Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Metabolisme atau metabolismos merupakan seluruh reaksi kimia yang terjadi pada
suatu organisme termasuk pada tingkat paling kecil atau seluler. Pemahaman lebih
mudahnya, metabolisme adalah proses pembentukan atau pembuatan energi yang
dibutuhkan tubuh pada makhluk hidup. Dengan kata lain, metabolisme dapat
diartikan sebagai suatu proses dimana zat gizi yang masuk pada tubuh makhluk
hidup diubah menjadi energi. Selanjutnya energi yang dihasilkan oleh proses
metabolisme digunakan untuk segala jenis kegiatan, mulai dari bernafas, berpikir
hingga kegiatan fisik.

Dari pengertian ini tak heran jika metabolisme tubuh yang buruk juga akan membuat
kondisi tubuh tidak maksimal, baik dalam pelaksanaan kegiatan fisik maupun yang
berkaitan dengan sistem pemikiran. Sayangnya, saat ini masih begitu banyak orang
yang menganggap jika metabolisme sama dengan proses pencernaan. Padahal
perlu Anda ketahui jika kedua proses ini sama sekali tidak sama. Pencernaan sendiri
merupakan proses pemecahan serta pengolahan makanan setelah masuk ke dalam
tubuh menjadi gizi. Jadi proses metabolisme terjadi setelah proses pencernaan.
Proses pencernaan sendiri dimulai ketika makanan masuk dalam mulut, kemudian
dihancurkan menggunakan gigi kemudian masuk pada kerongkongan dan diolah
pada lambung.

Pada tahapan ini makanan yang telah dilumatkan kemudian akan diambil zat gizinya
dan diubah menjadi energi yang dibutuhkan tubuh. Sedangkan pada proses
metabolisme tubuh, zat gizi yang didapatkan dari makanan seperti karbohidrat akan
diubah menjadi energi sehingga dapat digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-
hari. Metabolisme yang diartikan sebagai perubahan yaitu dari zat gizi menjadi
energi juga sering kali diartikan sebagai proses kimia yang dilakukan secara alami
oleh tubuh. Proses kimia ini antara lain adalah pengubahan senyawa komplek

hal| 1
teori :
1.Jan Baptista – Fotosintesis sebagian ditemukan pada tahun 1600-an oleh Jan
Baptista van Helmont, seorang ahli kimia Belgia, ahli fisiologi dan dokter. Helmont
telah melakukan percobaan 5 tahun yang melibatkan pohon willow yang ia ditanam
di pot dengan tanah dan juga ditempatkan dalam lingkungan yang terkendali.Pohon
willow dengan hati-hati dan disiram selama periode 5 tahun. Pada akhir
eksperimennya Helmont menyimpulkan bahwa pertumbuhan pohon merupakan hasil
dari nutrisi yang telah diterima dari air.Kesimpulan Helmont merupakan akurat tapi
eksperimennya membuktikan bahwa air memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan tanaman.

2.Joseph Priestley – Joseph Priestley merupakan ilmuwan lain yang berkontribusi


pada penemuan fotosintesis. Dia lahir pada tahun 1733 dan kemudian menjadi
seorang ahli kimia, menteri, filsuf alam, pendidik dan ahli teori politik.Eksperimen
dari Joseph Priestley termasuk menempatkan lilin menyala di dalam stoples
tertutup.Kemudian pada tahun 1774, hasil eksperimen Priestley diterbitkan dalam
buku yang berjudul“Percobaan dan Pengamatan dari jenis yang berbeda dari Air,
Volume I.”Meskipun Priestley tidak tahu pada saat itu, eksperimen membuktikan
bahwa udara mengandung oksigen.

3.Jan Ingenhousz – Jan Ingenhousz, ilmuwan lain yang telah berkontribusi pada
penemuan fotosintesis. Dia merupakan seorang ahli kimia Belanda, biologi dan
fisiologi yang melakukan eksperimen penting di akhir 1770-an yang membuktikan
bahwa tanaman menghasilkan oksigen.Ingenhousz kemudian ditempatkan terendam
tanaman di sinar matahari dan kemudian di tempat teduh.Dia menyadari bahwa
gelembung kecil yang telah diproduksi oleh tanaman ketika mereka berada di bawah
sinar matahari.Ketika mereka telah dipindahkan ke gelembung warna yang tidak lagi
diproduksi oleh tanaman ini.Ingenhousz kemudian menyimpulkan bahwa tanaman
dapat menggunakan cahaya dalam menghasilkan oksigen.

hal| 2
4.Jean Senebier – Pada tahun 1796, Jean Senebier, seorang ahli botani Swiss,
pendeta dan juga naturalis menunjukkan bahwa tanaman menyerap karbon dioksida
dan melepaskan oksigen dengan bantuan sinar matahari.Pada awal tahun 1800-an
Nicolas-Theodore de Saussure menunjukkan bahwa sementara tanaman
membutuhkan karbon dioksida, peningkatan massa tanaman yang tumbuh bukanlah
hasil dari karbon dioksida saja tetapi juga dari penyerapan air.

5.Julius Robert Mayer – Pada tahun 1840-an Julius Robert Mayer, seorang dokter
asal Jerman dan fisikawan, menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau
dihancurkan. Hal ini dikenal dengan hukum pertama termodinamika.Dia
mengusulkan bahwa tanaman mengubah energi cahaya menjadi energi kimia.

6.Julius Sachs – Pada 1862-1864 Julius Sachs menyelidiki bagaimana pati


diproduksi di bawah pengaruh cahaya dan dalam hubungannya dengan klorofil. Ini
akhirnya dapat menyebabkan dia menulis persamaan umum untuk fotosintesis
(6CO2+6H2O2→ (dengan energi cahaya) C6H12O6+6O2/).

B. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian dari metabolisme?
2. Apa saja yang termasuk dalam fotosintesis?
3. Apa saja yang termasuk dalam respirasi sel?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu metabolism.
2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam fotosintesis.
3. Untuk mengehathui apa saja yang termasuk dalam respirasi sel .

hal| 3
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Metabolisme
Metabolisme atau metabolismos merupakan seluruh reaksi kimia yang terjadi pada
suatu organisme termasuk pada tingkat paling kecil atau seluler. Pemahaman lebih
mudahnya, metabolisme adalah proses pembentukan atau pembuatan energi yang
dibutuhkan tubuh pada makhluk hidup. Dengan kata lain, metabolisme dapat
diartikan sebagai suatu proses dimana zat gizi yang masuk pada tubuh makhluk
hidup diubah menjadi energi. Selanjutnya energi yang dihasilkan oleh proses
metabolisme digunakan untuk segala jenis kegiatan, mulai dari bernafas, berpikir
hingga kegiatan fisik.

Dari pengertian ini tak heran jika metabolisme tubuh yang buruk juga akan membuat
kondisi tubuh tidak maksimal, baik dalam pelaksanaan kegiatan fisik maupun yang
berkaitan dengan sistem pemikiran. Sayangnya, saat ini masih begitu banyak orang
yang menganggap jika metabolisme sama dengan proses pencernaan. Padahal
perlu Anda ketahui jika kedua proses ini sama sekali tidak sama. Pencernaan sendiri
merupakan proses pemecahan serta pengolahan makanan setelah masuk ke dalam
tubuh menjadi gizi. Jadi proses metabolisme terjadi setelah proses pencernaan.
Proses pencernaan sendiri dimulai ketika makanan masuk dalam mulut, kemudian
dihancurkan menggunakan gigi kemudian masuk pada kerongkongan dan diolah
pada lambung.

Pada tahapan ini makanan yang telah dilumatkan kemudian akan diambil zat gizinya
dan diubah menjadi energi yang dibutuhkan tubuh. Sedangkan pada proses
metabolisme tubuh, zat gizi yang didapatkan dari makanan seperti karbohidrat akan
diubah menjadi energi sehingga dapat digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-
hari. Metabolisme yang diartikan sebagai perubahan yaitu dari zat gizi menjadi
energi juga sering kali diartikan sebagai proses kimia yang dilakukan secara alami

hal| 4
oleh tubuh. Proses kimia ini antara lain adalah pengubahan senyawa komplek
menjadi senyawa yang lebih sederhana ataupun sebaliknya. Pada ulasan berikut,
akan dijabarkan secara lengkap bagaimana proses metabolisme tubuh, apa
fungsinya, macam-macam metabolisme hingga bagaimana cara meningkatkan
metabolisme.

B.Proses Metabolisme Tubuh

Sebelum zat gizi yang Anda peroleh dari makanan diolah menjadi energi, perlu Anda
ketahui jika setiap gizi memiliki memiliki proses metabolisme yang berbeda. Ya,
proses metabolisme tubuh dibagi dalam 3 bagian yang masing-masing dibedakan
berdasarkan zat gizi yang diubah.

1.Metabolisme Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi bagi tubuh yang tersusun atas 3 unsur yaitu
oksigen, hidrogen serta karbon.Selain itu karbohidrat juga merupakan zat gizi yang
sangat dibutuhkan tubuh untuk menjaga stamina dan energi. Zat gizi satu ini bisa
Anda dapatkan dari berbagai jenis bahan pangan, mulai dari beras jagung, gandum
dan bahan pangan pokok lainnya.
Adapun fungsi karbohidrat yaitu sebagai berikut:
 Sumber energi, mengingat karbohidrat sendiri tersusun atas glukosa dan
seperti yang Anda ketahui jika glukosa merupakan sumber energi utama

hal| 5
tubuh. Pada 1 gram glukosa Anda akan mendapatkan 4,1 gram kalori dan
jumlah ini memberikan pengaruh yang begitu besar pada tubuh.
 Pembentuk senyawa lain, semisal asam lemak. Senyawa ini juga
memberikan pengaruh penambahan energi yang cukup besar pada tubuh.
 Penyusun gen, mungkin belum banyak diantara Anda yang tahu jika
karbohidrat dapat berfungsi sebagai penyusun gen pada inti sel. Gen sendiri
memiliki fungsi sebagai pewaris sifat dari induk pada anak, dan pada terdiri
dari susunan dua karbohidrat yaitu RNA dan DNA.
2. Metabolisme Lemak

Selain karbohidrat, tubuh juga sangat membutuhkan lemak dalam jumlah yang
cukup besar.Zat gizi yang terdiri dari susunan gliserol dan asam lemak ini juga bisa
disebut sebagai makronutrien. Ciri lemak yang sangat dibutuhkan tubuh antara lain
adalah tidak larut dalam air, namun dengan pengecualian yaitu ketika pelarutnya
menggunakan benzena maka lemak tetap masih bisa larut.
Bukan hanya disebut sebagai makronutrien, lemak juga sering disebut sebagai
trigiserida, yaitu sumber energi lain selain karbohidrat serta memiliki hubungan
dengan asam lemak lainnya.
Untuk metabolisme lemak sendiri merupakan proses kimiawi yang dibarengi dengan
proses katabolic serta proses anabolic dan dapat menghasilkan energi dalam jumlah
besar. Pada kedua proses ini lemak akan menghasilkan zat trigliserida, hormon dan
badan keton

hal| 6
3. Metabolisme Protein

Zat gizi yang dalam bahasa Yunani disebut polimer ini merupakan senyawa
kompleks dari minomer asam amino. Sedangkan metabolisme protein adalah
sebuah proses deskripsi serta fisik dan proses kimia yang akan membantu
pembentukan asam amino menjadi protein. Ya asam amino merupakan penyusun
protein yang memiliki kandungan nitrogen. Bukan hanya berfungsi sebagai sumber
energi namun sintesis asam amino juga sangat dibutuhkan tubuh karena sifatnya
yang dapat membantu pembentukan senyawa penting lain, semisal histamin,
nukleotida dan neurotramitter. Di dalam tubuh, hati adalah organ yang digunakan
untuk memecah protein kemudian mendistribusikan asam amino ke seluruh tubuh.
Bahkan hati juga berfungsi sebagai organ pembuang ketika proses metabolisme.

C. Fungsi Metabolisme
Pada penjelasan di atas sudah ada gambaran bukan bagaimana keberlangsungan
hidup tanpa metabolisme. Benar sekali, keberlangsungan hidup makhluk hidup
sangat tergantung dengan metabolisme mengingat proses ini menghasilkan energi
yang dapat digunakan untuk seluruh kegiatan.Tak hanya itu, metabolisme juga
memiliki fungsi lain yang tak kalah pentingnya bagi tubuh, seperti.
 Mengganti Sel yang Rusak
Pada proses metabolisme protein, akan terjadi perubahan dua buah senyawa yaitu
polimer dan monomer asam amino. Polimer sendiri merupakan protein yang memiliki

hal| 7
beragam fungsi seperti membentuk struktur sel dan mengganti sel yang rusak,
sehingga dengan proses metabolisme protein, kerusakan sel atau jaringan pada
tubuh dapat diatasi dengan cepat.
 Respirasi Jaringan pada Tubuh
Fungsi ini bisa Anda dapatkan ketika proses metabolisme tubuh dalam kondisi baik
dan maksimal, serta asupan gizi yang dibutuhkan tubuh terpenuhi dengan baik.
 Pertumbuhan Jaringan Tubuh
Perlu Anda ketahui, hampir semua zat gizi yang masuk dalam tubuh makhluk hidup
memiliki satu fungsi yang sama yaitu untuk pertumbuhan jaringan tubuh. Jadi ketika
zat gizi dapat diubah menjadi energi, maka pertumbuhan jaringan juga akan terjadi
secara otomatis.
 Penyusun Unit Pembangun Sel
Tak hanya berfungsi untuk mengganti sel yang rusak, namun metabolisme juga
berfungsi untuk menyusun unit pembangun sel, khususnya metabolisme protein.

D. Macam-Macam Metabolisme
Energi yang dihasilkan untuk tubuh tidaklah melalui proses yang singkat dan cepat,
melainkan harus melalui proses panjang dan membutuhkan tahapan yang cukup
banyak. Oleh sebab itu, pada tahap metabolisme sendiri terbagi menjadi dua macam
yaitu katabolisme dan anabolisme.
Katabolisme adalah suatu proses penguraian atau pemecahan senyawa dari bentuk
kompleks menjadi lebih sederhana. Proses pemecahan ini dilakukan ketika
katabolisme mendapat bantuan enzim yang terdapat pada tubuh makhluk hidup.
Sedangkan anabolisme merupakan sebuah proses penyusunan atau pembentukan
senyawa sederhana menjadi lebih kompleks atau biasa disebut makromolekul. Jadi
bisa disimpulkan jika kedua macam metabolisme ini memiliki makna yang saling
berseberangan, dimana pembedanya terdapat pada proses dan energi yang
dihasilkan.
1. Katabolisme

hal| 8
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, jika katabolisme merupakan proses
perubahan senyawa kompleks menjadi lebih sederhana. Untuk fungsinya sendiri
adalah untuk menyediakan bahan baku pada proses sintesis yang dilakukan molekul
lain.
Berikutnya katabolisme juga memiliki fungsi sebagai penyedia energi yang
dibutuhkan aktivitas sel. Pada proses ini katabolisme melakukan reaksi oksidasi
menggunakan energi bebas dan menggunakan bantuan enzim.
katabolisme juga terbagi menjadi empat tahap yaitu dekarbosilasioksidatif, glikolisis,
tansport elektron dan siklus asam sitrat. Tahap glikosis terjadi pada sitoplasma
dengan substrat glukosa serta menghasilkan 2 ATP, 2 NADH dan 2 asam piruvat.
Proses ini juga sering kali diartikan sebagai tahap pengubahan glukosa menjadi
molekul piruvat yang selanjutnya menghasilkan ATP dan NADH.

Fungsi dari kedua senyawa tersebut adalah untuk menyimpan energi dan NADH
untuk transport electron. Pada tahap berikutnya yaitu dekarbosilasi oksidatif terjadi di
mitokondria dengan subsrat asam piruvat serta hasil asetil CO-A. Proses ini juga
bisa terjadi pada intermembram mitokondria. Senyawa yang dihasilkan pada proses
dekorboksilasi oksidatif atau DO antara lain adalah asetil CO-A. Kemudian proses
siklus asam sitrat yaitu sebuah proses yang terjadi di matriks mitokondria dengan
subsrat NADH2 serta ATP. Proses ini akan menghasilkan berbagai senyawa seperti
NADH 6, 1 ATP, 1 FADH dan 4 CO2.

hal| 9
proses yang juga sering disebut sebagai siklus krebs ini juga menghasilkan elektron
dalam jumlah besar. Yang terakhir yaitu proses transport electron atau biasa disebut
dengan panen energi dari hasil FADH2 dan NADH. Pada tahap ini, jumlah ATP yang
dihasilkan jauh lebih banyak dibandingkan pada proses lainnya. Tak cukup disini,
proses transfer electron juga akan membentuk senyawa air atau H2O.
2. Anabolisme

Berbanding terbalik dengan katabolisme, bagian dari metabolisme satu ini justru
mengubah senyawa sederhana menjadi lebih kompleks.Tahap perubahan senyawa
tersebut harus didukung dengan energi kimia seperti cahaya, yang mana fungsinya
adalah untuk mengikat berbagai senyawa sederhana sehingga dapat membentuk
suatu senyawa kompleks.
Anabolisme terdiri dari 3 tahap, yaitu:
 Produksi monosakarida, nukleotida dan asam amino. Monosakarida sendiri
merupakan sebuah senyawa paling sederhana dari karbohidrat seperti
glukosa yang memiliki rasa manis. Sedangkan asam amino merupakan
monomer protein dan nukleotida adalah suatu molekul dari gugus gula serta
basa penyusunnya ialah purin dan pirmidin.
 ATP yang juga digunakan sebagai sumber energi pada proses pengubahan
asam amino, nukleotidan dan monosakarida menjadi bentuk yang reaktif.

hal| 10
 Asam amino, nukleotida dan monosakarida reaktif diubah dalam bentuk
molekul kompleks.
Molekul kompleks dari asam amino ialah protein, nukleotida, asam nukleat dan lipid
serta monosakarida adalah polisakarida.

E. Cara Meningkatkan Metabolisme Tubuh


Untuk mendapatkan seluruh fungsi metabolisme, satu-satunya cara yang bisa Anda
lakukan adalah meningkatkan metabolisme. Nah berikut beberapa cara untuk
meningkatkan metabolisme tubuh.
 Berolahraga
Selama ini mungkin Anda mengenal olahraga sebagai suatu kegiatan fisik yang
berfungsi untuk menjaga kebugaran tubuh. Namun dibalik fungsi utamanya tersebut
olahraga juga memiliki fungsi lain seperti meningkatkan metabolisme
tubuh.Pembakaran kalori yang terjadi selama Anda melakukan olahraga akan
membuat tubuh melakukan metabolisme lebih baik demi memenuhi kebutuhan kalori
atau energi. Selain itu pembakaran kalori juga sangat berperan dalam pembentukan
massa otot.
 Memperbanyak Konsumsi Air Putih
Sudah bukan rahasia lagi jika air putih memiliki begitu banyak manfaat bagi
tubuh.Bahkan 80% dari tubuh Anda merupakan air. Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya air bagi tubuh, hingga ketika presentase air dalam tubuh menurun drastis
maka akan muncul sebuah masalah kesehatan, seperti dehidrasi.
Rutin mengkonsumsi air putih sebanyak 8 liter perhari ternyata ampuh menjaga dan
memenuhi kebutuhan cairan harian Anda.Selain itu 8 liter air yang Anda konsumsi
setiap harinya juga dapat meningkatkan metabolisme hingga 40%.
 Hindari Minuman Bersoda
Jika Anda disarankan untuk memperbanyak konsumsi air putih, namun tidak dengan
minuman bersoda.minuman yang sudah melalui proses karbonasi ini sangat rentan
mengakibatkan perut Anda terasa kembung juga memperlambat proses
metabolisme.

hal| 11
Satu lagi efek buruk minuman bersoda, khususnya bagi Anda yang sedang dalam
program diet yaitu dapat meningkatkan nafsu makan. Benar sekali, minuman
bersoda ternyata dapat membuat Anda ingin terus mengkonsumsi makanan manis
yang mana makanan tersebut memiliki kandungan kalori tinggi.
 Makan Bergizi
Makanan bergizi tentu sangat erat kaitannya dengan metabolisme, dimana proses
perubahan gizi menjadi energi ini sangat membutuhkan makanan sebagai
sumbernya. Namun yang perlu Anda perhatikan adalah jenis makanan yang
dikonsumsi. Pastikan jika Anda hanya mengkonsumsi makanan dengan kandungan
gizi terbaik. Pada proses metabolisme sendiri beberapa jenis zat gizi yang sangat
dibutuhkan antara lain adalah karbohidrat, lemak baik dan protein. Bahkan bagi
Anda yang sedang diet, beberapa jenis zat gizi tersebut juga sangat ampuh
membantu menurunkan berat badan secara alami.

Benar saja, ketika Anda banyak mengkonsumsi makanan dengan kandungan lemak
baik, kecenderungan untuk mengkonsumsi cemilan kaya kalori akan semakin
menurun. Tak hanya itu, makanan bergizi juga dibutuhkan tubuh untuk menjaga
kesehatan organ dan sebagai sarana pencegahan berbagai penyakit berbahaya.Nah
makanan yang perlu Anda konsumsi setiap harinya tentu harus lengkap yaitu 4
sehat 5 sempurna atau terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah dan
susu sebagai pelengkapnya. Pengolahan makanan pun harus diperhatikan dengan
baik agar kandungan gizi di dalamnya tidak rusak. Bahkan beberapa proses
memasak juga akan mengakibatkan hilangnya zat gizi sehingga yang Anda
konsumsi hanyalah makanan tanpa kandungan gizi.
 Mengkonsumsi Teh Hijau
Jika Anda penggemar makanan khas Jepang pasti sudah tidak asing dengan cita
rasa teh hijau.Minuman organic dengan aroma harum ini kini sudah banyak dikemas
dalam bentuk yang lebih menarik dan kekinian. Sebut saja thai tea matcha yang
menggunakan campuran bubuk teh hijau sebagai perasannya.

hal| 12
F. Proses Fotosintesis
Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup. Berbeda dengan organisme
lain, tumbuhan dapat menghasilkan makanan sendiri lewat proses fotosintesis.
Reaksi fotosintesis bisa terjadi karena beberapa faktor di antaranya yaitu klorofil dan
cahaya matahari. Sebagai salah satu jenis makhluk hidup, tumbuhan memang
dapat memenuhi syarat dan ciri-ciri makhluk hidup lainnya seperti bernapas,
bergerak dan berkembang biak.Namun ada 1 hal yang membedakan antara
tumbuhan dengan makhluk hidup lain seperti manusia dan hewan, yakni
kemampuan tumbuhan untuk membuat makanan sendiri.Tumbuhan
termasuk organisme autotrof yang dapat membuat makanan sendiri lewat
proses fotosintesis. Fotosintesis merupakan reaksi kimia yang terjadi dengan
memanfaatkan cahaya matahari untuk bisa menghasilkan makanan yang
dibutuhkan oleh tumbuhan. Di bawah ini akan kami jelaskan sedikit tentang
proses fotosintesis meliputi pengertian dan definisi, proses terjadinya
fotosintesis dari awal sampai selesai, faktor yang mempengaruhi, bahan-
bahan yang dibutuhkan serta persamaan reaksi dan rumus fotosintesis dalam
bentuk gambar.
a. Pengertian Fotosintesis

Pengertian fotosintesis merupakan suatu proses biokimia pembentukan zat


makanan seperti karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan
yang mengandung zat hijau daun atau disebut denganklorofil. Sementara arti

hal| 13
fotosintesis menurut KBBI yaitu pemanfaatan energi cahaya matahari oleh
tumbuhan berhijau daun atau bakteri untuk mengubah karbondioksida dan air
menjadi karbohidrat.Definisi fotosintesis secara umum merupakan proses tumbuhan
dalam membuat makanan sendiri dengan memanfaatkan cahaya matahari.

b. Fungsi Fotosintesis
Fungsi utama fotosintesis yaitu untuk memproduksi zat makanan berupa
glukosa.Glukosa menjadi bahan bakar dasar pembangun zat makanan lainnya,
yakni lemak dan protein yang ada di dalam tubuh tumbuhan.Zat-zat ini menjadi
makanan bagi mahluk hidup seperti hewan maupun manusia.Oleh karena itu,
kemampuan tumbuhan mengubah energi cahaya (sinar matahari) menjadi energi
kimia (zat makanan) dan selalu menjadi mata rantai makanan.

Fotosintesis membantu membersihkan udara, yakni mengurangi kadar CO2 (karbon


dioksida) di udara karena CO2 merupakan bahan baku dalam proses fotosintesis.
Sebagai hasil akhirnya, selain zat makanan yaitu O2 (Oksigen) yang sangat
dibutuhkan untuk kehidupan.Kemampuan tumbuhan untuk berfotosintesis selama
masa hidupnya dapat menyebabkan sisa-sisa tumbuhan yang hidup masa lalu
tertimbun di dalam tanah selama berjuta-juta tahun menjadi batubara menjadi salah
satu sumber energi saat ini.

c. Penemuan Fotosintesis
Fotosintesis merupkaan proses di mana tanaman dan beberapa organisme hidup
lainnya memperoleh energi dari sumber-biasanya cahaya matahari.Meskipun proses
penting ini telah ada pada sejak awal waktu, semua orang benar-benar menyadari
keberadaannya, dan itu tidak ditemukan sampai tahun 1800-an.Beberapa ilmuwan
yang berbeda selama periode lebih dari 200 tahun telah memberikan kontribusi
terhadap penemuan fenomena alam tentang fotosintesis ini.Berikut merupakan para
tokoh-tokoh yang menemukan proses fotosintesis :

hal| 14
1.Jan Baptista – Fotosintesis sebagian ditemukan pada tahun 1600-an oleh Jan
Baptista van Helmont, seorang ahli kimia Belgia, ahli fisiologi dan dokter. Helmont
telah melakukan percobaan 5 tahun yang melibatkan pohon willow yang ia ditanam
di pot dengan tanah dan juga ditempatkan dalam lingkungan yang terkendali.Pohon
willow dengan hati-hati dan disiram selama periode 5 tahun. Pada akhir
eksperimennya Helmont menyimpulkan bahwa pertumbuhan pohon merupakan hasil
dari nutrisi yang telah diterima dari air.Kesimpulan Helmont merupakan akurat tapi
eksperimennya membuktikan bahwa air memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan tanaman.

2.Joseph Priestley – Joseph Priestley merupakan ilmuwan lain yang berkontribusi


pada penemuan fotosintesis. Dia lahir pada tahun 1733 dan kemudian menjadi
seorang ahli kimia, menteri, filsuf alam, pendidik dan ahli teori politik.Eksperimen
dari Joseph Priestley termasuk menempatkan lilin menyala di dalam stoples
tertutup.Kemudian pada tahun 1774, hasil eksperimen Priestley diterbitkan dalam
buku yang berjudul“Percobaan dan Pengamatan dari jenis yang berbeda dari Air,
Volume I.”Meskipun Priestley tidak tahu pada saat itu, eksperimen membuktikan
bahwa udara mengandung oksigen.

3.Jan Ingenhousz – Jan Ingenhousz, ilmuwan lain yang telah berkontribusi pada
penemuan fotosintesis. Dia merupakan seorang ahli kimia Belanda, biologi dan
fisiologi yang melakukan eksperimen penting di akhir 1770-an yang membuktikan
bahwa tanaman menghasilkan oksigen.Ingenhousz kemudian ditempatkan terendam
tanaman di sinar matahari dan kemudian di tempat teduh.Dia menyadari bahwa
gelembung kecil yang telah diproduksi oleh tanaman ketika mereka berada di bawah
sinar matahari.Ketika mereka telah dipindahkan ke gelembung warna yang tidak lagi
diproduksi oleh tanaman ini.Ingenhousz kemudian menyimpulkan bahwa tanaman
dapat menggunakan cahaya dalam menghasilkan oksigen.

4.Jean Senebier – Pada tahun 1796, Jean Senebier, seorang ahli botani Swiss,
pendeta dan juga naturalis menunjukkan bahwa tanaman menyerap karbon dioksida

hal| 15
dan melepaskan oksigen dengan bantuan sinar matahari.Pada awal tahun 1800-an
Nicolas-Theodore de Saussure menunjukkan bahwa sementara tanaman
membutuhkan karbon dioksida, peningkatan massa tanaman yang tumbuh bukanlah
hasil dari karbon dioksida saja tetapi juga dari penyerapan air.

5.Julius Robert Mayer – Pada tahun 1840-an Julius Robert Mayer, seorang dokter
asal Jerman dan fisikawan, menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau
dihancurkan. Hal ini dikenal dengan hukum pertama termodinamika.Dia
mengusulkan bahwa tanaman mengubah energi cahaya menjadi energi kimia.

6.Julius Sachs – Pada 1862-1864 Julius Sachs menyelidiki bagaimana pati


diproduksi di bawah pengaruh cahaya dan dalam hubungannya dengan klorofil. Ini
akhirnya dapat menyebabkan dia menulis persamaan umum untuk fotosintesis
(6CO2+6H2O2→ (dengan energi cahaya) C6H12O6+6O2/).

H. Proses Fotosintesis pada Tumbuhan

Tumbuhan memiliki sifat autotrof.Autotrof mempunyai arti yaitu dapat mensintesis


makanan langsung dari senyawa anorganik.Tumbuhan dapat menggunakan karbon
dioksida dan air untuk menghasilkan gula danoksigen yang telah diperlukan sebagai
makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari proses fotosintesis.

Berikut ini merupakan persamaan reaksi fotosintesis yang menghasilkan glukosa:

hal| 16
Glukosa dapat digunakan untuk dapat membentuk senyawa organik lain seperti
selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung
melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun pada
tumbuhan.Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan
dengan persamaan yang ada di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan juga
senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk dapat menghasilkan karbon
dioksida, air, dan energi kimia.Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen
yang disebut dengan klorofil.Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada
tumbuhan tersebut. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut dengan
kloroplas.klorofil dapat menyerap cahaya yang akan digunakan dalam
fotosintesis.Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang mempunyai warna hijau
mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun.

Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut dengan mesofil yang mengandung
setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya.Cahaya tersebut kemudian
melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil,
tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis.Permukaan daun pada
umumnya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah
terjadinya penyerapan sinar Matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.

I.Fotosintesis pada alga dan bakteri


Alga terdiri dari beberapa alga multiseluler seperti ganggang hingga alga
mikroskopik yang hanya terdiri dari satu sel. Meskipun alga tidak mempunyai
struktur sekompleks tumbuhan darat, fotosintesis pada keduanya terjadi dengan
cara yang sama.Hanya saja karena alga mempunyai berbagai jenis pigmen dalam
kloroplasnya, maka panjang gelombang cahaya yang akan diserapnya pun lebih
bervariasi.Semua alga dapat menghasilkan oksigen dan kebanyakan bersifat
autotrof.Hanya sebagian kecil saja yang bersifat heterotrof yang berarti bergantung
pada materi yang dapat dihasilkan oleh organisme lain.

hal| 17
Tumbuhan membutuhkan sinar matahari, air, dan juga udara untuk membuat
makanannya sendiri.Setiap hari, zat hijau daun pada daun tanaman dapat menyerap
cahaya matahari.Tumbuhan memanfaatkan cahaya matahari menjadi karbon
dioksida dari udara, dan air dari tanah menjadi makanan yang telah mengandung
gula.Sebelum proses fotosintesis dilakukan, hanya tumbuhan hijau saja yang dapat
melakukannya karena mempunyai klorofil. Selain itu fotosintesis dapat dilakukan
pada siang hari saat ada cahaya matahari.Tumbuhan juga memerlukan air dan
karbondioksida untuk melakukan reaksi kimia fotosintesis.

Tumbuhan dapat mendapatkan karbondioksida (CO2) di udara yang masuk ke daun


tumbuhan lewat stomata atau mulut daun.Sementara air (H2O) hanya bisa
didapatkan lewat akar tumbuhan yang kemudian disalurkan ke daun melalui batang
tumbuhan.Pada saat sinar matahari jatuh ke permukaan daun, kemudian klorofil
menangkap energi dari cahaya matahari tersebut. Cahaya akan melewati lapisan
epidermis tanpa ada warna atau transparan, kemudian diteruskan menuju mesofil.
Di mesofil inilah sebagian besar proses fotosintesis ini terjadi.Energi tersebut
kemudian digunakan untuk mengubah air menjadi gula atau glukosa (C6H12O6) dan
oksigen (O2). Setelah itu dari proses fotosintesis akan dpat menghasilkan makanan
bagi tumbuhan.

Sementara oksigen yang dihasilkan kemudian dikeluarkan oleh tumbuhan lewat


stomata. Oksigen ini kemudian berada di udara bebas untuk dihirup oleh makhluk
hidup lain seperti manusia dan juga hewan.

hal| 18
J. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis

Ada 4 faktor faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis yang dibutuhkan oleh
tumbuhan untuk dapat melakukan proses terjadinya fotosintesis di antaranya yaitu
klorofil, cahaya matahari, air dan karbondioksida. Berikut adalah penjelasan
komponen fotosintesis dan pengertiannya.

 Klorofil
Untuk melakukan proses fotosintesis, tumbuhan harus mempunyai klorofil atau biasa
dikenal sebagai zat hijau daun. Pengertian klorofil menurut KBBI yaitu suatu zat
penghijau tumbuhan (terutama pada daun) yang terpenting dalam proses
fotosintesis.Organisme atau tumbuhan yang tidak mmepunyai klorofil tidak dapat
melakukan proses fotosintesis. Sementara tumbuhan yang mempunyai klorofil
bersifat autotrof yakni organisme yang bisa menghasilkan makanan sendiri lewat
proses fotosintesis.

 Cahaya Matahari
Salah satu faktor fotosintesis yang paling penting yaitu adanya cahaya matahari.
Jika tidak ada cahaya matahari maka tumbuhan hijau tidak dapat melakukan proses
fotosintesis ini. Hal inilah yang membuat proses fotosintesis hanya dapat terjadi
pada waktu siang hari saat matahari bersinar.Intensitas cahaya matahari akan

hal| 19
sangat berpengaruh dalam sebuah proses fotosintesis. Semakin tinggi intensitas
cahaya matahari maka energi yang akan dihasilkan semakin banyak sehingga
proses fotosintesis akan semakin cepat dan juga sebaliknya.

 Air (H2O)
Dalam melakukan reaksi fotosintesis, tumbuhan juga membutuhkan air atau H2O
sebagai salah satu bahannya. Jika tidak adanya air dapat menghambat proses
fotosintesis yang akan dilakukan oleh tumbuhan. Air hanya didapatkan oleh akar
yang menyerap air melalui tanah.Kekurangan air saat kekeringan dapat
menyebabkan stomata pada tumbuhan akan tertutup. Hal ini dapat menyebabkan
penyerapan karbondioksida akan menurun dan dapat menghambat proses
fotosintesis. Untuk itu air sangat dibutuhkan sekali dalam proses fotosintesis.

 Karbondioksida (CO2)
Selain air, tumbuhan juga memerlukan adanya karbondioksida atau CO2 untuk
melakukan proses fotosintesis. Karbondioksida menjadi komponen terpenting pada
saat proses fotosintesis. Tumbuhan bisa mendapatkan karbondioksida di udara
bebas lewat stomata, termasuk dari hasil sisa respirasi oleh manusia maupun
hewan.Semakin banyak karbondioksida di udara, maka semakin banyak jumlah
bahan karbondioksida yang dapat digunakan tumbuhan untuk melakukan sebuah
proses fotosintesis.

K. Reaksi Fotosintesis
Secara umum tumbuhan menggunakan karbondioksida dan air untuk menghasilkan
glukosa atau gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya dalam sebuah
proses fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari. Berikut ini merupakan
persamaan reaksi fotosintesis.

6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 + 6O2

hal| 20
Keterangan adalah :

H2O = air

CO2 = karbondioksida

C6H12O6 = gula atau glukosa

O2 = oksigen

L. Proses atau Reaksi fotosintesis

Di dalam sebuah proses atau reaksi sebuah fotosintetis ada dua macam, berikut ini
adalah reaksi dari fotosintetis tersebut.

a.Reaksi terang
Reaksi terang Berlangsung di dalam membran tilakoid yang ada di grana. Grana
merupakan struktur bentukan membran tilakoid yang terbentuk dalam stroma, yakni
salah satu ruangan dalam kloroplas.Di dalam grana terdapat klorofil, yaitu pigmen
yang berperan dalam sebuahproses fotosintesis. Reaksi terang di sebut dengan

hal| 21
fotolisis karena proses penyerapan energi cahaya dan penguraian molekul air
menjadi oksigen dan hidrogen.

b.Reaksi gelap
Reaksi gelap Berlangsung di dalam stroma.Reaksi yang membentuk gula dari bahan
dasar CO2 yang diperoleh dari udara dan energi yang diperoleh dari reaksi terang
tersebut.Tidak lagi membutuhkan cahaya matahari, tetapi tidak dapat berlangsung
jika belum terjadi siklus terang karena energi yang digunakan berasal dari reaksi
terang. Di dalam reaksi gelap ada dua macam siklus, yaitu siklus Calin-Benson dan
juga siklus hatch-Slack. Pada siklus Calin-Benson, tumbuhan akan menghasilkan
senyawa dengan jumlah atom karbon tiga, yakni senyawa 3-fosfogliserat. Siklus ini
sangat dibantu oleh enzim rubisco. Pada siklus hatch-Slack, tumbuhan akan
menghasilkan senyawa dengan jumlah atom karbon empat. Enzim yang berperan
yaitu phosphoenolpyruvate carboxylase.Produk akhir siklus gelap diperoleh glukosa
yang digunakan tumbuhan untuk aktivitasnya atau disimpan sebagai cadangan
energi.

Ada dua jenis proses fotosintesis yaitu fotosintesis oksigenik dan fotosintesis
anoxygenic.
1. Fotosintesis oksigenik – Fotosintesis oksigenik merupakan proses yang paling
umum dan terlihat pada tanaman, alga dan cyanobacteria. Selama fotosintesis
oksigenik, cahaya akan mentransfer energi elektron dari air (H2O) menjadi karbon
dioksida (CO2), yang menghasilkan karbohidrat.

Dalam transfer ini, CO2 yang “berkurang,” atau menerima elektron, dan juga air
menjadi “teroksidasi,” atau kehilangan elektron. Pada akhirnya, oksigen akan
diproduksi bersama dengan karbohidrat. Fungsi fotosintesis oksigenik yaitu sebagai
penyeimbang respirasi, dibutuhkan dalam karbondioksida yang akan dihasilkan oleh
semua organisme bernapas dan diberikan kembali dalam bentuk oksigen ke
udara.Dalam artikelnya pada tahun 1998, “Sebuah Pengantar Fotosintesis dan
Aplikasi nya,” Wim Vermaas, seorang profesor di Arizona State University menduga,

hal| 22
bahwa “tanpa oksigenik fotosintesis, oksigen di udara akan habis dalam waktu
beberapa ribu tahun.”

2. Fotosintesis anoxygenic – Di sisi lain, fotosintesis anoxygenic akan menggunakan


elektron donor selain air. Proses ini biasanya terjadi pada bakteri seperti bakteri
ungu dan jugabakteri belerang hijau. Fotosintesis anoksigenik tidak akan
menghasilkan oksigen, maka kata David Baum, profesor botani di University of
Wisconsin Madison.Apa yang akan dihasilkan tergantung pada donor elektron.
Sebagai contoh, banyak bakteri menggunakan gas telur berbau yakni hidrogen
sulfida dan juga sulfur memproduksi padatan sebagai produk sampingan.

Fotosintesis

Jadi dapat disimpulkan bahwa sebuah proses fotosintetis dapat berjalan atau
bekerja dengan baik apabila ada bantuan dari sinar matahari yang maksimal
sehingga segala seluruh kegiatan mahluk hidup dapat bekerja dengan baik.

M. Proses Respirasi Seluler pada tumbuhan Aerob dan Anaerob

hal| 23
Respirasi merupakan proses penguraian bahan makanan dengan tujuan
untuk menghasilkan energi. Respirasi dilakuakan oleh semua sel penyusun
tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel-sel hewan dan manusia. Respirasi
dilakukan baik pada siang hari maupun pada ,malam hari. Semua aktivitas
makhluk hidup memerlukan energi, begitu juga pada tumbuhan.Respirasi terjadi
pada seluruh bagian tubuh tumbuhan.Baik pada akar, batang, maupun daun.
Pada respirasi pembakaran glukosa dengan bantuan oksigen akan
menghasilkan energi, karena semua bagian tumbuhan tersusun atas jaringan
dan jaringan tersusun atas sel.maka respirasi terjadi pada sel. (campbell, 2002)

Semua sel aktif melakukan respirasi dengan menyerap O2 dan melepaskan


CO2 dalam volume yang sama. Respirasi lebih dari sekedar pertukaran gas
secara sederhana akan tetapi secara keseluruhan merupakan reaksi oksidasi
reduksi. Yaitu senyawa dioksidasi menjadi CO2 dan O2 yang diserap direduksi
menjadi H2O. Pati, fruktan, sukrosa atau gula yang lainnya, lemak, asam
organik bahkan protein dapat bertindak sebagai substrat respirasi (Salisbury
dan Ross, 1995)

Respirasi pada tumbuhan menyangkut proses pembebasan energi kimia


menjadi energi yang diperlukan untuk aktivitas hidup tumbuhan seperti sintesis,
gerak, dan pertumbuhan. Respirasi yang dilakukan tumbuhan menggunakan
sebagian oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis sedangkan sebagian
lainnya akan berdifusi ke udara melalui stomata pada daun.

Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen respirasi dapat dibedakan menjadi


respirasi aerob yaitu respirasi yang membutuhkan oksigen bebas untuk
menghasilkan energi dan respirasi anaerob yang biasanya disebut dengan
fermentasi yaitu respirasi yang tidak menggunakan oksigen. Namun, bahan
bakunya berupa karbohidrat, asam lemak, asam amino, sehinnga hasil respirasi
berupa CO2, H2O dan ATP.

Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel


tumbuhan tingkat tinggi.Akan tetapi, selain karbohidrat terdapat pula substrat

hal| 24
respirasi penting lainnya seperti glukosa, fruktosa, sukrosa, asam organik dan
protein.

Secara umum reaksi respirasi dapat dituliskan sebagai berikut:

C6H12O6 + O2  CO2 + H2O + ATP

Reaksi penguraian glukosa samapai menjadi CO2 dan H2O melalui tiga
tahap yaitu glikolisis, daur krebs dan transport elektron.

1. Glikolisis
Kata “glikolisis” memiliki arti “pemisahan gula” dan inilah yang terjadi selama
glikolisis.Glukosa (gula berkarbon enam) dipisahkan menjadi dua buah gula
berkarbon tiga.Gula yang lebih kecil ini kemudian teroksidasi dan atom-
atom yang tersisa membentuk dua molekul piruvat (piruvat merupakan
bentuk ion dari asam piruvat). Sebagaimana diringkas dalam Figure 9.8,
glikolisis dapat dipisahkan menjadi dua fase: energy invesment dan energy
payoff. Selama fase energy invesment sel menggunakan ATP.Pada fase
energy payoff, ATP didapatkan kembali dalam jumlah lebih banyak.Energi
neto yang dihasilkan dari glikolisis untuk satu molekul glukosa adalah 2
ATP ditambah 2 NADH. Selama proses glikolisis tidak ada CO2 yang
dilepaskan. Glikolisis terjadi tanpa atau dengan O2.Jika O2 tersedia maka
energi kimia yang tersimpan dalam piruvat dan NADH dapat diekstrak oleh
siklus asam sitrat dan forforilasi oksidatif. (Nasarudin, 2006)

hal| 25
Proses glikolisis mampu melepaskan maksimum seperempat energi kimia
yang tersimpan dalam glukosa, sebagian besar energi masih tersimpan di
dalam dua molekul piruvat. Apabila oksigen tersedia, maka piruvat
memasuki mitokondria (sel eukariot) dimana enzim-enzim siklus asam sitrat
akan menyempurnakan oksidasi glukosa (pada sel prokariot proses ini
terjadi dalam sitosol). Piruvat memasuki mitokondria melalui transport aktif.
Pada saat memasuki mitokondria piruvat diubah menjadi komponen asetil
koenzim A atau acetyl coA (Figure 9.10). (Nasarudin, 2006)

2. Siklus Krebs
Siklus asam sitrat disebut juga siklus asam trikarboksil atau siklus
Krebs.Siklus ini berfungsi sebagai pengoksidasi bahan bakar organik yang
berasal dari piruvat. Figure 9.11 memberikan gambaran ringkas input dan
output ketika piruvat dipecah menjadi tiga molekul CO2 termasuk molekul
CO2 yang dilepaskan selama konversi piruvat menjadi acetyl coA. Siklus ini
menghasilkan 1 ATP setiap putaran melalui fosforilasi substrate-level, tetapi
sebagian besar energi kimia ditransfer ke NAD+dan pembawa elektron lain
yang terkait seperti coenzim FAD (berasal dari riboflavin, vitamin B) selama
reaksi redoks. Koenzim tereduksi (NADH dan FADH) membawa muatan
elektron berenergitinggi menuju rangkaian transport elektron.. (Nasarudin,
2006)

hal| 26
3. Transport elektron
Komponen protein yang disebut ATP sintase memenuhi membran internal
mitokondria (membran plasma pada sel prokariot).Enzim ini membentuk
ATP dari ADP dan fosfat inorganik.ATP sintase bekerja seperti pompa ion
(ingat bahwa pemompaan ion biasanya menggunakan ATP sebagai sumber
energi untuk memindahkan ion melawan gradien).Pada respirasi sel, ATP
sintase menggunakan energi dari gradien ion untuk melawan gradien (tidak
menghidrolisa ATP untuk memompa proton melawan gradien). Sumber
energi untuk ATP sintase adalah adanya perbedaan konsentrasi ion
H+pada sisi berlawanan dari membran internal motokondria (bisa dikatakan
gradien inisebagai perbedaan gradien pH karen pH dinukanakan untuk
mengukur konsentrasi H+). . (Nasarudin, 2006)

Proses ini, dimana energi disimpan dalam bentuk gradien ion hidrogen
digunakan untuk menjalankan kerja sel seperti sintesa ATP disebut
kemiosmosis. Berdasarkan struktur ATP sintase, maka diketahui
bagaimana aliran H+bergerak melalui enzim yang besar ini dan
mengendalikan pembentukan ATP.ATP sintase adalah sebuah komponen
multisubunit yang memiliki empat bagian, masing-masing tersusun atas
multiple polipeptida.Proton berpindah satu demi satu kedalam sisi pengikat

hal| 27
pada rotor, menyebabkan terjadinya perputaran sedemikian rupa sehingga
mengkatalisa produksi ATP dari ADP dan fosfat inorganik (Figure 9.14).

Fungsi dari rangkaian transport elektron (TE) adalah membangun gradien


H+seperti ditunjukkan Figure 9.16 pada membran mitokondria. Rangkaian TE
adalah pengubah energi yang menggunakan aliran eksergonik elektron dari
NADH dan FADH2 untuk memompa H+melewati membran (dari matriks menuju
ruang antar membran mitokondria).H+memiliki kecenderungan untuk kembali
melewati membran berdifusi menuju kearah gradiennya sendiri.ATP sintase
adalah tempat yang menyediakan rute kembali melalui membran bagi H+.
Pada tahapan tertentu sepanjang rangkaian, transfer elektron
menyebabkan H+
diambil dan dilepaskan ke dalam larutan disekitarnya. Pada sel eukariot,
pembawa elektron tersebar dalam membran sedemikian rupa sehingga
H+ diterima dari matriks mitokondria dan ditumpahkan dalam ruang antar
membran (lihat gambar 9.16). Gradien H+ yang dihasilkan disebut
proton-motive force (menekankan pada kapasitas gradien dalam
melakukan kerja). Force (kekuatan) tersebut mengendalikan kembalinya
H+menyeberangi membran melewati saluran H+ yang dibentuk oleh ATP
sintase.. (Nasarudin, 2006)

hal| 28
N. Proses Akseptor ATP
Selama respirasi, sebagian besar energi mengalir melalui urutan ini:
glukose NADH rangkaian TE proton-motive force ATP. Figure 9.17 memberikan
detail penghitungan ATP yang dihasilkan pada tiap satu molekul glukosa yang
teroksidasi. Empat ATP dihasilkan secara langsung melalui fosforilasi substrate-
level selama glikolisis dan siklus asam sitrat.Setiap NADH yang mentransfer
sepasang elektron dari glukosa menuju rangkaian TE menghasilkan maksimum 3
ATP.ATP maksimum yang dihasilkan tiap molekul glukosa berkisar antara 36 dan
38 ATP. (Devlin, 1975)

a. Respirasi aerob
Pada proses respirasi aerob ini sebagian besar ATP yang dihasilkan
melalui respirasi sel adalah hasil dari proses fosforilasi oksidatif, maka ATP
yang dihasilkan dari respirasi aerobik bergantung pada suplai oksigen dalam
sel. Tanpa adanya oksigen yang bersifat elektronegatif untuk menarik elekton
dari rangkaian TE, fosforilasi oksidatif akan berhenti.

b. Respirasi anaerob
Anaerobik respirasi berlangsung pada organisme prokariot yang hidup pada
lingkungan tanpa oksigen. Organisme-organisme ini memiliki rangkaian TE
tetapi tidak menggunakan oksigen sebagai penangkap elektron terakhir pada

hal| 29
akhir rangkaian TE. Oksigen mampu menangkap elektron dengan sangat
baik karena sifatnya yang
elektronegatif, tetapi substansi lainpun memiliki kemampuan menangkap
elektron
walaupun tidak sebaik oksigen; dan substansi ini berfungsi sebagai
penangkap elektron terakhir dalam respirasi anaerobik. Sebagai contoh,
bakteria sulfat menggunakan ion sulfate (SO42-) pada akhir rangkaian TE.
Rangkaian TE membentuk proton-motive force yang digunakan untuk
menghasilkan ATP dan sebagai by-product-nya dihasilkan H2S (bukan H2O).
(Nasarudin, 2006)
Fermentrasi adalah salah satu cara memanen energi kimia tanpa
menggunakan oksigen maupun rangkaian TE (dengan kata lain tanpa
respirasi sel). Bagaimanakah molekul makanan dapat dioksidasi tanpa
respirasi sel?Oksidasi merujuk pada pengertian kehilangan elektron karena
diberikan kepada penerima elektron sehingga tidak membutuhkan adanya
oksigen.Glikolisis mengoksidasi glukosa menjadi 2 molekul piruvat.Agen
oksidasi glikolisis adalah NAD+ (oksigen dan rangkaian TE tidak terlibat).
Secara umum glikolisis adalah reaksi eksergonik dan sebagian dari
energi yang dihasilkan digunakan untuk membuat 2 ATP (neto) melalui
fosforilasi substrate-level (glikolisis menghasilkan 2 ATP tanpa atau dengan
oksigen - anaerobik atau aerobik).Fermentasi merupakan ekspansi glikolisis
yang secara terus-menerus menghasilkan ATP melalui fosforilasi substrate-
level. Agar hal ini terus berlangsung, maka harus terdapat suplai NAD+ yang
mencukupi sebagai penerima elektron selama proses oksidasi dalam
glikolisis. Tanpa adanya mekanisme yang mampu mendaur ulang NAD+dari
NADH, glikolisis akan menghabislakan sumber NAD+karena diubah menjadi
NADH dan akhirnya glikolisis akan berakhir. Pada kondisi aerobik, NAD+
didaurulang dari NADH oleh transfer elektron menuju rangkaian TE.Alternatif
pada kondisi anerobik adalah dengan mentransfer elektron dari NADH
menuju piruvat (produk akhir dari glikolisis).

hal| 30
Fermentasi terdiri atas glikolisis ditambah dengan reaksi yang menghasilkan
NAD+ dengan cara mentransfer elektron dari NADH menuju piruvat atau
derivat piruvat. NAD+ kemudian dapat digunakan lagi untuk mengoksidasi
gula melalui glikolisis.Terdapat bermacam-macam fermentasi tergantung
kepada produk akhir yang dibentuk dari piruvat.Dua tipe umum fermentasi
adalah fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat.

Didalam fermentasi alkohol (Figure 9.18a) piruvat diubah menjadi ethanol


(ethyl alcohol) dalam dua langkah.Langkah pertama adalah pelepasan CO2
dari piruvat yang kemudian dirubah menjadi acetaldehyde (memiliki dua
karbon).Langkah kedua, acetaldehyde direduksi oleh NADH menjadi
ethanol.Reaksi ini juga meregenerasi suplai NA+ yang dibutuhkan untuk
kelangsungan glikolisis.Banyak bakteria yang melakukan fermentasi alkohol
pada kondisi anaerobik.Yeast (fungi) juga mampu melakukan fermentasi
alkohol, untuk fermentasi bir, wine and pembuatan roti. Gelembung CO2
yang dihasilkan oleh yeast selama fermentasi alkohol mampu
mengembangkan adonan roti. (Nasarudin, 2006)
Selama fermentasi asam laktat (Figure 9.18b), piruvat direduksi
secara langsung oleh NADH untuk membentuk laktat sebagai produk akhir
tanpa adanya pelepasan CO2 (laktat merupakan bentuk ion dari asam

hal| 31
laktat).Fermentasi asam laktat oleh bakteri dan fungi digunakan dalam
industri pembuatan yogurt dan keju.

O. Proses dan fungsi jalur alternatif oksidasi heksosa melalui jalur pentosa
fosfat
Kebanyakan organisme termasuk tumbuhan dan hewan memiliki rute alternative
untuk metabolism glukosa yakni jalur oksidasi pentose fosfat. Meskipun jalur
oksidatif ini terbatas pada sitosol hewan , jalur ini juga terdapat baik pada kloroplas
maupun sitosol pada tumbuhan . jalur oksidatif pentose fosfat bebagi beberapa
intermediet dengan glikolisis dan berintegrasi erat dengan itu. Tahap pertama dari
jalur oksidatif pentose fosfat adalah oksidasi glucosa-6-P menjadi 6-
phosphogluconate. Langkah awal ini peka terhadap tingkat NADP+, tampaknya
tingkatan tersebut menentukan langkah untuk jalur oksidatif pentose fosfat.Ini adalah
reaksi yang menetukan keseimbangan antara glikolisis dengan jalur oksidatif
pentose fosfat. Langkah kedua adalah oksidasi lain disertai dengan penghapusan
kelompok CO2 untuk membentuk ribulosa-5-P. Aseptor electron pada keduanya
adalah NADP+ bukan NAD+ .Reaksi berikutnya dalam hasil jalur ini pada
pembentukan gliseraldehida-3-P dan fruktosa-6-P, yang keduanya kemudian lanjut
dimetabolisme melalui glikolisis.

Terdapat 2 fase pada penthosa fosfat :

hal| 32
1. Fase oksidatif yang menghasilkan NADPH

Pada fase yang pertama, glukosa 6-phosphate menjalani proses


dehidroginase dan dekarboksilase untuk memberikan sebuah senyawa pentosa,
yaitu ribosa 5-phosphate.

2. Fase nonoksidatif yang menghasilkan prekursor ribosa

Pada fase yang kedua, ribulosa 5-fosfat dikonversi kembali menjadi glukosa
6-fosfat oleh serangkaian reaksi yang terutama melibatkan dua enzim yaitu
transketolase dan transaldolase.

I. Fase oksidatif yang menghasilkan NADPH

Reaksi dehidrogenasi glukosa 6-fosfat menjadi 6-fosfoglukonat terjadi lewat


pembentukan 6-fosfoglukonolakton yang dikatalisis oleh enzim glukosa-6-fosfat
dehidrogenase, suatu enzim yang bergantung NADP.Hidrolisis 6-
fosfoglukonolakton dilaksanakan oleh enzim glukonolakton hidrolase.

Tahap oksidasi yang kedua dikatalisis oleh enzim 6-fosfoglukonat


dehidrogenase, yang juga memerlukan NADP+ sebagai akseptor hidrogen.
Dekarboksilase kemudian terjadi dengan pembentukan senyawa ketopentosa ,
yaitu ribulosa 5-fosfat. Reaksi mungkin berlangsung dalam dua tahap melalui
intermediate 3-keto-6-fosfoglukonat.

II. Fase nonoksidatif yang menghasilkan prekursor ribose

Pada fase yang kedua, ribulosa 5-fosfat dikonversi kembali menjadi glukosa
6-fosfat oleh serangkaian reaksi yang terutama melibatkan dua enzim yaitu
transketolase dan transaldolase.

Ribulosa 5-fosfat kini berfungsi sebagai substrat bagi dua enzim yang
berbeda.Ribulosa 5-fosfat 3-epimerase mengubah konfigurasi disekitar karbon 3
dari ribulosa 5 fosfat, dengan membentuk epimer xilulosa 5-pospat, yaitu
senyawa ketopentosa lainnya.Ribosa 5-fosfat ketoisomerase mengubah ribulosa

hal| 33
5-fosfat menjadi senyawa aldopentosa yang bersesuaian, yaitu ribosa 5-fosfat
yang merupakan precursor bagi residu ribosa yang diperlukan dalam sintesis
nukleotida dan asam nukleat.

Transketolase memindahkan unit dua-karbon yang terdiri atas karbon 1 dan


2 dari sebuah ketosa kepada atom karbon aldehid pada gula aldosa.Oleh karena
itu, enzim ini mempengaruhi konversi gula pentosa menjadi aldosa dengan
berkurangnya dua karbon, dan sekaligus mengonversi gula aldosa menjadi
ketosa dengan bertambahnya dua atom karbon.Reaksi tersebut memerlukan
vitamin B, yaitu tiamin.

Enzim transketolase mengatalisis proses pemindahan unit dua karbon dari


xilulosa 5 fosfat kepada ribulosa 5 fosfat yang menghasilkan ketosa
sedoheptulosa 7-fosfat 7 karbon dan aldosa gliseraldehid 3-fosfat. Kedua produk
ini kemudian memasuki reaksi lainnya yang dikenal sebagai reaksi
transaldolasi.Enzim transaldolase memungkinkan pemindahan moietas
dihidroksiaseton tiga - karbon (karbon 1-3), dari ketosa sedoheptulosa 7-fosfat
kepada aldosa gliseraldehid 3-fosfat untuk membentuk ketosa fruktosa 6-fosfat
dan aldosa eritrosa 4-fosfat empat karbon.

Kemudian berlangsung reaksi selanjutnya yang sekali lagi melibatkan enzim


transketolase dengan xilulosa 5-fosfat berfungsi sebagai donor glikoaldehid. Pada
keadaan ini, eritrosa 4-fosfat yang terbentuk di atas bertindak sebagai akseptor ,
dan hasil reaksinya adalah fruktosa 6-fosfat serta gliseraldehid 3-fosfat.

Tujuan Lintasan Pentosa Fosfat :

1. Menghasilkan metabolit untuk sintesa karbohidrat Ribulosa 5 P yang nantinya


reaksi LPF pertama melibatkan glukosa-6-fosfat, yang berasal dari
perombakan pati fosforilase di glikolisis, dari penambahan fosfat akhir pada
ATP ke glukosa atau langsung dari fotosintesis. Senyawa ini segera
dioksidasi oleh glukosa-6-fosfat dehidrogenase menjadi 6-fosfoglukono-
laktona (reaksi

hal| 34
2. 1). Laktona ini secara cepat dihidrolisis oleh laktonase menjadi 6-
fosfoglukonat (reaksi 2), kemudian senyawa terakhir ini segera
didekarboksilasi secara oksidatif menjadi ribulosa-5-fosfat oleh 6-
fosfoglukonat dehidrogenase (reaksi 3). Selanjutnya LPF menghasilkan
pentosa fosfat dan dikatalisis oleh isomerase (reaksi 4) dan epimerase (reaksi
5), yang merupakan salah satu jenis isomerase. Reaksi ini dan reaksi
berikutnya serupa dengan beberapa reaksi di daur Calvin. Enzim yang
penting ialah transketolase (reaksi 6 dan 8) dan transaldolasakan diubah
menjadi RuDP, sebagai senyawa kunci dalam Fotosintesa
3. Menghasilkan metabolit (pentosa) untuk sintesa senyawa fenol yang mudah
dioksidasi menjadi Quinon, membentuk polimer coklat bersifat racun.
Pentosa juga merupakan prekursor lignin.
4. Memproduksi NADPH sebagai koenzim yang sangat dibutuhkan dalam
berbagai reaksi metabolisme.
5. Menghasilkan Ribosa untuk sintesa asam nukleat dan berbagai koenzim.
Peranan LPF sangat penting, karena dapat dianggap sebagai jalur
penghubung antara jalur perombakan dengan jalur pembentukan karbohidrat

Hubungan Pentose Phosphate Pathway (PPP) dengan Glikolisis

Hubungan Pentose Phosphate Pathway (PPP) dengan glikolisis adalah


PPP merupakan jalur alternatif reaksi tumbuhan dalam memperoleh energi dari
oksidasi gula menjadi CO2 dan air selain melalui proses glikolisis.

Reaksi PPP serupa dengan reaksi pada glikolisis.Disamping itu, glikolisis


dan PPP mempunyai pereaksi tertentu yang lazim dan keduanya terjadi terutama di
sitosol, sehingga kedua lintasan saling terjalin.Satu perbedaan penting ialah di PPP
penerima elektonnya selalu NADP+, sedangkan di glikolisis penerima elektonnya
adalah NAD+.

Peran jalur fosfat pentosa oksidatif dan kontribusinya terhadap


metabolisme karbon secara keseluruhan adalah sulit untuk menilai karena jalur

hal| 35
tersebut tidak mudah dipelajari dalam tanaman hijau.Hal ini terutama karena banyak
dari intermediet dan enzim dari siklus respirasi ini dibagi oleh jalur yang lebih
dominan reduktif pentosa fosfat, atau siklus PCR, dalam kloroplas.Dari penelitian
metabolisme hewan, bagaimanapun, dapat disimpulkan bahwa jalur oksidatif
pentosa fosfat memiliki dua fungsi yang signifikan.Yang pertama adalah untuk
menghasilkan potensial reduksi dalam bentuk NADPH.NADP + dibedakan dari NAD
+ oleh kelompok fosforil ekstra.NADPH berfungsi utamanya sebagai donor electron
bila diperlukan untuk mendorong reaksi reduktif biosintesis normal, dangkan NADH
digunakan terutama untuk menghasilkan ATP melalui fosforilasi oksidatif. Perbedaan
ini memungkinkan sel untuk mempertahankan bagian terpisah dari NADPH dan
NAD + di tempat yang sama: rasio NADPH tinggi / NADP + adalah untuk
mendukung biosintesis reduktif dan rasio NAD tinggi + / NADH untuk mendukung
glikolisis. Jalur oksidatif pentosa fosfat karena itu dianggap sebagai sarana untuk
menghasilkan NADPH diperlukan untuk mendorong reaksi biosintesis dalam sitosol.
Pada hewan, misalnya, jalur oksidatif pentosa fosfat sangat aktif dalam jaringan
lemak di mana NADPH diperlukan untuk sintesis asam lemak aktif. Fungsi kedua
untuk jalur oksidatif pentosa fosfat adalah produksi pentosa fosfat, yang berfungsi
sebagai prekursor untuk ribosa dan deoksiribosa diperlukan dalam sintesis asam
nukleat. Intermediet lain dari jalur oksidatif pentose fosfat dengan signifikansi
potensial pada tanaman adalah 4-karbon erythrose-4-P, prekursor untuk biosintesis
asam amino aromatik, lignin, dan flavonoid.

Faktor- faktor yang berpengaru terhadap laju respirasi sel tumbuhan

1. Keadaan protoplasma : Jaringan maristematik yang banyak mengandung

sitoplasma akan memiliki laju respirasi yang tinggi.

2. Ketersediaan subtrat terlarut

Laju respirasi akan meningkat dengan dengan meningkatnya subtrat respirasi

terlarut. Tumbuhan yang kekurangan pati, fruktan atau gulanya rendah

melakukan respirasi pada laju yang rendah.

hal| 36
3. Hidrasi jaringan: Laju respirasi akan meningkat dengan meningkatnya hidrasi

jaringan.

4. Temperatur: Sampai dengan suhu tertentu Q10 respirasi = 2-3

5. Konsentrasi oksigen: Penurunan oksigen akan akan menurunkan dekarboksilasi

pada siklus krebs, akibatnya terjadinya hambatan pada ooksidsi NADH2,

NADPH2 dan FADH2.

6. Konsentrasi CO2 : Meningkatnya konsentrasi CO2 akan menurunkan respirasi

dan pada konsentrasi yang tinggi akan menimbulkan keracunan.

7. Stimulasi mekanik : Akan meningkatkan laju respirasi

8. Pelukaan dan infeksi: akan meningkatkan laju respirasi akibat meningkatnya

metabolisme dalam meristem sekunder.

9. Garam – garam organik : akan meningkatkan laju respirasi

10. Cahaya : akan meningkatkan respirasi laju respirasi terutama pada daerah yang

berklorofil.

11. Jenis tumbuhan : Umumnya bakteri, fungi, dan ganggang berespirasi lebih

cepat dibandingkan dengan tumbuhan berbijji. Ini dikarenakan fungi dan

bakteri mengandung hanya sedikit cadangan makanan dan tidak mempunyai

sel berkayu nonmetabolik.

hal| 37
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Respirasi pada tumbuhan merupakan proses pelepasan energi yang

menyediakan energi bagi keperluan sel.

2. Respirasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a) Respirasi anaerob: proses respirasi tanpa menggunkan oksigen

b) Respirasi aerob: Proses respirasi dengan membutuhkan oksigen

3. Hasil dari respirasi:

a) Respirasi anaerob ( fermentasi) menghasilkan asam laktat atau etanol.

b) Respirasi aerob:

Glikolisis : menghasilkan 2 NADH ( 1 NADH= 3 ATP) = 6 ATP

Daur krebs : menghasilkan 2 ATP+ 8 NADH + 2 ubikuinol( 1 ubikuinol = 2

ATP) jadi jumlah total ATP= 30

Jadi jumlah total = 36 untuk satu molekul glukosa.

1. Faktor- fakor yang mempengruhi laju respirasi: Keadaan protoplasma :

,Ketersediaan subtrat terlarut, Hidrasi jaringan, Temperatur, Konsentrasi

oksigen, Konsentrasi CO2 , Stimulasi mekanik , Pelukaan dan infeksi, Garam

– garam organik , Cahaya , Jenis tumbuhan

2. Lemak tidak tidak larut dengan air, sehingga lemak berupa trigliserida harus

diubah menjadi sukrosa dahulu untuk dapat masuk ke jalur respirasi seluler.

hal| 38
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010.Respirasi Tumbuhan.(Online).(http:// respirasisi- tumbuhan-fix.pdf)

diakses pada 24 Oktober 2015

Campbell, N.A and J. B reece. 2002. Biology. Sixt edition, pearson education. Inc.
San fransisco.802-831.
Devlin, R.M., 1975. Plant Physiology. New York D. Van Nestrand Company.

Kimball W John. Biologi ed.5 Jilid 1.Erlangga. Jakarta. p . 171- 190

Nasarudin, 2006. Fotosintesis, Respirasi, dan Analisis pertumbuhan Tanaman.


Fakultas pertanian dan Kehutanan Unhas.

Salisbury B Frank, Ross W Cleon. Fisiologi tumbuhan jilid 2. Bandung.


Penerbit ITB. p. 86- 100

Salisbury, F.B. dan C.W. 1955.Plant Phisiology.Wadsworth publishing company.


Belmont, california. P.540

hal| 39

Anda mungkin juga menyukai