Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PENGUJIAN MATERIAL

REVIEW ASTM-08
Pengujian Material - 01

Dosen Pengampu: Dr. Dwi Marta Nurjaya S.T., M.T.

Disusun Oleh:

Rocardo Fiipadhlillah Chang (1606822945)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2018
E8 – TENSION TESTING
Metode uji ini meliputi pengujian tarik untuk menetukan yield strength, yield point
elongation, tensile strength, elongation dan reduction of area.

A. Penjelasan dan kegunaan

Memberikan informasi seberapa kuat dan ulet suatu material ketika diberikan beban
tarik uniaksial, yang digunakan untuk manajemen mutu, perbandingan untuk pemilihan
material, pembuatan alloy, dan desain.

B. Peralatan yang digunakan

1. Testing Machines
Mesin uji untuk menentukan yield strength dan tensile strength.
2. Gripping Devices
Digunakan untuk menjepit sampel pada Testing Machine selama pengujian
berlangsung, dan meneruskan gaya yang diberikan oleh Testing Machine terhadap
specimen uji. Ada beberapa jenis grips, digunakan sesuai dengan bentuk spesimen,
contohnya wedge grips untuk spesimen berbentuk plat.
3. Extensometer
Digunakan untuk menentukan yield behavior pada material.

C. Spesimen Uji

a. Ukuran Spesimen
Spesimen dapat berupa full size atau machined, tergantung spesifikasi produk untuk
material yang diuji.
b. Lokasi
Sumbu spesimen uji diletakkan dengan ketentuan:
 Di pusat produk, sekitar 1 ½ inchi atau kurang untuk ketebalan, diameter dan
jarak antar flat yang tidak terlalu besar.
 Pertengahan antara pusat dengan permukaan produk, diatas 1 ½ inchi untuk
diameter, ketebalan, dan jarak antar flat.
c. Specimen Machining
Reduction section dari sampel yang telah dipreparasi harus bebas dari coldwork,
goresan, chatter marks, burrs, permukaan kasar, overheating, atau kondisi apapun yang
mempengaruhi sifat yang akan ditentukan.
d. Specimen Surface Finish
Karena bagian material yang diuji selalu bagian permukaannya, maka bagian
permukaan yang selesai diuji harus memenuhi spesifikasi produk.
e. Spesimen Pelat
Tebal spesimen kurang lebih 3/16 inchi.
f. Spesimen lembaran (Sheet)
Tebal spesimen kurang lebih 0,005 sampai ¾ inchi.

g. Round Speciment
Diameter/ketebalan standar spesimen sebesar 0,500 inch.

h. Spesimen yang memilki bentuk sheet, strip, flat wire, and plat
i. Spesimen yang memilki bentuk wire, rod, dan bar
Gage length yang digunakan untuk pengukuran elongasi, diameternya harus kurang
dari 1/8 inchi. Jika diameter spesimen lebih dari 1.8 inchi, maka besar gage length harus
lebih besar 4 kali lipatnya. Jika persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka gunakan
metode Full-Cross Section (mereduksi bagian uji dengan kertas yang abrasif tanpa
merubah bentuk spesimen).
j. Spesimen Pipe dan Tube
Untuk tube berukuran kecil (diameter kurang lebih 1 inchi), gunakan uji tension standar
dari full-size turbular section. Untuk tube berukuran besar (yang tidak dapat diuji
dengan full section), spesimen harus dipotong seperti gambar dibawah.
Jika ketebalan dinding tabung kurang dari ¾ inchi, atau spesimen kecil tapi
berukuran standar ½ inchi, spesimen tetap dapat digunakan. Gunakan
transverse tension test untuk tube dengan ketebalan dinding dibawah ¾ inchi.
k. Spesimen untuk Forging
Gunakan spesimen round, yang berdiameter standar 0,500 inch.
l. Spesimen untuk Casting
Gunakan spesime standar yang sesuai dengan spesifikasi produk.

D. Prosedur Pengujian

a. Preparasi mesin uji


Mesin uji harus “dipanaskan” sampai ke suhu operasi normal untuk meminimalkan
kesalahan yang mungkin timbul dari kondisi awal.
b. Pengukuran dimensi dari mesin uji
 Untuk menentukan luas penampang dari spesimen uji, ukur dimensi luas
penampang dari pusat reduced section.
 Tentukan weight ke kisaran 0,5% terdekat atau kurang.
 Luas penampang dapat dihitung dengan rumus:

c. Gage length marking dari spesimen uji


Penandaan gage length pada spesimen harus dicap dengan pukulan ringan, ditulis tipis-
tipis dengan divider atau digambar dengan tinta terentu.
d. Kalibrasi mesin uji (Zeroing)
Mesin uji harus disetting sedemikian rupa sehingga angka nol pada mesin menandakan
gaya sebesar nol pada spesimen.
e. Gripping (mencengkram) spesimen uji
Hindari menjepit di bagian reduced section, karena dapat mempengaruhi hasil uji.
f. Kecepatan Uji
Kondisi yang diperhatikan : tingkat regangan spesimen, tingkat stress spesimen,
seberapa besar jarak antar kepala mesin uji selama percobaan, waktu yang digunakan
untuk menyelesaikan sebagian atau keseluruhan uji, kecepatan free cross-head.
g. Penentuan yield strength
Gunakan extensometer untuk menentukan nilai yield strength. Yield strength ditentukan
dengan metode offset, metode extension-under-load, metode autografis diagram,
metode halt-of-the-the-force. Dapat juga dengan mencatat stress yang sesuai dengan
gaya maksimum pada onset dari discontinous yield, dan mencatat tegangan maksimum
dari gaya maksimum selama discontinous yielding.
h. Penentukan titik yield saat elongasi (yield point elongation)
Yield point elongation ditentukan mengukur selisih antara strain diantara upper yield
strength dan onset dari uniform strain hardening.
i. Uniform Elongation
Uniform Elongation harus termasuk elongasi plastis dan elongasi elastis. Ditentukan
dengan metode autografis dengan extensometer. Uniform elongation ditentukan dengan
melihat titik maksimum gaya dari data yang didapat selama pengujian.
j. Tensile Strength
Dihitung dengan membagi gaya maksimum yang didapat spesimen selama pengujain
dengan luas area spesimen yang sesungguhnya.
k. Elongasi
Perhatikan gage length awal dan persentase kenaikan panjang spesimen, lalu elongasi
dpaat diukur dengan rumus:

l. Menentukan area reduksi


Untuk menghitung reduction of area pada spesimen dengan cross section berbentuk
circular, sesuaikan kedua ujung specimen yang patah terlebih dahulu, ukur reduksi
diameter untuk mendapatkan nilai reduction of area. Sedangkan untuk cross section
berbentuk persegi panjang, sesuaikan kedua ujung specimen yang patah terlebih
dahulu, kemudian ukur ketebalan dan lebar cross section minimal.

E. Faktor yang mempengaruh hasil akhir uji tarik

a. Kepresisian dari uji tarik untuk menentukan strength dan ductility dipengaruhi oleh
faktor instrumental dan material, seperti persiapan spesimen dan kesalahan pengukuran
/ pengujian. Faktor instrumental seperti kekakuan, kapasitas redaman, natural
frequency, kesejajaran grip, kesesuaian dan kalibrasi ekstensometer, dan disipasi panas.
Faktor dari material itu sendiri, misalnya homogenitas spesimen, skema sampling, dan
persiapan spesimen. Kesalahan pengukuran dapat disebabkan oleh extensometer,
verifikasi pada gaya pengujian, mikrometer, dividers, dan komponen alat uji lainnya.
b. Konsistensi dari hasil akhir pengujian berulang dipengaruhi oleh homogenitas material,
kemampuan spesimen untuk pengujian ulang (repeatablity of speciment preparation),
kondisi uji, dan pengukuran parameter uji tarik.
c. Dimensi dari spesimen uji juga berpengaruh terhadap hasil uji. Untuk spesimen yang
berbentuk silindris atau balok, menguabh ukuran spesimen akan memberi efek pada
nilai upper yield strength, elongasi dan reduction area.

Anda mungkin juga menyukai