Anda di halaman 1dari 36

No Narasi Visual Keterangan Durasi

(Detik)
1 Metoda Pembangunan Jalan Toll Elevated Cikunir - Cikampek Judul Animasi 5
2 keadaan kepadatan lalulintas jalan toll jakarta cikampek saat ini sudah sangat padat memperlihatkan kepadatan lalulintas jalan Sedikit Latar belakang
sehingga diperlukan solusi penambahan jalur baru jalan toll sambil menunggu toll ruas jakarta cikampek pembangunan
pembangunan jalur alternatif jalan toll jakarta cikampek yang telah direncanakan. 15

3 Proyek jalan tol elevated ini direncanakan dari Simpang Sebidang Cikunir sampai Zoom out dari peta jakarta ke peta lokasi,
Simpang Sebidang Karawang Barat kemuadian memperlihatkan Rute jalan toll
elevated rencana 8

4 Rute pembangunan nya adalah sebagai berikut: animasi grafis peta dengan titik titik yang
1. Simpang Sebidang Cikunir s/d Simpang Sebidang Bekasi Barat lokasi SS-Cikunir sampai SS-Karawang
2. Simpang Sebidang Bekasi Barat s/d Simpang Sebidang Bekasi Timur Barat yang digabung dengan Video situasi
3. Simpang Sebidang Bekasi Timur s/d Simpang Sebidang Tambun seksi-seksi
4. Simpang Sebidang Tambun s/d Simpang Sebidang Cibitung
5. Simpang Sebidang Cibitung s/d Gerbang Toll Cikarang Utama
6. Gerbang Toll Cikarang Utama s/d Simpang Sebidang Cikarang
7. Simpang Sebidang Cikarang s/d Simpang Sebidang Cibatu
8. Simpang Sebidang Cibatu s/d Simpang Sebidang Cikarang Pusat 50
9. Simpang Sebidang Cikarang Pusat s/d Simpang Sebidang Karawang Barat
10. Simpang Sebidang Karawang Barat s/d Tol Jakarta – Cikampek I

5 dikarenakan seksi-seksi pembangunan elevated route ini akan menggagu lalu lintas Grafis animasi posisi elevated route
dibawahnya oleh karena itu perlu dilakukan pengaturan lalulintas dan penambahan terhadap jalan existing
bahu jalan. 15

6 secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut: 5


7 Karena diperlukan area konstruksi maka posisi lajur jalan digeser antara 3-5m memperlihatkan pergeseran posisi jalan
kearah kanan dan kiri median existing karena dikurangi oleh area konstruksi.
10

8 Karena jalan existing akan menyempit maka diperlukan penambahan perkerasan penambahan bahu jalan permanen
jalan supaya lebar jalan mencukupi 10
9 Ditambahkan juga bahu jalan sementara yang nantinya akan dibongkar kembali Penambahan bahu jalan temporary
10

10 Nantinya setelah pekerjaan selesai jalan existing digeser kembali sejauh 3m dan keadaan jalan toll beserta jalan elevated
menjadi permanen setelah selesai dibangun 10

11 Metode Konstruksi struktur bawah 5


12 Pertama-tama dilakukan Barrier Demolition, leveling dan pembuatan jalan
kerja

13 Kemudian dipasang pembatas project supaya kegiatan proyek tidak menganggu lalu Pemasangan pagar project dengan
lintas sekitar project gambar-gambar project

Pertama dilakukan pemancangan tiang pancang sampai dengan kedalaman yang


telah ditentukan

14 setelah itu dilakukan penggalian untuk posisi pilecap pondasi 10


15 kemudian sheet pile ditanam disekeliling posisi pilecap 10
17 setelah selesai satu group tiang pancang, dilakukan perakitan formwork, pembesian
dan pengecoran pilecap 15

18 Dilanjutkan dengan penyusunan pembesian untuk Pier, pemasangan form traveler


dan pengecoran pier segmen 1 15

19 Pengecoran 1 segmen Pier dilakukan setiap 4m sampai ketinggian yang telah


ditentukan 10

18 Metoda Konstruksi struktur atas 5


25 metode konstruksi struktur atas menggunakan metode shoring atau perancah
dengan beam 5

26 dikarenakan panjang pier head melewati area konstruksi maka dari itu dilakukan
pengecoran yang dibantu dengan H beam, sehingga bagian pierhead yang melebihi
area konstruksi dapat di topang oleh beam tersebut 20

27 proses konstruksinya adalah sebagai berikut: 5


28 1. Pertama tama dilakukan perakitan shoring sampai level tertentu dibawah
pierhead
2. Kemudian dilakukan pemasangan H beam yang terbentang sepanjang pierhead
dikedua sisi Pilar yang dihubungkan dengan braching sebagai penguat
3. Setelah itu dilakukan perakitan shoring tambahan sesuai bentuk pierhead yang
direncanakan
4. Kemudian dilakukan pembuatan tulangan pierhead dan diteruskan dengan
perakitan formwork dan pengecoran pierhead 50
5. Setelah mutu beton tercapai, dilakukan pembongkaran formwork, beam dan juga
perancah

proses selanjutnya adalah erection bentang jembatan

29 Bentang jembatan juga mempunyai 2 system yang berbeda 10


30 yang pertama adalah menggunakan I girder dan yang kedua menggunakan Box
Girder 15

31 I Girder di bawa ke area konstruksi menggunakan truk 10


32 Erection I Girder dilakukan dengan menggunakan Crane atau bisa juga
menggunakan gantry yang diletakan pada posisinya 15

33 Demikian berlanjut sampai semua girder terpasang 10


34 Setelah itu dilakukan pekerjaan deck beton 5

35 yang kedua adalah menggunakan sistem box girder 5


36 Box girder juga precast dan diabawa kelokasi menggunakan truk 10
37 setelah itu erectionnya menggunakan Gantry seperti pada ilustrasi berikut 20

38 Untuk pengankutan girder precast dibawa ke lokasi menggunakan truk pada malam
hari yaitu pada jam 23:00 sampai jam 05:00 untuk meminimalisir gangguan pada 15
jalan toll existing
39 setelah struktur atas selesai yang terakhir dilakukan pekerjaan finishing berupa
pemasangan railing, pengaspalan, marka, lampu jalan dan lain-lain 10

40 Demikianlah metode konstruksi yang kami tawarkan untuk pembangunan jalan toll Visualisasi keadaan jalan toll elevated
elevated jakarta cikampek ini sebagai gambaran garis besar perencanaan dari kami yang telah selesai
15
41 Terima kasih atas perhatiannya 60
No Narasi

1 Metoda Pembangunan Bendungan Tapin


2 Kabupaten Tapin beribukota di Rantau merupakan salah satu Kabupaten di Kalimantan Selatan yang lahan pertaniaannya
cukup potensial, Namun belum dimanfaatkannya Sumber Daya Air dan minimnya infrastruktur mengakibatkan lahan
yang harusnya bisa ditanami 2-3 kali setahun, hanya bisa ditanami pada saat musim hujan saja. Sungai Tapin terletak di
Kabupaten Tapin memiliki luas DAS 382 km2, sedangkan luas DAS dengan titik kontrol pada lokasi Site Waduk Tapin
adalah 140,915 km2 dengan panjang sungai utama 37,48 km. Dengan pembangunan bendungan dan penerapan pola
tata tanam yang sesuai di Daerah Tapin selain diharapkan dapat mengairi seluruh areal lahan baku seluas 5.472 Ha, juga
diharapkan dapat mensuplai keperluan air baku bagi penduduk, perikanan, pariwisata dan PLTA.

3 Proyek Bendungan Tapin direncanakan dibangun di Desa Pipitak Jaya, Kecamatan Piani, Kab. Tapin, Kalimantan Selatan
4 Lingkup Pekerjaan adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan : Mob-Demob, Sarana dan Prasarana

2. Jalan Masuk : 21 Km

3. Terowongan Pengelak :- Tipe : Tapal Kuda


- Dimensi : 4,6 m
- Panjang : 430 m
4. Bangunan Pengelak (Cofferdam) : - Tipe : Zonal Inti Miring
- Tinggi : 29 m (El. +110.00)

5. Saddle Dam : - Tipe : Zonal Inti Tegak


- Tinggi : 9 m (El. +151.00)

6. Bendungan Utama (Main Dam) : - Tipe : Zonal Inti Tegak


- Tinggi : 70 m (El. +151.00)
- Panjang Puncak : 262,7 m
- Lebar Puncak : 12 m

7. Pelimpah (Spillway) : - Tipe : Pelimpah samping


tanpa pintu
- Panjang : 234 m
- Lebar : 10 - 19 m

8. Pekerjaan Hidromekanikal

9. Pekerjaan Bangunan Fasilitas

10. Pekerjaan Ketenagalistrikan


11. Pekerjaan Relokasi Jalan : 19 Km, Lebar 7 m

5 Pekerjaan Jalan meiputi peningkatan Jalan Eksisting 21 Km, Pembangunan Jalan Masuk Baru 1,4 Km, dan Pembangunan
Jalan Relokasi 19 Km

6 secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut:

4 Metode Pekerjaan Sipil/Konstruksi


6 Pekerjaan Terowongan
7 Pekerjaan Terowongan dimulai dengan survey dan pengukuran untuk menentukan elevasi dan dimensi serta memasang
batas- batas kemiringan galian, kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan pembersihan dan pemotongan, Pekerjaan Galian
di kerjakan dari kedua sisi inlet & outlet (Galian Tanah, Galian Batu dengan mekanis, Galian Batu dengan Peledakan),
Primary shotcrete, Pemasangan steel support, secondary shotcrete & wiremesh, Pemasangan RockBolt, Pemasangan
Bekisting, Concrete Linning.

8 Pekerjaan Cofferdam
9 Temporary cofferdam hulu dibuat untuk menahan aliran masuk kelokasi pekerjaan Main Cofferdam dan Bendungan
utama serta mengarahkan serta mengarahkan aliran air ke terowongan pengelak, temporary cofferdam hilir dibuat
bertujuan untuk menahan air sungai kembali kehulu atau kelokasi bendungan utama, konstruksi ini juga digunakan
sebagai akses untuk penghubung rim kiri dan kanan. Scope pekerjaan pada Main cofferdam meliputi pembersihan,
pengupasan, galian tanah, galian batu, galian batu dengan peledakan

10 Pekerjaan Maindam
11 Pekerjaan Maindam dimulai dengan pengukuran dan survey, Pengupasan, Galian yaitu (galian tanah, galian batu dengan
mekanis, galian batu keras dengan peledakan), dan Timbunan (Timbunan inti, timbunan filter halus, filter kasar, Batu,
Riprap).

12 Pekerjaan Saddledam
13 Scope pekerjaan Saddledam meliputi pekerjaan pembersihan, pekerjaan pengupasan, pekerjaan galian tanah, pekerjaan
galian batu, pekerjaan galian batu dengan peledakan.

14 Pekerjaan Spilway
15 Pekerjaan Spillway dimulai dengan pengukuran dan survey, pembersihan, pengupasan, Galian (yaitu Galian Tanah, Galian
Batu dengan mekanis, Galian Batu Keras dengan peledakan), Pekerjaan concret (Dinding, Lantai, Pelimpah, Jembatan).
Pekerjaan pembersihan akan dilaksanakan setelah dilakukan pengukuran bersama terhadap permukaan asli tanah pada
area yang akan ditempati pondasi bendungan utama.
Scope pekerjaan pembersihan tanah yaitu pembersihan permukaan tanah dari pepohonan, tumbuhan perdu dan semua
tumbuhan yang berada di permukaan tanah.
Pekerjaan pengupasan akan dilaksanakan setelah selesai dilakukan pekerjaan pembersihan.
Scope pekerjaan pengupasan yaitu mengupas permukaan tanah bagian atas setebal 15 cm, yang bertujuan untuk
membersihkan tunggul kayu dan akar yang masih tertinggal.
Pelaksanaan pekerjaan galian akan dilaksanakan dengan membagi 2 arah yaitu dari hilir bawah pelimpah (elevasi 85.00
m) dan dari puncak hulu pelimpah (elevasi 140.00 m). Selama pelaksanaan pekerjaan galian akan dibuat jalan kerja
sementara yang menghubungkan antara lokasi galian menuju disposal area, stock pile dan tempat lain yang
membutuhkan timbunan sementara. Metode pelaksanaan pekerjaan penggalian tanah biasa yaitu dilakukan penggalian
menggunakan bulldozer 15 ton atau sejenisnya atau menggunakan excavator kapasitas 0.7 m3 yang langsung diloading ke
atas dump truck capasitas 10 ton.Material hasil penggalian tanah akan diangkut menggunakan dump truk ke lokasi
disposal area atau ke lokasi stock pile untuk material tanah yang kualitasnya layak sebagai material timbunan.Metode
pelaksanaan pekerjaan penggalian batu yaitu dilakukan penggalian menggunakan bulldozer dilengkapi dengan single
shank ripper atau sejenisnya dan diloading menggunakan excavator kapasitas 0.7 m3 ke dump truck kapasitas 10 ton.
Pekerjaan Beton Spillway dimulai dengan
pekerjaan galian, Pemasangan Bekisting, Pemasangan pembesian, Pembersihan lokasi concrete, Persiapan concrete dan
laboraturium, Pelaksanaan Pengecoran, Perawatan concrete, dan Pembongkaran Bekisting.

18 Pekerjaan Hidromekanikal
19 Scope pekerjaan hidromekanikal pada proyek bendungan Tapin meliputi:
a. Intake Trashrack, 1 x 5.7 m x 31.16 m
b. Pipa Baja, Dia. 1,8 m, Dia. 1,2 m, Dia. 0,8 m
c. Pintu Intake Miring Irigasi (Atas), 1 x 2.7 m x 3.0 m)
d. Pintu Intake Miring Darurat (Bawah), 1 x 2.7 m x 3.0 m
e. Gate Valve, dia. 1800 mm
f. Guard Gate Valve dan Control Gate Valve Untuk Air Baku, dia. 0.8 m
g. Hollow Jet Valve dan Butterfly Valve Dia. 1,2 m
h. Katup Pintas (Sluice Valve) dia. 200 mm
i. Diversion Trashrack, 1 x 4.5 m x 4.5 m
j. Diversion Gate, 1 x 4.5 m x 4.5 m
k. Rumah Kontrol Intake

20 Demikianlah metode konstruksi yang kami tawarkan untuk pembangunan Bendungan Tapin ini sebagai gambaran garis
besar perencanaan dari kami

21 Terima kasih atas perhatiannya


Visual Keterangan Durasi
(Detik)
Judul Animasi 5
Memperlihatkan potensi Sungai Tapin, Lahan sawah yang hanya Sedikit Latar belakang
bisa ditanami pada musim hujan saja, Seringnya Pemadaman pembangunan
Listrik

15

Zoom out dari peta jakarta ke peta lokasi, kemuadian


memperlihatkan Denah Umum Bendungan Tapin
8
Memperlihatkan : 1. Mobilisasi peralatan, pembangunan
Basecamp; 2. Peningkatan Jalan Masuk Lama (melebarkan kedua
sisi dan pembuatan saluran drainase); 3. visualisasi dari Intake ke
Outlet; 4. Cofferdam; 5. Saddle dam; 6. Memperlihatkan
Upstream ke Downstream; 7. Memperlihatkan dari hulu ke
hasilitas; 10. Memperlihatkan Bangunan PLTA; 11.
Memperlihatkan Pembuatan Jalan baru dari keadaan awal (hutan
& bukit) menjadi Jalan

45

Grafis Animasi Jalan


8

5
5
Memperlihatkan pekerjaan survey & pengukuran, Pembersihan
dan pengupasan , Pekerjaan galian dari kedua sisi hingga
bertemu di tengah, pekerjaan shotcrete, Pemasangan steel
support,secondary shotcrete dan pasang wiremesh, Pemasangan
Rock Bolt, Pemasangan Bekisting , Concrete Linning
40

5
Memperlihatkan temporary cofferdam dihulu menutup sungai
dan mengalirkan air menuju terowongan pengelak, selanjutnya
memperlihatkan bagian temporari cofferdam hilir yang menutup
sungai dan menghalangi aliran air kembali kehulu. Pekerjaan
cofferdam menunjukkan pekerjaan pembersihan, pengupasan
berupa pemotongan dan pembersihan pohon dan perdu,
pekerjaan pengupasan menunjukkan pengupasan permukaan
tanah setebal 15 cm, galian tanah dengan mekanis, galian batu
dengan mekanis (breaker), galian batu dengan peledakan.
30

5
Memperlihatkan pekerjaan survey & pengukuran, Pembersihan
dan pengupasan yaitu mencabut dan memotong pohon dan
perdu serta pengupasan tanah, Pada pekerjaan Galian dibagi
menjadi 2 Tahap yaitu galian di luar daerah aliran sungai dan
galian di daerah aliran sungai (dimulai setelah pengalihan aliran
sungai). Pekerjaan Timbunan diperlihatkan potongan
melintang maindam, Tahapan Timbunan (1. Timbunan dibawah
elv. 92, 2. Timbunan elv. 92 - 110 m, 3. Timbunan elv. 110 - 120
m, 4. Timbunan elv. 120 - 151 m), Metode penimbunan
(Pengambilan material, Perataan material timbunan, dan
pemadatan material timbunan) . Dilanjutkan dengan pekerjaan
drilling dan grouting Pekerjaan pemboran dan grouting dibagi
menjadi beberapa jenis yaitu :
- Blanket grouting dengan kedalaman 5 m 40
- Curtain grouting dengan kedalaman 35 m, 2 jalur
- Sub-curtain grouting dengan kedalaman 15 m, 4 jalur
kemudian pemasangan Instrumentasi.

5
Memperlihatkan lokasi saddle dam dilanjutkan dengan ilustrasi
pekerjaan pembersihan, pekerjaan pengupasan, pekerjaan galian
tanah, pekerjaan galian batu, pekerjaan galian batu dengan
peledakan. 20

30
Memperlihatkan ilustrasi pekerjaan survey, pekerjaan galian, dan
pekerjaan beton

45

5
Ilustraasi perakitan dan pemasangan hidromekanikal

15

Visualisasi keadaan Bendungan yang telah selesai


15

5
No Narasi

1 Metoda Pembangunan Bendungan Tapin


2 Kabupaten Tapin beribukota di Rantau merupakan salah satu Kabupaten di Kalimantan Selatan yang lahan pertaniaannya
cukup potensial, Namun belum dimanfaatkannya Sumber Daya Air dan minimnya infrastruktur mengakibatkan lahan
yang harusnya bisa ditanami 2-3 kali setahun, hanya bisa ditanami pada saat musim hujan saja. Sungai Tapin terletak di
Kabupaten Tapin memiliki luas DAS 382 km2, sedangkan luas DAS dengan titik kontrol pada lokasi Site Waduk Tapin
adalah 140,915 km2 dengan panjang sungai utama 37,48 km. Dengan pembangunan bendungan dan penerapan pola
tata tanam yang sesuai di Daerah Tapin selain diharapkan dapat mengairi seluruh areal lahan baku seluas 5.472 Ha, juga
diharapkan dapat mensuplai keperluan air baku bagi penduduk, perikanan, pariwisata dan PLTA.

3 Proyek Bendungan Tapin direncanakan dibangun di Desa Pipitak Jaya, Kecamatan Piani, Kab. Tapin, Kalimantan Selatan
4 Lingkup Pekerjaan adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan : Mob-Demob, Sarana dan Prasarana

2. Jalan Masuk : 21 Km

3. Terowongan Pengelak : - Tipe : Tapal Kuda


- Dimensi : 4,6 m
- Panjang : 430 m
4. Bangunan Pengelak (Cofferdam) : - Tipe : Zonal Inti Miring
- Tinggi : 29 m (El. +110.00)

5. Saddle Dam : - Tipe : Zonal Inti Tegak


- Tinggi : 9 m (El. +151.00)

6. Bendungan Utama (Main Dam) : - Tipe : Zonal Inti Tegak


- Tinggi : 70 m (El. +151.00)
- Panjang Puncak : 262,7 m
- Lebar Puncak : 12 m

7. Pelimpah (Spillway) : - Tipe : Pelimpah samping


tanpa pintu
- Panjang : 234 m
- Lebar : 10 - 19 m

8. Pekerjaan Hidromekanikal

9. Pekerjaan Bangunan Fasilitas

10. Pekerjaan Ketenagalistrikan


11. Pekerjaan Relokasi Jalan : 19 Km, Lebar 7 m
5 Pekerjaan Jalan meiputi peningkatan Jalan Eksisting 21 Km, Pembangunan Jalan Masuk Baru 1,4 Km, dan Pembangunan
Jalan Relokasi 19 Km

6 secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut:

4 Metode Pekerjaan Sipil/Konstruksi


6 Pekerjaan Terowongan
7 Pekerjaan Terowongan di awali dengan survey dan marking, yaitu untuk menentukan elevasi dan dimensi serta as galian
terowongan

8 Pelaksanaan pemasangan konstruksi portal penganaman yang berfungsi untuk melindungi pengaman yang berfungsi
untuk melindungi bagian inlet dari kemungkinan kemungkinan keruntuhan material dibagian atas diperlukan sebelum
masuk ke tahap selanjutnya. Konstruksi Portal pengaman ini berupa portal dari baja profil yang ditutup dengan sand bag
sebagai pelindung dan perkuatan.

9 Trial Blasting : Trial Blasting sangat diperlukan untuk mengetahui perilaku struktur batuan terhadap ledakan. Trial
Blasting berfungsi untuk menentukan komposisi dan cara pemasangan bahan peledak termasuk drilling pattern &
advance drilling yang akan dilakukan. Dari hasil evaluasi ini ditentukan metode blasting yang sesuai untuk dilaksanakan,
komposisi pemakaian bahan peledak & drilling pattern yang optimal dilapangan.

10 Drilling & Blasting Tunnel Method : Beberapa metode blasting yang dikembangkan dalam penggalian terowongan antara
lain adalah

11 Full Section Method

12 Metode Full Section Method Dilakukan untuk penggalian dengan pengeboran dan blasting yang dilakukan pada seluruh
face tunnel yang cukup luas. Pada kondisi batuan dengan kategori keras sampai sangat keras namun dimensi terowongan
cukup sempit. Sehingga ruang tersedia untk aktifitas pekerjaan didalam terowongan menjadi maksimal dan penggunaan
peralatan relaif leluasa.

13 Top Heading As Full Section Benching Mark


14 Pada dasarnya, metode Top Heading As Full Section Benching Mark hampir sama dengan Full section method, namun
lebih sesuai untuk dimensi terowongan yang besar. Metode ini menerapkan pembagian face terowongan menjadi 2 atau
lebih ruang kerja yang memungkinkan beberapa grup alat dapat bekerja secara pararel, bagian paling atas dilakukan
blasting dengan horisontal drilling, sedangkan bagian bawah dilakukan dengan pengeboran horisontal/vertikal maupun
secara mekanis dengan hidrolik.

15 Top Heading with Pilot Benching Method

16 Metode penggalian dengan pilot tunnel pada bagian atas ini akan diaplikasikan selain untuk mengantisipasi keruntuhan
batuan pada bagian atas batuan akibat bentang bukaan yang terlalu besar juga untuk mengurangi resiko menurunnya
kondisi batuan akibat terekspose dengan udara bebas terlalu lama. Tahap pertama dari proses penggalian ini adalah
pembukaan sebagian kecil dari section atas sebagai pilot tunnel kemudian segera melakukan proteksi dengan rockbolt,
wiremesh, dan shotcrete. Bahkan jika diperlukan dapat dipasang steel ribs, selanjutnya baru dilakukan pembukaan pada
kedua face sebelahnya. sedangkan pada bagian bawah dapat dilakukan dengan horisontal/vertikal maupun secara
mekanis dengan hidrolik breaker.

17 Micro Benching Method

18 Metode Micro Benching Method merupakan pengembangan dari full section method untuk diaplikasikan pada
terowongan berdimensi besar sehingga dengan adanya micro benching yang diledakkan lebih lambat dengan posisi lebih
dibelakang dapat mengeliminir getaran yang timbul dan dapat memperkuat dinding/face tunnel yang baru dibuka.

19 Metode yang paling sesuai adalah kombinasi antara Top Heading As Full Section Benching Mark dan Top Heading with
Pilot Benching Method yang menganut 2 siklus berbeda. Hal ini disebabkan karena kondisi batuan disepanjang jalur
galian terowongan.

20 Cycle Time
21 Siklus pekerjaan Blasting dalam terowongan diawali dengan aktivitas survey yang bertujuan untuk memberikan guidance
& marking terhadap titik-titik pengeboran & pembuatan titik-titik Bench Mark sebagai referensi pengukuran. Aktivitas
survey ini memerlukan waktu sekitar 30 menit. dilanjutkan aktivitas pengeboran, dimulai dengan berpedoman pada titik-
titik marking & drilling pattern yang sudah disiapkan penanggung jawab peledakan. Dalam pengeboran ini digunakan
peralatanseperti jumbo drill dan scrath, yang memerlukan penyelesaian 3 jam.
22 Siklus berikutnya adalah melakukan pengisian bahan peledak pada lubang-lubang peledakan, yang sudah dibuat sesuai
rencana. Peledakan bawah tanah menggunakan smooth blasting yaitu peledakan terkendali yang memenfaatkan bahan
peledak antara lain detonator, power gel, cortex tanpa menggunakan ANFO proses charging ini memerlukan waktu
sekitar 1 jam.

23 Blasting & Ventilating


24 Jika pengisian bahan peledak & penyambungan kabel-kabel blasting selesai, maka proses blasting dimulai. Untuk
pembersihan gas beracun dan debu yang dihasilkan proses blasting maka ventilating fan mulai di operasikan untuk
meniupkan udara bersih mengarah ke face peledakan melalui pipa-pipa ventilating yang telah terpasang. Proses ini
memakan waktu 1 jam.

25 Scaling & Mucking


26 Setelah proses ventilating selesai juru ledak akan memeriksa hasil blasting untuk memastikan bahan peledak sudah
meledak sempurna & area face tunnel aman terhadap aktivitas berikutnya. Selanjutnya melakukan scaling secara manual
yang biasa disebut dengan primary scaling yang berfungsi untuk menjatuhkan bongkah batuan yang menggantung dan
rawan jatuh sehingga aman terhadap tahap pekerjaan mucking hasil pekerjaan tersebut keluar area terowongan
menggunakan loader dan Dump Truck. Aktivitas ini memakan waktu 4 jam.

27 Scaling & Trimming


28 Langkah selanjutnya melakukan scaling and trimming, menggunakan peralatan mekanis seperti hidrolik breaker / twin
header untuk memastikan bahwa dimensi tunnel hasil kemajuan peledakan sesuai gambar rencana guna menjaga
longsoran pada penggalian ruas terowongan dengan kondisi batuan yang buruk maka segera setelah dibuka face baru
dengan peledakan dan mucking harus segera dilakukan pemasangan proteksi berupa steel ribs yang dilengkapi dengan
timber dan steel ledging.

29 Concrete Spraying
30 Untuk melindungi permukaan galian dinding dalam terowongan terhadap penurunan mutu akibat terekspose dengan
udara bebas yang bisa mengakibatkan reruntuhan, maka setiap kemajuan pada penggalian harus selalu diikuti dengan
pekerjaan proteksi. Salah satu diantaranya yaitu dengan menutup permukaan batuan sisi dalam terowongan dengan
menggunakan shotcrete berupa campuran beton dengan aggregat kasar ukuran kecil ditambah additive accelerator yang
disempurnakan dengan aplikator khusus untuk lebih memperkuat bagian dindin dan atap maka shotcrete dapat
dilengkapi dengan wiremesh dan rockbolt

31 Dewatering
32 Sebagai penunjang dari berbagai aktivitas terowongan , hal yang tidak dapat diabaikan adalah dewatering dan sistem
penerangan pada terowongan untuk keperluan ini khususnya pekerjaan dari arah inlet dimana kemiringan dasar galian
mengarah ke outlet akan dibuatkan parit memanjang pada sisi terowongan dan pada setiap jarak yang diperlukan akan
dibuatkan sumur kolektor, Kemudian dari sumur kolektor tersebut air dipompa kejaringan pipa dewatering akan
ditempatkan disebelah kanan terowongan dan jaringan kabel listrik serta power supply akan ditempatkan disebelah kiri.

33 Tunnel Advance Rates


34 Sesuai dengan kondisi batuan yang ada dari 2 metode blasting yang dipilih dan siklu pekerjaan yang telah diatur . Pada
masing-masing siklus blasting batuan yang jelek akan diperoleh kemajuan rata-rata 1-1,5 m perhari.

35 Concreting
36 Setelah penggalian dan supporting sistem diselesaikan dari 2 arah maka segera dapat dikerjakan concrete lining, yang
dimulai dari bagian tengah terowongan masing-masing menuju arah inlet maupun outlet. Pekerjaan concrete Lining,
dilakukan 2 tahap yaitu bagian invert/ lengkung bawah & outvert/bagian lengkung atas. Pemasangan besi tulangan
bagian lengkung bawah dilakukan dengan cara manual, sedangkan pemasangan pada lengkung bagian atas
memanfaatkan trolly dan sliding form yang dirancang secara khusus.

37 Grouting
38 Pekerjaan grouting pada diversion tunnel ada 3 jenis; yaitu 1. Mortal backfill grouting 2. courtain grouting 3.
Consolidation grouting
39 1. Mortal backfill grouting : yaitu mengisi celah atau rongga yang terbentuk pada bagian atas saat pengecoran lining
akibat pemompaan beton cair yang tidak sempurna.

40 2. Courtain grouting : yaitu membentuk tirai kedap air yang bersinergi dengan pelaksanaan courtain grouting disepanjang
pondasi maindam

41 3. Consilidation grouting dilakukan sepanjang ruas diversion tunnel secara radial agar terbentuk masa batuan yang
kompak disekeliling tunnel sehingga membuat tunnel lebih kuat dan stabil

42 Squence pekerjaan grouting sebagai berikut; diawali dengan survey untuk menentukan titik-titik pengeboran untuk
grouting. Khusus untuk jenis mortal backfill grouting, pipa grouting sudah disiapkan dan ditanamkan saat concrete lining
dengan tujuan agar saat pengeboran tidak terhambat dengan adanya baja tulangan beton. Kemudian dilakukan
pengebioran untuk grouting sesuai dengan sequence injeksi yang sudah ditentukan pada gambar kerja. Grouting dimulai
dengan pengeboran dan injeksi pada titik primary hole dilanjutkan dengan secondary hole dan tertiary hole. Urutan ini
bertujuan untuk mencapai efektivitas grouting. Setelah pengecoran dilanjutkan dengan grouting dalam terowongan
bangunan diversion tunnel siap dioperaskan. Aliran sungan dapat dialihkan dengan cara menutup aliran sungai lama
dengan primary cofferdam sehingga memungkinkan dilaksanakannya konstruksi maindam.

43 Plugging
44 Setelah diversion tunnel dioperasikan dan tinggi timbunan maindam mencapai batas aman terhadap waktu pengisian
waduk dilakukan penutupan diversion tunnel atau biasa disebut dengan plugging, jadi plugging adalah merupakan saat
pengisian awal waduk dimulai. Pekerjaan plugging terdiri dari 3 rangkaian aktifitas yang berurutan yaitu :

45 1. Penutupan hulu dengan inlet diversion dengan primary cofferdam

46 2. Dilanjutkan dengan penurunan pintu plugging dibagian inlet diversion pada slot/frame yang sudah disediakan

47 3. Kemudian dilanjutkan dengan pengecoran beton plugging pada bagian diversion tunnel

48 Proses pengecoran beton terdiri dari 1. Instalasi sistem drainase dengan pemasangan kisdam, pipa drainase yang sudah
dilengkapi gate valve 2. Pemasangan pipa-pipa grouting pada segmen primary pug concrete 3. Pemasangan pipa-pipa
grouting pada segmen secondary plug concrete 4. Pemasangan water cooling sistem untuk pendinginan beton waktu
hidrasi 5. pemasangan pipa-pipa mortar grouting dan pipa termometer. Setelah proses tersebut dilalui maka proses
pengecoran dapat segera dimulai.

49 Pekerjaan Cofferdam
50 Temporary cofferdam hulu dibuat untuk menahan aliran masuk kelokasi pekerjaan Main Cofferdam dan Bendungan
utama serta mengarahkan serta mengarahkan aliran air ke terowongan pengelak, temporary cofferdam hilir dibuat
bertujuan untuk menahan air sungai kembali kehulu atau kelokasi bendungan utama, konstruksi ini juga digunakan
sebagai akses untuk penghubung rim kiri dan kanan. Scope pekerjaan pada Main cofferdam meliputi pembersihan,
pengupasan, galian tanah, galian batu, galian batu dengan peledakan

51 Pekerjaan Maindam
52 Pekerjaan Maindam dimulai dengan pengukuran dan survey, Pengupasan, Galian yaitu (galian tanah, galian batu dengan
mekanis, galian batu keras dengan peledakan), dan Timbunan (Timbunan inti, timbunan filter halus, filter kasar, Batu,
Riprap).

53 Pekerjaan Saddledam
54 Scope pekerjaan Saddledam meliputi pekerjaan pembersihan, pekerjaan pengupasan, pekerjaan galian tanah, pekerjaan
galian batu, pekerjaan galian batu dengan peledakan.

55 Pekerjaan Spilway
56 Pekerjaan Spillway dimulai dengan pengukuran dan survey, pembersihan, pengupasan, Galian (yaitu Galian Tanah, Galian
Batu dengan mekanis, Galian Batu Keras dengan peledakan), Pekerjaan concret (Dinding, Lantai, Pelimpah, Jembatan).
Pekerjaan pembersihan akan dilaksanakan setelah dilakukan pengukuran bersama terhadap permukaan asli tanah pada
area yang akan ditempati pondasi bendungan utama.
Scope pekerjaan pembersihan tanah yaitu pembersihan permukaan tanah dari pepohonan, tumbuhan perdu dan semua
tumbuhan yang berada di permukaan tanah.
Pekerjaan pengupasan akan dilaksanakan setelah selesai dilakukan pekerjaan pembersihan.
Scope pekerjaan pengupasan yaitu mengupas permukaan tanah bagian atas setebal 15 cm, yang bertujuan untuk
membersihkan tunggul kayu dan akar yang masih tertinggal.
Pelaksanaan pekerjaan galian akan dilaksanakan dengan membagi 2 arah yaitu dari hilir bawah pelimpah (elevasi 85.00
m) dan dari puncak hulu pelimpah (elevasi 140.00 m). Selama pelaksanaan pekerjaan galian akan dibuat jalan kerja
sementara yang menghubungkan antara lokasi galian menuju disposal area, stock pile dan tempat lain yang
membutuhkan timbunan sementara. Metode pelaksanaan pekerjaan penggalian tanah biasa yaitu dilakukan penggalian
menggunakan bulldozer 15 ton atau sejenisnya atau menggunakan excavator kapasitas 0.7 m3 yang langsung diloading ke
atas dump truck capasitas 10 ton.Material hasil penggalian tanah akan diangkut menggunakan dump truk ke lokasi
disposal area atau ke lokasi stock pile untuk material tanah yang kualitasnya layak sebagai material timbunan.Metode
pelaksanaan pekerjaan penggalian batu yaitu dilakukan penggalian menggunakan bulldozer dilengkapi dengan single
shank ripper atau sejenisnya dan diloading menggunakan excavator kapasitas 0.7 m3 ke dump truck kapasitas 10 ton.
Pekerjaan Beton Spillway dimulai dengan
pekerjaan galian, Pemasangan Bekisting, Pemasangan pembesian, Pembersihan lokasi concrete, Persiapan concrete dan
laboraturium, Pelaksanaan Pengecoran, Perawatan concrete, dan Pembongkaran Bekisting.

57 Pekerjaan Hidromekanikal
58 Scope pekerjaan hidromekanikal pada proyek bendungan Tapin meliputi:
a. Intake Trashrack, 1 x 5.7 m x 31.16 m
b. Pipa Baja, Dia. 1,8 m, Dia. 1,2 m, Dia. 0,8 m
c. Pintu Intake Miring Irigasi (Atas), 1 x 2.7 m x 3.0 m)
d. Pintu Intake Miring Darurat (Bawah), 1 x 2.7 m x 3.0 m
e. Gate Valve, dia. 1800 mm
f. Guard Gate Valve dan Control Gate Valve Untuk Air Baku, dia. 0.8 m
g. Hollow Jet Valve dan Butterfly Valve Dia. 1,2 m
h. Katup Pintas (Sluice Valve) dia. 200 mm
i. Diversion Trashrack, 1 x 4.5 m x 4.5 m
j. Diversion Gate, 1 x 4.5 m x 4.5 m
k. Rumah Kontrol Intake

59 Demikianlah metode konstruksi yang kami tawarkan untuk pembangunan Bendungan Tapin ini sebagai gambaran garis
besar perencanaan dari kami

60 Terima kasih atas perhatiannya


Visual Keterangan Durasi
(Detik)
Judul Animasi 5
Memperlihatkan potensi Sungai Tapin, Lahan yang hanya bisa Sedikit Latar belakang
ditanami pada musim hujan saja, Seringnya Pemadaman Listrik pembangunan

15

Zoom out dari peta Banjarmasin ke peta lokasi, kemuadian


memperlihatkan Denah Umum Bendungan Tapin
8
Memperlihatkan : 1. Mobilisasi peralatan, pembangunan
Basecamp; 2. Peningkatan Jalan Masuk Lama (melebarkan kedua
sisi dan pembuatan saluran drainase); 3. visualisasi dari Intake ke
Outlet; 4. Cofferdam; 5. Saddle dam; 6. Memperlihatkan
Upstream ke Downstream; 7. Memperlihatkan dari hulu ke
hasilitas; 10. Memperlihatkan Bangunan PLTA; 11.
Memperlihatkan Pembuatan Jalan baru dari keadaan awal (hutan
& bukit) menjadi Jalan

45
Grafis Animasi Jalan
8

5
5
Memperlihatkan pekerjaan survey & pengukuran menggunakan
theodolit 6

Memperlihatkan animasi pemasangan portal dengan steel


support dan sand bag

Memperlihatkan pemasangangn bahan peledak dan saat


peledakannya

5
Memperlihatkan peledakan didalam terowongan, material hasil
peledakan diangkat dan diangkut dengan alat berat
8

5
Memperlihatkan peledakan didalam terowongan, material hasil
peledakan diangkat dan diangkut dengan alat berat

5
Memperlihatkan peledakan didalam terowongan, bagian
penampang terowongan dibagi 2 bagian, bagian atas
mengangkat dan mengangkut material hasil peledakan, bagian
bawah memperlihatkan pengeboran.
8

5
Memperlihatkan peledakan didalam terowongan, material hasil
peledakan diangkat dan diangkut dengan alat berat

5
Memperlihatkan siklus Pekerjaan ; survey : 1 jam; drilling : 2 jam;
charging : 2 jam; blasting & ventilating : 1jam; mucking & scaling :
1 jam; Rockbolt & supporting : 5 jam. Memperlihatkan pekerjaan
survey dan marking titik pengeboran, dilanjutkan dengan
pengeboran titik-titik hasil marking. 8
Memperlihatkan pengisian bahan peledak ke dalam lubang bor.

5
Memperlihatkan proses peledakan, dan pengoperasian
ventilating fan

5
Memperlihatkan hasil peledakan, dilanjutkan dengan
diangkutnya material hasil ledakan

5
Memperlihatkan perapian hasil peledakan, dilanjutkan
pemasangan proteksi.

5
Memperlihatkan proses shotcrete pada terowonagan.

5
Memperlihatkan skema dan visualisasi dewatering

5
Memeperlihatkan proses blasting
8

5
Memperlihatkan pemasangan besi tulangan dan sliding form,
dilanjutkan dengan pengecoran.

10

6
Ilustrasi Mortal backfill grouting
6

Ilustrasi courtain grouting


6

Ilustrasi Consolidation grouting


6

Ilustrasi proses grouting

5
Menunjukkan bagian inlet, kemudian masuk kedalam
terowongan hingga plugging
10

Menunjukkan penutupan sungai bagian hulu


5
Menunjukkan penurunan pintu plugging
5

Menunjukkan Bagian Plugging


5
Menunjukkan proses perakitan besi dan cor bagian plugging

10

5
Memperlihatkan temporary cofferdam dihulu menutup sungai
dan mengalirkan air menuju terowongan pengelak, selanjutnya
memperlihatkan bagian temporari cofferdam hilir yang menutup
sungai dan menghalangi aliran air kembali kehulu. Pekerjaan
cofferdam menunjukkan pekerjaan pembersihan, pengupasan
berupa pemotongan dan pembersihan pohon dan perdu,
pekerjaan pengupasan menunjukkan pengupasan permukaan
tanah setebal 15 cm, galian tanah dengan mekanis, galian batu
dengan mekanis (breaker), galian batu dengan peledakan.
30

5
Memperlihatkan pekerjaan survey & pengukuran, Pembersihan
dan pengupasan yaitu mencabut dan memotong pohon dan
perdu serta pengupasan tanah, Pada pekerjaan Galian dibagi
menjadi 2 Tahap yaitu galian di luar daerah aliran sungai dan
galian di daerah aliran sungai (dimulai setelah pengalihan aliran
sungai). Pekerjaan Timbunan diperlihatkan potongan
melintang maindam, Tahapan Timbunan (1. Timbunan dibawah
elv. 92, 2. Timbunan elv. 92 - 110 m, 3. Timbunan elv. 110 - 120
m, 4. Timbunan elv. 120 - 151 m), Metode penimbunan
(Pengambilan material, Perataan material timbunan, dan
pemadatan material timbunan) . Dilanjutkan dengan pekerjaan
drilling dan grouting Pekerjaan pemboran dan grouting dibagi
menjadi beberapa jenis yaitu :
- Blanket grouting dengan kedalaman 5 m 40
- Curtain grouting dengan kedalaman 35 m, 2 jalur
- Sub-curtain grouting dengan kedalaman 15 m, 4 jalur
kemudian pemasangan Instrumentasi.

5
Memperlihatkan lokasi saddle dam dilanjutkan dengan ilustrasi
pekerjaan pembersihan, pekerjaan pengupasan, pekerjaan galian
tanah, pekerjaan galian batu, pekerjaan galian batu dengan
peledakan. 20

30
Memperlihatkan ilustrasi pekerjaan survey, pekerjaan galian, dan
pekerjaan beton

45

5
Ilustraasi perakitan dan pemasangan hidromekanikal

15

Visualisasi keadaan Bendungan yang telah selesai


15

5
592

Anda mungkin juga menyukai