Anda di halaman 1dari 91

i

LAPORAN
KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
BUDIDAYA KELAPA SAWIT (Elaesis guineensis J)
PT. SASANA YUDHA BHAKTI TEPIAN ESTATE
DESA BUKIT LAYANG KECAMATAN KEMBANG JANGGUT
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

1. NATALIS DON A.R. (1654211016)


2. RITA HASTUTI (1654211006)
3. DYAH SINTA RAHAYU (1654211033)
4. HERRY NOVANLY (1654211062)
5. KRISTIANUS MAIKEL KULEH (1654211014)

FAKULTAS PERTANIAN
AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS WIDYA GAMA MAHAKAM


SAMARINDA
2019

i
ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah – Nya, sehingga penyusunan laporan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) Kelompok 02 Pt. Rea Kaltim Plantations Tepian Estate di Desa Layang,
Kecamatan Kembang Janggut, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan
Timur.
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan upaya yang sangat baik
untuk mendidik mahasiswa agar dapat menerapakan ilmunya dan kemampuan yang
diperoleh dibangku kuliah, serta upaya agar mahasiswa dapat belajar untuk hidup
ditengah – tengah masyarakat dan belajar bekerja dalam suatu kelompok di lapangan.
Laporan kegiatan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini dapat diselesaikan berkat
bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Selama pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan, penulis banyak
memperoleh bantuan baik yang berupa materi maupun non – materi, sehinnga
program – program yang telah terencana dapat terealisasikan dengan baik dan dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Dr. Ali Musthofa, S.E., M.M. selaku Rektor Universitas Widya Gama Mahakam
Samarinda yang memberi izin terselenggaranya kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL).
2. Dr. Akhmad Sopian, SP., MP selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Widya Gama Mahakam Samarinda.
3. Zainuddin, SP., M.Sc selaku Ketua Program Studi Fakultas Pertanian universitas
Widya Gama Mahakam Samarinda.
4. Mahdalena, SP,. MP. selaku Dosen Pembimbing Lapangan.
5. Dedy Raisandy selaku HR Manager PT.Rea Kaltim Plantations and Group.
6. Tenri Dolong selaku Manager Technical Service Department (TSD).
7. Rusliansyah selaku Manager PT. Sasana Yudha Bhakti khususnya Tepian
Estate.
8. Yonatan Rerung selaku Assistant Kebun PT. Sasana Yudha Bhakti Tepian
Estate sekaligus Pembimbing Lapangan kelompok 2.
9. Dan seluruh Karyawan PT. Sasana Yudha Bhakti khususnya Tepian Estate atas
bantuan, pelayanan dan kerja samanya.
10. Serta teman – teman PKL Kelompok 2 terima kasih atas kebersamaan yang
telah kita lewati dan bantuannya selama mengerjakan laporan.
iii

Terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu telah membantu, sehingga laporan ini selesai tersusun. Semoga segala bantuan,
dukungan dan bimbingan yang telah diberikan mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Tak lupa kami memohon maaf apabila selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
terdapat kekhilafan dan kesalahan. Kami menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dan
kemampuan yang kami miliki, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun kami terima dengan senang hati. Semoga laporan akhir Praktek Kerja
Lapangan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Samarinda, 31 October 2019

TIM PKL UWGM SAMARINDA

Kelompok 02

Pt. Rea Kaltim Plantations


Pt. Sasana Yudha Bhakti
Tepian Estate
4

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................


KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang PKL ................................................................................
2.1 Kondisi Umum Perusahaan .....................................................................
3.1 Tujuan Praktek Kerja Lapangan ..............................................................
4.1 Manfaat Praktek Kerja Lapangan ............................................................

II. SITUASI PERUSAHAAN PADA SAAT INI


2.1 Aspek Pembibitan ...................................................................................
2.2 Aspek Produksi dan Operasi ...................................................................
2.3 Aspek MSDM .........................................................................................
2.4 Aspek Manajemen ...................................................................................

III. PT. SASANA YUDHA BHAKTI


3.1 Tepian Estate ...........................................................................................

IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan .............................................................................................
4.2 Saran .......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (JIKA ADA)
5

DAFTAR LAMPIRAN

1. Bagan Struktur Organisasi ........................................................................


2. Peta PT. Rea Kaltim Plantations ...............................................................
3. Peta PT. Sasana Yudha Bhakti (SYB) Tepian Estate ...............................
6

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang PKL
Pada zaman modern ini, untuk mendapatkan lowongan kerja sangat
sulit walaupun lulusan dari perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan
banyaknya jumlah mahasiswa perguruan tinggi yang lulus setiap tahunnya.
Data statistik perguruan tinggi pada tahun 2017 menyatakan jumlah
mahasiswa lulusan perguruan tinggi seindonesia pada tahun tersebut
berjumlah 355.017 orang. Dari data tersebut tidak sesuai dengan
permintaan kerja dari perusahaan yang ada di indonesia. Oleh karena itu,
diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai ilmu tinggi dan
kualitas baik.
Perguruan tinggi memiliki peran untuk mendidik dan menciptakan
sumber daya manusia yang memiliki kualitas dan ilmu tinggi. Untuk
mendapat ilmu dan kualitas yang baik tidak hanya di perguruan tinggi saja
tapi bisa mencari pengalaman ke luar yang berguna dan mempunyai
keuntungan untuk mendapatkan pekerjaan ke depan nya. Tetapi dari fakta
yang di dapat saat ini hanya berjumlah sedikit yang mempunya kriteria
tersebut. Oleh karena itu perguruan tinggi di indonesia membuat program
magang atau Praktek Kerja Lapangan (PKL) sebagai sarana pembelajaran
dan memperkaya diri bagi mahasiswa terkhususnya program Studi
Agroteknologi Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda. Kegiatan
ini diharapkan membuat mahasiswa memiliki kriteria tersebut setelah
menyelesaikan studinya.
Salah satu instansi yang berkerjasama dalam kegiatan magang atau
PKL yaitu Pt. Rea Kaltim Plantations yang mempunyai beberapa cabang
salah satu diantaranya adalah Pt. Sasana Yudha Bhakti. Pt. Sasana Yudha
Bhakti memiliki 2 estate yaitu, Tepian Estate dan Satria Estate. Tepian
Estate mempunyai 6 divisi sedangkan di Satria Estate terdapat pabrik mill
yaitu, Satria Oil Mill (SOM).
7

Kelapa Sawit (Elaesis Guineensis Jacq) adalah salah satu tanaman


perkebunan yang memiliki peranan sebagai sumber penghasilan Devisa
Negara, selain tanaman perkebunan seperti kopi, karet, kakao dan lainnya.
Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan
minyak nabati dunia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk
memacu pengembangan areal perkebunan kelapa sawit. Pada tahun 2005
luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 5 597 158 ha
dan mengalami peningkatan pada tahun 2010 menjadi seluas 8 430 206 ha
(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2010).
Kelapa sawit adalah tanaman komoditas utama perkebunan
Indonesia, di- karenakan nilai ekonomi yang tinggi dan kelapa sawit
merupakan tanaman penghasil minyak nabati terbanyak diantara tanaman
penghasil minyak nabati yang lainnya (kedelai, zaitun, kelapa, dan bunga
matahari). Kelapa sawit dapat menghasilkan minyak nabati sebanyak 6
ton/ha, sedangkan tanaman yang lainnya hanya menghasilkan minyak
nabati sebanyak 4-4,5 ton/ha (Sunarko, 2007).
Kelapa sawit di Indonesia dewasa ini merupakan komoditas
primadona, luasnya terus berkembang dan tidak hanya merupakan
monopoli perkebunan besar negara atau perkebunan swasta. Saat ini
perkebunan rakyat sudah berkembang pesat. Perkebunan kelapa sawit
yang semula hanya di Sumatera Utara dan di Daerah Istimewa Aceh saat
ini sudah berkembang di beberapa provinsi, antara lain Sumatera Barat,
Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Riau, Irian Jaya, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan khususnya Kalimantan
Timur yang sedang dalam tahap perluasan daerah budidaya tanaman
kelapa sawit (Sastrosayono, 2007).
Para ahli telah membuat satu bagan yang menggambarkan multi
guna kelapa sawit dengam membuat “pohon industri kelapa sawit,”
berdasarkan bagan industri dari produk hulu kelapa sawit dapat
menghasilkan jenis-jenis produk sebagai berikut; 1) Minyak sawit (CPO)
8

yang menghasilkan carotene, tocopherol, olein, stearin, soap stok, dan free
fatty acid, ; 2) Inti sawit menghasilkan minyak pati dan bungkil, ; 3)
Tempurung menghasilkan arang dan bahan baku, ; 4) Serat menghasilkan
bahan bakar dan sumber selulosa, ; 5) Tandan kosong digunakan sebagai
sumber selulosa dan pupuk kompos, ; 6) Sludge digunakan sebagai
komponen makanan ternak (Setyamidjaja, 2006).
Untuk pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas
dimana mahasiswa merupakan salah satu aset pembangunan nasional
hendaknya tidak hanya berkecimpung di dalam perguruan tinggi saja
tetapi mahasiswa juga harus mampu mengembangkan keterampilan untuk
menghadapi perubahan-perubahan dan mampu berperan aktif dalam
berfikir secara intelektual dan bersosialisasi dengan masyarakat untuk
membantu ke arah kehidupan yang lebih baik. Fakultas Pertanian
Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda memiliki program Praktek
Kerja Lapangan (PKL) dengan harapan agar para lulusannya mampu
mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya serta dapat
mengaplikasikannya secara langsung dengan ketentuan yang ada di
lapangan.
1.2 Kondisi Umum Perusahaan
1.2.1 Tinjauan Umum Perusahaan
PT. Rea Kaltim Plantations merupakan suatu perseroan terbatas yang
didirikan dan tunduk pada hukum Negara Republik Indonesia yang
anggaran dasarnya tercantum dalam Akta Pendirian No. 62 tanggal
12 Februari 1993, yang dibuat dihadapan Andrian Djuani, S.H.,
anggaran dasar dimana telah disahkan oleh Keputusan Menteri
Kehakiman Republik Indonesia No. C2- 7347HT.01.01.Th.93
tanggal 20 Agustus 1993 dan anggaran dasar tertentu telah dirubah
dari waktu ke waktu :
1.2.1.1 Penerimaan pemberitahuan perubahan tanggal 3 September
2002, pengesahan oleh keputusan Departemen Hukum dan
HAM Nomor :CUM.02.01.1770.
9

1.2.1.2 Penerimaan pemberitahuan perubahan tanggal 6 Juni 2003,


pengesahan oleh keputusan Departemen Hukum dan Ham
Nomor: C-UM.02.01.9787.
1.2.1.3 Penerimaan pemberitahuan perubahan tanggal 20 Oktober
200, pengesahan oleh keputusan Departemen Hukum dan
HAM Nomor: CUM.02.01.12694.
1.2.1.4 Penerimaan pemberitahuan perubahan tanggal 1 November
2004, pengesahan oleh Keputusan Departemen Hukum dan
HAM Nomor: CUM.02.01.13489.
1.2.1.5 Penerimaan pemberitahuan perubahan tanggal 5 April 2005,
pengesahan oleh Keputusan Departemen Hukum dan Ham
Nomor: C-UM.02.01.4489.
1.2.1.6 Penerimaan pemberitahuan perubahan tanggal 12 September
2005, pengesahan oleh Keputusan Departemen Hukum dan
HAM Nomor: CUM.02.01.18003.
1.2.1.7 Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 13 tanggal
18 Juli 2008 yang dibuat dihadapan Anne Djoenardi, S.H.,
MBA, Notaris di Jakarta. Berdasarkan Keputusan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor:
AHU-63755.AH.01.02.Tahun 2008.

Sebagai salah satu grup perkebunan, PT. Rea Katim Plantations


melaksanakan kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit mulai dari
pembibitan, pemanenan, pengolahan tandan buah sawit (TBS)
menjadi CPO, pengolahan kernel hingga pengangkutan/ pengapalan
CPO dan CPKO. PT. Rea Kaltim Plantations terletak di Desa
Perdana, Kecamatan Kembang Janggut, Kabupaten Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur. Kantor umum PT. Rea Kaltim
Plantations terletak di 16 th Floor, Wisma Nugra Santana Jl. Jenderal
Sudirman Kav 7 – 8 Jakarta 10220, dan Head Office terletak di Jl.
Hasan Basri No. 21 A. Samarinda.
10

STRUKTUR ORGANISASI PT. SASANA YUDHA BHAKTI TEPIAN ESTATE


11

1.2.2 Visi dan Misi Perusahaan


1.2.2.1 Visi
Menjadi produsen minyak kelapa sawit yang berkelanjutan
dengan kualitas tinggi yang konsisten dan komitmen terhadap
lingkungan.
1.2.2.2 Misi
Mengembangkan kelapa sawit bermutu tinggi dengan biaya
yang sangat efisien dengan tetap menjaga serta
mempertahankan keberadaan masyarakat serta lingkungan
sekitarnya.

1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan


1.3.1 Belajar mengimplementasikan teori secara faktual, sehingga
memiliki pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang diperlukan
di dunia kerja.
1.3.2 Menjembatani gabungan antara teori dan praktik.
1.3.3 Melakukan kerjasama tim.
1.3.4 Mengkaji dan mengobservasi realitas di lapangan.
1.3.5 Mengkaji permasalahan – permasalahan praktis dunia kerja dan
belajar memberikan alternatif solusi.
1.3.6 Permasalahan praktis tersebut bisa dilanjutkan sebagai bahan kajian
(tema) skripsi.
1.4 Manfaat Praktek Kerja Lapangan
1.4.1 Mahasiswa dapat menguasai kegiatan yang dilaksanakan oleh
perusahaan.
1.4.2 Dapat menjadi tenaga kerja terlatih.
1.4.3 Menjadi mahasiswa yang terampil, berjiwa bersih dan mempunyai
kedisplinan dalam melakukan pekerjaan.
12

1.5 Lokasi dan Waktu PKL


Kegiatan praktek kerja lapang ini dilaksanakan di PT. Rea Kaltim
Plantations pada anak cabang PT.Sasana Yudha Bhakti Tepian Estate
selama 1,5 bulan sejak tanggal 21 September – 4 November 2019. Adapun
lokasi dan waktu secara terperinci dapat dilihat pada Tabel. 2 berikut:
13
14

Tabel 3. Jadwal Kegiatan PKL di PT. Sasana Yudha Bhakti Tepian Estate.

FORMAT KEGIATAN MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA GAMA


MAHAKAM SAMARINDA KELOMPOK 2
PROGRAM PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
PT. REA KALTIM PLANTATIONS
PT. SASANA YUDHA BHAKTI TEPIAN ESTATE
No. Tanggal Kegiatan

01 Sabtu 21-09-2019  Pelepasan PKL kelompok 2


08:45-16:45 wita UWGM ke PT. REA KALTIM
PLANTATIAONS.

17:57-17:35 wita  Penyambutan mahasiswa PKL di


PT. REA KALTIM
PLANTATIONS.

20:00-20:45 wita  Breafing Peraturan Perusahaan

02 Minggu 22-09-2019 Meeting dengan DPL


08:00-10:00 wita

03 Kamis 26-09-2019 Pemindahan Lokasi dari Perdana Estate


14:30-17:00 wita Ke Tepian Estate PT.SYB

04 Jumat 27-09-2019  Ke Kantor Tepian Estate PT.SYB


0630-08:30 wita
08:30-11:50 wita  Ke Pembibitan (Nursery)

05 Sabtu 28-09-2019  Berkumpul ke Kantor Kemudian


06:30 wita ke Lokasi Pembibitan (Pre
Nursery)
07:00 10:30 wita  Penyiraman Pembibitan
15

06 Minggu 29-09-2019  Ke Pembibitan (Pre Nursery) dan


07:30-10:30 wita Menghitung Jumlah Bibit Per Plot

04:00-18:00 wita  Penyiraman Pembibitan (Pre


Nursery)

7. Senin 30-09-2019  Apel Pagi Bersama Karyawan


05:30-06:00 wita Tepian Estate

06:30-1130 wita  Pemeliharaan TM (Herbisida)

8. Selasa 01-10-2019  Apel Pagi Bersama Karyawan


05:30-06:00 wita Tepian Estate
06:30-11:30 wita  Pemanenan Buah Kelapa Sawit

9. Rabu 02-10-2019  Administrasi Kantor


07:00-10:30 wita

 Pergudangan (Pengenalan APD,


Pupuk, Pestisida, Alat – Alat
Kamis 03-10-2019 Pemanenan dan lain – lain)
10. 06:00-10:00 wita  Workshop
 Pom Minyak

11. Jum’at 04-10-2019  Survei Sampel Tanah


07:00- 11:30 wita Blok 22A s/d Blok D
Blok 14A s/d Blok B

12. Sabtu 05-10-2019  Survei Sampel Tanah


07:00-12:00 wita Blok 13 C dan 13 D

13. Minggu 06-10-2019  Day Off

14. Senin 07-10-2019  Kantor


07.00-11.00 wita  Kantor (Produksi)
19.30-21.30
15. Selasa 08-10-2019  Kantor (laporan)
19.30-21.30  Mengerjakan Laporan
16. Rabu 09-10-2019  Kantor (sibuk)
13.00  Mengerjakan Laporan
16

17. Kamis 10-10-2019  Kantor (sibuk)


07.00-10.30  Mengerjakan Laporan

18. Jum’at 11-10-2019  Weeding Manual


07.00-11.00 Divisi 03 (Plasma Terusan Jaya
Mandiri)

19. Sabtu 12-10-2019  Kantor (sibuk)


06.30-11.30  Mengerjakan Laporan

20. Minggu 13-10-2019  Day Off

21. Senin 14-10-2019  Weeding Manual


05.30-14.00  Survey Divisi 03 (Plasma Terusan
Jaya Mandiri)

22. Selasa 15-10-2019  Weeding Manual


05.30-12.30  Survey Divisi 04 (Plasma Etam
Bersatu)
23. Rabu 16-10-2019  Weeding Manual
05.30-14.00  Survey Divisi 02

24. Kamis 17-10-2019  Pemanenan


05.30-14.00  Survey Divisi 05

25. Jum’at 18-10-2019  Tanggul Divisi 06


05.30-10.30  Survey and Mapping

26. Sabtu 19-10-2019  Mengerjakan Laporan

27. Minggu 20-10-2019  Day Off

28. Senin 21-10-2019  Laporan Analisis SWOT

29. Selasa 22-10-2019  Pemupukan Urea Divisi 02


05.30-14.00 (BMP)

30. Rabu 23-10-2019  Kantor (mengoreksi laporan &


08.00-16.00 data EOA)

31. Kamis 24-10-2019  Injeksi dan Sensus Buah


05:30 – 12:00 diLapangan.
17

32. Jum’at 25-10-2019  Penjemputan ke Training School


08:30
33. Sabtu 26-10-2019  Visit Mill Pabrik POM (Perdana
09:00 – 11:30 Oil Mill)

34. Minggu 27-10-2019  Day Off

35. Senin 28-10-2019  Visit Biogas dan Limbah


14:00 – 17:00
36. Selasa 29-10-2019  Visit TSD
07:00 – 15:00  Satria Estate (Pengukuran
Vegetatif)
07:00 – 15:00  Lestari Estate (Kalibrasi Alat
Semprot dan Pupuk)

37. Rabu 30-10-2019  Visit TSD


 Damai Estate (Kalibrasi alat
07:00 – 14:00 semprot dan pupuk)
 Satria Estate (Pengukuran
07:00 – 14:30 Vegetatif)

38. Kamis 31-10-2019  VISIT TSD (Cara Rekap Data)


07:00 – 12:00

39. Jum’at 01-11-2019  VISIT TSD (Cara Rekap Data)


07:00 – 12:00

40. Sabtu 02-11-2019  VISIT TSD (Cara Rekap Data)


07:00 – 12:00

41. Minggu 03-11-2019  Day Off

42. Senin 04-11-2019  PRESENTASE


18

II. SITUASI PERUSAHAAN PADA SAAT INI


2.1 Aspek Pembibitan
2.1.1 Taksonomi Tanaman Kelapa Sawit
Devisi : Tracheophyita
Subdevisi : Pteropsida
Kelas : Angiospermae
SubKelas : Monocotyledoneae
Ordo : Cocoideae
Famili : Palmae
SubFamili : Cocoideae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq
Elaesis berasal dari Elaion berarti minyak dalam bahasa
Yunani, Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Afrika) dan
jacq adalah nama botanist Amerika Jacquin. Nama Kelapa Sawit
yang dikenal di Indonesia sebagai nama lokal untuk Elais guineensis
Jaqc adalah Kelapa Bali. Jenis Elais melanocca dapat dikawinkan
dengan Elais guineensis menghasilkan hibrida yang sangat menarik
untuk dikembangkan lebih lanjut.
2.1.2 Varietas
Dari warna buah maka dari spesies Elais guineensis Jaqc
dikenal varietas, Nigrescens adalah buah berwarna violet sampai
hitam waktu muda dan menjadi merah sampai kuning (orange)
setelah matang. Albescens adalah buah muda berwarna kuning pucat,
tembus cahaya karena sedikit mengandung karotein.
Varietas yang dipakai pada tanaman komersil adalah Nigrescens
sedangkan varietas lainnya hanya dipakai pada program pemuliaan
tanaman atau sebagai koleksi. Baik dalam produksi maupun kualitas
maka, varietas Nigrescens adalah varietas yang masih baik dari
19

lainnya. Berdasarkan tebak tipisnya cangkang varietas kelapa sawit


dibagi atas 3 yaitu :
2.1.2.1 Dura (D)
Persentase mesocarp terhadap buah relatif kecil 35 – 50%,
cangkang tebal 2 – 8 mm, inti (kernel) besar dengan
kandungan minyak extraction yang rendah.
2.1.2.2 Tenera (T)
Persentase mesocarp terhadap buah cukup besar 60 – 70% ,
cangkang tipis 0,4 – 0,5 mm dan kandungan minyak tinggi 22
– 24% dari TBS.
2.1.2.3 Pisifera (P)
Persentase mesocarp terhadap buah besar sekali 70 – 80%,
inti tipis sekali atau relatif tidak ada dan cangkang hanya
berupa cincin tipis yang melapisi inti. Pisifera tidak dapat
diperbanyak tanpa persilangan dengan jenis yang lain.
Pada tanaman komersil yang ditanam adalah varietas Tenera
(DXP), karena menghasilkan minyak yang lebih tinggi.
Varietas Tenera dibedakan atas beberapa tipe yang umumnya
diberi nama dari asal pokok bapaknya atau Pisifera yang
digunakan dan ada pula yang menamakannya dari nama
didatangkannya, seperti Lame, S.Pancar, Serdang dll.
2.1.3 Jenis Pembibitan dan Pemesanan Kecambah
Ada 2 jenis pembibitan yaitu pembibitan satu tahap dan
pembibitan dua tahap. Pembibitan Satu Tahap (single stage) dapat
digunakan pada perkebunan dengan areal pembibitan yang tidak
luas. Pada pembibitan satu tahap kecambah langsung ditanam dalam
large polybag di Main Nursery yang mula – mula letaknya diatur
saling berdekatan. Setelah 2 atau 3 bulan, bibit diberi jarak per
polybag. Sedangkan Pembibitan Dua Tahap (double stage) dapat
digunakan apabila bibit yang dibutuhkan dalam jumlah besar dan
dikembangkan dalam jangka waktu yang singkat.
20

Pada pembibitan dua tahap, kecambah mula – mula di tanam


dalam baby bag di Pre Nursery. Setalah 3 bulan, bibit tersebut
dipindahkan (transplanting) ke large polybag di Main Nursery.
Apabila penanaman dilahan dengan jarak tanaman 9 m segi tiga
sama sisi, maka kebutuhan bibit/ha = 143 pokok. Untuk keperluan
penyulaman (supplying) : ± 15% = 22 pokok/ha, maka kebutuhan
bibit/ha menjadi = 165 bibit/ha.
2.1.4 Kegiatan di Pre – Nursery
Bibit kelapa sawit merupakan suatu produk yang dihasilkan dari
suatu proses pengadaan bahan tanaman yang berpengaruh terhadap
pencapaian hasil produksi pada masa selanjutnya. Pembibitan kelapa
sawit merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan
budidaya tanaman kelapa sawit. Melalui tahap pembibitan ini
diharapkan akan menghasilkan bibit yang memiliki kekuatan dan
penampilan tumbuh yang optimal serta berkemampuan dalam
menghadapi kondisi cekaman lingkungan saat pelaksanaan
penanaman lingkungan (transplanting).
Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq) merupakan tanaman yang
mampu menghasilkan minyak nabati tertinggi persatuan luas
dibanding jenis tanaman lainnya. Tanaman kelapa sawit memiliki
potensi minyak sekitar 6 – 7 ton/ha/tahun dan merupakan komoditi
perkebunan yang begitu akrab dengan kehidupan petani bahkan
dianggap sebagai satu sumber mata pencaharian yang mampu
mensejahterkan kehidupan pemiliknya.
Untuk menghasilkan bibit kelapa sawit yang baik dan
berkualitas diperlukan pengelolaan yang intensif selama tahap
pembibitan. Dalam pengelolaan pembibitan diperlukan pedoman
kerja yang dapat menjadi acuan sekaligus kontrol selama
pelaksanaan dilapangan.
21

2.1.5 Persiapan Pembibitan


2.1.5.1 Pemilihan Lokasi
Areal lokasi berada di Perdana Estate yang memiliki
topografi rata dengan akses jalan yang baik dan dekat dengan
sumber air permanen yaitu Sungai Niruk.
2.1.5.2 Luas Pembibitan
Luas lahan pembibitan adalah 21 Ha, dengan 18 Ha lahan
digunakan sebagai daerah pembibitan dan 3 Ha lahan
digunakan sebagai parit, tanggul, gudang dan lain – lain.
2.1.5.3 Bahan Tanaman
Benih kelapa sawit yang digunakan ada 3 jenis yaitu
Damimas berasal dari Sinar Mas, Topaz berasal dari Asian
Agri dan Sriwijaya berasal dari Sempurna Agro Masing –
masing benih yang di datangkan berjumlah 50.000 benih.
2.1.5.4 Sistem Pembibitan
Sistem yang banyak digunakan dalam pembibitan sawit saat
ini adalah sistem pembibitan 2 tahap (doubke stage) sistem
pembibitan 2 tahap terdiri dari pembibitan awal (pre nursery)
selama kurang lebih 3 bulan pada polybag berukuran kecil
dan pembibitan utama (main nursery) dengan polybag
berukuran lebih besar kurang lebih 6 bulan.
2.1.5.5 Media Tanam
Media tanam yang digunakan seharusnya adalah tanah yang
berkualitas baik, misalnya tanah bagian atas (top soil) pada
ketebalan 10 – 20 cm. Tanah yang digunakan harus memiliki
struktur yang baik, gembur serta bebas kontaminasi hama dan
penyakit, pelarut, residu dan bahan kimia.
2.1.5.6 Kantong Plastik (Polybag)
Ukuran polybag bergantung pada lamanya bibit
dipembibitan.
22

2.2 Herbisida
Penyiang gulma atau herbisida (dari bahasa Inggris herbicide) adalah
senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk
menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan
hasil (gulma). Lahan pertanian biasanya ditanami sejenis atau dua jenis
tanaman pertanian. Namun tumbuhan lain juga dapat tumbuh di lahan
tersebut. Karena kompetisi dalam mendapatkan hara di tanah, perolehan
cahaya matahari, dan atau keluarnya substansi alelopatik, tumbuhan lain
ini tidak diinginkan keberadaannya. Herbisida digunakan sebagai salah
satu sarana pengendalian tumbuhan "asing" ini (lihat artikel tentang
gulma).

2.2.1 Dua Tipe Herbisida Menurut Aplikasinya


Terdapat dua tipe herbisida menurut aplikasinya: herbisida
pratumbuh (preemergence herbicide) dan herbisida pascatumbuh
(postemergence herbicide). Yang pertama disebarkan pada lahan
setelah diolah namun sebelum benih ditebar (atau segera setelah
benih ditebar). Biasanya herbisida jenis ini bersifat nonselektif,
yang berarti membunuh semua tumbuhan yang ada. Yang kedua
diberikan setelah benih memunculkan daun pertamanya. Herbisida
jenis ini harus selektif, dalam arti tidak mengganggu tumbuhan
pokoknya.
Herbisida terbagi menjadi 2, Herbisida kontak adalah herbisida
yang berguna untuk menyiang gulma dengan cara langsung
mengganggu tanaman untuk berfotositensis, gulma yang secara
langsung terkena herbisida kontak akan mati. Herbisida sistemik :
adalah herbisida yang cara kerjanya dengan mengganggu enzim
yang berperan dalam membentuk asam amino yang dibutuhakan
tanaman, dan mudah menyerap ke seluruh jaringan tanaman, gulma
akan mati sampai akar-akarnya.
23

2.2.2 Cara Kerja Herbisida


Pada umumnya herbisida bekerja dengan mengganggu proses
anabolisme senyawa penting seperti pati, asam lemak atau asam
amino melalui kompetisi dengan senyawa yang "normal" dalam
proses tersebut. Herbisida menjadi kompetitor karena memiliki
struktur yang mirip dan menjadi kosubstrat yang dikenali oleh
enzim yang menjadi sasarannya. Cara kerja lain adalah dengan
mengganggu keseimbangan produksi bahan-bahan kimia yang
diperlukan tumbuhan.
Contoh:
Glifosate (dari Monsanto) mengganggu sintesis asam amino
aromatik karena berkompetisi dengan fosfoenol piruvat.
Fosfinositrin mengganggu asimilasi nitrat dan amonium karena
menjadi substrat dari enzim glutamin sintase.
Pada Tepian Estate herbisida yang digunakan adalah
herbisida sistemik dengan merk dagang Amiphosate 480 SL yang
terdiri dari 3 campuran :
Alkarit (perekat) = 10 cc, metil metsulfuron = 2,5 g dan glyphosate
dalam kegiatan selective chemist di divisi 01 blok 22 A dan 22 B.
Jadi, takaran yang digunakan adalah 0,5 Lt/Ha. Untuk standar HK
selective chemist = 0,25 ha/hk, 120 pokok/10 lt air.
2.3 PANEN
Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan
tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanaman dan
pemeliharaan tanaman, panen adalah faktor terpenting dalam
menampung produksi. Keberhasilan panen akan menunjang pencapaian
produktivitas tanaman. Sebaliknya kegagalan panen akan menghambat
pencapaian produktivitas tanaman kelapa sawit. Pengelolaan tanaman
yang sudah baku dan potensi produksi di pohon tinggi tidak ada artinya
jika panen tidak dilaksanakan secara optimal.Keberhasilan panen
didukung oleh pengetahuan pemanen tentang persiapan panen, kriteria
24

matang panen, rotasi panen, sistem panen, sarana panen, keseluruhan


faktor ini merupakan kombinasi yang tidak terpisahkan satu sama lain.
Panen memiliki beberapa standar yang harus di perhatikan oleh
pemanen yaitu, Panen buah matang dengan berondol 1 dipiringan,
pelepah dipotong 2 batas berdiri, pangkal diletakkan diatas gawangan
mati dan bagian ujung disusun didaerah plat huruf T, diareal teras
diletakkan dibibir teras dan didaerah miring disusun melintang, tangkai
tandan dipotong bentuk huruf V mepet ke janjang dan potongan tangkai
buang ke gawangan mati, buah dan berondol diangkut bersih ke TPH,
buah disusun di TPH 1 baris 5 janjang ke belakang, berondolan bersih
diletakkan diatas karung dan tulis nomor pemanen. Pada Tepian Estate
target untuk pemanenan adalah 84 janjang untuk tahun tanam 2005
sampai tahun tanam 2010 dan target 94 janjang untuk tahun tanam 2007
dan 2008 hitungan selanjutnya masuk premi.
2.3.1 Persiapan Panen
Panen dapat dimulai apabila kelapa sawit sudah berumur 30
bulan setelah tanam atau 80% pokok sudah siap panen. Tandan
Buah Segar kelapa sawit (TBS) perlu dipanen pada tahap
kematangan optimal untuk mengoptimalkan kualitas minyak sawit.
2.3.2 Sistem dan Tahap Pekerjaan Panen
2.3.2.1 Sistem Panen
Sistem panen yang digunakan adalah sistem ancak tetap
per area seksi panen yang dimaksud dengan ancak tetap
adalah setiap pemanen mempunyai ancak tetap dan jika ada
ancak kosong (karena pemanen tidak masuk) assistant dan
mandor mengaturkan pemanen lain untuk mengisi ancak
kosong tersebut. Kegiatan panen harus blok per blok, hal ini
untuk memudahkan dalam pengawasan dan pengaturan alat
transportasi unit untuk evakuasi buah.
25

2.3.2.2 Standar Kematangan


Tujuan pengendalian mutu TBS, standar kematangan
minimum berdasarkan kriteria yang mudah diidentifikasi
yaitu, kelapa sawit umur < 8 tahun : minimal 5 brondolan
segar di piringan, kelapa sawit umur ≥ 8 tahun : minimal 10
brondolan di piringan dan pada kondisi tertentu mengenai
ketentuan standar kematangan minimum diatur oleh
manajemen perusahaan yang berwenang.
2.3.2.3 Ketentuan Tandan Buah Segar
Grading adalah proses penganalisaan mutu hasil panen
dari setiap unit produksi ( blok/estate ) yang dilaksanakan di
loading ramp di prabik. Terutama ditujakan kepada mutu
TBS yang diterima di Loading Ramp. TBS disebut matang
(ripe) apabila telah terdapat bekas brondolan 5 -10
brondolan normal/tandan, kelewat matang (over ripe)
apabila pada waktu dicek (grading) di loading Ramp;
teryata berat TBS normalnya; dan tangkai tandan belum
membusuk ( masih normal ), tandan kosong ( empty bunch )
kalau berat TBS < 10 % nya berat normal, tetapi disertai
tangkai tandan masih segar.
Tandan busuk ( rotten ) kalau seperti katagori c; tetapi
disertai dengan keadaan tangkai tandan yang telah
membusuk, tandan buah partenokarpi yang buah normal
tidak membrondalan, atau sukar dibrondolkan, maka
dikategorikan sebagai buah mentah (unripe), tandan buah
yang membrondol secara normal dibagai pangkal,
dimasukan dalam kategori buah sakit ( undeveloped bunch
), tandan buah yang tidak mau membrondol sama sekali ;
padahal masak ( bermiyak- miyak ) orang awam biasa
menyebut buah ’’ mata kucing’’ atau buah : ’’gila’’;
dimasukan sebagai buah sakit, harus di potong mepet
26

(maximal 2 cm) tangkai tandanya, dipungut baik baik yang


jatuh kegawang mati,di parit-parit dan jurang serta di
rendahan dan rawa-rawa, dikumpul, diangkut, dan disusun
dengan rapi di TPH resmi dan TBS yang kelewat
matang/busuk sehingga beratnya kurang dari 10% yang
berat tandan normal, dibrondolanya saja, dikutip
brondolanya, tandan kosongnya dibuang ke gawangan
sebagai mulsa.
2.3.2.4 Rotasi Panen
Tujuan adalah untuk memanen semua tandan matang
yang ada dengan standar kematangan minimum dan
meminimalkan biaya pengumpulan. Rotasi Panen 8 – 10
hari harus dipatuhi dan diterapkan. Setiap bulan blok harus
dipanen minimal 3 kali.
2.3.2.5 Kebutuhan Panen
Standar kebutuhan pemanen didasarkan oleh
perhitungan dari luas Ha yang akan dipanen dibagi dengan
standar 15 Ha per pemanen. Angka 15 didapat dari : (1,87
Ha x 8 Hari = 14.96 Ha. Dibulatkan menjadi 15)
Contoh : Luasan Ha adalah 500 Ha sehingga kebutuhan
pemanen : 500 Ha/15 Ha = 33 pemanen.
Penambahan tenaga panen ± 10% untuk pada waktu tertentu
seperti mengantisipasi buah puncak (peak crop) diatur oleh
manajemen perusahaan.
Menghitung Angka Kerapatan Panen (AKP) :
Perhitungan angka kerapatan panen bertujuan untuk
menentukan jumlah kebutuhan pemanen dan kebutuhan unit
transportasi buah 1 hari sebelum panen.
Contoh : Perhitungan AKP dengan sampel 10% dari total
pokok dalam satu sub blok.
Sub Blok : 01 AB
27

Luas : 62 Ha
Total Pokok : 8,246 Pokok
SPH : 133 Pokok
Sampel 10% : 825 Pokok
Misal : hasil perhitungan sampel terdapat 413 janjang, maka
AKP adalah : 413/825= 0,5 janjang/pokok.
Menghitung Kebutuhan Pemanen Berdasarkan AKP :
Contoh perhitungan kebutuhan pemanen :
Misal basis janjang : 100 janjang, maka : 8,246 x 0,5 / 100
+ (0,15 x 100) = 4,123/115 = 36 pemanen.
2.3.3 Alat Panen
2.3.3.1 Dodos Besa
2.3.3.2 Dodos Kecil
2.3.3.3 Egrek
2.3.3.4 Angkong
2.3.3.5 Gancu
2.3.3.6 Tojok
2.3.3.7 Kapak/Parang

2.4 Administrasi Kantor


Didalam pengelolaan suatu kebun atau divisi, peranan administrasi
sangat penting, karena objek yang dikelola mempunyai ciri – ciri sebagai
berikut :
2.4.1 Berada didalam areal yang sangat luas dan tidak mungkin dapat
dilihat dalam waktu singkat,
2.4.2 Dikerjakan dengan banyak menggunakan tenaga kerja (padat
karya), sehingga lebih sulit mengukur prestasi kerja,
2.4.3 Dipengaruhi oleh iklim sehingga perubahan lebih mudah terjadi,
2.4.4 Mayoritas benda hidup sehingga terjadi perubahan setiap saat,
2.4.5 Banyak kondisi yang sulit diukur dalam waktu singkat (relatif).
28

Dengan ciri – ciri tersebut, kemungkinan terjadinya penyimpangan,


losses, dan manipulasi adalah sangat tinggi. Oleh karena itu, pengetahuan
terhadap jenis angka – angka / data indikator penyimpangan dan
kemajuan kerja adalah sangat penting angka – angka tersebut harus
“tersajikan” dengan cepat dan teliti. Apabila administrasi tidak cepat dan
teliti, maka akan mengakibatkan kesulitan dalam mengelola pekerjaan.
Dapat disimpulkan bahwa administrasi adalah menjadi “kompas”
utama dalam melaksanakan tugas sehari – hari disamping control
(dengan jalan kaki) langsung ke lapangan. Dengan demikian, bentuk
administrasi harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat
menggambarkan kebun yang sebenarnya. Administrasi dibuat sebagai
pedoman untuk menilai efektivitas dan efisiensi pekerjaan, untuk
selanjutnya digunakan untuk laporan kepada atasan. Dan biaya
administrasi harus ditekan sampai serendah mungkin tanpa mengurangi
manfaatnya sebagai “kompas”.
2.4.6 Administrasi Kebun Kelapa Sawit
Administrasi diperkebunan kelapa sawit (terutama divisi)
dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu, Kelompok
Administrasi Umum, Kelompok Administrasi Panen dan
Kelompok Administrasi Transport.

2.5 Pergudangan
2.5.1 Perlengkapan APD (Alat Pelindung Diri)
Perlengkapan APD adalah perlengkapan yang wajib dibawa
dan dipakai oleh seluruh karyawan yang bekerja di areal terbuka
atau lapangan. Peralatan APD yang umum dan wajib digunakan
seperti, sarung tangan, masker, helm, kaca mata dan sepatu boots.
29
30

2.5.2 Stok Pestisida


Agristik
No Merk Dagang Bahan Aktif
1. Trendi (20 WG) Metil Metsulfuron 20%
Berat Bersih 250 g
2. Bayer 400 L Alkilaril Poliglikol Eter 400
Berat Bersih 5 L ml/l
3. Metsulfuron (20 WG) Metil Metsulfuron 20%
Berat Bersih (100 x 250 g)
4. Herbisida Sistemik Floroksipir 1 – MHE 288 g/l
Kenrane (288 EC)
5. Herbisida Kontak Indaziflan 500 g/l
Becano (500 SC)
Berat Bersih 1 liter
6. Herbisida Sistemik Triclopyr 481,9 l (Triclopyr
Amipyr (670 EC) BEE 670 g/l)
Berat Bersih 1 liter
7. Soda Asn Dense
Berat Bersih 50 KGS
8. Kaporit 60 Calcium Hypochlorite
Berat Bersih 15,0 KGS Powder

2.5.3 Stok Pupuk


No Merk Dagang Bahan Aktif
1. Muriate of Potash (KCL)
Cap Daun
Berat Bersih (50 KGS)
K2O (60%)

2. Magnesium Sulphate
(MGO 27%)
Berat Bersih (50 Kg)
3. Rock Phospate (Rp)
Berat Bersih (50 kg)
31

2.6 Pengambilan Sampel Tanah


2.6.1 Ketentuan Umum
Intruksi kerja berlaku Rea Kaltim Plantations dan Group dan intruksi
kerja ini mencakup kegiatan pengambilan sampel tanah untuk
kepentingan Land Applications dan lainnya.
2.6.2 Pelaksanaan
EHS Representative,Operator Pabrik / Estate / Composting dan
Assistant Environmant.
2.6.3 Definisi
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan
bahan organik. Land Applications adalah aktivitas pemanfaatan
limbah cair / padat pada lahan tanaman kelapa sawit dengan maksud
membantu perbaikan komposisi kesuburan tanah. Sampel tanah
terganggu adalah metode pengambilan sampel tanah dengan
menggunakan bor tanah. Pengambilan sampel tanah untuk
mengetahui kandungan kimia tanah. Sampel tanah tidak terganggu
adalah metode pengambilan sampel tanah dengan menggunakan
Ring Sampel. Pengambilan sampel tanah untuk mengetahui sifat
fisik tanah.
2.6.4 Langkah Kerja
2.6.4.1 Persiapan
Pastikan karyawan sebelum melakukan pekerjaan
menggunakan perlengkapan APD seperti ; helm, sepatu kerja
dan sarung tangan dan sediakan alat dan bahan sebelum
mengambil sampel air limbah, berupa : bor tanah, cangkul
alat tulis dan plastik.
2.6.4.2 Pelaksanaan
Pengambilan sampel tanah Land Applications POME.
Pengambilan sampel tanah dilakukan oleh operator yang
berkompeten dalam teknik pengambilan sampel tanah. Bisa
didampingi Assistant Environment. Lokasi pengambilan
32

sampel tanah berada di lokasi lahan aplikasi dan lahan


kontrol. Letak pengambilan sampel dilokasi lahan aplikasi
berada antar rorak dan dalam rorak. Pengambilan sampel
tanah dalam rorak, terlebih dahulu membersihkan endapan
lumpur. Kedalaman sampel tanah tergantung yang diambil
untuk tiap lokasi adalah : 0 – 20 cm, 20 – 40 cm, 40 – 60 cm,
60 – 80 cm, 80 – 100 cm dan 100 – 120 cm. Kendala sampel
tanah tidak tergantung yang diambil untuk tiap lokasi adalah
0 – 30 cm dan 30 – 60 cm. Sampel tanah tergantung diambil
sebanyak ± 500 g. Sampel selanjutnya dimasukkan kedalam
plastik sampel rangkap 2 (dua) dan diberi label. Sampel tanah
tidak tergantung yang telah masuk ring sampel selanjutnya
dimasukkan ke plastik dan diberi label. Pengambilan sampel
tanah untuk pemantauan lingkungan menggunakan metode
yang sama. Lokasi pengambilan sampel tanah pemantauan
lingkungan mengacu pada titik pengambilan awal (Rona
Awal) atau titik yang disepakati dengan instansi terkait serta
selanjutnya sampel dikirim ke laboratorium standar untuk
dilakukan pengujian fisik dan kimia.
2.7 Weeding (Penyiangan) Manual
2.7.1 Pengertian Gulma
Gulma adalah semua tumbuhan liar yang keberadaannya
dilingkungan tanaman utama ; tidak dikehendaki, karena merugikan.
Untuk kerugiannya adalah menyaingi pengambilan unsur hara, air
dan cahaya matahari dan mengeluarkan zat yang bersifat meracuni
tanaman utama (alelopati).
2.7.2 Jenis – Jenis Gulma
Berdasarkan pada tinggi kerugian yang ditimbulkan ; gulma dapat
dibedakan atas gulma jahat (noxious weed) dan gulma biasa
(common weed).
33

2.7.2.1 Gulma Jahat (Noxious Weed)


Gulma jahat harus selalu dibasmi / diberantas baik diareal
TBM maupun TM. Menurut bentuk luarnya (Physique)
gulma jahat dapat digolongngkan : perdu (Shrubs), tumbuhan
merambat (Creepers), pakis – pakisan (Ferns), rerumputan
(Grasses) dan teki – tekian / umbi – umbian.
2.7.2.2 Gulma Biasa (Common Weed)
Gulma yang tidak seberapa merugikan keberadaannya : pada
kondisi tertentu membantu mengurangi erosi. Biasanya
perakarannya dangkal, daun dan batangnya lunak. Namun
demikian tidak ditolerir keberadaannya diarea TBM; adapun
diarea TM, apabila menjadi sheet digawangan, harus
dikendalikan; dan bila tumbuh dipasar pikul, dipiringan,
harus diberantas. Contoh gulma biasanya diantaranya Perdu :
Jarakan (Croton hirtus), Ferns : Pakis Kadal (Cyclosorus
aridus), Nephrolepis biserrata dan Roats / teki : Cyperus
digitatus, Cyperus iria.
2.7.3 Tanaman yang Bermanfaat (Beneficial Plants)
Beberapa jenis tanaman yang keberadaannya justru menunjang
kehidupan Kelapa Sawit ; dikarenakan tanaman tersebut merupakan
tanaman inang bagi predator, parasit, hama sawit.Semak Berdaun
Lebar : Air mata pengantin (Antigonon leptopus), pukul delapan
(Turnera subulata) dan lain – lain. Diluar piringan dan path gulma
ini dibiarkan tumbuh tidak perlu dikendalikan dan dibasmi.
2.7.4 Tanaman Kacang Penutup Tanah
Creepers yang bergunaa untuk menahan erosi, memelihara
kelembaban tanah, mengikat unsur N dari udara dan menekan
pertumbuhan gulma. Namun demikian, pada keadaan tertentu dapat
menjadi gulma; misalnya merambati pelepah dan pokok sawit,
menutup paths di TBM dan TM.
2.7.5 Pengendalian Gulma
Pada masa TBM dari umur 0 – 18 bulan circle weeding
dilakukan secara manual. Diatas 18 bulan dilakukan secara kimia
(Chemical Circle Weeding).
34

2.7.6 Manual Weeding


Berlaku pada areal TBM maupun TM; yaitu pekerjaan dongkel
anak kayu (selective interrow) dan membuka / membersihkan
piringan pokok (circle weeding) dan pasar pikul.
2.7.7 Chemical Weeding
Circle spraying dapat dilakukan pada areal tanaman yang telah
berumur diatas 18 bulan. Pada TBM dan TM ; dilarang memakai
pompa bertekanan tinggi (mist blow) dan larutan berkonsentrasi
tinggi (micro herbi). Untuk spraying gawangan (Spot Lalang,
Mikania, Mimosa, Kerisan, Bambon, pakis – pakisan) dapat
dilakukan sejak TBM 0 sampai TM tua. Hal – hal yang harus
diperhatikan pada chemical weeding adalah dosis herbisida, volume
semprot / ha blanket, flow rate nozzle, lebar dan tinggi semprotan
dari sasaran (target), kecepatan penyemprotan, luas ha sprayed.
Weeding manual yang kami ikuti diTepian Estate Divisi 03
Plasma Terusan Jaya Mandiri Blok 13B tahun tanam 2009, dengan
cara ditebas dan kemudian dibersihkan dari sekeliling pohon /
digaruk dan dibuang ke rumpukan, pada tanaman kelapa sawit yang
tumbuh liar didalam piringan dapat dicabut atau diteteskan dari
campuran Solar dan Amipir dengan perbandingan 1 : 15 lt. Kegiatan
weeding yang kami ikuti ialah circle manual dan selektive manual.

2.8 Tanggul Divisi 06 dan Perawatan Jalan (Sirtu)


Kegiatan pembangunan Tanggul yang dilaksanakan didivisi 06
dengan Tujuan dapat menanggulangi banjir pada saat musim hujan.
Adapun kegiatan pembangunan pintu air dan mesin pompa air yang
bertujuan membuang genangan air apabila terjadi banjir. Pebangunan
tanggul sepanjang 12,5 km dengan tinggi 3 m, penampang atas 4 m,
penampang bawah 6 m. Selain itu, terdapat 2 parit yaitu, parit dalam
berukuran 3 m dengan kedalaman 2 m, parit luar berukuran 8 m dengan
kedalaman 3 m. Dalam pembuatan parit ukuran parit bisa beraneka ragam
tergantung pada material yang dibutuhkan. Adapun kegiatan perawatan
jalan (sirtu) yang dilakukan didivisi 05 dengan tujuan memperbaiki akses
jalan agar mudah proses pengeluaran buah saat hujan dari dalam blok.

2.9 Pemupukan Urea


Tujuan pemupukan adalah menyediakan kebutuhan hara bagi
tanaman sehingga tanaman akan tumbuh dengan baik dan akan mampu
berpotensi secara maksimal. Dalam pelaksanaan pemupukan harus
35

memperhatikan curah hujan, untuk menghindari kehilangan unsur hara


pupuk curah hujan yang ideal adalah 60 – 200 mm per bulan.
2.9.1 Persiapan
Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas yang tinggi dari
permukaan, maka diperlukan suatu persiapan yang matang sebagai
berikut:
2.9.1.1 Rencana kebutuhan pupuk, terinci per tahun tanam, per
afdeling, per blok/kesatuan contoh daun (KCD) per jenis
pupuk.
2.9.1.2 Piringan pohon harus bersih secara keseluruhan.Peta
rancangan pemupukan / pengeceran pupuk pada blok/KCD
untuk kelancaran pemupuka.
2.9.1.3 Pada jadwal / program harian pemupukan, yang terinci per
tanggal, per jenis pupuk, per tahun tanam, per tahun tanam,
blok / KCD dan jumlah kebutuhan tenaga.
2.9.2 Perelengkapan
Perlengkapan / peralatan yang harus disiapkan untuk
melaksanakan kegiatan pemupukan adalah :
2.9.2.1 Mangkok Plastik Berukuran 500 cc
Mangkok plastik sebagai takaran penabur, pupuk harus
tersedia sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang memupuk
dan mangkok harus seragam.
2.9.2.2 Ember Plastik Berukuran 12 Liter
Sebagai alat untuk membawa sejumlah pupuk dari tempat
pengeceran pupuk ke pohon yang akan dipupuk sesuai tenaga
pemupuk. Ukuran ember 12 liter diharapkan dapat
menampung pupuk minimal 10 kg.
2.9.2.3 Timbangan
Timbangan digunakan untuk menimbang pupuk sesuai dosis
dan jenis pupuk yang telah ditetapkan dan selanjutnya di
pindahkan ke mangkok penabur, yang merupakan takaran
yang sesuai denagan dosis yang ditetapkan dan selanjutnya
36

akan digunakan sebagai pedoman ukuran penabur pupuk.


Hak ini perlu dilakukan untuk setiap jenis pupuk yang akan
ditaburkan karena beratnya tidak sama walaupun volume
yang sama.
2.9.2.4 Organisasi Kerja
Agar pelaksanaan pemupukan berjalan lancar dan
memperoleh hasil yang optimal, maka didalam pelaksanaan
perlu di organisir sebagai berikut: pengecer pupuk,
pembukaan kantong pupuk, penabur pupuk dan pengumpul
karung pupuk.
2.9.2.5 Cara Memupuk
Ada dua cara memupuk yang dipakai pada tanaman kelapa
sawit yaitu sistem pocet (dibenam) dan sistem tabur langsung
diatas piringan pohon. Teknik penaburan pupuk agar
dilakukan sesuai dengan anjuran sebagai berikut: Pupuk
harus ditabur ke daerah dimana akar rambut paling bayak,
yaitu pada daerah piring pohon/disekitar bawh tajuk, pupuk
yang ditabur harus gembur / remah dan tidak mengumpal
terutama pupuk N, pupuk harus ditabur merata pada
permukaan tanah piring pohon, penaburan pupuk N pada
tanaman umur 1 bulan,mulai dari pngkal pohon sampi dengan
radius 30 cm dari pangkal pohon, pupuk RP tidak boleh
diberikan bersamadengan pupuk ZA atau urea,karena
diantara kedua pupuk ini mudah timbul reaksi sehinga akan
menghambat ketersedian masing-masing unsur hara.interval
waktu pemberian ± 2 minggu, pupuk ZA/urea dapat di
berikan pada waktu yang berdekat dengan pupuk MOP,
dolomit/kieserite, tetapi tidak di anjurkan untuk mencampur
ketiga jenis pupuk tersebut, karena homogenitas campuran
tidak terjamin, pemberian pupuk borate dilaksanakan dengan
menaburkan pada ketiak pelepah daun mulai dari antara
37

lingkaran II dan III dari daun tombak atau ditabur ditanah,


sebelum pelaksanaan pemupukan agar asisten afdeling atau
mandor besar memberi contoh / pergaan bagaimana menabur
pupuk yang benar. Pelaksanaan kegiatan pemupukan di divisi
02 BMP 25A pasokan pupuk berjumlah 3.300 kg untuk satu
karung pupuk = empat pemupuk (tergantung pada jenis
pupuk yang dipakai). Dosis pupuk urea yang dipakai = 1 kg /
pokok. Alat yang digunakan saat pemupukan adalah ember
dengan kapasitas 12,5 kg dan mangkuk (cepok) dengan
kapasitas 1 mangkuk = 0,5 kg. Pupuk diaplikasikan dibibir
piringan atau dekat rumpukan, agar dapat diserap oleh akar
baru yang ada dirumpukan.
2.10 Pengendalian Hama Ulat dengan Injeksi Batang
2.10.1 Ketentuan Umum
Kegiatan pengendalian hama ulat api / ulat kantong dengan
menggunakan injeksi batang.
2.10.2 Pelaksanaan
Karyawan kebun / estate.
2.10.3 Definisi
Injeksi batang adalah proses atau cara memasukkan larutan
insektisida dengan dosis yang telah ditetapkan ke dalam batang
kelapa sawit dalam rangka pengendalian serangga hama ulat api
/ ulat kantong.
2.10.4 Persiapan
Pastikan petugas memakai APD seperti ; sarung tangan karet,
kaca mata, masker dan sepatu boot. Siapkan peralatan seperti :
mesin bor lengkap dengan ukuran 13 mm, alat suntik kapasitas
60 ml, kayu penutup lubang bor ukuran panjang 15 cm, diameter
15 – 20 mm, ember kapasitas 5 liter untuk melarutkan
insektisida yang digunakan, Dirigen tempat air campuran
insektisida, cat kayu warna merah, kuas. Siapkan bahan yang
38

diperlukan seperti : insektisida dengan bahan aktif Asefat 75%


(misal : Chepate dan Manthenc) dan air jernih untuk campuran
insektisida.
2.10.5 Pelaksanaan
2.10.5.1 Assistant wajib memastikan seluruh petugas
menggunakan APD yang telah diciptakan dan tidak
dibenarkan saat pencampuran melakukan aktivitas lain
seperti : makan, minum dan merokok.
2.10.5.2 Sebelum dibuka, petugas diharuskan membaca
petunjuk aturan bagaimana tata cara pencampuran yang
benar dan aman atau dengan petunjuk dari pimpinan
setempat. Lakukan pencampuran insektisida sesuai
dengan rekomendasi yang telah ditetapkan.
2.10.5.3 Pencampuran dilakukan dilapangan sebelum kegiatan
dilakukan dan memastikan tidak terjadi pencemaran
terhadap lingkungan
2.10.5.4 Kumpulkan bekas kemasan dari aktivitas pencampuran
tersebut dan disimpan ditempat yang telah ditetapkan
pengeboran
2.10.5.5 Petugas bor wajib memastikan kondisi alat berfungsi
dengan baik selama kegiatan berlangsung
2.10.5.6 Lakukan pengeboran pada pokok sawit dengan
kemiringan 450, pengeboran dilakukan dari arah posisi
pasar pikul, sehingga memudahkan untuk aplikasi dan
pengontrolan.
2.10.5.7 Masing – masing pokok dibuat 2 (dua) lubang dengan
kedalaman + / - 25 cm.Penyuntikan Larutan Insektisida
2.10.5.8 Isi larutan dengan insektisida yang sudah diencerkan,
pastikan setiap lubang diisi dengan 20 ml larutan
2.10.5.9 Pastikan larutan tidak tumpah pada saat penyuntikan
Penutup lubang bor
39

2.10.5.10 Siapkan kayu yang sudah diruncingkan bagian


ujungnya, masukkan kayu ke dalam lubang
2.10.5.11 Pastikan kayu penutup lubang dengan baik (tidak
goyang)
2.10.5.12 Pemberian Tanda Cat
2.10.5.13 Siapkan cat merah dan kuas
2.10.5.14 Pokok yang sudah diinjeksi dan tutup lubang dengan
kayu diberikan tanda cat merah.
Pastikan sebelum pulang karyawan melakukan pembilasan badan
diruang Shower Room dan wajib menyimpan APD, alat kerja
diloker yang telah disediakan.

2.11 Sensus Buah Divisi 01


2.11.1 Ketentuan Umum
Kegiatan sensus buah
2.11.2 Pelaksanaan
Karyawan kebun atau estate
2.11.2 Definisi
Bunch census adalah proses pengamatan buah dilapangan sebagai
upaya untuk memperkirakan produksi 4 bulan mendatang dan
merencanakan untuk kebutuhan tenaga kerja panen.
2.11.3 Persiapan
Pastikan petugas memakai APB seperti sepatu boot. Persiapan
peralatan seperti : from sensus buah dan alat tulis.
2.11.4 Pelaksanaan
Penetapan baris dan pokok disensus :
2.11.4.1 Asisten wajib memastikan seluruh petugas menggunakan
APB (sepatu boot) yang telah ditetapkan.
2.11.4.2 Sensus dimulai dari sebelah timur dan sesuai dengan baris
tanaman (utara atau selatan).
40

2.11.4.3 Untuk daerah teras sistem barisan tetap menggunakan


arah utara selatan memotong teras dengan menggunakan
kompas.
2.11.4.4 Presentase pokok disensus 10%, 1 jalur sensus mewakili
10 baris.
2.11.4.5 Baris sensus mengikuti baris LSU.
2.11.4.6 Baris sensus pertama (RI) dimulau pada baris-5, baris
sensus 2 (R2) dimulai pada baris ke-15, baris sensus 3
(R3) dimulai pada baris ke-25,R4 baris ke-35, kemudian
untuk selanjutnya penambahan setiap 10 baris
(55,65,75,85,95,105,115,12).
2.11.4.7 Setiap jalur sensus diberi tanda adapun standart tandanya
: cat dasar warna kuning, huruf dan angka warna hitam
(R1,R2,R3..dst), dalam 1 jalur sensus diberi nomor pada
pokok yang disensus, tetapi hanya nomor genapnya
(2,4,6,8,10,12,14,..dst) dan pada jalur sensu ke-2 atau R2,
penomoran dilakukan lagi dari awal (2,4,6,..dst).
2.11.4.8 Pelaksanaan sensus buah dilakukan 4 bulan sekali setelah
panen terakhir untuk bulan tersebut. Buah hitam yang
dihitung dimulai dari buah yang telah berwarna hitam
mengkilat. Untuk buah kopi dan buah yang sudah
membrondol tidak dihitung. Buah yang tidak hitung
adalah buah kopi dan buah cengkeh. Apabila sensus
dilakukan sebelum panen, pada saat akhir bulan menjelang
tutup buku, buah yang sudah membrondol ikut dihitung.
Asisten melakukan pemeriksaan atau pengecekan
beberapa sampel untuk memastikan kebenaran sensus.
2.11.4.9 Lampiran
Contoh Penomoran pada Baris Sensus

R3 Baris Sensus
41

25 Baris Tanaman

2.12 Aspek Produksi dan Operasi


Produksi dan produktivitas komoditas tanaman yang dihasilkan
PKS(Pabrik Kelapa Sawit) PT.SYB TEPIAN ESTATE antara lain :
2.12.1 Crude Palm Oil (CPO)
Crude Palm Oil (CPO) adalah hasil dari minyak kelapa
sawit yang memiliki standard kriteria mutu di pabrik PKS PT.Rea
Kaltim Plantations khususnya yang berada di Perdana.
2.12.2 Pabrik Mill
Pabrik kelapa sawit (PKS) adaah salah satu rantai pokok
produksi diindustri kelapa sawit yang berfungsi sebagai pos
pengolahan tandan buah segar sawit (TBS) menjadi minyak sawit
mentah (CPO). Indonesia kini memiliki 1.911 pabrik kelapa sawit
(PKS) dengan produksi 23,5 juta ton CPO dari 8,2 juta ha. Agar
pengolahan efektif dan efisien, di oerlukan pengolahan PKS.
Adapun tujuan pengelolahan PKS adalah pengutipan
sebanyak-banyaknya minyak dan inti sawit yang terkandung
dalam panen TBS yang diolah sesuai dengan mutu dan standar
yang ditentukan dengan biaya seminimal mungkin. Penyusunan
anggaran PKS juga harus mengikuti perinsip tersebut. Anggaran
setiap pabrik kelapa sawit (PKS) akan berbeda-beda, tergantung
tingkat upah, harga bahan penolong dan spare part, lokasi pabrik,
kapasitas olah, dan kebijakan manajemen.
PKS mempunyai bagian yang penting yaitu stasiun. Stasiun
di PKS merupakan suatu rangkai yang saling bersinambung mulai
dari awal sampai akhir. Rangkaian stasiun harus saling membantu
dan saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang optimal.
Angggaran biaya pengolahan/ bagian dipabrik yang meliputi
station fruit reception, station sterilizer, station thressing, station
pressing, station depricarping, station karnel, station klarifikasi,
42

station boiler, engine room, station water treatment, station


effluent, treatment, dan station laboratorium. Masing-masing
anggaran biaya perstasiun terdiri dari upah langsung/gaji,
penggunaan bahan material (penolong dan spare part), serta
alokasi pemakaian kendaraan dan alat berat. Anggaran biaya
untuk stasiun juga didukung anggaran pemeliharaan (workshop).
Berikut ini diuraikan fungsi dari masing-masing stasiun :
2.12.2.1 Stasiun Fruit Raception (Stasiun Penerimaan Buah)
Stasiun fruit reception berfungfsi untuk melakukan
penerimaan buah, dan penampungan buah sementara
(loading ramp) sebelum diolah serta tempat penuangan
TBS dalam lori sebelum proses sterilisasi.
2.12.2.2 Penimbangan TBS (Tandan Buah Segar)
Langkah pertama adalah penerimaan hasil panen
dipabrik. TBS yang diterima ditimbang diatas jembatan
timbang. Jika diangkut dengan kendaraan truk atau
traktor gandengan, penimbangan dilakukansebelum
pembongkaran dan pemuatannya kedalam keranjang
rebusan. Sesudah itu, kendaraan ditimbang lagi dalam
keadaan kosong. Selisih yang diperoleh tersebut adalh
berat TBS yang diterima pabrik.
2.12.2.3 Penimbunan TBS (Tandan Buah Segar)
Setelah ditimbang, TBS dipindah ke Loading Ramp
sebagai tempat penimbunan sementara sebelum tandan
buah dimasukan ke dalam lori perebusan.
2.12.2.4 Pengisian Buah ke Dalam Lori
Lori diisi penuh dengan buah yang diolah. Pengisian
yang baik jika lori dapat membuat tandan buah sebanyak
kapasitas normal. Pengisian yang tidak penuh akan
menyebabkan penurunan kapasitas oleh sterilizer.
43

Sebaiknya, pengisian yang terlalu penuh akan


mengakibatkan pintu maupun plat (wear plate) rusak atau
buah jatuh dalam rebusan.
2.12.2.5 Pengisian Lori ke Dalam Sterilizer
Lori yang telah berisi buah dimasukan kedalam sterilizer
dengan menggunakan capstand. Pintu sterilizer ditutup
dan dikunci dengan menggunakan handel. Tujuannya
agar kemungkinan terbuka saat proses perebusan tidak
terjadi.
2.12.2.6 Stasiun Sterilizer (stasiun perebusan)
Pengolahan pertama adalah perebusan TBS didalam
sterilizer dengan menggunakan uap panas tekanan tinggi.
Perebusan melunakan buah sehingga daging buah mudah
lepes dari biji sewaktu diaduk dalam bejanan peremasan.
Tujuan yang lain adalah menonaktifkan enzim lipase.
Enzim lipase ini dapat meningkatkan kadar FFA. Ada
dua sistem sterilizer yang lazim dipergunakan untuk
merebus TBS, yaitu sistem vertikal sterilizer dan
horizontal sterilizer. Horizontal sterilizer merupakan
rencana untuk selider horizontal dengan pintu-pintu pada
kedua atau salah satu ujungnya sebagian tempat untuk
mensterilkan TBS sebelum diolah pada proses
selanjutnya. TBS yang telah masak dikeluarkan dalam
dalam sterilizer dengan menggunakan pintu rebusan
secara perlahan-lahan agar packing door lebih aman.
Selanjutnya, pintu ditarik dengan tali bersamaan dengan
pemsukan buah yang akan direbus. Proses pengolahan
stasiun horizontal sterilizer lebih rumit karena melalui
proses pengisian TBS ke lori, pemindahan dengan
transfer carriage dari rel ke rel sterilizer. Sementara
44

sterilizer feertikal TBS dari loading ramp melalui bunch


elevator langsung ke sterilizer.
2.12.2.7 Stasiun Thressing
Bagian yang mengandung minyak dan inti sawit adalah
buahnya. Oleh karena itu, perlakukan pertama dalam
upaya menghasilkan minyak dan inti sawit adalah
memisahkan buah dari tandannya. Caranya, buah rebus
dari sterilizer diangkat dengan hosting crane, lalu dituang
kedalam thresher melalui hopper yang berfungsi
menampung buah rebus. Setelah itu, autofedeer akan
mengatur peluncurnya buah agar tidak sekaligus.
Thressing adalah suatu alat berbentuk tromol mendarat
dengan kisi-kisi yang bercela sedikit jadi besar dari pada
ukuran berondolan. Tromol berputar dengan putaran
sedemikian rupa sehingga tandan akan mengalami gaya
sentrifugal yang cukup untuk mengangkatnya titik
tertinggi pada dinding tromol. Biasanya kecepatan
putaran ke 2 rpm setelah terjatuh kembali (terbanting),
tandan akan melepas buahnya (berondolan). Demikian
terjadi berkali-kali sampaitandan kosong terlempar dari
ujung trobol. Buah lepas akan masuk melalui kisi-kisi
dan ditampung oleh friut elevator untuk didistribusikan
kesetiap unit digester oleh distributing konvenyor.
Selanjutnya, tandan kosong melalui empty bunch
convenyor dibawa ke incenerator atau ke empty bunch
hopper.
2.12.2.8 Stasiun Pressing (Stasiun Pres)
Proses pengepresan bertujuan mengeluarkan minyakdan
cairan dari kelapa sawit. Buah atau berondolan diaduk
dalam bigesteer (mesin pengaduk pelumat kulit).
Bigester merupakan suatu bejana silider tegak (katel)
45

tempat buah diaduk selama 10-15 menit pada suhu 90-


950C. Bejana dilengkapi beberapa pasangan tangan atau
pisau pengaduk. Tujuannya agar buah yang didalamnya
hancur karena diremas akibat gesekan yang timbul antara
sesama buah dan diantara masa remasam dengan
pengaduk serta dinding ketel. Proses pengadukan dalam
pelumatan buah dapat berlangsung dengan baik jika isi
bigester selalu dipertahankan penuh. Masa yang keluar
dari bigester diperas dalam screw press pada tekanan
cone 30-50 bar menggunakan air pengecer screw press
bersuhu 90-950C sebanyak 15-20% dari TBS. Hasil yang
diperoleh dari penyempaan proses lebih lanjut menjadi
CPO. Adapun ampas diolah lebih lanjut untuk
mendapatkan inti sawit (kernel).
2.12.2.9 Stasiun Depricarping (Stasiun Pemisah Ampas dari
Biji)
Hasil dari stasiun pres adalah crude oil dan ampas dari
Screw Press yang terdiri dari ampas (fiber) dan biji (nut)
yang masih menggumpal. Fiber harus dipisahkan dari nut
untuk persiapan proses pemecahan di rippel mill agar
diperoleh efisien pecahan yang tinggi (minimal 95%)
denagan kernel pecah (broken kernel) rendah. Oleh
karena itu, ampas ,asuk ke CBC (Cake Breaker
convenyor). CBC merupakan suatu srew convenyor,
tetapi screw-nya dipasang plat persegi sebagai pelempar
fiber dan nut. CBC berfungsi untuk mengurai gumpalan
fiber dengan nut dan membawanya ke depericarper.
Depericarper adalh suatu tromol tegak an panjang yang
diujungnya terdapat blower pengisap serta fiber cyclone
press cake jatuh di depericarper dari cake breker
convenyor. Kemudian, ampas (fiber) terisap ke fiber
46

cyclone yang diangkut oleh convenyor untuk bahan


bakar boiler. Sementara biji (nut) yang masih bercampur
dengan batu-batu kecil yang lebih berat akan jatuh ke
bawah dan masuk ke nut polishing drum. Dengan
demikian, depericarper berfungsi memisahkan serat
(fiber) dengan biji (nut), membersihkan biji dari sisa-sisa
serat yang masih melekat pada biji, dan membawa serat
untuk menjadi bahan bakar boiler. Evektifitas kerja dari
depericarper adalah banyaknya serat yang terikut pada
biji.
2.12.2.10 Stasiun Kernel
Batu-batu kecil beserta nut akan di aduk-aduk di nut
polishing drum yang berputar hingga jatuh ke bawah
melalui lubang-lubang yang terdapat pada permukaan
nut polishing drum yang berdiameter sekitar 3 – 3,5 cm.
Adapun fiber yang tidak tersiap di depericarper ikut jatuh
ke nut polishing drum menuju ke tempat pembuangan
akibat putaran tersebuat. Nut dan batu-batu yang jatuh ke
bagian bawah nut polishing drum akan diantar oleh nut
inclined conveyor menuju destoner column. Pemisah
batu-batu dengan nut dilakukan dilakukan di distoner
column. Batu-batu yang lebih berat jatuh ke bawah,
sedangkan nut masuk ke bagian ripple mill. Sebelum
masuk ke ripple mill, nut akan ditampung di nut hopper
terlebih dahulu. Ripple mill berfungsi untuk memecah
biji yang telah matang setelah proses sterilisasi. Adapun
ripple mill terdiri dari : Rotor Bar, bagian alat yang
bergerak terdiri dari batang-batang besi sebagai alat
pemecah nut dan Ripple Plate, bagian alat yang diam
terdiri dari plat yang bergerigi sebagai landasan nut agar
proses pemecahannya bagus. Nut akan dipecah oleh rotor
47

bar diatas ripple plate sehingga kernel terlepas dari


cangkang (shell)-nya. Namun, tidak semua kernel
berhasil dipisahkan dari cangkangnya di ripple mill,
seperti nut berukuran kecil.Kernel serta biji yang masih
bercampur cangkang diangkat dan dihantar oleh cracked
mixture converyor and elevator untuk diproses lebih
lanjut. Untuk memisahkan campuran antara kernel dan
cangkang, menggunakan sistem perbedaan berat anatara
kernel dan cangkang oleh light tennera dust separator
(LTSD). Kernel yang utuh akan jatuh ke wet kernel
konveyor, sedangkan kernel yang masih meyatu dengan
cangkang masuk ke LTSD. Cangkang yang sudah
terlepas dari kernel diisap keatas menuju fuel banker.
Nut ditampng sementara di sawi pack dari LTSD.
Didalam sawi pack ini biasanya masih terdapat sisa
cangkang yang tidak ilut terisap di LTSD. Untuk
memisahkan antara nut dan shell, menggunakan claybath
(tanah liat). Claybath memisahkan antara kernel dan
cangkang dari cracked mixture (sistem LTSD)
mengggunakan campuran air, kalsium karbonat, dan
tanah merah.claybath menggunakan prinsip kerja
pemisahan berdasarkan perbedaan specific gravity antara
shel dan kerne. Campuran kalsium karbonat mempunyai
specific grafity (SG) 1,13-1,15. Kerna SG kernel <
2.12.3 Biogas
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas
anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk di
antaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah
tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang
biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam
biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas dapat
48

digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk


menghasilkan listrik.
2.12.3.1 Biogas dan Aktivitas Anaerobik
Biogas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik
sangat populer digunakan untuk mengolah limbah
biodegradable karena bahan bakar dapat dihasilkan
sambil mengurai dan sekaligus mengurangi volume
limbah buangan. Metana dalam biogas, bila terbakar
akan relatif lebih bersih daripada batu bara, dan
menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi
karbon dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas
memegang peranan penting dalam manajemen limbah
karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih
berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan
dengan karbon dioksida.
Karbon dalam biogas merupakan karbon yang
diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman,
sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan
menambah jumlah karbon di atmosfer bila dibandingkan
dengan pembakaran bahan bakar fosil. Saat ini, banyak
negara maju meningkatkan penggunaan biogas yang
dihasilkan baik dari limbah cair maupun limbah padat
atau yang dihasilkan dari sistem pengolahan biologi
mekanis pada tempat pengolahan limbah.
2.12.3.2 Gas Landfill
Gas landfill adalah gas yang dihasilkan oleh
limbah padat yang dibuang di landfill. Sampah ditimbun
dan ditekan secara mekanik dan tekanan dari lapisan di
atasnya. Karena kondisinya menjadi anaerobik, bahan
organik tersebut terurai dan gas landfill dihasilkan. Gas
ini semakin berkumpul untuk kemudian perlahan-lahan
49

terlepas ke atmosfer. Hal ini menjadi berbahaya karena :


dapat menyebabkan ledakan, pemanasan global melalui
metana yang merupakan gas rumah kaca material
organik yang terlepas (volatile organic compounds)
dapat menyebabkan (photochemical smog). rentang
komposisi biogas umumnya, komposisi biogas bervariasi
tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi.
Gas landfill memiliki konsentrasi metana sekitar
50%, sedangkan sistem pengolahan limbah maju dapat
menghasilkan biogas dengan 55-75%CH4. komposisi
biogas, Komponen %, Metana (CH4) 55-75, Karbon
dioksida (CO2) 25-45, Nitrogen (N2) 0-0.3, Hidrogen
(H2) 1-5, Hidrogen sulfida (H2S) 0-3 dan Oksigen (O2)
0.1-0.5. kandungan energi, nilai kalori dari 1 meter kubik
Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan
setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu biogas
sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif
yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG,
butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal
dari fosil.
2.12.3.3 Pupuk dari Limbah Biogas
Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah
hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk organik yang
sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein,
selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisa digantikan oleh
pupuk kimia. Pupuk organik dari biogas telah diujicoba
pada tanaman jagung, bawang merah, dan
padi.mSiloksan dan Gas Engines (mesin berbahan bakar
gas) : dalam beberapa kasus, gas landfill mengandung
siloksan. Selama proses pembakaran, silikon yang
50

terkandung dalam siloksan tersebut akan dilepaskan dan


dapat bereaksi dengan oksigen bebas atau elemen-
elemen lain yang terkandung dalam gas tersebut.
Akibatnya akan terbentuk deposit (endapan) yang
umumnya mengandung silika ({\displaystyle
SiO_{2}}{\displaystyle SiO_{2}}) atau silikat
({\displaystyle Si_{x}O_{y}}{\displaystyle
Si_{x}O_{y}}), tetapi deposit tersebut dapat juga
mengandung kalsium, sulfur belerang, zinc (seng), atau
fosfor. Deposit-deposit ini (umumnya berwarna putih)
dapat menebal hingga beberapa millimeter di dalam
mesin serta sangat sulit dihilangkan baik secara kimiawi
maupun secara mekanik. Pada internal combustion
engines (mesin dengan pembakaran internal), deposit
pada piston dan kepala silinder bersifat sangat abrasif,
hingga jumlah yang sedikit saja sudah cukup untuk
merusak mesin hingga perlu perawatan total pada operasi
5.000 jam atau kurang. Kerusakan yang terjadi serupa
dengan yang diakibatkan karbon yang timbul selama
mesin diesel bekerja ringan. Deposit pada turbin dari
turbocharger akan menurukan efisiensi charger tersebut.
Stirling engine lebih tahan terhadap siloksan, walaupun
deposit pada tabungnya dapat mengurangi efisiensi.
2.12.3.4 Biogas terhadap Gas Alam
Jika biogas dibersihkan dari pengotor secara baik, ia
akan memiliki karakteristik yang sama dengan gas alam.
JIka hal ini dapat dicapai, produsen biogas dapat
menjualnya langsung ke jaringan distribusi gas. Akan
tetapi gas tersebut harus sangat bersih untuk mencapai
kualitas pipeline. Air (H2O), hidrogen sulfida (H2S) dan
partikulat harus dihilangkan jika terkandung dalam
51

jumlah besar di gas tersebut. Karbon dioksida jarang ikut


dihilangkan, tetapi ia juga harus dipisahkan untuk
mencapai gas kualitas pipeline. JIka biogas harus
digunakan tanpa pembersihan yang ektensif, biasanya
gas ini dicampur dengan gas alam untuk meningkatkan
pembakaran. Biogas yang telah dibersihkan untuk
mencapai kualitas pipeline dinamakan gas alam
terbaharui.
2.12.3.5 Penggunaan Gas Alam Terbaharui
Dalam bentuk ini, gas tersebut dapat digunakan sama
seperti penggunaan gas alam. Pemanfaatannya seperti
distribusi melalui jaringan gas, pembangkit listrik,
pemanas ruangan, dan pemanas air. Jika dikompresi, ia
dapat menggantikan gas alam terkompresi (CNG) yang
digunakan pada kendaraan.

2.13 Aspek MSDM (Management Sumber Daya Manusia)


Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu
ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya
(tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta
dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal)
bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal.
MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah
manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya
bisnis.[butuh rujukan] Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang
ilmu seperti psikologi, sosiologi dan lain-lain.

2.12.1 Unsur Utama MSDM adalah Manusia


Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan
implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan,
pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja,
52

kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.


Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan
dan praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung
sumber daya manusianya. Suatu perusahaan akan beruntung bila
bisa menggaet tenaga manajerial yang brilyan, baik yang sudah
pengalaman ataupun trainee. Kerepotannya adalah bagaimana
membuat si “Bintang” itu betah di perusahaan. Gaji besar tak
selalu menjamin ia bakal “loyal” terus. Merekrut tenaga tingkat
manajerial merupakan aktivitas yang tidak murah. Tak jarang
perusahaan harus menggunakan konsultan tenaga kerja dari luar
untuk melaksanakan rekrutmen dan seleksi calon pegawai yang
cocok. Cara yang lebih jitu lagi meojaring calon yang tepat adalah
secara aktif mencari di dalam kalangan industri dan bila perlu
membajaknya dari perusahaan lain (”headhunting” dan
“hijacking”). Semua, tentu, dengan biaya yang tidak sedikit bagi
perusahaan yang membutuhkan tenaga manajer tersebut. Usaha
yang kompleks dan tidak murah ini belum juga menjamin
kesesuaian antara calon pegawai dengan jabatan yang bakal
diisinya. Ketidakcocokan bisa terjadi karena ternyata si calon itu
tidak memenuhi sejumlah syarat kerja, atau malah si calon itu
sendiri yang — setelah ia tahu lebih banyak mengenai
pekerjaannya — merasa kurang pas dengan kedudukan barunya.
Gaji tinggi, fasilitas lengkap, sertajabatan/ke-dudukan yang jelas
tak selalu menjamin betahnya seorang pegawai, apalagi untuk
tingkat ma¬najerial ke atas. Sebagai orang baru, hal-hal itu tentu
menjadi pertimbangan, namun, selang beberapa waktu, tentu ada
hal-hal lain yang bakal dicarinya. Upaya untuk membuat pegawai
baru betah, apalagi bila diketahui ia tipe yang penuh inisiatif,
eneriik, dan ogah rutinitas, harusnya dimulai sejak awal, kala ia
baru masuk. Pada bulan pertama diperkenalkan kepada
lingkungan kerjanya serta tugas-tugasnya secara spesifik.
53

Bersamaan dengan itu pula sang pegawai baru di-expose pada


budaya perusahaan, yakni pola perilaku segenap warga
perusahaan yang mencerminkan sistem nilai yang dianut
perusahaan. Untuk para manajer baru yang tugasnya berhubungan
dengan banyak unit lain dalam perusahaan, maka ada baiknya ia
pun mengenali fungsi dan tugas unit-unit itu. Beberapa
perusahaan besar bahkan mengharuskan para manajer tersebut
untuk mengikuti hands-on training di beberapa unit yang relevan.
Ini pengalaman yang penting mengingat bahwa dalam tugasnya
kelak sang manajer bakal berhubungan banyak dengan unit-unit
tersebut sehingga perlu memahami pola kerjanya sedetail
mungkin. Dalam proses ini, yang bisa saja berlangsung sampai
setahun, trainee yang bakal menduduki jabatan eselon manajemen
ini berinteraksi de¬ngan banyak pihak; dengan kalangan
pelaksana, penyelia, manajer, dan tak jarang pula dengan
pimpinan perusahaan. Kerapkali momen sosialisasi seperti ini
menjadi faktoryang turut mendu-kung kemajuan karier trainee
tersebut.Selain itu, pelatihan dalam bidang organisasi,
komunikasi, maupun bidang-bidang lain yang menunjang
ketrampilan manajemen, merupakan masukan berharga bagi calon
manajer. Apa¬lagi bila materi pelatihan disajikan oleh praktisi-
praktisi yang mengenai betul kondisi dan iklim kerja di
perusahaan. Memang, sekali lagi, ini bentuk perhatian pada calon-
calon manajer yang harganya tentu mahal. Tetapi ini harus
dipandang sebagai investasi perusahaan untuk memiliki jajaran
manajer yang trampil, mampu, dan punya wawasan yang sejalan
dengan cita-cita dan falsafah perusahaan. Dari sudut si calon
manajer sendiri, ini merupakan perlakuan yang tentunya
memperkaya pengetahuan dan kemampuan individualnya, yang
pada gilirannya bisa berperan besar dalam menumbuhkan
loyalitasnya pada perusahaan. Bagi pegawai baru yang
54

dipersiapkan untuk menduduki jabatan manajerial, tentunya ada


harapan bahwa ia diberi kesempatan untuk menunjukkan
kemampuannya. Percuma mereka sekolah tinggi-tinggi
(seringkali sampai tingkat MBA) bila kesempatan itu tak kunjung
tiba. Oleh karena itu, suatu kesalahan besar bila pada saat ia
masuk ia langsung diantar ke meja atau ruangannya, lantas
didiamkan. Perusahaan mungkin menganggap bahwa pasti
pegawai baru itu akan segera bersibuk diri dalam pekerjaan.
Dugaan yang cenderung meleset karena siapa pun juga dan
sehebat apa pun orangnya butuh tuntunan dalam orientasi
pekerjaan. Lantas ia butuh kesempatan untuk mempraktikkan
sega-la pengetahuan sekolahnya secara konkrit di tempat kerja.
Hal lain yang dapat membuat “orang baru” dalam perusahaan
semakin betah adalah apabila dalam bulan-bulan pertama ia sudah
dilibatkan dalam beberapa persoalan perusahaan yang cukup
penting. Ini kesempatan pula baginya untuk menyumbangkan
pikirannya dalam rangka pemecahan masalah. Syukur-syukur bila
sumbang sarannya benar-benar diperhatikan dan — kalau
memang itu usul yang pantas — diterapkan. Secara psikologis hal
ini dapat diterangkan sebagai proses daur pengalaman yang
menguatkan perilaku tertentu yang dikehendaki. Banyak pula
perusahaan yang menggunakan sistem mentor dalam program
orientasi tenaga manajerial baru. Yang biasa dikaryakan untuk
tugas mentor ini adalah para eksekutif senior. Cara ini
memungkinkan manajer baru untuk lebih cepat mengenal medan.
la pun akan menyerap informasi-informasi (dan “trick-trick”)
dalam tugasnya yang mungkin tak bisa diperoleh melalui pola
orientasi lain. Mentor akan memberi tahu titik-titik bahaya yang
perlu dihindari, kesempatan-kesempatan mana yang bakal muncul
dan dimanfaatkan, serta 100 hal-hal lain (kecil maupun besar)
yang bisa membuat manajer baru lebih efektif lebih cepat.
55

2.12.2 Ketenagakerjaan
2.12.2.1 Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia yang digunakan dalam pekerjaan
di Pabrik PKS POM (Perdana Oil Mill) menggunakan
Karyawan Tetap. Karyawan di perusahaan ini diberikan
upah gaji. Sedangkan, untuk sumber daya manusia di
lapangan menggunakan karyawan tetap dan borongan.
2.12.2.2 Prosedur Perekrutan Karyawan
Proses pencarian atau perekrutan tenaga kerja baru di PT.
Rea Kaltim Plantations dilakukan oleh HRD. Pihak HRD
melakukan seleksi kepada karyawan, karyawan di
Training terlebih dahulu selama 1 tahun (6 bulan teori
dan 6 bulan lapangan) dan 2 tahun untuk masa
pengabdian diperusahaan. Setelah itu, Pihak PT. Rea
Kaltim menerima karyawan yang telah diseleksi oleh
HRD.
2.12.2.3 Pembagian Jam Kerja
Hari kerja resmi dalam 1 minggu di kantor PT. Sasana
Yudha Bhakti adalah 6 hari kerja, sedangkan untuk
Kebun dan Pabrik 6 atau 7 hari kerja. Waktu kerja resmi
bagi yang melaksanakan ketentuan 6 hari dalam
seminggu adalah rata-rata 8 jam sehari dan 48 jam
seminggu.Waktu kerja resmi bagi yang melaksanakan
ketentuan 6 hari dalam seminggu dalam rata – rata 7 jam
sehari dan 40 jam seminggu.
2.12.2.4 Bagian Kantor
Khusus jam kerja kantor diatur sebagai berikut :
Senin s.d Kamis :
06.30 s.d 10.30 WITA (waktu kerja)
10.30 s.d 11.00 WITA (waktu istirahat)
11.00 s.d 16.00 WITA (waktu kerja)
56

Jum’at :
06.30 s.d 16.00 WITA (waktu kerja)
Sabtu :
06:30 s.d 11:30 WITA (waktu kerja)
Minggu (Libur)

Khusus jam kerja di lapangan diatur sebagai


berikut:
Senin s.d Kamis :
05.30 s.d 10.30 WITA (waktu kerja)
10.30 s.d 11.00 WITA (waktu istirahat)
11.00 s.d 14.00 WITA (waktu kerja)
Jum’at :
05.30 s.d 11.30 WITA (waktu kerja)
Sabtu :
05:30 s.d 14:00 WITA (waktu kerja)
Minggu (Libur)
2.12.2.5 Sistem Pengupahan
PT. Rea Kaltim Plantations dengan anak cabang PT.
Sasana Yudha Bhakti Tepian Estate memiliki sistem
pengupahan yang akan dibayarkan pada setiap bulan
tepatnya dipertengah bulan setiap tanggal 25.
Pembayaran untuk karyawan tetap dibayarkan melalui
rekening masing-masing karyawan, sedangkan untuk
karyawan outsourcing untuk gaji dibagikan melalui
kantor administrasi. Besaran nilai upah yang diterima
tentunya disesuaikan dengan tingkat jabatan yang
ditambahkan dengan tunjangan-tunjangan lain. Untuk
jabatan atau tingkatan pekerja di PT. Sasana Yudha
Bhakti ini, mengikuti sistem golongan seperti Pada PT.
Sasana Yudha Bhakti selain mendapatkan gaji pokok
57

para karyawan atau pekerjanya juga mendapatkan


tunjangan-tunjangan lain. Tunjangan yang didapatkan
oleh para karyawan dan pekerja di PT. Sasana Yudha
Bhakti adalah Tunjangan Hari Raya (IdulFitri) dan Premi
Pencapaian Target Produksi.
2.12.2.6 Pembangunan Sarana dan Prasarana
Dalam rangka memberikan kepuasan dan rasa nyaman
pada para pekerja pihak PT. Rea Kaltim Plantations
khususnya Tepian Estate PT. Sasana Yudha Bhakti
memberikan beberapa fasilitas. Fasilitas ini digunakan
dan didapatkan oleh para pekerja untuk meningkatkan
produktivitasnya.
2.12.2.7 Jaminan Kesehatan (melalui BPJS)
PT. Sasana Yudha Bhakti mewajibkan setiap pekerja
atau karyawannya memiliki asuransi. Salah satu yang
digunakan oleh perusahaan adalah jaminan kesehatan
melalui BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan kesehatan ini
diberikan untuk melindungi para pekerja terutama bagi
para pekerja dilingkungan pabrik karena dalam area
pabrik banyak sekali kegiatan – kegiatan yang
berbahaya. Bagi para pekerja yang berada di office juga
diberikan jaminan kesehatan karena tidak menunutup
kemungkinan bekerja area office akan mengunjungi
area-area pabrik,sehingga tetap perlu diberikan jaminan.
2.12.2.8 Klinik Kesehatan
Fasilitas klinik juga diberikan oleh PT. Sasana Yudha
Bhakti yang merupakan wujud kepedulian perusahaan
terhadap kesehatan para karyawannya. Fasilitas ini selain
dapat digunakan untuk pengobatan, Klinik juga
menyediakan obat-obatan yang mendukung untuk
mengobati keluhan - keluhan penyakit ringan yang
58

dialami karyawan. Terdapat tim khusus diklinik ini yang


selalu siap siaga dalam menanggulangi jika adanya
kecelakaan kerja yang dialami pekerja.

2.12.2.9 Tempat Ibadah (Masjid & Gereja)


Fasilitas yang diberikan selain untuk kebutuhan jasmani,
namun PT. Sasana Yudha Bhakti juga memberikan
fasilitas bagi kebutuhan rohani para karyawannya.
Tempat ibadah diberikan pada keriyawan yang ingin
menunaikan kewajibannya beribadah.
2.12.2.10 Mess (Perumahan Karyawan)
PT. Sasana Yudha Bhakti juga memberikan fasilitas
berupa perumahan Karyawan. Pemberian fasilitas ini
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pekerja.
2.12.2.11 Safety Tools
PT. Sasana Yudha Bhakti dalam upayanya meningkatkan
keamanan dan keselamatan kerja dari para karyawan
terutama pada area pengolahan. PT. Sasana Yudha
Bhakti memberikan fasilitas alat – alat pelindungan diri
terhadap kecelakaan. Fasilitas utama yang diterima
semua karyawana dalah berupa sepatu boot, sarung
tangan, Helm Protection, ear plug. PT. Sasana Yudha
Bhakti juga memberikan alat-alat perlindungan dari
kecelakaan yang diberikan melalui bagian devisi K3.,
supaya para pekerja selalu ingat dalam bekerja selalu
mengutamakan kesehatan, dan keselamatan kerja. PT.
Sasana Yudha Bhakti dalam usahanya meningkatkan
produktivitas dari karyawan, memberikan fasilitas
berupa layanan internet. Fasilitas ini tentunya hanya
digunakan untuk kegiatan – kegiatan yang memiliki
kepentingan bagi perusahaan.
59

2.13 Aspek Manajemen


2.14.1 Profil Perusahaan
PT. Sasana Yudha Bhakti adalah anak cabang dari PT. Rea
Kaltim Plantations didirikan pada tahun 2004. Memiliki 2
estate yaitu Tepian estate dan Satria esatate. Tepian estate
mempunyai 06 divisi. Di setiap divisi memiliki lahan dengan
topografi yang berbeda – beda yaitu lahan gambut, rawa dan
lereng. Divisi yang banyak terdapat lahan gambut adalah
divisi 01 dan 02. Pada divisi 03 dan 04 banyak ditemukan
lereng sehingga banyak pembuatan terasan. Sedangkan pada
divisi 05 dan 06 hampir keseluruhan lahan rawa. Pada setiap
divisi yang memiliki lahan rawa, gambut dan lereng
mempunyai beberapa masalah atau kendala yang berbeda.
2.14.2 Profil Manajemen
PT. Rea Kaltim Plantations adalah sebuah grup perusahaan
kelapa sawit dengan luas 60.882 ha yang seluruhnya
berlokasi di Kalimantan Timur dan pabrik diantaranya yaitu :
2.14.2.1 PT. Rea Kaltim Plantations berlokasi di Kabupaten
Kutai Kartanegara.
2.14.2.2 PT. Sasana Yudha Bhakti berlokasi di Kabupaten
Kutai Kartanegara.
2.14.2.3 PT. Cipta Davia Mandiri berlokasi di Kabupaten
Kutai Timur.
2.14.2.4 PT. Kutai Mitra Sejahtera berlokasi di Kabupaten
Kutai Timur.
2.14.2.5 PT. Putra Bongan Jaya berlokasi di Kabupaten
Kutai Barat.
2.14.2.6 Perdana Oil Mill (POM) dengan kapasitas olah 80
ton/jam.
60

2.14.2.7 Cakra Oil Mill (COM) dengan kapasitas olah 60


ton/jam.
2.14.2.8 Satria Oil Mill (SOM) dengan kapasitas olah 60
ton/hari.
CPKO (kernel) dengan kapasitas olah 10 ton/jam Serta
pelabuhan/terminal yang mempunyai kapasitas tangki 12.000
ton yang berlokasi di Desa Sungai Mariam, Kecamatan
Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara. Saat ini PT. Rea
Kaltim Plantations Group menyerap tenaga kerja sejumlah
7482 orang karyawan, 511 orang staff dan 65 orang tingkat
manajemen.
61

III. PT. Sasana Yudha Bhakti


3.1 Tepian Estate
Studi lapangan yaitu pengumpulan data dari perusahaan dengan
mencatat data – data dari dokumen perusahaan.
62

IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Rata – rata lahan yang terdapat di PT.Sasana Yudha Bhakti adalah
lahan rawa, gambut dan lereng. Pada divisi 05 dan 06 yang terdapat lahan
rawa, kendala yang sering terjadi adalah banyak terdapat pohon yang mati,
proses panen dan pengangkutan buah ke TPH menjadi terhambat, karena
banjir saat musim hujan serta pengendalian gulma yang sulit dilakukan
sehingga pertumbuhan gulma menjadi lebih cepat.

Pada divisi 03 (Plasma Terusan Jaya Mandiri) dan 04 (Plasma


Etam Bersatu) yang terdapat lahan lereng, kendala yang sering terjadi
adalah proses panen, pengutipan brondolan dan proses pemupukan. Lahan
plasma dekat dengan kebun dan permukiman masyarakat, sehingga sering
terjadi pencurian buah perusahaan.

Pada divisi 01 dan 02 yang terdapat lahan gambut kendala yang


sering terjadi adalah banyak terdapat pohon sawit yang miring sehingga,
menghambat proses panen dan pengeluaran buah ke TPH.

Pada divisi 05 dan 06 yang terdapat lahan rawa, telah dilakukan


penanganan dengan pembuatan tanggul dan pompa air sepanjang 12,5 km,
dan pembuatan parit dalam dan luar yang baik serta perawatan jalan yang
rutin dilakukan. Dengan adanya pembuatan tanggul dan pompa air
kedepannya secara perlahan dapat mengembalikan produktivitas tanaman
kelapa sawit. Sehingga, panen yang dihasilkan tidak terhambat lagi.

Pada divisi 03 (Plasma Terusan Jaya Mandiri) dan 04 (Etam


Bersatu) yang terdapat lereng dengan tanah yang subur, telah dilakukan
pembuatan teras dan jalan bantu sehingga memudahkan proses pemanenan
dan pengeluaran buah dari pasar pikul ke TPH.
63

Pada divisi 01 dan 02 yang terdapat lahan gambut, telah dilakukan


weeding, selective chemist dan pengaturan gawangan (jalan angkong)
yang baik dan bersih memudahkan proses pengeluaran buah ke TPH.

4.2 Kendala yang sering ditemukan dilahan


4.2.1 Brondolan yang tertinggal saat pemanenan
4.2.2 Penggunaan APD yang tidak lengkap pada kegiatan panen dan
herbisida.
4.2.3 Tidak ada pembuatan tapak kuda pada tanaman sisipan dilahan
rawa.
4.2.4 Teras sempit sehingga pemanen sulit mengambil buah.

4.2 Saran
4.2.1 Pembuatan alat garuk berondolan menggunakan alat bekas seperti
bagian bawah dari dirigen minyak dengan gagang berupa kayu
dibuat dengan bentuk menyerupai sapu, Untuk mencegah berondolan
yang tertinggal saat pemanenan buah.
4.2.2 Sebaiknya mandor lebih ketat dalam mengawasi dan memperhatikan
kelengkapan APD karyawan dan apabila ditemukan karyawan yang
tidak melengkapi APD maka, sebaiknya diperintahkan untuk pulang
dan melengkapinya.
4.2.3 Dalam tanaman sisipan sebaiknya dibuat tumpukan tanah bentuk
lingkaran atau segi empat mengelilingi tanaman (tapak kuda).
4.2.4 Menyusun rumpukan ditepi terasan agar pada saat buah jatuh tidak
terguling jauh.
64

DAFTAR PUSTAKA

Cut Zurnali, (2010), Knowledge Worker: Kerangka Riset Manajemen Sumber


Daya Manusia Masa Depan, Penerbit Unpad Press, Bandung.

Https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_sumber_daya_manusia/diunduh
pada hari Jum’at tanggal 01 November 2019

Handoko, T.H.(1987). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.


Edisi ke-2. Yogyakarta:PBFE [Universitas Gadjah Mada].

Hariandja, Marihot Tua Efendi, (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia:


Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan
Produktivitas Pegawai, Cetakan ketiga, PT Grasindo, Jakarta.

Https://id.wikipedia.org/wiki/Herbisida/diunduh pada sabtu tanggal 02


november 2019 pukul 09.41 wita.

Https://id.wikipedia.org/wiki/Biogas/diunduh pada Senin tanggal 18 november


2019 pukul 22.59 wita.

Siagian, Sondang P. (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan


ketiga belas, Bumi Aksara, Jakarta.

Saydam, Gouzali, (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia: Suatu


pendekatan Mikro (Dalam Tanya Jawab), Cetakan kedua, Djambatan,
Jakarta.
65

LAMPIRAN
A. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
1. Pembibitan (Nursery) Perdana Estate
a. Pembibitan Pre Nursery

a) Bibit Pre Nursery b) Bibit mati disebabkan oleh


jamur.

c) Pembibitan di Pre Nursery d) Penjelasan mengenai bibit


Sriwijaya dan Topaz. Single dan Double Tone
66

e) Bibit Single Tone f) Bibit Double Tone

Bersama Assistant Pembibitan (Nursery)

b. Pembibitan Main Nursery

a. Pemindahan Bibit dari Pre b. Bibit PN di Pindahkan ke


Nursery ke Main Nursery MN pada Umur ± 3 Bulan (4
5 daun).
67

c. Plot d. Plot 04 Bibit Sawit Topaz

c. Penyiraman Bibit di Main Nursery

a. Penyiraman di atas 3 bulan b. Kebutuhan air di MN


dilakukan dengan durasi 1,5 – 2 berkisar 1 – 2 liter / hari.
jam
68

c. Penyiraman Manual dilakukan d. Penyiraman dilakukan


saat musim kemarau dengan menggunakan selang

e. Penyiraman dilakukan pada f. Air diangkut menggunakan


waktu pagi dan sore hari. Jonder
69

2. Jenis Buah Sawit yang di Tanam di Tepian Estate

Jenis Kostarika dan Kostarika Avros

3. Penyemprotan Herbisida Divisi 02


70

Herbisida Selective Chemist


71

4. Pemanenan Buah Kelapa Sawit Divisi 01

a. Wawancara dengan Mandor b. Pengangkutan Buah ke TPH

c. Pengutipan Brondolan d. Penyusunan Buah di TPH


72

e. Dokumentasi bersama mandor divisi 01

5. Administrasi Kantor PT.Sasana Yudha Bhakti

a. Ruangan EOA b.
73

6. Pergudangan

a. Gudang Minyak b. Gudang Pupuk

c. Workshop d. Herbisida dan APD


74
75

7. Weeding Manual

a. Kegiatan Weeding Manual b. Pembersihan piringan dengan


dengan menggunakan parang. menggunakan alat garuk

8. Pembuatan Tanggul Div 06 serta Survey and Mapping

a. Kondisi depan (atas) lahan b. Kondisi samping lahan


sebelum pembuatan Tanggul sebelum pembuatan Tanggul
76
77

9. Pemupukan Urea Divisi 02 (BMP)

a. Pupuk di Pindahkan dari b. Pemupukan dilakukan


karung ke ember dg berat 12,5 kg menggunakan cepuk (Mangkok)
1 pokok sawit membutuhkan 2
cepuk pupuk.
78

10. Injeksi Ulat Divisi 01

a. Mesin Bor b. Suntik Injeksi

c. Pemasangan Bor pada Mesin d. Kayu Penutup Pohon pada


lubang pohon yang sudah
diinjeksi
79

e. Insektisida Sidasat dengan f. Sidasat dituangkan ke dalam


Bahan Aktif 75%, BB 500 g. ember yang telah disediakan.

g. Air yang sediakan berkisar 3 h. Campurkan Sidasat dengan air


liter air. perbandingan 2 kg : 3 liter air.
80

i. Pemboran pada batang pohon j. Injeksi pada batang pohon


sawit. sawit

k. Penutupan lubang setelah l. Pelepah yang terserang Ulat


dilakukan injeksi. DT.
81

m. Ulat DT yang menyerang pelepah muda daun kelapa sawit.

11. Sensus Buah Divisi 01

a. Sensus buah (perhitungan buah kelapa sawit)


82

12. Perawatan Jalan (Sirtu)

a. b.

c. d.
83

13. Visit TSD Pengukuran Vegetatif dan Kalibrasi Alat Semprot dan
Pupuk

a. Kalibrasi Pupuk Oleh TSD b. Penimbangan Pupuk

c. Penaburan Pupuk d. Penjelasan mengenai akar kelapa


sawit baru
84

e. Akar baru kelapa sawit

14. Visit Pabrik Mill (Perdana Oil Mill)

a. b.
85

c. d.

e. f.
86

g. h.

i. j.
87

k. l.

m. n.
88

o. Kernel Kelapa Sawit p.

q. r.
89

s. t.

15. Visit Biogas (Perdana Estate)

a. b.
90

c. Biogas d.

e. f.
91

g. h.

i. j.

Anda mungkin juga menyukai