Anda di halaman 1dari 5

Restrukturisasi Utang

Seperti dikemukakan sebelumnya, pembebasan sebagian atau seluruh utang oleh kreditor merupakan cara
lain untuk pelunasan uang. Dapat dibayangkan kasus dimana kreditor dapat memperkenankan seorang debitor
untuk melunasi utang dengan jumlah yang lebih kecil dari nilai masa berjalannya yang dihitung pada nilai hasil
masa berjalan. Kreditor itu mungkin kekurangan kas dan bersedia menerima jumlah yang lebih kecil segera.
Keuntungan yang akan dihasilkan bagi debitor akan sesuai dengan aturan untuk pelunasan utang akan merupakan
keuntungan luar biasa. Apabila debitor mengalami kesulitan keuangan dan kreditor menawarkan konsesi yang
dimaksudkan untuk mengembalikan uangnya sebanyak mungkin, maka ia memasuki aspek tertentu dari pelunasan
utang yang disebut restrukturisasi utang bermasalah.

Restrukturisasi utang bermasalah dapat terjadi dengan beberapa cara. Debitor dapat menawarkan kas atau
aktiva lain sebagai pembayaran sebagian besar dari utangnya. Debitor dapat menawarkan ekuitas sebagai pertukaran
untuk utang. Alternatifnya kreditor dapat mengubah syarat pinjaman dengan menurunkan suku bunga,
memperpanjang jadwal pembayaran, atau menurunkan jumlah yang harus dilunasi. Lebih umum, restrukturisasi
utang terdiri dari gabungan pendekatan- pendekatan ini. Dalam suatu restrukturisasi kombinasi, transfer kas, aktiva
atau ekuitas diperlakukan pertama kali, dan sisa dari utang itu tergantung pada pengubahan syarat-syarat.

Transfer aktiva atau penerbitan ekuitas untuk memenuhi utang ditangani tanpa kontroversi dalam kaitan
dengan debitor. Nilai wajar atau nilai pasar dari pos yang ditransfer dibebankan ke akun kewajiban debitor. Debitor
akan memperlakukan perbedaan antara uang dan nilai waiar dari pos itu sebagai keuntungan luar biasa sejalan
dengan ketentuan umum dari pelunasan utang. Dalam kasus aktiva, perbedaan antara nilai wajar aktiva yang
diserahkan dan nilai tercartat diperlakukan sebagai keuntungan (atau kerugian) luar biasa sebelum memasukkannya
ke dalam perhitungan restrukturisasi.

Ayat jurnal untuk kreditor umumnya keadaan debitor. Akan tetapi, sesuai dengan SFAS 5, dengan
ketentuan bahwa utang itu merupakan aktiva bagi kreditor, penerimaan kontinjen dikeluarkan dari piutang kecuali
kalau hal itu mungkin dan dapat diestimasi. Juga, keuntungan pada resktrukturisasi disyaratkan untuk diklasifikasi
sebagai biasa, bukan luar biasa. Suatu buletin teknis selanjutnya mensyaratkan agar pembayaran kas masa depan
yang dikeluarkan itu diperlakukan sebagai pendapatan bunga ketika diterima, meskipun ini dapat menghasilkan
suatu suku Bunga tinggi yang absurd. Hanya sedikit yang mempunyai arti secara teoritis, peling-paling itu
memastikan konsistensi tertentu dengan konsep konsertivatisme.

Perlakuan akuntansi atas modifikasi syarat pinjaman jauh lebih kontroversial. Pendekatan yang
disyaratkan oleh SFAS 15 adalah membandingkan aliran arus kas yang direvisi dengan biaya tercatat kewajiban
masih berjalan. Jika total arus kas lebih besar dari biaya tercatat, suatu suku bunga harus diperoleh yang akan
mendiskontokan arus kas masa depan ke biaya tercatat. Ini akan menjadi suku bunga efektif baru. Apabila total arus
kas lebih kecil dari biaya tercatat, jumlah arus kas masa depan harus dicatat sebagai tercatat baru dari utang itu, dan
suatu kerugian luar biasa dicatat untuk perbedaannya. Tidak ada pendapatan bunga yang harus dicatat. Semua
pembayaran harus digunakan untuk mengamortisasi biaya tercatat baru.

Argumen yang mendukung prosedur ini adalah bahwa suatu modifikasi syarat tidak boleh dianggap
sebagai pengurangan nilai nominal utang tetapi pengurangan pembayaran bunga yang akan dilakukan atas utang itu.
Selanjutnya, karena tidak ada transaksi yang terjadi, dalam pengertian transfer aktiva atau ekuitas, nilai tercatat dari
kewajiban tidak boleh berubah selama arus kas masa depan mencukupi untuk mendukungnya. Dengan perkataan
lain, meski penciptaan suatu perwalian yang tak dapat dibatalkan merupakan "kejadian lain", modifikasi syarat tidak
dianggap termasuk dalam rubrik "kejadian lain”.

Keadaan ideal yang ditentukan FASB adalah menyajikan jumlah di neraca bagian yang menunjukkan
jumlah, waktu dan ketidakpastian dari arus kas masa depan yang mungkin. Ukuran terbaik dari ini adalah nilai
sekarang dari arus itu atau, secara ekivalen, arus kas masa depan yang didiskontokan pada hasil layak masa berjalan
untuk obligasi sejenis. Niai tercatat dari utang lama cukup relevan, jumlah arus kas masa depan yang belum
didiskontokan adalah yang p[aling menyesatkan bagi pemakai,

penyamaan arus kas masa depan dengan suatu jumlah yang tidak relevan menghasilkan suatu suku bunga
yang sama tak relevannya. Secara ringkas, argumen FASB tidak logis dan tampak didorong oleh tekanan politis dari
bank yang terlibat, pada saat itu, kerugian besar yang mereka alami dari utang ke negara-negara Dunia Ketiga dan
ke sektor real estate dan energi. Dengan mengingat jatuhnya industri simpan pinjam, perlu dipertanyakan apakah
aturan ini tidak mempunyai konsekuensi negatif yang besar bagi negara AS.

SEKURITAS HIBRID

Dalam tahun-tahun terakhir ada ledakan jumlah dan jenis "kewajiban" di pasaran. Pinjaman bank lama
sudah dikenal oleh kebanyakan orang di mana suatu perusahaan berjanji untuk membayar bunga bank pada suku
bunga tetap dengan pelunasan akhir atas modal tetap ada, tetapi sejumlah variasi sekarang ada. Sebagai contoh,
banyak pinjaman sekarang mengandungsuatu ciri yang memungkinkan mereka yang meminjam uang mengubahnya,
dengan batasan-batasan tertentu, menjadi saham biasa. Pinjaman itu sendiri dapat diperdagangkan dari satu bank ke
bank lain. Sebenarnya, bagian-bagiannya yang terpisah masing-masing dapat diperdagangkan. Misalnya, seseorang
dapat membeli hak untuk menerima pembayaran bunga, sementara yang lain menerima hak untuk melunasi
pembayaran akhir dari modal. Perubahan lain mencakup membuat suku bunga bervariasi dengan membiarkannya
tergantung pada variabel-variabel ekonomi yang mendasarinya, seperti suku bunga utama atau tingkat inflasi.
Semua "kewajiban" baru ini dikenal secara generik sebagai instrumen keuangan, yang didefinisikan oleh FASB
sebagai:

kas, bukti hak kepemilikan dalam suatu entitas; atau suatu kontrak yang keduanya:

a. Menetapkan kewajiban kontraktual pada suatu entitas (1) Untuk menyerahkan kas atau instrumen
keuangan lain kepada entitas kedua atau (2) menukarkan instrumen keuangan dengan syarat-syarat yang
secara potensial tidak menguntungkan bagi entitas kedua.
b. Menetapkan kewabjiban kontraktual pada entitas kedua (1) untuk menerima kas atau instrumen keuangan
lain dari entitas pertama atau (2) menukarkan instrumen keuangan dengan syarat-syarat yang secara
potensial menguntungkan bagi entitas pertama.

Pada saat ini, secara harfiah ada ratusan instrument keuangan baru ini. * Nama-namanya mengandung misteri
seperti:

BITS CIRCUS’S JETS STARS

CAMP COINS LYONS STILTS

CARS DARTS SCOUTS TIGRS

Jumlah instrument yang banyak ini menimbulkan banyak permasalahan bagi FASB, karena garis batas antara
ekuitas dan kewajiban menjadi sangat kabur.

Kesulitan yang timbul dari sekuritas-sekuritas ini bagi akuntan adalah bahwa banyak daripadanya
mempunyai karakteristik baik utang maupun ekuitas. Satu contoh adalah saham preferen yang dapat ditebus
wajib di mana perusahaan harus melunasi modal pemegang saham pada suatu waktu yang ditentukan. Saham
preferen biasa mempunyai dividen yang tetap, yang membuatnya tampak bagi beberapa seperti pembayaran
bunga. Satu argumen yang menentang klasifikasi saham preferen biasa sebagai kewajiban adalah bahwa,
meskipun ada kesamaan antara dividend an bunga , tidak ada tanggal pembayaran seperti untuk obligasi.
Argumen ini tampak tidak berlaku dalam saham preferen yang dapat ditarik wajib. Apakah ini berarti bahwa
kelas saham preferen ini sebenarnya sejenis kewajiban ?

Contoh lain adalah utang konvertibel. Dalam kasus ini, pemegang utang ini mempunyai opsi untuk
menukar utang dengan saham perusahaan. Nilai dari opsi itu tergantung pada harga saham, yang membuat opsi
itu, secara tegas, merupakan bagian dari ekuitas pemegang saham. Haruskah utang itu dipisahkan, yaitu
menjuadi dua bagian neraca ? jika memang harus dipisahkan, bagaimana mengaitkan kedua bagian ini sehingga
pemakai akan mengetahui bahwa kedua bagian ini adalah satu? Jika tidak dipisahkan , apakah perlu dibuat
suatu bagian baru di neraca yang berjudul "sebagian utang, sebagian ekuitas?" seksi berikut berusaha untuk
mengidentifikasi beberapa dari banyak masalah yang terlibat .

Utang Konvertibel

Sekuritas utang seringkali diterbitkan bersama dengan ciri konvertibel. Ciri ini memungkinkan pemegangnya untuk
mengkonversi sertifikat obligasi itu menjadi sejumlah saham biasa tertentu pada setiap waktu sebelum keistimewaan
konversi berkahir. Ciri konvertibel umumnya memugkinkan penerbitnya untuk menjual obligasi semula pada harga
yang cukup jauh diatas dari apa yang dapat diperoleh dari obligasi konvertibel dengan suku bunga kontraktual yang
sama. Kendati banyak kemungkinan ciri dan hubungan alternative dapat ditemukan dalam kaitan dengan obligasi
convertible, umumnya yang berikut berlaku:

1. Suku bunga kontraktual cukup jauh di bawah suku bunga pasar untuk obligasi non konvertibel.
2. Harga konversi semula lebih besar dari harga pasar saham biasa.
3. Harga konversi tidak menurun sepanjang waktu kecuali sejauh diperlukan untuk melindungi pemegang
obligasi dari dilusi hak saham biasa ( seperti pemecahan saham atau dividen saham)

Dua pandangan telah diusulkan untuk perlakuan akuntansi atas utang dikonversi pada tanggal penerbitan dan untuk
laporan berikutnya dari beban bunga. Satu pandangan adalah bahwa utang convertible memiliki karakteristik baik
utang maupun ekuitas.

dikeluarkan karena harus disetujui oleh pemegang saham dari dilusi. Dua pendapat telah disetujui untuk
pembahasan akuntansi atas hutang konver- tibel pada tanggal persetujuan dan untuk pembahasan berikutnya dari
beban bunga. Suatu bagian, karenanya, yang berasal dari hasil penjual sekuritas harus dialokasikan ke keistimewaan
konversi dan dikredit ke modal disetor. Sisanya harus dialokasi ke utang, yang menghasilkan penyajian diskon utang
atau pengurangan premi utang. Jumlah yang ditetapkan untuk modal disetor dapat diukur sebagai kelebihan dari
jumlah yang diterima untuk sekuritas itu di atas harga estimasi yang dapat diperoleh untuk sekuritas serupa tanpa
segi konversi. Pandangan kedua adalah bahwa utang konvertibel harus diperlakukan semata sebagai utang dengan
tidak ada bagian hasil yang dialokasi ke ciri konvertibel. Ini merupakan rekomendasi dari APB 14.

Argumen utama untuk alokasi hasil diantara karakteristik utang dan ekuitas bersifat dua arah.. Satu adalah
bahwa nilai ekonomi dari ciri konversi ada sebagai elemen yang berbeda dari kontrak itu, yang berbeda dengan
utang. Yang kedua adalah bahwa pengukuran beban bunga harus didasarkan pada karakteristik utang saja. Meskipun
kedua argumen ini berkaitan dalam perlakuan akuntansi, hal itu akan dibahas secara terpisah. Argumen pelaporan
terpisah untuk bagian utangd ekuitas didasarkan pada alasan bahwa klasifikasi hasil dari penjualan sekuritas harus
dapat diperbandingkan dengan klasifikasi tradisional utang dan ekuitas Jika suatu jumlah benar-benar dibayarkan
untuk mendapatkan hak menjadi pe megang saham biasa pada suatu waktu di masa depan, ini serupa dengan per
jualan suatu opsi atau waran untuk pembelian saham biasa di masa depan pad harga tetap. Karena itu, jumlah yang
dibayarkan untuk keistmewaan konves harus diperhitungkan agar konsisten dengan perlakuan opsi saham atau
waran.
Demikian pula, penilaian bagian yang diklasifikasi sebagai utang harus mencerminkan hasil pasar untuk
utang serupa pada saat sekuritas itu dikeluarkan, yang kemudian akan konsisten dengan pelaporan obligasi
konvertibel. Pengungkapan diskon yang material pada obligasi akan relevan untuk membuat penyajiannya serupa
dengan sekuritas lain yang diklasifikasi sebagai utang jangka panjang. Akan tetapi, perhatikan bahwa dalam kasus
ini suatu penyesuaian harus dibuat untuk fakta bahwa diskon yang timbul dari alokasi ke ciri konversi mungkin tidak
dapat dikurangkan untuk memperoleh laba kena pajak.

Kesulitan utama dalam mengalokasi harga terbitan antara bagian utang dan ekuitas adalah bahwa penilaian
dan klasifikasi yang serupa dengan terbitan non- konvertibel memberi kesan kepada pembaca laporan keuangan
bahwa jumlah nominal diperkirakan akan dibayar pada tanggal jatuh tempo. Akan tetapi, jika harga pasar saham
biasa naik di atas harga konversi, pengharapan yang normal adalah bahwa obligasi itu tidak akan dibayarkan pada
tanggal jatuh tempo. Sampai obligasi itu dikonversikan, nilai nominal merupakan proteksi bagi pemegang sekuritas
terhadap kerugian akibat kebangkrutan atau reorganisasi; karenanya hal itu serupa dengan nilai likuidasi dari saham
preferen, meskipun dengan tingkat prioritas yang berbeda. Kesulitan lain adalah bahwa beban bunga yang
dilaporkan dalam metode ini tidak berkaitan dengan arus kas kontraktual, apakah konversi itu terjadi atau tidak. Jika
obligasi itu tidak dikonversi tetapi dibayarkan pada tanggal jatuh tempo, pengeluaran kas mencakup pembayaran
tahunan kontraktual dan nilai nominal pada tanggal jatuh tempo. Jika obligasi itu dikonversi, pengeluaran kas untuk
bunga juga menjadi jumlah yang dirinci di dalam kontrak sampai periode konversi. Dapat diperdebatkan bahwa
memperlakukan obligasi konver- tibel seolah bukan konvertibel tidak mengungkapkan arus kas yang berasal dari
obligasi itu dalam alternatif potensial manapun.

Argumen untuk memperlakukan terbitan obligasi hanya sebagai utang adalah bahwa utang dan
keistimewaan konversi tak dapat dipisahkan dan bahwa masalah praktis dalam menghitung penilaian untuk ciri
konversi dan bagian dari utang itu terlalu subyektif untuk berarti. Penilaian atas utang yang tak dapat dikonversi
tetapi serupa dalam hal-hal lain adalah sulit karena banyaknya ciri yang mungkin berbeda dalam kontrak obligasi
dan karena penilaian di pasar mungkin unik untuk risiko khusus dari perusahaan spesifik. Akan tetapi, Accounting
Principles Board, dalam APB 14, memberi bobot yang lebih besar pada ketidak-terpisahan utang dan opsi konversi.
Obligasi konvertibel adalah bentuk campuran dari sekuritas karena dalam seperangkat kondisi ciri konversi mungkin
merupakan atribut yang lebih relevan, tetapi dalam serangkaian kondisi lain bentuk utang mungkin menjadi lebih
penting.

Namun, perlakuan atas obligasi konvertibel semata sebagai utang, mempunyai beberapa kelemahan besar.
Memasukkan hasil dari sekuritas itu dalam klasifikasi utang jangka panjang mungkin menyesatkan karena pada
umumnya, dalam masa yang praktis, tidak diantisipasi bahwa hal itu akan pernah dilunasi sebagai utang. Dalam
banyak kasus, munkin merupakan maksud dari perusahaan memaksakan konversi pada suatu waktu di masa depan
dengan menarik oblioas ketika harga pasar di atas harga konversi. Dalam kebanyakan kasus lain, da tarik sekuritas
itu terletak terutama pada harapan bahwa harga pasar saham bias akan naik cukup berarti di atas harga konversi. Ciri
utang dianggap lebih sebagai proteksi dalam kondisi-kondisi yang buruk. Sesuai dengan itu, sekuritas utang
konvertibel lebih berbentuk ekuitas pemegang saham daripada utang jangka pan- jang. Karena itu, rekomendasi
dalam APB 14 untuk memperlakukan sekuritas its semata sebagai utang tidak konsisten dengan rekomendasi yang
dibuat dalam APB 15 bahwa hal itu harus diperlakukan sebagai saham biasa dalam perhitungan laba per saham
primer. Itu juga tidak konsisten dengan rekomendasi tambahan dalam APB 14 bahwa, jika utang konvertibel
dikeluarkan pada premi yang cukup besar, ada anggapan bahwa premi itu merupakan nilai ciri konversi dan hanus
dialokasikan ke modal disetor.

Rekomendasi APB 14 berkenaan dengan utang konvertibel juga tidak konsis- ten dengan rekomendasi
berkenaan dengan akuntansi untuk utang dengan war yang dapat dipisahkan untuk membeli saham. Dalam kasus
belakangan ini, die komendasikan bahwa hasil dari sekuritas utang yang diterbitkan dengan waran yang dapat
dipisahkan harus dial okasikan ke utang dan ke waran secara dan bahwa jumlah yang dialokasikan ke waran harus
diperlakukan sebagai modal disetor. Namun, utang konvertibel dan utang yang diterbitkan dengan waran yang dapat
dipisah pada dasarnya sama. Pemegang obligasi konvertibel dapat menjual sekuritas ini dan membeli obligasi non
konvertibel yang serupa, sama seperti pemegang utang dengan waran yang dapat dipisah bisa menjual waran itu dan
terus memegang obligasinya. Demikian pula, jika investor itu ingin memegang saham, obligasi konvertibel itu dapat
dikonversi, atau jika obligasi dengan waran yang dapat dipisah ditahan, hasil dari penjualan obligasi dapat
digunakan u membeli saham dengan waran. Dari sudut pandang perusahaan, hal itu pada dasarnya juga sama karena,
jika waran yang dapat dipisah itu digunakan, ia juga dapat menggunakan hasilnya untuk menarik atau menebus
obligasi tersebut Karena itu, kedua tipe sekuritas harus diperlakukan secara sama. Tidak konsisten untuk
memperlakukan salah satu hanya sebagai utang sementara yang lain diper lakukan baik sebagai utang dan sebagai
ekuitas.

Alternatif pada kedua solusi yang dibahas di atas adalah menciptakan suatu klasifikasi antara utang jangka
panjang dan ekuitas pemegang saham untuk obli gasi konvertibel dan juga waran yang dapat dipisah. Kesulitan
utama dalam akuntansi adalah upaya yang berkelanjutan untuk menyesuaikan situasi-situsesi baru ke dalam cetakan
lama yang sama. Tetapi, suatu klasifikasi baru juga akan memerlukan suatu jenis pengungkapan beban bunga di
laporan rugi laba. Tetapi suatu pengungkapan yang jelas atas beberapa atribut sekuritas utang konvertibel dan utang
dengan waran yang dapat dipisah akan memberikan gambaran yang lebih informatif atas hasil yang mungkin
diperoleh. Hal itu akan memungkinkan investor dan kreditor untuk meramalkan pengeluaran masa depan yang
mungkin diperlukan dan hubungan potensial dari sekuritas itu terhadap sekuritas yang ada di perusahaan, termasuk
dilusi potensial dari laba per saham.

Anda mungkin juga menyukai