Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas keridhoannya penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagaimana mestinya, dan tepat pada waktunya.
Semua ini tidak lepas dari rahmat, hidayah serta inayah yang telah dilimpahkan oleh-
Nya.
Tugas akhir ini telah kami susun dengan segala kemampuan dan bantuan dari
beberapa pihak yang telah memperlancar dan mempermudah proses penyelesaiannya.
Untuk itu kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan
gambaran dan pengarahan tentang materi ini.
Terlepas dari itu kami sebagai makhluk Allah menyadari bahwa kami tidak akan
menciptakan sesuatu yang sempurna. Oleh karena itu, jika dalam tugas akhir kami
banyak terdapat kesalahan ejaan maupun penyusunan kalimat kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Demikian tugas akhir ini kami buat untuk memenuhi tugas matakuliah Praktikum
Pengelasan Dasar dan kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan
teman-teman sekalian.
Penyusun
DAFTAR ISI
Teknik las SMAW merupakan modal dasar untuk menjadi welder (tukang las)
profesional.Sebelum menjadi welder argon,welder SCAW (MIG),welder kombinasi
maupun welder bawah laut semua berawal dari welder SMAW dulu.Apakah gak ada
langsung jadi welder argon? Ada,tapi itu berarti welder 'karbitan',malu dong kalau
welder argon tidak bisa las stik / smaw.
Untuk menjadi welder profesional baik welder smaw,welder argon dan lain-lain
bukanlah hal mudah,butuh waktu dan proses yang panjang.Selain minat dan bakat,
dibutuhkan ketelatenan,belajar pada yang senior dan usaha yang terus menerus hingga
mencapai hasil sesuai standar pengelasan yang ditentukan.Faktor lainnya adalah jalin
relasi yang baik dengan orang lingkungan proyek dan orang yang seprofesi.
2. Kabel Masa dan Kabel Elektoda (Ground Cable and Electrode Cable)
Kabel masa dan kabel elektroda berfungsi menyalurkan aliran listrik
dari mesin las ke material las dan kembali lagi ke mesin las. Ukuran kabel masa
dan kabel elektroda ini harus cukup besar untuk mengalirkan arus listrik,
apabila kurang besar akan menimbulkan panas pada kabel dan merusak isolasi
kabel yang akhirnya membahayakan pengelasan.
3. Holder (penjepit elektroda) dan claim masa
Pemegang elektrode berguna untuk mengalirkan arus listrik dari kabel
elektrode ke elektrode serta sebagai pegangan elektrode sehingga pengelas
tidak merasa panas pada saat mengelas. Klem masa berguna untuk
menghubungan kabel masa dari mesin las dengan material biasanya klem masa
mempunyai per untuk penjepitnya. Klem ini sangat penting karena apabila klem
longgar arus yang dihasilkan tidak stabil sehingga pengelasan tidak dapat
berjalan dengan baik.
4. Elektroda
Sebagian besar elektrode las SMAW dilapisi oleh lapisan flux, yang
berfungsi sebagai pembentuk gas yang melindungi cairan logam dari
kontaminasi udara sekelilingnya. Selain itu fluk berguna juga untuk
membentuk terak las yang juga berfungsi melindungi cairan las dari udara
sekelilingnya. Lapisan elektrode ini merupakan campuran kimia yang
komposisisnya sesuai dengan kebutuhan pengelasan. Menurut AWS (American
Welding Society ) elektrode diklasifikasikan dengan huruf E dan diikuti empat
atau lima digit sebagai berikut E xxxx (x) ,contohnya E 6010, E 6013, E 7018
dan lain-lain.
5. Palu las dan sikat kawat (chipping hammer and wire brush)
Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan kerak las pada
logam Ias (weld metal) dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada
daerah las an.Berhati-hatilah membersihkan kerak Ias dengan palu Ias karena
kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya. Jangan
membersihkan kerak las sewaktu kerak las masih panas/merah. Sikat kawat
dipergunakan untuk : membersihkan benda kerja yang akan dilas dan
membersihkan terak las yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.
J. Posisi Pengelasan SMAW
Sambungan pada material dasar atau logam yang berkaitan dengan pengelasan
mempunyai jenis yang bervariasi,mulai dari sambungan tumpul(Butt Joint),sambungan
fillet(T Joint),sambungan sudut(Corner Joint) atau sambungan tumpang(Lap Joint).
Jenis-jenis sambungan tersebut tentunya mempunyai maksud dan tujuan
tersendiri.Hal ini berkaitan juga dengan posisi pengelasan.Itulah sebabnya kita
mengenal berbagai jenis posisi pengelasan.Untuk plat kita mengenal posisi pengelasan
1F,2F,3F dan 4F ada juga 1G,2G,3G dan 4G.Sedangkan pada pipa ada 1G,2G,5G dan
6G. Jenis sambungan dan posisi pengelasan di atas dapat diaplikasikan untuk
pengelasan SMAW, GTAW, GMAW dan FCAW.
- Jenis sambungan fillet (T Joint) ada posisi 1F (datar),2F,3F dan 4F seperti
tampak pada gambar di bawah ini:
BAB II
ELEKTRODA LAS SMAW (SHIELD METAL ARC WELDING)
A. Elektroda Berselaput
Elektroda berselaput yang dipakai pada Ias busur listrik mempunyai perbedaan
komposisi selaput maupun kawat Inti. Pelapisan fluksi pada kawat inti dapat dengah
cara destrusi, semprot atau celup. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 mm
sampai 7 mm dengan panjang antara 350 sampai 450 mm. Jenis-jenis selaput fluksi
pada elektroda misalnya selulosa, kalsium karbonat (Ca C03), titanium dioksida (rutil),
kaolin, kalium oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silikon, besi mangan dan
sebagainya dengan persentase yang berbeda-beda, untuk tiap jenis elektroda.
Tebal selaput elektroda berkisar antara 70% sampai 50% dari diameter elektroda
tergantung dari jenis selaput. Pada waktu pengelasan, selaput elektroda ini akan turut
mencair dan menghasilkan gas CO2 yang melindungi cairan las, busur listrik dan
sebagian benda kerja terhadap udara luar. Udara luar yang mengandung O2 dan N akan
dapat mempengaruhi sifat mekanik dari logam Ias. Cairan selaput yang disebut terak
akan terapung dan membeku melapisi permukaan las yang masih panas.
D. Kondisi Pengelasan
Berikut ini diberikan daftar kondisi pengelasan untuk elektroda Philips baja
lunak dan baja paduan rendah.
Elektroda Untuk Besi Tuang
Elektroda yang dipekai untuk mengelas besi tuang adalah elektroda Baja, elektroda
nikel, elektrode perunggu dan elektroda besi tuang.
Elektroda nikel
Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih dikerjakan
lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam sagala posisi pengelasan. Rigi-
rigi las yang dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah rata dan halus bila dipakai
pada pesawat las DC kutub terbalik.
Elektroda Baja
Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan deposit
las yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan demikian
elektroda ini dipakai bila hasil las tidak dikerjakan lagi. Untuk mengelas besi tuang
dengan elektroda baja dapat dipakai pesawat las AC atau DC kutub terbalik.
Elektroda perunggu
Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga panjang las
dapat ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari perunggu fosfor dan diberi selaput
yang menghasilkan busur stabil.
Elektroda dengan Hydrogen rendah
Elektroda jenis ini pada dasarnya dipakai untuk baja yang mengandung karbon kurang
dari 1,5%. Tetapi dapat juga dipakai pada pengelasan besi tuang dengan hasil yang
baik. Hasil lasnya tidak dapat dikerjakan dengan mesin.
Elektroda Untuk Aluminium
Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang dibuat dari logam yang sama.
Pemilihan elektroda aluminium yang sesuai dengan pekerjaan didasarkan pada tabel
keterangan dari pabrik yang membuatnya. Elektroda aluminium AWS-ASTM AI-43
untuk las busur listrik adalah dengan pasawat las DC kutub terbalik.
BAB III
ALAT PELINDUNG DIRI LAS SMAW (SHIELD METAL ARC WELDING)
A. Pengertian
Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat/ pakaian yang digunakan
secara langsung oleh tenaga kerja/ operator untuk tujuan pencengahan kecelakaan dan
perlindungan terhadap gangguan yang ditimbulkan oleh faktor kimia dan fisik.
Syarat-syarat pemilihan APD adalah sebagai berikut.
1) Memberikan perlindungan secara efektif.
2) Seringan mungkin.
3) Dirancang dengan design yang menarik.
4) Memenuhi standard.
5) Memiliki struktur dan bahan yang baik.
6) Tidak menimbulkan gangguan bagi si pemakai.
2. Pelindung pernafasan
Masker berfungsi sebagai alat perlindung pernafasan dari bahaya asap las,
karena asap las berbeda dengan asap biasa. Asap las ini merupakan hasil
pembakaran dari bahan kimia untuk perlindungan lasan dan juga pembakaran atau
pelelehan dari material lasan. Oleh karena itu asap las ini hampir seperti serbuk
bersih dan sangat membahayakan alat pernafasan kita. Persyaratan alat pernafasan
yang digunakan sebagai berikut.
1. Mempunyai daya tampung yang tinggi.
2. Sesuai dengan bentuk muka.
3. Tidak menggangu pernapasan.
4. Tidak mengganggu pekerjaan.
5. Kuat, ringan dan mudah dirawat.
3. Sarung tangan
Untuk melindungi kulit tangan operator las harus memakai sarung tangan dari
kulit akibat luka bakar terutama apabila melakukan pengelasan tegak dan atas
kepala. Bagian dalam sarung tangan harus dilapisi bahan katun untuk menyerap
keringat pada tangan agar terhindar dari bahaya listrik.
Gambar 3.3 Sarung Tangan Las
4. Apron
Apron dibuat dari kulit atau asbes. Karena jika dari kain biasa maka pakaian
akan lubang, hal ini disebabkan tingginya temperatur percikan las. Apron
digunakan melindungi badan, sebagian kaki dan lengan.
5. Sepatu las
Sepatu las adalah sepatu yang terbuat dari kulit dan bagian depan sepatu
terdapat sebuah plat baja yang berfungsi untuk melindungi kaki dari kejatuhan
bendan yang berat dan benda yang tajam. Selain itu karena bersifat isolator, sepatu
ini juga melindungi dari bahaya sengatan listrik.
BAB IV
PROSEDUR LAS SMAW (Shield Metal Arc Welding)
POSISI 1G (Down Hand Position)
D. Prosedur Kerja
1. Menggunakan alat pelindung diri
2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Menandai benda kerja yang akan dilas menggunakan kapur tulis dan
penggaris.
E. Hasil
Berikut adalah hasil pengelasan dengan metode 1G atau Down Hand Position.
Gambar 4.2 Hasil Pengelasan 1G
BAB V
PROSEDUR LAS SMAW (Shield Metal Arc Welding) 2G
C. KESELAMATAN KERJA
1. Periksa persambungan kabel-kabel las. Jaga agar tidak ada yang kurang kuat/
longgar. Jauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari lokasi pengelasan.
2. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang layak dan sesuai dengan
fungsinya
3. Jangan gunakan tang dan kabel las yang tidak terisolasi.
4. Bekerjalah pada ruang las dengan sirkulasi udara / ventilasi yang cukup.
5. Usahakan ruang las/ tempat pengelasan tidak terbuka, sehingga cahaya las
tidak mengganggu lingkungan/ orang lain yang berada di sekitar lokasi
6. Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang tidak
dimengerti dalam melaksanakan pekerjaan.
7. Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.
D. PROSEDUR KERJA
1. Memakai alat keselamatan dan kesehatan
2. Siapkan bahan plat baja
3. Ambil kapur tulis dan penggaris
4. Ukur dari sisi kanan,kiri,atas,dan bawah masing-masing 1cm
5. Letakan benda kerja plat baja pada posisi tegak horizontal
6. Lakukan pengelasan dengan posisi dengan udara terbuka
7. Nyalakan generator las dan atur amper pengelasan pada titik 70 sampai 80
8. Ambil elektroda kemudian jepit menggunakan penjepit elektroda
9. Gesekan elektroda pada plat baja guna untuk menyalakan elektroda
10. Setelah menyala lalu buat las titik pada bagian gambar yang telah tentukan
11. Lakukan pengelasan dengan posisi elektroda dan benda kerja tinggi kurang
lebih 2 mm sampai selesai
12. Ambil penjepit tang lalu ragum benda kerja
13. Kemudian ambil palu sama sikat kawat kemudian pukul-pukul sampai bersih
14. Kemudian dinginkan menggunkan udara
15. Kemudian ambil elektroda kemudian jepit dengan penjepit elektroda
16. Kemudian buat las titik diatas las sebelumnya dan las dengan sebagian
menumpang pada las sebelumnya
17. Kemudian ambil tang penjepit lalu ragum plat kemudian pukul-pukul dengan
palu kemudian sikat kawat pada bagian yang sudah dilas tersebut
18. Lakukan langkah pada no 7 sampai no 13 hingga pengelasan selesai
19. Setelah pengelasan selesai kemudian dinginkan plat menggunakan air lalu
bersihkan lagi pada bagian las tersebut hingga bersih
20. Setelah proses pengelasan selesai rapikan kembali kabel elekroda dan penjepit
elektroda kemudian matikan trafo las (generator las)
E. HASIL
BAB VI
PROSEDUR LAS SMAW (Shield Metal Arc Welding) 3G
C. Prosedur Kerja
1. Siapkan benda kerja.
2. Gambarlah pola diatas benda kerja menggunakan kapur dan penggaris baja
sesuai dengan job sheet.
3. Gunakan alat K3 sesuai dengan prosedur pengelasan.
4. Nyalakan mesin las dengan memutar saklar on/off searah jarum jam.
5. Atur arus pada mesin las sampai 65 Ampere dengan memutar tuas arus pada
mesin las.
6. Atur ketinggian meja las.
7. Jepitkan kutub mesin las ketiang meja kerja untuk mengalirkan arus sehingga las
dapat menyala.
8. Pasang elektroda ke penjepit elektroda.
9. Pasang benda kerja lurus vertikal dengan cara menitik pojok bawah dengan
elektroda supaya benda kerja lengket dengan meja.
10. Atur posisi badan saat pengelasan yaitu posisi anda berdiri harus kaki melebar
supaya tubuh anda stabil .
11. Nyalakan busur dengan sudut elektroda terhadap logam dasar harus 90𝑜 dan
sekitar 10-20 mm didepan titik awal dan putar balik lewat starting point.
12. Lakukan pengelasan sesuai pola yang telah digambar tadi.
13. Jagalah agar sudut elektroda terhadap arah pengelasan 70 - 80 .
14. Gerakkan elektroda dari tepi ke tepi dengan menggerakkan lengan.
15. Usahakan busur pendek.
16. Gerakkan elektroda dengan cepat ditengah rigi-rigi tapi dengan pelan pada
kedua sisi.
17. Gerakkan elektroda dari tepi ke tepi tidak melebihi 3x diameter elektroda.
18. Majukan jarak las supaya rigi-rigi menutupi separoh rigi-rigi lainnya
19. Jaga posisi busur agar selalu didepan terak.
20. setelah selesai mengelas pada pola yang pertama, bersihkan kerak las dengan
menggunan pahat dan palu.
21. Lakukan sampai semua pola selesai dilas.
22. Setelah selesai mengelas, ambil benda kerja dengan tang.
23. Dinginkan benda kerja diudara terbuka.
24. Bersihkan sisa-sisa pengelasan menggunakan pahat dan sikat besi.
25. Gerinda titik las dipojok benda kerja yang ditempel dimeja las tadi.
Gambar 6.1 Hasil Las 3G
26. Bersihkan meja las dan kembelikan alat-alat ketempat semula.
27. Matikan mesin las.
BAB VII
TEKNOLOGI LAS OAW (OXY ACETYLENE WELDING)
BAB VIII
ASETILIN
BAB IX
OKSIGEN
F. Katup Tabung
H. Brander Gas
BAB X
ALAT PELINDUNG DIRI PADA LAS OAW
Hal- hal penting yang harus diperhatikan dalam memilih gogel adalah :
1. Harus mempunyai daya penerus yang tepat terhadap cahaya tampak.
2. Harus mampu menahan cahaya dan sinar yang berbahaya.
3. Harus mempunyai sifat-sifat yang tidak melelahkan mata.
4. Harus tahan lama dan mempunyai sifat yang tidak mudah berubah.
5. Harus memberikan rasa nyaman kepada pemakai.
Bahan dari kacamata las (gogel) dapat terbuat dari plastik yang transparan dengan
lensa yang dilapisi kobalt untuk melindungi bahaya radiasi gelombang elektromagnetik
non ionisasi dan kesilauan atau lensa yang terbuat dari kaca yang dilapisi timah hitam
untuk melindungi dari radiasi gelombang elektromagnetik dan mengion.
2. Apron dan Jaket Kulit
4. Sepatu Safety
BAB XI
PROSEDUR PENGELASAN OAW JOB 1
(MEMBUAT ALUR TANPA BAHAN TAMBAH)
D. Alat Dan Bahan
1. Tabung Gas asetilin
2. Tabung gas oksigen
3. Benda kerja (plat pipih)
4. Air bersih
5. Regulator gas asetilin
6. Reguator gas oksigen
7. Selang gas (merah dan biru)
8. Brander las
9. Tang jepit
10. Sikat baja
11. Korek api
E. Alat Pelindung Diri (APD)
1. Kacamata Las
2. Sarung tangan
3. Apron
4. Masker
F. Prosedur Kerja
1. Memakai masker dan apron.
2. Menyiapkan alat dan bahan seperti (benda kerja,korek api,sikat baja,tang dll).
3. Setelah selesai meyiapkan alat dan bahan. Keluarkan meja las dari dalam
bengkel keluar bengkel.
4. Selanjutnya mengeluarkan brander dan slang yang menempel di tabung gas ke
meja la
5. Membuka tabung gas assetilin dengan menggunakan kunci dan dibuka ke arah
kanan atau diputar kekanan
Gambar 11.1 Tabung Asitelin
6. Setelah dibuka lihat isi tabung gas pada parameter yang ada di regulator tekanan
isi gas atau yang bagian dalam
7. Setelah diyakinkan ada tekanan gas didalam tabung gas assetilin barulah
membuka tekanan keluar pada regulator merah/assetilin. Membukanya ke arah
kanan
8. Bukalah dengan tekanan gas assetilin secukupnya
9. Setelah selesai membuka tabung gas assetilin barulah membuka gas oksigen
dengan cara membuka kran tabung ke arah kiri
Gambar 11.2 Tabung Oksigen
10. Setelah membuka gas pada tabung gas oksigen barulah membuka kran tekanan
keluar tabung gas dengan cara memutar kran warna hijau ke arah kiri
11. Bukalah dengan secukupnya
12. Setelah selesai membuka gas assetilin dan oksigen siapkan korek api, benda
kerja dan brander di taruh meja kerja
13. Pakailah apron dan kacamata terlebih dahulu agar aman pada saat pengelasan
berlangsung
14. Setelah selesai memakai apron dan kacamata barulah membuka tekanan gas
pada brander dan menyalakannya dengan cara
15. Pertama tama membuka gas assetilin dengan cara memutar kran yang berwarna
merah atau yang belakang pada brander ke arah depan
Gambar 11.3 Brander Gas
16. Setelah gas assetilen dibuka nyalakan korek api pada ujung brander untuk
menyalakan apinya
17. Setelah menyala buka tekanan gas oksigen pada brander (kran depan) ke arah
depan
18. Setelah terbuka keduanya(gas oksigen dan gas assetilin) atur nyala api dengan
perbandingan nyala api 1:1
19. Setelah nyala api sudah benar barulah siap mengelas
20. Cara mengelasnya yaitu :
21. Memanaskan benda kerja dengan cara nyala api ditepatkan pada benda kerja
22. Setelah panas tepatkan ujung api yang berwarna putih ke ujung garis
23. Setelah cair dorong perlahan cairan tersebut ke arah depan sampai ke ujung
garis
24. Kerjakan sampai 3 jalur
25. Setelah selesai mengerjakan matikan api pada brander las dengan cara menutup
tabung gas oksigen terlebih dahulu denga cara memutar kran gas oksigen (kran
depan) ke arah belakang
26. Setelah itu menutup kran assetilin (kran belakang) ke arah belakang
27. Setelah tertutup kran assetilinnya, buka sedikit oksigennya untuk mematikan
api.
28. Setelah beres mematikan api pada brander. Angkat benda kerja menggunakan
tang ke dalam air untuk di dinginkan
29. Setelah dingin, sikat hasil benda kerja menggunakan sikat baja sampai bersih
dari kotoran
30. Setelah bersih, nilaikan pada dosen atau pembimbing
31. Selesai
Gambar 11.4 Hasil Las OAW Membuat Alur Tanpa Bahan Tambah
BAB XII
PROSEDUR PENGELASAN OAW MENGGUNAKAN BAHAN
TAMBAH KAWAT
BAB XIV
CACAT LAS
C. Pengertian
Weld Defect atau Cacat las adalah hasil pengelasan yang tidak memenuhi syarat
keberterimaan yang sudah dituliskan di standart (ASME IX, AWS, API, ASTM).
Penyebab cacat las dapat dikarenakan adanya prosedur pengelasan yang salah,
persiapan yang kurang dan juga dapat disebabkan oleh peralatan serta consumable yang
tidak sesuai standart. (Achmadi, 2018)
Jenis cacat las pada pengelasan ada beberapa tipe yaitu cacat las internal (berada
di dalam hasil lasan) dan cacat las visual (dapat dilihat dengan mata). Jika kita ingin
mengetahui defect atau cacat pengelasan internal maka kamu memerlukan alat uji
seperti Ultrasonic Test dan Radiography Test untuk pengujian yang tidak merusak,
sedangkan untuk uji merusak kamu dapat menggunakan uji Bending atau makro. Untuk
jenis jenis cacat pengelasan visual atau surface Anda dapat menggunakan pengujian
Penetrant Test, Magnetic Test atau kaca pembesar.
4. Tungsten Inclusion
Cacat las Tungsten Inclusion adalah cacat pengelasan yang diakibatkan oleh
mencairnya tungsten pada saat proses pengelasan yang kemudian melebur
menjadi satu dengan weld metal, cacat ini hampir sama dengan slag inclusion
namun saat diuji radiografi tungsten inclusion berwana sangat terang. Untuk
jenis cacat las ini hanya terjadi pada proses pengelasan GTAW.
5. Incomplete Penetration
Incomplete Penetration (IP) adalah sebuah cacat pengelasan yang terjadi
pada daerah root atau akar las, sebuah pengelasan dikatakan IP jika pengelasan
pada daerah root tidak tembus atau reinforcemen pada akar las berbentuk
cekung.
Gambar 14.5 Cacat Las Incomplete Penetration
6. Incomplete Fusion
Cacat Incomplete Fusion adalah sebuah hasil pengelasan yang tidak
dikehendaki karena ketidaksempurnaan proses penyambungan antara logam las
dan logam induk. Cacat ini biasanya terjadi pada bagian samping lasan.
Gambar 14.6 Cacat Las Incomplete Fusion
7. Over Spatter
Spatter adalah percikan las, sebenarnya jika spater dapat dibersihkan
maka tidak termasuk cacat. Namun jika jumlahnya berlebih dan tidak dapat
dibersihkan maka dikategorikan dalam cacat visual.
Gambar 14.7 Cacat Las Over Spatter
8. Hot Crack
Hot Crack (retak panas) adalah sebuah retak pada pengelasan dimana
retak itu terjadi setelah proses pengelasan selesai atau saat proses pemadatan
logam lasan.
Gambar 14.8 Cacat Las Hots Crack
9. Cold Crack
Cold Cracking (retak dingin) adalah sebuah retak yang terjadi pada
daerah lasan setelah beberapa waktu (memerlukan waktu, bisa 1 menit, 1 jam,
atau 1 hari) proses pengelasan selesai.
10. Distortion
Pengertian distorsi pada pengelasan adalah sebuah perubahan bentuk
material yang diakibatkan panas yang berlebih saat proses pengelasan
berlangsung. Distorsi ini terjadi saat proses pendinginan, karena adanya panas
yang berlebih maka material dapat mengalami penyusutan atau pengembangan
sehingga akan tarik menarik dan membuat material tersebut melengkung.
BAB XV
K3 LAS SMAW
1. Persiapan Alat Mesin las rusak, Terbakar, Pemeriksaan dan Dosen dan
alat pendukung menghambat validasi alat Mahasiswa
cacat pekerjaan
2. Berjalan pada Lalu lintas orang Tertabrak atau Berjalan pada Dosen dan
area kerja berbenturan area yang jauh Mahasiswa
dari pekerja
3. Memasang Pegangan las Terjepit, tangan Pemeriksaan dan Dosen dan
elektroda panas, tembaga terkena panas pemeliharaan, Mahasiswa
tidak terpasang menggunakan
sesuai sarung tangan
4. Pengelasan (Las Pengelas tidak Merusak benda Pelatihan Dosen dan
garis ke 1 - 3) berkompeten kerja, hasil las berkelanjutan Mahasiswa
tidak sempurna agar menguasai
pengelasan
Api dari elektroda Terkena bunga Menggunakan Dosen dan
api pada saat apron, sarung Mahasiswa
pengelasan tangan, dan
pelindung kepala
(helm)
Sinar ultra violet Merusak mata Menggunakan Dosen dan
pelindung kepala Mahasiswa
dan mata (kedok)
5. Mengangkat Panas dari benda Tangan melepuh Menggunakan Dosen dan
benda kerja kerja sarung tangan Mahasiswa
dan alat penjepit
6. Memalu kerak Panas dari kerak Mata kemasukan Memalu dengan Dosen dan
las kerak arah menjauhi Mahasiswa
mata dan pelan –
pelan
7. Menyikat hasil Kotoran sisa Mata kemasukan Menyikat secara Dosen dan
pengelasan pengelasan kotoran las pelan – pelan Mahasiswa
8. Mendinginkan Percikan air Tangan terpercik Menggunakan Dosen dan
benda kerja pendingin air akibat panas sarung tangan, Mahasiswa
dari benda kerja memasukan
benda kerja
kedalam air
secara pelan –
pelan
9. Memahat Separat dari sisa las Mata kemasukan Memahat kearah Dosen dan
separat (kotoran separat yang menjauhi Mahasiswa
las) mata
K3 LAS OAW
Pelaksana : Mahasiswa
3. Sepatu 6. Masker
Pelaksana : Mahasiswa
3. Sepatu 6. Masker
Pelaksana : Mahasiswa
3. Sepatu 6. Masker