Anda di halaman 1dari 32

VARIASI MORFOLOGI dan ANATOMI LENGKUAS (Alpinia galanga)

BERDASARKAN PERBEDAAN KETINGGIAN TEMPAT SEBAGAI


BOOKLET DALAM MATA KULIAH MORFOLOGI dan ANATOMI
TUMBUHAN

Oleh : Ita Yulianti1, Ria Dwi Jayati, M. Pd.2, Mareta Widiya, M. Pd. Si.3
1
Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau
2 dan 3
Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau
Program Studi Pendidikan Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau
Email : ita96.ratu3gcell@gmail.com

ABSTRACT
This research was cerried out in order to find out the morphological and
anatomical variations in the galangal plant (Alpinia galanga). This is due to the
lack or not many learning resources that can be used in the course of Plant
Morphology and Anatomy, especially in epidermal tissue in the galangal plant
(Alpinia galanga). Selupu Rejang subdistrict Karang Jaya Village an Tugumulyo
Subdistrict E Wonokerto Village which have different location. And the results of
the morphological variation of the two galangal plants (Alpinia galanga) in
different regions and the height of different plants ranging from leaf height, leaf
color, rhizome size, and roots. For anatomical variations from both places also
showed different results which include the shape of the epidermis, then the size of
the epidermal cell, size, density, and number of stomata.

Keywords: Mophology, Anatomy, Height Of Place, Galangal and Booklet.

A. PENDAHULUAN Seperti tumbuhan lengkuas


Morfologi dan Anatomi (Alpinia galanga) yang dapat di
Tumbuhan yaitu ilmu biologi yang amati secara morfologi dan
berbeda namun masih saling terkait anatominya. Lengkuas yaitu jenis
satu sama lain. Morfologi Tumbuhan tanaman yang bisa di amati
merupakan cabang ilmu biologi yang morfologi dan anatominya. Lengkuas
mempelajari tentang bentuk dan atau laos adalah jenis tanaman terna,
susunan luar tubuh tumbuhan. tanaman ini tumbuh tegak dan
Sedangkan Anatomi Tumbuhan memiliki tinggi sekitar 1-2 m.
merupakan ilmu urai, dalam botani, Biasanya hidup di dataran rendah
yaitu yang mempelajari susunan dan dataran tinggi, diketinggian 1200
dalam tumbuh-tumbuhan (Sa’adah, m diatas permukaan laut (Ernawati,
2015:15). 2011:2).

Menurut Nurmasari dan tinggi tempat penanaman, tinggi


Djumali (2011:48), ketinggian tanaman dan ukuran daun semakin
tempat berpengaruh terhadap menurun. Hal ini di sebabkan oleh
pertumbuhan tanaman, semakin adanya unsur-unsur iklim di antara
perbedaan lokasi atau tempat dari pada generalisasi (Sugiyono,
tersebut, di mana unsur-unsur iklim
2013:15).
sangat mempengaruhi proses
fisiologi tanaman. Pengambilan sampel
B. METODE PENELITIAN berdasarkan metode purposive
Metode penelitian ini sampling, yaitu pengambilan sampel
merupakan penelitian kualitatif yaitu sumber data dengan menggunakan
metode yang berlandaskan pada pertimbangan tertentu (Sugiyono,
filsafat post positiv, yaitu dimana 2013:300).
meneliti pada kondisi objek yang Berikut alat dan bahan
alamiah, (sebagai lawannya adalah penelitian:
eksperimen) peneliti sebagai 1. Alat
instrumen kunci, serta pengambilan a) Instrumen pengamatan 1 buah
sampel di lakukan secara purposive, b) Kaca penutup
cara pengumpulan data di lakukan c) Penggaris 1 buah
dengan triangulasi (gabungan), d) Alat tulis
analisis data bersifat kualitatif atau e) Benang jahit 1 buah
induktif, dan hasil penelitian f) Toples
kualitatif lebih menekankan makna g) Koran

h) Karton

i) Buku rujukan morfologi

tumbuhan

j) Bingkai

k) Pinset

l) Silet
m)Mikroskop cahaya p) Higro meter

n) Pipet tetes q) Alti meter

o) Kamera r) Soil Tester


2. Bahan c. Lebar daun di ukur secara
a) Sampel lengkuas horizontal menggunakan
b) Alkohol 70% penggaris.
c) Sampel rimpang lengkuas d. Batang diukur menggunakan
d) Aquades benang mulai dari helaian daun
Prosedur pengamatan yang terakhir sampai pangkal
morfologi dan pembuatan herbarium batang
adalah: e. Benang hasil pengukuran di
3. Cara Kerja ukur menggunakan mistar
a. Sampel di ambil dan di f. Karakter kualitatif di amati dan
letakkan di meja. Daun yang hasilnya dicatat dalam tabel
diukur merupakan daun pengamatan
terlebar. g. Sampel lengkuas untuk
b. Panjang daun di ukur dengan pembuatan herbarium di pilih
mistar mulai dari pangkal daun rimpang tanaman lengkuas
sampai ujung daun. yang segar

h. Pada pembuatan herbarium

kering, bagian daun, batang,

dan akar tanaman lengkuas di

bersihkan terlebih dahulu

kemudian di lapisi dengan

koran dan kemudian jemur di

bawah terik matahari, setelah

kering bagian daun, batang, masukkan ditoples dan di

akar bisa di bingkai. berikan alkohol 70%.

i. Pada pembuatan herbarium j. Penyimpanan herbarium.

basah sampel lengkuas di Herbarium bisa di manfaatkan


sebagai obyek sumber c. Preparat yang sudah di beri
penelitian karakterisasi aquades ditutup dengan gelas
morfologi tumbuhan jika di penutup.
lain hari di perlukan (Sa’adah, d. Preparat di tutup dengan kaca
2015:47). penutup dan di lihat di
Langkah-langkah pengamatan mikroskop pada perbesaran
anatomi jaringan adalah: 10x 40x.
1. Cara Kerja e. Objek yang sudah di temukan
a. Rimpang lengkuas di sayat kemudian di foto (Sa’adah,
secara melintang menggunakan 2015:47).
silet. Prosedur pengembangan
b. Sayatan di letakkan pada gelas booklet dalam penelitian ini adalah:
benda kemudian di tetesi Model pengembangan yang di
aquades satu tetes. gunakan pada penelitian ini adalah

model Borg dan Gall. Model Borg

dan Gall adalah suatu proses yang di

pakai untuk mengembangkan dan

memvalidasi produk penelitian

(Setyosari, 2013:276). Menurut

Tegeh, dkk (2014:7) langkah-

langkah penelitian dan

pengembangan model Borg dan gall

terdiri dari 10 tahapan, yaitu:

penelitian dan pengumpulan

informasi, perencanaan, persiapan, revisi produk utama, uji

mengembangkan bentuk lapangan utama, pelaksanaan revisi

pendahuluan produk, uji lapangan produk, uji lapangan operasi, revisi


produk akhir, penyebaran dan dengan inventarisasi famili
pengimplementasian. Tetapi, dalam Zingiberaceae.
penelitian ini peneliti memodifikasi 2) Perencanaan, pada tahap ini
langkah-langkah penelitian dan peneliti menentukan spesifikasi
pengembangan tersebut menjadi 4 produk yang akan di buat dengan
tahap. Hal ini dikarenakan terbatas memperhatikan kebutuhan dalam
waktu dan biaya yang diperlukan pembuatan booklet. Kemudian
peneliti dalam penelitian ini. peneliti menentukan kualifikasi
Berikut ini langkah-langkah validator. Validator tersebut
penelitian dan pengembangan yaitu: meliputi validator ahli materi, ahli
1) pengumpulan informasi, pada bahasa, dan ahli desain. Adapun
tahap ini peneliti mengkaji dan instrumen dalam validasi tersebut
memperkuat hasil penelitian berupa angket.
dengan teori-teori yang 3) Perencanaan produk, pada tahap
mendukung dengan cara ini peneiliti menyusun rancangan
mengumpulkan data, buku-buku media booklet termasuk persiapan
dan sumber refensi lainnya terkait materi, isi dan alat evaluasi yang

akan digunakan. Susunan

rancangan media booklet tersebut

dapat dilihat

4) Validasi produk, pada tahap ini

dilakukan oleh validator ahli,

yang terdiri dari validator ahli

materi, ahli bahasa dan ahli

desain. Validasi ini dilakukan oleh validasi booklet tersebut menurut

seseorang yang memang ahli validator belum layak berarti

dalam bidang tersebut. Jika hasil booklet perlu dilakukan


perbaikan dan penyempurnaan a. Morfologi dan Anatomi
C. HASIL Daun (Folium) Lengkuas
1. Variasi Morofologi dan (Alpinia galanga)
Anatomi Lengkuas (Alpinia
galanga) Berdasarkan Hasil pengamatan pada
Perbedaan Ketinggian tempat
sampel daun lengkuas dikedua
Hasil perbandingan pada
wilayah dapat dilihat pada
sampel lengkuas dikedua wilayah
gambar 4.2 berikut:
dapat dilihat pada gambar 4.1

berikut:

Gambar 4.2 (a) Daun Lengkuas


(Alpinia galanga) di Kecamatan
Selupu Rejang dan (b) Daun
Lengkuas (Alpinia galanga) di
Kecamatan Tugumulyo
(Sumber: Dokumentasi Pribadi,
2018)
Berikut saat

pengukuran sampel daun dapat

di lihat pada gambar 4.3,


a b
sebagai berikut:

Panjang
Gambar 4.1 Perbedaan
Tanaman Lengkuas Di Kedua
Wilayah (a) Kecamatan Selupu Lebar
Rejang dan (b) Kecamatan
Tugumulyo Gambar 4.3 Pengukuran Panjang
(Dokumentasi Pribadi, 2018) dan Lebar Daun Lengkuas
(Alpinia galanga)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi,
2018)
dan rapat . bentuknya
2. bentuknya ada beragam ada
Hasil Variasi yang segi lima, yang segi lima,
bulat, dan bulat, lonjong,
lonjong. Dan namun bentuk
morfologi daun lengkuas di dataran tinggi jika dilihat segi lima lebih
secara menonjol.
keseluruhan . Dengan
dan dataran rendah dapat di lihat pada bentuk bulat stomata yang
kecil dan memiliki
lonjong lebih ukaran sama
Tabel 4.2: menonjol. dengan sel
3. Terdapat epidermis,
stomata pada letaknya tidak
Tabel 4.2 Variasi Morfologi Daun setiap barisnya beraturan pada
Lengkuas (Alpinia galanga) dan letaknya
sejajar dan
setiap barisnya
namun jumlah
Variasi Dataran Dataran
jumlahnya cukup banyak
morfologi Tinggi Rendah
tidak terlalu yaitu 10.
(Kecamatan (Kecamatan Berdasarkan
banyak rata-
hasil
Selupu Tugumulyo)
rata 7.
Rejang)
Panjang daun 23 cm 35,1 cm pengamatan pada sampel
lebar daun 7 cm 8,74 cm
Warna daun Hijau Hijau Pekat
kekuningan lengkuas yang ada di
Bangun daun Lanset Lanset
Tepi daun Rata Rata
Ujung daun Runcing Runcing kecamatan Selupu Rejang dan
Pangkal daun Tumpul Tumpul
Pertulangan Menyirip Menyirip
daun kecamatan Tugumulyo pada
Tekstur daun Licin Licin
Tipe daun Lengkap Lengkap
Tabel 4.2 menunjukan bahwa
Hasil variasi anatomi
daun lengkuas dari dataran
daun lengkuas di kedua
tinggi memiliki ukuran panjang
wilayah dapat di lihat pada
dan lebar yang berbeda.
tabel 4.3 sebagai berikut:
Sampel daun lengkuas di
Tabel 4.3 Variasi Anatomi Daun
lengkuas (Alpinia galanga) dataran tinggi memiliki ukuran

Variasi Dataran Tinggi Dataran panjang dan lebar yang lebih


anatomi (Kecamatan Rendah
selupu Rejang) (Kecamatan
Tugumulyo) kecil di bandingkan dengan
Jaringan
epidermis
daun yang di dataran rendah. Pada
(folium)

dataran rendah daun lengkuas


Deskripsi 1. Pada sampel . jaringan
daun jaringan epidermisnya
epidermisnya memiliki memiliki ukuran panjang dan
memiliki ukuran yang
ukuran yang besar dan
relatif kecil jelasserta rapat lebar yang besar. Setelah di

amati pada sampel daun yang berbeda hanyalah

lengkuas selain ukurannya pada warna daun saja daun

yang berbeda secara morfologi lengkuas pada dataran

dari daun tersebut relatif sama tinggi memiliki warna


hijau kekuningan sedangkan
Hasil variasi morfologi
daun lengkuas pada dataran
pada sampel batang semu di
rendah memiliki warna hijau
kedua wilayah dapat di lihat
pekat.
pada Tabel 4.4 sebagai berikut:
b. Morfologi dan Anatomi
Batang (Caulis) Semu Tabel 4.4 Variasi Morfologi
Batang Semu Lengkuas
hasil pengamatan pada (Alpinia galanga)
Variasi Dataran Dataran Rendah
batang semu lengkuas di kedua morfologi tinggi (Kecamatan
(Kecamatan Tugumulyo)
Selupu
wilayah yaitu dataran tinggi Rejang)
Panjang 49,5 cm 110 cm
batang
dan dataran rendah dapat di Jenis batang Semu Semu
Bentuk Bulat Bulat
batang
lihat pada gambar 4.4 sebagai Warna batang Hijau
keputihan
Hijau keputihan

Jenis Monopodial Monopodial


berikut: percabangan
Tekstur Basah Basah
batang
Arah tumbuh Tegak lurus Tegak lurus
Panjang batang batang

Hasil variasi anatomi


a b
Gambar 4.4 (a) Batang Semu pada sampel batang semu di
Lengkuas (Alpinia galanga) Dari
Kecamatan Selupu Rejang dan (b) kedua wilayah dapat di lihat
Kecamatan Tugumulyo
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, pada Tabel 4.5 sebagai berikut:
2018)
Tabel 4.5 Variasi Anatomi
Batang Semu Lengkuas (Alpinia
galanga)
Variasi Dataran Tinggi Dataran Rendah
anatomi (Kecamatan (Kecamatan
selupu Rejang) Tugumulyo)
Jaringan
epidermis
batang
(caulis)
semu

Deskripsi 1. bentuknya 1. Dari bentuk


segilima dan jaringan
bulat dan epidermis nya
lonjong sangat beragam
2. susunan nya mulai dari
sangat rapat lonjong, bulat,
3. ukuran segi lima ada lihat pada gambar 4.5 sebagai
jaringan juga segi enam
epidermisnya 2. Susunan nya
masih rapat berikut:
bervariasi 3. Ukurannya
mulai dari relatif kecil dan
kecil sampai susah untuk
besar. diamati dan hal
tersebut karena
batang memiliki
warna hijau
yang pekat dan
serat yang
banyak.

Hasil pengamatan dan a


b

pengukuran morfologi pada Gambar 4.5 (a) Sampel Rimpang


Lengkuas (Alpinia galanga) di
batang lengkuas yang Kecamatan Selupu Rejang dan (b)
Sampel di kecamatan Tugumulyo
tergolong batang semu, pada (Sumber: Dokumentasi pribadi,
2018)
sampel A yang ada pada
Hasil pengamatan
dataran tinggi memiliki batang
morfologi rimpang lengkuas
lebih pendek. Pada sampel B
dapat di lihat pada Tabel 4.6
batang lengkuas yang ada
berikut:
didataran rendah memiliki
Tabel 4.6 Variasi Morfologi
ukuran lebih panjang dan Rimpang Lengkuas (Alpinia
galanga)
besar. Secara kesluruhan Variasi
morfologi
Dataran tinggi
(Kecamatan
Dataran Rendah
(Kecamatan
Selupu Rejang) Tugumulyo)
morfologi batang lengkuas dari Panjang
rimpang
5,9 cm 6,8 cm

Lebar 2,9 cm 2,7 cm


kedua tempat yang berbeda rimpang
Bentuk Silindris Silindris
rimpang
ketinggian relatif sama. Warna kulit Coklat agak Coklat agak
kemerahan atau kemerahan atau
kuning kuning kehijauan
c. Morfologi dan Anatomi kehijauan pucat
jika sudah tua
pucat pucat jika
sudah tua
Rimpang (Rhizoma) Warna Putih Putih
daging
rimpang
Berikut hasil pengamatan
Variasi anatomi sampel
sampe rimpang lengkuas di
rimpang lengkuas dapat di lihat
kedua wilayah dataran tinggi
pada Tabel 4.7 sebagai berikut:
dan dataran rendah dapat di

Tabel 4.7 Variasi Anatomi Variasi Dataran Tinggi Dataran


anatomi (Kecamatan Rendah
Rimpang Lengkuas selupu Rejang) (Kecamatan
Tugumulyo)
(Alpinia galanga)
Jaringan
epidermis satu dengan yang selanjutnya
rimpang
(rhizoma)
memiliki jarak yang dekat.

Berbeda dengan sampel B atau


Deskripsi 1. Bentuknya ada 1. Berbentuk segi
yang bulat lima, bulat,
besar, segi segi tiga sampel lengkuas yang ada di
empat segi 2. Susunan nya
lima, segi tak beraturan.
enam. 3. Diantara sel Kecamatan Tugumulyo, pada
2. Susunan tersebut ada
terlihat sangat senyawa fenol
berantakan. yang berwarna sampel rimpang lengkuas ini
3. terdapat kekuning-
senyawa fenol kuningan yang
yang berwarna sedikit lebih memiliki ukuran yang lebih
kekuning- jelas. Senyawa
kuningan. tersebut
Berguna berguna besar di bandingkan dengan
sebagai anti sebagai anti
jamur, tersebar jamur, dan
tidak terlalu tersebar cukup yang sampel A, selain itu
banyak dan banyak.
tidak jelas
warna nya. buku-buku antara ruas satu
Hasil pengamatan pada
dengan selanjutnya memiliki

jarak yang tidak terlalu dekat.

d. Akar (radix)

Hasil pengamatan
sampel rimpang lengkuas dari
morfologi pada sampel akar
kedua tempat yaitu Kecamatan
dari kedia wilayah dapat dilihat
Selupu Rejang dan Kecamatan
pada gambar 4.6 berikut:
Tugumulyo menunjukan

bahwa secara morfologi jelas

sekali perbedaan antara kedua

sampel tersebut. Di mana


a
sampel A memiliki ukuran b
Gambar 4.6 (a) Sampel Akar Dari
rimpang yang lebih kecil, Kecamatan Selupu Rejang dan (b)
Sampel Kecamatan Tugumulyo
selain itu buku-buku yang ada (Sumber: Dokumentasi Pribadi,

pada luar rimpang antara ruas 2018)


hasil pengamatan berikut:

morfologi pada sampel akar Tabel 4.8 Variasi Morfologi


Akar Lengkuas (Alpinia
dapat di lihat pada Tabel 4.8 galanga)
Variasi yang Dataran Dataran memiliki ukuran yang lebih
Diamati tinggi Rendah
(Kecamatan (Kecamatan
Selupu Tugumulyo) besar namun tidak terlalu
Rejang)
Tipe akar Serabut Serabut
Bentuk akar Bulat Bulat panjang.
memanjang memanjang

2. Booklet Dalam Mata Kuliah


Berdasarkan hasil Morfologi dan Antomi
Tumbuhan
hasil pengamatan morfologi Berikut merupakan hasil
akar pada lengkuas, validasi dan uji coba kelompok
menunjukan bahwa akar kecil dari ketiga ahli, yaitu ahli
lengkuas merupakan akar bahasa, ahli media, ahli materi
serabut dengan bentuk bulat dan mahasiswa sebagai berikut:
memanjang, namun secara 100
80
morfologi sampel akar dari 60
40
kedua tempat memiliki ukuran 20

berbeda, akar sampel A atau 0

yang ada didataran tinggi

memiliki akar yang lebih


Gambar 4.7 Hasil Uji Coba
Kelompok Kecil
panjang namun ukuran nya
Booklet ini dibuat
kecil, sedangkan sampel B
sebagai sumber belajar bagi
yang ada didataran rendah
mahasiswa dan kalangan

umum untuk menambah

wawasan atau informasi

mengenai morfologi dan

anatom lengkuas. Booklet yang

telah dibuat kemudian

divalidasikan kepada tiga ahli,

yaitu ahli bahasa, ahli media, anatomi dengan

dan ahli materi morfologi dan menggunakan


kuesioner (angket). Kecamatan Selupu Rejang
D. Pembahasan pada tanggal 29 juli 2018
hasil dari penelitian tanaman pukul 10.00-18.00 WIB.
lengkuas yang telah diamati dan Sampel di ambil sebanyak 5
diukur kemudian dijelaskan dalam sampel yang sesuai dengan
pembahasan berikut: kriteria yang di inginkan dan
1. Variasi Morfologi dan kemudian di samakan dari
Anatomi Lengkuas (Alpinia
galanga) kedua tempat. Sampel di
Sampel lengkuas dari
ambil berdasarkan hasil
Kabupaten Rejang Lebong di
wawancara dengan pemilik
ambil di Desa Karang Jaya
tanaman lengkuas tersebut
Kecamatan Selupu Rejang.
guna mengetahui informasi
Desa Karang Jaya memiliki
tentang lengkuas tersebut
ketinggian 1113 mdpl,
yang ia tanam. Meliputi
dengan skala kelembaban 76
varietas lengkuas apa yang
%, suhu udara 27 oC, dan pH
ditanam, perlakuan yang di
tanah 6. Pada pengambilan
berikan berupa apa, umur
sampel lokasi untuk
tumbuhan lengkuas dan
pengambilan sampel adalah
penggunaan pupuk apa.
di halaman belakang rumah
Setelah itu sampel diambil
warga setempat. Kegiatan
dan untuk penelitian ini
sampling di lakukan di
sampel yang berasal dari

Desa Karang jaya diberi

inisial A sedangkan yang

berasal dari Desa E Desa E Wonokerto dilakukan

Wonokerto diberi inisial B. pada tanggal 31 juli 2018 pada

Kegiatan sampling di pukul 10.00-18.00 WIB. Desa E


Wonokerto memiliki tidak subur memiliki batang
ketinggian mencapai 136 yang pendek dan daunnya
mdpl, dengan skala lebih kecil. Sampel yang
kelembaban 62 %, suhu udara diperoleh kemudian dibawa
yaitu 33 oC, dan pH tanah 6 ke Laboratorium STKIP-
yang tergolong asam. Sampel PGRI Lubuklinggau untuk
ini diambil dipekarangan dilakukan pengamatan variasi
rumah warga setempat, morfologi dan anatominya.
tepatnya dihalaman depan Sampel yang diambil dari
rumah warga. Lengkuas yang satu tempat dan yang berumur
tumbuh ditempat subur tinggi sama yaitu berumur 9 bulan, serta
batang bisa mencapai 2-2,5 perlakuan yang diberikan sama.
meter bahkan lebih dan Penduduk setempat menyebutkan
daunnya juga lebih panjang bahwa lengkuas yang sudah
dan lebar. Seperti sampel memiliki rimpang yaitu yang
yang berada di Kecamatan berumur 3-4 bulan. Variasi
Tugumulyo. Sedangkan yang morfologi yang dilakukan
tumbuh pada tempat yang berdasarkan pada karakter

morfologi menurut Tjitrosoepomo

(2007).

a. Daun (Folium)

Dari hasil pengukuran

yang telah di lakukan pada

sampel daun lengkuas,

menunjukan bahwa variasi memiliki ukuran panjang daun

morfologi daun lengkuas dari dan lebar daun yang lebih kecil

Kecamatan Selupu Rejang di bandingkan dengan sampel


daun yang ada di kecamatan unsur-unsur iklim sangat
Tugumulyo, di mana sampel mempengaruhi proses fisiologi
yang ada berasal dari tanaman.
Kecamatan Tugumulyo Selain itu daun yang
memiliki ukuran panjang dan diukur adalah daun yang
lebar yang lebih besar. Hal memiliki ukuran terbesar
tersebut sependapat dengan diantara daun lainnya dalam
Nurmasari dan Djumali satu batang, dan pengulangan
(2011:48), bahwa ketinggian dilakukan sebanyak 3x untuk
tempat berpengaruh terhadap mendapatkan nilai rata-rata
pertumbuhan tanaman, panjang daun dan lebar daun.
semakin tinggi tempat Hal tersebut dibuktikan dengan
penanaman, tinggi tanaman hasil pengukuran yang telah
dan ukuran daun semakin dilakukan yaitu pada sampel
menurun. Hal ini di sebabkan daun yang diukur dari
oleh adanya unsur-unsur iklim Kecamatan Selupu Rejang
diantara perbedaan lokasi memiliki ukuran panjang
atau tempat tersebut, dimana dengan rata-rata 27 cm dengan

lebar daun rata-rata 7 cm.

Sedangkan pada sampel daun

lengkuas yang ada di

Kecamatan Tugumulyo

memiliki ukuran panjang

dengan rata-rata 35,1cm

dengan lebar daun rata-rata bahwa daun lengkuas dari kedua

8,74 cm. Selain pengukuran tempat relatif sama, hanya saja

hasil pengamatan menunjukan yang berbeda pada sampel daun


lengkuas di Kecamatan Selupu daun lengkap. Perbandingan
Rejang pada sampel A1 dan A2 kedua sampel daun lengkuas
memiliki bercak atau bintik yang ada di dataran tinggi dan
kuning pada daun lengkuas dataran rendah, diketahui
tersebut. Sedangkan sampel bahwa ketinggian tempat dapat
daun di Kecamatan Tugumulyo mempengaruhi faktor abiotik
memiliki warna daun hijau untuk tanaman lengkuas
pekat. tersebut. Sampel lengkuas yang
Selain itu variasi ada di Kecamatan Tugumulyo
pengamatan juga dilakukan memiliki ukuran yang lebih
yaitu bangun daun lanset besar dari pada sampel
(Lanceolatus), tepi daun rata, lengkuas yang ada di
ujung daun runcing, pangkal Kecamatan Selupu Rejang hal
daun tumpul (obtusus), tersebut di karenakan
pertulangan daun menirip dan Kecamatan Tugumulyo
tekstur permukaan nya licin, merupakan wilayah yang dapat
serta lengkuas memilki tipe di katakan telah memenuhi

kriteria syarat tumbuh tanaman

lengkuas.

Selain variasi morfologi

daun lengkuas, variasi anatomi

yang diamati yaitu jaringan

epidermis. Struktur yang

diamati merupakan bentuk sel,

dan juga stomata pada daun menunujukan bahwa jaringan

lengkuas tersebut. Sampel daun epidermisnya memiliki ukuran

dari Kecamatan Selupu Rejang yang relatif kecil di bandingkan


dengan yang di Kecamatan ukuran stomatanya yang sama
Tugumulyo, dan bentuk yang dengan jaringan epidermisnya,
berbeda-beda. Setelah diamati letak beraturan (sejajar) pada
di bawah mikroskop cahaya satu barisnya. Dan jumlah
bentuknya ada yang segi lima, stomatanya tidak terlalu
bulat, dan lonjong. Jika dilihat banyak,hal tersebut telah
dari keseluruhan dapat dilihat disebutkan oleh Hamzah
bahwa bentuk bulat kecil dan (2010:19-20), ia menyatakan
lonjong lebih menonjol dan bahwa bagian tumbuhan yang
sangat rapat sehingga tidak ada dipengaruhi oleh faktor
ruang antar sel. lingkungan termasuk
Selain jaringan epidermis (ketinggian tempat) salah
terdapat pula stomata pada satunya adalah anatomi
tumbuhan yang terdapat di stomata. Anatomi stomata
daun. Pengamatan yang meliputi tipe, ukuran,
dilakukan pada sampel kerapatan dan indeks stomata.
Kecamatan Selupu Rejang, Hasil dari pengamatan sampel

yang diambil di Kecamatan

Tugumulyo, jaringan

epidermisnya memiliki ukuran

yang besar dan jelas, serta

bentuknya beragam ada yang

segi lima, bulat, lonjong,

namun bentuk segi lima lebih

menonjol. Hal tersebut juga ukuran jaringan epidermisnya

dipengaruhi oleh ukuran juga besar dan jelas.

rimpang yang besar sehingga Sedangkan stomatanya


dalam setiap baris dapat memungkinkan masuknya
terlihat jelas dan jumlahnya CO2yang diperlukan saat
cukup banyak karena daun proses fotosintesis pada siang
yang cukup lebar dan panjang, hari. Pada umumnya stomata
dan juga letaknya tidak membuka memerlukan waktu
beraturan, ukuran stomata hingga satu jam dan menutup
sama dengan ukuran jaringan kembali secara bertahap
epidermis yaitu lebih besar dari sepanjang sore (Hamzah,
sampel di Kecamatan Selupu 2010:21).
Rejang. Pada saat pengamatan Sehingga dapat
stomata dalam keadaan terbuka disimpulkan bahwa sampel
hal tersebut dikarenakan saat jaringan epidermis daun
pengamatan sampel diambil lengkuas di dataran rendah
dan diamati saat siang hari memiliki ukuran yang lebih
stomata pada tumbuhan pada besar dan terlihat sangat jelas,
umumnya membuka pada saat bentuknya juga yang beragam,
matahari terbit dan menutup ada yang bulat, segi lima,
pada saat hari gelap, sehingga lonjong. Seperti penelitian

yang dilakukan oleh Anu, dkk

(2017:72), dari hasil

pengamatannya pada daun

jarak pagar yang memiliki

bentuk sel epidermis segi lima,

segi enam, dan ada yang

berbentuk tidak beraturan. setiap barisnya namun jumlahnya

Sedangkan stomata susunannya cukup banyak dan ukurannya

yang tidak beraturan dalam sama dengan sel epidermis.


Sampel jaringan dapat berlangsung, dan sampel
epidermis di dataran tinggi diKecamatan Tugumulyo
sangat rapat dan ukurannya jumlah stomata sama relatif
relatif kecil serta bentuknya hampir sama hal tersebut
yang tidak jelas. Hal tersebut dikarenakan daun memiliki
telah dinyatakan Hamzah ukuran yang lebih panjang dan
(2010:53) bahwa tanaman yang lebar sehingga dapat
tumbuh pada ketinggian atau mengimbangi proses evaporasi
pada kondisi kekeringan akan (penguapan) sehingga
mengurangi jumlah stomata tumbuhan tidak menjadi kering
sehingga menurunnya laju dan kekurangan air.
kehilangan air. Sehingga untuk
b. Batang (Caulis) Semu
daerah Kecamatan Selupu
Variasi morfologi yang
Rejang otomatis suhu udaranya
diukur pada batang lengkuas
rendah dan menyebabkan
adalah panjang batangnya yang
stomata menjadi lebih banyak
merupakan pelepah-pelepah
agar proses transpirasi tetap
daun dari tanaman lengkuas

tersebut atau batang semu.

Batang lengkuas yang dari

dataran tinggi memiliki ukuran

yang lebih pendek dan kecil di

bandingkan dengan sampel

batang yang ada di dataran

rendah. Setelah di lakukan

pengukuran pada batang tinggi panjang batang rata-rata

lengkuas yang ada di dataran adalah 49,5 cm sedangkan yang


ada di dataran tinggi panjang susunan yang berbeda. Hal
batang mencapai 110 cm. Pada tersebut di karenakan kedua
variasi morfologi lain diamati daerah memiliki faktor abiotik
dari kedua sampel relatif sama yang berbeda, sehingga dapat
yaitu jenis batang semu, bentuk menyebabkan tumbahan yang
batang bulat, warna pelepah varietasnya sama namun secara
hijau keputihan, jenis morfologi dan anatomi
percabangan monopodial, memiliki perbedaan.
tekstur batang basah, dan Begitu pula pada batang
Lengkuas memiliki batang lengkuas yang di ambil dari
yang tegak lurus dan tingginya kedua daerah yaitu di
mencapai 2-2,5 m (Sugiaman, Keamatan Selupu Rejang dan
2015:13). Kecamatan Tugumulyo yang
Selanjutnya variasi yang memiliki perbedaan pada
diamati yaitu variasi anatomi ketinggian. Kedua batang
pada sampel batang lengkuas, tersebut memiliki perbedaan
Dari hasil pengamatan susunan baik dari morfologi maupun
jaringan epidermis pada batang anatominya. Jaringan
lengkuas di kedua daerah epidermis dari batang lengkuas
memiliki bentuk, ukuran dan dari kedua daerah. Dapat

dilihat bahwa kedua nya

memiliki bentuk, ukuran yang

beragam dan tak beraturan, ada

yang segi lima, lonjong, segi

empat dan bulat. Sampel dari dan bulat dan susunannya sangat

Kecamatan Selupu Rejang rata- rapat baik pada bagian tepi dan

rata memiliki bentuk segilima tengah serta ukuran jaringan


epidermisnya masih bervariasi lonjong, bulat, dan dan segi
mulai dari kecil sampai besar. lima. Jaringan epidermis itu
Untuk pengamatan jaringan sendiri berfungsi untuk
epidermis maka tidak melindungi jaringan dari
ditemukannya ruang antar sel lingkungan luar, serta berperan
pada jaringan ini. dalam pengaturan pertukaran
Sedangkan sampel yang gas pada daun dan permukaan
diambil dari kecamatan luarnya dilapisi oleh kutikula
Tugumulyo jaringan (Anu, 2017:70). Selain jaringan
epidermisnya memiliki ukuran epidermis pada sampel batang
yang relatif kecil dan susah di Kecamatan Tugumulyo ini
untuk diamati dan sangat rapat terdapat stomata yang sangat
hal tersebut karena batang rapat pada setiap barisnya.
memiliki warna hijau yang Seperti pernyataan Hamzah
pekat dan serat yang banyak. (2010:18), bahwa stomata
Bentuk jaringan epidermisnya biasanya ditemukan pada
sangat beragam mulai dari bagian tumbuhan yang

berhubungan dengan udara,

terutama di daun, batang dan

rhizoma. Stomata juga terdapat

pada mahkota bunga, daun

buah, tangkai sari, dan biji

tetapi biasanya stomata

tersebut tidak berfungsi.

c. Rimpang (Rhizoma) kedua wilayah yang berbeda

Variasi sampel ketinggian tempat tersebut

rimpang yang diukur dari yaitu meliputi panjang dan


lebar reimpang tersebut. rimpang 2,9 cm. Hal tersebut
Setelah dilakukan pengukuran disebabkan lengkuas tergolong
sampel rimpang yang memiliki tanaman yang dapat hidup di
ukuran dengan ukuran besar daerah dataran rendah hingga
yaitu sampel rimpang yang ada daerah dataran tinggi sekitar
di kecamatan Tugumulyo, 1.200 mdpl (Sugiaman,
sedangkan sampel rimpang 2015:13).
yang ada di Kecamatan Selupu Selain pengukuran,
Rejang ukuran rimpangnya pengamatan morfologi juga di
lebh kecil. Ukuran sampel lakukan untuk melihat seperti
rimpang di kecamatan bentuk rimpang silindris,
tugumulyo mencapai 6,8 cm warna kulit coklat agak
dengan lebar rimpang yaitu 2,7 keputihan, dan warna daging
cm. Sedangkan sampel rimpang putih. Pada sampel
lengkuas yang ada di rimpang di Kedua wilayah
Kecamatan Selupu Rejang tersebut terdapat buku-buku
memiliki ukuran dengan pada rimpang yang berfungsi
panjang 5,9 cm dan lebar untuk melindungi daging

rimpang tersebut. Rimpang

pada Kecamatan Selupu

Rejang memiliki buku-buku

dengan jakrak ruas satu ke

selanjutnya tidak terlalu

panjang sedangkan sampel

rimpang Tugumulyo buku- yang cukup panjang.

bukunya dari jarak ruas satu ke Perbandingan dari

ruas selanjutnya memiliki jarak kedua tempat terlihat pada


ukuran rimpang dimana sampel dapat berupa morfologis,
yang yang diambil di fisiologis, dan anatomis.
Kecamatan selupu Rejang Tanaman yang memiliki
ukuran rimpangnya kecil genotip yang sama, dalam
berbeda dengan sampel dari lingkungan yang berbeda,
Kecamatan Tugumulyo yang penampilan dapat berbeda
memiliki ukuran lebih besar pula. Termasuk ketinggian
hal tersebut sependapat dengan tempat yang berbeda akan
Haryanti (2010:41), bahwa mempengaruhi morfologi dan
respon tumbuhan sebagai anatomi pada tanaman
akibat dari faktor lingkungan dikarenakan pada ketinggian
terlihat pada penampilan tempat yang berbeda terdapat
tumbuhan. Tumbuhan berusaha faktor iklim yang ikut berbeda
merespon kebutuhan sehingga penampilan pada
khususnya selama siklus tanaman akan ikut
hidupnya, jika kondisi mempengaruhi. Namun, untuk
lingkungan tersebut tidak warna kulit rimpang lengkuas
mendukung. Tanggapan ini dan warna daging lengkuas

dari kedua tempat relatif sama.

Hasil pengamatan

variasi anatomi pada rimpang

lengkuas (Alpinia galanga) di

Kecamatan Selupu Rejang,

jaringan epidermis rimpang

lengkuas tersebut memiliki enam, segi empat. Namun,

bentuk yang beragam mulai karena bentuknya yang tidak

dari bulat besar, segi lima, segi teratur sehingga jaringan


epidermisnya terlihat sangat yang disebut senyawa fenol
berantakan. Sel tersebut juga dan berguna sebagai anti
memiliki ukuran yang relatif jamur. Sel yang bentuknya
kecil hal tersebut dikarenakan seperti kristal tersebut tersebar
ukuran rimpang tidak terlalu susunannya tidak beraturan
besar seperti di Kecamatan yang terdapat diantara jaringan
Tugumulyo. Dimana sampel epidermis lain. Pada senyawa
yang diambil di Kecamatan tersebut dari kedua sampel
Tugumulyo jaringan yang telah di amati
epidermisnya memiliki ukuran menunjukan sampel yang
yang cukup besar dan jelas berasal dari Kecamatan
serta bentuknya yang bervariasi Tugumulyo lebih terlihat jelas
mulai dari bentuk segi lima, dan cukup banyak dengan
bulat, segi tiga, dan tak varietasnya juga sama yaitu
beraturan. Diantara sel tersebut lengkuas putih.
ada juga sel yang berwarna Seperti penelitian
putih kekuningan-kuningan yang dilakukan oleh Salni dkk
yang berbentuk seperti kristal (2013:305), yaitu hasil uji

bioautografi fan penentuan

golongan senyawa aktif pada

fraksi n-heksan pada plat silika

gel DF254 setelah disemprot

dengan H2SO4 timbul bercak

berwarna juning dengan nilai

Rf 0,9, ini menunjukan bahwa kromatogram bercak warna

didalam fraksi n-heksan kuning menunjukan senyawa

terdapat senyawa fenol. Pada aktif terhadap Candida


albicans. Zona bening yang Kecamatan Tugumulyo relatif
terbentuk di kromatogram sama yaitu merupakan akar
memiliki diamater 15 mm. Ini serabut, karena lengkuas
bererti senyawa fenol yang tergolong tumbuhan monokotil
terdapat didalam rimpang dan bentuk akarnya bulat
lengkuas putih merupakan memanjang. Namun sampel
senyawa anti jamur Candida akar dari Kecamatan Selupu
albicans. Rejang akarnya memiliki akar
d. Akar (Radix) halus lebih banyak seperti

Hasil pengukuran pada benang-benang dan akar nya

sampel akar baik di lebih panjang sedangkan akar

Kecamatan Selupu Rejang dan yang ada di Kecamatan

Kecamatan Tugumulyo relatif Tugumulyo memiliki akar yang

sama, dari tipe akar, dan cukup besar dan jelas. Hal

bentuk akar. Hasil pengamatan tersebut sependapat dengan

variasi morfologi sampel akar Patricia dkk (2013:59) bahwa

lengkuas yang ada di pada umumnya tanaman

Kecamatan Selupu Rejang dan dengan irigasi yang baik

memiliki akar yang panjang

dibandingkan dengan tanaman

yang tumbuh di tempat yang

kering. Namun, panjang akar

berkaitan dengan ketahanan

tanaman pada saat terjadi akan memanjangkan akarnya

kekurangan air. sampai kelapisan tanah yang

Hal ini disebabkan pada memiliki ketersediaan air yang

saat kekurangan air, tanaman cukup, sehingga tanaman tersebut


dapat bertahan hidup. Sampel terlihat lebih kecil dan halus
dari Kecamatan Tugumulyo meskipun dengan umur yang
lebih jelas yaitu agak sedikit sama seperti sampel dari
besar, hal tersebut dikarenakan Kecamatan Selupu Rejang.
dataran rendah lebih cocok
2. Booklet Dalam Mata Kuliah
untuk tumbuhan lengkuas Morfologi dan Antomi
Tumbuhan
sehingga akar bisa tumbuh Booklet ini dibuat
dengan maksimal. Dalam sebagai sumber belajar bagi
proses pertumbuhannya akar mahasiswa dan kalangan
juga dapat dipengaruhi oleh umum untuk menambah
beberapa faktor abiotik seperti wawasan atau informasi
intensitas cahaya, suhu yang mengenai morfologi dan
rendah dapat anatomi lengkuas. Booklet
menyebabkan proses yang telah dibuat kemudian di
pertumbuhan nya tidak validasikan kepada tiga ahli,
maksimal sehingga akar akan yaitu ahli bahasa, ahli media,

dan ahli materi dan kelompok

kecil pada mahasiswa

morfologi dan anatomi dengan

menggunakan kuesioner

(angket). Validasi dilakukan

hanya satu kali saja karena

tujuan dari penelitian ini adalah

membuat booklet sebagai

sumber belajar bukan bahan penelitian tersebut.

ajar. Booklet dibuat hanya Validasi booklet

sebagai produk dari hasil dilakukan untuk menilai


susunan dalam pebuatan disusun, namun telah direvisi
booklet hasil penelitian dan disempurnakan sesuai
Variasi Morfologi dan dengan saran dari tim
Anatomi lengkuas (Alpinia validator. Saran yang
galanga) Berdasarkan diberikan sebagai berikut:
Perbedaan Ketinggian a. Ahli Bahasa
Tempat. Validasi dilakukan Saran yang diberikan
oleh tiga ahli, yaitu ahli yaitu dalam penggunaan
Bahasa oleh Ibu Dr. Rusmana kalimat yang efetif seperti
Dewi, M.Pd. kemudian ahli kata pada, yang, akan, kan
media atau desain oleh bapak harus dihindari atau jangan
Leo Charli. M.Pd. dan ahli terlalu sering
materi oleh ibu Reny Dwi menggunakan kata
Riastuti, M.Pd.Si. tersebut. Tata cara
Dalam penilaian dari penulisan baik spasi,
hasil validasi booklet tersebut huruf, dalam penggunaan
juga memiliki kelemahan di bahasa. Informasi yang
beberapa bagian booklet yang yang diberikan dalam

booklet tersebut haruslah

berfokus pada apa yang

menjadi hasil dari

penelitian mengenai

“Variasi Morfologi dan

Anatomi Lengkuas

(Alpinia galanga) b. Ahli Media/Desain

Berdasarkan Perbedaan Ahli media

Ketiinggian Tempat”. menyarankan dalam


penggunaan warna font banyak sekali tata cara
pada sampul yang tidak penulisan yang salah, spasi
terlalu jelas sehingga juga kurang diperhatikan,
disarankan untuk kemudian ukuran font
memperbaiki warna font dalam tabel juga tidak
agar bila dibaca dapat jelas boleh teralu kecil. Dalam
baik warna font danukuran penggunaan istilah-istilah
font. Kemudian untuk jenis didalam booklet juga harus
kertas sampul yang diperbaiki misalnya seperti
digunakan harus tebal atau nama latin pada bagian
bisa menggunakan kertas tumbuhan.
foto agar kualitas gambar d. Penilaian Mahasiswa
pada sampulnya terlihat Berdasarkan penilaian
bagus dan menarik. angket adalah mahasiswa
c. Ahli Materi biologi yang telah
Saran yang diberikan menempuh mata kuliah
berupa perbaikan tata tulis. morfologi dan anatomi
Dimana masih sangat tumbuhan. Penilaian yang

di lakukan merupakan uji

coba skala kecil

menggunakan 10

mahasiswa. Persentase

penilaiannya adalah 92,5

%. Tidak ada kritik dan


saran yang di berikan, gunakan sebagai informasi

yang artinya booklet telah dan sumber belajar bagi

di anggap praktis untuk di mahasiswa khususnya dalam


mata kuliah morfologi dan sesuai dengan saran yang
anatomi tumbuhan. diberikan, kemudian hasil
Hal tersebut skor yang didapat dari hasil
sependapat dengan kuisioner atau angket
Ernawati (2014:64), bahwa dilakukan perhitungan dan
uji coba kelompok kecil didapatkan hasil data
berjumlah 9 orang. Dan perhitungan untuk aspek
sependapat dengan Avisha bahasa dalam tabel 4.17
(2017:71), bahwa menunjukan bahwa
pentingnya di lakukan uji persentase mencapai 72,5 %,
coba produk pada skala artinya dari hasil persentase
kecil terlebih dahulu untuk tersebut dari segi aspek
mengantisipasi kesalahan bahasa yang digunakan dalam
yang dapat terjadi. booklet dapat dikatakan
Saran yang diberikan layak atau baik. Aspek bahasa
dari tim validator telah tersebut telah divalidasikan
direvisi dan di sempurnakan kepada ahli bahasa yaitu ibu

Dr. Rusmana dewi, M. Pd,

yang merupakan dosen

bahasa dan sastra di Sekolah

Tinggi Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Persatuan Guru

Republik Inonesia (STKIP-

PGRI Lubuklinggau).

Hasil perhitungan morfologi dan anatomi

untuk aspek media/desain lengkuas (Alpinia galanga),

booklet tentang variasi bahwa persentase mencapai


82,5%, artinya dari segi aspek persentase booklet yang telah
media/desain dikatakan layak. divalidasi mencapai 87,6 %.
Aspek media tersebut Artinya dari segi aspek materi
divalidasikan oleh ahli media booklet yang dibuat layak
yaitu bapak Leo Charli, M.Pd untuk digunakan.Secara
sebagai ahli media. keseluruhan hasil-hasil
Aspek materi tersebut kemudian di
divalidasikan kepada ibu dapatkan nilai rata-rata 81%.
Reny Dwi Riastuti, M.Pd.Si Dimana skor 81 %
yang merupakan Dosen menunjukan bahwa booklet
Pendidikan Biologi dengan yang telah dibuat sangat
mengampu mata kuliah layak untuk diuji cobakan
morfologi tumbuhan di kepada Mahasiswa Biologi
Sekolah Tinggi Keguruan dan yang telah menempuh mata
Ilmu Pendidikan Persatuan kuliah Morfologi dan
Guru Republik Inonesia Anatomi Tumbuhan. Pada
(STKIP-PGRI tahapini untuk mengetahui
Lubuklinggau). Hasil keterbatasan booklet yang

meliputi kemudahan,

kemenarikan, dan

keterpahaman. Hasil

penilaian kuantitatif dari

mahasiswa mendapatkan

persentase 92,5 %.

E. KESIMPULAN 1. Variasi morfologi dari kedua

Berdasarkan hasil penelitian tanaman lengkuas (Alpinia

dapat di simpulkan bahwa: galanga) yang berbeda wilayah


serta ketinggian tempat yang serta jumlah stomata yang
berbeda menghasilkan tanaman berbeda ada yang 7 dan yang 10.
yang berbeda. Hasi penelitian 2. Presentase hasil penilaian booklet
yang dilakukan menunjukan secara keseluruhan dari segi
bahwa sampel tanaman yang bahasa, media, dan materi,
berada didataran rendah lebih didapatkan nilai rata-rata yaitu
bagus, dibuktikan dengan batang 81%. Dan hasil penilaian angket
yang lebih tinggi, kemudian kepada Mahasiswa Biologi secara
ukuran daun lebih panjang dan keseluruhan mencapai 92,5 %.
lebih lebar, serta warna daun juga Sehingga dapat dikatakan bahwa
lebih hijau. Dengan rimpang yang desain booklet yang telah dibuat
memiliki ukuran lebih besar, dan sudah baik dan sangat layak.
akar yang besar.Dari segi DAFTAR PUSTAKA
Anu, O. Rampe, L. H. & Pelealu, J.
Anatomi sampel dikedua wilayah J. (2017). Struktur Sel Epidermis
dan Stomata Daun Beberapa
memiliki bentuk sel epidermis Tumbuhan Suku Euphorbiaceae.
Jurnal MIPA UNSRAT ONLINE.
yang bervariasi, ada yang segi 6 (1) 69-73.
empat, segi lima, segi enam, bulat, Avisha, P. Kurniawan, D. A. &
Rahayu, M. H. (2017).
lonjong, dengan kerapat berbeda, Pengembangan Media
Pembelajaran Booklet Pada
Materi Sistem Imun Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas XI
SMAN 8 PONTIANAK.
Jurnal
Bioeducation. 4. 1. 64-73.
Ernawati. (2011). Pengaruh Ekstrak
Rimpang Lengkuas (Languas
galanga)

Terhadap Pertumbuhan
Bakteri
(Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli dan JAMUR
Candida albicans. Makasar:
Skripsi Program Studi Biologi
Universitas Islam Negeri Ernawati. (2014). Pengembangan
Alauddin makasar. Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan Model 4-D Pada Salni. Aminasih, N. dan Sriviona, R.
Materi Getaran Gelombang dan (2013). Isolasi Senyawa
Bunyi Dalam Meningkatkan Antijamur Dari Rimpang
Pemahaman Konsep Siswa SMP Lengkuas Putih (Alpinia
Negeri 6 Palu. Jurnal Sains dan galanga (L.) Willd) dan
Teknologi Tadulako. 3. 1. 62-71. Penentuan Konsentrasi Hambat
Hamzah, F, M. (2010). Studi Minimum Terhadap Candida
Morfologi dan Anatomi Daun albicans. Jurnal Prosidin Semirf
Edelweis Jawa (Anaphalis FMIPA Universits Lmpun:
javanica) Pada Zona Ketinggian Jurusan Biologi FMIPA Unsri.
Yang Berbeda di Taman Setyosari, P. (2013). Metode
Nasional Bromo Tengger
Penelitian Pendidikan dan
Semeru. Skripsi Jurusan Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi Pengembangan. Jakarta Prenada
Universitas Islam Negeri (UIN) Media Group.
Maulana Malik Ibrahim Malang.
Sugiaman, H. L. (2015). Daya
Haryanti, S. (2010). Pengaruh Antibakteri Ekstrak Rimpang
Nauangan Yang Berbeda Lengkuas Merah (Alpinia
Terhadap Jumlah Stomata dan purpurata K. Schum) Terhadap
Ukuran Porus Stomata Daun Pertumbuhan
Zephyranthes rosea Lindl,
BulletinAnatomi dan Fisiologi, Bakteri Streptococcus mutans
XVIII (I). Secara In Vitro. Makasar:
Skripsi Fakultas Kedokteran
Nurmasari, E. &Djumali. (2010). Gigi Universitas Hasanuddin
Pengaruh Kondisi Ketinggian Makasar.
Tempat Terhadap Produksi dan
Mutu Tembakau Temanggung. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Malang: Jurnal Balai Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Tanaman Tembakau dan Serat. Kombinasi (Mixed Methods).
3. 2. 71-79. Bandung: Alfa Beta.

Sa’adah, L. (2015). Karakterisasi Tegeh, M. Nyoman, J. & Ketut, P.


Morfologi dan Anatomi Selada (2014). Model Penelitian
Air (Nasturtium spp.) Di Pengembangan. Yogyakarta:
Kabupaten Batang dan Graha Ilmu.
Semarang Sebagai Sumber
Belajar Dalam Mata Kuliah Tjitrosuepomo, G. (2009). Morfologi
Morfologi dan Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah
Tumbuhan. Semarang: Skripsi Mada University Press.
Program Studi Biologi Torey, C, P. Al, S, N. Siahaan, P. &
Universitas Islam Negeri Mambu, M, S. (2013). Karakter
Walisongo Semarang. Morfologi Akar Sebagai
Indikator Kekurangan Air Pada
Padi Lokal Superwin. Jurnal
Jurusan Biologi Fakultas MIPA
Universitas Sam Ratulangi
Manado.

Anda mungkin juga menyukai