Anda di halaman 1dari 9

Analisis Perbedaan Waktu Pemotongan Akar Tumbuhan Paku Pteris

Vittata Terhadap Pembelahan Sel Fase Mitosis

Eriko R K*, Karina P R, Arum Palasari, Nur Aisyah, Darmanto Pedang, One Azmi I,
Faizatun N L, Fuad Jaya Miharja S.Pd M.Pd, Ahmad Fauzi M. Pd
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Malang, Indonesia
Corresponding email: erikorohman3@gmail.com

Abstrak

Pteridophyta atau tumbuhan paku memiliki sistem pembuluh yang sejati. Pada Pteridophyta
pembelahan selnya termasuk pembelahan sel mitosis, dimana pada tumbuhan pembelahan sel
terjadi pada ujung akar dan ujung batang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
perbedaan waktu pemotongan akar terhadap pembelahan sel mitosis. Penelitian ini
menggunakan tumbuhan Pteitris vittata dengan menggunakan instrumen penelitian berupa
observasi dan teknik analisis data adalah analisis statistika.
Kata kunci : Pembelahan sel, Perbedaan waktu, Pteris vittata

Pendahuluan paku dapat ditemukan dengan jenis yang


Jenis keanekaragaman hayati dari beraneka ragam di beberapa lingkungan
kelompok flora yang ada di Indonesia yang sesuai dengan habitat tumbuhan
adalah tumbuhan paku yang merupakan paku. Tumbuhan paku yang mendominasi
tumbuhan kormophyta berspora yang dapat wilayah Universitas Muhammadiyah malang
hidup dengan mudah di berbagai macam salah satunya adalah Pteris vittata.
habitat dan di mana saja. Keanekaragaman Pteris vittata merupakan suatu
yang dimiliki tumbuhan paku (Pteridophyta) divisio tumbuhan yang telah memiliki sistem
sangat beraneka ragam, hal ini dibuktikan pembuluh sejati (kormus), artinya tubuhnya
dengan data jumlah spesies tumbuhan dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga
paku. Menurut Sandyet al. (2016), bahwa bagian pokok yaitu daun ,batang dan akar
total tumbuhan paku yang hampir diketahui (Kinho, 2009). Akar Pteris vittata memiliki
di dunia terdapat 10.000 jenis dan sekitar morfologinya yaitu , Akar tumbuhan paku
1.300 jenis tumbuh di Indonesia. Tumbuhan bersifat endogen dan tumbuh dari rimpang,
akar tumbuh dari pangkal batang, didapatkan pada pukul 08.00-11.00,
membentuk akar serabut, sehingga itu sehingga waktu juga merupakan salah satu
sistem perakaran paku merupakan akar faktor pembelahan sel mitosis.
serabut. Berdasarkan poros bujurnya, Menurut Abdullah (2017)
embrio tumbuhan paku dapat dibedakan pengamatan fase mitosis lebih mudah
menjadi kutub atas dan kutub bawah. Kutub diamati saat pemotongan akar pagi hari
atas berkembang membentuk rimpang dan dibandingkan siang atau sore hari, studi
daun, sedangkan bagian kutub bawah pendahuluan yang dilakukan pagi hari mulai
membentuk akar. pukul 08.00-11.00. Penelitian – penelitian
Bagian katub bawah akar akan terus yang telah dilakukan terdahulu hanya bisa
melakukan perluasan daerah yang menemukan kisaran waktu pembelahan sel
bertujuan untuk mencari mineral dengan akan tetapi waktu optimum pembelahan sel
cara melakukan pembelahan sel. pada akar paku Pteris vittata belum
Pembelahan sel pada tumbuhan paku ditemukan, maka dari itu penelitian ini
Pteris vittata umumnya tergolong pada menggunakan analisis perbedaan waktu
pembelahan sel mitosisi. Pembelahan sel pemotongan.
mitosis pada sel tumbuhan khusus terjadi
pada jaringan meristematik yang terdapat Metode Penelitian
pada ujung akar dan ujung batang. Jenis penelitian yang dilakukan
Pembelahan ini akan terjadi jika kodisis menggunakan pendekatan eksperimen.
lingkungan sekitarnya mendukung. Menurut (Jaedun,2011) Metode penelitian
Faktor –faktor yang mempengaruhi eksperimen pada umumnya digunakan
pembelahan sel adalah suhu, menurut dalam penelitian yang bersifat laboratoris.
Andrini (2017) suhu optimum untuk Namun, bukan berarti bahwa pendekatan ini
pertumbuhan paku kisaran 21-27˚C, suhu tidak dapat digunakan dalam penelitian
yang melebihi batas optimum dengan waktu sosial, termasuk penelitian pendidikan. Jadi,
yang cukup lama maka tumbuhan paku penelitian eksperimen yang mendasarkan
akan melakukan mutasi secara berlebih pada paradigma positivistik pada awalnya
yang akan berdampak kerusakan sel-sel. memang banyak diterapkan pada penelitian
Faktor selanjutnya adalah intensitas cahaya ilmu-ilmu keras (hard-science), seperti
, Intensitas cahaya yang baik bagi biologi dan Fisika, yang kemudian diadopsi
pertumbuhan paku berkisar antara 200-600, untuk diterapkan pada bidang-bidang lain,
menurut Abdullah (2017) menyatakan termasuk bidang sosial dan pendidikan.
bahwa intesnsitas cahaya optimum tersebut
Penelitian dilakukan tiga kali mikroskop, kaca preparat, cawan petri,
pengulangan selama tiga minggu di currterr, sterofoam, plastik, karet gelang,
Laboratorium Biologi UMM pada setiap hari tissue, gelas beaker, kemudian untuk bahan
Kamis pukul 10.20 – 12.30 WIB. Penelitian yang digunakan dalam pratikum ini adalah
ini menggunakan tumbuhan paku pada regen acetocarmin, aquades dan HCl. Pada
spesies Pteris vittata yang diambil pada pratikum ini dilakukan proses kerja sebagai
wilayah Universitas Muhammadiyah berikut:
Malang, bagian tumbuhan yang diamatai 1. Pengambilan tumbuhan
adalah bagian ujung akar pada tumbuhan.. paku, untuk perlakuan
Jenis data yang digunakan dalam pertama pada pukul 08.30,
penelitian ini termasuk dalam jenis data perlakuan ke dua pada pukul
primer dengan instrumen pengumpulan 09.00 dan perlakuan ketiga
data observasi. Jenis data dan instrumen pada pukul 09.30.
pengumpulan data yang yang dilakukan Pengambilan paku yang
dengan cara pengamatan kromosom akar berlokasi pada sungai di
tumbuhan paku Pteris vittata secara desa Karyawiguna belakang
langsung pada mikroskop. Pengamatan kampus III UMM
yang dilakukan oleh 2 orang dengan
mengamati 1 preparat dan 3 sudut
pandang. Hasil dari pengamatan kemudian
dikumpulkan dan di analisis dengan
menggunakan teknik analisis statistik
deskriptif, Analisis statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul. 2. Pemotongan ujung akar
Uji hipotesis pada penelitian ini adalah uji tumbuhan paku
Anava 1 faktorial, variabel dependen pada
penelitian ini adalah pembelahan sel mitosis
dan variabel independen adalah
pemotongan akar paku.
Pada pratikum ini menggunakan alat
berupa botol flakon yang digunakan tempat
perlakuan, pipet tetes, waterbath,
3. Memasukan potongan ujung
akar paku kedalam botol
flakon yang berisiskan
larutan FAA (perlakuan
perendaman dengan larutan
FAA tidak
lebih dari 24 jam yang
6. Memasukan botol flakon
dimaksudkan agar sel pada
yang berisi potongan ujung
ujung akar tumbuhan paku
akar paku dan larutan HCL
tidak rusak)
kedalam waterbath selama
15 menit

4. Pencucian potongan ujung


akar tumbuhan paku
menggunakan aquades
sebanyak 8 kali pencucian 7. Melakukan pencucian
potongan ujung akar paku
sebanyak 4 kali

5. Memasukan potongan ujung


akar tumbuhan akar paku
yang telah di cuci dengan
8. Melakukan pemotongan
aquades ke dalam botol
yang lebih kecil lagi.
flakon dan kemudian
Potongan ujung akar
ditambahkan larutan HCL
tumbuhan paku tadi di
potong lagi menjadi 2 bagian
bagian berwarna putih dan
bagian berwarna kuning,
bagian yang berwarna putih Dari hasil pengamatan pada
yang akan diamati tanggal 4 April 2019 dengan 2 preparat
ditemukan fase pembelahan sel pada
preparat 1 sudut pandang 1 yaitu, fase
Anafase berjumlah 3 dengan jumlah sel
keseluruhan 88 sel, pada preparat 1
sudut pandang 2 diten

Tabel hasil pengamaatan pembelahan sel


9. Pemberian regen No Tanggal Gambar Hasil
acetocarmin, ini berfungsi pelaksanaan Pengamatan
untuk pemberian warna pada
sel. Pemberian regen ini 1 Preparat 1

selama 10 menit Sudut pandang 1


Perbesaran 40×10

10. Melakukan pengamatan


pada mikroskop, 1 preparat
Anafase= 3
diamatai oleh 2 orang Tanggal 04
Sel= 88
dengan 3 sudut pandang April 2019
yang berbeda 2 Preparat 1
Sudut pandang 2
Perbesaran 40×10

Hasil dan pembahasan Profase = 2


Jumlah sel = 167

3 Preparat 1
Sudut pandang 3

Metafase = 1
Anafase = 1
Jumlah sel
keseluruhan = 116

6 Preparat 2
Sudut pandang 3

Telofase = 1
Jumlah sel =4
4 Preparat 2
Sudut pandang 1

Metafase = 1
Anafase = 1
Jumlah sel
keseluruhan = 99
7 Tanggal 18 Preparat 1
Profase = 1
April 2019 Sudut pandang 1
Metafase = 2
Anafase = 1
Jumlah sel
keseluruhan = 91
5 Preparat 2
Sudut pandang 2
Profase = 9
Jumlah sel
keseluruhan = 97
8 Preparat 1 Jumlah sel
Sudut pandang 2 keseluruhan = 41

11 Preparat 2
Sudut pandang 2

Profase = 9
Anafase = 1
Jumlah sel
keseluruhan = 38
9 Preparat 1 Fase = -

Sudut pandang 3 Jumlah sel


keseluruhan = 107
12 Preparat 2
Sudut pandang 3

Profase = 7
Anafase = 1
Fase = -
Jumlah sel
Jumlah sel
keseluruhan = 21
keseluruhan = 53
10 Preparat 2
13 Tanggal 2 Preparat 1
Sudut pandang 1
Mei 2019 Sudut pandang 1

Anafase = 1
Profase = 1 membutuhkan waktu sekitar 30-60 menit.
Jumlah sel Fase metafase membutuhkan waktu sekitar
keseluruhan = 12 2-6 menit, pada fase ini kromosom
menyusun diri secara acak pada satu
Berdasarkan hasil pengamatan kromosom bidang ekuator atau tengah-tengah sel.
ujung akar tanaman Pteris vittata dengan Fase anafase membutuhkan waktu sekitar
perlakuan pemotongan hari kamis, 4 April 3-5 menit, pada fase ini komosom yang
2019 pukul 08.15 dan di fiksasi pukul 08.30, mengumpul ditengah sel terpisah dan
ditemukan fase profase 3, metafase 3 mengumpul pada masing-masing kutub
anafase 5, dan telofase 1. Pemotongan sehingga terlihat ada dua kumpulan 3
selanjutnya hari Kamis, 18 April 2019 kromosom, dan fase telofase membutuhkan
dengan perlakuan pemotongan jam 08.45 waktu sekitar 30-60 menit, pada telofase
dan di fikasasi pukul 09.00 ditemukan fase terjadi peristiwa kariokinesis (pembagian inti
profase 25, anafase 3. Dan pada menjadi dua bagian) dan sitokinesis
pengamatan selanjutnya hari Kamis, 2 Mei (pembagian sitoplasma menjadi dua
2019 ditemukan profase 1. bagian), pada fase ini pembelahan telah
Profase merupakan fase mitosis selesai.
yang paling sering ditemukan pada saat Fase mitosis sangat perlu
pengamatan berlangsung. Hal tersebut memperhatikan waktu pembelahan selnya,
sesuai dengan hasil penelitian dari waktu pembelahan sel setiap tanaman itu
Cellarova dkk., (1990) yang berbeda-beda dan tidak konstan, setiap
mengungkapkan bahwa profase merupakan tanaman sebenarnya memiliki jam biologi
aktivitas mitosis yang dominan, tahap yang mengatur waktu optimum pembelahan
metafase dan telofase berada pada mitosis. Menurut Kusumawati (2018) waktu
frekuensi yang rendah, sedangkan anafase optimum pembelahan mitosis tanaman
sangat jarang terjadi. Menurut Cahyono pada pagi hari sekitar jam 08.00-13.00
(2016) Fase mitosis memiliki beberapa dikarenakan pada pagi hari sel-selnya
tahap yaitu profase, metafase, anafase, dan banyak pada kondisi aktif. Menurut Aristya,
telofase. Beberapa tahap diats memiliki 2014 penentuan waktu pembelahan sel
waktu pembelahan yang berbeda-beda sangat diperlukan karena pada tahap ini
tergantung jenis sel yang membelah. Pada karakter-karakter kromosom dapat diamati
fase profase merupakan tahapan dengan jelas. Pada hasil pengamatan pada
pembelahan sel yang paling lama dan pukul 08.30 ditemukannya semua fase sel
membutuhkan energi yang besar, fase ini tetapi jumlah fase terbanyak pada pukul
09.00. pada pukul 09.30 hanya ditemukan 1 (Allium Ascalonicum L.)
fase yaitu profase, ini dikarenakan saat Menggunakan Safranin Untuk
perlakuan pewarnaan asetokarmin kurang Mendukung Praktikum Biologi.
maksimal pada waktu pewarnaan, Jurnal Bioleuser. Vol 1(3):86-91.
kemudian juga kurang efesien karena ISSN: 2597-6753
pewarnaan dilakukan dibawah lampu Aristya, G.R. 2014. Optimalisasi Induksi
sehingga membuat pewarnaan cepat Poliploidi Pada Tanaman Stroberi
mengering sehigga dalam proses (Fragaria Spp “Fesitival” Dan
penekanan pada kaca preparat kesusahan “California”. Jurnal Penelitian UGM :
hal tersebut berimbas pada pengamatan di Yogyakarta. Vol VI, No 10.
mikroskop yang kurang maksimal. Sehingga Cellarova, E., Rychlova, M., Seidelova A., &
dalam pengamatan ini rentan waktu yang Honcriv, R. (1990). Comparison of
efesien saat pembelahan adalah pukul Mitotic Activity and Growth in Two
08.30-09-00 Long Term Callus Cultures of
Matricaria recutitaL. Acta Biotech.
Kesimpulan 10(3), 245-251.
Pembelahan sel pada Pteris vittata memiliki Jedun, Amat. 2011. Metodologi Penelitian
waktu optimum pada pukul 08.30-09.00. Eksperimen. Yogyakarta: Lemllt
penelitian selanjutnya diharapkan akan UNY
lebih memperhatikan perlakuan saat Kinho Julianus. 2009. Mengenal Beberapa
pewarnaan. Jenis Tumbuhan Paku Di Kawasan
Hutan Payahe Taman Nasional
Referensi Aketajawe Lolobata Maluku Utara.
Andrini, Y. T. (2017). Identifikasi Waktu Balai Penelitian Kehutanan Manado.
Pembelahan Sel Mitosis Dan Jumlah MALUKU UTARA.
Kromosom Varietas Anggur Jestro
Ag 60, Prabu Bestari Dan Jestro
AG45. Pertumbuhan Muta Padi
Gogo Beras Merah Hasil Iradiasi
Gamma Kultivar Lokal, 17(1), 380-
386
Abdullah F M, Jaya A S, Widayat. 2017.
Penentuan Waktu Perendaman Sel
(Fase Mitosis) Akar Bawang Merah

Anda mungkin juga menyukai