Anda di halaman 1dari 51

POLRI DAERAH JAWA TIMUR

BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


R. S. BHAYANGKARA H. S. SAMSOERI MERTOJOSO

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA H. S. SAMSOERI MERTOJOSO

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA H. S. SAMSOERI MERTOJOSO SURABAYA


TAHUN 2018

1
PERATURANKARUMKITBHAYANGKARA H. S. SAMSOERI MERTOJOSO
NOMOR : /I/2018
tentang

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA H. S. SAMSOERI MERTOJOSO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA H. S. SAMSOERI MERTOJOSO

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas dan mutu


pelayanan, perlu dilakukan Penilaian Kinerja Rumah Sakit Bhayangkara
H. S. Samsoeri Mertojoso.
b. bahwa Penilaian Kinerja di Rumah Sakit Bhayangkara H. S. Samsoeri
Mertojoso dinilai secara periodik setiap 1 Tahun sekali.
c. bahwa untuk memenuhi poin a dan b di atas, perlu ditetapkan
Peraturan Panduan Penilaian Kinerja Personil.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran


2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Pemerintah no. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 81 Tahun 2004 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan.

Memutuskan.........

2
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA H. S.


SAMSOERI MERTOJOSO TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN SDM
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA H. S. SAMSOERI MERTOJOSO.

Pasal 1

Pedoman Penilaian Kinerja di Rumah Sakit di Bhayangkara H. S. Samsoeri Mertojoso


tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini

Pasal 2

Pedoman Penilaian Kinerja di Rumah Sakit Bhayangkara H. S. Samsoeri Mertojoso


sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 merupakan acuan dalam penyelenggaraan
Penilaian Kinerja di Rumah Sakit Bhayangkara H. S. Samsoeri Mertojoso

Pasal 3

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Surabaya
pada tanggal : Januari 2018
KARUMKIT BHAY.H. S. SAMSOERI MERTOJOSO

dr. PRIMA HERU Y., M.Kes


KOMISARIS BESAR POLISI NRP 68070564

3
POLRI DAERAH JAWA TIMUR LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN NOMOR : /I/2018
R. S. BHAYANGKARA H. S. SAMSOERI MERTOJOSO TANGGAL : JANUARI 2018

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sumber daya manusia merupakan komponen paling penting dalam pelayanan
di rumah sakit. Sebagai penyedia layanan dituntut untuk menampilkan kualitas
pelayanan yang prima dan dapat diandalkan oleh masyarakat sebagai pengguna
layanan. Masyarakat membutuhkan pelayanan dan juga pengetahuan tentang
Kesehatan yang dibutuhkan untuk meningkatkan derajat Kesehatan mereka.
Pasien membutuhkan tenaga Kesehatan yang profesional dan berkualitas
untuk mengatasi masalah kesehatan mereka. Kualitas proesional dapat dinyatakan
melalui jenjang pendidikan profesional yang telah diakui secara legal dan pelatihan -
pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan akan layanan Kesehatan yang Spesifik.
Kebutuhan - kebutuhan yang Profesional tersebut hendaknya dapat ditangkap dan
dipenuhi oleh rumah sakit sebagai penyedia layanan kesehatan. Sehingga dengan
demikian jumlah dan kualitas Profesional penyedia layanan kesehatan merupakan
dua hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
Sama seperti petugas kesehatan, demikian pula petugas Non Kesehatan
sebagai pendukung pelayanan di rumah sakit tidak kalah penting dalam mendukung
pelayanan di suatu rumah sakit. Tenaga kerja yang profesional yang sesuai dengan
bidang profesi dan kemampuannya diperlukan untuk menduduki posisi-posisi
tertentu di rumah sakit.
Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan akan sumber daya manusia yang
berkualitas rumah sakit menyusun pedoman pola ketenagaan setiap tahun melalui
berbagai analisa yang baik dan terukur untuk menentukan jumlah dan kualifikasi
sumber daya manusia.

4
B. TUJUAN
Adapun tujuan Penilain Kinerja Pegawai R. S. Bhayangkara H. S. Samsoeri
Mertojoso Surabaya adalah memotifasi pegawai agar meningkatkan kualitas,
kuantitas, dan keandalan kinerja untuk dapat memperbaiki keputusan-keputusan
SDM dan memberikan umpan balik kepada pegawai tentang pelaksanaan kinerja
pegawai di R. S. Bhayangkara H. S. Samsoeri Mertojoso Surabaya

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup evaluasi pola ketenagaan ini adalah :
1. Pegawai Struktural R. S. Bhayanagkara H. S. Samsoeri Mertojoso;
2. Seluruh Dokter Spesialis, Dokter Gigi dan Dokter Umum R. S. Bhayanagkara
H. S. Samsoeri Mertojoso;
3. Seluruh Tenaga Perawat R. S. Bhayanagkara H. S. Samsoeri Mertojoso;.
4. Seluruh Tenaga Paramedis lain di R. S. Bhayanagkara H. S. Samsoeri
Mertojoso;.
5. Seluruh Tenaga Staf di R. S. Bhayangkara H. S. Samsoeri Mertojoso.

D. DASAR HUKUM
Dasar hukum dalam Penilaian Kinerja Pegawai ini sebagai berikut :
1. Peraturan Kapolri Nomor 11 Tahun 2011 tanggal 30 Juni 2011 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Negara
Republik Indonesia
2. Peraturan Kapolri Nomor 16 Tahun 2011 tentang Penilaian Kinerj Bagi
Pegawai Negeri Sipil pada Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan
Sistem Manajemen Kinerja.
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi
Kerja Pegawai Negeri Sipil.
4. Penilaian Kinerja untuk Staf Medis menggunakan Ongoing Profesional
Practice Evaluation(OPPE).

5
BAB II

A. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA


Penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya merupakan faktor
kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena
adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang
ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika
pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka
dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja pegawai.
Menurut Bernardin dan Russel (1993 : 379) “ A way of measuring the
contribution of individuals to their organization “.Penilaian kinerja adalah cara
mengukur konstribusi individu (karyawan) kepada organisasi tempat mereka bekerja.
Menurut Cascio (1992 : 267) “penilaian kinerja adalah sebuah gambaran
atau deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dari
seseorang atau suatu kelompok”.
Menurut Bambang Wahyudi (2002 : 101) “penilaian kinerja adalah suatu
evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja /
jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya”.
Menurut Henry Simamora (338 : 2004) “ penilaian kinerja adalah proses
yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu
karyawan”.

B. TUJUAN PENILAIAN KINERJA


Menurut Syafarudin Alwi (2001 : 187) secara teoritis tujuan penilaian
dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan development yang bersifat
evaluation harus menyelesaikan :
1. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi
2. Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision
3. Hasil penilaian digunakan sebagai dasar meengevaluasi sistem seleksi.
Sedangkan yang bersifat development penilai harus menyelesaikan :
1. Prestasi riil yang dicapai individu.
2. Kelemahan-kelemahan individu yang menghambat kinerja.
3. Prestasi-pestasi yang dikembangkan.

C. MANFAAT PENILAIAN KINERJA


Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat bermanfaat
bagi perencanaan kebijakan organisasi adapun secara terperinci penilaian kinerja
bagi organisasi adalah :

6
1. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
2. Perbaikan kinerja
3. Kebutuhan latihan dan pengembangan
4. Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan,
pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja.
5. Untuk kepentingan penelitian pegawai
6. Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai

PENILAIAN KINERJA
D. KETENTUAN UMUM
1. Sesuai dengan kebijakan tentang SDM, rumah sakit mengembangkan
penilaian kinerja bagi staf profesional baik klinis maupun non klinis.
2. Penilaian kinerja dilakukan untuk menilai kinerja individu pegawai dalam setiap
tahap status kepegawaian yang ada.
3. Tahap-tahap status kepegawaian yang perlu dilakukan penilaian :
a. Penilaian kinerja training untuk menjadi kontrak
b. Penilaian kinerja tahunan untuk perpanjangan kontrak dan kenaikan gaji
berkala kontrak
c. Penilaian kinerja untuk kenaikan pangkat dan gaji berkala bagi Polri dan
PNS
4. Penilaian kinerja menggunakan Ongoing Porfesional Practice
Evaluation(OPPE) / Evaluasi Praktek Profesional Berkelanjutan untuk staf
profesional (Dokter, Perawat, Bidan, Radiografer, Analis kesehatan, Apoteker,
Asisten apoteker, Ahli Gizi, Fisioterapi,Rekam Medik).
5. Penilaian kinerja bukan satu-satunya sebagai alat untuk pengambilan
keputusan, melainkan berbagai sudut pandang yang ada pada penampilan
kerja pegawai yang dapat diperoleh melalui pembicaraan dengan para
pimpinan terkait.

E. KETENTUAN KHUSUS
1. Instrumen penilaian kinerja dibuat dan terus diperbaiki oleh Bagian SDM
dengan memperhatikan masukan dari seluruh unit kerja.
2. Penilaian kinerja tahunan dinilai oleh pimpinan langsung dengan
menggunakan instrumen kewenangan klinis untuk staf klinis, dan
7
menggunakan job description (uraian kerja) untuk staf non klinis.
3. Penilaian bulanan untuk insentif tidak berlaku untuk pegawai medis, kecuali
bila sedang menjabat sebagai kepala unit kerja (bagian atau instalasi).

F. TAHAP-TAHAP YANG PERLU PENILAIAN KINERJA


1. Penilaian Pegawai Masa Percobaan (3 bulan setelah penandatanganan Surat
Perjanjian Masa Percobaan)
2. Penilaian Masa Kontrak Kerja pertama (2 tahun kontrak kerja)
3. Penilaian Kinerja Pegawai Kontrak (tiap 1 tahun sesuai TMT kontrak)
4. Penilaian Kinerja Polri : tiap semester.
5. Penilaian Kinerja PNS : tiap 1 tahun sekali

Berikutnya akan dikembangkan :


1. Penilaian kinerja bulanan untuk input bagi pembagian jasa pelayanan/insentif.
2. Penilaian kinerja tahunan : berdasarkan kumulasi dari penilaian bulanan
digunakan untuk memberi penghargaan kinerja output (bonus).

G. PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA


1. Penilaian Kinerja Polri menggunakan Sistem Manajemen Kinerja(SMK)
sesuai dengan Peraturan Kapolri Nomor 16 Tahun 2011 tentang Penilaian
Kinerj Bagi Pegawai Negeri Sipil pada Kepolisian Negara Republik
Indonesia dengan Sistem Manajemen Kinerja.
2. Penilaian Kinerja PNS dan Kontrak non Medis menggunakan Penilaian Prestasi
Kerja (PPK) berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 46 Tahun 2011
tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil.
3. Penilaian Kinerja untuk Staf Medis, Perawat dan Tenaga Kesehatan lain
menggunakan Ongoing Profesional Practice Evaluation(OPPE).
4. Penilaian Kinerja Pegawai Masa Percobaan (3 bulan setelah
penandatanganan Surat Perjanjian Masa Percobaan) sebelum
menandatangani surat perjanjian kontrak dengan menggunakan lembar
penilaian intern dari Rumah Sakit tentang Penilaian Kinerja Pegawai yang
ditanda tangani oleh Kepala Unit masing-masing.

8
H. METODE PENILAIAN
Metode penilaian yang digunakan di RS. Bhayangkara H. S. Samsoeri
Mertojoso disesuaikan dengan status pegawai dan profesi yang dijabarkan sebagai
berikut :
1. Sistem Manajemen Kinerja (SMK)
a. Tujuan
Mendorong peningkatan kinerja anggota polri dengan menciptakan
komunikasi antara pimpinan dan anggota dalam rangka memperjelas
harapan organisasi dan pimpinan serta pemahaman anggota mengenai :
1) Tugas pokok dan fungsi anggota
2) Bagaimana tugas dan fungsi berpengaruh pada tujuan organisasi
3) Pemahaman tentang kinerja
4) Bagaimana pimpinan dan anggota bekerjasama mewujudkan kinerja
5) Bagaimana meminimalkan kendala-kendala pencapaian kinerja
b. Prinsip
1) Transparan
2) Bersih
3) Akuntabel
4) obyektif
c. Tahapan SMK
1) Perencanaan Kinerja
Adalah suatu aktifitas dalam SMK yang bertujuan untuk
mempertegas tugas pokok dan fungsi anggota serta menyepakati
indikator stadar kinerja anggota. Proses perenanaan kinerja :
a) Menyepakati indikator standar kinerja
b) Tentukan 5 tugas pokok yang jadi penilaian formulir spesifik
c) Identifikasi faktor-faktor penghambat
d) Alternatif solusi
e) Pejabat penilai dan anggota yang dinilai tanda tangan
2) Pemantauan dan pembimbingan
Merupakan aktifitas dalam SMK yang bertujuan untuk memantau
dan mengarahkan anggota dalam rangka pencapaian standar
kinerja. Proses pemantauan dan pembimbingan meliputi :

9
a) Pejabat penilai mencatat pelaksanaan tugas anggota yang
dinilai yang dibawah standar
b) Beri arahan dan petunjuk perbaikan
c) Rekomendasikan pembinaan atau pengembangan

3) Penilaian kinerja
Penilaian kinerja merupakan suatu aktifitas dalam SMK yang
bertujuan untuk menilai kinerja generik dan spesifik anggota pada
periode penilaian. Penilaian kinerja generik maupun spesifik
dibedakan untuk golongan brigadir, inspektur, perwira menengah
dan golongan perwira tinggi. Proses penilaian kinerja meliputi :
a) Menilai formulir generik dan formulir spesifik
b) Penilaian kinerja generik :
(1) Kuantitatif  10 faktor kinerja
(2) Kualitatif  tuliskan fakta kinerja menonjol
(diatas/dibawah standar)

4) Evaluasi kinerja
Suatu aktifitas dalam SMK yang bertujuan untuk mengkaji kinerja
pada periode berjalan. Tahap evaluasi kinerja :
a) Pejabat penilai mengundang anggota yang dinilai untuk
evaluasi kinerja
b) Pejabat penilai menjelaskan pencapaian kinerja anggota yang
dinilai
c) Bila tidak ada banding maka pejabat penilai dan anggota yang
dinilai tanda tangan
d) Vila banding maka pejabat penilai tanda tangan tetapi anggota
yang dinilai tidak.
d. Proporsi penilaian dan rentang nilai
Proporsi penilaian untuk penilaian generik sebesar 35% dan untuk
penilaian spesifik sebesar 65%. Bobot penilaian :
1) Generik
a) Proporsi pejabat penilain sebesar 40%
b) Proporsi rekan kerja anggota yang dinilai masing-masing 30%
10
c) Bila rekan kerja anggota yang dinilai berjumlah kirang dari 2
orang maka bobot penilaian untuk pejabat penilai sebesar 50%
dan anggota yang dinilai sebesar 50%
d) Bila anggota yang dinilai tidak memiliki rekan kerja maka bobot
penilaian 100% oleh pejabat penilai

2) Spesifik
Penilaian kinerja spesifik hanya dilakukan oleh pejabat penilai saja.
e. Pengertian dalam istilah-istilah yang digunakan SMK
1) Pejabat penilai (PP) : pimpinan langsung dari anggota polri yang
tugas dan tanggung jawabnya mengidentifikasi, mengukur, dan
merangkum kinerja anggota yang bersangkutan.
2) Anggota yang dinilai (AYD) adalah anggota polri yang diidentifikasi
dan dukur kinerjanya.
3) Rekan kerja (RK) adalah anggota polri yang memiliki pimpinan
langsung yang sama dengan AYD.

11
f. Format SMK
Lembar 1

12
Lembar 2

POLRI DAERAH JAWA TIMUR


BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
R.S. BHAYANGKARA H.S. SAMSOERI MERTOJOSO

13
Lembar 3

POLRI DAERAH JAWA TIMUR


BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
R.S. BHAYANGKARA H.S. SAMSOERI MERTOJOSO

14
Lembar 4

POLRI DAERAH JAWA TIMUR


BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
R.S. BHAYANGKARA H.S. SAMSOERI MERTOJOSO

Surabaya

15
Lembar 5

16
Lembar 6

17
2. Penilaian Prestasi Kinerja(PPK)
a. Tujuan
Penilaian prestasi kerja bertujuan untuk menjamin objektifitas
pembinaan yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja & sistem
karier, yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. Penilaan prestasi
kerja diarahkan sebagai pengendalian perilaku produktif yang disyaratkan
untuk mencapai hasil kerja yang disepakati. Penilaian prestasi kerja
dilakukan berdasarkan prinsip objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan
transaparan.
b. Unsur PPK
1) Unsur sasaran kerja pegawai, bobotnya 60%
2) Unsur perilaku kerja, bobotnya 40 %
c. Tahapan PPK
1) Menyusun SKP ( Sasaran Kerja Pegawai)
a) Pengertian Sasaran Kerja Pegawai
(1) Setiap PNS / Pegawai Kontrak wajib menyusun SKP
sebagai rancangan pelaksanaan Kegiatan Tugas Jabatan
sesuai dengan rincian tugas, tanggung jawab dan
wewenangnya sesuai dengan strutur dan tata kerja
organisasi.
(2) Sasaran Kerja Pegawai (SKP) disusun dan ditetapkan
sebagai rencana operasional pelaksanaan tugas pokok
jabatan dengan mengacu pada Renstra dan Renja.
b) Unsur-unsur Sasaran Kerja Pegawai
(1) Kegiatan Tugas Jabatan
Tugas Jabatan yang dilakukan harus didasarkan pada
rincian tugas, tanggung jawab dan wewenang jabatan
sesuai yang ditetapkan dalam struktur dan tata kerja
organisasi.
(2) Angka Kredit
Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan
dan/ atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus
dicapai oleh seorang PNS atau pegawai kontrak dalam
rangka pembinaan karier dan jabatannya
18
(3) Target
Setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan harus
ditetapkan target yang diwujudkan dengan jelas sebagai
ukuran prestasi kerja, baik dari aspek kuantitas, kualitas,
waktu dapat disertai biaya.
(4) Tugas tambahan dan/atau kreativitas
Selain melakukan kegiatan Tugas Jabatan apabila ada
tugas tambahan terkait dengan jabatan dapat ditetapkan
menjadi tugas tambahan dan/atau kreatifitas dalam
pelaksanaan kegaitan Tugas Jabatan.
c) Cara Menilai Sasaran Kinerja
(1) Formula Rumus Penilaian Capian SKP, aspek :
(a) Kuantitas,
Penilaian SKP (Kuant) = RO x 100
TO
Ket : Ro = Realisasi Output
To = Target Output
(b) Kualitas,
Penilaian SKP (Kul) = Rk x 100
Tk
Ket : Rk = Realisasi Kualitas
Tk = Target Kualitas
(c) Waktu
Penilaian SKP (waktu) = NT.TW - RW x 100
TW
Ket : NT = Nilai Tertimbang = 1,76
TW = Target waktu
RW = Ralisasi Waktu
(d) Biaya
Penilaian SKP (biaya) = NT.TB - RB x 100
TB
Ket : NT = Nilai Tertimbang = 1,76
TB = Target Biaya
RB = Ralisasi Biaya

19
2) Menilai unsur Perilaku Kerja
a) Penilaian perilaku kerja meliputi aspek : orientasi, pelayanan,
integritas, komitmen, disiplin, kerjasama, dan kepemimpinan
b) Penilaian kepemimpinan hanya dilakukan bagi PNS / Pegawai
Kontrak yang menduduki jabatan struktural.
c) Penilaian perilaku dilakukan pengamatan oleh pejabat penilai
terhadap PNS / Pegawai Kontrak sesuai kriteria yang
ditentukan
d) Pejaba penilai dalam melakukan penilaian perilaku kerja PNS
dapat mempertimbangkan masukan dari pejabat penilai lain
yang setingkat di lingkungan unit kerja masing-masing.
e) Nilai perilaku kerja dapat diberikan paling tinggi 100 (seratus)

3) Penilaian Prestasi Kerja dilakukan dengan cara menggabungkan


Penilaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dengan Penilaian Perilaku
Kerja.

4) Bobot SKP 60 %(enam puluh persen) dan perilaku kerja 40% (empat
puluh persen)

5) Penilaian prestasi kerja dilaksanakan oleh pejabat penilai sekali


dalam 1 (satu tahun)

6) Penilaian prestasi kerja dilakukan setiap akhir Desember pada tahun


yang bersangkutan dan paling lama akhir Januari tahun berikutnya.
7) Nilai Prestasi Kerja dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai
berikut :
a) 91 – ke atas : sangat baik
b) 76 – 90 : baik
c) 61 – 75 : cukup
d) 51 – 60 : kurang
e) 50 ke bawah : buruk

20
d. Contoh Format PPK
1) Format Formulir SKP (PNS)
2) Contoh Formulir SKP Pegawai Kontrak

3) Format Penilaian SKP PNS

4) Format Penilaian Prestasi Kerja PNS

21
Lembar 1

Surabaya

22
Lembar 2

23
Lembar 3

24
Lembar 4

25
3. Ongoing Porfesional Practice Evaluation(OPPE) / Evaluasi Praktek Profesional
Berkelanjutan
a. Tujuan
Sebagai sarana mengevaluasi kinerja profesional secara berkelanjutan
untuk 3 alasan :
1) Sebagai bagian dari upaya memantau kompetensi professional
2) Untuk mengidentifikasi area guna kemungkinan peningkatan kinerja
3) Untuk menggunakan data obyektif dalam keputusan mengenai
kelanjutan kewenangan klinik
b. Area Kompetensi OPPE
1) Patient care (Asuhan pasien)
a) Pemeriksaan penunjang
b) Pemberian terapi
c) LOS
d) Penulisan obat di luar DORS
e) Pemberian antibiotika >1 (dengan klarifikasi)
f) Pemberian obat polifarmasi (dengan klarifikasi)
g) Tidak dilaksanakannya asesmen pra anestesi
2) Medical/klinical knowledge (pengetahuan medis/klinis)
a) Kemampuan menegakkan diagnose
b) Kemampuan formulasi tatalaksana pasien
c) Pemilihan/penggunaan alat penunjang diagnosis
d) Penerarapan EBM dalam asuhan pasien
e) Kemampuan terhadap aspek psikososial dan penyakit
3) Practice-based learning and improvement (pembelajaran dan
peningkatan berbasis praktek)
a) Pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan tentang
pelayanan kesehatan
b) Kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur pelayanan di
rumah sakit
Contoh :
- Penulisan resep yang tidak terbaca
- Kesalahan penulisan resep

26
- Penulisan di RM yang tidak terbaca atau menggunakan
singkatan di luar ketentuan RS
- Ketidaklengkapan asesmen awal
- Ketidaklengkapan asesmen ulang (SOAP) termasuk tidak
memberi notasi pada informasi perawat/nakes lain
- Ketidaklengkapan ringkasan pulang
4) Interpersonal and communication skill (ketrampilan hubungan antar
manusia)
a) Komunikasi dengan pasien
b) Komunikasi dengan keluarga pasien
c) Komunikasi verbal dengan sejawat
d) Komunikasi tertulis dengan sejawat
e) Kemampuan memahami dan menilai kontribusi sejawat
f) Kemudahan diakses
5) Profesionalisme  terpancar dalam komitmen untuk secara terus
menerus mengembangkan professional
a) Komitmen untuk secara terus menerus mengembangkan
profesionalisme
b) Komitmen untuk secara terus menerus mengembangkan
praktik-praktik etika
c) Komitmen untuk mengembangkan pemahaman dan kepekaan
terhadap keragaman dan sikap tanggungjawab terhadap
pasien, profesi dan masyarakat
6) System based-practice  melalui pemahaman terhadap konteks dan
sistem dimana pelayanan kesehatan diberikan

27
A. Contoh Form Penilaian Kinerja Individu Perawat
Asesment Awal Keperawatan

28
B. Penilaian Kinerja Individu Perawat
FeedBack Pasien : Keluhan Pasien

29
C. Penilaian Kinerja Individu Perawat
Paramedical Knowledge

30
D. Penilaian Kinerja Individu Perawat
Feedback Atasan : Keluhan Rekan Kerja

31
E. Penilaian Kinerja Individu Perawat
Kepatuhan Perawat dalam melengkapi Dokumentasi Tindakan Keperawatan

32
F. Rekap Penilaian Kinerja Individu Perawat

POLRI DAERAH JAWA TIMUR


BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
R.S. BHAYANGKARA H.S. SAMSOERI MERTOJOSO

33
INDIVIDU APOTEKER

NAMA APOTEKER :
TANGGAL :
PERIODE PENILAIAN :

PENILAIAN
NO KOMPETENSI UMUM INDIKATOR
K C B
1. Practise-Based Learning Kepatuhan terhadap kebijakan
Improvement dan prosedur pelayanan di
rumah sakit
2. Interpersonal/Communicatio Kemampuan memahami dan
n Skill menilai kontribusi sejawat
3. Medical/Clinical Knowledge Pemilihan/penggunaan alat
penunjang pelayanan
4. Patient Care Memberikan edukasi kepada
pasien
5. Professionalism Komitmen untuk secara terus-
menerus mengembangkan
profesionalitas
6. Systems-based practice Pemahaman terhadap
peraturan perundang-
undangan tentang pelayanan
kesehatan: PP 51 tahun 2009
tentang Pekerjaan
Kefarmasian

KETERANGAN:
K : KURANG (<50%)
C : CUKUP (>50%-<80%)
B : BAIK (≥80%)

√ Kewenangan klinis saat ini sudah sesuai

Diperlukan pengkajian lanjutan

Surabaya, 2017

APOTEKER KEPALA I

34
POLRI DAERAH JAWA TIMUR
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
R.S. BHAYANGKARA H.S. SAMSOERI MERTOJOSO

PENILAIAN KINERJA INDIVIDU APOTEKER EDUKASI OBAT UNTUK PASIEN

NAMA APOTEKER :
TANGGAL :
PERIODE PENILAIAN :

PENILAIAN
NO KOMPETENSI MATERI DILAKSAN
INDIKATOR
. UMUM AKAN

1. Patient Care Memberikan Tujuan pengobatan


edukasi kepada Cara penggunaan obat
pasien
Efek samping yang mungkin
terjadi
Cara penyimpanan obat
Interaksi obat
JUMLAH
PROSENTASE
PENILAIAN K/C/B

KETERANGAN:
K : KURANG Sama sekali tidak melakukan edukasi pada pasien
C : CUKUP Hanya menjelaskan tujuan pengobatan dan cara penggunaan obat
B : BAIK Menjelaskan semua materi edukasi

Surabaya, Juni 2017


KEPALA

35
POLRI DAERAH JAWA TIMUR
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
R.S. BHAYANGKARA H.S. SAMSOERI MERTOJOSO

PENILAIAN KINERJA INDIVIDU APOTEKER


PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS

NAMA APOTEKER :
TANGGAL :
PERIODE PENILAIAN :

PENILAIAN
KOMPETENSI MATERI DILAKSANAK
NO. INDIKATOR
UMUM AN

1. Professionalism Komitmen untuk Keaktifan mengikuti seminar


secara terus- Mampu meningkatkan teknologi
menerus untuk meningkatkan profesionalitas
mengembangkan Mampu mengikuti teknologi dalam
profesionalitas pelayanan kefarmasian (teknologi
Informasi dan Teknologi Sediaan)
JUMLAH
PROSENTASE
PENILAIAN K/C/B
KETERANGAN:
K : KURANG Sama sekali tidak melakukan pengembangan profesionalitas
C : CUKUP Hanya melakukan satu kegiatan pengembangan profesionalitas
B : BAIK Melakukan semua kegiatan pengembangan profesionalitas

Surabaya, Juni 2017


KEPALA

36
POLRI DAERAH JAWA TIMUR
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
R.S. BHAYANGKARA H.S. SAMSOERI MERTOJOSO

PENILAIAN KINERJA INDIVIDU APOTEKER


PEMAHAMAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANGAN

NAMA APOTEKER :
TANGGAL :
PERIODE PENILAIAN :

PENILAIAN
NO KOMPETENSI MATERI DILAKSANA
INDIKATOR
. UMUM KAN

1. Systems-based Pemahaman terhadap Kontribusi secara nyata


practice peraturan perundang- terhadap kemajuan profesi
undangan tentang Mampu menjaga dan
pelayanan kesehatan: meningkatkan kompetensi
PP 51 tahun 2009 profesi
tentang Pekerjaan Mengetahui, mengikuti,
Kefarmasian dan mengamalkan
perkembangan terkini di
bidang farmasi
JUMLAH
PROSENTASE
PENILAIAN K/C/B
KETERANGAN:
K : KURANG Sama sekali tidak memahami peraturan perundangan
C : CUKUP Hanya memahami satu peraturan perundangan
B : BAIK Memahami semua peraturan perundangan

Surabaya, Juni 2017


KEPALA

37
POLRI DAERAH JAWA TIMUR
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
R.S. BHAYANGKARA H.S. SAMSOERI MERTOJOSO

KEMAMPUAN MELAKUKAN TELAAH RESEP

NAMA APOTEKER :
TANGGAL :
PERIODE PENILAIAN :

PEKERJA 3 PERSYARATAN RESEP SESUAI


NO KOMPETE INDIKAT AN ADMINIS FARMASE KLINIS DENGAN
. NSI UMUM OR KEFARMA TRASI TIK PROSEDU
SIAN R
1. Practise- Kepatuha Penulisan
√ √ √
Based n terhadap etiket
Learning kebijakan Pengeceka
√ √ √ √
Improveme dan n obat
nt prosedur Penyeraha
pelayanan n obat
rumah
√ √ √ √
sakit;
Telaah
resep
PENILAIAN K/C/B

Keterangan:
B : Sesuai 3 persyaratan, proses telaah benar
C : Melakukan salah satu dari 3 persyaratan telaah, proses telaah benar
K : Tidak melakukan telaah resep

Dinilai pada saat Apoteker telah mengerjakan telaah resep tersebut di atas

Surabaya, Juni 2017


KEPALA

38
POLRI DAERAH JAWA TIMUR
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
R.S. BHAYANGKARA H.S. SAMSOERI MERTOJOSO

PENILAIAN KINERJA INDIVIDU APOTEKER


KEMAMPUAN MEMAHAMI & MENILAI KONTRIBUSI SEJAWAT

NAMA APOTEKER :
TANGGAL :
PERIODE PENILAIAN :

JUMLAH KELUHAN/KOMPLAI
NO KOMPETENSI SEJAWAT N
INDIKATOR
. UMUM YANG ADA TIDAK
DISURVEY
1. Interpersonal/ Kemampuan
Communication Skillmemahami &
0
menilai 3 3
kontribusi
sejawat
PROSENTASE 80%
PENILAIAN K/C/B

KETERANGAN:
K : KURANG (<50%)
C : CUKUP (>50-<80%)
B : BAIK (≥80%)

Jumlah sejawat yang tidak komplain X 100% = Prosentase


Jumlah sejawat yang disurvey

1. Komplain mengenai kinerja Apoteker


2. Komplain mengenai cara berkomunikasi setiap melakukan kerja sama

Surabaya, Juni 2017


KEPALA

39
POLRI DAERAH JAWA TIMUR
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
R.S. BHAYANGKARA H.S. SAMSOERI MERTOJOSO

PENILAIAN KINERJA INDIVIDU APOTEKER


PEMILIHAN/PENGGUNAAN ALAT PENUNJANG PELAYANAN

NAMA APOTEKER :
TANGGAL :
PERIODE PENILAIAN :

PENGGUNAAN ALAT PENUNJANG


NO KOMPETENSI
INDIKATOR
. UMUM MATERI DILAKSANAKA
N
1. Medical/Clinical Pemilihan/pengguna
Knowledge an alat penunjang Buku/Literatur tentang
pelayanan: obat
pemberian informasi
Aplikasi android
Informasi online
Media informasi berupa
leaflet dan brosur
JUMLAH
PROSENTASE
PENILAIAN K/C/B

KETERANGAN:
K : KURANG Sama sekali tidak menggunakan alat penunjang
C : CUKUP Hanya menggunakan media informasi berupa leaflet dan brosur
B : BAIK Menggunakan alat penunjang lebih dari satu

Surabaya, Juni 2017


KEPALA

40
4. Penilaian kinerja pegawai Rumah Sakit Bhayangkara H. S. Samsoeri Mertojoso
a. Tujuan
Penilaian Kinerja Pegawai Rumah Sakit Bhayangkara H. S. Samsoeri
Mertojoso digunakan khusus untuk menilai atau mengevaluasi pegawai
yang telah menjalani masa percobaan selama 3 (tiga) bulan dan akan
menandatangani Surat Perjanjian Kontrak Kerja.
b. Unsur Penilaian Pegawai Rumah Sakit
1) Integritas (etika dan moral)
2) Keahlian berdasarkan bidang ilmu (kompetensi utama)
3) Komunikasi
4) Kerjasama tim
5) Pengembangan diri
6) Kedisiplinan
c. Dari unsur penilaian pegawai di atas dapat dinilai dengan menggunakan
indikator :
Sangat baik 85 – 100
Baik 70 – 84,9
Cukup 55 – 69,9
Kurang 0 – 54,9

41
d. Contoh Penilaian Kinerja Pegawai masa Percobaan

42
e. Contoh Penilaian Kinerja Tahunan Pegawai R.S. Bhayangkara H.S.
Samsoeri Mertojoso

43
I. JUKNIS KEPERAWATAN

PETUNJUK TEKHNIK PENGISIAN


FORMULIR PEMANTAUAN PEMAKAIAN ALAT KESEHATAN
DAN BUNDLE PREVENTION

BARCODE
Tempelkan “BARCODE” pada tempat yang telah disediakan

NAMA
Tuliskan nama pasien pada tempat yang telah disediakan

NO RM
Tuliskan “NO RM” pasien pada tempat yang telah disediakan.

RUANGAN
Tuliskan “RUANGAN” tempat pasien menjalani perawatan (rawat inap).

FORM INI DIISI “SETIAP SHIFT OLEH PERAWAT YANG BERTUGAS PADA SHIFT
TERSEBUT”

ISI KOLOM DENGAN TANDA “√” BILA DITEMUKAN TANDA DAN GEJALA, PADA
KOLOM PASANG TULISKAN DENGAN “ANGKA” BERAPA KALI PEMASANGAN
ALKES

KOLOM TOTAL DIISI DENGAN “JUMLAH HARI RAWAT/JUMLAH HARI


PEMASANGAN ALKES/JUMLAH PEMASANGAN ALKES/JUMLAH KEJADIAN
AKIBAT PEMASANGAN ALKES”

44
PETUNJUK TEKHNIK PENGISIAN
FORMULIR SURVEILANS INFEKSI NOSOKOMIAL

BARCODE
Tempelkan “BARCODE” pada tempat yang telah disediakan

NO RM
Tuliskan “NO RM” pasien pada tempat yang telah disediakan.

RUANGAN
Tuliskan “RUANGAN” tempat pasien menjalani perawatan (rawat inap).

TGL MASUK/ JAM


Tuliskan “TGL MASUK/ JAM” pasien saat masuk perawatan.

CARA MASUK
Pilih salah satu jawaban “EMERGENCY atau ELEKTIF”.

I. IDENTITAS PASIEN
Tuliskan NAMA, TANGGAL LAHIR dan ALAMAT serta pilih salah satu jenis kelamin
Lk / Pr.

II. DIAGNOSA WAKTU MASUK


Diisi dengan Diagnosa masuk pasien.

III. PINDAH KE RUANGAN


Diisi apabila pasien pindah ruang perawatan.

IV. FAKTOR RESIKO SELAMA DIRAWAT


Diisikan jenis tindakan pemasangan ALKES yang meliputi lokasi, tanggal
pemasangan (tanggal mulai pemasangan s/d tanggal pelepasan), total hari
pemasangan, tanggal INFEKSI (apabila ditemukan) dan catatan (apabila ada).

FAKTOR PENYAKIT
Tuliskan hasil pemeriksaan yang meliputi HBS Ag/ Anti HCV dan Anti HIV.

HASIL LABORATORIUM
Tuliskan hasil pemeriksaan laboratorium yang meliputi Leucocyte, LED dan GDA.

HASIL RADIOLOGI
Tuliskan hasil pemeriksaan radiologi (apabila ada).
V. TINDAKAN/ OPERASI
1. Isi diagnose pasien
2. Tanggal dilaksanakan operasi, lama operasi (…..jam…..menit).
3. Beri tanda “ √ “ pada jenis operasi: bersih, bersih tercemar, tercemar, dan kotor.
4. Beri tanda “ √ “ pada tindakan operasi: cito atau elektif.
5. Beri tanda “ √ “ pada ASA Score 1,2,3,4 atau 5.

45
VI. KOMPLIKASI/ INFEKSI NOSOKOMIAL
1. Adakah komplikasi ILO (Infeksi Luka Operasi) dan didapatkan pada hari ke
berapa? Serta tuliskan hasil kultur (bila ada).
2. Adakah komplikasi ISK (Infeksi Saluran Kencing) dan didapatkan pada hari ke
berapa? Serta tuliskan hasil kultur (bila ada).
3. Adakah komplikasi PNEUMONIA dan didapatkan pada hari ke berapa? Serta
tuliskan hasil kultur (bila ada).
4. Adakah komplikasi IADP (Infeksi Aliran Darah Primer) dan didapatkan pada hari
ke berapa? Serta tuliskan hasil kultur (bila ada).
5. Adakah komplikasi PHLEBITIS dan didapatkan pada hari ke berapa? Serta
tuliskan hasil kultur (bila ada).
6. Adakah komplikasi DEKUBITUS dan didapatkan pada hari ke berapa? Serta
tuliskan hasil kultur (bila ada).

VII. PEMAKAIAN ANTI MIKROBA


 Tuliskan jenis anti mikroba yang digunakan pada pasien, dosis serta lama
pemakaian (tanggal pemberian s/d tanggal dihentikan).
 Untuk pasien operasi isikan waktu pemberian anti mikroba pada saat pre operasi,
selama atau sesudah operasi.

VIII. PASIEN KELUAR


 Diisi tanggal pasien keluar RS/ meninggal serta lama hari perawatan
 Tuliskan apabila pasien pindah ke RS lain
 Tuliskan diagnose akhir pasien

FORMULIR INI DITANDATANGANI OLEH KEPALA RUANGAN DAN PERAWAT


PENGANGGUNG JAWAB/ PENGISI FORMULIR

Catatan:
1. Formulir ini berada dalam dokumen medic pasien
2. Diisi oleh perawat yang bertanggung jawab pada pasien tersebut
3. Diperiksa oleh perawat pengendali infeksi setiap hari
4. Setelah pasien pulang formulir dikumpulkan di secretariat PPI RS

46
POLRI DAERAH JAWA TIMUR
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
R.S. BHAYANGKARA H.S. SAMSOERI MERTOJOSO

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR PEMBERIAN INFORMASI MEDIS

Nomer Rekam Medis : Diiisi dengan nomer RM pasien (sesuai dengan nomer
RM pasien)
Nama : Diisi dengan nama pasien atau keluarga (sesuai dengan
KTP/KK/ kartu identitas lainnya yang berlaku)
Tempat, tanggal lahir : Diisi dengan tempat dan tanggal lahir pasien (sesuai
dengan KTP/KK/kartu identitas lain yang masih berlaku)
Jenis Kelamin : diisi sesuai dengan jenis kelamin pasien (dilingkari)
Ruang : diisi sesuai ruangan yang ditempati pasien saat ini
DPJP : Diisi sesuai dengan nama DPJP yang saat itu merawat
Pemberi Informasi : Diisi sesuai dengan nama dokter yang telah memberikan
informasi medis kepada pasien / keluarga
Penerima Informasi : diisi sesuai dengan nama pasien atau keluarga yang
menerima informasi medis dari dokter
Diagnosis : diisi oleh dokter pemberi informasi sesuai dengan
diagnosis yang sudah ditentukan oleh DPJP
Dasar Diagnosis : diisi oleh dokter hasil penunjang penentuan diagnosis
pasti pasien
Tindakan Kedokteran : diisi oleh dokter tindakan medis yang akan dilakukan
pada pasien
Indikasi Tindakan : diisi oleh dokter ,indikasi dari tindakan yan g akan
dilakukan
Tata Cara : diisi oleh dokter jenis prosedur tindakan yang akan
dilakukan pada pasien baik berupa operasi atau
tindakan diagnostik
Tujuan : dokter memberikan tanda ceklist pada tujuan yang
tersedia
Resiko : diisi oleh dokter, resiko yang dapat terjadi pada tindakan
yang akan dilakukan
Komplikassi : diisi oleh dokter, tentang komplikasi yang dapat terjadi
terkait dengan tindakan yang akan dilakukan

47
Prognosis : dokter memberikan tanda ceklist sesuai prognosis yang
dijelaskan dokter untuk tindakan medis yang akan
dilakukan
Alternatif dan resiko : diisi oleh dokter tentang alternatif dan resiko tindakan
jika tindakan kedokteran yang disarankan oleh dokter
tidak disetujui oleh pasien/keluarga

Formulir diatas ditanda tangani oleh dokter dan pasien / keluarga

48
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR PERSETUJUAN TINDAKAN

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Diisi dengan nama pasien atau keluarga (sesuai
dengan KTP/KK/ kartu identitas lainnya yang berlaku)
Tempat, tanggal lahir : Diisi dengan tempat dan tanggal lahir pasien (sesuai
dengan KTP/KK/kartu identitas lain yang masih berlaku)
Alamat : Diisi sesuai dengan tempat tinggal saat ini
Nomer kartu Identitas : Diisi dengan nomer identitas yang tertera di KTP
Hubungan dengan pasien : Pilih salah satu dengan cara melingkari sesuai dengan
hubungan keluaraga tsb dengan pasien
IDENTITAS PASIEN
Nama : Diisi dengan nama pasien (sesuai dengan KTP/KK/
kartu identitas lainnya yang berlaku)
Tempat, tanggal lahir : Diisi dengan tempat dan tanggal lahir pasien (sesuai
dengan KTP/KK/kartu identitas lain yang masih berlaku)
Nomer Rekam Medis : Diiisi dengan nomer RM pasien (sesuai dengan nomer
RM pasien)
Alamat : Diisi sesuai dengan tempat tinggal saat ini
Ruang : diisi sesuai dengan ruangan pasien yang ditempati
saat ini

Form di atas ditanda tangani oleh pasien/keluarga, saksi pihak pasien, saksi pihak
RS, dan dokter setelah mendapatkan informasi dari dokter atau perawat.

49
J. JUKNIS NON PARAMEDIS TKK

PETUNJUK TEKHNIK PENGISIAN


FORMULIR PENILAIAN KINERJA TENAGA KERJA KONTRAK
NON PARAMEDIS

Form Evaluasi Penilaian Kinerja Tenaga Kontrak Non Paramedis

NAMA
Tuliskan nama yang bersangkutan pada tempat yang telah disediakan

TANGGAL EVALUASI
Tuliskan tanggal yang akan dievaluasi 1 Minggu sebelumnya pada penilaian Kinerja pada
tempat yang telah disediakan.

PENDIDIKAN TERAKHIR
Tuliskan PENDIDIKAN TERAKHIR tempat yang telah disediakan.

UNIT KERJA
Tuliskan “UNIT KERJA” yang bersangkutan pada tempat yang dijalani atau ditempatkan
sekarang.

ISI KOLOM DENGAN “NILAI ANGKA” PENILAIAN KINERJA YANG DINILAI OLEH
KEPALA UNIT YANG SUDAH DISEDIAKAN DALAM FORM PENILAIAN KINERJA
TENAGA KERJA KONTRAK NON PARAMEDIS.

KOLOM TOTAL DIISI DENGAN “JUMLAH PENILAIAN KINERJA KESELURAHAN DAN


DIBAGI DENGAN JUMLAH YANG DINILAI BERAPA BANYAK PENILAIAN, DAN
DIAMBIL RATA – RATA, SELANJUTNYA MASUK DALAM KESIMPULAN HASIL
PENILAIAN / KETERANGAN YANG SUDAH DISEDIAKAN DALAM FORM PENILAIAN
KINERJA TENAGA KERJA KONTRAK NON PARAMEDIS.

50
K. PENUTUP

Dengan adanya Penilaian Kinerja personil Rumah Sakit Bhayangkara H. S.

Samsoeri Mertojoso Surabaya, harus didasarkan dengan pengetahuan yang didapat

serta motivasi untuk melakukan kegiatan profesinya agar terciptanya kepuasan dalam

bekerja serta terciptanya mutu pelayanan kesehatan. Dengan diadakanya penilaian

kinerja, personil dapat mengukur atau menilai kemampuannya sendiri, apakah ada

peningkatan atau penurunan yang berdampak dengan produktifitas dan pelayanan.

Peningkatan kemampuan dan produktifitas individu – individu akan memberikan

kontribusi peningkatan mutu pelayanan pada organisasinya yang bermuara. Pada

kepuasan pasien dan Staf di Rumah Sakit Bhayangkara H. S. Samsoeri Mertojoso

Surabaya. Sistem penilaian kinerja dengan indikator kunci akan memberikan

kesempatan kepada Manager dan Staf untuk melakukan komunikasi interpersonal yang

efektif, sehingga secara bersama – sama dapat dilakukan evaluasi dan perbaikan yang

mengarah pada Penilaian Kinerja dan bermuara pada Peningkatan mutu pelayanan.

KARUMKIT BHAY H. S. SAMSOERI MERTOJOSO

dr. PRIMA HERU Y., M.Kes.


KOMISA RIS BESAR POLISI NRP 68070564

51

Anda mungkin juga menyukai