Dosen Pengampu:
Disusun oleh :
b. Pengaruh suhu
c. Pengaruh pH
d. Pengaruh ion
1. Untuk kosmetik, gel digunakan pada shampo, parfum, pasta gigi, dan
kulit dan sediaan perawatan rambut.
2. Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal (non
streril) atau dimasukkan kedalam lubang tubuh atau mata (gel steril)
(FI IV, hal 8)
3. Gelling agent biasa digunakan sebagai bahan pengikat pada granulasi
tablet bahan pelindung koloid dan suspensi, bahan pengental ada
sediaan cairan oral dan basis suppositoria. (Lachman,1989.
Pharmaceuitical Dosage System. Dysperse system. Volume 2, hal 495
496)
3. Propilen Glikol
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas,
praktis tidak berbau, menyerap air pada udara lembab
Nama Lain : Propilen glycolum, metil-glikol
Struktur Kimia :
7. AQUADESTILATA
Pemerian : Jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan
cair.
Fungsi : Pelarut
Inkompatibilitas : Dapat bereaksi dengan obat dan bahan yang
IV. FORMULASI
Nama Bahan Kadar Fungsi
Formulasi
Na Diklofenak 1% Bahan aktif
HPMC 5% Gelling Agent
Propilen 15% Humectan
Glikol 5% Pelarut sediaan Topikal (kosolven)
Methyl 0,18% Pengawet
Paraben
Propyl Paraben 0,02% Pengawet
Trietanolamin 1% Alkalizing Agent
Aquades Ad 100% Pembawa (hydrogel)
V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
No. ALAT GAMBAR ALAT
1. Mortir & stamfer
2. Beker glass 50 ml
3. Pengaduk
4. Cawan Porselin
5. Sendok tanduk
6. Sudip
7. PH Meter
9. Timbangan
10. Kertas perkamen
13. Mikroskop
17. Stopwatch
B. Bahan
NO. Bahan Gambar Bahan
1. Natrium Diklofenak
2. HPMC
3. Propilen Glikol
4. Trietanolamin (TEA)
5. Propyl paraben
6. Methyl paraben
7. Purified Water
VI. PENIMBANGAN
Jumlah sediaan gel yang dibuat adalah 1 pot seberat 50 gram.
Pada masing – masing bahan dilebihkan 10 %.
Perhitungan bahan yang dibutuhkan untuk membuat sediaan gel adalah:
No Bahan Perhitungan
1 Na Diklofenak 1 % 1
x 50 gram = 0,5 gram
100
2 HPMC 5
x 50 gram = 2,5 gram
100
3 Propilen Glikol 15
x 50 gram = 7,5 gram
100
4 Metyl Paraben 0,18% 0,18
x 50 gram = 0,09
100
5 Propil paraben 0,02 % 0,02
x 50 gram = 0,01
100
6 TEA 1
X 50 gram = 0,5 gram
100
7 Aquades ad 100% 100 % -
(1%+5%+5%+0,18%+0,02%+5%+1%)
72,8
= x 50 gram =36,4 ml (u/ 1 pot)
100
Perhitungan bahan setelah ditambah 10% :
No Bahan Penimbangan
1 Natrium Diklofenak 0,5 gr + 10% = 0,55 gr
2 HPMC 2,5 gr + 10% = 2,75 gr
3 Propilen Glikol 7,5 gr + 10% = 3,25 gr
4 Triethanolamin (TEA) 0,5 gr + 10% = 0,55 gr
5 Propyl Paraben 0,01 gr + 10% = 0,011 gr
6 Methyl paraben 0,09 gr + 10% = 0,99 gr
7 Purified Water 36,4 ml + 10% = 40,04 gr
VII. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Aquades dididihkan diatas hot plate dalam keadaan tertutup sebanyak
40,59
3. Ditimbang HPMC 2,75gr ditaburkan dalam cawan yang sudah diberi
aquades yang mendidih. Didiamkan selama 30 menit hingga
mengembang. Kemudian digerus ad homogen
4. Ditimbang Propylen Glikol 8,25gr
5. Ditimbang Nipagin 0,99gr dilarutkan dalam sebagian Propilen Glikol
campur ad homogen
6. Ditimbang Nipasol 0,11gr dilarutkan dalam sebagian Propilen Glikol
campur ad homogen
7. Larutan Nipasol ditambah dengan larutan Nipagin aduk ad homogen
8. Tambahkan larutan no 7 dengan HPMC yang sudah mengembang
gerus ad homogen
9. Ditimbang natrium Diklofenak 0,55gr kemudian ditambahkan sisa
propilen glikol aduk ad homogen, lalu dicampurkan dengan larutan no
8, gerus ad homogen
10. Ditimbang trietanolamin 0,55gr, ditambahkan dengan no 9 gerus ad
larutan menjadi jernih. Kemudian di stereer dengan kecepatan yang
rendah.
11. Gel dimasukan kedalam pot salep, diberi etiket dan brosur. Dimasukan
dalam kemasan sekunder
12. Gel natrium diklofenak 1% dalam kemasan sekunder.
VII. UJI EVALUASI
Beberapa pengujian yang dilakukan dalam proses evaluasi mutu gel yakni :
1. Uji Organoleptis
Pengujian organoleptis sediaan gel Na Diklofenakdilakukan secara visual
meliputi warna, bau, dan bentuk sediaan. Spesifikasi gel yang diinginkan
yaitu :
Warna : bening/tidak berwarna.
Bau : tidak berbau.
Bentuk sediaan : gel homogen yang tidak terlalu kental atau terlalu
encer serta mudah diaplikasikan pada kulit.
2. Pengukuran pH sediaan
Prinsip: Pengukuran pH sediaan dengan menggunakan kertas pH meter
Tujuan : Untuk dapat menentukan pH dari sediaan
Metode : Penetapan pH dilakukan dengan menggunakan kertas pH meter.
Yakni kertas pH meter dicelupkan ke dalam sediaan kemudian dicocokkan
kertas pH dengan indikatornya sehingga diperoleh pH akhir.(FI IV, hal.
1039).
3. Uji Homogenitas
Prinsip : Sebagian sampel diamati pada gelas objek secara visual
Tujuan : Untuk mengetahui distribusi partikel/granul dari suatu gel
Metode: Susunan partikel yang terbentuk dari sediaan akhir diamati secara
visual. Metodenya sampel diambil pada bagian atas, tengah atau bawah.
Sampel diletakkan pada gelas objek dan diratakan dengan gelas objek lain
hingga lapisan tipis terbentuk. Setelah itu susunan partikel yang terbentuk
diamati visual
4. Uji Daya Sebar (Spreadability Test)
Prinsip : Uji daya sebar dengan menggunakan lempeng kaca dan anak
timbangan gram
Tujuan : Untuk mengetahui daya sebar gel
Metode : gel ditimbang ±0,5 gram, diletakkan pada kaca bundar bagian
rengah diatas diberi anak timbangan sebagai beban dan dibiarkan 1menit.
Diameter krim yang menyebar (dengan mengambil panjang rata-rata
diameter dari beberapa sisi), diukur. 50 gram, 100 gram,200 gram,
300gram, 400 gram dan 500 gram digunakan sebagai beban, pada setiap
penambahan beban didiamkan selama 1 menit dan diukur diameter krim
yang menyebar (Ansel, 1989).
5. Uji Viskositas
Menempatkan sejumlah sampel di wadah misalnya beaker glass, lalu
rangkai viskotester menggunakan spindel yang sesuai dengan jumlah
sediaan yang diuji dan tingkat kekentalan. Viskositas yang diinginan untuk
sediaan gel Na Diklofenak ini adalah antara 150-250 dPaos. 6 Evaluasi
Bobot Jenis Sediaan
Prinsip:
Menentukan bobot sediaan dengan menimbang sediaan
Tujuan :
Untuk menetapkan bobot sediaan
Metode :
Menimbang pot beserta penutupnya lalu menimbang pot yang telah berisi
gel beserta tutupnya dan dicatat bobot sediaan.
Penafsiran hasil :
Bobot sediaan seragam dengan bobot rata-rata masing-masing pot adalah
30 gram.
6. Evaluasi Bobot Jenis Sediaan
Prinsip: Menentukan bobot sediaan dengan menimbang sediaan
Tujuan : Untuk menetapkan bobot sediaan
Metode : Menimbang pot beserta penutupnya lalu menimbang pot yang
telah berisi gel beserta tutupnya dan dicatat bobot sediaan.
VIII. TABULASI DATA UJI EVALUASI
Jumlah berat gel 52gr
NO EVALUASI HASIL EVALUASI GAMBAR
1. Uji
Organoleptis
Hari-1 Bentuk : setengah padat,
tidak lengket
Bau : bau khas lemah
sedikit pedas
Warna : putih
2. Uji PH 8,1
(syarat 6-7= tidak
memenuhi syarat)
3. Uji Daya
Sebar
Tidak ada 2cm
beban (syarat 5-7cm = tidak
memenuhi syarat)
Dengan mikroskopik =
homogen
(memenuhi syarat)
Hari ke 7
Dengan objek glass = tidak
homogen
(tidak memenuhi syarat)
Dengan mikroskopik =
tidak homogen
(tidak memenuhi syarat)
IX. PEMBAHASAN
Praktikum Formulasi dan Evaluasi Sediaan Gel Natrium Diklofenak
1% ini dilakukan pada tanggal 4 desember 2019. Bertempat di Laboratorium
Terpadu UNIPMA tepatnya di lab farmasetika. Praktikum ini dilakukan
bertujuan agar mahasiswa mampu merancang formula sediaan gel,
mahasiswa mampu membuat dan melakukan evaluasi sediaan gel dan
mahasiswa mampu menganalisa pengaruh penggunaan gelling agent terhadap
stabilitas sediaan gel. Bahan aktif yang kami gunakan pada formulasi kami
adalah Na Diklofenak yang mempunyai khasiat sebagai antiinflamasi dan anti
nyeri. Di dalam formula ini tentu tidak hanya berisi zat aktif saja, namun juga
terdapat bahan tambahan lainnya seperti HPMC sebagai gelling agent,
propilen glikol sebagai humektan, Nipagin dan nipasol sebagai pengawet dan
juga Aquadesh sebagai pelarut.
Pertama hal yang dilakukan dalam pratikum ini adalah menyiapkan
alat dan bahan. Kemudian memanaskan aquades diatas hot plate hingga
mendidih. Setelah mendidih diambil sebanyak 40,04ml dituangkan kedalam
mortir. Ditimbang HPMC sebanyak 2,75gr ditaburkan secara merata diatas
aquades mendidih yang telah dituang dalam mortir. Ditunggu selama 30
menit hingga HPMC mengembang. Setelah HPMC mengembang sempurna,
lalu digerus dalam mortir ad homogen. Dalam prakteknya HPMC tidak
mengembang sempurna, sehingga waktu digerus masih terdapat gumpalan.
Hal ini dikarenakan waktu penaburan HPMC kurang merata, sehingga
terdapat bagian yang tidak tersentuh air sehingga tidak mengembang dan
terbentuk gumpalan. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan pemanasan
ulang sembari digerus hingga terbentuk HPMC yang homogen.
Setelah terbentuk HPMC yang homogen, lalu langkah selanjutnya
menimbang Propylen glikol 8,25gr dalam beker glass. Ditimbang Nipagin
0,99gr dilarutkan dalam sebagian Propilen Glikol campur ad homogen
sisihkan. Ditimbang Nipasol 0,11gr dilarutkan dalam sebagian Propilen
Glikol campur ad homogen. Kemudian larutan nipagin dan nipasol dicampur
menjadi satu diaduk ad homogen. Dimasukan kedalam HPMC sedikit demi
sedikit sembari digerus ad homogen.
Langkah selanjutnya menimbang Natrium Diklofenak sebanyak
0,55gr kemudian ditambahkan sisa propilen glikol aduk ad homogen, lalu
dicampurkan dengan campuran sebelumnya digerus ad homogen.
Ditambahkan trietanolamin 0,55gr, gerus ad larutan menjadi jernih.
Kemudian di stereer dengan kecepatan yang rendah. Hasil pada praktek gel
yang terbentuk berwarna putih pekat dan tidak jernih. Hal ini dikarenakan
tidak adanya alat stereer. Sehingga pengadukan kurang maksimal
menghasikan penampakan gel yang kurang jernih.
Setelah terbentuk gel, gel dimasukan kemudian ditimbang untuk
mengetahui berat akhir sediaan gel yang dibuat. Berat gel yang diperoleh
sebesar 52gr. Berat ini lebih besar dari berat gel yang diminta yaitu sebanyak
50gr. Hal ini dikarenkan dalam penimbangan jumlah bahan ditambah
sebanyak 10%. Gel dimasukan kedalam pot salep, kemudian diratakan supaya
tidak terdapat ruang udara dalam pot dan isi gel lebih padat. Gel sdiberi etiket
dan siap untuk dilakukan uji evaluasi.
Uji evaluasi pertama yang dilakukan yaitu uji organoleptis, dengan
mengamati sediaan gel yang meliputi konsistensi/tekstur sediaan, warna, bau,
dan rasa sediaan pada kulit, secara visual menggunakan panca indra.
Pengamatan organoleptis dilakukan sebanyak 2 kali pengamatan, yaitu pada
hari pertama, kedua, keempat dan keenam. Pada pengamatan uji organoleptis
hari pertama diperoleh hasil gel berbentuk setengah padat, tidak lengket
mempunyai bau khas lemah dan sedikit pedas, berwarna putih. Pada
pengamatan hari ketujuh diperoleh hasil bentuk setengah padat, kenyal, mirip
seperti bubur, tidak lengket, bau khas lemah hampir tidak berbau, berwarna
putih. Terdapat perbedaan bentuk pada hari ketujuh bentuk lebih mirip bubur,
kemungkinan gel pecah sehingga bentuk berubah dari bentuk semula. Hal ini
dapat dikarenakan sewaktu gel dibuat penggerusan terlalu ditekan sehingga
hasil gel pecah dan bentuk berubah.
Uji evaluasi yang kedua dilakukan uji Ph dengan menggunakan alat
Ph meter. Cara kerja ditimbang 0,5 gram sediaan, ditambahkan aquadest ad
10 ml, aduk ad homogeny, diukur pH menggunakan alat pH Meter, dilakukan
pencatatan data hasil uji pH. Diperoleh hasil Ph gel 8,1 yang beararti pH basa,
Ph gel yang terlalu basa dapat membuat kulit kering. Ph Gel yang telah dibuat
tidak memenuhi syarat pH gel yang baik. PH ini tidak masuk dalam rentang
persyaratan dalam pembuatan Gel Na Diklofenak ini , yaitu PH antara 6-7,
sehingga sediaan kami tidak cocok jiga di gunakan untuk topical, karena
terlalu basa akan menyebabkan kulit menjadi kering. Ph yang tidak sesuai
dapat dikarenakan ph meter yang digunakan tidah bersih ketika dilakukan
pengukuran ph, larutan yang digunakan telah bercampur dengan zat lain,
penimbangan zat yang tidak sesuai atau berlebihan dan dapat juga
dikarenakan beker glass yang digunakan untuk pengukuran kurang bersih.
Uji ketiga yang dilakukan yaitu uji daya sebar. Uji daya sebar dengan
menggunakan lempeng kaca dan anak timbangan gram. Dengan cara gel
ditimbang ±0,5 gram, diletakkan pada kaca bundar. Pertama kaca bundar
tidak diberi beban mengahsilkan diameter 2cm. Kedua kaca bundar diberi
beban sebesar 50gram menghasilkan diameter 2,7cm. Ketiga kaca bundar
diberi beban 100gram menghasilkan diameter 2,5 cm dan keempat diberi
beban 150gram menghasilkan diameter 2,7 cm. Syarat daya sebar yang baik
sebesar 5-7cm menandakan konsistensi sediaan semisolid yang nyaman
digunakan (Garg et al., 2002). Hasil uji daya sebar gel natrium diklofenak 1%
tidak memenuhi syarat, diameter yang dihasilkan terlalu kecil dari ketentuan.
Hal ini dapat dikarenakan penimbangan gelling agent HPMC yang
ditambahkan tidak sesuai, atau pada saat pengembangan HPMC tidak
berkembang dengan sempurna. Sehingga menyebabkan diameter daya sebar
terlalu kecil. untuk itu dapat disimpulkan jika daya sebar dari gel yang di buat
tidak sesuai dengan persyaratan yang diinginkan.
Uji evaluasi keempat yang dilakukan yaitu uji Homogenitas sediaan.
Pengujian homogenitas yang pertama, di lakukan dengan cara sampel gel
dioleskan pada sekeping kaca transparan, sediaan harus menunjukan susunan
yang homogeny dan tidak terlihat butiran kasar, hasil yang terlihat pada
sediaan gel kami adalah tingkat homogenitasnya baik karena tak terlihat
butiran kasar dan gelembung. Metode kedua yang dilakukan dengan
pengamatan dibawah mikroskopik dengan perbesaran 100x. Terdapat gambar
mikroskopik yang homogen. Hal ini telah sesuai dengan syarat. Gel harus
homogen agar pada saat dioleskan zat aktif dapat terserap merata. Tetapi pada
pengamatan hari ketujuh gel berubah teksturnya menjadi seperti bubur. Akan
tetapi pada saat digoreskan pada objek glass dan diamati dibawah mikroskop
hasil menunjukan tidak homogen. Hal ini dapat dikarenakan kurang
sempurnanya pada saat melakukan pengembangan HPMC, sehingga hasil
mudah pecah pada penyimpanan.
X. KESIMPULAN
1. Hasil berat gel na diklofenak 1% melebihi hasil yang diinginkan, karena
dalam penimbangan ditambah 10%
2. Uji evaluasi sediaan sebagian besar tidak memenuhi syarat, seperti uji
organoleptis, daya sebar, uji ph
3. Uji evaluasi homogenitas memenuhi syarat, hasil gel yang diuji homogen
KEMASAN
BROSUR
FORMULASI DAN EVALUASI
FORMULASI DAN EVALUASI
GEL METHYL SALISILAT
I. TUJUAN
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk
mengetahui cara pembuatan sediaan gel dan mengetahui parameter uji
evaluasi sediaan gel Methyl Salisilat
II. DASAR TEORI
1. Definisi
Gel menurut Farmakope Indonesia Edisi IV (1995), merupakan
sistem semi padat, terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel
anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh
suatu cairan. Sedangkan definisi gel menurut Formularium Kosmetika
Indonesia (1985), adalah sediaan dasar berupa sistem dispersi yang
terdiri dari partikel anorganik submikroskopik atau organik
makromolekul yang terdispersi atau terbungkus dan terendam dalam
cairan. Gel merupakan bentuk sediaan padat dan mengandung banyak
air. Penampilan gel transparan atau berbentuk suspensi partikel koloid
yang terdispersi (Hidayatussa’adah, 2008).
2. Teori Pembentukan
Ada tiga teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan pembentukan
gel dan mendapat banyak dukungan dari para ahli kimia koloid, yaitu :
a. Teori adsorpsi pelarut
Teori ini menyatakan bahwa gel terjadi sebagai akibat adsorpsi
molekul pelarut olehpartikel terlarut selama pendinginan yaitu dalam
bentuk pembesaran molekul akibat pelapisan zat terlarut oleh
molekul-molekul pelarut. Pembesaran partikel terjadi terus menerus
sehingga molekul zat telarut yang telah membesar bersinggungan
dan tumpang tindih melingkari satu sama lain sehingga seluruh
system menjadi tetap dan kaku. Adsorpsi zat pelarut akan meningkat
dengan makin rendahnya suhu.
b. Pengaruh suhu
c. Pengaruh pH
d. Pengaruh ion
Rumus struktur :-
Rumus kimia :
Khasiat : Pensuspensi
Cairan kental seperti minyak, jernih, kuning, bau asam lemak khas.
3.6 Aquadest
Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa
Nama Lain : Aqua, aqua purificata
Struktur Kimia :
Nama Kimia : Dihidrogen oksida
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 16,02
Kelarutan :-
pH :7
Titik Didih : 100◦C
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Stabilitas :-
Inkompatibilitas :-
Sifat Khusus :-
Koefisien Partisi :-
IV. FORMULASI
Bahan Kadar Rentang Fungsi
(HPE, 2009)
Metil salisilat 5% Bahan aktif
Mentol 1% - Bahan aktif
Na CMC 4% 3-6% Gelling agent
Tween 80 10 % 1-15% Surfaktan
Nipagin 0,2 % 0,02-0,3% Pengawet
Aquadest hingga 100 % Pelarut
3. Pengaduk
4. Cawan Porselin
5. Sendok tanduk
6. Sudip
7. PH Meter
9. Timbangan
13. Mikroskop
B. Bahan
NO. Bahan Gambar Bahan
1. Methyl Salisilat
2. Menthol
3. NA CMC
4. Tween 80
7. Methyl paraben
8. Aquadest
VI. PENIMBANGAN
Jumlah sediaan gel yang dibuat adalah 1 pot seberat 10 gram.
No Bahan Penimbangan
1 Metyl Salisilat 5
x 10 gram = 0,5 gram+10% = 0,55 gram
100
2 Menthol 1
x 10 gram = 0,1 gram+10% = 0,11 gram
100
3 Na CMC 4
x 10 gram = 0,4 gram+10% = 0,44 gram
100
4 Tween 80 10
x 10 gram = 1 gram+10 % = 1,1 gram
100
5 Nipagin 0,2
x 10 gram = 0,02 gram+10% = 0,022
100
gram
6 Aquadesh 100% - (5%+1%+4%+10%+0,2%)
=79,8% x 10 grm
=7,98 ml + 10% = 8,77 ml
2. Uji PH 7,6
Hasil tidak memenuhi
syarat.
(Syarat ph gel : 5-7)
3. Uji Daya
Sebar
Tidak ada 2cm
beban (tidak memenuhi syarat
daya sebar 5-7cm)
Dengan mikroskopik =
Homogen
(memenuhi syarat)
Dengan gelas objek =
Homogen
(memenuhi syarat)
Dengan mikroskopik =
Homogen
(memenuhi syarat)
4 kemudahan dioles
kelembutan
sensasi yang timbul
kemudahan dicuci
2 kelengletan
bau
1
sangat jelek jelek kurang baik baik sangat baik
IX. PEMBAHASAN
Praktikum Formulasi dan Evaluasi Sediaan Gel Methyl Salisylas ini
dilakukan pada tanggal 4 desember 2019. Bertempat di Laboratorium
Terpadu UNIPMA tepatnya di lab farmasetika. Praktikum ini dilakukan
bertujuan Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk
mengetahui cara pembuatan sediaan gel dan mengetahui parameter uji
evaluasi sediaan gel Methyl Salisilat. Bahan bahan yang digunakan yaitu
Methyl salisylas, Menthol, Na CMC, Tween 80, Nipagin dan Aquades.
Pertama hal yang dilakukan dalam pratikum ini adalah menyiapkan
alat dan bahan. Kemudian memanaskan aquades diatas hot plate hingga
mendidih. Setelah mendidih diambil sebanyak 8,77ml dituangkan kedalam
mortir. Ditimbang Na CMC 0,44 ditaburkan secara merata diatas aquades
mendidih yang telah dituang dalam mortir. Setelah na cmc terbasahi dan tidak
terdapat gumpalan putih basis didiamkan selama 20 menit. Setelah Na CMC
mengembang sempurna, lalu digerus dalam mortir ad homogen. Ditimbang
Nipagin 0,22gram dilarutkan dalam air sebanyak 2,2ml. Dimasukan kedalam
Na CMC yang sudah mengembang. Kemudian gerus ad homogen.
Ditimbang tween 80 1,1 gram, dimasukan kedalam mortir, digerus
dengan campuran bahan sebelumnya ad homogen. Ditimbang methyl salisilat
0,55 gram dan menthol 0,11 gram, dicampur dan dimasukan secara perlahan,
sedikit-demi sedikit diaduk ad homogen dan terbentuk emulgel yang baik.
Gel dimasukan kedalam pot salep, diberi etiket dan brosur. Dimasukan dalam
kemasan sekunder. Gel methyl salisylat dalam kemasan sekunder.
Hasil akhir diperoleh gel dengan berat 10,4gr. Berat yang diperoleh
melebihi berat yang diinginkan 0,4mg. Dikarenkan dalam perhitungan
ditambah 10% dari jumlah berat bahan. Dapat juga dikarenakan kesalahan
dalam penimbangan. Setelah dilakukan penimbangan dan pengemasan gel
siap untuk dilakukan pengujian evaluasi.
Uji evaluasi pertama yang dilakukan yaitu uji organoleptis, dengan
mengamati sediaan emulgel yang meliputi konsistensi/tekstur sediaan, warna,
bau, dan rasa sediaan pada kulit, secara visual menggunakan panca indra.
Pengamatan organoleptis dilakukan sebanyak 4kali pengamatan, yaitu pada
hari pertama, kedua, keempat dan keenam. Pada pengamatan uji organoleptis
hari pertama diperoleh hasil gel berbentuk : setengah padat, sedikit lengket.
Mempunyau bau khas methyl salisilat dan berwarna putih. Pada pengamatan
hari ketujuh diperoleh hasil gel berbentuk setengah padat, sedikit lengket,
berwarna putih, mempunyai bau Khas metyl salisilat. Hasil pengamatan
organoleptis hari pertama dan hari ketujuh terdapat hasil yang sama, tidak ada
yang berubah dari penampakan gel.
Uji ketiga yang dilakukan yaitu uji daya sebar. Uji daya sebar dengan
menggunakan lempeng kaca dan anak timbangan gram. Dengan cara gel
ditimbang ±0,5 gram, diletakkan pada kaca bundar. Pertama kaca bundar
tidak diberi beban mengahsilkan diameter 2cm. Kedua kaca bundar diberi
beban sebesar 50gram menghasilkan diameter 2,7cm. Ketiga kaca bundar
diberi beban 100gram menghasilkan diameter 3,3cm dan keempat diberi
beban 150gram menghasilkan diameter 3,5cm. Syarat daya sebar yang baik
sebesar 5-7cm menandakan konsistensi sediaan semisolid yang nyaman
digunakan (Garg et al., 2002). Hasil uji daya sebar gel methyl salisylas tidak
memenuhi syarat, diameter yang dihasilkan terlalu kecil dari ketentuan. Hal
ini dapat dikarenakan penimbangan gelling agent Na CMC yang ditambahkan
tidak sesuai, atau pada saat pengembangan Na CMC tidak berkembang
dengan sempurna. Sehingga menyebabkan diameter daya sebar terlalu kecil.
X. KESIMPULAN
1. Hasil berat gel na diklofenak 1% melebihi hasil yang diinginkan, karena
dalam penimbangan ditambah 10%
2. Uji evaluasi sediaan kebanyakan tidak memenuhi syarat, seperti uji
organoleptis, daya sebar, uji ph
3. Uji evaluasi homogenitas memenuhi syarat, hasil gel yang diuji homogen
ETIKET
BROSUR
Metilat
Salep Metil Salisilat
KOMPOSISI:
Tiap 10g mengandung:
Metil salisilat…………………..5%
FARMAKOLOGI
mengandung 5% metil salisilat. Metil salisilat merupakanturunan asam salisilat yang digunakan
secara topikal dalam sediaan rubifasien (perangsang kulit ringan untuk menghilangkan nyeri) di sendi
dan muskoloskeletal. Metil salisilat juga digunakan untuk gangguan pembuluh darah perifer ringan
seperti kaligata, dalam aromaterapi dan sebagai antiinflamasi. Metil salisilat adalah cairan dengan
bau khas yang diperoleh dari daun dan akar tumbuhan akar wangi (Gaultheria procumbens). Zat ini
juga dibuat sintetis. Khasiat anageltisnya pada penggunaan local sama dengan senyawa salisilat
lainnya. Metil salisilat diresorpsi baik oleh kulit dan banyak digunakan dalam obat gosok dan krim.
INDIKASI
Untuk mengobati nyeri ringan pada sendi dan otot, antiinflamasi (anti radang) pada kulit.
ATURAN PAKAI
Oleskan dua kali sehari
KONTRAINDIKASI
Pasien hypersensitive, anak-anak.
EFEK SAMPING
Pada pemakaian yang berlebihan dapat menyebabkan kulit akan terasa panas seperti terbakar, iritasi
pada kulit dan kemerahan
INTERAKSI
-
OBAT LUAR
PT. FARMASI
MADIUN – INDONESIA