Anda di halaman 1dari 16

KONSTIPASI DAN WASIR

NAMA KELOMPOK 8:
1. CANTIKA PUTRI AKBAR (201902011)
2. FA J R I A N I (201902020)
3. I R M AWAT I (201902029)
4. LAODE ABDULLAH (201902037)
5. NELA EMA ESTI (201902045)
6. NURNINA SARI (201902049)
DEFINISI
1. Konstipasi

Konstipasi atau sembelit merupakan suatu gangguan proses defekasi yang ditandai
dengan berkurangnya frekuensi defekasi kurang dari tiga kali per minggu, dengan
konsistensi feses yang keras dan disertai rasa tidak enak di dalam pencernaan.
Konstipasi dapat dirasakan oleh semua umur baik dari anak – anak sampai lanjut
usia (Global, 2010).
2. Wasir

Hemoroid atau wasir adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah
anus yang berasal dari pleksus hemoroidalis (Simadibrata, 2009).Hemoroid adalah
struktur normal dari tubuh manusia yang terdiri dari 3 unsur, yaitu mukosa, stroma
yang terdiri dari pembuluh darah, otot polos, dan jaringan penunjang, serta jaringan
ikat (Makmun, 2011). Hemoroid menyebabkan perdarahan, pembengkakan, dan
nyeri pada kanalis anal (Dorland, 2011).
GEJALA
1. Konstipasi

Gejala konstipasi disebabkan menurunnya gerakan peristaltik usus sehingga


menyebabkan konsistensi faeces menjadi keras dan usus tidak dapat mendorong
kotoran (faeces) ke arah rektum. Faktor-faktor seperti mengonsumsi makanan yang
tidak sesuai dan kurangnya aktivitas fisik dapat menjadi konstipasi. Pada orang normal,
proses pergerakan peristaltis usus terjadi selama 24 – 48 jam, pada pasien konstipasi,
pergerakan peristaltik ususnya melambat sehingga frekuensi defekasi kurang dari 3 kali
dalam seminggu. Konstipasi sering disertai faeces yang keras, defekasi terasa nyeri,
dan rasa pengosongan perut tidak sepenuhnya (Heinrich et all, 2009).
GEJALA
2. Wasir

Pasien hemoroid akan mengalami tanda dan gejala meliputi


perdarahan, nyeri, adanya prolaps (benjolan) dan kadang merasa gatal-gatal
di rektum. Gejala stadium awal pada hemoroid interna yaitu keluarnya
darah yang berwarna merah terang dan tidak disertai nyeri pada akhir
defekasi. Sedangkan gejala stadium akhir berupa prolaps yang menetap dan
tidak bisa masuk lagi meskipun didorong secara manual (Syamsuhidayat &
Jong, 2004).
PATOFISIOLOGI
1. Konstipasi
PATOFISIOLOGI
2. Wasir
PENYEBAB
1. Konstipasi

Konstipasi atau sembelit paling sering terjadi karena tinja bergerak terlalu
lambat melalui saluran pencernaan atau tidak bisa dikeluarkan secara
efektif, sehingga menyebabkan tinja menjadi keras dan kering. Konstipasi
juga bisa menjadi gejala dari suatu penyakit, seperti: Penyakit pada usus
atau rektum, seperti penyumbatan usus, kanker usus besar, fisura ani, dan
kanker rektum. Gangguan saraf, yang biasanya terjadi pada pengidap
penyakit Parkinson, cedera saraf tulang belakang, stroke, dan multiple
sclerosis. Gangguan pada otot penggerak usus, seperti pada dyssynergia.
Gangguan hormon, yang bisa disebabkan oleh diabetes,
hiperparatiroidisme, kehamilan, atau hipotiroidisme. (Mubarak & Chayatin,
2008)
PENYEBAB
2. Wasir
a. Terlalu sering dan kuat mengedan (kesulitan buang air besar atau
diare).
b. Duduk yang terlalu lama
c. Hipertensi (darah tinggi)
d. Obesitas (kegemukan)
e. Gaya hidup yang malas (tidak aktif)
f. Konsumsi alkohol dan kopi
g. Kehamilan karena perubahan hormonal
TERAPI NON FARMAKOLOGI
1. Konstipasi
a. Laktulosa
Indikasi : Sembelit kronis
Kontra Indikasi : Untuk pasien pada diet galaktosa bebas dan dengan
galaktosemia.
Efek samping : Nyeri perut, sendawa, kembung, mual, muntah, dehidrasi,
diare.
Logo obat : Obat bebas

Sumber: Sukandar,Elin 2009. ISO Farmakoterapi Edisi II


TERAPI NON FARMAKOLOGI
b. Sorbitol
Indikasi : Rektal dan sigmoidal sembelit, sembelit pada kehamilan,
kebiasaan sembelit dan transitoris pada anak, taecaloma dan
scybala. Pra-op persiapan (partus, ginekologi. bedah anal),
persiapan untuk anoscopy & rectoscopy.
Dosis : Dewasa dan anak ≥3 bulan 1 tube. Anak ≤ 3 bulan ½ tube.
Kontraindikasi : Pada penderita wasir yang akut dan pada penderita yang
mengalami perdarahan karena radang usus besar
Efek samping : Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan diare dan
kekurangan cairan.
Logo Obat : Obat bebas

Sumber: Sukandar,Elin 2009. ISO Farmakoterapi Edisi II


TERAPI NON FARMAKOLOGI
2. Wasir
a. Superhoid
Indikasi : obat pereda nyeri atau sakit pada wasir luar dan dalam,
robekan pada lapisan anus, peradangan pada anus
Kontra Indikasi :hipersensitif
Dosis : 1 suppos 1 kali sehari
Efek samping : dermatitis atau peradangan pada kulit yang menyebabkan kulit
memerah dan gatal
Logo obat : Obat bebas terbatas
TERAPI NON FARMAKOLOGI
b. Borraginol
Indikasi : untuk membantu wasir bagian luar dan dalam, disertai
pendarahan, luka terbuka pada dubur,prolapse, serta gatal-
gatal pada dubur.
Kontra Indikasi : Hipersensitivitas
Dosis : oleskan 2;5 gram salep pada kasa da n tutupkan pada tempat
radang dan ganti 2-3 kali sehari.
Efek samping : sensasi kulit terbakar, gatal dan ruam, bengkak
Logo obat : Obat keras
TERAPI FARMAKOLOGI
1. Konstipasi
a. Daun Wungu
Cara Pengolahan : Ambil daun wungu segar tujuh lembar, rebus dengan dua gelas
air hingga jadi satu gelas. Saring kemudian minum

Contoh sediaan :

Khasiat : Untuk mengobati wasir dan sembelit


Sumber : Tan Rahardja, 2002
TERAPI FARMAKOLOGI
b. Lidah buaya
Cara Pengolahan : Separuh batang lidah buaya dicuci hingga bersih, kemudian
buang kulitnya. Isisnya dicincang, seduh dengan setengah cangkir
air panas/tambahkan satu sendok makan madu. selagi. Hangat
Catatan : Tidak untuk wanita hamil, haid dan penderita diare.
Sontoh sediaan :

Khasiat : Menyembuhkah sembelit, menyemuhkan radang tenggorokan,


mencegah pembengkakan sendi.
TERAPI FARMAKOLOGI
2. Wasir
Penatalaksanaan farmakologi untuk hemoroid adalah:
a. Obat-obatan yang dapat memperbaiki defekasi. Serat bersifat laksatif
memperbesar volume tinja dan meningkatkan peristaltik.
b. Obat simptomatik yang mengurangi keluhan rasa gatal dan nyeri. Bentuk
suppositoria untuk hemoroid interna dan ointment untuk hemoroid eksterna.12
c. Obat untuk menghentikan perdarahan campuran diosmin dan hesperidin.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai