Anda di halaman 1dari 8

University 2: MANAJEMEN

PENERBITAN MEDIA CETAK


18-20-18 |
Caroline Bunga Aini

201210040311337

MMM (C)

Bisnis penerbitan pers pada prinsipnya merupakan perpaduan dari tiga bidang kegiatan, yaitu
bidang redaksional, percetakan, dan bisang usaha. Kegiatan bidang itu dalam melaksanakan
kegiatannya, harus saling terkait dan terikat pada penyelesaian pekerjaan masing-masing sesuai
dengan aturan yang sudah di tentukan. pers baik cetak maupun elektronik bisa dikelola secara
bisnis karena mempunyai peluang menghasilkan banyak sumber penghasilan, diantaranya:

1. Medianya : Sebenarnya, antara surat kabar, majalah dan televisi dalam hal menyampaikan
informasi, tak ada bedanya. Sistem penyajiannyalah yang berbeda. Ini yang membuat
diantaranya harus saling bersaing guna memenuhi target audiensnya. Persaingan inilah
yang membuat mereka harus mengelola secara bisnis.
2. Isinya : surat kabar dan majalah menjual kolom dengan diisi berita dan iklan. Televisi
menjual waktu dengan diisi iklan dan sponsor. Persaingan menjual informasi dan berebut
iklan inilah merupakan kegiatan yang dapat menghasilkan uang. Itu pula sebabnya
pengelola pers, harus mengelola medianya itu secara bisnis.
3. SDM-nya : pekerja pers merupakan aset perusahaan yang amat menentukan maju dan
tidaknya penerbitan pers tersebut. Pengelola SDM penerbitan ini, memacu perusahaan
untuk mengelola secara bisnis. Profesionalisme SDM ini, dapat pula dijadikan ajang
bisnis.
Dalam penerbitan pers, masing-masing bidang mempunyai tanggung jawab, peran serta tujuan
yang sama. Untuk itu, penerbitan pers harus mampu menciptakan, memelihara dan menerapkan
system kerja yang proporsional dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan di antara
sesama personil. Sampai sekarang belum ada satu bentuk organisasi perusahaan penerbitan pers
yang sudah baku. Tetapi secara sederhana organisasi perusahaan penerbitan pers dapat di pilah-
pilih sebagai berikut:

 Top Manager ( Pemimpin Umum), adalah orang pertama dalam suatu perusahaan penerbitan
pers. Ia mengendalikan perusahaannya, baik bidang redaksional maupun bidang usaha. Ia
mempunyai kekuasaan yang luas, mengambil kebijaksanaan, menentukan arah perkembangan
penerbitannya, dan memperhitungkan rugi/laba dari perusahaannya. Dalam mengembangkan
perusahaannya, pemimpin umum memegang tiga kendali berupa, Bidang Redaksi(editor
department), Bidang Percetakan(printing department), dan Bidang Usaha(business
department). Hasil akhir dari semua komponen kerja pada perusahaan, pemimpin umumlah
yang harus mempertanggungjawabkan kepada pemiliknya (owner).
 Editor Departement (Bidang Redaksi) :
1. Pemimpin Redaksi, adalah orang pertama yang bertanggung jawab terhadap semua isi
penerbitan pers. Sesuai dengan undang-undang pokok pers, pemimpin redaksi
bertanggung jawab jika ada tuntutan hokum yang di sebabkan oleh isi pemberitaan pers.
Tugas utama pemimpin redaksi adalah mengendalikan kegiatan keredaksian di perusahaannya
yang meliputi penyajian berita, penentuan liputan, pencarian focus pemberitaan, penentuan topic,
pemilihan berita utama (Head Line),berita pembuka (Opening News), menugaskan atau membuat
sendiri tajuk rencana dan sebagainya.

2. Sekertaris Redaksi, adalah pembantu pemimpin redaksi dalam hal administrasi


keredaksionalan. Misalnya menerima surat-surat dari luar yang menyangkut
keredaksionalan.
3. Redaktur Pelaksana, adalah jabatan yang di bentuk untuk membantu pemimpin redaksi
dalam melaksanakan tugas-tugas keredaksionalannya. Di Indonesia umumnya hanya
menempatkan 1 orang sebagai direktur pelaksana. Ini karena penerbitan pers di Indonesia
paling banyak mempunyai 16 sampai 32 halaman.
4. Redaktur, yang di maksud dengan redaktur adalah petugas yang bertanggung jawab
terhadap isi halaman surat kabar. Itu sebabnya ada sebutan redaktur halaman atau
redaktur bidang. Tugas redaktur adalah menerima baha berita, baik dari kantor berita,
wartawan, koresponden, atau bahkan press release dari lembaga, organisasi, instansi
pemerintah atau perusahaan swasta. Bahan itu kemudian di seleksi dan di pilih yang
paling layak untuk di muat segera dan mana yang bisa di tunda pemuatannya.
5. Wartawan, adalah seorang yang bertugas mencari, mengumpulkan dan mengolah
informasi menjadi berita, untuk di siarkan melalui media massa. Dari status pekerjaannya
wartawan di bedakan menjadi tiga yaitu, wartawan tetap, wartawan pembantu, dan
wartawan lepas (freelance). Dalam perusahaan penerbitan pers, wartawan merupakan
ujung tombak dari usahanya. Mereka yang paling banyak mensuplai berita untuk
penyajian setiap harinya.
6. Koresponden, yang lebih dikenal sebagai wartawan pembantu adalah seorang yang
berdomisili di suatu daerah, di angkat atau di tunjuk oleh suatu penerbitan pers di luar
daerah atau luar negeri, untuk menjalankan tugas kewartawanannya, yaitu memberikan
laporan secara kontinyu tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi di daerahnya.
Tugas dan wewenang koresponden sama dengan wartawan tetap suatu perusahaan penerbitan
pers. Ia mendapatkan fasilitas yang sama dan berhak mewakili penerbitannya dalam kegiatan-
kegiatan kewartawanan. System pengiriman beritanya dilakukan dengan surat
menyurat(korespondensi). Itu sebabnya wartawan yang bertugas di daerah tersebut mendapat
sebutan koresponden.

 Printing Departement (Bidang Percetakan), Percetakan pada perusahaan penerbitan pers,


merupakan bagian terpenting dalam suatu proses usaha di bidang penerbitan pers. Namun
demikian, keberadaan percetakan ini tidak mutlak harus ada. Artinya perusahaan penerbitan
pers tidak secara mutlak harus memiliki percetakan sendiri. Tetapi ada juga perusahaan
penerbitan pers yang memiliki mesin percetakan sendiri, bahkan melayani percetakan
penerbitan pers lainnya.
1. a) Bidang pracetak
Bidang pracetak sebenarnya merupakan kumpulan dari beberapa bagian yang menangani
pekerjaan antara redaksi dan percetakan. Bagian ini terdiri dari tata letak/perwajahan, desain,
pembuatan film negative dan pembuatan plate. Naskah berita, artikel, foto, grafik, dan table-tabel
lainnya yang akan di muat dalam penerbitan surat kabar atau majalah ditata sampai pada plate
yang siap di serahkan ke bagian percetakan. Bidang pracetak memiliki 4 bagian, yaitu :

1. Bagian Setting dan korektor adalah bagian yang menerima naskah dari luar. Ada kalanya
pemberi order dari luar hanya menyerahkan naskah yang masih mentah. Artinya, naskah
cetakan itu baru berupa ketikan manual. Jika ada order seperti ini, bagian setting dan
korektor harus mengerjakan dengan mengetik ulang pada computer.
2. Bagian Desain adalah suatu pekerjaan yang menggabungkan antara seni dengan teknologi
computer guna menghasilkan suatu karya seni yang dapat menunjang perwajahan dari
suatu penerbitan pers.
iii. Bagian Layout (tata letak/perwajahan) atau yang lebih di kenal dengan sebutan layout dalam
suatu penerbitan pers, mempunyai peranan yang penting karena hasil kerja layout inilah yang
berhadapan dengan konsumen atau pembacanya. Jika menarik akan menimbulkan daya tarik
tersendiri bagi pembacanya.
1. Bagian reproduksi tugasnya membuatkan film dan plate cetak. Film di buat dalam dua
bagian, yaitu positif dan negative. Film positif adalah film warna putih tulisan hitam,
sedangkan film negative adalah film hitam dengan tulisan putih.
 Bidang Cetak, adalah bagian mencetak penerbitan baik untuk Koran maupun majalah.
Prosesnya, master plate baja yang merupakan bagian dari isi penerbitan di pasang pada mesin
cetak sesuai dengan tempatnya. Bidang cetak umumnya di tangani dua bagia, yaitu operator
cetak dan bagian pengepakan hasil penerbitan.
 Bidang Perawatan, tugasnya merawat mesin. Mesin cetak sebelum dan sesudah bekerja selalu
di bersihkan dari bekas tinta-tinta maupun dari kotoran-kotoran kertas Koran. Perawatan ini
penting untuk menjaga kualitas pencetakannya.
 Administrasi keuangan, administrasi keuangan pada bidang cetak adalah bagian yang
mengurusi persoalan keuangan. Misalnya, bagian kasir tugasnya menerima uang hasil dari
menarik ongkos cetak, mengatur pembelian bahan baku percetakan seperti kertas, tinta, film,
dan obat-obatan reproduksi. Akuntansi percetakan tugasnya mengendalikan keuangan antara
penerimaan dan pengeluaran.
 Bagian Administrasi umum dan Personalia, tugasnya mengatur tenaga kerja, bagian inilah
yang mengurusi gajidan kesejahteraan karyawan, keamanan kerja serta pemeliharaan gedung.
Dalam me-manage percetakan, seorang manajer percetakan harus melakukan kegiatan-kegiatan
sebagian berikut.

1. a) Mendorong aktivitas karyawan untuk memelihara keadaan lingkungan kerja, mengatur


ruangan, menyusun urutan tugas, dan system kerja guna menciptakan lingkungan kerja
yang nyaman,
2. b) Mendisiplinkan kerja karyawan dengan membagi kebutuhan tenaga kerja berdasarkan
kemampuan dan keterampilan para karyawan.
3. c) Meningkatkan kemampuan karyawan dalam penguasaan tekhnik mencetak.
4. d) Menyusun estimasi harga pokok dengan program pengendalian kualitas cetak.
5. e) Menyusun rencana penggunaan bahan baku.
6. f) Menentukan spesifikasi bahan baku serta komponen yang di perlukan dalam suatu
percetakan, sekaligus menetapkan kuantitas dan volume kegiatan yang di proyeksikan
dalam jangka waktu tertentu.
7. g) Menyimpan dan memelihara bahan-bahan.
 Bussiness Departement (Bidang Usaha)
1. a) Pemimpin Perusahaan adalah orang yang mendapat kepercayaan dari pemimpin umum
untuk membantu dalam pengelolaan bidang usaha. Ia mendapat kepercayaan penuh dalam
mengendalikan usaha untuk mendapatkan keuntunga yang sebanyak banyaknya. Bidang
yang ada dalam lingkup usaha, antara lain bidang produksi, sirkulasi, iklan, keuangan,
teknik, personalia dan layanan pelanggan.
2. b) Bidang Iklan, bagian ini menjual kolom-kolom yang ada dalam surat kabar atau
majalah dalam bentuk advertensi(advertising). Pejabat dari bagian ini di sebut kepala
bagian iklan atau manajer iklan. Iklan dalam penerbitan pers di bagi dalam dua jenis,
yaitu iklan umum dan iklan khusus. Iklan umum artinya, iklan yang benar-benar untuk
kepentingan bisnis, sedangkan iklan khusus artinya iklan yang sasarannya di peruntukkan
bagi kegiatan social.
3. c) Bidang Sirkulasi, Istilah sirkulasi dalam penerbitan pers berarti “peredaran”. Bagian ini
merupakan satu dari tiga komponen penjualan yang khusus menjual produk
penerbitannya(Koran atau majalah). Komponen lain adalah bagian iklan dan layanan
pelanggan(costumer care). Manajer sirkulasi bertanggung jawab penuh kepada pemimpin
umum untuk laku atau tidaknya produk penerbitannya itu di pasaran.
4. d) Bidang Keuangan, di pimpin oleh seorang manajer atau kepala bagian keuangan.
Tugas utamanya mengendalikan keuangan perusahaan yang meliputi menghitung
pemasukan dan pengeluaran uang, menyimpan dan membayarkan uang, memungut dan
membayarkan pajak, membayar kebutuhan operasional perusahaan serta mengumpulkan
kekayaan perusahaan. Sedikitnya ada 4 tugas pokok bagian keuangan, yaitu inkaso, kasir,
controller, dan audit.
5. e) Bagian Pelayanan Pelanggan(Costumer Care), di bentuk guna member layanan yang
memuaskan kepada semua pelanggan dari penerbitan pers. Pelanggan disini di
terjemahkan secara luas meliputi pelanggan tetap, pelanggan eceran, pemasang iklan, dan
bahkan pembaca secara luas. Semua kebutuhan pelanggan harus di layani dengan baik.
6. f) Bagian Umum, tugasnya mengurusi dan menyediakan kebutuhan bagi perusahaan, baik
yang bersifat hardware maupun software. Dalam pelaksanaan sehari-hari, kepala bagian
atau manajer umum di bantu staf yang melaksanakan tugas-tugas perawatan dan
personalia.
7. g) Bagian Teknik, adalah suatu bagian yang bertugas menangani masalah-masalah teknik.
Petugas teknik di bidang usaha bertugas menyediakan dan merawat peralatan teknik
sebatas yang ada di bidang usaha saja. Misalnya instalasi listrik gedung, penyedia tenaga
listrik pengganti, perawatan computer, air conditioner, mobil dinas dan sebagainya.
Sedangkan perawatan di bidang redaksional dan percetakan biasanya ada yang menangani
sendiri.
Manajemen terdiri atas POAC (planning, Organizing, Acting,Controling.

Planning: penetapan tujuan, penetapan aturan, penyusunan rencana.

Organizing: pembentukan bagian-bagian, pembagian tugas,pengelompokan pegawai.

Acting: melaksanakan tugas, memproduksi, mengemas produk, menjual produk dan selanjutnya.

Controling: melihat pelaksanaan tugas, menyeleksi produk, mengevaluasi penjualan.

Kesulitan, kemunduran usaha, dan kegagalan menjual produknya, harus dipandang sebagai
sukses yang tertunda. Krisis moneter dan krisis ekonomi perlu dijadikan modal untuk memaksa
diri berubah mengikuti perkembangan zaman. Untuk itu, pengusaha penerbitan pers perlu
memperhatikan :

1) Keinginan costumer (pembaca)

2) Kecenderungan perubahan sosial

3) Kiat-kiat kompetitor

4) Mengamati perubahan teknologi, ekonomi, politik, dan sosial.


Jika ada pembaca yang menghentikan langganannya atau pindah ke penerbitan lain, perlu disikapi
sebagai bagian dari perubahan perilaku konsumen. Perubahan perilaku konsumen semacam ini
harus dilihat sebagai kenyataan yang buruk, bukan sekedar mimpi buruk. Dari situasi krisi
moneter dan krisis ekonomi seperti ini, manajemen penerbitan pers harus menata ulang proses
bisnis yang selama ini diterapkan dengan melihat momentum, penghematan sumber daya yang
dimilikinya, khususnya dana. Langkah efektif dalam penataan ulang proses bisnis penerbitan
pers, antara lain :

1. Memulai dari top management. Tanpa ada komitmen dari top management, pemikiran
para pelaksana lapangan tentang layanan pelanggang tidak akan membuahkan
hasil yang efektif.
2. Merapatkan barisan pelaksana tingkat menengah (middle management). Manager
harus meningkatkan pembinaannya terhadap staf-staf yang selama ini
cenderung menolak perubahan organisasi.
3. Membentuk tim evaluasi pengembangan usaha, yang terdiri dari tiga kelompok kerja :
Kelompok satu : Mencakup manajemen tingkat menengah.

Kelompok dua : Manajemen tingkat bawah.

Kelompok tiga : Tim kasus atau tim pemecah masalah.

Agar kerja tim tetap solid dan saling mengisi, tiap tim harus terdiri dari unit-unit kerja yang
terkait dalam proses bisnis yang dilakukan kelompok satu dan kelompok dua yang terdiri atas
bagian produksi, pembelanjaan, pemasaran, dan keuangan. Sedangkan kelompok tiga atau tim
kasus, bertugas khusus menganalisis peningkatan proses kerja yang berkaitan dengan pencapaian
target usaha yang jelas serta terjaminnya penataan ulang organisasi.

Menurut perhitun gan bisnis yang sehat, esensi “mutu percetakan prima” dan “kepuasan
konsumen” dengan meningkatkan teknologi cetak yang canggih adalah kebutuhan manajemen.,
bukan sekedar memenuhi tantangan investasi dari para kompetitor. Manajemen yang sehat selalu
mempertimbangkan :

 Peluang usaha
 Kemampuan sumber daya manusia
 Perhitungan modal
 Unsur-unsur depresiasi di perusahaan
Dalam mengidentifikasi kemajuan teknologi era globalisasi, intinya adalah mendekatkan jarak
antara pelanggan dengan penerbit. Perusahaan penerbitan pers harus sadar adanya implikasi dari
kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, penerbit surat kabar atau majalah pun harus
secara sungguh-sungguh memenuhi selera konsumen melalui bentuk dan cara-cara kerja yang
inovatif.

Terapan Manajemen Pada Penerbitan Pers


Manajemen dilihat dari bahasanya berasal dari bahasa Inggris management. Semula bahasa
Italia manaj(iare), bersumber dari bahasa latin mamis, artinya
tangan. Management atau Manaj(iare) berarti memimpin, membimbing, dan mengatur. Tokoh-
tokoh ekonomi seperti George R. Derry, Harold Koontz & Cyril O’Donnell, E.F.L Brech, atau
Millon Brown, mempunyai definisi manajemen yang berbeda-beda.
Salah satu definisi manajemen yang cukup menarik adalah definisi dari Henry Fayol yang
berbunyi : “Manajemen adalah proses menginterpretasikan, mengkoordinasikan sumber daya,
sumber dana, dan sumber-sumber lainnya untuk mencapai tujuan dan sasaran melalui tindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan penilaian”. Menurut
Henry Fayol, setidaknya ada 14 asas dalam manajemen yaitu :

1) Pembagian tugas

2) Wewenang dan tanggung jawab

3) Disiplin

4) Kesatuan perintah

5) Kesatuan pengarahan

6) Ketertiban

7) Keadilan

8) Prakarsa

9) Stabilitas masa jabatan

10) Kesatuan

11) Jenjang kepangkatan

12) Penggantian pegawai

13) Pemindahan wewenang

14) Pengutamaan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi

Dari 14 asas tersebut oleh Henry Fayol diringkas menjadi 4 yang disebut fungsi manajemen, yaitu
Planning, Organizing, Acting, dan Controlling (POAC). Planningdiartikan sebagai penetapan
tujuan, penetapan aturan, penyusunan rencana dan sebagainya. Organizing meliputi pembentukan
bagian-bagian, pembagian tugas, pengelompokan pegawai dan lain-lain. Acting terbagi atas
melaksanakan tugas, memproduksi, mengemas produk, menjual produk. Controlling meliputi
melihat pelaksanaan tugas, menyeleksi produk, mengevaluasi penjualan dan sebagainya.
Dalam perkembangan selanjutnya, POAC yang dicetuskan Henry Fayol, dikembangkan oleh
Luther Gulic menjadi POSDCORB (Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating,
Reporting, dan Budgeting). Planning artinya merencanakan
pekerjaan. Organizing mengorganisasikan pekerjaan. Staffing mengisi pegawai atau tenaga kerja
pada pekerjaan. Directing memberi wewenang pada orang-orang tertentu untukmemimpin
pekerjaan. Coordinating menyatukan persepsi atau pengertian/pemahaman antarbagian dalam
suatu pekerjaan terhadap langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai sasaran atau
produk. Reportingmembuat laporan tentang hasil pekerjaan. Budgeting menentukan pembiayaan
yang diperlukan dalam mengoperasionalkan pekerjaan.
Manusia dalam melaksanakan hajat hidupnya membutuhkan media untuk memperoleh informasi
sekaligus bisa berkomunikasi dengan lingkungannya. Maxwell E. McCombs dan Lee B. Becker
dalam bukunya “Using Mass Communications Theory” menyebut ada tujuh sebab mengapa
manusia membutuhkan media massa :

1. Untuk mengetahui apa yang penting dan perlu baginya


2. Untuk membantunya mengambil keputusan (media jadi bahan rujukan sebelum
mengambil keputusan)
3. Untuk memperoleh informasi sebagai bahan pembahasan
4. Memberikan perasaan ikut serta dalam kejadian
5. Memberikan penguatan atas pendapatnya
6. Mencari konfirmasi atas keputusan yang diambilnya
7. Memperoleh relaksasi dan hiburan
Perencanaan Bisnis penerbitan Pers
Sebelum memutuskan untuk terjun ke bisnis penerbitan pers, pengusaha atau investor hendaknya
melihat terlebih dulu perkembangan situasi yang terjadi pada kehidupan masyarakat. Ini penting
karena pangsa bisnis penerbitan pers adalah masyarakat. Meskipun “kran” kebebasan sudah
dibuka, kesempatan berkembang juga ada, ternyata perkembangan pers nasional belum
menunjukkan kemajuan, terutama jika dilihat dari jumlah penerbitan yang ada. Memang koran-
koran baru, majalah-majalah baru serta penerbitan pers lainnya banyak bermunculan, tetapi
kontinyuitas penerbitan mereka tidak bertahan lama. Persis bagai jamur di musim semi, terbit
secara bersama-sama, tetapi habis dalam waktu sekejap pula. Ketika belenggu kebebasan pers
belum dibuka, kehidupan perusahaan penerbitan pers di Indonesia sudah mengalami goncangan
akibat adanya krisis ekonomi yang membuat naiknya bahan baku penerbitan pers. Ironisnya,
kenaikan harga koran atau majalah hampir tidak bisa dilakukan karena juga terimbas krisis
ekonomi dimana daya beli masyarakat semakin menurun.

Tantangan-tantangan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya :

1) Harga bahan baku melonjak sampai empat kali lipat, dibandingkan harga sebelumnya.

2) Kontribusi biaya kertas koran mencapai 40-45% dari komponen biaya produksi.

3) Akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan, daya beli masyarakat terhadap koran menjadi
menurun. Penurunan daya beli ini terdiri dari berbagai strata, antara lain :

 Pembaca kelas atas, yang semula berlangganan dua sampai tiga koran, menyeleksi kembali
langganannyadan hanya memilih berlangganan satu surat kabar saja.
 Pembaca kelas menengah, memilih surat kabar yang murah karena sadar akan penghematan
pengeluaran.
 Pembaca kelas bawah, meninggalkan langganannya, memilih beli koran eceran. Itupun jika
mereka merasa sangat perlu informasi dari media cetak dan tidak diperoleh dari produk
elektronika.
4) Menurunnya daya beli masyarakat ditambah dengan melonjaknya bahan baku koran,
membuat biaya produksi tiap eksemplar koran atau majalah menjadi besar.

5) Bagi penerbitan pers beroplah kecil langsung menunda atau bahkan menutup
penerbitannya.
Untuk mengatasi permasalahn tersebut, sebelum meluncurkan produksinya, perusahaan
penerbitan pers, baik yang akan tampil maupun yang sudah lama ada, harus memperhitungkan
secara matang rumusan laba rugi usahanya. Setidaknya ada tiga langkah yang bisa dimanfaatkan
guna mempertahankan kehidupan pers tersebut, yakni :

1. Langkah pertama, mengalihkan perhatian secara eksternal, mendulang pendapatan dari


menjual ikan
2. Secara internal, melakukan efesiensi di semua unit usaha
3. Berusaha memperoleh suntikan (internal)
Penerapan langkah pertama dan kedua dengan asumsi mengabaikan pendapatan yang selama ini
menjadi andalan, yaitu dari penjualan koran baik melalui langganan maupun eceran. Sementara
langkah ketiga sangat diperlukan, mengingat banyaknya produk lain sebagai kompetitor sehingga
menyebabkan menjual koran saja, tidak bisa diharapkan. Agar perusahaan tetap berdaya guna,
pemecahan masalah ini harus meningkatkan kinerja internal di dalam perusahaan itu sendiri
dengan menciptakan pangsa pasar baru melalui marketing mix.

Dalam manajemen penerbitan pers modern yang sekarang ini sedang ditekuni para penerbit surat
kabar atau majalah, strategi yang diterapkan adalah menempatkan redaksi sebagai kepala bagian
yang setingkat dengan bagian iklan, sirkulasi dan sebagainya. Tetapi dalam operasionalnya,
pengasuh penerbitannya mengikuti aturan yang selama ini sudah ada, yakni redaktur pelaksana
sebagai kepala bagian produksi, yaitu memproduksi berita dan informasi. Sedangkan unit kerja
lainnya adalah sirkulasi dan iklan, menjalankan tugasnya berjualan kepada masyarakat.
Manajemen modern penerbitan pers seperti ini, menempatkan pemimpin redaksi lebih bersifat
politis dan policy sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tapi yang berperan dalam perusahaan
adalah direksi perusahaan tersebut. Sebab perusahaan itulah yang membiayai dan memodali
usaha penerbitannya.

Mendirikan suatu penerbitan sebuah surat kabar, terutama yang terbit harian, harus
memperhitungkan pendekatan usaha jangka pendek, baru kemudian jangka panjang. Sebagai
pengelola yang berbentuk badan usaha, yang melengkapinya dengan manajemen, paling tidak
harus membaca tren-tren bisnis media cetak tahun-tahun terakhir yang menggambarkan
komposisi sebagai berikut :

1. Iklan-iklan umum nasional sekarang ini, cenderung diarahkan ke televisi.


2. Iklan umum nasional untuk media cetak hanya diprioritaskan bagi surat kabar utama
nasional.

Anda mungkin juga menyukai