Skripsi Suhaimi Hasan
Skripsi Suhaimi Hasan
PROVINSI GORONTALO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Ujian Serjana Pada Program
Studi S1 Teknik Geologi Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Oleh
SUHAIMI HASAN
2016
i
ii
GEOLOGI DAERAH KOTABARU DAN SEKITARNYA
PROVINSI GORONTALO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Ujian Serjana Pada Program
Studi S1 Teknik Geologi Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Oleh
SUHAIMI HASAN
2016
iii
LEMBAR PERNYATAAN
yang saya susun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh ujian
akhir di Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, merupakan hasil karya sendiri.
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya dengan jelas sebagaimana
tercantum dalam daftar pustaka sesuai dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan ilmiah dan buku pedoman penulisan karya ilmiah Univesitas Negeri
Gorontalo.
bukan karya sendiri atau terdapat plagiat dalam bagian-bagian tertentu, maka saya
bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan
SUHAIMI HASAN
iv
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PROVINSI GORONTALO
Oleh:
SUHAIMI HASAN
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Ketua Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian
v
LEMBAR PENGESAHAN
GEOLOGI DAERAH POPAYA DAN SEKITARNYA
PROVINSI GORONTALO
Oleh:
SUHAIMI HASAN
Hari/Tanggal :
Waktu :
A. Penguji
1. Dr. Sunarty S. Eraku, M.Pd .. 1.....................................
Nip : 19700903 200012 2 004
2. Dr. Eng Sry Maryati, S.Si 2.....................................
Nip : 19820326 200812 2 003
3. Aang Panji Pramana, ST.MT 3.....................................
Nip : 19760602 201404 1 001
B. Pembimbing
1. Dr. Dasapta Erwin Irawan 1.....................................
Nip : NIP.19760417 200801 1 007
2. Dr. Nawir Sune, M.Si 2.....................................
Nip : 19631101 198903 1 003
vi
ABSTRAK
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHANKU
“Bukan pelangi namanya jika hanya ada warna merah. Bukan hari namanya
jika hanya ada siang yang panas. Semua itu adalah warna hidup yang harus
dijalani dan dinikmati. Meski terasa berat, namun manisnya hidup justru akan
terasa, apabila semuanya bisa dilalui dengan baik. (Memhy_93)”
Buat kakak-kakakku tercinta Maimuna Hasan, Ainia Hasan, Salman Hasan yang
ALMAMATERKU TERCINTA
TEMPAT AKU MENIMBA ILMU DAN PENGALAMAN HIDUP
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2016
viii
KATA PENGANTAR
baik dalam bentuk bahsa maupun metodologi penelitian serta hambatan lain yang
dihadapi. Namun berkat Ridoh dari Allah AWT, Do’a tulus dari orang tua dan
ketabahan, ketekunan serta kerja keras yang dibaringi dengan bantuan dari semua
kepada Dr. Dasapat Erwin Irawan selaku pembimbing I dan Dr. Nawir Sune, M.
membantu serta memberikan arahan kepada penulis hingga selesai skripsi ini.
ix
Ucapan trima kasih dan penghargan sebesar-besarnya saya sampaikan
kepada Supartin, M.Pd selaku Penasehat Akademik (PA) yang telah membimbing
Gorontalo.
2) Prof. Dr. Hj Evi Hulukati, M.Pd selaku Dekan Fakultas Matematika dan
3) Drs. Asri Arbie, M.Si, selaku wakil Dekan 1 Fakultas MIPA Universitas
Negeri Gorontalo.
4) Dr. Sunarti Eraku S.Pd, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu dan Teknologi
5) Eng. Sri Maryati selaku Sekertaris Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian
7) Dr. Sunarti Eraku S.Pd, M.Pd selaku Penguji I, Eng. Sri Maryati, S.Si
selaku Penguji II, Aang Panji Pramana, MT selaku Penguji III yang begitu
x
8) Teman-teman yang selalu menemani di lokasi penelitan : Umu, Ka Maspa
dan Andre
Andre, Andri, Candra, Listi, Umu, Tuty, Mita, Ulvi, Halu, Ica, Ika, Yuli,
10) Teman-teman asrama khususnya Blok F5 : vir, uyun, elfin, sinta, susan
dan fatma.
11) Teman-teman Agung : vais, nia, bady, tata umy, ijek dan riskar
12) Buat sahabatku (ciken, tata umy dan virda), yang stelah membantu dalam
Akhirya peneliti berharap semoga apa yang menjadi kebaikan dan bantuan
yang diberikan dalam penyelesaian skripsi ini, mendapat imbalan dari Allah SWT,
dan semoga Allah SWT selalu meridohi usaha kita semua, Amin....
Peneliti
xi
DAFTAR ISI
Halaman
xii
1.5.2 Tahap Studi Pendahuluan..................................................... 7
xiii
3.1.1.1 Satuan Perbukitan Patahan .............................. 49
3.1.1.2 Satuan Dataran Aluvial ..................................... 49
3.2 Sungai ............................................................................................. 51
3.2.1 Pola Aliran Sungai ........................................................ 51
3.2.2 Tipe Genetik ................................................................ 52
3.2.3 Stadia Sungai ............................................................... 52
3.2.4 Tahapan Geomorfik ...................................................... 52
3.3 Tatanan Stratigrafi Daerah Penelitian ........................................... 53
3.3.1 Satuan Granodiorit 1..................................................... 54
3.3.1.1 Penyebaran Batuan dan Ciri Litologi .............. 54
3.3.1.2 Petrografi ......................................................... 55
3.3.1.3 Kesebandingan dan Mekanisme
Pengendapan .......................................................... 56
3.3.2 Satuan Granodiorit 2..................................................... 56
3.3.2.1 Penyebaran Batuan dan Ciri Litologi .............. 56
3.3.2.2 Petrografi ......................................................... 58
3.3.2.3 Kesebandingan dan Mekanisme Pelapukan..... 59
3.3.3 Satuan Lava Dasit ......................................................... 59
3.3.3.1 Penyebaran Batuan dan Ciri Litologi .............. 59
3.3.3.2 Petrografi ......................................................... 61
3.3.3.3 Kesebandingan dan Mekanisme Pelapukan..... 62
3.3.4 Satuan Endapan Aluvial ............................................... 62
3.4 Tatanan Struktur Daerah Penelitian .............................................. 63
3.4.1 Struktur Sesar ............................................................... 63
3.4.1.1 Sesar Popaya ................................................... 64
3.4.1.2 Sesar Nangka ................................................... 66
3.4.2 Struktur Kekar .............................................................. 67
3.5 Potensi Geologi ............................................................................. 69
BAB IV SEJARAH GEOLOGI .................................................................... 71
xiv
Kesimpulan .......................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 73
LAMPIRAN .................................................................................................... 75
CURICULUM VITAE ................................................................................... 104
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Pola Pengaliran dan Karakteristiknya (Van Zuidam, 1985) .......... 18
Tabel 2.4 Klasifikasi BMB untuk Peta Geomorfologi skala 1:25000 ........... 22
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Lokasi Daerah Penelitian Sumber PETA RUPA BUMI
(BAKOSURTANAL) ............................................................... 4
Gambar 2.6 Kekar (Fracture) Jenis “Shear Joint dan Tensional Joint ........... 36
Gambar 2.7 Kekar (Fracture) Jenis “Shear Joint dan Tensional Joint ........... 36
xvii
(Modifikasi dari Parikson 1998 ; Hall and Wilson, 2000) .......... 47
Ganbar 3.12 Analisis Sesar Diagram Roset Pada Singkapan ST 4.2 .............
xviii
DAFTAR FOTO
Halaman
Foto 3.1 Satuan SatuanPerbukitan Patahan................................................... 49
Foto 3.4 Sampel batuan Granodiorit 1 pada stasiun (ST 5.2) ........................ 55
Foto 3.7 Sampel Batuan Granodiorit 2 pada stasiun (ST 8.6) .................... 57
Foto 3.9 Singkapan Lava Dasit yang berada di sungai pada satasiun (ST 7.1)
Foto 3.10 Sampel Batuan Lava Dasit pada stasiun (ST 7.1)......................... 60
Foto 3.12 Endapan Aluvial yang berada di sungai Huta Moputi ................... 62
xix
Foto 3.15 Kenampakan kekar gerus pada singkapan batuan granodiorit
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi
pemetaan informasin geologi, pada kegiatan ini juga sekaligus memetakan tanda-
penyebaran dan susunan dari lapisan-lapisan batuan dengan memakai warna atau
Nilai dari peta geologi tergantung dari ketelitian pada waktu pengamatan di
Barat sebagai jalur magmatik yang merupakan bagian ujung timur Paparan Sunda.
dikuasai oleh batuan gunung api Eosen-Pliosen dan batuan terobosan. Gorontalo
sebagai jalur magmatik dan tektonik aktif inilah yang menyebabkan daerah ini
xxii
memiliki geologi yang kompleks baik struktur maupun litologinya (Armstrong F.
Daerah Kotabaru merupakan bagian dari Wilayah yang termasuk dalam Peta
suatu tatanan geologi yang unik yang mempunyai tiga satua geomorfologi yaitu
dataran rendah. Daerah tersebut memiliki stratigrafi dengan satuan batuan tertua
yaitu Formasi Tinombo dan memiliki struktur geologi yaitu Sesar Serta memiliki
masih dalam skala di tinjau yaitu dengan skala 1 : 250.000 sehingga penyebaran
yang relatif kecil seperti Daerah Kota Baru. Olehnya itu Daerah yang relatif kecil
seperti Kota Baru sangat diperlukan informasi yang diperlukan sangat rinci atau
detail. Berdasarkan uraian di atas maka dapat melatar belakangi sehingga penulis
Ilmu Pengetahuan Alam. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
daerah penelitian.
xxiii
2. Membuat pet geomorfologi dan peta geologi skala 1:25000
1. Geomorfologi
2. Stratigrafi
3. Struktur geologi
ini secara geografis terletak pada koordinat N 00 31’ 16,2”- N 00 34’ 31,4”
alat transportasi darat dengan waktu sekitar 4 jam dari kota Gorontalo
xxiv
menuju Desa Kotabaru, kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki selama 3
xxv
Gambar 1.1 Lokasi Daerah Penelitian (PETA RUPA BUMI INDONESIA,
xxvi
1.4.2 Kondisi Geografis
121,230- 122, 440 bujur timur. Pada tahun 2003 kabupaten ini terdiri dari 13
tanjung panjang pada 0, 410 lintang selatan dan 121,8040 BT. Paling utara di
gunung tentolomatina pada 0,9380 LU dan 121,17760 BT. Batas paling barat di
gunung sentayu pada 0,6820 LU dan 121,1730 BT. Dan paling timur di desa tabulo
hujan. Pada bulan juni sampai dengan september arus angin berasal dari australia
dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau.
Sebaliknya pada bulan desember pasifik terjadi musim hujan. Keadaan sepetri ini
berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April-
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya
tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun
2004 suhu udara rata-rata pada siang hari berkisar antara 30,90 C sampai 34,20 C,
sedangkan suhu udara pada malam hari berkisar 21,40C sampai 23,80C.
Kelembaban suhu udara di Gorontalo relatof tinggi. Pada tahun 2004 kelembaban
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh iklim, keadaan
orografi dan perputaran atau pertemuan arus udar. Oleh karena itu jumlah curah
xxvii
hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Pada tahun 2004 curah
struktur.
batuan.
xxviii
Larutan asam hidroklorida, berfungsi untuk menguji kadar karbonat pada
batuan.
observasi.
geomorfologi.
Peta Administrasi
dan pengambilan data di lapangan, meliputi studi regional daerah penelitian untuk
mengetahui gambaran umum tentang data geologi pada. Daerah penelitian. Studi
xxix
1.5.3 Tahap Penelitian Lapangan
yaitu :
Pembuatan peta lokasi untuk melakukan ploting lokasi pada saat terjun
langsung di lapangan.
geomorfologi.
pengambilan sampel.
pengambilan data sesar dapat mengamati struktur bidang yang ada pada
bidang kekar.
xxx
Analisis Petrografi, analisis ini bertujuan untuk mengetahui nama dari
jenis batuan yang diperoleh di lapangan, dilihat dari struktur batuan dan
membuat sayatan tipis pada sampel yang akan dianalisis, yang bertujuan
dan mengetahui umur pada satuan batuan yang ada pada daerah
penelitian.
Membuat peta dari hasil pengambilan data lapangan berupa peta lintasan
Tahap ini dilakukan setelah semua tahap di atas selesai dilakukan dalam
tahap penulisan sikripsi ini dapat mengumpulkan data-data dan merangkup dalam
laporan tertulis dan mencangkup berbagai peta yang termasuk dalam penelitian ini
yaitu : (Peta Geomorfologi, Peta Lintasan, Peta Geologi, Peta dan Penampang
xxxi
- Persiapan Proposal
Tahap Pendahuluan - Persiapan Administrasi
- Persiapan Alat dan Bahan
Tahap Penyusunan
dan Penyajian Data
- Peta Lintasan
- Peta Geomorfologi
- Peta Geologi
- Laporan
- Peta
Skripsi
xxxii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Geomorfologi berasal dari bahasa yunani kuno, terdiri dari tiga akar kata,
ysitu Ge (o) bumi, morphe bentuk dan logos ilmu, sehingga kata geomorfologi
dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi. Berasal
dari bahasa yang sama, kata geologi memiliki arti ilmu yang memepelajari tentang
pendekatan bentuk rupa bumi dan arsitektur rupa bumi. Tujuan mempelajari
PRESENT IS THE KEY TO THE PAST (seekarang adalah kuni masa lalu).
Pemahaman kata sekarang (the present) adalah pemahaman terhadap bentuk rupa
bumi yang dapat dijadikan cerminan proses yang berlangsung di masa lalu.
terbentuknya bumi sampai sekarang dengan pendekatan bentuk rupa bumi yang
tampak sekarang, sehingga pada penelitian geologi dapat dilakukan dengan cepat
dan murah. Menurut Verstappen (1983) dan Van Zuidam (1968 dan 1975) bahwa proses
endogen dan eksogen masa lalu dan sekarang merupakan faktor-faktor perkembangan
Morfografi dan morfometri yang tercermin pada peta topografi dinyatakan oleh lambang.
xxxiii
Prinsip penggunaan klasfikasi dalam menentukan satuan geomorfologi
dapat mengacu pada mazhab Amerika dan mazhab Eropa. Mazhab Amerika
(1939) bahwa bentuk muka bumi dikontrol oleh struktur (proses geologi
endogen), proses (proses eksogen) dan tahapan (respon batuan terhadap proses
2.2 Morfografi
bumi atu arsitektur permukaan bumi. Secara garis besar morfografi dapat
lereng.
2%, biasanya digunakan untuk sebutan bentuklahan asal marin (laut), fluvial
xxxiv
1. Bentuklahan dataran pesisir (coastal plain landforms)
Bentuklahan plato
Aspek- aspek geologi yang dapat tercermin dari morfografi dataran asal
yaitu pasir yang tepilah baik dan kemasan terbuka karena lebih
xxxv
dataran fluvial biasa disebut endapan aluvium dan jika telah
sampai 500 meter di atas permukaan laut dan memiliki kemiringan lereng antara 7
memiliki ketinggian lebih dari 500 meter dan kemiringan lereng labih dari 20 %.
landforms of intrusion), bukit rempah gunungapi / gumuk tefra, koral (karst) dan
xxxvi
halus sampai bongkah dengan ciri khas tidak jauh dari gunungapi
erupsi gunungapi.
xxxvii
yang berbelok atau terpisah, kemungkinan diakibatkan oleh
meter di atas permukaan laut dan memiliki kemiringan lereng yang curam (56 %
sampai 140 %), dengan ciri khas memiliki kawah, lubang kebundan dan kerucut
kepundan. Material yang dapat ditemui pada bentuklahan vulkanik bagian puncak
merupakn material halus sampai sedang (abu vulkani / tuf), pada lereng bagian
bagian tengah lelehan lava lahar serta pada bagian lereng bawah berupah endapan
perut bumi ke permukaan bumi sinambung (terus menerus) dalam kurun waktu
tertentu, suatu saat mengalami erupsi yang cukup hebat mengakibatkan puncak
2.2.4 Lembah
membentuk lembah. Pada awalnya torehan (erosi) limpasan air permukaan berupa
xxxviii
erosi permukaan (sheet erosion) kemudian menjadi erosi alur (riil erosion), erosi
aliran air menjadi sungai. Limpasan air permukaan yang masuk ke lembah selalu
membawa muatan sedimen hasil dari pengikisan air tersebut dan selajutnya sungai
menjadi suatu endapan (sedimen). Secara garis besar jenis-jenis lembah dapat
dibedakan menjadi :
Pola aliran ini berhubungan dengan jenis batuan, struktur geologi kondisi
erosi dan sejara bentuk bumi. Sistem pengaliran yang berkembang pada
permukaan bumi secara regional dikontrol oleh kemiringan lereng, jenis dan
ketabalan lapisan batuan, struktur geologi, jenis dan kerapatan vegetasi serta
kondisi iklim.
Pola pengaliran sangat mudah dikenal dari peta topografi atau foto udara,
terutama pada sekala yang besar. Percabangan-percabangan dab dan erosi yang
kecil pada permukaan bumi akan tampak dengan jelas, sedangkan pada sekalah
batuan, struktur geologi dan erosi. Pola pengaliran pada batuan yang berlapis
batuan serta geologi struktur seprti sesar, kekar, arah dan bentuk perlipatan.
xxxix
Tabel 2.1 Pola pengaliran dan karakteristiknya (Van Zuidam, 1985)
DASAR
oleh perlipatan
xl
pengaliran yang tidak menerus
menerus
cekungan
(permafrost)
xli
2.2.6 Morfometri
bentuk laban. Data kuantitatif dapat diperoleh dengan cara pengukuran langsung
di lapangan, maupun dari peta topografi, citra satelit dan foto udara. (Verstappen,
1983).
(N−1)𝑥 𝐼𝐾
B= x 100 %
JH x SP
B = Sudut lereng
N = Jumlah kontur yang terpotong garis sayatan
JH = Jarak hprizontal
SP = Skala Peta
Gambar 2.1 Sudut lereng (van Zuidam, 1983)
karena permukaan laut dianggap sebagai bidang yang memilki angka ketinggian
xlii
menyatakan keadaan morfografi dan morfogenetik suatu bentuklahan, seperti
Tabel 2.2 Hubungan kelas relief dan kemiringan lereng (Van Zuidam, 1985)
kering
dalam
terhadap erosi
xliii
terhadap bahaya longsor, erosi
1985)
xliv
200- 500 meter Perbukitan
2.2.7 Morfogenetik
pembentukan bentuk laban yaitu proses fluvial, proses marin, proses aeolin,
proses glasial, proses solusional, proses vulkanis dan proses tektonik. (Verstappen
1983).
pantai, delta, dan laut, gurun, dan glasial), yang kemudian dibagi ke dalam satuan
bentuk muka bumi lebih detil yang dipengaruhi oleh proses-proses eksogen.
berdasarkan eksplanatoris (genetis) yakni proses eksogen dan endogen dan bukan
xlv
Tabel 2.4 Kalsifikasi BMB untuk peta geomorfologi skala 1:25.000
xlvi
xlvii
xlviii
(Sumber : Budi Brahmantyo dan Bandono)
2.3 Stratigrafi
Stratigrafi berasal dari kata strata (stratum) yang berarti lapisan (trebesar)
pemerian perlapisan batuan pada kulit bumi. Secara luas stratigrafi adalah ilmu
yang mempelajari pemerian perlapisan batuan pada kulit bumi. Secara luas
stratigrafi merupakan salah satu cabang ilmu geologi yang membahas tentang
xlix
urut-urutan, hubungan dan kejadian batuan di alam (sejarahnya) dalam ruang dan
waktu geologi.
kembali sebagai hasil dari proses internal dan eksternal bumi. Siklus batuan ini
bejalan secara kontinyu atau berulang dan tidak pernah berakhir. Siklus ini adalah
atmosfer, hidrosfer, dan biosfer dan digerakkan oleh energi panas internal atau
energi panas dari dalam bumi dan energi panas yang datang dari matahari.
membeku dan kemudian menjadi batu kembali. Pada awalnya siklus batuan
pergeseran ini menghasilkan magma yang dimana magma tersebut akan mendesak
keluar permukaan bumi dan pada saat magma mencair di permukaan bumi, maka
akan menyelimuti tanah yang dilalui oleh cairan magma. Untuk beberapa waktu
magma akan membeku dan berubah menjadi batuan dingin yang dinamakan
diantaranya :
l
2. Pelapukan secara kimia
yang cukup besar. Akar-akar tanaman yang besar ini mampu membuat
Batuan beku adalah batuan yang terbrntuk sebagai hasil pembekuan dari
pada magma. Magma adalah bahan cair pijar di dalam bumi, berasal dari bagian
atas selubung bumi atau bagian bawah kerak bumi, bersuhu tinggi (900-1300˚C)
Batuan beku dalam adalah batuan beku yang terbentuk dalam bumi; sering
disebut batuan beku intrusi. Batuan beku luar adalah batuan beku yang terbentuk
di permukaan bumi; sering disebut batuan beku ekstrusi. Batuan beku hipabisal
adalah batuan beku intrusi dekat permukaan, sering disebut batuan beku gang atau
batuan beku korok, atau sub volcanic intrusion. Warna pada battuan beku yaitu
warna segar batuan beku bervariasi dari hitam, abu-abu dan putih cerah. Warna ini
li
sangat dipengaruhi oleh komposisi mineral penyusun batuan beku itu sendiri,
tekstur porfiri atau porfiri atau firik. Tekstur holokristalin porfiritik adalah apabila
di dalam batuan beku itu terdapat kiristal besar (fenokris) yang tertanam di dalam
masa dasar kristal yang lebih halus. Tekstur hipokristalin porfiritik diperuntukkan
bagi batuan beku tyang mempunyai fenokris tertanam dalam masa dasar geals.
batuan beku intrusi dan batuan beku ekstrusi. Batuan beku intrusi selanjutnya
dapat dibagi menjadi batuan intrusi dalam dan batuan beku intrusi dekat
dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu batuan beku ultramafik, batuan beku
mafik, batuan beku menengah dan batuan beku felsik. Istilah mafik ini sering
diganti dengan basa, dan istilah felsik diganti dengan asam, sekalipun tidak tepat.
Batuan beku dalam mafik disebut gabro, terdiri dari olivin, piroksen dan
plagioklas basa. Sabagai batuan beku luar kelompok ini adalah basal. Batuan beku
dalam menengah disebut diorit, tersusun oleh piroksen, amfibol dan plagioklas
menengah, sedang batuan beku luarnya dinamakan andesit. Antara andesit dan
lii
basal ada nama batuan transisi yang disebut andesit bsal (basaltic andesit). Batuan
beku dalam agak asam dinamakan diorit kuarsa atau granodiorit, sedangkan
diorit atau andesit, tetapi ditambah kuarsa dan alakli felspar, sementara
batuan beku dalam asam dinamakan granit, sedangkan batuan beku luarnya adalah
riolit. Di dalam batuan beku asam ini mineral mafik yang hadir adalah biotit,
struktur dan komposisi mineral yang sangat menonjol. Sebagai contoh, andesit,
2.1) dan tabel (tabel 2.2) dapat membantu memberikan nama terhadap batuan
beku.
liii
Tabel 2.5 klasifikasi batuan beku
terbentuknya batuan mulai dari asal-usul atau sumber, proses primer terbentuknya
lokasi pembekuannya. Setelah batuan beku itu terbentuk, batuan itu kemudian
liv
2.4 Geologi Struktur
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun deformasi
batuan adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan sebagai akibat dari gaya
yang berkerja di dalam bumi. Secara umum pengertian geologi struktur adalah
ilmu yang mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak
bahwa geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai unsur-unsur struktur
sebagainya yang merupakan bagian dari satuan tektonik (tectonic unit), sedangkan
tektonik dan geotektonik dianggap sebagai suatu studi dengan skala yang lebih
suatu struktur geologi akan menjadi lebih mudah apabila kita memahami prinsip-
prinsip dasar mekanika batuan, yaitu tentang konsep gaya (froce), tegasan (stress),
materi/bahan.
Gaya
1. Gaya merupakan suatu vaktor yang dapat merubah gerak dan arah
lv
2. Gaya dapat berkerja secara seimbang terhadap suatu benda (seperti gaya
jumlah materi yang ada, akan tetapi magnitud gaya di permukaan tidak
Tekanan litostatik
1. Tekanan yang terjadi pada suatu benda yang berbeda di dalam air dikenal
benda di dalam air adalah berbanding lurus dengan berat volume air yang
maka batuan yang terdapat dalam bumi juga terdapat tekanan yang sama
seperti benda yang berada dalam air, akan tetapi tekanannya jauh lebih
besar ketimbang benda yang ada dalam air, dan hal ini disebabkan karena
1. Tegasan adalah yang berkerja pada suatu luas permukaan dari suatu benda.
Tegasan juga dapat didefenisikan sebagai suatu kondisi yang terjadi pada
lvi
2. Tegasan dapat didefenisikan sebagai gaya yang berkerja pada luasan suatu
atau ketiga-tiganya
3. Perubahan bentuk biasanya terjadi pada saat gaya terpusat pada suatu
benda. Bila suatu benda dikenai gaya, maka biasanya akan dilampaui
Batuan yang terdapat di bumi merupakan suyek yang secara terus menerus
mendapat gaya yang berakibat tubuh batuan dapat mengalami pelengkungan atau
keretakan, ketika tubuh batuan melengkung atau retak, maka kita menyebutnya
deformasi pada batuan adalah gaya tegasan (gaya atau satuan luas). Oleh karena
itu untuk memahami deformasi yang terjadi pada batuan, maka kita harus
memahami konsep tentang gaya yang bekerja pada batuan. Tegasan (stress) dan
tegasan tarik (strain stress) adalah gaya yang bekerja di seluruh tempat dimuka
lvii
1. Tegasan tensional (trgasan extensional) adalah tegasan yang dapat
mengalami penekanan.
3. Tegasan geser adalah tegasan yang dapat berakibat pada tegasanya dan
berpindahnya batuan.
Gambar 2.4 Tegasan seragam atau uniform stress (atas); tegasan tensional
(tengah kiri); tegasan kompresional (tengah kanan); dan tegasan geser atau shear
lviii
2. Deformasi yang bersifat lentur (Ductile Deformation) terjadi apabila sifat
3. Retakan / rekahan (Fracture) terjadi apabila sifat gaya tariknya yang tidak
Gambar 2.4 Kurva hubungan tegasan (stress) dan tarikan (strain) terhadap batuan
Dalam geologi dikenal 3 jenis struktur yang dijumpai pada batuan sebagai
produk dari gaya-gaya yang berkerja pada batuan, yaitu: 1. Kekar (fractures), 2.
Perlipatan (folding), 3. Patahan atau sesar (faulting). Ketika jenis struktur tersebut
Kekar (Fractures)
Struktur retakan atau rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya
yang berkerja pada batuan tersebut dan belum mengalmi pergeseran. Secara
lix
umum dicirikan oleh: a). Pemotongan bidang perlapisan batuan, b). Biasanya
retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan. Kekar yang umumnya
1. Shear joint (kekar gerus) adalah retakan atau rekahan yang membentuk
pola saling berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama.
2. Tension jonit adalah retakan atau rekahan yang berpola sejajar dengan
3. Extension jonit (release jonit) adalah retakan atau rekahan yang berpola
tegak lurus dengan arah gaya utama dan bentuk rekahan umumnya
terbuka.
Gambar 2.5 kekar (fracture) jenis “shear joint dan tensional joint
lx
Lipatan (Folds)
Lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya
a). Lipatan sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung ke arah atas, sedangkan
Sesar (Faults)
Sesar atau patahan adalah rekahan pada batuan yang telah mengalmi
“pergeseran yang berarti” pada bidang rekahnya. Suatu sesar dapat berupa bidang
sesar (Faults plain) atau rekahan tunggal. Tepai sesar juga dijumpai sabagai
semacam jalur yang terdiri dari beberapa sesar minor. Jalur sesar atau jalur
penggerusan, mempunyai dimensi panjang dan lebar yang beragam, dari sekala
lxi
2.5 Tatanan Geologi Regional
2.5.1 Geomorfologi
ilmu yang mempelajari bentang alam (landscape); bagaimana bentang alam itu
pengaruh luar berupa gaya eksogen seperti iklim, sungai dan lainnya yang bersifat
pembentukan rupa bumi. Selain itu batuan sebagai bagian bagian dari struktur dan
Sebagian besar Daerah ini ditempati oleh batuan gunungapai Tersier. Di wilaya
tengah bagian timur daerah penelitian yang dijumpai daratan rendah yang
lxii
dan di sekitar Tolotio. Satuan ini umumnya menunjukkan bentuk puncak
membulat dengan lereng relatif landai dan berjulang kurang lebih dari 200 m.
gunungapi dan batuan sedimen berumur tersier hingga kuarter. (S. Bachri dkk,
1989).
dimenempati oleh aluvial dan endapan danau. Polar aliran sungai secara umum di
Pengembangan GEOLOGI)
lxiii
Daerah Penelitian stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan
batuan untuk menjelaskan sejarah bumi. Ilmu stratigrafi muncul di Britania Raya
pada abad ke- 19. Perintisnya adalah William Smit. Diamati bahwa beberapa
lapisan tanah muncul pada urutan yang sama. Kemudian ditarik kesimpulan
bahwa lapisan tanah yang terendah merupakan lapisan yang tertua, dengan
ke tempat yang berbeda-beda maka, bisa dibuat perbandingan pada sebuah daerah
yang luas.
Kotabaru ini adalah susunan utama Formasi Aluvial, Formasi Endapan Sungai
Tua, Formasi batuan gunungapi pani, Formasi granodiorit Bumbulan dan susunan
basal, dasit, diorit, dan granodiorit, berukuran kasar dan sangat kasar hingga
bidang perlapisan mencapai 15̊. Konglomerat pada satuan ini berwarna abu-abu
lxiv
kecoklatan, komponen terdiri dari andesit, basal, dasit, diorit, granodiorit, dan
mencapai beberapa puluh meter. Sebaran satuan ini terdapat di bagian selatan
porfiritik, dengan hablur sulung (fenokris) terdiri dari felspar dan kuarsa.
masif.
aglomerat berwarna abu-abu dengan komponen andesit dan basal yang berukuran
butir sekitar 2 sampai 6 cm hingga mencapai 30 cm, kemas terbuka dan setempat
batuan bersifat andesitan dan dasitan yang berukuran sekitar 2 sampai 10 cm,
berukuran pasir sampai krikil, kemas terbuka hingga tertutup, serta kompak.
lxv
Batuan gunungapi ini menindih tak selaras Formasi Randangan, umur
Batuan Gunungapi Pani diperkirakan Pliosen Awal, sesuai juga dengan perkirakan
oleh Trail (1974). Tebal formasi diperkirakan mencapai ratusan meter. Trail
(1974).
monzonit kuarsa.
dan piroksen, pengkloritan dan pengepidotan sering dijumpai dalam batuan ini.
Granodiorit, yang dijumpai di seblah barat S. Tapadaa, yang dijumpai di tepi jalan
dasit berwarna abu-abu muda, berbutiran halus dengan mineral kuarsa dan felspar
sebagai halbur sulung. Singkapan batuan ini biasanya terkekarkan, dan banyak
penyusun utama berupa kuarsa, plagioklas, dan felspar alkali yang berumur
sebelah barat Marisa. Singkapan yang dijumpai umumnya sudah lapuk. Sukamto
(1973).
lxvi
batugamping merah, batugamping kelabu, dan sedikitnya batuan yang
termalihkan.
Lava basal dijumpai sebagai basal masif, basal terkekarkan dan basal
hipokristalin porfiro afanitis, dengan halbur sullung terdiri dari plagioklas dan
abu tua, dan sering dijumpai zeolit sebagai mineral pengisi. Lava bantal bertekstur
Di beberapa tempat dijumpai karbonat atau kalsit sebagai pengisi pada rongga-
rongga atau sebagai urat-urat. Sedangkan lava yang bersusunan andesit berwarna
formasi ini.
Breksi gunungapi berwarna abu-abu tua, berukuran butir sekitar 2-6 cm,
ukuran butir halus sampai sedang, dan sangat kompak. Struktur perairan sejajar
lxvii
Batupasir hijau berbutir sedang, sangat kompakndan keras, dan berlapis
sangat halus, sangat kompak dan keras, serta memperlihatkan pecahan konkoidal.
abu-abu, batulanau dan batupasir, dan juga dijumpai sebagai pengisi di antara
struktur bantal pada lava basal. Sedangkan batugamping abu-abu umumnya sangat
(daerah Popayato) sampai timur (sebela selatan Tolotio). Lava bantal yang
bersusunan sal dan basal sepilitan tersingkap baik di sepanjang aliran S. Leminto
dan S. Malango, sepanjang lebih kurang 20 km, yang diselingi oleh batuan
sedimen. Formasi Tinombo ini diduga merupakan alas bagi satuan batuan lain di
daerah ini.
Miosen Tengah hingga awal dari Miosen Akhir. Pentarikhan pada batuan lava
basal dari formasi ini dan menunjukan umur 15,9 juta tahun, atau Eosen Awal.
Oleh karena itu umur Formasi Tinombo dapat diperkirakan Eosen hingga
lxviii
Berdasarkan komposisi batuan basal sepilitan dan himpunan batuan
dalam. Nama formasi ini diambil dari daerah Tinombo di lengan utara Sulawesi.
Ahlburg (1913).
Geologi)
tentang bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun
deformasi batuan adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan sebagai akibat
lxix
dari gaya yang bekerja di dalam bumi. Secara umum pengertian geologi struktur
adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai bagian
berpendapat bahwa geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai unsur-
(fault),
yang memanjang dari daerah Buol sampai Manado sebagai busur magmatik yang
1994). Gorontalo merupakan jalur magmatik yang tersusun oleh batuan gunung
menghasilkan Satuan Gabro. Selain itu juga mengalami pemekaran dasar sumudra
Tinombo.
Kegiatan tersebut diduga sebab dari proses penunjaman yang dari Utara kearah
lxx
Kegiatan magmatik Diorit Boliohuto, terjadilah kegiatan gunungapi yang
menghasilkan Batuan Gungungapi Pani dan Breksi Wobudu. Pada waktu itu, jalur
tunjaman Sulawesi Utara diduga masih aktif, dan menghasilkan sejumlah sesar
Gambar 2.9 Peta Geologi Sulawesi (Modifikasi dari Parikson 1998 ; Hall and
Wilson, 2000)
Geologi Lembar Tilamuta. Struktur geologi yang utama di daerah tersebut yaitu
sesar, berupa sesar normal dan sesar jurus normal. Sesar Normal yang terdapat di
umumnya bersifat menganan, tetapi ada juga yang mengiri. Sesar tersebut
memotong batuan yang tua (Formasi Tinombo) hingga batuan yang berumur
lxxi
BAB III
prmukaan bumi atau bentuk lahan, serta hubungan dengan lingkungan dalam
ruang dan waktu, berdasarkan kemiringan bentuk dari bentang alam dan kesamaan
dari pola-pola kontur yang mencerminkan bentuk dari bentang alam tersebut.
Pembentukan bentang alam ini dapat disebabkan oleh adanya gaya endogen dan
eksogen. Daerah Popaya mempunyai bentang alam yang dipengaruhi oleh sifat
dan keadaan struktur geologi, jenis batuan penyusun, dan kemiringan lerengnya.
daerah ini.
klasifikasi Bentuk Muka Bumi oleh Brahmantyo dan Bandono (2006). Hasilnya
berupa peta geomorfologi dangan skala 1:25.000, dengan peta dasar berupa peta
lxxii
3.1.1.1 Satuan Perbukitan Patahan
Luas satuan geomorfologi ini mencangkup sebagian besar dari luas daerah
penelitian. Satuan ini terdapat di bagian barat hingga barat laut daerah penelitian
ini, dirincikan oleh perbukitan dengan kontur yang curam sampai terjal memiliki
kemiringan lereng yang terjal (70-140%) satuan perbukitan patahan ini memiliki
Batuan penyusun berupa satuan granodiorit 1, satuan granodiorit 2 dan satuan lava
Pola aliran sungai pada satuan ini berupa Sub Denritik (D) yang mengalir
ke segalah arah, aliran sungainya berasal dari puncak bukit satuan ini
Satuan ini mempunyai luas 1 km2 atau sekitar 9 % dari luas daerah
memiliki pola aliran sub Paralel (P). Luas satuan geomorfologi ini mencangkup
lxxiii
3,35 km atau sekitar 30 % dari luas daerah penelitian dengan elevasi 30-80 mdpl.
Satuan ini terdapat di bagian barat hingga barat laut daerah penelitian ini,
dirincikan oleh daratan rendah dengan kontur yang jarang yang memiliki
Pola aliran sungai pada satuan ini berupa sub Paralel yang mengalir ke
segalah arah, aliran sungainya berasal dari puncak bukit satuan Sungai ini
mengalir sepanjang daerah penelitian dari utara hingga selatan dan memotong
daerah penelitian menjadi dua bagian, yaitu barat dan timur. Endapan aluvialnya
hingga bongkah. Fragmen batuan endapan aluvial terdiri atas andesit, dan dasit.
lxxiv
Tabel 3.1 (Karaktristik Geomorfologi Daerah Penelitian)
Satuan Geomorfologi
Aspek Geomorfologi
Satuan Perbukitan
Dataran Aluvial
Patahan
(70-140 %) (0-2 %)
Morfometri
Granodiorit 1,
Morfostruktur pasif Granodiorit 2, dan Lava Material Lepas
Dasit
3.2 Sungai
Suatu sungai akan bertemu dengan sungai yang lain dan akan membentuk
Sungai yang berkembang di daerah penelitian ini terdapat Pola aliran Sub
Denritik dimana pola sub denritik ini dipengaruhi oleh struktur geologi dan Pola
Popaya. Sungai-sungai ini mengalir ke segala arah dari satu titik Pola sungai
lxxv
denritik ini memiliki ciri, percabangan anak sungai dan sungai utama hampir
sungai-sungai mengalir pada daerah tersebut dimana tipe genetik sungai arah
aliran ini terdapat kemiringan lapisan batuan dan terbentuk pertama kali daerah
kutub, dataran pantai dan pegunungan blok yang terangkat mula-mula yang
Pada tipe genetik subsekund ini terdapat pada Sungai Karya Baru dimana
pola pengalirannya paralel arah aliran searah dengan jurus perlapisan batuan,
keadaan morfologi daerah karya baru dan daerah popay konturnya relief terjal.
lxxvi
Pada bagian barat daerah penelitian, didominasi oleh perbukitan patahan.
morfologi daerah penelitian karya baru. Dapat terlihat dari pola kelurusan daerah
penelitian.
pani, Batuan Granodiorit Bumbulan dan formasi tinombo, seperti yang terdapat
yang mengacu pada sandi stratigrafi penamaan satuan batuan yang diamati di
lapangan yang berdasarkan litologi dan ciri-ciri fisik dengan melihat jenis litologi
satuan stratigrafi tidak resmi, yang paling tua hingga paling muda.
Satuan Granodiorit 1
Satuan Granodiorit 2
lxxvii
Satuan Endapan Aluvial
satuan batuan yang tertua di Daerah Penelitian dengan luas total 50 % Daerah
Penelitian singkapan ini ditemukan di sungai karya baru di bagian tengah hilir dan
Foto 3.3 Singkapan Satuan Granodiorit 1 yang berada di Sungai Karya baru pada
Secara megaskopis ciri satuan ini adalah berupa warna abu-abu keputihan,
dalamnya.
lxxviii
Foto 3.4 Sampel batuan Granodiorit 1 pada stasiun (ST 5.2).
3.3.1.2 Petrografi
lxxix
Foto 3.5 Sayatan tipis satuan Granodiorit 1 (ST. 5.2) Plagioklas H2, Kuarsa
formasi Marrisa Pluton dengan umur Oligosen (Rudyawan, A. Hall, R. & White,
singkapan di temukan di Sungai Popaya dan penyebaran satuan ini dapat diamati
dengan baik. Berdasarkan pada Peta Geologi lembar Tilamuta singkapan ini sudah
Granodiorit ini merupakan satuan batuan yang tertua di Daerah Penelitian dengan
bagian tengah hilir dan singkan sudah mengalami pelapukan dan terkekarkan.
lxxx
Foto 3.6 Sngkapan Satuan Granodiorit 2 yang berada di Sungai Popaya pada
Secara megaskopis Ciri satuan ini adalah berupa warna abu-abu, terlihat
masih segar dalam bagian dalamnya, tekstur porfiritik, ukuran butir halus-sedang,
lxxxi
3.3.2.2 Petrografi
ada, relief mineral rendah, subhedral-euhedral. Warna abu-abu putih orde 1. Bioti
orde 2.
interferensi abu-abu putih orde 1. Ukuran kristal afanitik. mineral asesoris yaitu
lxxxii
Foto 3.8 sayatan tipis Granodiorit 2 (ST.8.6) K-Felspar H4, Kuarsa D2-D6,
Satuan ini merupakan batuan beku dengan tekstur yang halus, yang
mengalir secara tidak selaras disertakan dalam satuan Granodiorit 2 satuan ini
berada dalam formasi Marrisa Pluton dengan umur Oligosen (Rudyawan, A. Hall,
Satuan dasit ini menempati 25 % dari luas Daerah. Satuan Lava Dasit
satuan ini dapat di amati dengan jelas, singkapan pada satuan ini banyak di jumpai
di tepih sungai dengan lereng yang terjal, kondisi singkapan sudah lapuk.
Singkapan pada satuan ini sebagian besar telah mengalami alterasi ini telah
lxxxiii
penampang geologi mengacu pada peta geologi lembar tilamuta, satuan ini hanya
Foto 3.9 Singkapan Lava Dasit yang berada di sungai pada stasiun (ST
lxxxiv
Foto 3.10 Sampel Batuan Lava Dasit pada stasiun (ST 7.1)
3.3.3.2 Petrografi
Warna abu-abu putih orde 1. Ukuran kristal afanitik Kembar albit dan karlsbad.
tidak ada, relief mineral tinggi, bentuk subhedral, warna interferensi biru
keunguan orde 2. Masa dasar Serisit, dan Mineral Asesoris Opak: berwarna hitam,
lxxxv
Foto 3.11 sayatan tipis Dasit (ST 7.1)
Satuan ini merupan batuan beku vulkanik dengan teksturnya halus, yang
mengalir secara tidak selaras dan disertakan dengan Pani Vulkanik yang berumur
kenampakan dan bentuk singkapan di lapangan, satuan ini terbentuk akibat proses
gunungapi.
Endapan ini menempati lokasi penelitian dengan luas dengan kurang lebih
5,5 % sepanjang Sungai Huta Moputih yang berumur Resen (Rudyawan, A. Hall,
R. & White, L. 2014) dengan ukuran pasir hingga bongkah, terdiri dari fragmen
lempung, pasir, kerikil, kerakal, hingga bongkah. Yang terdiri dari fragmen
lxxxvi
Foto 3.12 Endapan Aluvial yang berada di sungai Huta Moputi
topografi dan analisis data struktur yang diperoloh melalui pengamatan lapangan
secara langsung serta data struktur regional. Data yang diambil berupa data
sesar dan kekar yang berdasarkan pada analisa peta topografi dan pengamatan
Secara umum sesar yang ditemukan dilapangan yaitu sesar Popaya 1, sesar
Nangka. Dengan bukti pada lapangan yaitu berupa bidang sesar dan kekar, bukti
dan gejala struktur yang dijumpai pada lapangan. Dimana sesar ini ditentukan
lxxxvii
berdasarkan klasifikasi Rickard (1972), dengan melihat besar kemiringan sesar
Gambar 3.10 Klasifikasi Rickard (1972) digunakan untuk penamaan sesar daerah
telitian.
Panaman sesar ini berdasarkan arah dan jurusnya yang mengikuti pola
sungai, dimana sesar ini masi menempati sungai popaya dimana terdapat di air
terjun yang ditemukan goras garis masi terdapat pada satuan granodiorit dilihat
dari kontor yang terjal dan bukti struktur yang terdapat di lapangan penelitian
bidang sesar N 90˚ E/ 76˚ SW, picth 35˚ dan netslip 11˚, N 237 E, nama sesar ini
lxxxviii
adalah Sesar Sinistral Normal dengan dip > 45˚ (Normal left slip faut).
Bidang Sesar
sesar popaya 6 adalah bidang sesar N 90˚ E/ 76˚ SW, picth 35˚ dan netslip 11˚, N
237 E, nama sesar ini adalah Sesar Sinistral Normal dengan dip > 45˚ (Normal left
slip faut).
lxxxix
3.4.1.2 Sesar Nangka
geologi struktur yang berupa batuan yang terlipat, shear, dan kekar tarik. Bukti-
analisis knimatika dari data struktur yang peroleh di lapangan dengan kedudukan
xc
3.4.2 Struktur Kekar
Kekar yang terdapat pada daerah penelitian yaitu kekar tarik (tension
joint), dan kekar gerus (shear joint). Pengukuran kekar-kekar dilapang untuk
mengetahui arah umum dan pengukuran kekar juga dapat mengetahui arah
tegasan utam pada batuan, kekar-kekar juga dapat diinterpretasikan gaya utam
umum dan menentukan tegasan utama pada batuan dimana kekar-kekar juga
diinterpretasikan gaya utama yang mengontrol struktur yang ada pada daerah
penelitian.
relatif mengarah ke timur latu-barat daya( Foto ST 5.3 dan ST 5.4) dan (Foto ST.
xci
σ3
σ2
σ1
σ3= 1, N 23 E
Gambar 3.13 AnalisisKekar Steriografis ST 5.3 dan ST 5.4
xcii
σ3
σ2
σ1
σ2= 46, N 58 E
σ3= 6, N 322 E
geologi positif, potensi geologi berupa galian tambang emas yang sangat
menguntungkan bagi masyarakat sekitar karena salah satu hasil pencarian bagi
masyarakat.
mudah bagi mereka. Deposit emas ini berkaitan dengan aktivitas volkanisme yang
xciii
Foto 3.17 Lubang Galian Pertambangan Emas pada Daerah Penelitian
xciv
BAB IV
SEJARAH GEOLOGI
daerah penelitian dengan umur Oligosen sebagai batuan dasar (besment) pada
Menuurut Bachri dkk terjadi penunjaman dari arah utara ke selatan di laut
Lava dasit pada daerah penelitian yang berumur Pliosen. Satuan Dasit diduga
penunjaman dari arah utara ke selatan Laut Sulawesi yang diduga masih aktif.
Akibat penunjaman tersebut terjadi Sesar Popaya dan Sesar Nangka yang
berkembang pada daerah penelitian maka terjadi proses pelapukan dan erosi yang
menghasilkan Satuan Aluvial yang berumur Resen secara tidak selaras diatas
xcv
BAB V
KESIMPULAN
4. Batuan yang dijumpai pada lokasi penelitian dengan umur Oligosen yaitu
5. Struktur yang ada pada daerah penelitian ini terdapat Sesar-sesar yaitu
6. Potensi geologi daerah penelitian adalah galian tambang emas Pani yang
xcvi
DAFTAR PUSTAKA
Bakosurtanal, 1993. Peta Rupa Bumi Indonesia, Lebar Limboto skala 1 : 250.000.
Bogor
Brahmantyo, B., dan Bandono. 2016. Klasifikasi Bentuk Muka Bumi (Landform)
Bandung
Carlie J. C., Digdowirogo, s., dan Darius, K., 1989. Geologi Setting Charateristics
Netherlands.
dan UNS.
xcvii
Harsolumakso. H Agus, 2014. Buku Pedoman Geologi Lapangan 2014, Institut
Kavalieris. I. 1984. The Geologi and Geochemistry of the Gunung Pani Gold
Rudyawan A., Hall., White L., 2014. Neogene Extension Of The Central North
Yogyakarta.
xcviii