Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yollanda Nurcholifah

NIM : 08031281924113
Kelas : Kelas A (ganjil)

Kandungan Bahan Kimia dalam Kosmetik Pelembab


sebagai Perawatan Diri
Zaman sekarang, kehidupan setiap wanita tidak terlepas dari kosmetik
pelembab yang dapat mempercantik diri dalam menunjang penampilan sehari-
hari. Mereka yang menggunakan kosmetik pelembab biasanya memiliki wajah
yang kering dan wajah normal yang cenderung kering. Pelembab bukan termasuk
kosmetik pembersih tetapi masuk dalam rangkaian kosmetik perawatan. Kosmetik
pelembab mengandung bahan kimia yang dapat merawat kulit kering,
menghaluskan dan melembabkan kulit wajah, serta perlindungan terhadap tabir
surya.
Bahan kimia yang terkandung dalam kosmetik pelembab yang dapat
merawat kulit kering adalah gliserin. Mitsui dalam Widyasari (2010 : 21)
mengatakan “ gliserin telah lama digunakan sebagai humektan. Humektan
(moisturizer) adalah skin conditioning agents yang dapat meningkatkan
kelembaban kulit. Fungsinya adalah sebagai komponen higroskopis yang
mengundang air dan mengurangi jumlah air yang menguap dari permukaan kulit”.
Efektifitas humektan tergantung kelembaban lingkungan disekitarnya. Murphy
dalam Widyasari (2010:21) menyatakan “humektan, contohnya gliserin, dapat
melembabkan kulit pada kondisi atmosfer sedang atau pada kondisi kelembaban
tinggi”. Oleh karena itu, gliserin sering menjadi salah satu bahan kimia yang
digunakan pada kosmetik pelembab.
Selain mengandung bahan kimia yang dapat merawat kulit kering, krim
pelembab juga mengandung bahan kimia yang dapat melembabkan dan
menghaluskan kulit wajah, yaitu cetyl alcohol (setil alkohol). Cetyl alcohol
berbentuk serpihan putih, pembuatannya dengan cara pemanasan minyak kelapa
bersama caustik soda, sama seperti pembuatan sabun. Prokat,dkk dalam
Ariyanti,dkk (2015:18) “Cetyl alcohol mampu menstabilkan emulsi dengan
membentuk lapisan tunggal antarmuka minyak-air yang mengadsorbsi molekul
atau ion sehingga mengurangi tegangan antarmuka”. Cetyl Alcohol telah dinilai,
dievaluasi, dan diuji oleh Cosmetic Ingredient Review (CIR) Expert Panel,
sebagai bahan yang aman untuk kandungan dalam kosmetik.
Kemudian, bahan kimia yang terkandung dalam kosmetik pelembab sebagai
perlindungan wajah terhadap tabir surya adalah titanium dioksida. Sinar
ultraviolet memiliki dampak buruk,yaitu sinar UV-A mampu menyebabkan
pigmentasi pada kulit dan sinar UV-B dapat menginduksi eritema dan
kerusakan DNA. Karena dampak negatif tersebut, maka diperlukan perlindungan
tabir surya. “Tabir surya pemblok fisik bekerja memantulkan sinar UV....
Contoh tabir surya pemblok fisik, seperti titanium dioksida (TiO2), zink
oksida (ZnO), kaolin, talk, dan magnesium oksida (MgO)”. (Rosyidi, Deni,
dan Ameliana,2018: 61)
Kesimpulannya, kosmetik pelembab sangat diperlukan sebagai perawatan
diri karena mengandung bahan kimia yang dapat merawat dan melindungi wajah
dalam kegiatan sehari-hari. Apalagi di zaman sekarang, para wanita berlomba-
lomba untuk mempercantik fisiknya agar tampak lebih menarik. Oleh karena itu,
kosmetik pelembab adalah salah satu jalan menuju harapan para wanita di zaman
sekarang ini.
Daftar Pustaka
Ariyanti,dkk. 2015. Optimasi Komposisi Cetyl Alcohol sebagai Emulsifying
Agent dan Gliserin sebagai Humectant dalam Krim Sunscreen Ekstrak
Kental Apel Hijau dengan Aplikasi Desain Faktorial. Jurnal Farmasetis, 4
(1):17-27.
Rosyidi, Deni, dan Ameliana. 2018. Optimasi Titanium Dioksida dan Asam
Glikogat dalam Krim Tabir Surya Kombinasi Benzofenon-3 dan Oktil
Metoksisinamat. Jurnal Farmasi Indonesia, 15(1):60-71.
Widyasari, 2010. Kajian Pengaruh Jenis Minyak dan Konsentrasi Gliserin
Terhadap Mutu Sabun Transparan. Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor. (Diakses pada tanggal 3 Desember 2019).

Anda mungkin juga menyukai