Referat Plasenta Previa
Referat Plasenta Previa
“PLASENTA PREVIA”
PEMBIMBING
dr. Paryanto, SpOG
OLEH :
G1A106066
UNIVERSITAS JAMBI
2012
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
RahmatNya pula saya dapat menyelesaikan Referat ini. Adapun penulisan Referat
ini berjudul “Plasenta Previa” yang merupakan bagian dari tugas Kepaniteraan
Klinik Senior di Bagian Obstetri dan Ginekologi di RSUD Raden Mattaher Jambi.
Saya menyadari Referat ini masih banyak kekurangan, untuk itu saya
mohon kritik maupun saran yang bersifat membangun. Sebagai penutup semoga
kiranya Referat ini dapat bermanfaat bagi kita khususnya dan kepada dunia
kesehatan pada umumnya.
Wasalammualaikum Wr. Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................... 3
1. Definisi ................................................................................................. 4
2. Etiologi ................................................................................................. 5
3. Insiden .................................................................................................. 6
4. Klasifikasi ............................................................................................ 6
5. Faktor Risiko ........................................................................................ 7
6. Patofisiologi ......................................................................................... 7
7. Gejala Klinis......................................................................................... 9
8. Diagnosis .............................................................................................. 9
9. Komplikasi ........................................................................................... 11
10. Penatalaksanaan ................................................................................... 13
11. Prognosis .............................................................................................. 17
i
Plasenta Previa
Referat
Oleh :
Pembimbing :
dr. Paryanto,SpOG
ABSTRAK
Latar Belakang : Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
sehingga menutupi seluruh atau sebahagian dari ostium uteri internum. Plasenta previa meningkat
kejadiannya pada keadaan-keadaan endometrium yang kurang baik, misalnya karena atrofi
endometrium atau kurang baiknya vaskularisasi desidua. Plasenta previa lebih banyak pada
kehamilan dengan paritas tinggi dari pada usia diatas 30 tahun.
Tujuan : Diperlukan pengetahuan mengenai faktor resiko, tanda dan gejala klinis untuk
menegakkan diagnosis plasenta previa sehingga dapat dilakukan manajemen yang tepat serta
memperkirakan prognosis penyakit ini.
Hasil : Diagnosis ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, manifestasi klinik dari
plasenta previa. Gejala yang terpenting adalah perdarahan tanpa nyeri. Pada pemeriksaan fisik, jika
terjadi perdarahan yang banyak dapat mnyebabkan anemis dan syok. Pada pemeriksaan obstetrik
bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu panggul.
Simpulan : Plasenta previa dapat disebabkan oleh beberapa faltor risiko diantaranya adalah
multiparitas, usia lanjut dan riwayat persalinan caesaria meningkatkan resiko terjadinya plasenta
previa. Endometrium yang kurang baik juga dapat menyebabkan zigot mencari tempat implantasi
yang lebih baik, yaitu di tempat yang lebih rendah dekat ostium uteri internum. Pada plasenta yang
menutupi seluruh uteri internum perdarahan terjadi lebih awal dalam kehamilan karena segmen
bawah rahim terbentuk lebih dahulu pada bagian terbawah yaitu ostium uteri internum. Jika
persalinan yang dipilih adalah pervaginam, misalnya pada kasus plasenta previa marginalis atau
plasenta letak rendah, dilakukan pemecahan selaput ketuban (amniotomi). Pada plasenta previa
totalis/parsialis, sebaiknya dilakukan seksio sesarea. Pada perdarahan yang berat dengan keadaan
ibu/janin yang buruk, harus juga dilakukan seksio sesarea.
i
BAB I
PENDAHULUAN
i
harus dibawa ke rumah sakit terdekat tanpa melakukan pemeriksaan dalam karena
tindakan tersebut dapat memprovokasi perdarahan berlangsung cepat dan deras. 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PLASENTA PREVIA
2.1 Definisi
i
2.2 Etiologi
i
dengan hipertrofi plasenta. Hal ini terutama terjadi pada perokok berat (>
20 batang/hari).
2.3 Insiden
2.4 Klasifikasi
1. Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh
ostium uteri internum. Pada jenis ini, jelas tidak mungkin bayi dilahirkan
secara normal, karena risiko perdarahan sangat hebat.
i
2. Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium
uteri internum. Pada jenis inipun risiko perdarahan sangat besar, dan
biasanya janin tetap tidak dilahirkan secara normal.
3. Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada
pinggir ostium uteri internum. Hanya bagian tepi plasenta yang menutupi
jalan lahir. Janin bisa dilahirkan secara normal, tetapi risiko perdarahan
tetap besar.
4. Plasenta letak rendah, plasenta lateralis, atau kadang disebut juga
dangerous placenta adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm
dari ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta
letak normal. Risiko perdarahan tetap ada namun tidak besar, dan janin
bisa dilahirkan secara normal asal tetap berhati-hati.3,6
1. Umur penderita
Umur muda karena endometrium masih belum sempurna.
i
Umur diatas 35 tahun karena tumbuh endometrium yang kurang
subur.
2. Paritas
Pada paritas yang tinggi kejadian plasenta previa makin besar
karena endometrium belum sempat tumbuh.
3. Endometrium yang cacat
Bekas persalinan berulang dengan jarak pendek
Bekas operasi, bekas kuretage atau plasenta manual
Perubahan endometrium pada mioma uteri atau polip
Pada keadaan malnutrisi
2.6 Patofisiologi
Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trisemester ketiga dan
mungkin juga lebih awal oleh karena mulai terbentuknya segmen bawah rahim,
tapak plasenta akan mengalami pelepasan. Sebagaimana diketahui tampak
plasenta terbentuk dari jaringan maternal yaitu bagian desidua basalis yang
bertumbuh menjadi bagian dari uri. Dengan melebarnya isthmus uteri menjadi
segmen bawah rahim, maka plasenta yang berimplantasi di situ sedikit banyak
akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua pada tapak plasenta.
Demikian pula pada waktu serviks mendatar (effacement) dan membuka
(dilatation) ada bagian tapak plasenta yang terlepas. Pada tempat laserasi akan
terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu dari ruang intervillus
dari plasenta. Oleh karena fenomena pembentukan segmen bawah rahim itu
perdarahan pada plasenta previa betapa pun pasti kan terjadi (unavoidable
bleeding). Perdarahan di tempat itu relative dipermudah dan diperbanyak oleh
karena segmen bawah rahim dan serviks tidak mampu berkontraksi dengan kuat
karena elemen otot yang dimilikinya minimal, dengan akibat pembuluh darah
pada tempat itu tidak akan tertutup dengan sempurna. Perdarahan akan berhenti
karena terjadi pembekuan kecuali jika ada laserasi mengenai sinus yang besar dari
plasenta dimana perdarahan akan berlangsung lebih banyak dan lebih lama. Oleh
karena pembentukan segmen bawah rahim itu akan berlangsung progresif dan
i
bertahap, maka laserasi baru akan mengulang kejadian perdarahan. Demikian
perdarahan akan berulang tanpa sesuatu sebab lain (causeless). Darah yang keluar
berwarna merah segar tanpa rasa nyeri (pain-less).3
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dinding segmen bawah rahim yang
tipis mudah diinvasi oleh pertumbuhan vili dari trofoblas, akibatnya plasenta
melekat lebih kuat pada dinding uterus. Lebih sering terjadi plasenta akreta dan
inkreta bahkan plasenta perkreta yang pertumbuhan vilinya bisa sampai
menembus buli-buli dan ke rectum bersama plasenta previa. Plasenta akreta dan
inkreta lebih sering terjadi pada uterus yang sebelumnya pernah bedah sesar.
Segmen bawah rahim dan serviks yang rapuh mudah robek oleh sebab kurangnya
elemen otot yang terdapat disana. Kedua kondisi ini berpotensi meningkatkan
kejadian perdarahan pasca persalinan pada plasenta previa, misalnya dalam kala
tiga karena plasenta sukar melepas dengan sempurna (retensio plasenta) atau
setelah uri lepas karena segmen bawah rahim tidak mampu berkontraksi dengan
baik.3
i
1. Gejala yang terpenting adalah perdarahan tanpa nyeri.2
Biasanya perdarahan karena plasenta previa baru timbul setelah bulan
ketujuh. Hal ini disebabkan oleh:
Perdarahan sebelum bulan ketujuh memberi gambaran yang tidak
berbeda dari abortus.
Perdarahan pada plasenta previa disebabkan pergerakan antara
plasenta dan dinding rahim.
2. Bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada kutub
bawah rahim sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati pintu atas
panggul.2
3. Pada plasenta previa, ukuran panjang rahim berkurang maka pada plasenta
previa lebih sering disertai kelainan letak jika perdarahan disebabkan oleh
plasenta previa lateral dan marginal serta robekannya marginal, sedangkan
plasenta letak rendah, robekannya beberapa sentimeter dari tepi plasenta.2
2.8 Diagnosis
i
a. Dijumpai keadaan bervariasi dari keadaan normal sampai syok
b. Kesadaran penderita bervariasi dari kesadaran baik sampai koma
c. Pada pemeriksaan dapat dijumpai :
- Tekanan darah, nadi dan pernapasan dalam batas normal
- Tekanan darah turun, nadi dan pernapasan meningkat
- Daerah ujung menjadi dingin
- Tampak anemis
i
Magnetic Resonance Imaging (MRI) juga dapat dipergunakan untuk mendeteksi
kelainan pada plasenta termasuk plasenta previa.2,3
2.9 Komplikasi
Kemungkinan infeksi nifas besar karena luka plasenta lebih dekat pada
ostium dan merupakan porte d’entrée yang mudah tercapai. Lagi pula, pasien
biasanya anemis karena perdarahan sehingga daya tahannya lemah. 2
i
pada pasien yang pernah seksio sesaria satu kali dan naik menjadi
60%-65% bila telah seksio sesaria tiga kali.
3. Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya pembuluh
darah sangat potensial untuk robek disertai dengan perdarahan yang
banyak. Oleh karena itu harus sangat berhati-hati pada semua
tindakan manual ditempat ini misalnya pada waktu mengeluarkan
anak melalui insisi pada segmen bawah rahim ataupun waktu
mengeluarkan plasenta dengan tangan pada retensio plasenta. Apabila
oleh salah satu sebab terjadi perdarahan banyak yang tidak terkendali
dengan cara-cara yang lebih sederhana seperti penjahitan segmen
bawah rahim, ligasi a.uterina, ligasi a.ovarika, pemasangan tampon
atau ligasi a.hipogastrika maka pada keadaan yang sangat gawat
seperti ini jalan keluarnya adalah melakukan histerektomi total.
Morbiditas dari semua tindakan ini tentu merupakan komplikasi tidak
langsung dari plasenta previa.
4. Kelainan letak anak pada plasenta previa lebih sering terjadi. Hal ini
memaksa lebih sering diambil tindakan operasi dengan segala
konsekuensinya.
5. Kehamila premature dan gawat janin sering tidak terhindarkan karena
tindakan terminasi kehamilan yang terpaksa dilakukan dalam
i
kehamilan belum aterm. Pada kehamilan < 37 minggu dapat
dilakukan amniosintesis untuk mengetahui kematangan paru-paru
janin dan pemberian kortikosteroid untuk mempercepat pematangan
paru janin sebagai upaya antisipasi.
6. Solusio plasenta
7. Kematian maternal akibat perdarahan
8. Disseminated intravascular coagulation (DIC)
9. Infeksi sepsis
2.10 Penatalaksanaan
i
pendarahan yang banyak, harus segera diperbaiki keadaan umumnya dengan
pemberian infus atau tranfusi darah. 3,7
i
Perdarahan yang banyak, pembukaan yang kecil, nullipara dan tingkat
plasenta previa yang berat mendorong kita melakukan seksio sesaria. Sebaliknya
perdarahan yang sedang/sedikit, pembukaan yang sudah besar, multiparitas dan
tingkat plasenta previa yang ringan dan anak yang mati cenderung untuk
dilahirkan pervaginam.2
i
Siapkan darah pengganti untuk stabilisasi dan pemulihan kondisi ibu.
Lakukan perawatan lanjut pascabedah termasuk pemantauan perdarahan,
infeksi dan keseimbangan cairan masuk-keluar.
i
- Memecahkan ketuban
- Melskuksn seksio sesarea
- Untuk bidan segera melakukan rujukan sehingga mendapat
pertolongan yang cepat dan tepat.
2.11 Prognosis
Prognosis ibu dan anak pada plasenta previa dewasa ini lebih baik jika
dibandingkan dengan masa lalu. Hal ini berkat diagnosis yang lebih dini dan
tidak invasive dengan USG di samping ketersedian transfusi darah dan infus
cairan telah ada di hamper semua rumah sakit kabupaten. Rawat inap yang lebih
radikal ikut berperan terutama bagi kasus yang pernah melahirkan dengan seksio
sesaria atau bertempat tinggal jauh dari fasilitas yang diperlukan. Penurunan
jumlah ibu hamil dengan dengan paritas tinggi dan usia tinggi berkat sosialissasi
program keluarga berencana menambah penurunan insiden plasenta previa.
Dengan demikian banyak komplikasi maternal dapat dihindarkan. Namun nasib
janin masih belum terlepas dari komplikasi kelahiran premature baik yang lahir
spontan maupun karena intervensi seksio sesaria. Karena kelahiran premature
belum sepenuhnya bisa dihindari sekalipun tindakan konservatif dilakukan.
Karena dahulu penanganan relatif bersifat konservatif maka mortalitas dan
morbiditas ibu dan bayi tinggi. Sekarang penanganan bersifat operasi dini, maka
angka kematian dan kesakitan ibu dan perinatal jauh menurun.3,4,9
i
DAFTAR PUSTAKA
i
i