Anda di halaman 1dari 8

a.

Pola Nutrisi dan metabolik


1) Keadaan sebelum sakit
Keluarga pasien mengatakan nafsu makan pasien baik pasien tidak pernah
memilih-milih makanan, pasien juga tidak pernah alergi makanan, dan keluarga
pasien mengatakan pasien makan dengan teratur 3 kali sehari dengan menghabiskan
1-2 porsi dengan menu nasi, ikan, daging dan sayur. Makanan yang di sukai pasien
yaitu buah-buahan, tetapi di samping itu pasien suka mengkonsumsi coto, pasien
juga banyak minum air putih ±7-8 gelas perhari.

2) Keadaan sejak sakit


Keluarga pasien mengatakan nafsu makan pasien tetap seperti keadaan sebelum
sakit sejak masuk RS, pasien hanya makan bubur biasa, dan hanya menghabiskan 1
porsi yang di sediakan, pada saat pengkajian nafsu makan pasien masih normal.
3) Observasi
Tampak pasien menghabiskan 1 porsi makanan dengan menu bubur, sayur, tempe
dan ikan, dan 1 gelas air putih.

4) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan rambut : Tampak bersih, berwarna putih
b) Hidrasi kulit : Elastis, tidak ada tanda-tanda dehidrasi
c) Palpebra/conjungtiva : Tidak tampak edema/anemis
d) Sclera : Tidak icterik
e) Hidung : Simetris kiri dan kanan, septum di tengah
f) Rongga mulut : Bersih warna putih gusi : Tidak ada perdarahan
g) Gigi : setengah utuh warna coklat kehitaman Gigi palsu : Tidak ada.
h) Kemampuan mengunyah keras : Pasien mampu mengunyah
makanan yang sedikit keras

i) Lidah : Tampak bersi,berwarna kuning


j) Pharing : Tidak ada peradangan
k) Kelenjar getah bening :Tidak ada pembesaran
l) Kelenjar parotis : Tidak ada pembesaran
m) Abdomen

1
Inspeksi : Bentuk datar, bayangan vena tidak tampak.

Auskultasi : Peristaltik usus 14x/menit

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan

Perkusi : Tidak ada acites

n) Kulit
Edema : positif - negatif √
- √
Icterik : positif negatif

Tanda-tanda radang : Tidak tampak

o) Lesi : Tidak tampak

b. Pola Eliminasi
1) Keadaan sebelum sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak ada gangguan pada pencernaan, keluarga
pasien mengatakan pasien BAB 1-2 kali sehari dan BAK kurang lebih 4-6 kali
sehari berwarna kuning (berbau amoniak) dan pasien tidak ada keluhan saat BAB
dan BAK.
2) Keadaan sejak sakit
Keluarga pasien mengatakan 2 hari sebelum pasien masuk RS, pasien mengalami
kesulitan BAB dan pada saat pengkajian pasien masih belum bisa BAB,nyeri saat
BAK,
BAB berwarna hitam kental dan berlendir, BAK warna seperti teh.

Observasi

Tampak pasien sulit BAB

3) Pemeriksaan fisik
a) Peristaltik usus : 7 x/menit
b) palpasi kandung kemih : penuh - kosong √

2
c) Nyeri ketuk ginjal : positif - negatif √
d) Mulut uretra : Tampak bersih
e) Anus :
Peradangan : Tidak tampak

Hemoroid : Tidak tampak

Fistula : Tidak tampak

3
Daftar Obat Yang Diberikan Pada Pasien

1. Furosemide

2. Klasifikasi /golongan obat

Furosemide adalah obat golongan diuretik

Cara pemberian : intra vena (IV)

3. Dosis umum

Furosemid dengan dosis 20-40 mg/hari. Furosemid merupakan loop diuretik, mekanisme
kerjanya menghambat reabsorbsi NaCl secara selektif di bagian henle bagian ascendens
Pemberian furosemid bisa ditambah dosisnya bila tidak ada respon, maksimal dosisnya
160 mg/hari.

4. Dosis untuk pasien yang bersangkutan

1x 40 mg/hari

5. Mekanisme kerja dan fungsi obat

digunakan untuk membuang cairan atau garam berlebih di dalam tubuh melalui urine dan
meredakan pembengkakan yang disebabkan oleh gagal jantung, penyakit hati, penyakit
ginjal atau kondisi terkait. Furosemide juga dapat digunakan untuk penderita tekanan
darah tinggi (hipertensi) saat obat diuretik lainnya tidak bisa mengatasi kondisi ini lagi.
Obat ini bisa digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan obat diuretik lainnya, seperti
triamtene atau spironolactone. Kadang-kadang obat ini juga diresepkan bersama dengan
mineral kalium

6. Kontraindikasi :

 Harap berhati-hati bagi penderita penyakit ginjal, gangguan prostat, gangguan


hati, penyakit asam urat, kolesterol tinggi, lupus dan diabetes.

4
 Harap waspada bagi yang mengalami dehidrasi, sulit buang air kecil, memiliki
tingkat natrium dan kalium rendah dalam darah, atau gangguan keseimbangan
kadar elektrolit.
 Hindari penggunaan obat jika Anda memiliki alergi antibiotik golongan sulfa.
Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui obat pengganti yang tepat
untuk kondisi Anda.
 Jika Anda disarankan untuk menjalani pemeriksaan MRI atau pemindaian yang
melibatkan penyuntikan zat radioaktif ke dalam pembuluh vena, beri tahu
dokter bahwa Anda sedang menjalani pengobatan dengan furosemide.
Kombinasi furosemide dengan tes-tes tersebut dapat berbahaya bagi ginjal.
 Furosemide dapat meningkatkan kadar gula darah. Pastikan Anda rutin
memeriksanya agar selalu terpantau, khususnya bagi penderita diabetes.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
7. Efek samping dan bahaya furosemide :

Sama seperti obat-obatan lainnya, furosemide berpotensi menyebabkan efek samping.


Tapi seiring dengan penyesuaian tubuh dengan obat, efek samping akan berkurang dan
mereda. Efek samping yang umumnya terjadi dalam penggunaan furosemide adalah:

 Pusing.
 Vertigo.
 Mual dan muntah.
 Penglihatan buram.
 Diare.
 Konstipasi.

Periksakan diri ke dokter jika mengalami efek samping sebagai berikut:

 Kram perut.
 Merasa lelah.
 Mudah mengantuk.
 Mual parah.
 Mulut terasa kering.

5
 Aritmia.
 Telinga berdenging.
 Kulit menguning.
 Reaksi alergi (ruam atau pembengkakan pada mulut dan wajah).
 Pingsan.

1. Nama obat
Ranitidine
2. Klasifikasi/ golongan obat :
Antasida
3. Dosis umum
25 mg / 8 jam
4. Dosis untuk pasien yang bersangkutan :
2x 1 amp/ 8 jam
5. Cara pemberian obat :
Injeksi Intaravena
6. Mekanisme kerja Obat :
Suatu histamine antagonis reseptor H2 menghambat kerja histamine secara komperatif
pada reseptor H2 dan mengurangi reseptor asam lambung. Kadar serum yang diperlukan
untuk menghambat 50 % rangasangan sekresi asam lambung adalah 36 – 94 mg/ ml
kadar tersebut bertahan sampai 6 -8 jam.
7. Alasan pemberian obat pada pasien yang bersangkutan :
Untuk pasien dengan hipersekresi patologis atau ulkus 12 jari yang sulit diatasi atau
sebagai pengobatan alternative jangka pendek pemberian oral pasien yang tidak bias
diberi ranitidine oral.
8. Kontra indikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini
9. Efek samping obat
1) Sakit kepala.
2) Kardiovaskuler, jarang dilaporkan : aritmia seperti takikardi dan bradikardi.

6
3) SSP, jarang terjadi , malaise vertigo, mengantuk dan depresi.
1. Nama obat
Antasida
2. Klasifikasi/ golongan obat
Penetral asam lambung
3. Dosis umum
3 x 1 per hari
4. Cara pemberian obat
5. Dosis untuk pasien yang bersangkutan
3 x 1 per hari
6. Mekanisme kerja Obat
Secara langsung akan menetralisir keasam,peningkatan PH atau secara revesibel
mengurangi atau mengahalangi sekresi asam lambung oleh sel untuk mengurangi
keasaman di perut.
7. Kontra indikasi
Alergi terhadap snyawa yang ada didalam antasida ( ntrium
karbohidrat,magnesium,alumunium,dan asam alginik.
8. Efek samping
 Diare
 Konstipasi
 Sakit kepala
 Mual,munta
 Nyeri perut

7
8

Anda mungkin juga menyukai