Analisa COD Pada Air Limbah
Analisa COD Pada Air Limbah
( Restu Auliani ST )
NIP : 198802132009122002
I. Pendahuluan
1.1. Deskripsi Mata Praktek
Praktek ini diberikan untuk memberikan serta menambah pengetahuan bagi setiap
mahasiswa didlam penentuan berapa kadar COD di Air limbah, dimulai dari
pengambilan sampel, sampai kepada penentuan kadar COD ( Chemical Oxygen
Demand ) sehingga dengan demikian setiap mahasiswa dapat menentukan
karakteristik limbah sesuai dengn kadar COD yang dihasilkan.
1.2. Tujuan
1.2.1. Mahasiswa mampu prosedur kerja praktikum penentuan kadar COD
dalam air limbah
1.2.2. Mahasiswa mampu mengetahui karakteristik (kondisi) suatu air limbah
1.2.3. Untuk mengetahui besarnya oksigen (O2) yang dibutuhkan untuk
mengoksidadi secara kimi zat-zat organic yang ada pada sampel dimana
pengoksidasi (k2Cr2O7) sebagai sumber O2
1.3. Indikator
Mahasiswa dapat melakukan analisa COD ( Chemical Oxygen Demand)
di dalam air limbah
∆E
CaHbOc + Cr2O72- + H+ CO2 + H2O + Cr3+ (Reaksi
1) Ag2SO4
Zat organis
( Warna Kuning ) ( Warna Hijau )
Reaksi ini berlangsung ± 2 jam, uap direfluks dengan alat kondensor, agar zat
organis volatil tidak lenyap ke luar.
Perak Sulfat Ag2SO4 ditambahkan sebagai katalisator untuk mempercepat
reaksi, sedang merkuri sulfat ditambahkan untuk menghilangkan gangguan klorida
yang pada umumnya ada didalam air buangan.
Untuk memastikan bahwa hampir semua zat organis habis teroksidasi maka
zat pengoksidasi K2Cr2O7 masih harus tersisa sesudah di refluks. K2Cr2O7 yang tersisa
didalam larutan tersebut digunakan untuk menentukan berapa oksigen yang telah
terpakai. Sisa K2Cr2O7 tersebut ditentukan melalui titrasi dengan feroamonium sulfat
(FAS), dimana reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut :
6 Fe 2+ + Cr2O72- + 14 H+ 6 Fe 3+ + 2 Cr3+ + 7 H2O ( Reaksi 2 )
Indikator feroin digunakan untuk menetukan titik akhir titrasi yaitu di saat
warna hijau-biu larutan menjadi coklat-merah. Sisa K2Cr2O7 dalam larutan blanko
adalah K2Cr2O7 awal, karena diharapkan blanko tidak mengandung zat organis yang
dapat dioksidasi oleh K2Cr2O7.
Untuk sampel Air yang akan diperiksa pada praktikum ini adalah Limbah Cair
yang ada di Asrama Politeknik Kesehatan Medan Jurusan Kesehatan Lingkungan.
Adapun karakteristik dari limbah tersebut adalah seyogianya dengan karakteristik
limbah domestic (rumah Tangga) pada umumnya, yaitu sebagai berikut :
No Parameter Minimum Maksimum Rata-Rata
COD (mg/l)=
(ml titrasi blanko−ml titrasi sampel) x N FAS x 8000
ml Sampel
ml Sampel : 20 ml
4.2. Pembahasan
Air merupakan suatu persenyawaan kimia yang sangat sederhana yang terdiri dari
dua atom hidrogen (H) berikatan dengan satu atom (O), secara simbolik air
dinyatakan sebagai H2O. Air serta bahan-bahan dan energi dikandung didalamnya
merupakan lingkungan bagi jasad-jasad air. Dalam pengolahan air limbah dikenal tiga
parameter utama yaitu, oksigen terlarut (OT) atau Dissolved Oxygen
(DO), kebutuhan Oksigen Biologis (KOB) atau Biologycal Oxygen Demand (BOD)
dan kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) atau Chemical Oxygen Demand (COD).
Pada praktikum kali ini, dilakukan pengujian COD (Chemical Oxygen
Demand) dengan menggunakan metode titrimetry. Sampel yang digunakan adalah air
limbah dari Asrama Putri Kampus Kesehatan Lingkungan Kabanjahe. Prosedur
analisis COD menggunakan refluks terbuka yaitu sampel dioksidasi dalam larutan
campuran yang mengandung kalium dikromat sebagai oksidator dan asam sulfat
dalam suhu yang tinggi.
Hal ini dikarenakan kalium dikromat lebih efektif mengoksidasi bahan organik
dalam sampel pada suhu yang tinggi dan keadaan asam. Proses nya yaitu sebagian
besar jenis bahan organik akan teroksidasi oleh campuran mendidih dari kromat dan
asam sulfat. Sampel direfluks dengan menggunakan larutan asam kuat hingga
diperoleh kelebihan dari kalium dikromat (K2Cr2O7). Setelah proses tersebut sisa dari
K2Cr2O7 yang tidak tereduksi akan dititrasi menggunakan FAS (Ferrous Ammonium
Sulfate) untuk menghitung jumlah dari K2Cr2O7 yang dikonsumsi, yang setara
dengan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan
organik yang terlarut dalam sampel.
Adapun hasil dari pemeriksaan COD yang dilakukan praktikan, hasil yang
diperoleh adalah 1260 mg/L. Jika ditinjau kembali dengan merujuk padaKepmen LH
No. KEP-03/MENKLH/II/1991 tentang baku mutu limbah cair golongan 3 COD
yaitu 300 mg/L, dari hasil pengujian ini dapat diketahui bahwa limbah dari Asrama
Kesehatan Lingkungan Kabanjahe, tidak baik bagi mikroorganisme yang hidup
didalam air karena telah melebihi nilai ambang batas.
Untuk itu Air L:imbah tersebut tidak layak untuk digunakan, harus terlebih dahulu
dilakukan pengolahan sebelum digunakan, sehingga dari air tersebut tidak
membahayakan baik bagi kesehatan maupun lingkungan sekitar yang ada.
Namun, dilihat dari karakteristik limbah Cair domestic (rumah Tangga) pada
umunya, maka kadar COD tersebut dapat dikategorikan diatas rata-rata. Rata-rata
kadar COD = 615,03.
V. PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
COD dapat didefenisikan sebagai jumlah oksigen yang dibutuhkan
(mg O2) untuk mengoksidasi zat organik yang ada dalam satu liter
sampel aiR.
Metode yang digunakan adalah metode titrimetry dengan refluks
terbuka
Hasil yang didapatkan dari analisa COD sampel air limbah Asrama
kampus Kesehatan Lingkungan Kabanjahe adalah 1260 mg/L.
Jika ditinjau kembali dengan merujuk padaKepmen LH No. KEP-
03/MENKLH/II/1991 tentang baku mutu limbah cair golongan 3
COD yaitu 300 mg/L, dari hasil pengujian ini dapat diketahui
bahwa limbah dari Asrama Kesehatan Lingkungan Kabanjahe,
tidak baik bagi mikroorganisme yang hidup didalam air karena
telah melebihi nilai ambang batas.
Harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu jika bermaksud ingin
menggunkannya kembali.
5.2. SARAN
Semua alat dan bahan yang diperlukan harus selengkap mungkin,
untuk mempermudah jalannya praktikum
Penggunan APD sangat diperlukan karena bersinggungan dengan
bahan kimia.
Waktu pemanasn dengan metode sistim refluks terbuka harus
sampai batas waktu yang ditentukan .
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
Basset. J, dkk. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Jakarta: