
3. Susun data monitoring menjadi “time series data”
4. Lakukan evaluasi awal : ketaatan terhadap baku mutu dan
fekuensi sampling dan laporan)
5. Lakukan evaluasi lanjut : kecenderungan ( berbasis time series
data), Evaluasi titik kritis dan Evaluasi pentaatan)
6. Input kedalam sistem data base Unit Sanitasi (bahan data
evaluasi)

53
Aspek Pengelolaan Limbah Medis Cair
Yang Perlu Dievaluasi :
1. Kualitas air limbah
2. Debit air limbah
3. Kondisi sistem IPAL
4. Fungsi alat IPAL
5. Efisiensi proses IPAL
6. Beban BOD air limbah
7. Satuan produksi air limbah
(Liter/TT/Hari)
8. Biaya Satuan air limbah
(Rupiah/M3/Hari)

54
Cara Evaluasi Ketaatan Air Limbah
Evaluasi : Dibandingkan Dengan Baku Mutu/
Standar/ Manual/Ketentuan Dll
1. Debit air limbah dibandingkan dengan satuan penggunaan air limbah ( Air
limbah = 80-90% * air bersih (Depkes 500 liter/TT/Hari))
2. Kualitas air limbah dibandingkan dengan baku mutu air limbah
3. Perizinan IPAL dievaluasi dengan ketepatan waktu izin perpanjangan
4. Utilitas IPAL dibandingkan dengan data teknis yang tercantum dalam
manual alat/mesin
5. Penggunaan bahan, istrik, air dll dibandingkan dengan standar
6. Kinerja sistem IPAL dibandingkan dengan standar teknis/kriteria desain
IPAL
7. Ketentuan teknis dibandingkan dengan peraturan
8. Pelaporan dibandingkan dengan peraturan
55
Cara Evaluasi Air Limbah
Data yang telah dilakukan evaluasi – dapat
ditindaklanjuti dengan melaksanakan :
1. Evaluasi pentaatan terhadap frekuensi sampling
2. Evaluasi Pentaatan terhadap baku mutu air limbah
3. Evaluasi Efisiensi IPAL dan beban BOD air limbah
4. Evaluasi satuan produksi air limbah per tempat tidur
5. Evaluasi biaya operasional dan pemeliharaan IPAL dan biaya satuan

56
3 Area Evaluasi
Pengelolaan Limbah Cair Medis Di Fasyankes

1. Analisis kecenderungan (Trend Analysis)


a. Produksi/timbulan limbah padat medis dan satuan
produksinya (misal : Liter/TT/hari, dll)
b. Data input IPAL (listrik, air bersih, bahan/ sparepart dll)
c. Insiden/ Kasus kecelakaan kerja dan kebakaran
d. Keberlanjutan program pelatihan petugas
e. dll

57
3 Area Evaluasi
Pengelolaan Limbah Medis Cair Di Fasyankes

2. Analisis Tingkat Ktitis (Critical Analysis)


Analisis terjadinya simpangan terhadap baku
mutu/standar/ketentuan, apabila :
a. Kualitas emisi Inenerator melebihi baku mutu 
Pencemaran lingkungan
b. Volume limbah dan penggunaan sumber daya air,
listrik, bahan dll melebihi standar  efisiensi
c. Terjadinya Insiden/ Kasus kecelakaan kerja dan
kebakaran  kegagalan pentaatan prosedur dan
pemeliharaan fasilitas K3

58
3 Area Evaluasi
Pengelolaan Limbah Medis Cair Di Fasyankes

3. Analisis tingkat ketaatan (compliance)


Terhadap :
a. Regulasi ( Kualitas output/emisi, Ketentuan teknis dll)
b. Perizinan
c. Standarisasi operasional dan pemeliharaan
d. Kemampuan petugas
e. Pemenuhan kaidah K3 dan PPI
f. Pelaporan (mandatory)
g. Pemenuhan tuntutan masyarakat

59
Ketentuan Pentaatan :
Terhadap Ketentuan pasal 4 (3) :

Frekuensi
Sampling:
Acuan : PermenLHK No.
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.
1/8/ 2016 Tentang Baku
Mutu Air Limbah
Domestik

60
Ketentuan Pentaatan :
Terhadap baku
mutu air limbah :
Acuan : PermenLHK No. Ketentuan pasal 4 (1) :
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.
1/8/ 2016 Tentang Baku
Mutu Air Limbah
Domestik

61
Ketentuan Efisiensi Ipal
• Tersedia data uji lab inlet dan outlet IPAL
• Perhitungan efisiensi menggunakan satuan % dan diterapkan untuk parameter
BOD
• Efisiensi sebaiknya diatas 90%
• Rumus/formulasi :

BOD Inlet (mg/L) – BOD outlet (mg/L)


Removal Efficiency (%) = --------------------------------------------------------- x 100%
BOD Inlet (mg/L)

62
Contoh Perhitungan :
Berdasarkan hasil uji lab untuk sampel air limbah outlet IPAL di
Rumah Sakit Medika Jaya Utama , diketahui konsentrasi BOD inlet
250 mg/L dan BOD outlet sebesar 25 mg/l. Maka perhitungan
removal efficiency IPAL adalah :

250 mg/L – 25 mg/L


Removal Efficiency (%) = ------------------------------------ x 100%
250 mg/L
= 90%

63
Ketentuan Menghitung :
BEBAN AIR LIMBAH :
Beban cemaran (BOD loading) hasil perhitungan dianalisis dengan cara
membandingkan dengan BOD loading hasil perencanaan (BOD loading
desain IPAL). BOD loading hasil perhitungan harus di bawah BOD
loading desain, bila nilainya melebihi maka kinerja IPAL over loading
(pengaruh ke kualitas air limbah efluen)

Rumus/formulasi : BOD loading (Kg BOD/hari) =


Debit (M3/hari) x BOD influen (mg/l)
Hasil perhitungan BOD loading dan fluktuasinya disajikan dalam laporan
bulanan

64
Ketentuan Menghitung :
SATUAN PRODUKSI AIR LIMBAH :

• Perhitungan produksi air limbah menggunakan Liter/TT/hari •


Rumus/formulasi :

Volume air limbah (M3/bln)


Sat Prod. AL = ---------------------------------------------- : 30 hari
(Jml TT x % BOR)
• Hasil perhitungan satuan produksi air limbah dan fluktuasinya disajikan
dalam laporan bulanan

65
Ketentuan Menghitung :

Biaya Operasional dan Pemeliharaan

Komponen biaya, meliputi :


• Biaya honor/gaji petugas IPAL (pokok dan tunjangan, asuransi, lembur )
• Biaya listrik terpakai (mesin dan pompa- terpasang meteran listrik mandiri)
• Biaya air bersih terpakai (pembersihan IPAL, pengencer desinfektan)
• Biaya sparepart terpakai (komponen mesin/alat/pompa dll)
• Biaya bahan terpakai (oli blower, desnfektan, nutrient, MO tambahan dll)

66
Pelaporan
Laporan internal :
Unit Kesling/Sanitasi melaporkan kepada Direktur Terkait

Laporan Eksternal :
Direktur RS melaporkan kinerja limbah kepada :
o Kepala KLHK, Dinas LH, BLHD/BLH Setempat
o Kepala Dinas Kesehatan setempat

67
Isi Laporan
Pokok isi surat laporan :
1. Hasil Inspeksi (uji lab, temuan, kasus dll)
2. Analisis data (Kecenderungan, Tingkat Kritis, Pentaatan) -
penyajian berbentuk tabel, grafik, gambar/foto dll)
3. Evaluasi Terhadap Standar/Baku Mutu/NAB, SPO dll
4. Dampak
5. Rekomendasi Perbaikan :
Teknis, manajemen, system, spesifikasi, korodinasi dll

68
Orientasi Kesling
Rumah Sakit

Pelaporan Eksternal
Tujuan : Dirut RS/Fasyankes kepada Dinas LH/BLH/BPLHD
Isi Laporan :
- Surat pengantar Dirut RS/Fasyankes
- Cover
- Isi Laporan :
• Profil RS, IPAL dan perizinan
• Pentaatan ketentuan teknis
• Pentaatan frekuensi sampling
• Pentaatan baku mutu
• Bukti laporan : foto, copy izin,
copy hasil uji lab.

69
Monitoring Limbah Padat
Medis Fasyankes
Adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan
atas objektif program pengelolaan limbah padat

70
Langkah Monitoring
Limbah Padat Medis :
1. Susun bagan alir proses (sistem penyaluran dan pengolahan)
2. Identifikasi aspek-aspek yang perlu dimonitor (kategori : sistem, teknis,
administrasi)
3. Identifikasi aspek monitoring bersifat mandatory dan voluntary/sukarela
4. Identifikasi kebutuhan metode monitoringnya ( cara pengumpulan data
(IKL, Uji Lab., pengukuran,/pencatatan), frekuensi, parameter dll)
5. Susun rencana kerja (jadwal kerja/ Time Schedule)
6. Pelaksanaan monitoring
7. Dokumentasi hasil kegiatan monitoring
8. Input data monitoring kedalam sistem data base Unit Sanitasi (Untuk
bahan data evaluasi)

71
Tugas 1
Mengidentifikasi Aspek-aspek
Yang Perlu di Monitor
Dalam Pengelolaan Limbah Padat Medis
Aspek-aspek Yang Perlu di Monitor
Dalam Pengelolaan Limbah Padat Medis
NO ASPEK YANG PERLU DI MONITOR KATEGORI SIFAT METODE

A Sistem Penyaluran

1 .....................

2 .....................

3 .....................

B Sistem Pengolahan

1 .....................

2 .....................

3 .....................
Bagan Alir Proses Limbah Medis Padat
RAJAL/RANAP

IGD/OK

LABORATORIUM PENGURANGAN PEMILAHAN PEWADAHAN


FARMASI

LAUNDRY DLL
Residu Insinerasi PENGUMPULAN
(OPTION)

PENGOLAHAN
(INSINERASI/NON
INSINERASI) - ONSITE PENYIMPANAN PENGANG
(SEMENTARA) KUTAN
PENGOLAHAN PIHAK III
- ONSITE

: Sistem Penyaluran

: Sistem Pengolahan
74
Aspek Yang Di Monitor Limbah Medis Padat
RAJAL/RANAP

IGD/OK

LABORATORIUM PENGURANGAN PEMILAHAN PEWADAHAN


FARMASI

LAUNDRY DLL
Residu Insinerasi PENGUMPULAN
(OPTION)

PENGOLAHAN
(INSINERASI/NON
INSINERASI) - ONSITE PENYIMPANAN PENGANG
(SEMENTARA) KUTAN
PENGOLAHAN PIHAK III
- ONSITE

: Sistem Penyaluran

: Sistem Pengolahan
75
Aspek Yang Di Monitor Limbah Medis Padat
• Log Book LB3 dari TPS ke Insinerator
• Neraca Limbah B3 dari TPS ke Insinerator
• Uji Emisi insinerator
• Perizinan Mesin Pengolah
• Laporan per triwulan ke KLHK/Dinas lh

• Vol. Bahan Bakar


terpakai
PENGOLAHAN
• Listrik terpakai
• Shuku Ruang bakar (INSINERASI/NON
insinerator INSINERASI) – ONSITE
• Vol residu
PENYIMPANAN
(SEMENTARA) • Jenis Limbah
• Volume Limbah B3
PENGOLAHAN • Perizinan TPS LB3
(INSINERASI/NON
INSINERASI) – ONSITE
• Log Book LB3 dari Unit kerja ke TPS
• Neraca Limbah B3 dari Unit kerja ke TPS
• Manifest LB3 lokal dari Unit ke TPS
• Vol LB3 di Daur Ulang
• Log Book LB3 dari TPS ke pihak III
• Neraca Limbah B3 dari TPS ke pihak III
• Manifest LB3 KLHK
• Legalitas Pihak III (Masa berlaku)
Kategori Aspek Monitoring :
1. Sistem :
• Suhu ruang bakar, sisa residu
• Kualitas emisi stack

2. Teknis :
• Pencatatan logbook, neraca, neraca dll
• Cek fungsi (burner insinerator, pompa air, panel, blower dll)
• Penggunaan sumber daya (listrik, air bersih, BBM, dll)
• Cek kondisi lapangan (kebersihan, dll)
3. Administrasi:
• Laporan (internal dan eksternal)
• Izin Insinerator/ mesin non insinerasi ( baru/ perpanjangan)

77
Identifikasi Sifat Monitoring :
1. Bersifat Mandatory :
Mengacu pada peraturan perundangan dan ketentuan yang berlaku :
• Permen LHK No. 68 Tahun 2016
• Permenkes No. 7 Tahun 2019
Meliputi : logbook, neraca, manifest, kualitas emisi,, Izin, Fasilitas teknis
(port samping, titik kordinat, nomor, papan nama proses/bak, K3)

2. Bersifat Voluntary :
Mengacu pada kebutuhan fasyankes dengan mempertimbangkan kemampuan
sumber daya, seperti :
• Jumlah Tenaga/staf di Unit Sanitasi/ Unit Insinerator/non insinerasi
• Kemampuan anggaran Fasyankes
• Tuntutan pimpinan Fasyankes
• Tuntutan kebutuhan penelitian institusi luar
78
Metode Monitoring
Limbah Medis Padat RS
No Aspek Cara Instrumen Parameter Tolok Ukur Frekuensi Evaluasi Penyajian
Pengumpulan Yg diukur
1 Jenis dan Volume Pencatatan Manifest Berat limbah Standar 1 kali/hari Dibandingkan Tabel/grafik
limbah B3/medis Logbook dalam Satuan prod. dengan tolok
Neraca kilogram limbah B3 ukur
2 Kualitas Emisi Stack Uji Lab dan Alat dan bhn Mengacu ke Keputusan 1 kali/bulan Dibandingkan Tabel/ Grafik
Kepala dengan tolok
Insinerator pengukuran sampling dan tolokukur
BAPEDAL
alat ukur Nomor : ukur
03/BAPEDAL/09
/1995

3 Perizinan Penyiapan Berkas dan Dst ..... Dst ..... Dst ..... Dst ..... Dst .....
Berkas dok persyaratan
4 Utiitas Pencatatan Form Dst ..... Dst ..... Dst ..... Dst ..... Dst .....
Pencatatan
5 Bahan Pencatatan Form Dst ..... Dst ..... Dst ..... Dst ..... Dst .....
Pencatatan
7 Ketentuan Teknis Menyiapkan - Dst ..... Dst ..... Dst ..... Dst ..... Dst .....
fasilitasnya

79
Jadwal Pelaksanaan Monev dan Pelaporan
NO KEGIATAN JAN FEB MRT APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES KET

A KEGIATAN MANDATORY :

1. Pengujian air limbah outlet XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
IPAL
2. Pencatatan debit IPAL XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX

3. Pelaporan Air Limbah XXX XXX XXX XXX

4. dst

B KEGIATAN VOLUNTARY

1 Pencatatan penggunaan olie XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX

2 Inspeksi fungsi blower XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX

3 Inspeksi fungsi pompa XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX

80
Aspek Pengelolaan Limbah Padat
Yang Perlu Dimonitor :
Mandatory/ Voluntary/Kepentingan
Kewajiban Regulasi Internal RS

1. Jenis, Jumlah LB3 1. Kebutuhan bahan/Listrik/ BBM


2. Kualitas Emisi 2. Logbook dan manifest
Cerobong Insinerator 3. Temperaktur ruang bakan insinerator
4. Volume hasil 3 R
3. Masa kadaluwarsa
5. Kesesuaian prosedur
izin TPS dan 6. Fungsi alat
insinerator 7. Kasus K3 limbah
8. Jumlah residu/B3

81
Evaluasi Limbah Padat B3
1.Kualitas emisi Dibandingkan dg baku mutu
2.Kondisi sistem Dibandingkan dengan
incinerator spesifikasi dan standar
3.Fungsi alat/fasilitas Dibandingkan dengan
limbah spesifikasi dan standar
4.Satuan produksi limbah Dibandingkan dengan
standar
82
Baku Mutu Kualitas Emisi Incinerator

uji kualitas emisi gas pada


stack incinerator
dibandingkan dengan baku
mutu emisi udara sesuai
dengan Keputusan Kepala
BAPEDAL Nomor :
03/BAPEDAL/09/1995
Opasitas emisi adalah tingkat ketidaktembusan cahaya yang dihasilkan dari gas
buang proses pembakaran pada emisi sumber tidak bergerak;

83
Evaluasi Kinerja Penanganan Limbah Medis

Evaluasi efektivitas incinerator

1. Efesiensi Penghancuran dan penghilangan (DRE / Destruction


and Removal Effeciency) dan Efesiensi pembakaran.
2. Evaluasi suhu pembakaran (oC).
3. Perlu dicermati bahwa timbulnya gas dioksin dalam emisi
incinerator adalah pada suhu 300 – 400 oC, sehingga
diupayakan incinerator jangan dioperasikan pada rentang
suhu tersebut.

84
Baku Mutu DRE

85
Evaluasi Volume Limbah Medis
1. Cara melakukan pencatatan volume (berat)
limbah padat medis pada dengan timbangan
(timbangan beras).
2. Hasil pencatatan volume limbah padat medis
dapat berguna untuk menghitung satuan
produksi limbah padat medis

86
Metode Analisis Data Limbah
Analisis data limbah, meliputi :

1. Analisis kecenderungan (trend Analysis) :


Analisis berdasarkan perbandingan data saat ini dan data
sebelumnya
2. Analisis titik kritis (Critical point) :
Analisis apabila terjadi penyimpanga data (data tidak
normal/data error)
3. Analisis pentaatan (compliance) :
Analisis hasil kinerja/sistem/prosedur terhadap peraturan
yang berlaku

87
3 Area Evaluasi
Pengelolaan Limbah Medis Padat Di Rumah Sakit

1. Analisis kecenderungan (Trend Analysis)


a. Produksi/timbulan limbah padat medis dan satuan
produksinya (missal : kg/TT/hari, dll)
b. Data input Insinerator/Non Insinerator (listrik, air
bersih, bahan/ sparepart dll)
c. Insiden/ Kasus kecelakaan kerja dan kebakaran
d. Keberlanjutan program pelatihan petugas
e. dll

88
3 Area Evaluasi
Pengelolaan Limbah Medis Padat Di Fasyankes

2. Analisis Tingkat Ktitis (Critical Analysis)


Analisis terjadinya simpangan terhadap baku
mutu/standar/ketentuan, apabila :
a. Kualitas emisi Inenerator melebihi baku mutu 
Pencemaran lingkungan
b. Volume limbah dan penggunaan sumber daya air,
listrik, bahan dll melebihi standar  efisiensi
c. Terjadinya Insiden/ Kasus kecelakaan kerja dan
kebakaran  kegagalan pentaatan prosedur dan
pemeliharaan fasilitas K3

89
3 Area Evaluasi
Pengelolaan Kesling Di Rumah Sakit

3. Analisis tingkat ketaatan (compliance)


Terhadap :
a. Regulasi ( Kualitas output/emisi, Ketentuan teknis dll)
b. Perizinan
c. Standarisasi operasional dan pemeliharaan
d. Kemampuan petugas
e. Pemenuhan kaidah K3 dan PPI
f. Pelaporan (mandatory)
g. Pemenuhan tuntutan masyarakat

90
Pelaporan
Laporan internal :
Unit Keslingmelaporkan kepada Direktur Terkait

Laporan Eksternal :
Direktur RS melaporkan kinerja limbah kepada :
o Kepala Dinas LH, BLHD/BLH Setempat
o Kepala Dinas Kesehatan setempat

91
Isi Laporan
Pokok isi surat laporan :
1. Hasil Inspeksi (uji lab, temuan, kasus dll)
2. Analisis data (Kecenderungan, Tingkat Kritis, Pentaatan) -
penyajian berbentuk tabel, grafik, gambar/foto dll)
3. Evaluasi Terhadap Standar/Baku Mutu/NAB, SPO dll
4. Dampak
5. Rekomendasi Perbaikan :
Teknis, manajemen, system, spesifikasi, korodinasi dll

92
Tujuan Pelaporan
Unit Sanitasi melaporkan
kepada Direktur Terkait
Tembusan Laporan :
- Ketua Tim/Instalasi/Komite K3
- Ketua PPI
- IPSRS
- Humas
- Dll ( pilih yang terkat dengan isi rekomendasi)

93
Orientasi Kesling
Rumah Sakit

Peran Ahli Kesling RS


• Perencana (program dan pembiayaan)
• Quality Control
• Risk analist – risiko akibat kesling RS
• Rekomendator
• Temuan
• Perbaikan system
• Perbaikan teknis/engineering
• Perbaikan manajemen
• Koordinator – Koordinasi dengan Unit terkait
(PPI, Manajer risiko, OK, Perawat dll)

94
Kesimpulan
1. Kegiatan monev dan pelaporan harus dilaksanakan fasyankes untuk
menghadapi risiko lingkungan hisup, hukum, manajemen dan K3 (7
tantangan)
2. Kegiatan monev dan pelaporan dilaksanakan untuk menghasilkan data,
informasi dan bahan pertimbangan keputusan manajemen/pimpinan
3. Kegiatan monev dan pelaporan perlu mendahulukan yang bersifat
mandatory dibanding yang voluntary
4. Mooring limbah perlu dilaksanakan melalui langkah –langkah yang
sistemtis
5. Evaluasi terhadap data limbah dilakukan analisis kecenderungan, tingkat
kritis dan pentaatan
6. Pelaporan limbah medis harus dilakukan baik secara internal maupun
eksternal

Anda mungkin juga menyukai