Anda di halaman 1dari 31

PENELITIAN PRE-EKSPERIMEN DAN EKSPERIMEN SEJATI

BESERTA SAJIAN PERMASALAHAN DALAM PENELITIAN


PENDIDIKAN BIOLOGI

MAKALAH

Oleh :
Apryza Ryzchy Pratama Putra Negara S.
17725251013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian atau riset adalah proses pengumpulan informasi dengan tujuan


meningkatkan, memodifikasi atau mengembangkan sebuah penyelidikan atau
kelompok penyelidikan. Penelitian dalam dunia pendidikan merupakan
komponen yang penting dimana penelitian dalam bidang pendidikan
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian pada
dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses yang sistematis untuk
memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah.
Pengumpulan data yang dilakukan oleh seorang peneliti dapat menentukan
keberhasilan dalam penelitian yang dilakukan olehnya. Setelah data
penelitian terkumpul, maka perlu seorang peneliti perlu melakukan analisis
data yang sudah diperoleh. Pengumpulan data dilaksanakan melalui
pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif,
analisisnya menggunakan analisis statistik.
Dalam melakukan penelitian banyak sekali pilihan metode yang dapat
digunakan. namun tidak semua metode cocok digunakan, metode yang
dipilih harus sesuai dengan tujuan penelitian. Salah satu metode yang dapat
digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen. Penelitian
eksperimen adalah penelitian dimana peneliti melakukan intervensi dengan
cara memanipulasi variabel bebas yang dijadikan faktor, untuk mengetahui
akibat yang ditimbulkannya. Dalam penelitian pendidikan, salah satu metode
yang banyak digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Untuk dapat
melaksanakan suatu eksperimen dengan baik, perlu dipahami terlebih dahulu
segala sesuatu yang berkaitan dengan komponen-komponen eksperimen.
Baik yang berkaitan dengan variabel, hakekat, karakteristik, tujuan, syarat-
syarat, langkah-langkah penelitian, serta validitas dalam penelitian. Dalam
makalah dijelaskan lebih lanjut mengenai penelitian pre-eksperimen dan
eksperimen sejati. Penulis menyajikan beberapa materi tentang penelitian
pre-eksperimen dan eksperimen sejati, seperti spesifikasi perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan penelitian dalam bidang Pendidikan Biologi
disertai dengan sajian contoh permasalahan yang dapat dipecahkannya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik penelitian pre-eksperimen dan eksperimen sejati?


2. Bagaimana spesifikasi perancangan dan pelaksanaan penelitian pre-
eksperimen dan eksperimen sejati?
3. Bagaimana spesifikasi pelaporan penelitian pe-eksperimen dan eksperimen
sejati?
4. Apa contoh sajian permasalahan yang dapat dipecahkan dengan penelitian
pe-eksperimen dan eksperimen sejati dalam penelitian pendidikan biologi?

C. Tujuan

1. Mengetahui karakteristik penelitian pre-eksperimen dan eksperimen sejati.


2. Mengetahui spesifikasi perancangan dan pelaksanaan penelitian pre-
eksperimen dan eksperimen sejati?
3. Mengetahui spesifikasi pelaporan penelitian pe-eksperimen dan
eksperimen sejati?
4. Mengetahui contoh sajian permasalahan yang dapat dipecahkan dengan
penelitian pe-eksperimen dan eksperimen sejati dalam penelitian
pendidikan biologi?
BAB II
PEMBAHASAN

a. KARAKTERISTIK PENELITIAN EKSPERIMEN


Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana peneliti
memanipulasi variabel bebas untuk dijadikan ”faktor perlakuan” (treatment
factor) atau ”faktor intervensi” (treatment atau intervension) atau disingkat
dengan istilah faktor. Faktor tersebut dimanipulasi dengan sengaja oleh
peneliti sehingga merupakan manipulated factor. Dengan memanipulasi
faktor, diharapkan akan memberi pengaruh terhadap variabel
tergayut/dependen. Dengan demikian, pada penelitian eksperimen, hubungan
antara faktor dengan variabel dependen merupakan hubungan sebab akibat.
Variabel bebas atau faktor berkedudukan sebagai prediktor, dan variabel
tergayut sebagai variabel respons atau disebut pula dengan criterion. Agar
dapat diyakini bahwa perbedaan respons yang ditimbulkan benar-benar
diakibatkan oleh pengaruh faktor maka peneliti akan mengontrol semua
variabel lain yang sekiranya dapat berkedudukan sebagai variabel
penekan/pengganggu (suppressor variable) yang dapat mempengaruhi variabel
respons. Pengontrolan dilakukan dengan cara menghomogenkan kondisi dari
setiap variabel penekan/pengganggu tersebut. Dengan demikian, suppressor
variable diubah menjadi control variable. Tentu, bahwa peneliti harus
sudah dapat memisahkan antara suppressor variable dengan random
varible, yang merupakan variebel yang dapat diabaikan karena tidak akan
mengganggu hasil eksperimen (Subali, 2010: 23)
Persyaratan penting untuk penelitian eksperimental adalah
pengendalian, manipulasi variabel independen, dan observasi dan pengukuran.
Pengendalian variabel merupakan inti dari metode eksperimen. Ketika sebuah
penelitian selesai, peneliti ingin mengaitkan hasilnya dengan perlakuan
eksperimental. Untuk melakukan ini, mereka harus menghilangkan semua
kemungkinan penjelasan lainnya dengan mengendalikan pengaruh variabel
yang tidak relevan. Tanpa kontrol, tidak mungkin untuk mengevaluasi secara
jelas efek dari variabel independen atau untuk membuat kesimpulan tentang
kausalitas.
Tujuan pengendalian dalam percobaan adalah mengatur situasi di
mana pengaruh variabel yang dimanipulasi pada variabel dependen dapat
diselidiki. Kondisi penerapan hukum variabel tunggal lebih mungkin dipenuhi
dalam ilmu fisika daripada dalam ilmu perilaku. Sebagai contoh, Robert Boyle
menerapkan prinsip ini dalam merumuskan undang-undangnya tentang efek
tekanan pada volume gas: Bila suhu tetap konstan, volume gas bervariasi
berbarengan dengan tekanan di atasnya. Demikian juga, Jacques Charles
merumuskan undang-undang yang menangani efek suhu: Bila tekanan ditahan
konstan, volume gas bervariasi secara langsung dengan suhu. Karena
penelitian pendidikan berkaitan dengan manusia, banyak variabel selalu hadir.
Untuk mencoba mengurangi masalah pendidikan terhadap pengoperasian satu
variabel tidak hanya tidak realistis tapi juga tidak mungkin. Untungnya,
kontrol ketat semacam itu tidak mutlak penting karena banyak aspek di mana
situasi berbeda tidak relevan dengan tujuan penelitian dan karenanya dapat
diabaikan. Cukuplah menerapkan hukum dari satu variabel independen yang
signifikan.

a. Jenis Desain/Rancangan Eksperimen


a) Karakteristik Penelitian Pra-eksperimen
Penelitian eksperimen yang dikategorikan sebagai penelitian pra-
eksperimen atau penelitian yang belum sepenuhnya memperhatikan prinsip
eksperimen, yakni adanya kelompok atau grup pembanding (reference group
atau control group) dan/atau adanya kontrol yang ketat terhadap
suppressor/nuisance variable I (Subali,2010: 24)
Berikut adalah dua desain yang tergolong pre experimen tidak
memiliki kontrol terhadap variabel asing. Kami tidak merekomendasikan
desain ini; Namun, kami menyadari bahwa kadang-kadang masih
digunakan dalam penelitian pendidikan. Kami menyertakan desain yang
lemah ini dalam diskusi kami hanya karena mereka menggambarkan
dengan cukup baik cara variabel asing dapat beroperasi untuk
membahayakan validitas internal suatu desain. Jika Anda menyadari
sumber kelemahan ini dalam sebuah desain, harus bisa menghindarinya
(Ary, 1985:269).
b) Karakteristik Penelitian Eksperimen Sejati
Desain dalam kategori ini disebut eksperimen sejati karena subjek
dipilih kelompok secara acak. Karena kontrol yang mereka berikan,
mereka adalah desain yang paling dianjurkan untuk eksperimen di bidang
pendidikan . Pada eksperimen ini terdapat klompok kontrol dan kelompok
eksperimen (Ary, 1985; 259).
Desain eksperimental sejati (juga disebut desain acak)
menggunakan pengacakan dan memberikan kontrol maksimum terhadap
variabel asing. Desain kuasi eksperimental kurang diacak namun
menggunakan strategi lain untuk memberikan kontrol atas variabel asing
(Ary, 2010: 3012)
Keterbatasan Eksperimen sejati--Fitur yang membedakan dari
eksperimental sejati - kelompok eksperimen dan perbandingan, pretest
(yang tidak selalu digunakan) dan posttest, dan pengacakan, tidak
membantu peneliti mengidentifikasi mekanisme dimana perlakuan
memiliki efeknya. Sebenarnya, pertanyaan tentang mekanisme kausal ini
sering tidak dibahas dalam penelitian eksperimental. Uji hipotesis itu
sendiri tidak memerlukan analisis mekanisme, jika percobaan dilakukan
dalam kondisi yang terkendali dengan hati-hati selama rentang waktu yang
terbatas, efek kausal (jika ada) mungkin terlihat cukup langsung. Tapi
perhatian terhadap mekanisme kausal dapat menambah temuan
eksperimental. Peneliti evaluasi sering memusatkan perhatian pada
mekanisme dimana program pendidikan memiliki dampaknya. Tujuannya
adalah mengukur langkah-langkah intermediate yang mengarah pada
perubahan yaitu fokus utama program (Check, 2012;141)

B. Menganalisis Spesifikasi Pelaksanaan Metode Pre-Eksperimen Dan


Eksperimen
Sebagaimana dipahami, penelitian eksperimen dapat dibagi dalam tiga
jenis, di antaranya penelitian pre-eksperimen (pra-eksperimen), true
eksperimen (eksperimen sesungguhnya), dan quasi eksperimen (eksperimen
semu). Dalam makalah ini akan dibahas dua dari tiga jenis penelitian
eksperimen yaitu pre-eksperimen (pra-eksperimen) dan true eksperimen
(eksperimen sesungguhnya).
a. penelitian Pra-Eksperimen
Pra-Eksperimen merupakan peneliti yang mengamati suatu
kelompok utama dan melakukan intervensi sepanjang penelitian. Dalam
rancangan ini tidak ada kelompok kontrol untuk diperbandingkan dengan
kelompok eksperimen yang disebut pre-experimental design (Cresswell,
2009). Menurut Sugiyono (1992;82) Pre- Experimental Designs
(nondesigns) belum merupakan eksperimen sesungguhnya karena masih
terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya
variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel
dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen.
Hal ini terjadi karena desain ini belum merupakan eksperimen
sesungguhnya dan masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh
terhadap terbentuknya variabel terikat (dependen).
Ada tiga jenis penelitian pra-eksperimen, yaitu:
a) One Shoot Case Study (Studi Kasus Bentuk Tunggal)
one-shot study merupakan suatu penelitian pra-Eksperimen yang
dilakukan dengan cara memberikan perlakun pada kelompok studi dan
selanjutnya di observasi efeknya. Peneliti dalam melakukan penelitian
tidak melakukan randomisasi tetapi dengan menetapkan kelompok
studi. Perlakuan adalah variabel independen, dan hasilnya adalah
variabel dependen. Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini
dapat di gambarkan sebagai berikut:
XO X=Treatment yang diberikan (variabelindependen)
O= Observasi (Variabel dependen)
Adapun cara membacanya sebagai berikut terdapat suatu kelompok
diberi treatment atau perlakuan dan selanjutnya di observasi hasilnya.
Jenis rancangan ini, cenderung lemah karena tidak diperbandingkan
dengan hasil pengukuran subyek kelompok control/pembanding, atau
hasil pengukuran sebelum diberikan perlakuan.
Alur penelitian sebagai berikut:
Kelompok Studi

Perlakuan Efek

Contoh permasalahanya:
Misalnya seorang peneliti ingin melakukan uji coba tentang
penggunaan metode konseling personal terhadap perubahan perilaku
kebisaan merokok pada keluarga pra sejahtera. Maka, langkah-
langkah penelitian yang harus dilakukan adalah sebagai berikut
1) Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis penelitian
 Pertanyaan penelitian: apakah ada pengaruh konseling
personal terhadap perubahan perilaku kebiasaan merokok?
 Hipotesis penelitian:
Ho: pemberian konseling personal tidak mempunyai
pangaruh terhadap perubahan perilaku kebiasaan merokok.
Ha: pemberian konseling personal mempunyai pengaruh
terhadap perubahan perilaku kebiasaan merokok.
2) Menetapkan kelompok study penelitian
Kelompok study penelitian ini adalah semua keluarga pra
sejahtera yang mempunyai kebiasaan merokok di desa X
kecamatan Y. dan peneliti menetapkan kriteria inklusi dan
eksklusi kelompok study
3) Memberikan perlakuan
Perlakuan yang diberikan adalah konseling personal pada
setiap anggota keluarga yang merokok yaitu satu minggu dua
kali yang dilakukan selama satu bulan.
4) Mengukur variable efek
Pengukuran efek dilakukan setelah pemberian konseling
personal telah selesai dilakukan yaitu dengan cara menanyakan
kebiasaan merokok apakah ada penurunan dari jumlah batang
rokok yang hisap atau bahkan kebiasaan merokoknya berhenti.
Misalnya, dari kelompok studi secara keseluruhan sebelum
diberikan konseling personal rata-rata 6 batang perhari tetapi
setelah diberikan konseling personal ternyata yaitu rata-rata
menjadi 2 batang per hari.
5) Menganlisis data
Analisis data pada jenis penelitian ini di lakukan dengan
cara membandingkan ratio hasil yaitu rata-rata 6 batang pehari
rata-rata menjadi 2 batang perhari artinya konseling personal
dapat menurunkan kebiasaan merokok rata-rata 4 batang per
hari. Pengujian hipotesis bisa di lakukan dengan pendekatan uji
statotik uji t berpasangan.
Desain ini hanya menggunakan satu kelompok tanpa tes awal.
Kelemahan utama desain ini adalah, karena tidak menggunakan
kelompok pengendalian tanpa tes awal, maka pelaksana
eksperimen tidak dapat beranggapan bahwa hasil akhir yang
dicapai disebabkan oleh perlakuan.

b) One- Group Pretest-Posttest Design (Test Awal- Test Akhir Kelompok


Tunggal)
Penelitian pre-eksperimen (one group pretest-postest) adalah
sesuatu penelitian pra-eksperimen dimana peneliti memberikan
perlakuan pada kelompok studi tetapi sebelumnya diukur atau di test
dahulu (pretest) selanjutnya setelah perlakuan kelompok study diukur
atau ditest kembali (protest) dalam penelitian ini tidak dilakukan
randomisasi dan dilakukan pada satu kelompok studi. Design ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
O1= nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)
O 1 X O2
O2 = nilai posttest( setelah diberi perlakuan)
Pengaruh perlakuan = (O2- O1)
Alur penelitian ini:

Contoh permasalahan:
Misalnya seorang peneliti ingin mengetahui apakah ada
pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe zigsaw
terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP X pada materi
ekosistem.Langkah langkah penelitian yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut:
1) Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis penelitian
Pertanyaan penelitian: apakah ada pengaruh penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe zigsaw terhadap hasil belajar siswa
kelas VIII SMP X pada materi ekosistem?
2) Hipotesis penelitian:
 Ho: tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe zigsaw terhadap hasil belajar siswa kelas VIII
SMP X pada materi ekosistem.
 Ha: ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe zigsaw terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP X pada
materi ekosistem.
3) Kelompok studi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP X
4) Mengukur kondisi awal kelompok studi
Peneliti melakukan pretest tentang materi ekosistem pada siswa
kelas VIII sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe
zigsaw.
5) Memberikan perlakuan
Peneltian selanjutnya memberikan perlakuan yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe zigsaw sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.
6) Mengukur efek
Peneliti melakukan pengukuran pada siswa atau sering di sebut
juga posttest.
7) Membuat analisis data
Peneliti melakuakan analisis data untuk menjawab hipotesis
dan melakukan uji statistic diantaranya melalui uji t
Desain ini menggunakan satu kelompok subyek yang diberi tes
awal dan-tes akhir. Contoh desain satu kelompok tes awal-akhir
adalah sebagai berikut:
Desain satu kelompok tes awal- akhir

Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes akhir


Eksperimen Y1 X Y2

Kelemahan utama desain ini adalah tidak menggunakan


kelompok kontrol, sehingga peneliti tidak dapat menyimpulkan
bahwa perubahan skor yang terjadi pada tes awal dan tes akhir
disebabkan oleh perlakuan yang diberikan. Namun selalu ada
kemungkinan bahwa variabel luarlah yang menyebabkan sebagian
atau keseluruhan perubahan tersebut. Dengan demikian maka
desain ini juga tidak memiliki validitas internal. Rancangan
penelitian ini cenderung lebih baik dari rancangan one shot case
study, karena pengukuran dilakukan dua kali, yaitu sebelum diberi
perlakuan (pretest) dan setelah diberi perlakuan (post test).
Perbedaan nilai diantara kedua pengukuran tersebut,
diinterpretasikan sebagai perubahan akibat pemberian perlakuan.
c) Static Group Comparison ()
Desain ini mengunakan dua kelompok subyek yang diberi
perlakuan yang berbeda. Kedua kelompok itu ditetapkan tanpa acak
(misalnya diambil kelas yang telah terbentuk) namun diasumsikan
memiliki kemampuan yang setara dalam semua aspek yang relevan,
yang berbeda hanyalah didalam pemberian perlakuan. Contoh desain
perbandingan dua kelompok statis adalah sebagai berikut:

Kelompok acak Perlakuan Tes akhir


Eksperimen X1 Y1
Kontrol X2 Y2

Adanya kelompok kontrol menyebabkan desain ini dapat


mengontrol ancaman beberapa variabel luar, misalnya: sejarah,
kematangan dan regresi statistik. Pada desain ini terdapat satu
kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu :
setengaah kelompok untuk eksperimen ( yang diberi perlakuan) dan
setengah untuk kelompok control (yang tidak diberi perlakuan .
Paradigama penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut :
O1= Hasil pengukuran setengah kelompok
X O1 yang diberi perlakuan
O2= Hasil pengukuran setengah kelompok
O2
yang tidak di beri perlakuan
Pengaruh perlakuan = O1 – O2
Rancangan penelitian tersebut, hampir sama dengan one shot
case study, akan tetapi kelompok eksperimentnya lebih dari satu,
masing-masing dengan perlakuan (treatment) yang berbeda. Dengan
demikian, cenderung akan lebih baik. Dengan adanya beberapa
kelompok eksperimen, dapat dipergunakan untuk membandingkan
hasil pengukuran, sehingga dalam batas tertentu akan dapat
menunjukkan pengaruh treatment terhadap variabel terikat. Alur
penelitian adalah sebagai berikut:
Diberi
Kelompok studi 1
perlakuan
Kelompok studi
1 dan 2

Kelompok studi 2 Tidak diberi


perlakuan

Contoh permasalahanya:
Misalnya seorang peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh
metode demontrasi terhadap kemampuan siswa memimpin puja bhakti
dalam pelajaran pendidikan agama Buddha.
Langkah langkah penelitian yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:
1) Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis penelitian
Pertanyaan penelitian: apakah ada pengaruh metode demonstrasi
terhadap kemampuan siswa memimpin puja bhakti dalam
pelajaran pendidikan agama budha?
2) Hipotesis penelitian:
 Ho: tidak ada pengaruh pengaruh metode demonstrasi
terhadap kemampuan siswa memimpin puja bhakti dalam
pelajaran pendidikan agama budha.
 Ha: ada pengaruh pengaruh metode demonstrasi terhadap
kemampuan siswa memimpin puja bhakti dalam pelajaran
pendidikan agama budha
3) Kelompok studi penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan VIII
B SMP X
4) Mengukur kondisi awal kelompok studi
Peneliti melakukan pretest tentang kemampuan siswa
memimpin puja bhakti dalam pelajaran agama budha. Pretes
dilakukan untuk kelas VIII A dan kelas VIII B
5) Memberikan perlakuan
Peneltian selanjutnya memberikan pembelajaran dengan
demonstrasi dalam puja bakhti pendidikan agama budha untuk
kelas VIII A dan memberikan pembelajaran dengan ceramah pada
kelas VIII B.
6) Mengukur efek
Peneliti melakukan pengukuran pada siswa atau sering di
sebut juga posttest. Disini kelas yang diberi pembelajaran dengan
demonstrasi dan kelas yang diberi pembelajaran dengan ceramah
di tes kemampuan puja bhakti.
7) Membuat analisis data
Peneliti melakuakan analisis data untuk menjawab
hipotesis dan melakukan uji statistic diantaranya melalui uji t
Setelah tiga bulan kemampuan siswa diukur. Bila
kemampuan siswa yang diajar dengan menggunakan metode
demonstrasi lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan siswa
yang diajar dengan metode ceramah, maka kesimpulannya adalah
metode demonstrasi berpengaruh positif terhadap kemampuan
siswa memimpin puja bhakti.
b. True Eksperimen (Penelitian Sesungguhnya)
Disebut sebagai true experiments karena dalam desain ini peneliti
dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya
eksperimen, sehingga validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan
penelitian) menjadi tinggi. Sejalan dengan hal tersebut, tujuan dari true
experiments menurut Suryabrata (2011) adalah untuk menyelidiki
hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan perlakuan dan
membandingkan hasilnya dengann grup kontrol yang tidak diberi
perlakuan. Berikut adalah beberapa desain penelitian eksperimen
sesungguhnya yang biasa digunakan dalam bidang pendidikan menurut
Wiersma (1986), antara lain Posttest-Only Control Group Design ( Desain
dengan kelompok kontrol tanpa Pretest); Pretest-Posttest Control Group
Design ( Desain Pretes-Postest menggunakan Kelompok Kontrol dengan
Penugasan Random); dan Solomon Four-Group Design (Desain Solomon).
a. Posttest-Only Control Group Design
Randomisasi dan perbandingan kedua kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen digunakan dalam jenis desain ini. Setiap
kelompok yang dipilih dan ditempatkan secara random diberikan
perlakuan atau beberapa jenis kontrol. Postest kemudian diberikan
pada setiap subjek untuk menentukan jika ada perbedaan antara kedua
kelompok. Sementara desain ini mendekati metode yang paling baik,
karena sedikit kelemahan yaitu pada pengukuran pre-test. Sulit
menentukan jika perbedaan pada akhir studi merupakan perbedaan
aktual dari kemungkinan perbedaan pada permulaan studi. Dengan
kata lain, randomisasi baik untuk mencampur subjek, tetapi tidak dapat
menjamin bahwa percampuran ini benar-benar menciptakan kesamaan
antara kedua kelompok (Emzir, 2015). Desain Posttest-Only Control
Group Design dapat dilihat dalam bagan di bawah ini.

R X O1

R - O2

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing


dipilih secara random (R). Grup pertama diberi perlakuan (X) dan
grup yang lain tidak. Pengaruh adanya perlakuan adalah (O1 : O2).
Dalam penelitian, pengaruh perlakuan dianalisis dengan uji beda
menggunakan statistik t-test. Jika ada perbedaan yang signifikan
antara grup eksperimen dan grup kontrol maka perlakuan yang
diberikan berpengaruh secara signifikan.

Contoh Permasalahan
Misalnya seorang peneliti ingin mengetahui efektifitas
penggunaan multimedia, meningkatkan pemahaman gerakan sholat
yang benar pada siswa SD.
langkah-langkah penelitian yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut:
1) Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis penelitian
pertanyaan penelitian: Apakah penggunaan multimedia
efektif pada pembelajaran sholat dalam meningkatkan
pemahaman gerakan sholat dengan benar pada siswa SD?
2) Hipotesis penelitian:
 Ho: tidak adanya pengaruh penggunaan multimedia pada
pembelajaran sholat lebih efektif dalam meningkatkan
pemahaman gerakan sholat dengan benar pada siswa SD
 Ha: adanya pengaruh penggunaan multimedia pada
pembelajaran sholat lebih efektif dalam meningkatkan
pemahaman gerakan sholat dengan benar pada siswa SD
3) Menetapkan kelompok studi
Kelompok studi penelitian ini adalah siswa kelas 2 SD yang
dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok treatment dan
kelompok kontrol
4) Mengukur kondisi awal kelompok studi
Peneliti tidak melakukan pretest pada siswa kelas dua SD
untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum melakukan
treatment menggunaan multimedia pada kelompok eksperiment
dan kelompok kontrol.
5) Memberikan perlakuan
Peneliti melakukan memberikan intervensi treatment
pembelajaran sholat melalui Multimedia untuk kelompok
eksperiment sedangkan untuk kelompok kontrol menggunakan
pembelajaran biasa yang dilakukan di sekolah
6) Mengukur efek
Peneliti melakukan pengukuran pada siswa atau sering disebut
juga post-test.
7) Analisa data
peneliti membuat analisa data untuk menjawab hipotesis dan
melakukan uji statistic diantaranya melalui uji t.
Desain ini, peneliti menggunakan kelompok/grup pembanding
tanpa tes awal. Kedua kelompok diacak dengan prinsip random
asigment. Kelemahan desain ini adalah karena peneliti tidak
melakukan pretest, ia tidak akan mengetahui ada tidaknya efek
interaksi pretest dan treatment.
b. Pretest-Posttest Control Group Design
Desain penelitian ini merupakan desain penelitian yang cukup
banyak dilakukan dalam penelitian eksperimen sesungguhnya. Desain
eksperimen ini menggunakan kelompok pembanding. Antara
kelompok eksperimen dan kelompok pembanding dilakukan secara
acak dengan prinsip random assignment. Dalam desain ini dapat
dipahami, bahwa peneliti melakukan uji atau pengukuran terlebih
dahulu sebelum melakukan perlakuan (pre-test) dan setelah perlakuan
(post-test). Hasil pretest yang baik adalah jika nilai grup eksperimen
tidak berbeda secara signifikan. Pretest-Posttest Control Group Design
dapat dibagankan sebagai berikut :
R O1 X O2

R O2 - O4

Pengaruh perlakuan adalah : (O2-O1)-(O4-O3). Uji statistik yang


dapat digunakan adalah uji t. Desain tersebut dapat diperluas, apabila
peneliti memiliki kelompok perlakuan lebih dari satu. Misalnya, ingin
membandingkan dua model pembelajaran, yaitu antara model A dan
model B.
Kelompok Pretest Perlakuan Postest

Eksperimen 1 O1 X1 O2

Eksperimen 2 O2 X2 O2

Kontrol O3 - O2

Uji statistik yang dapat digunakan adalah uji ANAFA (Arifin, 2012).
Contoh Permasalahan
langkah-langkah penelitian yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:
1) Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis penelitian
pertanyaan penelitian: Adakah perbedaan hasil belajar
dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan pada kelas
yang menerapkan teknik Numbered Head Together (
NHT)dengan kelas yang menerapkan metode ceramah?
2) Hipotesis penelitian:
 Ho: tidak ada perbedaan hasil belajar dalam mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan pada kelas yang
menerapkan teknik Numbered Head Together (NHT)
dengan kelas yang menerapkan metode ceramah.
 Ha: adanya perbedaan hasil belajar dalam mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan pada kelas yang menerapkan
teknik Numbered Head Together (NHT) dengan kelas
yang menerapkan metode ceramah
3) Menetapkan kelompok studi
Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VIII SMP Negeri
2 Mlati yang terdiri dari empat kelas yaitu kelas VIII A, B, C,
dan D yang nantinya akan dipilih secara acak untuk dijadikan
sampel dalam penelitian ini. Dari kelas tersebut, terambil
sebagai sampel, yaitu kelas VIII B dan kelas VIII D. kemudian
dari kedua kelas itu di undi kembali untuk menentukan kelas
eksperimen dan terpilih kelas VIIID sebgai kelas eksperiment.
4) Mengukur kondisi awal kelompok studi
Peneliti melakukan pretest pada kedua kelas untuk
mengetahui kemampuan awal siswa sebelum melakukan
treatment penerapan teknik Numbered Head Together (NHT)
dengan kelas yang menerapkan metode ceramah.
5) Memberikan perlakuan
Peneliti bemberikan perlakuan yang berbeda terhadap kedua
kelas. Untuk kelas VIII D atau disebut kelas eksperimen
mendapat treatmen berupa pengajaran menggunakan teknik
Numbered Head Together (NHT). Sedangkan kelas VIII B
menggunakan metode ceramah.
6) Mengukur efek
Peneliti melakukan pengukuran dengan menggunakan dua
tes yaitu meliputi pretest dan postest.
7) Analisa data
Peneliti membuat analisa data yang dilakukan secara
bertahap yaitu pengujian persyaratan analisis kemudian
dilanjutkan teknik analisis data.
Kelemahan desain ini adalah karena peneliti tidak memiliki
kelompok yang tanpa diberi pretes, sehingga ia tetap tidak dapat
menyelidiki efek interaksi perlakuan dengan pretest.
c. Solomon Four-Group Design
Desain ini berusaha untuk mengatasi pengaruh tes awal.
Penempatan subyek dalam setiap kelmpok subyek dilakukan secara
acak. Dua kelompok diberikan tes awal dan dua kelompok lainnya
tidak. Satu kelompok yang diberi tes aawal dan satu kelompok
lainnya yang tidak diberi tes awal dijadikan sebagai kelompok
eksperimen. Sedangkan dua kelompok lainnya dijadikan sebagai
kelompok kontrol.
Desain empat kelompok solomon diacak
Kelompok acak Tes awal Perlakuan Tes
Akhir
Eksperimen Y1 X1 Y2
Kontrol Y3 X2 Y4
Eksperimen X3 Y5
Kontrol X4 Y6
Dalam desain ini terlihat bahwa :
 Penempatan subyek pada semua kelompok diacak
 Dua kelompok sebagai kelompok eksperimen
 Satu kelompok eksperimen diberi tes awal (y1)
 Dua kelompok sebagai kelompok kontrol
 Satu kelompok kontrol diberi tes awal (y3)
 Semua kelompok diberi tes akhir (y2,y4.y5.y6)
Desain ini menggabungkan dua desain eksperimen murni
yang dibahas sebelumnya. Dua kelompok pertama menunjukan
desain tes awal-akhir dua kelompok diacak sedangkan dua
kelompok berikutnya menunjukan desain tes akhir dua kelompok
diacak.
Desain empat kelompok solomon sangat cocok untuk
mengontrol ancaman validitas internal seperti telah dibahas
sebelumnya. Namun kelemahan utama desain ini adalah
membutuhkan banyak sampel untuk dimasukan kedalam empat
kelompok penelitian, juga membutuhkan banyak waktu dan tenaga
untuk memberikan perlakuan pada keempat kelompok tersebut
C. Spesifikasi Pelaporan Metode Pra-Eksperimen Dan Eksperimen
Menurut Arikunto (2010), terdapat banyak format laporan yang dapat
digunakan dalam pelaporan penelitian, namun secara garis besar cakupannya
sama, yang menyebabkan adanya perbedaan adalah: Urutan penyajian,
Penekanan materi yang dilaporkan, Pandangan perlu tidaknya suatu bagian
disampaikan kepada pembaca.
Format laporan penelitian yang diajukan oleh Borg & Gall terdiri dari
Preliminary Materials (Bahan Pendahuluan) dan Body of the Paper (Gambar
Laporan). Secara umum model format laporan tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Preliminary Materials (Bahan Pendahuluan)
Pada bagian ini terdiri dari:
a. Halaman Judul
Judul merupakan pintu atau muka dari sebuah karya tulis
ilmiah. Dalam pembuatan judul harus jelas, singkat dan mampu
melambangkan bagian isi. Fungsi judul merupakan identitas atau
cerminan, gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang
lingkup dari tulisan. berikut disajikan contoh judul baik pada
penelian pra-eksperimen maupun penelitian eksperimen.
Contoh judul penelian pra-eksperimen adalah sebagai berikut:

“Penerapan Model Problem Based Instruction (PBI) Pada Tema


Pencemaran Air Untuk Melatih Keterampilan Penyelesaian
Masalah”

Contoh judul penelitian eksperimen adalah sebagai berikut:

“Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem


Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas
X SMA N 3 Kota Jambi”

b. Kata Pengantar
Kata pengantar adalah prakata yang menyampaikan ucapan
terimakasih dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
suksesnya pembuatan karya ilmiah. Pada kata pengantar juga
menguraikan seberapa pentingnya judul yang diambil dan berharap
mampu memberi sumbangan positif kepada diri penulis dan
pembaca.
Bagian kata pengantar juga menyampaikan ucapan terimakasih
kepada semua elemen pendukung yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan karya ilmiah, dan didalamnya juga memuat permintaan
saran atau pendapat pembaca yang berguna sebagai bahan evaluasi
terhadap penulis untuk karya ilmiah tersebut.
c. Daftar Isi
Daftar isi merupakan pengurutan halaman mulai dari terdepan
sampai terakhir dengan mencantumkan nomor atau huruf pada
bagian yang inginkan. Kegunaan dari nomor dan huruf itu agar
memudahkan pembaca untuk mencari letak halaman yang ingin
dibaca.
d. Daftar tabel
Daftar tabel merupakan hal yang serupa dengan daftar isi
hanya saja daftar tabel memuat halaman-halaman yang berisikan
tabel saja.
e. Daftar Gambar/Ilustrasi
Daftar gambar memuat halaman-halaman yang berisikan
gambar yang terdapat didalam isi.
2. Body of the Paper (Inti Laporan)
a. Bab I Pendahuluan
Pada Bab ini peneliti menjelaskan latar belakang masalah serta
alasan yang mendasari pembahasan permasalahan tersebut,
kemudian penyusunan rumusan masalah serta tujuan dilakukannya
penelitian tersebut.
b. Bab II Kajian Pustaka
Pada bagian ini diungkapkan teori-teori pendukung serta hasil
penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama.
Tinjauan pustaka merupakan penelusuran kepustakaan untuk
mengidentifikasi makalah buku, jurnal dan sumber relevan lainnya
yang bermanfaat dan ada hubungannya dengan penelitian yang
dilakukan serta merujuk pada semua hasil penelitian terdahulu pada
bidang tersebut.
c. Bab III Metode Penelitian
Pada bagian metodoogi akan dijelaskan mengenai pemilihan
waktu dan tempat, subjek (populasi, sampel), teknik sampling yang
digunakan, desain dan pendekatan penelitian, instrumen yang
digunakan mencakup validitas dan reabilitas dari instrumen tersebut
serta teknik pengumpulan dan analisis data dari penelitian yang
dilakukan.
d. Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bagian ini penulis harus menyajikan secara cermat dan
jelas mengenai hasil analisis data yang telah didapatkan, serta
pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang
telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Hasil merupakan temuan
dari penelitian yang dilakukan. Setelah memperoleh hasil dari suatu
penelitian maka hasil itu akan dianalisi dan dibahas untuk
menemukan titik terangnya.
e. Bab V Penutup
Bagian ini berisi kesimpulan dan saran. Simpulan adalah
gambaran umum seluruh analisis penelitian yang dilakukan. Saran
dapat didefenisikan sebagai anjuran penulis terkait dengan hasil
penelitian atau cara mengatasi kesulitan-kesuliatan dalam penelitian.
3. Bahan Penunjang
a. Daftar Pustaka
Daftar pustaka mencrminkan acuan yang digunakan oleh
penulis baik dalam melakukan penelitian maupun dalam menyusun
laporan. Pustaka yang dapat dimasukkan dalam daftar adalah hanya
yang sangat signifikan dan terkait dengan kegiatan penelitian yang
ditulis dan dipublikasikan baik melalui bahan cetakan.elektronik
maupun seminar. Daftar pustaka yang dipublikasikan dapat berupa:
buku teks, majalah, jurnal makalah, surat kabar dan lain-lain.
Penulisan daftar pustaka harus mencantumkan beberapa dasar
sebagai berikut :
1. Nama penulis
2. Tahun terbit
3. Judul pustaka
4. Tempat terbit
5. Nama penerbit
Berikut contoh penulisan daftar pustaka yang benar :
Soetomo.1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya:
Usaha Nasional.
b. Lampiran
Lampiran merupakan dokumen tambahan yang ditambahkan
ke dokumen utama. Lampiran biasanya berisi data-data tambahan
yang mungkin terlalu banyak bila disertakan pada teks utama
(misalkan tabel data hasil penelitian) atau penjelasan lebih lanjut
mengenai topik tertentu dalam buku. Lampiran juga dapat berisi teks
maupun gambar. Peletakan lampiran biasanya pada bagian akhir
setelah daftar pustaka atau sebelum bagian indeks.
c. Daftar indeks
Daftar indeks merupakan daftar kata-kata penting dalam suatu
buku dimana biasanya terdapat dibaian akhir. Fungsi daftar indeks
adalah mempermudah pembaca memahami suatu kata yang baru
pertama kali diketahuinya atau belum dimengerti, mempercepat
pembaca untuk menemukan suatu topik pembicaraan.

D. Sajian Permasalahan Yang Dapat Dipecahkan Menggunakan Metode


Pre-Eksperimen Dan Eksperimen
Berikut ini disajikan contoh pelaporan penelitian pra-eksperimen dari
Iin Widyastutik, Muslimin Ibrahim, dan Madewi Mulyanratna yang berjudul
“Penerapan Model Problem Based Instruction (Pbi) Pada Tema Pencemaran
Air Untuk Melatih Keterampilan Penyelesaian Masalah”
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimental yang bertujuan untuk
mendeskripsikan keterlaksanaan model pembelajaran Problem Based
Instruction (PBI), keterampilan penyelesaian masalah siswa, penguasaan
materi, dan respon siswa setelah mengikuti pembelajaran yang menerapkan
model PBI. Rancangan penelitian yang digunakan adalah “Pretest and
Postest Group”dengan sasaran penelitian yaitu siswa kelas VII-2 SMP Negeri
3 Sidoarjo tahun ajaran 2012-2013. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam
dua kali pertemuan, siswa diberikan pretest di awal dan postest di akhir
proses pembelajaran untuk mengukur keterampilan penyelesaian masalah
sekaligus pengusaan materi siswa. Hasil penelitian dan analisis data,
menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
pada tema pencemaran air telah terlaksana cukup baik dengan skor rata-rata
setiap aspek sebesar 3,3. Keterampilan penyelesaian masalah siswa diukur
menggunakan indikator keterampilan penyelesaian masalah IDEAL. Dari
hasil pretest dan posttest diperoleh N-gain sebesar 0,31 dengan kategori
sedang. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan Problem Based Instruction
(PBI) pada tema pencemaran air dapat melatih keterampilan penyelesaian
masalah siswa. Adapun penguasaan materi siswa menunjukkan rerata
individu 84,00 dan ketuntasan klasikal 80%. Siswa juga menunjukkan respon
positif terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Kata kunci : Problem Based Instruction (PBI), keterampilan penyelesaian
masalah, pencemaran air.

Berdasarkan abstrak diatas dapat diuraikan menjadi beberapa tahapan yaitu:


Judul : “Penerapan Model Problem Based Instruction (Pbi) Pada Tema
Pencemaran Air Untuk Melatih Keterampilan Penyelesaian
Masalah”
Masalah : Rendahnya keterampilan menyelesaikan masalah yang
dikuasai siswa.
Metode : Pre-Eksperimen
Teknik Sampling : “Pretest and Postest Group”
Populasi : Siswa kelas VII SMPN 3 Sidoarjo
Sampel : Siswa kelas VII-2 SMPN 3 Sidoarjo
Instrumen : lembar tes (tes keterampilan penyelesaian masalah dan
penguasaan materi), lembar observasi (Lembar pengamatan
PBI), dan lembar angket.
Hasil : Hasil penelitian dan analisis data, menunjukkan bahwa
model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) pada
tema pencemaran air telah terlaksana cukup baik dengan
skor rata-rata setiap aspek sebesar 3,3. Keterampilan
penyelesaian masalah siswa diukur menggunakan indikator
keterampilan penyelesaian masalah IDEAL. Dari hasil
pretest dan posttest diperoleh N-gain sebesar 0,31 dengan
kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan
Problem Based Instruction (PBI) pada tema pencemaran air
dapat melatih keterampilan penyelesaian masalah siswa.
Adapun penguasaan materi siswa menunjukkan rerata
individu 84,00 dan ketuntasan klasikal 80%. Siswa juga
menunjukkan respon positif terhadap pembelajaran yang
telah dilakukan.

Sedangkan berikut ini disajikan contoh pelaporan penelitian eksperimen dari


bayu asfadi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X
SMAN 3 Kota Jambi” yang tersaji seperti dibawah ini:
Abstrak
Dalam proses pembelajaran, penggunaan model pembelajaran yang bervariasi
dapat meningkatkan minat belajar dan memperkuat motivasi belajar siswa
sehingga mampu memahami konsep ekosistem yang ada di lingkungan
sekitar. Dalam pembelajaran model Problem Based Learning lebih
mengedepankan kepada keaktifan siswa dalam mencari, mengolah dan
melaporkan informasi dari berbagai sumber serta kemampuan dalam
pemecahan masalah yang terjadi di sekitar lingkungan siswa tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran PBL
terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA N 3 Kota Jambi.
Penelitian ini merupakan penelitian true eksperimen. Penelitian ini telah
dilakukan dikelas X SMA N 3 Kota Jambi tahun ajaran 2013/2014 yang
terdiri dari 6 kelas. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu
kelas X MIA 6 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA 5 sebagai kelas
kontrol. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes objektif dan lembar
pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh penggunaan
model pembelajaran PBL terhadap hasil belajar biologi kelas X MIA SMA N
3 Kota Jambi. Rata-rata persentase nilai kognitif siswa untuk kelas
eksperimen adalah 8,7 sedangkan untuk kelas kontrol adalah 8,1. Berdasarkan
perhitungan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh thitung >
ttabel (2,564 > 1,994) dalam taraf kepercayaan 95% maka hipotesis diterima.
Rata-rata persentase nilai afektif siswa untuk kelas eksperimen yaitu 78,4
sedangkan untuk kelas kontrol adalah 74,7. Dari uji hipotesis diperoleh thitung
> ttabel (4,035>1,994) dalam taraf kepercayaan 95% maka hipotesis diterima.
Pada aspek psikomotor, persentase siswa kelas eksperimen yang sangat
terampil = 27,78%, terampil = 55,56%, cukup terampil = 16,67% kurang
terampil = 0% dan yang tidak terampil = 0%. Sedangkan pada kelas kontrol
yang sangat terampil = 19,44%, terampil = 38,89%, cukup terampil = 41,67%
kurang terampil = 0% dan yang tidak terampil = 0%. Dari uji hipotesis
diperoleh thitung > ttabel (5,892 > 1,994) maka hipotesis
diterima dengan taraf kepercayaan 95%. Simpulan dari penelitian bahwa
model pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning) mempengaruhi hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 3
Kota Jambi pada aspek kognitif, afektif serta psikomotor. Penulis berharap
model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dapat
digunakan dalam pembelajaran biologi serta pelajaran lain dan dapat
digunakan dalam penelitian selanjutnya dalam materi yang berbeda.
Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar
Berdasarkan abstrak diatas dapat diuraikan menjadi beberapa tahapan yaitu:
Judul : “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa Kelas X SMAN 3 Kota Jambi”
Masalah : Masih rendahnya tingkat kemampuan siswa pada aspek
kognitif, afektif serta psikomotor.
Metode : True Eksperimen
Teknik Sampling : Random Sampling
Populasi : Kelas X SMA N 3 Kota Jambi
Sampel : Kelas X Mia 6 dan X Mia 5 SMA N 3 Kota Jambi
Instrumen : Tes objektif dan lembar pengamatan.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh
penggunaan model pembelajaran PBL terhadap hasil belajar biologi kelas X
MIA SMA N 3 Kota Jambi. Rata-rata persentase nilai kognitif siswa untuk
kelas eksperimen adalah 8,7 sedangkan untuk kelas kontrol adalah 8,1.
Berdasarkan perhitungan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t
diperoleh thitung > ttabel (2,564 > 1,994) dalam taraf kepercayaan 95% maka
hipotesis diterima. Rata-rata persentase nilai afektif siswa untuk kelas
eksperimen yaitu 78,4 sedangkan untuk kelas kontrol adalah 74,7. Pada aspek
psikomotor, persentase siswa kelas eksperimen yang sangat terampil =
27,78%, terampil = 55,56%, cukup terampil = 16,67% kurang terampil = 0%
dan yang tidak terampil = 0%. Sedangkan pada kelas kontrol yang sangat
terampil = 19,44%, terampil = 38,89%, cukup terampil = 41,67% kurang
terampil = 0% dan yang tidak terampil = 0%. Simpulan dari penelitian bahwa
model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
mempengaruhi hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 3 Kota Jambi
pada aspek kognitif, afektif serta psikomotor.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan:
1. Penelitian eksperimen merupakan penelitian dimana peneliti
memanipulasi variabel bebas untuk dijadikan ”faktor perlakuan” (treatment
factor) atau ”faktor intervensi” (treatment atau intervension) atau disingkat
dengan istilah faktor.
2. Penelitian Pra-Eksperimen : One Shoot Case Study (Studi Kasus Bentuk
Tunggal), One- Group Pretest-Posttest Design (Test Awal- Test Akhir
Kelompok Tunggal), Static Group Comparison. Sedangkan untuk
penelitian Eksperimen : Posttest-Only Control Group Design, Pretest-
Posttest Control Group Design, Solomon Four-Group Design.
3. Sistematika laporan dibagi menjadi tiga bagian yaitu, bahan pendahuluan,
inti laporan, dan bahan penunjang
DAFTAR PUSTAKA

Ary, D., Jacobs, L.Ch., & Razavieh, A. (1985). Introduction to research in


education, 3-rd ed. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Ary, D., Jacobs, L.Ch., & Sorensen, Ch.K. (2010). Introduction to research in
education, 8th ed. Belmont: Wadsworth.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi III. Rineka Cipta.
Jakarta.
Bambang Subali.(2012). Prinsip Asesmen & Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta
:UNY Press.
Bambang Subali. (2010). Biometri. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Bambang Subali. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Biologi. Yogyakarta:
FMIPA UNY.
Bambang Subali. (2010). Panduan Praktikum, Penilaian, Evaluasi, dan
Remediasi Hasil Belajar Biologi. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Check, Joseph and Russel K. Shutt. 2012. Research Methods in Education. Los
Angeles. SAGE
Emzir. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta :
Rajawali Pers.
Faisal, S. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Fuchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Sugiyono. 1992. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Penerbit Alfabeta
Suryabrata, Sumadi. 2011. Metode Penelitian. Jakarta : PT Raja Gravindo
Persada.
Wiersma, William. 1986. Research Methods in Education an Introduction Fourth
Edition.
Wiyono, B,B. 2007. Metodologi Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan Action Research). Malang. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai