Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

Pembuatan Preparat Kutikula Daun Walisongo (Schefflera sp.)

Disusun oleh :

Kelompok 4 / BIOLOGI E 2017

1. Anni Khamidah (17308141025)

2. Ratih Elfidariani (17308141026)

3. Afrida Lista Nuryani (17308141027)

4. Siti Nur Azizah (17308141067)

5. Siti Maisaroh (17308141069)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019

A. Tujuan

Membuat cetakan epidermis daun pada kutikula dengan melarutkan mesofilnya.

B. Metode
1. Alat dan bahan
a) Alat yang digunakan pisau cukur atau silet, botol flakon (botol sampel), kuas,
spatula, pipet tetes, inkubator, cawan petri, gelas benda, hot plate, gelas penutup,
lampu spiritus, mikroskop.
b) Bahan yang digunakan Daun Walisongo (schefflera sp.), hidrogen peroksida
(H2O2), air, alkohol absolut (EtOH), safranin, gliserin jeli, tusuk gigi, parafin.

2. Cara Kerja
Daun Walisongo (Schefflera sp.) dibersihkan dan dihilangkan bagian tepinya. Daun
Walisongo (schefflera sp.) yang telah dibersihkan dipotong dengan luas 5 mm
sebanyak 25 potong (Gambar 1.a). Potongan daun dimasukkan pada botol sampel berisi
H2O2 (Gambar 1.b). Botol sampel dimasukkan kedalam inkubator selama satu minggu
dan dicek secara berkala, jika H2O2 tersisa sedikit maka perlu ditambahkan kembali.
Setelah satu minggu, potongan daun dipindahkan ke dalam cawan petri dan dilakukan
pencucian sebanyak 3 kali menggunakan air sampai bersih (Gambar 1.c). Potongan
daun dimasukkan ke dalam pewarna safranin dan didiamkan selama 8 menit (Gambar
1.d). Potongan daun dicuci kembali menggunakan air sampai airnya berwarna bening
(Gambar 1.e). Potongan daun diambil menggunakan kuas dan diletakkan di gelas benda
yang telah dibersihkan menggunakan alcohol (Gambar 1.f). Gliserin jeli yang telah
dipanaskan menggunakan hot plate diteteskan ke potongan daun tepat dibagian
tengahnya (Gambar 1.g). Pada keempat sudut potongan daun diberikan parafin,
kemudian ditutup menggunakan gelas penutup (Gambar 1.h). Gelas benda dilewatkan
di atas lampu bunsen hingga parafin meleleh (Gambar 1.i). Gelas benda diletakkan di
tempat yang datar hingga parafin mengeras. Preparat yang sudah jadi, diberikan label
berisi nama preparat dan nama pembuat preparat (Gambar 1.j). Hasil pembuatan
preparat diamati menggunakan mikroskop (Gambar 1.k).
(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

(g) (h) (i)

(j) (k)

Gambar 1. Tahapan pembuatan preparat kutikula daun.


a) pemotongan daun, b) potongan daun dimasukkan ke botol sampel, c) pencucian
potongan daun, d) pewarnaan safranin, e) pencucian potongan daun, f) potongan
daun diletakkan di gelas benda, g) potongan daun ditetesi gliserin, h) penambahan
parafin, i) gelas benda dilewatkan lampu bunsen, j) pemberian label, k) pengamatan
menggunakan mikroskop.
C. Hasil dan Pembahasan
Hasil pembuatan preparat kutikula daun walisongo secara visual bagus. Pada gelas
benda membentuk bulatan yang sempurna dan kutikula berada tepat dibagian tengah
(Gambar 1.j). hal tersebut menunjukkan bahwa langkah kerja yang dilakukan sudah tepat.
Hasil pengamatan mikroskop pada perbesaran 40x tidak terdapat rongga udara pada
preparat kutikula daun walisongo. Stomata yang terlihat sangat sedikit (Gambar 1.k). Hal
tersebut dikarenakan preparat kutikula yang kami amati merupakan bagian permukaan atas
daun.
Stomata merupakan celah dalam epidermis yang dibatasi oleh dua sel epidermis
yang khusus, yakni sel penutup. Stomata paling banyak ditemukan pada daun. Pada daun,
stomata ditemukan di kedua permukaan daun atau pada satu permukaan saja, biasanya
stomata lebih banyak ditemukan pada permukaan bawah daun (Hidayat, 1995 : 68).
Menurut Haryanti, S (2010), pada bagian abaksial (bawah) daun tidak terkena cahaya
matahari secara langsung sehingga tidak banyak stomata yang rusak akibat penyinaran
yang terlalu kuat. Selain itu, pada bagian abaksial, lapisan kutikula yang melapisi jaringan
epidermis lebih tipis atau bahkan tidak dilapisi oleh kutikula dibandingkan pada bagian
atas daun.

D. Kesimpulan
Cetakan epidermis daun pada kutikula daun walisongo secara visual berbentuk
bulat sempurna dan tidak terdapat gelembung udara. Ketika diamati dengan mikroskop,
stomata yang terlihat hanya sedikit.

E. Daftar Pustaka
Haryanti, S. 2010. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies Tanaman
Dikotil dan Monokotil. Jurnal Buletin Anatomi dan Fisiologi . Vol. XVIII, No. 2.
Hidayat, E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai