Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori Roe dirumuskan berdasarkan hasil penelitian-penelitian yang dilakukan mengenai latar
belakang perkembangan dan kepribadian para ilmuwan di berbagai bidang, antara lain ilmu-ilmu
pengetahuan sosial dan ilmu-ilmu pengetahuan alam (biologis). Teori Roe tergolong teori pilihan
karir yang berdasar pada teori kepribadian. Hal yang dianggap penting di dalam teori ini adalah
kebutuhan dan adanya jenis-jenis kepribadian. Dalam hal kebutuhan, orang akan memilih
pekerjaan yang dapat memuaskan kebutuhannya. Pandangan-pandangan yang berpengaruh pada
penyusunan teori Roe, yaitu teori penyaluran tenaga kejiwaan dan pengaruh pengalaman masa
kecil (Murphy), teori kebutuhan (Maslow), dan faktor keturunan.

Teori Roe disebut sebagai “A need theory approach to career choice,” teori pemilihan karir
dengan pendekatan kebutuhan. Roe dan Siegelman mengemukakan hipotesis mengenai pengaruh
pendidikan dan pola asuh orang tua terhadap anak. Gaya interaksi orang tua dan anak, serta
pengaruh pola pendidikan keluarga menjadi kebutuhan perkembangan anak yang berhubungan
dengan kebutuhan pribadi dan gaya hidup dewasa nanti.

Penentuan karir di masa depan tak hanya dipengaruhi dari keinginan atau minat dan cita-cita
pribadi, tapi juga seringkali adanya harapan dari lingkungan terdekat seperti harapan keluarga
(orang tua) terhadap masa depan anaknya, harapan orang-orang sekitar melihat bakat yang
dimiliki oleh seseorang supaya lebih ahli di bidang seseuai dengan bakatnya. Terkadang
keinginan pribadi bertentangan dengan harapan orang-orang disekitarnya, hal inilah yang perlu
digali dan diselesaikan melalui konseling karir supaya lebih terarah sejak dini. Sehingga sejak
dini bisa memutuskan dan memilih jenis pekerjaan apa yang kelak ingin dilakoni.

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain sebagai berikut.

1. Bagaimana Biografi Penemu Teori Roe ?

2. Bagaimana Konsep Dasar Teori Anne Roe ?

3. Apa Saja Pilihan Karir Berdasarkan Teori Roe ?

4. Apa saja Kelebihan dan Kelemahan Dari Teori Roe ?

1.3 Tujuan Penyusunan

Adapun tujuan penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut.

1. Untuk Mengetahui Biografi Penemu Teori Roe.

2. Untuk Mengetahui Konsep Dasar Teori Anne Roe.

3. Untuk Mengetahui Pilihan Karir Berdasarkan Teori Roe.

4. Untuk Mengetahui Kelebihan dan Kelemahan Dari Teori Roe.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biografi Penemu Teori Roe

Anne Roe (28 Agustus 1904- 28 Juni 1991) adalah seorang dosen di Universitas Arizona,
sekaligus juga Psikolog ternama Amerika. Karyanya yang terkenal adalah The Psychology of
Occupations (1959). Anne Roe mengemukakan pandangannya, sebagai berikut, “Pola
pengembangan arah pilih jabatan terutama, sangat ditentukan oleh kesan pertama. Yaitu pada
masa bayi dan masa awal kanak-kanak, berupa kesan atas perasaan puas dan tidak puas,
selanjutnya akan terus berkembang menjadi suatu kekuatan yang berupa energi psikis.”

Teori Roe dirumuskan berdasarkan hasil penelitian-penelitian yang dilakukan mengenai latar
belakang perkembangan dan kepribadian para ilmuwan di berbagai bidang, antara lain ilmu-ilmu
pengetahuan sosial dan ilmu-ilmu pengetahuan alam (biologis). Teori Roe tergolong teori pilihan
karir yang berdasar pada teori kepribadian. Hal yang dianggap penting di dalam teori ini adalah
kebutuhan dan adanya jenis-jenis kepribadian. Dalam hal kebutuhan, orang akan memilih
pekerjaan yang dapat memuaskan kebutuhannya. Pandangan-pandangan yang berpengaruh pada
penyusunan teori Roe, yaitu teori penyaluran tenaga kejiwaan dan pengaruh pengalaman masa
kecil (Murphy), teori kebutuhan (Maslow), dan faktor keturunan.

2.2 Konsep Dasar Teori Anne Roe

Teori Roe disebut sebagai “A need theory approach to career choice,” teori pemilihan karir
dengan pendekatan kebutuhan. Dalam teorinya Roe mamandang pilihan karir seseorang
dipengaruhi oleh tiga komponen yang mendasar dalam hidup diantaranya:

1. Pengaruh genetika terhadap keputusan-keputusan karir

Roe memandang genetika seseorang adalah warisan dari gen ayah atau ibu, sehingga
pada prinsipnya individu memiliki berbagai potensi bawaan yang akan menentukan sifat-

3
sifat, minat, bakat dan tempramen. Pada akhirnya potensi tersebut memiliki pengaruh
yang besar dalam kehidupan seseorang terutama dalam pemulihan karir yang akan dilalui
pada masa yang akan datang. Seorang anak yang terlahir dari keluarga yang bekerja pada
bidang jasa cenderung juga akan bekerja pada bidang jasa ketika ia dewasa kelak,
demikian juga halnya dengan bidang pekerjaan lainnya. Sifat, minat, bakat dan
temperamen individu diturunkan dari orang tua mereka.

2. Pengalaman masa lalu

Berbagai pola asuh yang diterima individu pada masa anak-anak akan mempengaruhi
bagaimana pilihan karirnya di masa depan. Selain itu, suasana dan iklim yang ada di
keluarga juga memiliki kontribusi besar terhadap pilhan karir individu. Suasana yang
terjadi tersebut dapat saja berupa hal yang positif, seperti: kasih sayang, penuh perhatian,
dan saling menghargai. Suasana negatif, misalnya: perlakuan kasar, kekerasan, acuh tak
acuh dan keluarga yang broken home.

Roe dan Siegelman mengemukakan hipotesis mengenai pengaruh pendidikan dan pola asuh
orang tua terhadap anak, yaitu sebagai berikut:

 Lingkungan keluarga yang mencintai, melindungi dan menuntut secara wajar akan
menuntun anak menjadi orang yang memiliki orientasi di masa kanak-kanak dan orang
yang berorientasi dalam pekerjaan yang akan ditempatinya.

 Lingkungan keluarga yang menolak, mengabaikan dan tidak acuh terhadap anak akan
menggiring anak menjadi orang yang tidak memilki orientasi dalam pekerjaan.

 Kondisi yang terlalu melindungi (over-protective) atau menuntut terlalu berlebihan akan
menjadikan anak tidak memiliki orientasi dalam pekerjaan,

 Sebagian anak yang berasal dari keluarga yang bersifat menolak kemungkinan
orientasinya menjadi mencari kepuasan.

 Lingkungan keluarga yang santai dan mencintai akan memberikan jumlah keterkaitan
yang memadai.

4
Gaya interaksi orang tua dan anak, serta pengaruh pola pendidikan keluarga menjadi kebutuhan
perkembangan anak yang berhubungan dengan kebutuhan pribadi dan gaya hidup dewasa nanti.
Roe mengemukakan tiga kategori pendidikan yang di terapkan oleh orang tua. Ketiga kategori
tersebut adalah sebagai berikut:

a) Menjauhi Anak. Perilaku orang tua yang menjauhi anak cenderung akan bersifat sebagai
berikut.

 Menolak : dingin, bermusuhan, menunjukkan kekurangan-kekurangan dan


mengabaikan preferensi-preferensi dan opini-opini anak.

 Mengabaikan : memberikan perawatan fisik minimum tidak memberikan afeksi,


dingin tetapi tidak menghina.

 Konsentrasi Emosional pada Anak

b) Pemusatan perhatian pada anak memiliki dua kategori, yaitu.

 Overprotecting : memberikan perlindungan berlebih-lebihan (cenderung


hangat),terlalu baik, penuh kasih sayang, membolehkan sedikit kebebasan pribadi,
melindungi dari yang menyakitkan.

 Overdemanding : terlalu menuntut (cenderung dingin), menentukan standar-standar


tinggi, mendesak untuk memperoleh prestasi akademik yang tinggi, dalam bentuknya
yang ekstrim cenderung menolak.

c) Pola penerimaan terhadap anak di bagi menjadi dua, yaitu.

 Santai atau Casual : sedikit kasih sayang, responsif kalau pikiran tidak kacau,tidak
ambil pusing tentang anak, membuat beberapa peraturan dan tidak melaksanakannya.

 Penuh Kasih atau Loving : memberikan perhatian hangat dan penuh kasih sayang,
membantu dengan rancangan-rancangan, menggunakan penalaran dan bukan
hukuman, mendorong independensi.

5
Menurut Roe dari kategori emosional yang ada di dalam rumah tersebut, kategori penuh kasih,
overprotective dan overdemanding akan cenderung menghasilkan seseorang yang kejuruannya
beroriantasi pada kontak dengan orang lain (person oriented). Sedangkan kategori santai,
menolak dan mengabaikan cenderung menghasilkan seseorang yang kejuruannya beroriantasi
pada benda-benda (non-person oriented).

3. Kebutuhan-kebutuhan manusia

Kebutuhan-kebutuhan individu dapat mempengaruhi pilihan karir individu tersebut.


Dalam hal ini Roe berpijak kepada teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow.
Menurut Lee E. Isaacson (1986), secara hirarki Maslow menyebutkan delapan motif
kebutuhan individu, yaitu:

 Kebutuhan fisiologis : pekerjaan mendatangkan pendapatan yang dapat digunakan


untuk memenuhi kebutuhan fisologis.

 Kebutuhan akan rasa aman : individu akan memilih pekerjaan-pekerjaan yang


membuatnya merasa aman.

 Kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta : ikatan yang baik dalam suatu hubungan
kerja akan membuat individu merasa memiliki pekerjaannya secara utuh.

 Kebutuhan akan penghargaan : harga diri akan terpenuhi pada mereka yang memiliki
level pekerjaan yang tinggi. Tanggungjawab yang besar akan menghasilkan
penghormatan, baik oleh diri sendiri maupun dari orang lain.

 Kebutuhan akan informasi : pada level-level pekerjaan yang tinggi, individu


membutuhkan informasi yang memadai yang diperolehnya dari pendidikan.

 Kebutuhan akan pemahaman : pada level pekerjaan yang tinggi dituntut kemampuan
untuk memahami dan menginterpretasi sejumlah informasi dengan baik.

 Kebutuhan akan keindahan : para seniman lukis, penulis dan musisi biasanya sangat
menuntut diri untuk dapat memenuhi kebutuhan akan keindahan.

6
 Kebutuhan akan aktualisasi diri : jika kemampuan individu sudah melewati tuntutan
tertinggi dalam pekerjaannya maka individu akan mencapai aktualisasi diri.

Hirarki kebutuhan Maslow ini lazim juga digambarkan sebagai piramida, dimana kebutuhan
paling dasar memiliki ruang paling luas dan semakin ke atas ruang yang tersedia semakin kecil.
Disana dapat diliat bahwa manusia dalam kehidupannya memiliki tingkatan-tingkatan kebutuhan
yang mesti dipenuhi, sesuai dengan taraf dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan. Ada
kebutuhan yang dapat terpenuhi dengan mudah, kebutuhan yang tertunda dan bahkan ada
kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi sama sekali.

Struktur kebutuhan seorang individu, menurut Roe, sangat dipengaruhi oleh frustasi dan
kepuasan pada awal masa kanak-kanak. Secara umum teori Roe sendiri memiliki dua taraf, yaitu:

 Latar belakang genetik setiap individu mendasari kemampuan dan minat- minat yang
pada gilirannya berhubungan dengan pilihan vokasional. tiap individu dalam
menggunakan enegi psikisnya tidak sepenuhnya berada dalam kontrolnya yang pada
akhirnya secara genetik berpengaruh dalam perkembangan kemampuan- kemampuan
individu. Jika dihubungkan dengan energi psikis dalam waktu yang sama berkembang
pula keunggulan – keunggulan kebutuhan. faktor – faktor genetik dan hirarki- hirarki
kebutuhan secara bersama- samat mempengaruhi pilihan vokasional.

 Perkembangan pola-pola dan kekuatan-kekuatan kebutuhan pokok yang dipengaruhi oleh


pengalaman masa kanak-kanak. Berkaitan dengan ini muncul 3 proporsi khusus :

 Kebutuhan-kebutuhan yang terpuaskan secara rutin tidak menjadi motivator yang


tidak disadari.

 Kebutuhan-kebutuhan untuk jenjang yang lebih tinggi (seperti: kebutuhan aktualisasi


diri) akan tidak muncul sama sekali jika jarang terpuaskan. Sebaliknya kebutuhan
yang berada pada jenjang yang lebih rendah justru akan menjaadi motivator dominan
jika jarang terpuaskan.

7
 Kebutuhan- kebutuhan yang terpuaskan setelah tertunda agak lama akan menjadi
motivator yang tidak disadari pada situasi tertentu.

2.3 Pilihan Karir Berdasarkan Teori Roe

Anne Roe mengembangkan sebuah teori yang ditujukan untuk memperkirakan pilihan pekerjaan
individu yang didasari oleh perbedaan-perbedaan individu yang ada, seperti perbedaan secara
biologis, sosiologis dan psikologis.

Secara spesifik Anne Roe fokus pada memperkirakan pemilihan kerja berdasarkan kebutuhan
psikologis yang terbangun antara anak-anak dan orangtua mereka. pekerjaan seseorang
menunjukkan latar belakang dimana individu tersebut tumbuh dan berkembang. Teori Roe
menjadi dasar pengembangan inventori minat dan dapat menjadi rujukan bagi kebutuhan
konseling.

Dalam bukunya yang berjudul The Psychology of Occupation, Anne Roe (1956)
mendeskripsikan sistem klasifikasi pekerjaan secara detail. Roe mendata berbagai jenis
pekerjaan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Sistem klasifikasi pekerjaan yang dibuat oleh Roe terdiri dari 8 kelompok pekerjaan dan 6 level
pekerjaan. 8 kelompok pekerjaan tertulis secara horizontal, dimana tiap-tiap pekerjaan yang
tertulis berdampingan dimaknai sebagai memiliki kedekatan atau kemiripan dalam hal tugas-
tugas yang dituntut dalam pekerjaan tersebut. Sementara 6 level pekerjaan tertulis secara vertikal
menunjukkan tingkat kesulitan dan tanggungjawab yang dituntut dari masing-masing level
pekerjaan (tabel sistem klasifikasi akan ditampilkan selanjutnya).

Setelah melewati berbagai penelitian yang juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
banyak orang, Roe kemudian memilih 8 jenis kelompok pekerjaan yang dianggap cukup
mewakili keberagaman pekerjaan yang ada. 8 jenis kelompok pekerjaan tersebut adalah :

1. Pelayanan (service)

8
Pekerjaan ini terkait dengan pelayanan yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang
lain. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk didalamnya adalah : psikolog klinis, pekerja
sosial, konselor karir, perawat, pelayan dan pembantu.

2. Kontak bisnis (business contact)

Orang-orang dalam kelompok pekerjaan ini adalah mereka yang bekerja untuk dapat
meyakinkan orang lain, mampu menjual produk. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk
didalamnya adalah Humas, sales mobil, sales asuransi, dan sales-sales konvensional.

3. Organisasi

Pekerjaan utama orang-orang dalam kelompok ini adalah manajemen. Termasuk


didalamnya adalah orang-orang pemerintahan, atau juga mereka yang melakukan
manajemen didalam perusahaan-perusahaan , seperti gubernur, akuntan dan sekretaris.

4. Teknologi

Pada kategori ini yang termasuk didalamnya adalah proses pembuatan, produksi,
perawatan dan pengantaran barang. Jenis pekerjaannya antara lain insinyur, manajer
produksi, pilot, montir listrik, dan operator alat berat.

5. Lapangan (outdoor)

Perlindungan terhadap lingkungan, mengembangkan produksi dari kekayaan alam baik


pertanian atau perhutanan. Termasuk juga pekerjaan yang terkait dengan sumber daya
perminyakan dan batu bara yang ditemukan di danau, sungai atau daerah aliran lainnya.
Jenis pekerjaan yang termasuk di dalamnya adalah manajer pertanian, arsitektur alam,
pengawas perikanan, buruh tambang dan penebang pohon.

6. Sains

Pekerjaan pada bidang ini terkait dengan pengembangan dan penggunaan sains dalam
berbagai area kehidupan, seperti : sains alam, sains fisika, sains sosial dan lain
sebagainya. Pekerjaan saintifik termasuk didalamnya adalah profesor pada sebuah
universitas, ahli farmasi, teknisi medis dan laboratorat.

9
7. Budaya umum (general culture)

Individu pada kelompok ini cebderung memiliki ketertarikan pada aktivitas kemanusiaan
dan budaya. Termasuk di dalamnya adalah komunikasi dan pelestarian budaya. Lingkup
pekerjaannya terkait dengan hukum, kementerian, sejarah dan pendidikan. Kepala
sekolah dan juga guru bisa berada dalam kelompok ini, tetapi dosen sains akan lebih tepat
berada di kelompok 6, profesor seni di kelompok 8. Contoh-contoh pekerjaannya antara
lain pengacara, editor, guru sekolah dasar, dan penyiar radio.

8. Seni dan hiburan (arts and entertainment)

Kelompok ini termasuk mereka yang membuat dan menampilkan seni kepada masyarakat
luas. Areanya meliputi musik, seni, penulisan dan juga atletik. Contoh pekerjaannya
antara lain konduktor musik, kurator museum, pemerhati musik, desainer interior,
pesepakbola dan penata panggung pementasan.

Sementara untuk 6 level klasifikasi Roe ditujukan untuk melihat jumlah tanggungjawab
pekerjaan dan tuntutan kemampuan atau keterampilan dari sebuah pekerjaan, terdiri dari :

1. Profesional dan manajerial 1 :

Independent responsibility. Kategori ini termasuk di dalamnya adalah mereka yang


memiliki tanggungjawab tertinggi di dalam sebuah kelompok kerja. Tanggungjawab
mereka cenderung sangat besar dan beragam. Mereka bisa saja adalah para pembuat
kebijakan yang duduk di pemerintahan, pendidikan, kesehatan atau perusahaan-
perusahaan privat. Pada kelompok sains dan budaya umum, biasanya mereka memiliki
pendidikan doktoral. Atau juga mereka yang memiliki pendidikan-pendidikan tinggi
dalam kelompok.

2. Profesional dan manajerial 2 :

Mirip dengan level 1, namun sedikit berbeda dalam hal kebebasan kerjanya atau memiliki
lebih sedikit tanggungjawab dibanding mereka yang berada di level ke 1. Seringnya pada
level ini pekerja memiliki gelar sarjana atau master. Kemungkinan mereka juga dilibatkan
dalam pembuatan kebijakan terkait kehidupan mereka dan orang lain.

10
3. Semiprofesional dan usaha kecil :

Tanggungjawab mereka hanya sebatas pada orang-orang yang setara dengan mereka.
seperti tanggungjawab seorang sersan polisi untuk anggota polisi lainnya, atau penjual
retail untuk para pramuniaga. Pendidikan yang dibutuhkan pada level ini seringkali hanya
sebata sekolah menengah atas, tetapi kebanyakan dari mereka hanya lulusan dari sekolah
teknik atau tingkat diploma.

4. Skilled :

Dibutuhan pelatihan tertentu, walaupun hanya sebatas untuk pekerja magang atau
pendidikan kerja (kejuruan).

5. Semiskilled :

On the job training dan sekolah khusus mungkin dibutuhkan dalam pekerjaan ini. Sebagai
contoh supir truk dan supir taksi mungkin menerima latihan tertentu sebelum
menjalankan pekerjaannya.

6. Unskilled :

Hanya membutuhkan pelatihan sederhana. Pekerja hanya membutuhkan petunjuk kerja


yang telah disiapkan. Tidak membutuhkan pendidikan khusus.

Pada level yang rendah di tiap-tiap kelompok pekerjaan, tuntutan keahlian dan tanggungjawab
relatif lebih sama satu dan yang lainnya. Pada level tengah relatif lebih mudah untuk bergerak ke
kelompok kerja yang lain namun dalam level yang lebih rendah. Teori level memungkinkan bagi
konselor untuk untuk mempersiapkan alternatif pendidikan, pelatihan dan kemampuan individu
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

Sentral dari teori perkembangan kepribadian milik Roe adalah konsep kebutuhan yang bergerak
dari teori kebutuhan Maslow. Menurut Roe teori Maslow sangat sesuai dengan teori
perkembangan kepribadian miliknya. Berikut adalah contoh kesesuaian teori kebutuhan Maslow
dengan teori perkembangan kepribadian Roe :

11
2.4 Kelebihan dan Kelemahan Teori Roe

1. Kelebihan dari teori Roe adalah sebagai berikut.

a) Teori Roe lebih mengutakan pada pemilihan karir dengan pendekatan kebutuhan.

b) Kombinasi antara hubungan orang tua-anak pada masa dini, pengalamanlingkungan,


dan faktor-faktor genetik, menentukan perkembangan struktur kebutuhan itu. Individu
kemudian belajar untuk memuaskan kebutuhannyatersebut. Intensitas kebutuhan
merupakan faktor penentu utama yang memotivasiindividu untuk mencapai tingkat
hierarkhi yang lebih tinggi dalam suatu struktur pekerjaan.

c) Roe telah memberikan kontribusi yang besar pada konseling karir yaitu dengan
mengarahkan banyak perhatian pada periode perkembangan masa kanak-kanak.

d) Teori Roe telah membangkitkan banyak penelitian.

e) Jika perlakukan orang tua terhadap anak dan pilihan jabatan yang dikehendakisesuai
di kemudian hari, pandangan ini mempunyai sedikit relevansi bagikonselor karier dan
konselor tidak mengalami kesulitan dalam mengarahkan karir anak.

2. Sedangkan kelemahan dari teori ini adalah sebagai berikut.

a) Hanya sedikit saja yang mendukung model teori tersebut.

b) Perbedaan interaksi orang tua-anak menghasilkan perbedaan dalam pemilihan


pekerjaan.

c) Pendapat Roe bahwa interaksi orang tua-anak berpengaruh terhadap pilihan pekerjaan
di kemudian hari ternyata sulit untuk divalidasi.

d) Jika terjadi perbedaan antara keinginan orang dan ketidaksesuaian dengan minatdan
bakat anak, maka pandangan ini tidak akan sesuai bagi konselor karier sehingga
konselor akan mengalami kesulitan dalam mengarahkan karir anak dan konselor perlu
waktu untuk menyesuaikan kondisi yang dihadapi tersebut

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Teori Roe tergolong teori
pilihan karir yang berdasar pada teori kepribadian. Dalam perkembangan jabatan, Anne Roe
menekankan dampak dari keseluruhan pengalaman anak kecil dalam lingkungan keluarga inti.
Disana dapat diliat bahwa manusia dalam kehidupannya memiliki tingkatan-tingkatan kebutuhan
yang mesti dipenuhi, sesuai dengan taraf dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan. Ada
kebutuhan yang dapat terpenuhi dengan mudah, kebutuhan yang tertunda dan bahkan ada
kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi sama sekali

13
DAFTAR PUSTAKA

Munandir. (1996). Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan Ditjen Dikti.

W.S. Winkel, M. S. (2010). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta:


Media Abadi.

Sharf, R.S. Applying Career Development Theory to Counseling. California : Brooks/Cole


Publishing Company

14

Anda mungkin juga menyukai