Anda di halaman 1dari 4

Kiat Sukses Membuat Mading

     Alangkah senangnya kalau sekolah kita punya majalah dinding (mading) yang menarik dan tidak membosankan.
Bagaimana kiat membuat mading oke seperti itu ? Berikut tips yang bisa dijadikan referensi untuk membuat mading jadi
tambahoke.:
1) Kalau di sekolah belum ada tim pengelola mading, segeralah berinisiatif dan mengkonsultasikan dengan guru pembina
dan pihak sekolah.
 2) Setelah diijinkan bersama guru pembina mengumpulkan teman-teman yang memiliki minat dan bakat khususnya seperti
penulisan, reportase, komputer, dan desain. Ingat, jangan asal dan salah pilih ! pokoknya pilih temen yang komit dan
totalitas kerjanya bisa diandalkan biar tim bisa bekerja dengan baik.
 3) Buat rencana penerbitan. Boleh setengah bulan sekali, satu bulan sekali atau satu semester sekali. Sejalan dengan itu
tentukan juga nama mading sekolah kamu, misalnya Smunke News, Waroeng Smuda, Cakrawala, dll.
4) Tentukan struktur organisasi dan deskripsi masing-masing jabatan seperti pemimpin redaksi, reporter, fotografer, sampai
tugas desainer grafis.
5) Bikin rubrikasi yang menarik, nggak uzur atau ketinggalan jaman. Misalnya : rubrik featur foto, laporan utama, liputan
khusus, profil, jelajah, cerpen, dll.
6) Saat hunting mencari berita, pastikan sudah mendapat bekal teknik dasar reportase, baik teknik wawancara maupun
teknik penulisan berita.
7) Sebelum melakukan wawancara, persiapkan peralatan seperti HP, kamera foto / video, tape recorder, dan jangan lupa
daftar pertanyaan. Sehingga saat wawancara, pertanyaan yang dilontarkan terarah dan memiliki nilai berita tinggi.
8) Pake tanda pengenal / kartu identitas biar pede, jangan sampe maw wawancara malah diwawancarai.
9) Tingkatkan kemampuan komputer kamu, terutama tentang olah foto, sering browshing, baca koran, majalah, liat TV, dan
sumber-sumber informasi lainnya, biar berita yang kita tampilkan menarik, segar, dan up to date. Dan yang lebih penting :
10) Ada keinginan, keberanian mencoba, dan keyakinan diri yang kuat, bahwa kamu BISA !
     Majalah dinding sekolah secara sederhana dapat diartikan sebagai salah satu sarana bagi penghuninya (siswa dan/atau
guru) untuk menyalurkan bakat dan minat di bidang tulis-menulis. Isinya bisa berupa berita seputar sekolah, opini tentang
suatu masalah yang lagi trend, informasi mengenai perkembangan teknologi, dan lain-lain yang merupakan hasil kreasi
pengelolanya. Melalui Mading siswa atau guru dapat mengaktualisasikan dirinya, tentu melalui hasil karya sesuai
kebutuhan Mading tersebut.
Mading sebagai sarana komunikasi membutuhkan pengelolaan yang baik, sehingga pesan yang disampaikan bisa
mencapai sasaran sebagaimana yang diinginkan pengelolanya. Pengelolaan yang baik itu secara sederhana mencakup dua
hal; yakni manajemen organisasi dan manajemen redaksional.

Manajemen Organisasi
     Mading sebagai organisasi intra sekolah mutlak memerlukan manajemen yang baik. Manajemen organisasi di sini
mencakup bidang usaha dan ketatausahaan (administrasi).
            Tugasnya adalah membantu kelancaran penerbitan Mading sesuai periode terbit. Bidang inilah yang mengatur
keuangan, administrasi, sponsorship, dan segala tetekbengek yang tidak berhubungan secara teknis dengan keredaksian.
            Bagian ini dipimpin oleh seorang Pemimpin Umum, dibantu oleh beberapa bagian/seksi, seperti bagian
Administrasi, Keuangan, Sponsorship, dll, sesuai kebutuhan Mading.  Bagian administrasi bertugas membantu kelancaran
administrasi, misalnya surat-menyurat dengan pihak luar atau internal sekolah. Bagian keuangan bertugas mengatur
sirkulasi keuangan Mading, misalnya terkait dengan biaya cetak foto, transportasi reporter, dll.  Sedangkan bagian
sponsorship bertugas mencari pihak sponsor seperti pihak-pihak yang akan beriklan pada Mading.
Manajemen Redaksional
Bagian redaksional merupakan bagian yang mengurus meteri pemberitaan Mading. Bagian ini dipimpin seorang Pemimpin
Redaksi yang bertanggungjawab atas pekerjaan yang terkait dengan pencarian dan pelaporan berita. Bagian ini senantiasa
disibukkan dengan rapat yang menentukan informasi layak dan tidak layak disiarkan.
Organisasi keredaksian harus diisi oleh orang-orang yang punya pemahaman baik terhadap teknis tulis-menulis. 
Strukturnya organisasi redaksi terdiri Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana, Redaktur dan Reporter. Pemimpin
redaksi bertanggung jawab penuh atas isi/materi Mading. Redaktur Pelaksana akan mengkoordinir tugas-tugas keredaksian
melalu para redaktur.  Redaktur memberi tugas liputan kepada para reporter, setelah itu melakukan editing atas tulisan
reporter sekaligus menentuakan layak tidaknya sebuah tulisan untuk disiarkan. Sedangkan reporter bertugas mencari berita
di lapangan, baik ditugaskan oleh redaktur maupun atas inisiatif sendiri.

Bagan Organisasi Mading


Dari dua bagian manajemen tersebut di atas dapat digambarkan bagan organisasi Mading sebagai berikut:
Pembina
Pemimpin Umum
Pemimpin Redaksi
Bag. Administrasi
Bag. Keuangan
Bag. Sponsorship
Redaktur Pelaksana
Redaktur
Reporter
Perencanaan Redaksi
Mutu atau kualitas Mading sangat ditentukan oleh isi (berita, gambar, feature, opini, dll) dari Mading itu sendiri. Sehingga
sebaiknya isi Mading pun perlu direncanakan secara matang oleh pengelolanya, khususnya Bagian Redaksi.
Perencanaan keredaksian ini dapat dimulai dari perencanaan liputan yang bisa bersumber dari reporter, redaktur,
rredaktur pelaksana atau bahkan pemimpin redaksi.  Perencanaan tersebut ditentukan dalam sebuah rapat yang disebut raoar
redaksi. Dalam rapat bersama tersebut akan terungkap hal-hal seperti:
-     Ide/gagasan liputan
-          Penentuan angle/sudut pandang/topik
-          Pembagian tugas (Siapa jurnalisnya, siapa nara sumbernya, berapa biayanya, perlu foto pendukung atau tidak?, dll)
-          Dead line
Berkaitan dengan peliputan bahan maka beberapa hal yang perlu diketahui:
 Persiapan Reporter
-          Pemahaman: Masalah, Peraturan Perundang-undangan, Hukum, dll.
-          Peralatan: Tape recorder,  alat tulis menulis (note boke = standar internasional),  kamera, dll.
 Sumber:
-          Studi Pustaka (Literatur: buku-buku, media massa lain, internet, dll)
-          Pakar, pengamat, Praktisi
-          Pihak terkait (tersangka, pelaku, korban, dll)
-          Sumber anonym
 Wawancara:
-          Etika wawancara/menemui sumber (memperkenalkan diri = standar normal di lingkungan mana kita berada)
-          Berita harus diperoleh secara etis dan terbuka
-          Wawancara Telepon

Rubrikasi
Mading perlu menentukan jenis-jenis rubric yang ditampilkan setiap edisi. Rubrik ini sebaiknya bersifat permanent.
Umumnya rubrikasi menyangkut:
-          Berita Sekolah
-          IPTEK
-          Surat Pembaca
-          Feature (Misalnya tentang lingkungan)
-          Cerpen
-          Puisi
-          Dll.
Setiap rubric mempunyai penanggungjawab seorang redaktur dan memiliki reporter di bidangnya.

Jadwal Terbit
Mading mempunyai jadual terbit atau disebut periode terbit, dapat bersifat, mingguan, dua mingguan atau bulanan.
Periodesasi terbit ini harus dilakukan secara konsiten, artinya kalau memilih jadwal terbit mingguan maka setiap minggu
(misalnya setiap hari Senin) isi Mading harus berganti dengan materi baru.
            Pemilihan jadwal dan periode terbit dilandasi oleh kemampuan pengelola dalam memenuhi besaran halaman yang
ada pada Mading.  Ukuran Mading harus disesuaikan dengan jumlah personil pengurus.

Tata Letak (Lay Out)


Penataan Mading atau disebut lay out sangat penting untuk menarik minat pembaca. Boleh jadi isi beritanya biasa-biasa
tetapi karena llay out-nya bagus maka orang pun akan tertarik untuk membaca materi yang ditampilkan pada Mading.
            Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam lay out Mading:
1. Bentuk fisik Mading (ukuran dan bahan Mading)
2. Iklan yang akan dimuat (jumlah, ukuran dan gambarnya)
3. Berita/pendapat (ukuran panjang)
4. Gambar (foto, lukisan, karikatur), ukuran dan isinya.
5. Huruf (jenis dan ukuran yang digunakan)
6. Line (tebal, tipis, putus-putus, atau titik-titik)
7. Warna (hitam atau banyak warna)
Unsur-unsur tersebut harus dikombinasikan satu sama lain dalam satu kesatuan Mading sehingga halaman (kolom)
tersebut mencerminkan satu kesatuan yang indah.
Selain memperhatikan unsure-unsur tersebut di atas, dalam mendesain Mading perlu memperhatikan beberapa aturan
dasar:
1. Kita perlu tahu bahwa desainer ini ditujukan bagi pembaca. Fokus kita selalu pada pembaca, walaupun kita sendiri
punya ide-ide atas dekorasi atau tampilan Mading namun kita selalu bertanya, apakah dengan tampilan demikian pembaca
masih mau melihat Mading kita besoknya?
2. Tampilan kita buat sesederhana mungkin. Dari kesederhanaan kita sodorkan sesuatu yang mudah dimengerti
pembaca.
3. Kita membuat pembaca langsung fokus terhadap sesuatu yang kita tampilkan. Apakah itu berupa berita atau foto,
yang dapat dilihat dari segi huruf (tipe, size, warna, dll) dan ukuran besar kecilnya foto.
4. Tampilan halaman jangan ada sesuatu objek yang bersaing antara satu dengan lainnya.
5. Mempunyai standarisasi terhadap suatu besar kecilnya kolom. Waspadai kolom yang terlalu lebar. Juga waspadai
berita yang terlalu panjang dan juga terlalu pendek.
6. Pilihan warna untuk membantu desainer.
7. Harus punya standar jarak antara judul dan isi berita, antara berita dengan berita, dan antara berita dengan iklan.
8. Konsisten terhadap judul yang center atau rata kiri dari halaman ke halaman dan dari edisi ke edisi.
9. Jangan paksakan huruf-huruf yang harus termuat, utamanya untuk judul yang kata-katanya terlalu panjang sehingga
harus merapatkannya atau menariknya menjadi panjang untuk judul yang terlalu pendek.
10. Antara logo (bener) dengan headline usahakan jangan bersaing antara satu dengan lainnya.
11. Foto harus mempunyai tingkatan dari segi ukuran yang ditampilkan pada setiap halaman. Kredit foto harus ditulis
secara konsisten pada setiap halaman dan setiap edisi.

Evaluasi
Setiap Mading selesai diterbitkan, maka segenap pengelola harus segera melakukan evaluasi. Dalam evaluasi itu akan
dilihat apa-apa yang kurang dalam tampilan kali ini sehingga menjadi bahan perbaiki untuk edisi selanjutnya.
            Pengelola Mading juga wajib memperhatikan saran dan kritik dari pembaca, sebagai bahan evaluasi.
Tentukan Karakter MADING 
Sebuah MADING yang ada di masjid tentu saja berbeda muatannya dengan MADING yang ada di jurusan. MADING di
sekolah tentu beda dengan MADING kampus. Penetapan Karakter MADING sangat penting. Hal-hal seperti : Segmen
Pembaca, Isu yang diusung, Jadwal Terbit, Gaya Bahasa adalah beberapa hal utama yang membuat MADING punya
karakter yang menentukan pengelolaannya kedepan.

Tidak perlu bingung, untuk MADING pada tahap-tahap awal, mencontek karakter sebuah (sekali lagi –SEBUAH) –
majalah atau tabloid adalah cukup efektif. Contoh : SABILI dengan karakter sedikit keras dan pedas, segmen pembacanya
aktifis Islam, terbit dua minggu sekali, gaya bahasa blak-blakan, atau misal yang lain TARBAWI dengan karakter lembut
(sehingga di kalangan penulis ada yang menyebut gaya bahasa TARBAWI), segmen pembaca masyarakat umum, terbit dua
minggu sekali dst,dst,dst. Dan yang tak kalah penting JANGAN PERNAH MENIRU KARAKTER SURAT KABAR. 

2. Susun Kepengurusan MADING 


MADING profesional melibatkan orang-orang profesional, bukan sekedar orang yang punya hobi tempel-menempel.
INGAT !!!! MENGELOLA MADING SAMA SULITNYA dengan MENGELOLA MEDIA LAIN.

Susunan kepengurusan seperti pemimpin redaksi, sidang redaksi, atau redaktur, ilustrator adalah contoh posisi-posisi vital
dalam pengelolaan mading. Jadi jangan pernah remehkan posisi-posisi kepengurusan profesional di MADING,

Seperti yang dikatakan Aa’ Gym bahwa profesional adalah : BUKAN WAKTU SISA. Percayalah !!! MADING yang
dikelola dengan waktu sisa, adalah MADING yang juga akan sekedar menjadi tempelan-tempelan yang kurang berarti.

3. Jangan remehkan Lay Out MADING 


Disinilah keunikan MADING yang tidak dimiliki oleh media lain. Ada dua kali penataan layout MADING : pertama,
perancangan ketika pengetikan (untuk yang dikerjakan dengan komputer) atau penulisan (untuk yang ditulis dengan tangan)
dan kedua, perancangan susunan di MADING. Ada 5 (lima) urutan kerja yang penting untuk diikuti : 

Gb.1 Contoh layout mading a. Buat sketsa penempelan tulisan-tulisan di mading sebagai acuan utama perancangan dan
penempelan 
Ada beberapa hal pula yang perlu diperhatikan ketika membuat sketsa ini : 
Ø Ukuran MADING 
Ø Ukuran kertas 
Ø Jumlah Artikel yang hendak ditampilkan 
Ø Gambar dan aksesoris lain 
Ø Ruang kosong !!!!

b. Pengetikan, ukuran huruf, perpaduan antar lembaran 


Catatan penting : 
Walaupun dikerjakan terpisah, kalo bisa ada kesepakatan yang dipimpin oleh seorang penata Lay Out tentang bagaimana
lembar-lembar itu seharusnya tampil. 

SUMBANGAN dari KONTRIBUTOR sebaiknya diminta dalam bentuk file, sehingga bisa diedit oleh team MADING. 

Kertas A4 jangan langsung ditempel begitu saja, apalagi kalau MADING-nya kecil. Space atas, bawah, kiri, kanan dari
tulisan ke pinggiran kertas jangan terlalu jauh.

Dan satu lagi catatan yang juga harus diperhatikan : Panjang artikel di MADING sebaiknya tidak lebih dari 2 lembar kertas
A4 (sekitar 1000 kata), karena dia akan dibaca sambil berdiri (kalau terlalu panjang kan capek !!!!)

c. Pemilihan warna dan aksesoris 


Banyak yang terjebak untuk membuat MADING menjadi semarak dengan menambah warna-warna yang mencolok.
Padahal MADING yang baik adalah MADING yang tampilannya sederhana dengan daya tarik pada aksesoris-aksesoris
sederhana yang berkarakter kuat, misalnya : GARIS di sudut, BUNGA-BUNGA di sudut, GARiS memanjang di bagian
bawah, warna mencolok di sisi kiri MADING (Ingat Teori OTAK KIRI dan OTAK KANAN)

d. Penempelan yang cermat 


SERING penulis dapati, tampilan MADING terganggu dengan bekas lem yang menggembung di sudut kertas. Atau sudut-
sudut yang tidak tertempel rapi karena pengeleman yang tidak merata.

Hati-hati !!! Kesan cermat pada pengelolaan MADING berpengaruh besar pada keasyikan membaca. 

Gb 2. Luas Pandangan Atas Bawah MADING e. Penempatan MADING 


Yang tak kalah penting adalah penempatan MADING, ketinggian, pencahayaan, ruang baca mampu memberikan
kenyamanan tersendiri dalam membaca MADING.
MADING yang terlalu tinggi membuat pembaca harus mendongak hingga lelah, mengganggu keasyikan membaca
MADING (INGAT PENELITIAN membuktikan PENGLIHATAN BAWAH lebih LUAS DARIPADA PENGLIHATAN
ATAS). Atau cahaya matahari yang mengganggu juga harus diperhatikan. 

4. Komersialisasi MADING 
PASANG IKLAN di MADING ? Kenapa tidak ? 
Teori advertising mengajarkan sebuah hal sederhana : Semakin tinggi rating pembaca, semakin efektif pula sebuah media
untuk tempat promosi. 

MADING yang profesional bahkan bisa hidup dari IKLAN. Pengelolaan IKLAN yang baik juga mencegah orang yang
tidak bertanggung jawab menempelkan pengumuman seenaknya di MADING. 

5. Buka Cabang MADING 


Kenapa tidak ?
Teori bisnis mengajarkan kita untuk membangun BRAND IMAGE yang baik, salah satunya adalah menunjukkan bahwa
merk MADING yang kita kelola tersebar dimana-mana. Jadi ketika orang mendengar nama HARMONI, maka yang
langsung terfikir adalah MADING yang PROFESIONAL. 

Berani ? 

6. Buka Jalur Interaktif MADING dengan pembaca 


Perhatikan trend media saat ini. MEDIA INDONESIA yang dulu cuma surat kabar, kini melebarkan sayap dengan METRO
TV. Group KOMPAS dengan Cyber KOMPAS. 99,9 FM dengan majalah NinetyNiners, Tabloid MQ, MQ FM, MQTV.
Dll.

So, MADING profesional juga harus memperhatikan aspek pengembangan segmen pembaca. BANGUN SITUS MADING,
(Sepengetahuan penulis belum ada satupun di Indonesia), BUKA EMAIL MADING, , cantumkan nomor hotline mading,
buka kotakpos mading. 

7. Buat Acara Jumpa Pembaca MADING dan pelatihan-pelatihan pengelolaan MADING 


MADING yang baik adalah MADING yang dikelola dengan profesionalisme penuh. Hal yang paling susah dari marketing
adalah maintenance.

Ketika anda sudah mempunyai pembaca setia, layani mereka dengan sepenuh hati, berikan insentif lebih karena membaca
MADING anda. Kajian khusus bersama pembaca, polling pembaca adalah program-program pelengkap yang bisa membuat
MADING anda semakin dikenal. 

Jika MADING kita kelola dengan profesional, bukan tidak mungkin suatu saat kita bisa mengiklankan MADING kita di
media lain.

Anda mungkin juga menyukai