Lea PKN
Lea PKN
Disusun Oleh :
LEA VANESA GERUNGAN
FREDERICKA SORONGAN
DAUD MAABUAT
INTAN PAPENTA
Makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya namun apabila terdapat kekurangan
mengenai makalah ini mohon dimaafkan.
24 NOV 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
A. Latar Belakang.....................................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................................
C. Tujuan..................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
A. Pengertian penegakan Hukum.............................................................................
B. Penegakan hukum yang berkeadilan........................................................................
C. Penggolongan hukum di Indonesia……………………………………………
D. Lembaga penegak hukum Di Indonesia …………....……………………….
E. Realita penegakan hukum yang berkeadilan di Indonesia?
F. Masalah dalam penegakan hukum yang berkeadilan di Indonesia?
G. Solusi untuk mengatasi permasalahan penegakan hukum yang berkeadilan
tersebut ?
BAB III PENUTUP............................................................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................................
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia diidealkan dan dicita-citakan sebagai suatu Negara hukum Pancasila. Hal ini
menunjukkan bahwa : Negara Indonesia adalah Negara hukum. Namun bagaimana ide Negara
hukum itu, selama ini belum pernah dirumuskan secara komprehensif. Yang ada hanya
pembangunan bidang hukum yang bersifat sektoral (Jimly Asshiddiqie, 2009:3). Untuk
dapatnya hukum berfungsi sebagai sarana penggerak, maka hukum harus dapat ditegakkan dan
untuk itu hukum harus diterima sebagai salah bagian dari sistem nilai kemasyarakatan yang
bermanfaat bagi masyarakat. Penegakan hukum merupakan salah satu usaha untuk mencapai
atau menciptakan tata tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat baik itu merupakan
usaha pencegahan maupun pemberantasan atau penindakan setelah terjadinya pelanggaran
hukum, dengan perkataan lain baik secara preventif maupun represif. Tugas utama penegakan
hukum, adalah untuk mewujudkan keadilan, karenanya dengan penegakan hukum itulah
hukum menjadi kenyataan (Liliana,2003:66. Karena itu agar hukum dapat ditegakkan maka
perlu pencerahan pemahaman hukum bahwa sesungguhnya hukum itu tidak lain adalah sebuah
pilihan keputusan, sehingga apabila salah memilih keputusan dalam sikap dan prilaku nyata,
maka berpengaruh buruk terhadap penampakan hukum diIndonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penegakan hukum itu?
2. Bagaimana konsep penegakan hukum yang berkeadilan?
3. Bagaimana penggolongan hukum di Indonesia ?
4. Siapa saja lembaga penegak hukum di Indonesia ?
5. Bagaimana realita penegakan hukum yang berkeadilan di Indonesia?
6. Apa saja masalah dalam penegakan hukum yang berkeadilan di Indonesia?\
7. Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu hukum.
2. Untuk mengetahui bagaimana penegakan hukum yang berkeadilan.
3. Untuk mengetahui bagaimana penggolongan hukum di Indonesia.
4. Untuk mengetahui siapa saja lembaga penegak hukum di Indonesia.
5. Untuk mengetahui bagaimana realita penegakan hukum yang berkeadilan di
Indonesia.
6. Untuk mengetahui apa saja masalah dalam penegakan hukum yang berkeadilan di
Indonesia.
7. Untuk mengetahui bagaimana solusi untuk mengatasi permaslah tersebut diatas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penegakan Hukum
Menurut Kelsen (1995), hukum adalah suatu tata yang bersifat memaksa. Secara formal
dapat difenisikan sebagai sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan
masyarakat. Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau
berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu
lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Ditinjau dari sudut subjeknya, penegakan hukum itu dapat dilakukan oleh subjek yang luas
dan dapat pula diartikan sebagai upaya penegakan hukum oleh subjek dalam arti yang
terbatas atau sempit. Dalam arti luas, proses penegakan hukum itu melibatkan semua
subjek hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja yang menjalankan aturan normatif
atau melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma
aturan hukum yang berlaku, berarti dia menjalankan atau menegakkan aturan hukum. Dalam
arti sempit, dari segi subjeknya itu, penegakan hukum itu hanya diartikan sebagai upaya
aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan memastikan bahwa suatu aturan
hukum berjalan sebagaimana seharusnya.
B. Penegakan hukum yang berkeadilan
Hukum berfungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia. Agar kepentingan manusia
terlindungi, hukum harus dilaksanakan. Pelaksanaan hukum dapat berlangsung secara normal,
damai, tetapi dapat terjadi juga karena pelanggaran hukum. Dalam hal ini hukum yang telah
dilanggar itu harus ditegakkan. Melalui penegakan hukum inilah hukum itu menjadi kenyataan.
Dalam menegakkan hukum ada tiga unsur yang selalu harus diperhatikan, yaitu : kepastian
hukum (Rechtssicherheit), kemanfaatan (Zweckmassigkeit) dan keadilan (Gerechtigkeit).
Hukum harus dilaksanakan dan ditegakkan. Setiap orang mengharapkan dapat
ditetapkannya hukum dalam hal terjadi peristiwa yang konkrit. Bagaimana hukumnya itulah
yang harus berlaku; pada dasarnya tidak dibolehkan menyimpang : fiat justitia et pereat mundus
(meskipun dunia ini runtuh hukum harus ditegakkan). Itulah yang diinginkan oleh kepastian
hukum. Kepastian hukum merupakan perlindungan yustisiabel terhadap tindakan sewenang-
wenang, yang berarti bahwa seseorang akan dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan dalam
keadaan tertentu. Masyarakat mengharapkan adanya kepastian hukum, karena dengan adanya
kepastian hukum masyarakat akan lebih tertib. Hukum bertugas menciptakan kepastian hukum
karena bertujuan ketertiban masyarakat.
Sebaliknya masyarakat mengharapkan manfaat dalam pelaksanaan atau penegakan hukum.
Hukum adalah untuk manusia, maka pelaksanaan hukum atau penegakan hukum harus
memberi manfaat atau kegunaan bagi masyarakat. Jangan sampai justru karena hukumnya
dilaksanakan atau ditegakkan timbul keresahan di dalam masyarakat.
Unsur yang ke tiga adalah keadilan. Masyarakat sangat berkepentingan bahwa dalam
pelaksanaan atau penegakan hukum keadilan diperhatikan. Dalam pelaksanaan atau penegakan
hukum harus adil. Hukum tidak identik dengan keadilan. Hukum itu bersifat umum, mengikat
setiap orang, bersifat menyamaratakan. Barangsiapa mencuri harus dihukum : setiap orang
yang mencuri harus dihukum, tanpa membeda-bedakan siapa yang mencuri. Sebaliknya
keadilan bersifat subyektif, individualistis dan tidak menyama-ratakan, adil bagi Si Doni belum
tentu dirasakan adil bagi si Dani.
Kalau dalam menegakkan hukum hanya diperhatikan kepastian hukum saja. maka unsur-
unsur lainnya dikorbankan. Demikian pula kalau yang diperhatikan hanyalah kemanfaatan,
maka kepastian hukum dan keadilan dikorbankan dan begitu selanjutnya.
Dalam menegakkan hukum harus ada kompromi antara ketiga unsur tersebut. Ketiga
unsur itu harus mendapat perhatian secara proporsional seimbang. Tanpa kepastian hukum
orang tidak tahu apa yang harus diperbuatnya dan akhirnya timbul keresahan. Tetapi terlalu
menitikberatkan pada kepastian hukum, terlalu ketat mentaati peraturan hukum akibatnya kaku
dan akan menimbulkan rasa tidak adil. Apapun yang terjadi peraturannya adalah demikian dan
harus ditaati atau dilaksanakan. Undang-undang itu sering terasa kejam apabila dilaksanakan
secara ketat : lex dura, sed tamen scripta (undang-undang itu kejam, tetapi memang
demikianlah bunyinya). tetapi dalam praktek tidak selalu mudah mengusahakan kompromi
secara proporsional seimbang antara ketiga unsur tersebut.
Menurut tatanan UUD'45, untuk menjamin penegakan hukum yang berkeadilan, terdapat
berbagai sendi konstitusional, yaitu:
Sendi negara berdasarkan konstitusi (sistem konstitusional) dan negara berdasarkan
atas hukum (de rechtsstaat).
Sendi Kerakyatan atau Demokrasi
Sendi kesejahteraan umum dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sendi penyelenggaraan pemerintahan menurut alas-asas penyelenggaraan pemerintah
yang baik.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Kelsen (1995), hukum adalah suatu tata yang bersifat memaksa. Secara formal
dapat difenisikan sebagai sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan
masyarakat.
Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau
berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu
lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Tata hukum Indonesia berdasarkan kepada UUD 1945. Operasionalisasi dari konsep
Negara hukum Indonesia dituangkan dalam konstitutsi Negara, yaitu UUD 1945. UUD 1945
merupakan hukum dasar Negara yang menempati posisi sebagai hukum Negara tertinggi dalam
tertib hukum (legal order) Indonesia
Untuk menjalankan hukum sebagaimana mestinya maka dibentuk lembaga penegakan
hukum , antara lain kepolisian, yang berfungsi utama sebagai lembaga penyidik; kejaksaan
yang berfungsi utama sebagai lembaga penuntut; kehakiman, yang berfungsi sebagai lembaga
pemutus/pengadilan, dan lembaga penasihat atau bantuan hukum.
Permasalahan penegakan hukum menjadi hal yang menarik untuk diperbincangkan
terutama karena terdapat ketimpangan antara aspek hukum dalam harapan dan aspek penerapan
hukum dalam kenyataan. Ironisnya kepatuhan masyarakat terhadap hukum sangat
memprihatinkan. Hal ini dipicu oleh lemahnya penegakan hukum. Bisa dikatakan bahwa
hukum di negara ini tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Penegakan hukum seharusnya
akuntabel (bertanggung jawab), tidak memihak dan tidak mudah diintervensi sehingga hasilnya
dapat dipertanggungjawabkan dihadapan publik. Rakyat butuh kepastian hukum atas sistem
hukum yang berlaku di negara ini, karena penegakan hukum tak dapat berdiri sendiri tanpa
adanya system hukum itu sendiri. Untuk membentuk dan membangun system penegakan
hukum yang akuntabel perlu melibatkan seluruh stakeholder dan yang terpenting adalah
dukungan pemerintahan yang bersih. Pemerintah harus berada di garda terdepan dalam
penegakan hukum untuk memberikan harapan kepada masyarakat
atas kepastian hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Blog smart colsultan “PENEGAKAN HUKUM YANG BERKEADILAN” di akses dari
http://blog.konsultasi-skripsi.org/2014/11/penegakan-hukum-yang-berkeadilan.html
Tik PKGMI L “KONSEP PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA” POSTED ON 07.04 BY MUTHI '
UL UMMAH di akses dari http://tikpgmi.blogspot.co.id/2015/05/konsep-penegakan-hukum-di-
indonesia.html
“MAKALAH PENEGAKAN HUKUM” di akses dari
yenisaputri080893.blogspot.co.id/2013/08/makalah-penegakan-hukum.html?m=1
Alkotsar, Artidjo, Negara Tanpa Hukum (Yogyakarta: UII, 2000) Hujibers, Theo, Filsafat
Hukum dalam Lintasan Sejarah (Yogyakarta: Kanisius, 1995)
Husni, M. Moral dan Keadilan Sebagai Landasan Penegakan Hukum, Jurnal Equality Vol.
11, (2006)