Anda di halaman 1dari 22

TUGAS PROYEK

Penyembelihan Hewan Qurban Di Masjid


Nahdatul Fikri

Nama : wirdahtul Khairi Asril

Kelas : IX.2

Guru Pembimbing : H. Yon Amri S.Pd, M.Pd

Smp Negeri 13 Padang


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat illahi ALLAH SWT, atas
segala nikmat dan ridho-NYA, penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu
tentang penyembelihan hean qurban. Selain itu juga untuk menambah rasa keimanan dan
ketaqwaan kepada ALLAH SWT, serta untuk meningkatkan ukhuwah islamiah melalui
kegiatan penyembelihan hewan qurban dan juga memberikan pembekalan kepada para
pemuda tentang salah satu cara hidup secara islami.

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Yon Amri S.Pd,M.Pd,. guru agama kami
yang telah memberikan pembekalan pengetahuam tentang pelaksanaan pemotongan hewan
qurban dan telah telah memfasilitasi kami untuk mengadakan observasi tentag pelaksanaan
pemotongan hewan qurban langsung ke lapangan. Terima kasih juga kami haturkan kepada
semua phak yang telah membantu penyelesaian tugas ini.

Penulis menyadari laporan ini jauh dari kata sempurna, namun saya tetap bertahap
semoga laporan ini bermanfaat khusunya bagi saya sendiri, umumnya untuk semua pembaca
laporan ini.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR............................................................................................................1

DAFTAR ISI.............................................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................3

a. Latar belakang................................................................................................................
b. Waktu dan tempat..........................................................................................................
c. Tujuan............................................................................................................................

BAB 2 KAJIAN TEORI...........................................................................................................

a. Pengertian qurban.........................................................................................................
b. Hukum qurban ................................................................................................................
c. Sejarah qurban..............................................................................................................
d. Hewan yang di korbankan
- Syarat syarat............................................................................................................
e. Tata cara penyembelihan................................................................................................
f. Orang yang berhak menerima......................................................................................
g. Hikmah qurban..............................................................................................................

BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................

a. Kesimpulan
b. Saran.............................................................................................................................

LAMPIRAN

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ibadah Qurban adalah ibadah yang di perintah kan oleh Allah SWT karena berqurban adalah salah
satu bentuk pernyataan rasa sukur kita atas nikmat yang telah di berikan . Jadi, bagi orang yangt
mampu, maka di wajibkan untuk berqurban .

Disamping itu ibadah qurban merupakan ungkapan rasa persaudaraan antara saudara kita yang
mampu dengan saudara kita yang mampu secara ekonomi, untuk saling berbagi rezeki .
Menumbuhkan sifat untuk saling berkorban untuk orang lain . Saling tolong menolong untuk
mempererat tali persatuan antara umat manusia , khususnya umat islam .

Ibadah qurban hanya di batasi 4 hari yaitu pada hari Raya Idul Adha pada tanggal 10 dzulhijjah dan
Hari Tasyrik yaitu tanggal 11, 12 , dan 13 dzulhijjah . Daripada itu ibadah qurban juga mempunyai
banyak sekali hikmah diantaranya dapat merajut jalinan kebahagiaan kepada fakir dan miskin ,
dengan membagikan daging qurban, menyadarkan manusia bahwa hidup ini penuh pengorbanan ,
Memupuk solidaritas terhadap sesama manusia dan masih banyak lagi .

Ibadah aqiqah adalah penyembelihan hewan pada hari ke 7 , dan 14 . Aqiqah juga dapat di
laksanakan pada saat anak itu dewasa . Menyembelih hewan aqiqah hukumnya sunnah muakkad .
Pada jaman Nabi Muhammad SAW , yang pertama kali di akikah kan adalah 2 orang saudara
kembarnya yaitu Hasan dan Husein, yang tidak lain adalah cucu dari Nabi Muhammad SAW .

Ibadah aqiqah mengandung banyak sekali hikmah dan manfaat , diantaranya adalah merupakan
ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kehadiran seorang anak , dapat menumbuhkan jalinan
kasih dan sikap hormat anak kepada orang tuanya .

B. WAKTU DAN TEMPAT

Hari/tanggal : Minggu , 11 Agustus 2019

Tempat : Mesjid Nahdatul Fikri

Waktu : 10.00 – selesa

C. TUJUAN

1. Bukti syukur

Salah satu tujuan utama dan yang terpenting dalam kurban adalah bukti rasa syukur pada Allah SWT.
Dengan membagikan daging kepada sesama, maka kita telah menunjukkan rasa syukur kita karena diberi
kelebihan dibandingkan orang lain.

Allah Ta’ala berfirman,

َ َ‫) ف‬1( ‫ط ْينَاكَ ْالك َْوث َ َر‬


3( ‫) ِإ َّن شَا ِنئَكَ ه َُو ْاْل َ ْبت َُر‬2( ‫ص ِِّل ل َِر ِبِّكَ َوا ْن َح ْر‬ َ ‫ِإنَّا أ َ ْع‬
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah
shalat karena Rabbmu; dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu
dialah yang terputus” )QS. Al Kautsar: 1-3).

2. Mencari pahala

Tujuan lain dari berkurban dalam Islam tentu adalah agar mendapatkan pahala. Sebagaimana kita ketahui,
pahala inilah yang akan menjadi bekal kita di akhirat nanti. Dengan berharap pahala dari Allah SWT, maka
kita berkurban.

Dari Aisyah ra, Nabi saw bersabda, “Tidak ada suatu amalan pun yang dilakukan oleh manusia pada hari
raya Kurban yang lebih dicintai Allah SWT dari menyembelih hewan Kurban. Sesungguhnya hewan
Kurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-
kukunya. Dan sesungguhnya sebelum darah Kurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima di
sisi Allah, maka beruntunglah kalian semua dengan (pahala) Kurban itu.” )HR Tirmidzi(

3. Tanda ke-Islaman

Rasul sangat tidak menyukai orang yang diberi kelapangan namun tidak ingin melakukan kurban. Orang
yang benar-benar memahami Islam tentu akan berkurban. Beliau sangat mengecam mereka yang mampu
namun menahan hartanya dalam kurban seperti ini. Rasulullah SAW bersabda,

“Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berkurban, maka jangan
sekali-kali mendekati tempat sholat kami.” )HR. Ahmad dan Ibnu Majah(

4. Membantu yang tidak mampu

Dengan membagikan daging kurban kepada yang tidak mampu tentu kita telah membantu sesama. Mereka
yang belum tentu bisa makan enak, kini bisa makan enak berkat kurban yang telah kita lakukan. Meskipun
sedikit, namun yang diterima akan sangat membantu dan menyenangkan mereka. Allah berfirman,

۟ ‫ط ِع ُم‬
ۚ ‫وا ْٱلقَانِ َع َو ْٱل ُم ْعت ََّر‬ ۟ ُ‫ت ُجنُوبُ َها فَ ُكل‬
ْ َ ‫وا مِ ْن َها َوأ‬ ْ َ‫آف ۖ فَإِذَا َو َجب‬ َ ‫علَ ْي َها‬
َّ ‫ص َو‬ ۟ ‫ٱَّلل لَكُ ْم فِي َها َخي ٌْر ۖ فَٱذْ ُك ُر‬
ِ َّ ‫وا ٱس َْم‬
َ ‫ٱَّلل‬ َ ‫َو ْٱلبُ ْدنَ َجعَ ْل َٰنَ َها لَ ُكم ِ ِّمن‬
ِ َّ ‫ش َٰ َٰٓعَئ ِِر‬

َ َ‫َك َٰذَلِك‬
َ‫س َّخ ْر َٰنَ َها لَكُ ْم لَعَلَّ ُك ْم ت َ ْش ُك ُرون‬

” Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi’ar Allah, kamu
memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu
menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh
(mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang
ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah
menundukkan untua-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.” (Q.S. Al
Hajj:36)
5. Mendapat ridho Allah

Setiap tetesan darah hewan kurban akan menjadi ridho Allah bagi yang berkurban. Maka dari itu, untuk
mendapatkan ridho-Nya, berkurbanlah dengan penuh keiklasan. Allah berfirman,

َ‫ش ِر ْٱل ُمحْ ِسنِين‬


ِّ ِ َ‫علَ َٰى َما َهدَ َٰى ُك ْم ۗ َوب‬ َّ ‫وا‬
َ َ‫ٱَّلل‬ َ َ‫ٱَّللَ لُ ُحو ُم َها َو ََل ِد َمآ ُؤهَا َو َٰلَكِن يَنَالُهُ ٱلت َّ ْق َو َٰى مِ ن ُك ْم ۚ َك َٰذَلِك‬
۟ ‫س َّخ َرهَا لَ ُك ْم ِلت ُ َك ِبِّ ُر‬ َّ ‫لَن يَنَا َل‬
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah,
tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah
menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya
kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al
Hajj:37)

6. Mendapatkan ampunan
Tak hanya mendapatkan pahala dan ridho Allah, berkurban juga akan mendapatkan ampunan atas segala
dosa yang telah kita lakukan di masa lalu. Hal ini telah dijelaskan Rasul dalam sebuah riwayat,

“Hai Fatimah,berdirilah di sisi korbanmu dan saksikanlah ia, sesungguhnya titisan


darahnya yang pertama itu pengampunan bagimu atas dosa-dosamu yang telah lalu” (HR.
Al-Bazzar dan Ibnu Hibban)

7. Penolong di hari akhir

Beberapa riwayat menjelaskan bahwa hewan kurban yang disembelih akan menjadi penolong bagi kita di
akhirat nanti. Ia akan membawa kebaikan bagi kita. Rasulullah SAW bersabda:

“Tiada suatu amalan yang dilakukan oleh manusia pada Hari Raya Kurban, yang lebih
dicintai Allah selain daripada menyembelih haiwan Kurban. Sesungguhnya hewan kurban itu
pada hari kiamat kelak akan datang berserta dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan
kuku-kukunya, dan sesungguhnya sebelum darah kurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya)
telah diterima disisi Allah, maka beruntunglah kamu semua dengan (pahala) kurban
itu.”(HR.Al-Tarmuzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim)

8. Menguatkan silaturahmi

Dengan berbagi pada orang-orang di sekitar kita, maka kita akan menguatkan tali silaturahmi. Kita akan
menjadi pribadi yang jauh lebih peduli dan peka pada orang di sekitar kita. Dengan berbagi nikmat, maka
tali persaudaraan pun akan semakin kuat.

َ ‫علَ َٰى‬
‫شفَا‬ ْ َ ‫ف بَيْنَ قُلُوبِ ُك ْم فَأ‬
َ ‫صبَحْ ت ُ ْم بِنِ ْع َمتِ ِه إِ ْخ َوانًا َو ُك ْنت ُ ْم‬ َ َّ‫علَ ْي ُك ْم إِ ْذ ُك ْنت ُ ْم أ َ ْعدَا ًء فَأَل‬ ِ َّ َ‫َّللا َجمِ يعًا َو ََل تَف ََّرقُوا ۚ َوا ْذكُ ُروا نِ ْع َمت‬
َ ‫َّللا‬ ِ َّ ‫َص ُموا بِ َحب ِْل‬
ِ ‫َوا ْعت‬
َّ ُ‫ار فَأ َ ْنقَذ َ ُك ْم مِ ْن َها ۗ َك َٰذَلِكَ يُبَ ِيِّن‬
َ‫َّللاُ لَكُ ْم آيَاتِ ِه لَعَلَّ ُك ْم ت َ ْهتَد ُون‬ ِ َّ‫ُح ْف َرةٍ مِ نَ الن‬
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-
berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-
musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu karena nikmat Allah, menjadilah kamu
orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [Ali Imrân/3:103]
BAB 2

KAJIAN TEORI

A. PENGERTIAN QURBAN

Qurban bahasa berasal dari bahasa arab, yaitu “al-udhiyah” diambil dari kata “adh-ha” yang
bermakna: permulaan siang setelah terbitnya matahari dan dhuha yang selama ini sering kita
gunakan untuk sebuah nama sholat, yaitu sholat dhuha di saat terbitnya matahari hingga menjadi
putih cemerlang.

Adapun al-udhiyah/qurban menurut syariat adalah sesuatu yang disembelih dari binatang ternak
yang berupa unta, sapi dan kambing untuk mendekatkan diri kepada Allah yang disembelih pada hari
raya Idul Adha dan Hari Tasyrik. Hari Tasyrik adalah hari ke 11, 12, dan 13
Dzulhijah.

َ َ‫(ف‬2) ‫ط أينَاكَ أالك أَوث َ َر‬


‫( ِإ َّن شَانِئَكَ ه َُو أاْل َ أبت َُر‬3) ‫ص ِِّل ل َِر ِبِّكَ َوا أن َح أر‬ َ ‫( ِإنَّا أ َ أع‬1)

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat
karena Rabbmu; dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang
terputus” (QS. Al Kautsar: 1-3).

Qurban merupakan salah satu ibadah yang asal muasalnya dari kisah Nabi Ibrahim ‘alayhis salam
dan Nabi Isma’il ‘alayhis salam, hal ini diabadikan oleh Allah Subahanhu wa Ta’alaa didalam Al-
Qur’an:

‫ي َمعَهُ بَلَ َغ فَلَ َّما‬ َ ‫س أع‬ َّ ‫ي يَا قَا َل ال‬ َّ َ‫ظ أر أ َ أذبَحُكَ أَنِِّي أال َمن َِام فِي أ َ َرى إِنِِّي بُن‬ ُ ‫ت يَا قَا َل ت ََرى َماذَا فَان‬
ِ َ‫ست َِجدُنِي تُؤأ َم ُر َما ا أفعَ أل أَب‬
َ ‫َللا ُ شَاء إِن‬ َّ َ‫مِ ن‬
‫ر‬ ‫ب‬
َ‫َّ ِ ِ ين‬ ‫ا‬‫ص‬ ‫ال‬. ‫ا‬‫م‬ َ ‫ل‬
َّ َ ‫أ‬َ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫م‬َ ‫ل‬‫س‬ َ ‫أ‬ ُ ‫ه‬َّ ‫ل‬َ ‫ت‬‫و‬ ‫ين‬ ‫ب‬‫ج‬ ‫أ‬
‫ِل‬
َ ِ َِ ُ َ َ ‫ل‬. ‫ه‬ ‫َا‬ ‫ن‬‫ي‬‫أ‬ ‫د‬‫َا‬ ‫ن‬‫و‬ ‫أ‬
‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫ا‬‫ي‬ ‫م‬‫ِي‬
‫ه‬ ‫ا‬
َ ُ َ ِ ‫أر‬ ‫ب‬‫إ‬. ‫أ‬
‫د‬ َ ‫ق‬ ‫أ‬
‫ق‬ َّ ‫د‬‫ص‬ ‫ا‬
َ‫ِكَ ِ ُّ َ َ ت‬‫ي‬ ‫ؤأ‬ ‫الر‬ ‫ا‬َّ ‫ن‬‫إ‬ ‫ل‬َ ‫ذ‬‫ك‬َ ‫ي‬ ‫ز‬ ‫ن‬ ‫ن‬‫س‬
ِ ‫ُ حأ ِ ِينَ َجأ‬ ‫م‬ ‫أ‬
‫ال‬. َّ
‫ن‬ ‫إ‬ ‫ا‬َ ‫ذ‬
ِ َ َُ‫ه‬ ‫و‬ ‫ه‬َ ‫ل‬ ‫ء‬ َ
‫َل‬ ‫ب‬
َ ‫أ‬
‫ال‬ ُ‫ين‬ ‫َوفَدَ أينَاهُ أ‬
‫ال ُم ِب‬.
‫عظِ يم ِب ِذبأح‬ َ

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim
berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku.kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. Tatkala keduanya
telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran
keduanya). Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,. sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi
itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor
sembelihan yang besar”. (QS. Ash-Shaaffat 37 : 102-107)

- Macam macam qurban

1. Udhiyah: penyembelihan terkait dengan merayakan hari raya Idul Adha.

Mukalafnya adalah atas nama keluarga (kolektif), bukan individu, walaupun juga boleh dilakukan
secara individu.

Hukumnya sunah. Bagi yang mewajibkan akan terkendala pada siapa mukalafnya, apa batasan
kemampuan, apakah setiap tahun atau seumur hidup hanya sekali dan problem lainnya. Padahal
ditemukan hadits shahih, ada tiga perkara bagi Nabi hukumnya wajib, namun bagi umatnya
hukumnya sunah, di antaranya adalah Udhiyah. Maka dalil-dalil yang dipergunakan mewajibkannya
perlu ditinjau kembali dan masih multitafsir.

Distribusinya bebas, boleh kepada yang kaya dan miskin.

2. Hadyu: penyembelihan terkait dengan sukses pelaksanakan ibadah haji.

Qurban Hadyu, adalah penyembelihan ternak qurban terkait mensyukuri suksesnya ibadah haji,
terlebih bagi mereka yang melaksanakan haji tamattu’ sehingga pelaksanaannya seusai mereka
wukuf di Arafah.

Mukalafnya, adalah individu pelaksana haji. Jika sekeluarga tujuh orang, maka qurbannya sebanyak
tujuh ekor kambing, atau berserikat seekor sapi. Jika ada yang tidak mampu, maka solusinya diganti
dengan puasa 10 hari, 3 hari sewaktu haji dan tujuh hari sepulang haji.

Hukumnya, wajib atas individu pelaku haji.

Distribusinya, hanya untuk orang miskin, walaupun sebagai wujud syukuran yang bersangkutan juga
diijinkan ikut menikmati sebagian daging qurbannya. Itulah sebabnya aturannya sangat ketat,
sehingga Nabi sewaktu haji menyuruh Ali untuk menyembelih qurbannya, tidak boleh dijual kulitnya,
tidak boleh dijual bulunya, tidak boleh dijual sepatu ternaknya, tidak boleh dijual pakaian (tanda)
ternaknya, bahkan penyembelihnya tidak boleh diberi upah. Semuanya disedekahkan, maka
konotasinya adalah untuk orang miskin, bukan untuk orang kaya.

Hukumnya, untuk haji tamattu’ disepakati wajib.

3. Dam: penyembelihan terkait dengan sanksi pelanggaran manasik haji.

Qurban Dam, adalah penyembelihan ternak qurban terkait dengan pelanggaran seseorang dalam
manasik hajinya. Memang dendanya bervariasi berghantung pada jenis manasiknya.

Mukalafnya, adalah individu pelaksana haji yang melanggar manasik hajinya.

Hukumnya wajib atas pelanggar manasik haji.

Distribusinya, hanya untuk orang miskin.

4. Aqiqah: penyembelihan terkait dengan tasyakuran kelahiran anak.

Qurban Aqiqah, adalah penyembalihan ternak qurban terkait syukuran atas kelahiran anak. Jika laki-
laki dua ekor, jika perempuan satu ekor bagi yang mampu, Nabi saw. sendiri mengaqiqahi Hasan dan
Husain masing-masing hanya seekor kambing.

Mukalafnya, boleh orang tuanya atau kakeknya.

Distribusinya, bebas bagi orang kaya atau miskin.

Hukumnya, ada yang menghukumi wajib, ada yang menghukumi sunah. Padahal ditemukan hadits
shahih bahwa aqiqah tidak harus hari ke-tujuh.
B. HUKUM QURBAN

Hukum menyembelih qurban menurut madzhab Imam Syafi’i dan jumhur Ulama adalah sunnah
yang sangat diharap dan dikukuhkan. Ibadah Qurban adalah termasuk syiar agama dan yang
memupuk makna kasih sayang dan peduli kepada sesama yang harus digalakkan.

Dan sunnah disini ada 2 macam :

a. Sunnah ‘Ainiyah, yaitu : Sunnah yang dilakukan oleh setiap orang yang mampu.

b. Sunnah Kifayah, yaitu : Disunnahkan dilakukan oleh sebuah keuarga dengan menyembelih 1
ekor atau 2 ekor untuk semua keluarga yang ada di dalam rumah.

Hukum Qurban menurut Imam Abu Hanifah adalah wajib bagi yang mampu. Perintah qurban
datang pada tahun ke-2 (dua) Hijriyah. Adapun qurban bagi Nabi Muhammad SAW adalah wajib, dan
ini adalah hukum khusus bagi beliau.

Imam An-Nawawi rahimahullah didalam Al Majmu syarah Al-Muhadzdzab mengatakan : “Telah


kami tuturkan bahwa madzhab kami (syafi’iyah) menyatakan sunnah muakkad bagi orang yang kaya
(makmur) namun tidak wajib, seperti inilah juga pendapat Aktsarul Ulama (kebanyakan ulama),
diantara mereka Sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khaththab, Bilal, Abu Mas’ud al-Badri,
Sa’id bin al-Musayyab, ‘Atha’, Aqlamah, al-Aswad, Malik, Ahmad, Abu Yusuf, Ishaq, Abu Tsaur, al-
Muzanni, Daud adl-Dhohiri dan Ibnul Mandzur. Sedangkan Rabi’iah, al-Laits bin Sa’ad, Abu Hanifah
dan al-Auza’i berpendapat wajib bagi orang kaya kecuali orang yang haji di Mina. Muhammad al-
Hasan (ulama Hanafi) berpendapat wajib bagi muqim (penduduk tetap) di semua wilayah namun
yang masyhur dari Abu Hanifah adalah wajib bagi muqim serta mencapai nishob”.

Terkait dasar pensyariatan Qurban, menurut ulama adalah Al-Qur’an, As-Sunnah dan Ijma’ul
ummah. Diantaranya adalah surah Al Kautsar ayat 2:

‫ص ِِّل ل َِربِِّكَ َوا أن َح أر‬


َ َ‫ف‬

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah

Maksud shalat dalam ayat tersebut adalah shalat ‘Ied (hari raya) dan sembelihlah (hewan)
sembelihan. Diantaranya lagi, adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :

‫ضحَّى‬ ُّ ‫ النَّ ِب‬- ‫صلَّى‬


َ ‫ي‬ َ ُ ‫َللا‬ َ ‫سلَّ َم‬
َّ ‫علَ أي ِه‬ َ ‫س َّمى ِب َي ِد ِه ذَ َب َح ُه َما أَقَ أرنَي ِأن أ َ أملَ َحي ِأن ِب َك أب‬
َ ‫ َو‬- ‫شي ِأن‬ َ ‫علَى ِرجأ لَهُ َو َو‬
َ ‫ض َع َو َكب ََّر َو‬ َ ‫صفَاحِ ِه َما‬
ِ
“Nabi shallallahu ‘alayhi wa Sallam berqurban dengan dua kambing kibasy berwarna putih lagi
panjang tanduknya, beliau menyembelihnya dengan tangan beliau sendiri yang mulia seraya
membaca basmalah, bertakbir dan meletakkan kaki beliau yang berkah diatas leher keduanya”.

Kapan qurban menjadi wajib dalam madzhab Imam Syafi’i dan jumhur Ulama?

Qurban akan menjadi wajib dengan 2 hal :

Dengan bernadzar, seperti : Seseorang berkata : “Aku wajibkan atasku qurban tahun ini.” Atau “Aku
bernadzar qurban tahun ini.” Maka saat itu qurban menjadi wajib bagi orang tersebut.

Dengan menentukan, maksudnya : Jika seseorang mempunyai seekor kambing lalu berkata :
“Kambing ini aku pastikan menjadi qurban.” Maka saat itu qurban dengan kambing tersebut adalah
wajib.

Dalam hal ini sangat berbeda dengan ungkapan seseorang : “Aku mau berkorban dengan kambing
ini.“ Maka dengan ungkapan ini tidak akan menjadi wajib karena dia belum memastikan dan
menentukan. Dan sangat berbeda dengan kalimat yang sebelumnya, yaitu “Aku jadikan kambing ini
kambing qurban.”

C. SEJARAH QURBAN

urban adalah salah satu ibadah yang disyariatkan dalam Islam. Menyembelih hewan qurban sebagai
sebuah ibadah memiliki latar belakang sejarah yang menakjubkan. Nabi Ibrahim AS menerima wahyu
dalam bentuk mimpi yang memerintahkan agar dirinya melakukan penyembelihan terhadap
anaknya, Ismail.

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim
berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (Q.S. ash-Shaffāt
[37]: 102).

Nabi Ibrahim tetap yakin akan kebesaran Allah SWT. Nabi Ibrahim memahami bahwa ia akan
kehilangan buah hati yang dicintainya (Ismail) jika perintah penyembelihan dilaksanakan. Walau
begitu Nabi Ibrahim tetap yakin bahwa Allah lebih menyayangi Ismail dari pada dirinya sendiri.

Dan semua itu terbukti, ketika Nabi Ibrahim bersiap-siap untuk menyembelih anaknya, seketika Allah
mengirimkan seekor gibas (domba jantan) yang menggantikan Nabi Ismail.

“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, Kami
berseru dan memanggilnya: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah meyakini mimpi kamu itu.
Sesungguhnya demikianlah, Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya ini benar-benar merupakan ujian yang nyata. Dan Kami tebus putra itu dengan seekor
(kambing) sembelihan yang besar. Dan Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian baik) di kalangan
orang-orang yang datang kemudian. Kesejateraan dilimpahkan atas Ibrahim”. (Q.S. ash-Shaffāt [37]:
103-109).

Itulah kecintaan dan ketaatan Nabi Ibrahim kepada Rabbnya yang dibuktikan dengan menjalankan
perintah-perintah Allah walaupun perintah tersebut sangat berat dan harus mengorbankan seorang
anak yang dicintainya.

Ibadah qurban sesungguhnya bentuk kepasrahan seorang hamba kepada Allah untuk mendekatkan
diri kepada-Nya.

D. HEWAN YANG DI QURBANKAN

Ibadah Qurban adalah salah satu ibadah yang besar ke dua bagi umat islam di dunia setelah idul
fitri, Kata qurban, berasal dari bahasa Arab, artinya pendekatan diri, sedangkan maksudnya adalah
menyembelih binatang ternak sebagai sarana pendekatan diri kepada Allah. Hukum qurban adalah
sunah muakad atau sunah yang sangat di anjurkan atau di kuatkan hal ini di dasarkan pada pendapat
imam malik dan imam syafi’i.

Ketentuan – ketentuan hewan yang boleh di kurbankan

ulama bersepakat bahwa setiap hewan ternak dapat di kurbankan tetapi terdapat perbedaan para
ulama mengenai hewan yang utama untuk di kurbankan menurut imam malik hewan ternak yang
paling utama adalah kambing dan sapi namun imam syafi’i memiliki pendapat berbeda, imam syafi’i
berpendapat bahwa yang paling utama adalah unta, lalu sapi dan kambing.

- Syarat –syarat nya

Pertama:

Harus dari golongan binatang ternak, yaitu; unta, sapi dan kambing, baik domba, biri-biri, atau yang
lainnya, berdasarkan firman Allah –Ta’ala-:
ُ ُ َْ ً َ َ ْ ُ ُ ْ َ ِّ َ ْ َ َ َ َ ْ ُ َ َ َ َ ‫اال ََ ْن َعام َبه‬
ْ
( ‫نسكا َج َعلنا أ َّمة َو ِلكل‬ ‫اّلل اسم ليذكروا م‬ ِ ‫يم ِة من رزقهم ما عل‬ ِ ِ )

“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut
nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka”. (QS. al Hajj: 67)

Binatang ternak adalah: unta, sapi dan kambing, ini yang sudah tidak asing lagi bagi orang arab.
Demikian pernyataan al Hasan, Qatadah, dan yang lainnya.

Kedua:

Hewan tersebut mencapai usia tertentu yang telah disyari’atkan, yaitu; jadza’ah dari kambing, atau
tsaniyah dari hewan lainnya. Berdasarkan sabda Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-:

" ‫ " الضأن من جذعة فتذبحوا عليكم تعرس أن إال مسنة إال تذبحوا ال‬. ‫ مسلم رواه‬.
“Janganlah kalian menyembelih kecuali musinnah, namun jika kalian sulit mendapatkannya maka
sembelihlah jadza’ah dari kambing”. (HR. Muslim)

Musinnah adalah tsaniyah ke atas (usia satu tahun), jadza’ah adalah di bawahnya.

Tsaniy dari unta : yang berumur 5 tahun

Tsaniy dari sapi : yang berumur 2 tahun

Tsaniy dari kambing : yang berumur 1 tahun

Sedangkan jadza’ah : yang berumur setengah tahun.

Maka tidak sah kurban seseorang jika usia hewannya di bawah tsaniy dari unta, sapi dan kambing.
dan usia di bawah jadza’ah dari domba/biri-biri.

Ketiga:

Hewan kurban harus selamat dari cacat yang menjadikannya tidak boleh dijadikan hewan kurban,
yaitu ada empat hal:

1. Matanya buta sebelah, yaitu; bermata satu, atau salah satu matanya muncul hampir keluar, atau
juling.

2. Hewannya sakit, yang ciri-cirinya nampak jelas, seperti; panas yang menjadikannya duduk terus
dan tidak mau makan, atau kena penyakit kudis yang merusak daging dan mempengaruhi kesehatan
tubuhnya, atau luka yang dalam yang mempengaruhi kesehatannya.

3. Hewannya pincang, yang menghalangi hewan tersebut untuk bisa berjalan seperti biasanya.

4. Sangat kurus yang bisa menjadikannya strees, berdasarkan sabda Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa
sallam- ketika ditanya bahwa hewan kurban harus terhindar dari (cacat) apa saja?, beliau
mengisyaratkan dengan jarinya dan bersabda:
ً
" ‫ أربعا‬: ‫ ظلعها البي العرجاء‬، ‫ عورها البي والعوراء‬، ‫ مرضها البي والمريضة‬، ‫" تنق ال الت والعجفاء‬. ‫من الموطأ ف مالك رواه‬
‫الباء حديث‬ ‫عازب بن ر‬

“empat hal: pincang yang jelas, yang buta sebelah, sakit yang jelas sakitnya, yang sangat kurus”. (HR.
Malik di dalam “Muwatha’ “ dari hadits al Barra’ bin ‘Azib.

Dan dalam riwayat yang lain dari beliau –radhiyallahu ‘anhu- berkata: Rasulullah –shallallahu ‘alaihi
wa sallam- berdiri di antara kami dan bersabda:

" ‫ نحوه وذكر " األضاح ف تجوز ال أرب ع‬. ‫ ( الغليل إرواء من األلبان صححه‬1148(

“Empat hal, yang tidak dibolehkan pada hewan kurban…” dan beliau menyebutkannya seperti
riwayat di atas. (Dishahihkan oleh al Baani dalam “Irwa’ Ghalil” 1148)

Keempat cacat inilah yang menghalangi sahnya hewan kurban, dan dikiaskan kepada keempat cacat
yang serupa atau lebih parah, misalnya:

1.Buta kedua matanya


2.Yang rakus ketika makan, dan di luar kewajaran, sampai kembali normal

3.Yang sedang beranak, dan susah keluarnya, sampai normal kembali

4.Yang terkena cekik, atau jatuh, sampai kondisinya normal kembali

5.Yang terkena wabah, dan tidak bisa berjalan

6. Terpotong salah satu tangan atau kakinya

Maka sebenarnya aib yang menyebabkan hewan tidak boleh menjadi hewan kurban adalah 10 aib.

Syarat keempat:

Hewan kurban harus menjadi milik qurbani sepenuhnya, atau yang mendapatkan izin untuk
berkurban, sesuai dengan yang ditetapkan syari’at atau mendapatkan persetujuan dari pemilik
hewan kurban. Dan tidak sah berkurban dengan hewan yang bukan miliknya, seperti : hasil ghasab,
mencuri, mengambil paksa dengan alasan yang bathil; karena tidak sah mendekatkan diri kepada
Allah dengan bermaksiat kepadanya. Adapun wali dari anak yatim kurbannya sah atas nama anak
tersebut dan diambilkan dari hartanya, jika sudah menjadi kebiasaan setempat, dan akan merasa
sedih jika tidak berkurban.

Kurbannya wakil sah, jika sudah mendapatkan restu dari pemilik harta.

Syarat kelima:

Hewan tersebut tidak berkaitan dengan hak orang lain, dan tidak sah berkurban dengan harta yang
digadaikan.

Syarat keenam:

Agar disembelih pada waktu yang telah ditentukan oleh syari’at, yaitu; mulai setelah shalat idul adha
sampai terbenamnya matahari pada tanggal 13 Dzul Hijjah (akhir hari tasyrik). jadi masa sembelihan
adalah 4 hari, barang siapa yang menyembelih sebelum shalat id atau setelah terbenamnya matahari
pada tanggal 13 Dzul Hijjah, maka kurbannya menjadi tidak sah, berdasarkan hadits Bukhori dari al
Barra’ bin ‘Azib –radhiyallahu ‘anhu- bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda-
bersabda:

" ‫" شء ف النسك من وليس ألهله قدمه لحم هو فإنما الصالة قبل ذبح من‬.

“Barang siapa yang berkurban sebelum shalat, maka sembelihannya menjadi makanan untuk
keluarganya dan bukan ibadah (kurban) sama sekali”.

Jundub bin Sufyan al Bajali –radhiyallahu ‘anhu- berkata: Saya menyaksikan Rasulullah –shallallahu
‘alaihi wa sallam- bersabda:

" ‫" أخرى مكانها فليعد يصل أن قبل ذبح من‬.

“Barang siapa yang menyembelih sebelum shalat, maka ia harus mengulanginya dengan hewan lain
(setelah shalat)”.
Dan dari Nabisyah al Hudzali –radhiyallahu ‘anhu- berkata: Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-
bersabda:

" ‫مسلم رواه " وجل عز هلل وذكر وشب أكل أيام الترسيق أيام‬.

“Hari-hari tasyriq adalah hari makan dan minum, dan berdzikir kepada Allah –‘Azza wa Jalla- “. (HR.
Muslim)

Namun jika terjadi udzur sampai terlambat untuk menyembelihnya, seperti: hewan kurbannya lepas
kendali tanpa disengaja dan tidak ditemukan kecuali setelah berlalunya hari-hari tasyriq, atau
seseorang mewakilkan kepada orang lain, dan wakil tersebut lupa sampai di luar hari tasyriq, maka
yang demikian tidak apa-apa disembelih di luar hari tasyriq, di qiyaskan kepada yang tertidur dari
ibadah shalat, atau lupa belum shalat, maka ia mendirikannya setelah ia bangun atau setelah ia ingat
kembali.

Dibolehkan menyembelih hewan kurban pada siang ataupun malam hari, namun pada siang hari
lebih utama, dan pada hari raya (tanggal 10 Dzul Hijjah) setelah shalat langsung lebih utama, dan
setiap hari setelah tanggal 10 lebih baik dari berikutnya; dengan dasar bersegera mengerjakan
kebaikan.

E. TATA CARA PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN

Beberapa adab yang perlu diperhatikan:

1. Hendaknya yang menyembelih adalah shohibul kurban sendiri, jika dia mampu. Jika tidak maka
bisa diwakilkan orang lain, dan shohibul kurban disyariatkan untuk ikut menyaksikan.

2. Gunakan pisau yang setajam mungkin. Semakin tajam, semakin baik. Ini berdasarkan hadis dari
Syaddad bin Aus radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َّ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ ُ ْ َ َ َ َ ْ ْ َ َ ْ ُ ْ َ َ ُ ْ َ َ ْ َّ َ َّ ُ ْ ُ ُ َ َ ُ َ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ُ َ َ َ
‫اّلل ِإن‬ ‫شء كل َعل ِاإلحسان كتب‬ ‫ذ ِبيحته فل ِبح شفرته أحدكم لي ِحد و الذبح فأح ِسنوا ذبحتم وِإذا ال ِقتلة فأح ِسنوا قتلتم ف ِإذا‬

“Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat ihsan dalam segala hal. Jika kalian membunuh maka
bunuhlah dengan ihsan, jika kalian menyembelih, sembelihlah dengan ihsan. Hendaknya kalian
mempertajam pisaunya dan menyenangkan sembelihannya.” (HR. Muslim).

3. Tidak mengasah pisau dihadapan hewan yang akan disembelih. Karena ini akan menyebabkan dia
ketakutan sebelum disembelih. Berdasarkan hadis dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma,
َ ُ ُ َ َ َ َ َُ ََْ ََ َ َ َ َ ْ ََ َ َ ُ َ َ ْ
‫ول أ َم َر‬ ِ ‫ الشف ِار ِبحد وسلم علي ِه اّلل صل‬، ‫ال َبه ِائ ِم ع ِن توارى وأن‬
‫اّلل رس‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengasah pisau, tanpa


memperlihatkannya kepada hewan.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah ).

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati seseorang yang
meletakkan kakinya di leher kambing, kemudian dia menajamkan pisaunya, sementar binatang itu
melihatnya. Lalu beliau bersabda (artinya): “Mengapa engkau tidak menajamkannya sebelum ini ?!
Apakah engkau ingin mematikannya sebanyak dua kali?!.” (HR. Ath-Thabrani dengan sanad sahih).
4. Menghadapkan hewan ke arah kiblat.
Disebutkan dalam Mausu’ah Fiqhiyah:
Hewan yang hendak disembelih dihadapkan ke kiblat pada posisi tempat organ yang akan
disembelih (lehernya) bukan wajahnya. Karena itulah arah untuk mendekatkan diri kepada Allah.
(Mausu’ah Fiqhiyah Kuwaitiyah, 21:196).
Dengan demikian, cara yang tepat untuk menghadapkan hewan ke arah kiblat ketika menyembelih
adalah dengan memosisikan kepala di Selatan, kaki di Barat, dan leher menghadap ke Barat.

5. Membaringkan hewan di atas lambung sebelah kiri.


Imam An-Nawawi mengatakan,
Terdapat beberapa hadis tentang membaringkan hewan (tidak disembelih dengan berdiri, pen.) dan
kaum muslimin juga sepakat dengan hal ini. Para ulama sepakat, bahwa cara membaringkan hewan
yang benar adalah ke arah kiri. Karena ini akan memudahkan penyembelih untuk memotong hewan
dengan tangan kanan dan memegangi leher dengan tangan kiri. (Mausu’ah Fiqhiyah Kuwaitiyah,
21:197).

Penjelasan yang sama juga disampaikan Syekh Ibnu Utsaimin. Beliau mengatakan, “Hewan yang
hendak disembelih dibaringkan ke sebelah kiri, sehingga memudahkan bagi orang yang
menyembelih. Karena penyembelih akan memotong hewan dengan tangan kanan, sehingga
hewannya dibaringkan di lambung sebelah kiri. (Syarhul Mumthi’, 7:442).

6. Menginjakkan kaki di leher hewan. Sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Anas bin
Malik radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
ّ ّ ً
‫أملحي بكبشي وسلم عليه هللا صل هللا رسول ضىح‬، ‫ويكب يسم صفاحهما عل قدمه واضعا فرأيته‬
‫ر‬

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkurban dengan dua ekor domba. Aku lihat beliau
meletakkan meletakkan kaki beliau di leher hewan tersebut, kemudian membaca basmalah …. (HR.
Bukhari dan Muslim).

7. Bacaan ketika hendak menyembelih.


Beberapa saat sebelum menyembelih, harus membaca basmalah. Ini hukumnya wajib, menurut
pendapat yang kuat. Allah berfirman,
َ ْ ُُ َْ َ َ ْ َ ُ َّ َ
‫ل ِف ْسق َوِإنه َعل ْي ِه هللا ْاس ُم ُيذك ِر ل ْم ِم َّما تأكلوا ال َو‬..

Janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika
menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. (QS. Al-
An’am: 121).

8. Dianjurkan untuk membaca takbir (Allahu akbar) setelah membaca basmalah


Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyembelih
dua ekor domba bertanduk,…beliau sembelih dengan tangannya, dan baca basmalah serta
bertakbir…. (HR. Al Bukhari dan Muslim).

9. Pada saat menyembelih dianjurkan menyebut nama orang yang jadi tujuan dikurbankannya
herwan tersebut.
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, bahwa suatu ketika didatangkan seekor domba.
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembelih dengan tangan beliau. Ketika
menyembelih beliau mengucapkan, ‘bismillah wallaahu akbar, ini kurban atas namaku dan atas
nama orang yang tidak berkurban dari umatku.’” (HR. Abu Daud, At-Turmudzi dan disahihkan Al-
Albani).
Setelah membaca bismillah Allahu akbar, dibolehkan juga apabila disertai dengan bacaan berikut:
hadza minka wa laka.” (HR. Abu Dawud, no. 2795) Atau
hadza minka wa laka ’anni atau ’an fulan (disebutkan nama shohibul kurban). Jika yang menyembelih
bukan shohibul kurban atau
Berdoa agar Allah menerima kurbannya dengan doa, ”Allahumma taqabbal minni atau min
fulan (disebutkan nama shohibul kurban).” [1]

Catatan: Bacaan takbir dan menyebut nama sohibul kurban hukumnya sunnah, tidak wajib. Sehingga
kurban tetap sah meskipun ketika menyembelih tidak membaca takbir dan menyebut nama sohibul
kurban.

10. Disembelih dengan cepat untuk meringankan apa yang dialami hewan kurban.
Sebagaimana hadis dari Syaddad bin Aus di atas.

11. Pastikan bahwa bagian tenggorokan, kerongkongan, dua urat leher (kanan-kiri) telah pasti
terpotong.

12. Sebagian ulama menganjurkan agar membiarkan kaki kanan bergerak, sehingga hewan lebih
cepat meregang nyawa.
Imam An-Nawawi mengatakan, “Dianjurkan untuk membaringkan sapi dan kambing ke arah kiri.
Demikian keterangan dari Al-Baghawi dan ulama Madzhab Syafi’i. Mereka mengatakan, “Kaki
kanannya dibiarkan…(Al-Majmu’ Syarh Muhadzab, 8:408)

13. Tidak boleh mematahkan leher sebelum hewan benar-benar mati.


Para ulama menegaskan, perbuatan semacam ini hukumnya dibenci. Karena akan semakin
menambah rasa sakit hewan kurban. Demikian pula menguliti binatang, memasukkannya ke dalam
air panas dan semacamnya. Semua ini tidak boleh dilakukan kecuali setelah dipastikan hewan itu
benar-benar telah mati.

F. ORANG YANG BERHAK MENERIMA DAGING QURBAN

Al-Lajnatud Dâimah Lil Buhûtsil Ilmiyyah Wal Iftâ`ditanya : Siapakah yang berhak menerima daging
binatang kurban dan apa hukum memberikan daging hewan kurban kepada yang menyembelih?
Banyak kaum Muslimin di negeri kami, jika mereka telah menyembelih hewan kurban, maka mereka
tidak segera membagikan daging hewan tersebut pada hari yang sama, namun mereka tunda sampai
besok. Saya tidak tahu, apakah itu Sunnah atau perbuatan itu mendatangkan pahala ?

Jawaban.
Orang yang melakukan ibadah kurban boleh mengkonsumsi daging hewan kurbannya, sebagiannya
boleh diberikan kepada orang-orang fakir untuk mencukupi kebutuhan mereka pada hari itu,
diberikan kepada kerabat untuk menyambung silaturrahim, diberikan kepada tetangga sebagai
bantuan dan boleh juga diberikan kepada teman-teman untuk mengokohkan ikatan persaudaraan.
Menyegerakan pembagian hewan kurban pada hari raya lebih baik daripada hari kedua dan
seterusnya, sebagai penghibur bagi mereka pada hari itu. Berdasarkan keumuman firman Allah Azza
wa Jalla :
َ ْ ُ َّ ُ ُ َ ْ َ ْ َّ ُ َ َّ ُ ْ
‫الس َم َاوات َع ْرض َها َو َجنة َربك ْم ِم ْن َمغ ِف َرة ِإ ىل َو َس ِار ُعوا‬
َّ ‫ض‬ُ ‫األ ْر‬ ‫ِللمت ِقي أ ِعدت و‬

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit
dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.[Ali Imrân/3:133]
ُ َ ْ َ ْ َ ْ
‫است ِبقوا‬ ِ ‫الخ َب‬
‫ات ف‬

Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan.[al-Baqarah/2:148]

Dan daging kurban boleh juga diberikan kepada tukang sembelih, tapi bukan sebagai upah. Upah
tidak boleh diambilkan dari binatang kurban.

G. HIKMAH BERQURBAN

a. Kebaikan dari setiap helai bulu hewan kurban

Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?”
Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab:
“Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu
helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”Rasulullah
menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” [HR. Ahmad dan ibn Majah]

b. Berkurban adalah ciri keislaman seseorang

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang,
lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” [HR. Ahmad dan Ibnu
Majah

c. Ibadah kurban adalah salah satu ibadah yang paling baik

Amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan
darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut
akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya

darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai qurban– di manapun hewan itu disembelih sebelum
darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” [HR. Ibn Majah dan Tirmidzi.
Tirmidzi menyatakan: Hadits ini adalah hasan gharib]

d. Berkurban adalah ibadah yang paling utama

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” [Qur’an Surat Al Kautsar : 2]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra sebagaimana dalam Majmu’ Fatawa (16/531-532) ketika
menafsirkan ayat kedua surat Al-Kautsar menguraikan : “Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan
beliau untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan menyembelih qurban yang
menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu’, merasa butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,
husnuzhan, keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, janji,
perintah, serta keutamaan-Nya.”

“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurban), hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan semesta alam.” [Qur’an Surat Al An’am : 162]

Beliau juga menegaskan: “Ibadah harta benda yang paling mulia adalah menyembelih qurban,
sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat…”

e. Berkurban adalah sebagian dari syiar agama Islam

“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut
nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu
ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar
gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)” [Qur’an Surat Al Hajj : 34]

f. Mengenang ujian kecintaan dari Allah kepada Nabi Ibrahim

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim
berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala
keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah
kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah
membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang
yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu
dengan seekor sembelihan yang besar.” [Qur’an Surat Ash Shaffat : 102 – 107]

BAB 3
PENUTUP

A. KESIMPILAN

Qurban adalah menyembelih hewan pada hari raya idul adha yakni tanggal 10 dzulhijjahdan hari
tasyrik,yakni tanggal 11,12 dan 13 dzulhijjah. Ibadah berqurban adalah tujuan kita untuk
mendekatkan diri kepada ALLAH SWT.

Apabila kita berqurban(menyembelih hewan) pada hari tasyrik yang bertepatan pada tanggal 13
dzulhijjah setelah terbenamnya matahari,maka itu tidak termasuk berqurban. Akan tetapi,hanya
sedekah biasa. Firman ALLAH SWT , yang menjelaskan tentang qurban terdapat pada surah Al-
kautsar 1-3. Bagi orang yang mampu,berqurban hukumnya wajib hewan untuk berqurban juga
hanya boleh hewan sapi,kerbau,unta,dan kambing. Kita tidak boleh berqurban selain hewan itu.
Hewan tersebut juga harus cukup umurnya,tidak boleh cacat ,harus dalam keadaan yang baik dan
sehat. Berqurban juga mengenang peristiwa monumental kepatuhan Nabi Ibrahim a.s dan Nabi
Islmail a.s, yang menjalankan perintah ALLAH SWT. Salah satu manfaat berqurban yaitu memberikan
kesenangan kepada fakir dan miskin dengan memberikan daging qurban, walaupun tidak terlalu
banyak.

B. SARAN

Semoga makalah tentang qurban yang telah kami buat,semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kedepannya kami akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah tersebut dengan
sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan

Mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya,karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

SAPI SEBELUM DI POTONG


SAPI KURBAN SEDANG DI SEMBELIH

PROSES PENGULITAN HEWAN KURBAN

PROSES PEMISAHAN DAGING DAN TULANG


PROSES PEMBAGIAN HEWAN KURBAN

Anda mungkin juga menyukai