Anda di halaman 1dari 23

Penelitian

144 Agus Mulyono

Program Gereja St. Albertus Agung Jetis


dan Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Tercela
Kumetiran di Kota Yogyakarta
Agus Mulyono
Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama
Email : agsmuel@gmail.com
Diterima redaksi tanggal 20 Maret 2016, diseleksi tanggal 27 Mei 2016 dan direvisi 5 Juni 2016

Abstract Abstrak

This research found the model of Hasil penelitian model pemberdayaan Gereja
St. Albertus Agung Jetis dan Gereja Hati Santa
empowerment in“St. Albertus Agung” Jetis Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran di Kota
Church and “Hati Santa Perawan Maria Tak Yogyakarta menunjukan bahwa pengelolaan
Bercela” Kumetiran Churchin Yogyakarta kedua rumah ibadat digariskan secara hirarkis
mulai dari Uskup (Keuskupan), diturunkan lagi
shows that the management of both kepada Kevikepan (perwakilan uskup dengan
synagogues has been put in a hierarchical wilayah tertentu), kemudian dilaksanakan dalam
structure starting from the Diocese, to paroki oleh pastor paroki beserta jajarannya.
Pola ini merupakan kekhasan Katolik, dan
the Vicariate (bishop representatives with
pola organisasinya sama untuk Paroki-Paroki.
specific region), and then to the parish by Perbedaannya, berjalan tidaknya organisasi
parish priests and his officials. This pattern is Paroki tergantung kepemimpinan dan kreativitas
a typical of Catholicism, and the same pattern Pastor Paroki.
of organization applies also to the parish. The Pemberdayaan ekonomi umat untuk kedua
difference is on the way of the organization gereja di atas tidak begitu kelihatan. Adapun
upaya yang difasilitasi adalah berupa pelatihan-
operates, which depends on the leadership pelatihan kepada umat untuk menambah
and creativity of the Parish Priest. penghasilan mereka misalnya, berdagang.
Ada juga pemberian pinjaman dana dengan
Meanwhile the economic empowerment of keringanan pembayaran cicilan seperti yang
the people to the church is not too visible. The dilakukan di paroki Santo Albertus Jetis
Yogyakarta. Pemberdayaan ekonomi umat pada
main reason is the economic empowerment umumnya bersifat karitatif.
of the people is mostly oriented to charity.
Whereas, the church facilitates some Bantuan yang diterima oleh kedua gereja tersebut
adalah berupa hibah barang/peralatan seperti
trainings like trade training to enhance their sarana wireless/sound system, dan bantuan
income. For other programs, the church also sejumlah dana untuk kegiatan pembinaan
provides funds with mortgage payment relief orang muda Katolik. Pada awal tahun Dewan
Paroki Pleno merencanakan program pelayanan
as has been practiced in the parish of Santo pastoral paroki dan pada akhir tahun Dewan
Albertus Jetis Yogyakarta. The provision of Paroki Pleno melakukan evaluasi dan refleksi
this fund is caricative in naure. pelayanan pastoral atas semua program dan
kegiatan dalam setahun.
The donation that the two churches receive Kesadaran untuk terlibat dalam melayani umat
consists of gwriless and sound systems and dan menyumbangkan tenaga, dana dan waktu
some funds for the youth councelling. In the untuk terlibat dalam pembangunan iman umat
paroki tanpa gaji atau honor, ini menjadi faktor
beginning of the year, the church planned to pendukung keberadaan kedua gereja tersebut.
establish pastoral services and they evaluate Sedangkan faktor penghambatnya adalah masih
the program by the end of the year as an rendahnya kesediaan sebagian jemaat gereja
overall evaluation for the whole program. dalam memberikan dana kolekte, tidak seimbang
jika dibanding dengan gaya hidup mereka.
Keywords: Diocese, Vicariate, the parish Kata kunci: Keuskupan, Kevikepan, Pastor
priest, Eucharisti, and charitable. Paroki, Ekaristi, dan Karitatif.

HARMONI Januari - April 2016


Program Gereja St. Albertus Agung Jetis dan Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Tercela Kumetiran di Kota... 145

Pendahuluan 30, antara lain: Paroki Kidul Loji,


Paroki Babadan, Paroki Baciro, Paroki
Umat Katolik Indonesia berada Banteng, Paroki Bantul, Paroki Bintaran,
di bawah kepemimpinan Paus/Uskup Paroki Boro, Paroki Gamping, Paroki
Agung Roma dalam kesatuan dengan para Ganjuran, Paroki Jetis, Paroki Kalasan,
Uskup di seluruh dunia. Uskup adalah Paroki Kelor, Paroki Klepu, Paroki
orang yang ditahbiskan untuk menerima Kotabaru, Paroki Kumetiran, Paroki
kepenuhan imamat dan ditunjuk untuk Medari, Paroki Minomartani, Paroki
memimpin suatu keuskupan dengan Mlati, Paroki Nanggulan, Paroki Pakem,
pelayanan pengajaran, reksa pastoral dan Paroki Pangkalan, Paroki Pringwulung,
ibadah. Sebagai pengganti para rasul, Paroki Promasan, Paroki Pugeran, Paroki
bersama seluruh dewan para uskup, ia Sedayu, Paroki Somohiran, Paroki Wates,
mempunyai tanggung jawab bagi seluruh Paroki Wonosari, Paroki Pringgolayan,
Gereja (Dokumen Konsili Vatikan II, dan Paroki Nandan.
LG 22-23). Uskup bersama pembantu
mereka, yaitu para imam/romo dan Kevikepan (vikaris episkopal)
diakon, mereka bertugas memimpin merupakan pembagian wilayah
umat, sebagai guru dalam ajaran (tugas pelayanan keuskupan yang terdiri paroki-
mengajar), imam dalam ibadat suci (tugas paroki yang dipimpin oleh seorang
menguduskan), dan pelayan dalam wakil Uskup yang disebut Romo Vikep.
bimbingan (tugas menggembalakan/ Kevikepan Yogyakarta terdiri dari 33
memimpin/ melayani dengan teladan dan Paroki. Salah satunya adalah Paroki Santo
wibawa) (Bdk. Dokumen Konsili Vatikan Albertus Agung Jetis Yogyakarta. Paroki
II, LG 20-27). adalah jemaat tertentu kaum beriman
kristiani yang dibentuk secara tetap dalam
Umat Katolik yang di paroki- gereja partikular dan yang reksa pastoral
paroki di D.I. Yogyakarta berada di (arah kegembalaan/ kepemimpinannya)
bawah kepemimpinan (reksa pastoral) dibawah otoritas Uskup diosesan/
Provinsi Gerejawi Keuskupan Agung keuskupan, dipercayakan kepada pastor-
Semarang. Propinsi Gerejawi Keuskupan paroki sebagai gembala/ pemimpinnya
Agung Semarang diketuai oleh Uskup sendiri (Hukum Gereja Katoliki, KHK.
Metropolit yang adalah Uskup Agung 515). Dalam paroki itu, umat menjadi
untuk memimpin wilayah keuskupan warga Gereja melalui baptisan. Di dalam
yang ditentukan dan disetujui oleh Paus Paroki terdapat pembinaan iman umat
(Bdk. Hukum Gereja Katolik, KHK. Kan. dan karya pelayanan dilaksanakan:
435). Untuk meningkatkan efektivitas dan pelayanan kepada orang sakit, orang-
efisiensi pelayanan kegembalaan, maka orang yang tua, dan kaum kecil, lemah,
Keuskupan Agung Semarang dibagi miskin, tersingkir dan difabel. Pusat
menjadi 4 wilayah kevikepan yaitu kehidupan paroki adalah perayaan
a. Kevikepan Semarang Ekaristi dan pewartaan Sabda Allah.

b. Kevikepan Kedu Pastor Paroki/Romo Paroki adalah


pemimpin (gembala) masing-masing
c. Kevikepan Yogyakarta paroki yang diserahkan kepada dirinya
dan menunaikan tugas kepemimpinan
d. Kevikepan Surakarta
(reksa pastoral) jemaat yang dipercayakan
Keuskupan Agung Semarang kepada dirinya di bawah otoritas Uskup
untuk wilayah Kevikepan DI Yogyakarta setempat yang dipanggil mengambil
dipimpin seorang Romo Vikep, yang bagian dalam pelayanan Kristus, untuk
wilayah kegembalaannya terdiri dari menjalankan tugas-tugas mengajar,

Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 15 No. 1


146 Agus Mulyono

menguduskan dan memimpin jemaat beriman mendalam dan tangguh serta


dengan kerjasama dengan imam/pastor, ambil bagian mewujudkan kesejahteraan
diakon dan umat beriman kristiani awam umum.
menurut hukum Gereja Katolik (Hukum
Gereja Katolik, KHK. Kan. 519) Langkah pastoral yang ditempuh
adalah:
Perayaan Sakramen Ekaristi
- pengembangan umat Allah, terutama
adalah puncak dan sumber hidup rohani
optimalisasi peran kaum awam,
Kristiani dimana perayaan tersebut untuk
secara kesinambungan dan terpadu
mengenang perjamuan malam terakhir
dalam mewujudkan iman di tengah
yang diadakah oleh Kristus. Dalam
masyarakat;
perjamuan itu Yesus mengumpamakan
tubuh dan darah-Nya dalam rupa roti dan - pemberdayaan kaum kecil, lemah,
anggur yang dibagi-bagikan kepada para miskin, tersingkir dan difabel; serta
rasul. Perbuatan simbolis ini menunjukkan
bahwa Yesus mengorbankan tubuh - pelestarian keutuhan ciptaan.
dan darahNya (nyawaNya) untuk Langkah tersebut didukung oleh
menyelamatkan semua orang. Dengan tata penggembalaan/kepemimpinan
demikian perayaan Ekaristi merupakan yang sinergis, mencerdaskan dan
perayaan kurban dan persembahan memberdayakan umat beriman, serta
diri bagi orang lain, yang merupakan memberikan peran pada berbagai
panggilan semua orang kristiani untuk kharisma yang hidup dalam diri pribadi
memberikan diri membagikan kebaikan maupun kelompok.
Tuhan. Sakramen Ekaristi sering disebut
sakramen cintakasih, lembang kesatuan, Umat Allah Keuskupan Agung
ikatan cintakasih, perjamuan Paskah Semarang dengan tulus, setia, dan rendah
(Konsili Vatikan II, SC art. 47) hati bertekad bulat melaksanakan upaya
tersebut, serta mempercayakan diri pada
Setiap paroki harus mengikuti penyelenggaraan ilahi seturut teladan
ARAH DASAR PASTORAL (baca: Maria, hamba Allah dan Bunda Gereja.
mirip GBHN RI) yang telah ditetapkan Allah memulai pekerjaan baik di antara
oleh Uskup agung bersama dewannya. kita akan menyelesaikannya (Bdk. Flp.
Arah dasar pastoral Keuskupan Agung 1:6)”.
Semarang tahun 2011-2015, adalah seperti
pada kutipan berikut: Skema Organisasi Paroki yang ada
di Keuskupan Semarang:
“Umat Allah Keuskupan Agung a. Pimpinan Tertinggi: Uskup Roma/
Semarang, sebagai persekutuan- Takhta Suci/ Paus di Vatikan
paguyuban murid-murid Yesus Kristus,
b. Uskup Agung Semarang
dalam bimbingan Roh Kudus, berupaya
menghadirkan Kerajaan Allah sehingga c. Romo Vikaris Episkopal (vikep) D.I.
semakin signifikan dan relevan bagi Yogyakarta
warganya dan masyarakat . d. Romo Paroki-Paroki yang ada di
KevikepanYogyakarta
Dalam masyarakat Indonesia e. Ketua Bidang,
yang sedang berjuang menuju tatanan
f. Ketua Tim Kerja.
hidup baru yang adil, damai, sejahtera
dan demokratis, umat Allah berperan g. Ketua wilayah,
secara aktif mengembangkan habitus h. Ketua Lingkungan
baru berdasarkan semangat Injil dan i. Umat

HARMONI Januari - April 2016


Program Gereja St. Albertus Agung Jetis dan Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Tercela Kumetiran di Kota... 147

Penelitian ini menggunakan metode Agung Roma dalam kesatuan dengan


kualitatif, dimana hasil kajiannya bersifat para Uskup di seluruh dunia. Kuasa
deskriptif dengan menggunakan metode kepemimpinan dalam gereja diberikan
studi kasus yang menjelaskan model kepada mereka yang tertahbis didasarkan
pemberdayaan Gereja St. Albertus Agung pada penetapan ilahi, orang-orang
Jetis Yogyakarta dan Gereja Hati Santa beriman kristiani awam (jemaat) dapat
Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran di diikutsertakan menurut norma hukum
Kota Yogyakarta. gereja (bdk. KHK. 129,1 &2). Fungsi greja
Masalah Penelitian: adalah persekutuan (komunio), perayaan
ibadat (liturgia), pelayanan (diakonia)
1. Bagaimana model pengelolaan dan kesaksian hidup (martyra). Gereja
kedua Gereja itu dalam memberikan adalah himpunan umat yang percaya
pelayanan di bidang keagamaan dan kepada Allah sehingga umat Allah wajib
pemberdayaan umat beragama? ikut melaksanakan fungsi gereja tersebut.
2. Bagaimana pengurus kedua Gereja Keuskupan adalah bagian dari umat
itu dalam mengoptimalisasikan Allah, yang dipercayakan kepada Uskup
modal sosial yang ada? untuk digembalakan dalam kerjasama
3. Bagaimana mekanisme pengum- dengan para imam, sedemikian rupa
pulan, pengelolaan, pendistribusian sehingga dengan mengikuti gembalanya
(pemanfaatan), dan pengawasan (pemimpinnya) dan dihimpun olehnya
terhadap dana bantuan yang diterima dengan Injil serta Ekaristi dalam Roh
kedua Gereja itu? Kudus, membentuk gereja partikular, di
mana sungguh-sungguh terwujud dan
4. Apa faktor yang menjadi pendorong berkarya gereja Kristus yang satu,kudus,
dan penghambat pengelolaan kedua katolik dan apostolik (KHK. 369).
Gereja itu dalam pelayanan di bidang
keagamaan dan pemberdaya­ an Uskup adalah orang yang
umat? ditahbiskan untuk menerima kepenuhan
imamat dan ditunjuk untuk memimpin
Adapun tujuan dari penelitian suatu keuskupan dengan pelayanan
ini ialah: a) Mengetahui model-model
pengajaran, reksa pastoral dan ibadah.
pengelolaan kedua Gereja itu dalam
Sebagai pengganti para rasul, bersama
memberikan pelayanan di bidang
seluruh dewan para uskup, ia mempunyai
keagamaan dan pemberdayaan umat
tanggung jawab bagi seluruh gereja
beragama; b) Mengetahui upaya
pengurus kedua Gereja itu dalam (Dokumen Konsili Vatikan II, LG 22-23).
mengoptimalisasikan modal sosial Uskup bersama pembantu mereka, yaitu
yang ada; c) Mengetahui mekanisme para imam/romo dan diakon, mereka
pengumpulan, pengelolaan, pendistri- bertugas memimpin umat, sebagai guru
busian (pemanfa­
atan), pengawasan dalam ajaran (tugas mengajar), imam
terhadap dana bantuan yang diterima; dalam ibadat suci (tugas menguduskan),
d) Mengetahui faktor-faktor pendukung dan pelayan dalam bimbingan (tugas
dan penghambat kedua Gereja dalam menggembalakan/memimpin/melayani
pelayanan di bidang keagamaan dan dengan teladan dan wibawa) (Bdk.
pemberdaya­an umat. Dokumen Konsili Vatikan II, LG 20-27).

Umat Katolik yang di paroki-


paroki D.I. Yogyakarta berada di
Gambaran Umum Wilayah Penelitian
bawah kepemimpinan (reksa pastoral)
Umat Katolik Indonesia berada Provinsi Gerejawi Keuskupan Agung
di bawah kepemimpinan Paus/Uskup Semarang. Propinsi Gerejawi Keuskupan
Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 15 No. 1
148 Agus Mulyono

Agung Semarang diketuai oleh Uskup sendiri (Hukum Gereja Katoliki, KHK.
Metropolit yang adalah Uskup Agung 515). Dalam paroki itu, umat menjadi
untuk memimpin wilayah keuskupan warga gereja melalui baptisan. Di dalam
yang ditentukan dan disetujui oleh Paus Paroki terdapat pembinaan iman umat
(Bdk. Hukum Gereja Katolik, KHK. Kan. dan karya pelayanan dilaksanakan
435). Untuk meningkatkan efektivitas dan pelayanan kepada orang sakit, orang-
efisiensi pelayanan kegembalaan, maka orang yang tua, dan kaum kecil, lemah,
Keuskupan Agung Semarang dibagi miskin, tersingkir dan difabel. Pusat
menjadi 4 wilayah kevikepan yaitu kehidupan paroki adalah perayaan
Ekaristi dan pewartaan Sabda Allah.
1. Kevikepan Semarang
Pastor Paroki/Romo Paroki adalah
2. Kevikepan Kedu pemimpin (gembala) masing-masing
3. Kevikepan Yogyakarta paroki yang diserahkan kepada dirinya
dan menunaikan tugas kepemimpinan
4. Kevikepan Surakarta (reksa pastoral) jemaat yang dipercayakan
kepada dirinya di bawah otoritas Uskup
Keuskupan Agung Semarang
setempat yang dipanggil mengambil
untuk wilayah Kevikepan D.I. Yogyakarta
bagian dalam pelayanan Kristus, untuk
dipimpin seorang Romo Vikep, yang
menjalankan tugas-tugas mengajar,
wilayah kegembalaannya terdiri
menguduskan dan memimpin jemaat
dari 30, antara lain Paroki Kidul Loji,
dengan kerjasama dengan imam/pastor,
Paroki Babadan, Paroki Baciro, Paroki
diakon dan umat beriman kristiani awam
Banteng, Paroki Bantul, Paroki Bintaran,
menurut hukum gereja Katolik (Hukum
Paroki Boro, Paroki Gamping, Paroki
Gereja Katolik, KHK. Kan. 519)
Ganjuran, Paroki Jetis, Paroki Kalasan,
Paroki Kelor, Paroki Klepu, Paroki Perayaan Sakramen Ekaristi
Kotabaru, Paroki Kumetiran, Paroki adalah puncak dan sumber hidup rohani
Medari, Paroki Minomartani, Paroki Kristiani di mana perayaan tersebut untuk
Mlati, Paroki Nanggulan, Paroki Pakem, mengenang perjamuan malam terakhir
Paroki Pangkalan, Paroki Pringwulung, yang diadakah oleh Kristus. Dalam
Paroki Promasan, Paroki Pugeran, Paroki perjamuan itu Yesus mengumpamakan
Sedayu, Paroki Somohiran, Paroki Wates, tubuh dan darahNya dalam rupa roti dan
Paroki Wonosari, Paroki Pringgolayan, anggur yang dibagi-bagikan kepada para
dan Paroki Nandan. rasul. Perbuatan simbolis ini menunjukkan
bahwa Yesus mengorbankan tubuh
Kevikepan (vikaris episkopal)
dan darahNya (nyawaNya) untuk
merupakan pembagian wilayah
menyelamatkan semua orang. Dengan
pelayanan keuskupan yang terdiri paroki-
demikian perayaan Ekaristi merupakan
paroki yang dipimpin oleh seorang
perayaan kurban dan persembahan
wakil Uskup yang disebut Romo Vikep.
diri bagi orang lain, yang merupakan
Kevikepan Yogyakarta terdiri dari 33
panggilan semua orang kristiani untuk
Paroki. Salah satunya adalah Paroki Santo
memberikan diri membagikan kebaikan
Albertus Agung Jetis Yogyakarta. Paroki
Tuhan. Sakramen Ekaristi sering disebut
adalah jemaat tertentu kaum beriman
sakramen cintakasih, lembang kesatuan,
kristiani yang dibentuk secara tetap dalam
ikatan cintakasih, perjamuan Paskah
gereja partikular dan yang reksa pastoral
(Konsili Vatikan II, SC art. 47)
(arah kegembalaan/kepemimpinannya)
di bawah otoritas Uskup diosesan/ Setiap paroki harus mengikuti
keuskupan, dipercayakan kepada pastor- ARAH DASAR PASTORAL (baca:
paroki sebagai gembala/pemimpinnya mirip GBHN RI) yang telah ditetapkan

HARMONI Januari - April 2016


Program Gereja St. Albertus Agung Jetis dan Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Tercela Kumetiran di Kota... 149

oleh Uskup agung bersama dewannya. 1. Pimpinan Tertinggi: Uskup Roma/


Arah dasar pastoral Keuskupan Agung Takhta Suci/Paus di Vatikan
Semarang tahun 2011-2015, adalah seperti 2. Uskup Agung Semarang
pada kutipan berikut:
3. Romo Vikaris Episkopal (vikep) D.I.
“Umat Allah Keuskupan Agung Yogyakarta
Semarang, sebagai persekutuan- 4. Romo Paroki-Paroki yang ada di
paguyuban murid-murid Yesus KevikepanYogyakarta
Kristus, dalam bimbingan Roh Kudus, 5. Ketua Bidang
berupaya menghadirkan Kerajaan
6. Ketua Tim Kerja
Allah sehingga semakin signifikan dan
relevan bagi warganya dan masyarakat. 7. Ketua wilayah
Dalam masyarakat Indonesia yang 8. Ketua Lingkungan
sedang berjuang menuju tatanan hidup 9. Umat
baru yang adil, damai, sejahtera dan
demokratis, umat Allah berperan secara
aktif mengembangkan habitus baru Kota Yogyakarta Selayang Pandang
berdasarkan semangat Injil dan beriman
mendalam dan tangguh serta ambil Berdirinya Kota Yogyakarta berawal
bagian mewujudkan kesejahteraan dari adanya Perjanjian Gianti pada tanggal
umum. 13 Februari 1755 yang ditandatangani
Kompeni Belanda di bawah tanda
Langkah pastoral yang ditempuh tangan Gubernur Nicholas Hartingh atas
adalah: (1) pengembangan umat Allah, nama Gubernur Jendral Jacob Mossel.
terutama optimalisasi peran kaum awam, Isi Perjanjian Gianti adalah Negara
secara kesinambungan dan terpadu dalam Mataram dibagi dua, yaitu setengah
mewujudkan iman di tengah masyarakat, masih menjadi hak Kerajaan Surakarta,
(2) pemberdayaan kaum kecil, lemah, setengah lagi menjadi hak Pangeran
miskin, tersingkir dan difabel, dan (3) Mangkubumi. Dalam perjanjian itu pula
pelestarian keutuhan ciptaan. Ketiga Pengeran Mangkubumi diakui menjadi
langkah tersebut didukung oleh raja atas setengah daerah Pedalaman
tata penggembalaan/kepemimpinan Kerajaan Jawa dengan Gelar Sultan
yang sinergis, mencerdaskan dan Hamengku Buwono Senopati Ing Alega
memberdayakan umat beriman, serta Abdul Rachman Sayidin Panatagama
memberikan peran pada berbagai Khalifatullah.  Adapun daerah-daerah
kharisma yang hidup dalam diri pribadi yang menjadi kekuasaannya adalah
maupun kelompok. Mataram (Yogyakarta), Pojong, Sukowati,
Umat Allah Keuskupan Agung Bagelen, Kedu, Bumigede dan ditambah
Semarang dengan tulus, setia, dan rendah daerah mancanegara, yaitu Madiun,
hati bertekad bulat melaksanakan upaya Magetan, Cirebon, Separuh Pacitan,
tersebut, serta mempercayakan diri pada Kartosuro, Kalangbret, Tulungagung,
penyelenggaraan ilahi seturut teladan Mojokerto, Bojonegoro, Ngawen, Sela,
Maria, hamba Allah dan Bunda Gereja. Kuwu, Wonosari, Grobogan.
Allah memulai pekerjaan baik di antara Setelah selesai Perjanjian
kita akan menyelesaikannya (Bdk. Flp. Pembagian Daerah itu, Pengeran
1:6)”. Mangkubumi yang bergelar Sultan
Skema Organisasi Paroki yang ada Hamengku Buwono I segera menetapkan
di Keuskupan Semarang adalah sebagai bahwa Daerah Mataram yang ada
berikut: di dalam kekuasaannya itu diberi
nama Ngayogyakarta Hadiningrat
Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 15 No. 1
150 Agus Mulyono

dan beribukota di Ngayogyakarta menerima piagam pengangkatan menjadi


(Yogyakarta). Ketetapan ini diumumkan Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi
pada tanggal 13 Maret 1755. DIY dari Presiden RI, selanjutnya pada
5 September 1945 beliau mengeluarkan
Tempat yang dipilih menjadi amanat yang menyatakan bahwa daerah
ibukota dan pusat pemerintahan ini ialah Kesultanan dan daerah Pakualaman
hutan yang disebut beringin, di mana merupakan Daerah Istimewa yang
telah ada sebuah desa kecil bernama menjadi bagian dari Republik Indonesia
Pachetokan, sedang di sana terdapat suatu menurut pasal 18 UUD 1945. Dan pada
pesanggrahan dinamai Garjitowati, yang 30 Oktober 1945, beliau mengeluarkan
dibuat oleh Susuhunan Paku Buwono amanat kedua yang menyatakan bahwa
II dulu dan namanya kemudian diubah pelaksanaan Pemerintahan di Daerah
menjadi Ayodya. Setelah penetapan Istimewa Yogyakarta akan dilakukan
tersebut diumumkan, Sultan Hamengku oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan
Buwono segera memerintahkan kepada Sri Paduka Paku Alam VIII bersama-sama
rakyat membabad hutan tadi untuk Badan Pekerja Komite Nasional.
didirikan kraton.
Meskipun Kota Yogyakarta baik
Sebelum kraton itu jadi, Sultan yang menjadi bagian dari Kesultanan
Hamengku Buwono I berkenan menempati maupun yang menjadi bagian dari
pasanggrahan Ambarketawang daerah Pakualaman telah dapat membentuk
Gamping, yang tengah dikerjakan juga. suatu DPR Kota dan Dewan Pemerintahan
Ia menempati pesanggrahan tersebut Kota yang dipimpin oleh kedua Bupati
resminya pada tanggal 9 Oktober Kota Kasultanan dan Pakualaman, tetapi
1755. Dari tempat inilah beliau selalu Kota Yogyakarta belum menjadi Kota
mengawasi dan mengatur pembangunan Praja atau Kota Otonom, sebab kekuasaan
kraton yang sedang dikerjakan. otonomi yang meliputi berbagai bidang
Setahun kemudian Sultan pemerintahan massih tetap berada di
Hamengku Buwono I berkenan memasuki tangan Pemerintah D.I Yogyakarta.
istana baru sebagai peresmiannya. Kota Yogyakarta yang meliputi
Dengan demikian, berdirilah Kota daerah Kasultanan dan Pakualaman baru
Yogyakarta atau dengan nama utuhnya menjadi kota praja atau kota otonomi
ialah Negari Ngayogyakarta Hadiningrat. dengan lahirnya Undang-Undang
Pesanggrahan Ambarketawang Nomor 17 Tahun 1947, dalam pasal I
ditinggalkan oleh Sultan Hamengku yang menyatakan bahwa Kabupaten
Buwono untuk berpindah menetap di Kota Yogyakarta yang meliputi wilayah
kraton yang baru. Peresmiannya terjadi Kasultanan dan Pakualaman serta
tanggal 7 Oktober 1756 beberapa daerah dari Kabupaten Bantul
Kota Yogyakarta dibangun pada yang sekarang menjadi Kecamatan
1755, bersamaan dengan dibangunnya Kotagede dan Umbulharjo ditetapkan
Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai daerah yang berhak mengatur
oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I di dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Hutan Beringin, suatu kawasan diantara Daerah tersebut dinamakan Haminte
sungai Winongo dan sungai Code dimana Kota Yogyakaarta.
lokasi tersebut nampak strategi menurut Untuk melaksanakan otonomi
segi pertahanan keamanan pada waktu tersebut walikota pertama yang
itu. Sesudah Proklamasi Kemerdekaan dijabat oleh Ir. Moh Enoh mengalami
17 Agustus 1945, Sri Sultan Hamengku kesulitan karena wilayah tersebut masih
Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII merupakan bagian dari D.I Yogyakarta

HARMONI Januari - April 2016


Program Gereja St. Albertus Agung Jetis dan Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Tercela Kumetiran di Kota... 151

dan statusnya belum dilepas. Hal itu oleh ketentuan masa jabatan, syarat dan
semakin nyata dengan adanya Undang- cara pengangkatan bagi kepala Daerah
Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Tingkat II seperti yang lain.
Pokok-pokok Pemerintahan Daerah, di
Seiring dengan bergulirnya
mana D.I Yogyakarta sebagai Tingkat
era reformasi, tuntutan untuk
I dan Kotapraja Yogyakarta sebagai
menyelenggarakan pemerintahan
Tingkat II yang menjadi bagian Daerah
di daerah secara otonom semakin
Istimewa Yogyakarta.
mengemuka, maka keluarlah Undang-
Selanjutnya Walikota kedua dijabat undang No. 22 Tahun 1999 tentang
oleh Mr. Soedarisman Poerwokusumo Pemerintahan Daerah yang mengatur
yang kedudukannya juga sebagai Badan kewenangan daerah menyelenggarakan
Pemerintah Harian serta merangkap otonomi daerah secara luas, nyata
menjadi Pimpinan Legislatif yang pada dan bertanggung jawab. Sesuai UU
waktu itu bernama DPR-GR dengan ini maka sebutan untuk Kotamadya
anggota 25 orang. DPRD Kota Yogyakarta Dati II Yogyakarta diubah menjadi
baru dibentuk pada 5 Mei 1958 dengan Kota Yogyakarta sedangkan untuk
anggota 20 orang sebagai hasil Pemilu pemerintahannya disebut denan
1955. Pemerintahan Kota Yogyakarta dengan
Walikota Yogyakarta sebagai Kepala
Dengan kembali ke UUD 1945 Daerahnya.
melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka
Kota Yogyakarta terletak di lembah
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957
tiga sungai, yaitu Sungai Winongo,
diganti dengan Undang-Undang Nomor
Sungai Code (yang membelah kota dan
18 Tahun 1965 tentang pokok-pokok
kebudayaan menjadi dua), dan Sungai
Pemerintahan di Daerah, tugas Kepala
Gajahwong. Kota ini terletak pada
Daerah dan DPRD dipisahkan dan
jarak 600 KM dari Jakarta, 116 KM dari
dibentuk Wakil Kepala Daerah dan Badan
Semarang, dan 65 KM dari Surakarta,
Pemerintah Harian serta sebutan Kota pada jalur persimpangan Bandung-
Praja diganti Kotamadya Yogyakarta. Semarang-Surabaya-Pacitan. Kota ini
Atas dasar Tap MPRS Nomor memiliki ketinggian sekitar 112 m dpl.
XXI/MPRS/1966 dikeluarkan Undang- Meski terletak di lembah, kota ini jarang
Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang mengalami banjir karena sistem drainase
Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah. yang tertata rapi yang dibangun oleh
Berdasarkan Undang-undang tersebut, pemerintah kolonial, ditambah dengan
DIY merupakan Propinsi dan juga giatnya penambahan saluran air yang
dikerjakan oleh Pemkot Yogyakarta.
Daerah Tingkat I yang dipimpin oleh
Kepala Daerah dengan sebutan Gubernur Kota Yogyakarta telah terintegrasi
Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dengan sejumlah kawasan disekitarnya,
dan Wakil Gubernur Kepala Daerah sehingga batas-batas administrasi sudah
Istimewa Yogyakarta yang tidak terikat tidak terlalu menonjol. Untuk menjaga
oleh ketentuan masa jabatan, syarat keberlangsungan pengembangan
dan cara pengangkatan bagi Kepala kawasan ini, dibentuklah sekretariat
Daerah dan Wakil Kepala Daerah bersama Kartamantul (Yogyakarta,
lainnya, khususnya bagi beliau Sri Sultan Sleman, dan Bantul) yang mengurusi
Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka semua hal yang berkaitan dengan
Paku Alam VIII. Sedangkan Kotamadya kawasan aglomerasi Yogyakarta dan
Yogyakarta merupakan daerah Tingkat daerah-daerah penyangga (Depok,
II yang dipimpin oleh Walikotamadya Mlati, Gamping, Kasihan, Sewon, dan
Kepala Daerah Tingkat II di mana terikat Banguntapan).

Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 15 No. 1


152 Agus Mulyono

Tabel 1: UGM, UNY, ISI Yogyakarta, dan UIN


Sunan Kalijaga.
Jumlah Penduduk Kota Yogyakarta
Dari 3.629.726 penduduk di DIY,
No Sampai 92,28 persen di antaranya memeluk
Kecamatan Tahun 2012 agama Islam. Disusul oleh pemeluk
1 Mantrijeron 31. 695 agama Katholik sebanyak 4,73 persen,
2 Kraton 17. 561 Pemeluk agama Kristen 2,60 persen,
3 Mergangsan 29. 448 Hindu 0,24 persen, dan Budha 0,14 persen.
4 Sejalan dengan komposisi di atas, jumlah
Umbulharjo 78. 831
tempat peribadatan yang tersebar di
5 Kotagede 32. 052 DIY juga didominasi oleh tempat ibadah
6 Gondokusuman 45. 526 umat Islam berupa masjid, mushola dan
7 Danurejan 18. 433 langgar yang tercatat sebanyak 96,40
8 Pakualaman 9. 366 persen. Kemudian rumah ibadah Kristen
9 Gondomanan 13. 097 dan Katholik masing-masing 1,58 persen
10 Ngampilan 16. 402 dan 1,71 persen serta tempat ibadat umat
Hindu dan Budha masingmasing 0,18
11 Wirobrajan 24. 969
persen dan 0,12 persen. Jamaah haji dari
12 Gedongtengen 17. 273 D.I. Yogyakarta yang berangkat pada
13 Jetis 23. 570 awal tahun 2012 M/1432H sebanyak
14 Tegalrejo 35. 789 3.093 orang atau menurun sebesar 5,41
Jumlah 394. 012 persen dibandingkan dengan awal tahun
2011M/1431H yang tercatat sebesar
Sumber: Kota Yogyakarta dalam Angka 3.270 orang. Berdasarkan asal jamaah,
Tahun 2012 sebagian besar dari Kabupaten Sleman,
Kabupaten Bantul, dan Kota Yogyakarta
Islam merupakan agama mayoritas
masing-masing sebesar 37,96 persen,
yang dianut masyarakat Yogyakarta,
26,32 persen dan 19,98 persen dari
dengan jumlah penganut Kristen dan keseluruhan jamaah, sedangkan sisanya
Katolik yang relatif signifikan. Seperti 8,31 persen dan 7,44 persen berasal dari
kebanyakan dari Islam, kota-kota Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten
pedalaman Jawa, mayoritas masih Gunungkidul.
mempertahankan tradisi Kejawen yang
cukup kuat. Yogyakarta juga menjadi
tempat lahirnya salah satu organisasi
Gereja St. Albertus Agung Jetis
Islam terbesar di Indonesia, yaitu
Yogyakarta (Gereja Jetis)
Muhamma­diyah yang didirikan oleh K.H
Ahmad Dahlan pada 1912 di Kauman, Profil Gereja
Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta.
Hingga saat ini, Pengurus Pusat Sekitar tahun 1952 Rm. E.
Hardjawardaya, Pr dan Rm. Sumaatmadja,
Muhammadiyah masih tetap berkantor
Pr yang bertugas sebagai Pastor Pembantu
pusat di Yogyakarta.
di Paroki St. Antonius Kotabaru
Yogyakarta juga dikenal sebagai menawarkan gagasan agar kring-kring
kota pelajar, karena hampir 20% di sebelah Barat Kali Code, yakni Kring
penduduk produktifnya adalah pelajar Bangirejo, Jetis dan Gondolayu disatukan
dan terdapat 137 perguruan tinggi. dalam satu koordinasi wilayah kerja
Kota ini diwarnai dinamika pelajar dan demi efektifitas reksa pastoral. Gagasan
mahasiswa yang berasal dari berbagai tersebut disambut dengan baik. Pada 1954
daerah di Indonesia. Perguruan tinggi ketiga kring itu menyatu dan menjadi
yang dimiliki oleh pemerintah adalah Stasi Jetis.

HARMONI Januari - April 2016


Program Gereja St. Albertus Agung Jetis dan Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Tercela Kumetiran di Kota... 153

Pada awalnya, Stasi Jetis belum Atas prakarsa Rm. Carri dan
memiliki gedung gereja sendiri, sehingga tokoh-tokoh awam di wilayah Stasi Jetis
perayaan Ekaristi pada hari Minggu maka pada 8 Oktober 1963, dibentuklah
ataupun hari raya diselenggarakan di “Pengurus Gereja dan Papa-Miskin Room
rumah umat, di tempat umum ataupun Katolik Di Wilayah Gereja Albertus
di kantor instansi pemerintah yang Agung Soegijopranoto di Yogyakarta”
memungkinkan, seperti SMPN VI, SPG/ (PGPM) oleh pejabat Uskup Semarang,
SMA XI, STM Jetis dan kantor Balai Mgr. Justinus Darmojuwono. Akta
Penyamakan kulit di Jl. Diponegoro (kini: Notaris PGPM disahkan di hadapan
Rumah Makan “Sari Raja”). Notaris RM. Soeprapto pada tanggal 4
November 1963.
Pertengahan 1959, Stasi Jetis berada
dalam reksa pastoral Rm. Carlo Carri, SJ. Persoalan besar yang dihadapi oleh
Dengan telaten, Rm. Carri mengadakan PGPM ialah dimanakah akan didirikan
pendekatan dengan tokoh-tokoh awam di gedung gereja? Pengurus mulai melirik
Stasi Jetis untuk menjajaki kemungkinan beberapa tempat yang memungkinkan
mendirikan gereja di wilayah Jetis. Pada untuk mendirikan gereja. Beberapa
tanggal 15 Oktober 1960, di Jetis berdiri pilihan mulai bermunculan namun belum
Susteran Amal Kasih Darah Mulia dan ada yang sesuai. Di tengah kesibukan
diresmikan oleh Sr. Patricia, ADM sebagai mencari tanah itu, umat Stasi Jetis harus
provinsial. Atas kebaikan Suster-suster rela melepas kepergian Rm. Carri yang
ADM, umat Stasi Jetis diperbolehkan diangkat sebagai Sekretaris Keuskupan
mengadakan Perayaan Ekaristi di Kapel Agung Semarang. Sebagai penggantinya
Susteran. adalah Rm. H. Natasusila, Pr, mulai bulan
Agustus 1964.
Karena perkembangan umat
semakin pesat, maka untuk efektifitas Sementara itu, perkembangan umat
pendampingan dan reksa pastoral umat, semakin pesat. Hal itu karena lahirnya
Kring Bangirejo dimekarkan menjadi kring-kring baru, yakni Kring Karangwaru
dua kring, yakni Kring Blunyah dan dan Poncowinatan. Sedangkan Kring
Kring Bangirejo. Kring Jetis dimekarkan Gowongan dan Penumping yang
menjadi dua, yakni Kring Cokrokusuman sebelumnya menjadi bagian dari Paroki
dan Kring Cokrodiningratan. Mengingat Kumetiran digabungkan ke Jetis sehingga
alasan kedekatan teritorial, Kring Kricak Stasi Jetis saat itu mempunyai 12 kring.
yang sebelumnya menjadi wilayah Paroki Bertambahnya jumlah kring ini semakin
Kumetiran digabung menjadi bagian memperkuat keinginan umat untuk
Stasi Jetis. memiliki gedung gereja sendiri.

Gambar 1: Gereja St. Albertus Agung Jetis Yogyakarta dan Sekolah

Sumber: foto peneliti, 2014

Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 15 No. 1


154 Agus Mulyono

Untuk memperlancar reksa Mudika Paroki (PALMA:


pastoral dan usaha pencarian tanah Putra Albertus Magnus) yang sudah
maka dibentuklah Dewan Paroki yang mengadakan berbagai kegiatan, seperti
pertama. Berkat usaha dan doa yang tidak pentas solidaritas, menggelar lomba
mengenal lelah, pada bulan Agustus 1964 koor antar SD se-DIY, menghidupkan
Stasi Jetis berhasil membeli tanah milik perpustakaan paroki, pendakian ke
ibu Mohamad Adeline seluas 3945 m² sumbing, latihan kepemimpinan, dll.
dengan harga Rp. 850.000. Tanah tersebut Memasuki tahun 2000 kelompok ini
sudah disertifikatkan dengan status agak mlempem namun toh ada kegiatan
hak pakai atas nama PGPM Albertus yang menyolok yakni mendirikan Radio
Soegiyopranoto Yogyakarta pada tgl. 22 Komunitas pada bulan Juli 2003. Radio
Agustus 1968 dengan no SK 116/HP/68. Komunitas ini bernama Lima Cemara,
Sebagai ungkapan syukur karena sebagaimana tertuang dalam Akta
telah mendapatkan tanah bagi gereja, Pendirian No. 10 tanggal 11 Juli 2006.
maka pada bulan November 1965 Antiokhia: wadah pembinaan
diadakan misa syukur. Misa syukur iman remaja. Hingga saat ini Jetis dapat
inilah yang kemudian dianggap sebagai dikatakan sebagai pelopor pengembangan
LAHIRNYA PAROKI JETIS. Dan sebagai Antiokhia di paroki-paroki kevikepan
ungkapan hormat dan cinta kepada Yogyakarta.
Mgr. Albertus Soegijapranoto, SJ sebagai
Pahlawan Nasional dan khususnya Perkembangan umat Paroki Jetis
tekad untuk meneladani semangat dan dapat dikatakan meningkat dengan
pengabdian beliau kepada bangsa, negara pesat. Hal ini mendorong adanya
dan gereja maka nama pelindung yang pemekaran lingkungan sehingga lahirlah
dipilih untuk Paroki Jetis adalah nama lingkungan-lingkungan yang baru. Pada
baptis Mgr. Soegijapranoto, SJ yakni St. 1983, lingkungan Kricak dimekarkan
Albertus Agung. menjadi dua, yakni Kricak dan St. Paulus
Jatimulyo. Empat tahun kemudian, pada
Setelah memiliki gedung gereja
sendiri, umat Jetis semakin bersemangat 1987, lingkungan St. Paulus Jatimulyo
dalam hidup menggereja. Hal ini terbukti dipilah menjadi tiga, yakni St. Paulus
dengan banyaknya kegiatan yang Jatimulyo, St. Thomas Jatimulyo dan St.
dilakukan oleh umat dan tumbuhnya Alfonsus Jatimulyo. Seakan tidak mau
kelompok-kelompok, antara lain: kalah, pada tahun itu juga lingkungan
Kricak kembali membidani lahirnya
Kelompok Legio Maria yang lingkungan Bangunrejo, sedangkan
terbentuk pada September 1968. Karena lingkungan Jogoyudan dipilah menjadi
pesatnya perkembangannya, paroki Jetis dua, yaitu Jogoyudan Lor dan Jogoyudan
bahkan dijadikan sebagai pusat legio Kidul.
maria di wilayah DIY, Magelang dan
Jateng Selatan dengan nama Komisium Di samping itu mulai tahun 1980,
Pohon SUKA CITA. Banyak dari anggota stasi Nandan, yang sebelumnya termasuk
legio tersebut sekarang menjadi aktivis wilayah Paroki St. Aloysius Gonzaga
paroki, tetapi sayang sekarang legio Mlati digabungkan dengan paroki Jetis.
tersebut sudah tidak ada. Namun Hal ini mengingat letak geografisnya
mulai bulan Juli tahun 2007 tumbuh dan demi optimalnya pelayanan
“kelompok” doa kerahiman/koronka dan pastoral. Bahkan sejak tanggal 1 Agustus
senakel, yakni doa bersama Romo Paroki 1996 Stasi Nandan sudah mempunyai
setiap hari Jumat Pk. 15.00. gedung gereja yang diberkati oleh Rm.
Yoh. Harjaya, Pr selaku Administrator
HARMONI Januari - April 2016
Program Gereja St. Albertus Agung Jetis dan Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Tercela Kumetiran di Kota... 155

Diosesan Keuskupan Agung Semarang. Selama ini sumber dana Paroki


Perkembangan umat Nandan sangat berasal dari persembahan sukarela umat
dipengaruhi oleh ketekunan bruder- berupa iuran per KK, di mana jumlahnya
bruder Karitas, yang dirintis oleh Br. tidak ditentukan. Kemudian dari Kolekte
Alfons Wiryataruna dan juga para romo umat dua kali setiap kali perayaan Ekaristi
dan frater dari Konggregasi Redemtoris. berasal dari sumbangan bebas dari umat,
Karenanya pelindung yang dipakai sumbangan terima kasih dari umat atas
adalah St. Alfonsus Maria de Ligouri. pelayanan administrasi, dan bantuan
lainnya dari Kemenag Kota Yogyakarta
Pada 2000 status Stasi Nandan berupa hibah wireless/sound system.
berubah menjadi paroki administratif.
Bahkan pada ulang tahun ke-8, sudah Mengenai kolekte, dikumpulkan
mempunyai gedung pastoran yang ketika perayaan Ekaristi dibagi menjadi
diberkati Uskup Agung Semarang, dua, yaitu kolekte 1 disebut kolekte
Mgr. Ign. Suharyo pada 21 Agustus umum dengan jumlah sekitar 6 juta lebih
2004. Dan sejak 15 Juli 2005 pastoran per minggu untuk keperluan paroki
sudah ditempati Rm. Ig. Jayasewaya, dan keuskupan. Berdasarkan kebijakan
Pr. Karenanya seluruh reksa pastoral paroki, misalnya amplop dibagi kepada
sudah tidak tergantung dengan paroki jemaat untuk perayaan Natal dan
Jetis, sekaligus sebagai persiapan untuk seterusnya. Kolekte 2 disebut kolekte
menjadi paroki penuh. Sejak 1 Agustus pembangunan yang berjumlah sekitar
2012 Uskup Agung Semarang Mgr. 3 juta lebih dengan maksud khusus,
Johannes Pujasumarta menetapkan pendidikan calon imam, pendirian gereja,
Paroki St. Alfonsus Nandan menjadi pengadaan kursi dan seterusnya.
Paroki Penuh yang tertuang dalam Surat
Untuk pengelolaan dana paroki
Keputusan Pendirian Paroki Nomor
dibagi berdasarkan bidang-bidang yang
0549/b/i/b-79/12. Dengan demikian maka
ada dalam paroki. Membiayai bidang
Paroki St. Alfonsus Nandan sudah tidak
masing-masing (6 bidang-tim kerja dst.).
menjadi bagian reksa pastora Paroki St.
Untuk rumah tangga pastoran (khusus
Albertus Agung Jetis Yogyakarta (Paroki
pastor dan yang tinggal di situ serta
Jetis).
untuk keperluan sehari-hari) biaya hidup
pastor, transportasi dan rumah, ada
tukang masak/diberi oleh umat, uang
Pengelolaan Dana dan Optimalisasi saku. Dan sebagian dana lagi untuk
Modal Sosial melanjutkan SD Kanisius Gowongan
Untuk mengatur kegiatan di Paroki yang sudah dinyatakan ditutup oleh
Jetis, perencanaan seluruh kegiatan dan Yayasan Kanisius.
program dilaksanakan berdasarkan arah Dalam hal pengontrolan program
dasar yang ditetapkan Keuskupan Agung dan kegiatan dilaksanakan secara
Semarang. Keuskupan Agung Semarang bersama-sama melalui rapat berkala
menurunkan Arah Dasar Pastoral kepada 1 (satu bulan sekali) untuk saling
Kevikepan untuk diteruskan kepada mengingatkan pelaksanaan kegiatan
Paroki. Kemudian Paroki membuat dan program. Kemudian pada akhir
rencana anggaran pengeluaran belanja tahun dilaksanakan rapat pleno untuk
dengan meminta setiap bidang dan tim mendengarkan laporan keuangan dan
kerja menyusun program dan kegiatan melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan
yang realistis dan disertakan rincian dan program.
anggaran biaya.

Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 15 No. 1


156 Agus Mulyono

Kegiatan Gereja pernikahan, pelayanan sakramen pem­


baptisan, pelayanan pengurapan orang
Paroki Santo Albertus Agung Jetis sakit, sarasehan pastor dengan umat
Yogyakarta dipimpin oleh Pastor Paroki, ketika kunjungan ke lingkungan-
yaitu Romo Rafael Tri Wijayanto, dibantu lingkungan. Contoh tema: soal santet,
oleh romo pembantu paroki, yaitu Romo perdukunan, masalah aktual umat
Riawinarta, Pr. Setiap hari Paroki Jetis local, kunjungan keluarga oleh romo/
didatangi oleh para jemaatnya. Hari Senin pemimpin paroki, pelayanan ibadah
dan Sabtu Paroki Jetis didatangi jemaat arwah dan pemakaman, dan pembinaan
yang akan melaksanakan ibadat misa berupa Retret/Rekoleksi (pembinaan
harian, kegiatan ibadat tersebut dimulai iman secara khusus dalam jangka waktu
pukul 05.30 wib dengan menggunakan 1-3 hari terdiri dari masukan rohani/
bahasa Indonesia. Kemudian hari Sabtu narasumber tentang kehidupan sehari-
dilaksanakan perayaan Ekaristi pada hari, pendalaman kitab suci, ibadat
pukul 17.30 dengan menggunakan bahasa tobat (mohon ampun atas dosa, diakhiri
Indonesia. Selanjutnya pada hari minggu dengan perayaan ekaristi).
dilakukan peribadatan selama tiga
kali, dimulai pada pukul 05.30 dengan Dalam memberdayakan umat di
menggunakan bahasa Jawa, ibadat pada Paroki Jetis dilakukan beberapa kelompok
pukul 07.30 dan 17.30 menggunakan Kategorial. Ada kelompok orang muda
bahasan Indonesia. Jumlah jemaat yang Katolik atau sering disebut muda-mudi
beribadat di Paroki Jetis sekitar 2.500 (Mudika) Paroki (PALMA: Putra Albertus
orang. Magnus) yang sudah mengadakan
berbagai kegiatan seperti pentas
Untuk ibadat keagamaan di luar solidaritas, menggelar lomba koor antar
perayaan Ekaristi, yang dilaksanakan SD se-DIY, menghidupkan perpustakaan
oleh umat adalah doa Rosario (bulan paroki yang jarang digunakan lagi kerena
Mei dan Oktober), ibadah Jalan Salib, umat lebih memilih yang lebih praktis
yaitu mengenang perjalanan peristiwa- seperti internet, pendakian ke sumbing,
peristiwa Yesus sampai disalibkan latihan kepemimpinan, dll. Memasuki
(selama masa pra paskah), doa Meditasi tahun 2000 kelompok ini agak mlempem
Kristiani untuk merenungkan Allah namun ada kegiatan yang menyolok,
Tritunggal dilaksanakan setiap Rabu jam yakni mendirikan Radio Komunitas
18.00 WIB, doa devosi untuk pertobatan pada bulan Juli 2003. Radio Komunitas
Indonesia dilaksanakan setiap Senin, doa ini bernama Lima Cemara, sebagaimana
Paus Yohanes Paulus II untuk keluarga- tertuang dalam Akta Pendirian No. 10
keluarga dilaksanakan setiap Selasa, doa tanggal 11 Juli 2006. Ada “Kelompok” doa
untuk biarawan-biarawati dan selibater kerahiman/koronka dan senakel, yakni
awam dilaksanakan setiap Rabu, doa doa bersama Romo Paroki setiap hari
untuk pembangunan umat Allah Gereja Jumat Pk. 15.00 dan ada Antiokhia, yaitu
Santo Albertus Agung Jetis dilaksanakan wadah pembinaan iman remaja. Hingga
setiap Jumat dan Doa untuk para Imam/ saat ini Jetis dapat dikatakan sebagai
romo/pastor dilaksanakansetiap Sabtu. pelopor pengembangan Antiokhia di
Untuk pelayanan dan pembinaan paroki-paroki kevikepan Yogyakarta.
iman umat, dilakukan pembinaan iman Selanjutnya mengenai pemberda-
melalui renungan Sabda Allah/Khotbah yaan ekonomi umat dilakukan melalui
(homili) dalam perayaan Ekaristi, baik Tim Kerja Pengembangan Sosial Ekonomi.
di paroki secara rutin setiap hari Minggu Pemberdayaan ekonomi umat terutama
dan setiap dua bulan sekali di tiap untuk membantu ekonomi umat yang
lingkungan, pelayanan pemberkatan

HARMONI Januari - April 2016


Program Gereja St. Albertus Agung Jetis dan Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Tercela Kumetiran di Kota... 157

kurang mampu, seperti sebagai modal penggusuran penduduk di kali Code


usaha. Untuk memperoleh pembiayaan, dengan tujuan membangun waduk
umat mengajukan melalui pengurus dan taman kota, Romo Mangun merasa
PSE lingkungan, ketua lingkungan, terpanggil menolong dan memberi
lalu PSE Paroki melakukan survei atas perhatian orang-orang miskin di
keadaan pemohon, yang akhirnya pinggiran kali Code, terutama anak-anak
diputuskan Pastor Paroki. Dana pinjaman dan wanita. Melalui bakatnya dibidang
tidak dikenakan bunga. Pembayaran arsitektur, dan bakat-bakat lainnya,
baru dilakukan pada bulan ke-4, dan Romo Mangun bersama warga kali
pembiayaan tersebut dapat dicicil 10 kali. Code, menata dan membangun rumah
penduduk dengan arsitektur khasnya.
Ada beberapa aksi sosial yang telah
dilakukan oleh paroki Jetis di antaranya, Dibidang pendidikan, Romo
pada saat ulang tahun Paroki, dengan Mangun melihat bahwa pendidikan
pemeriksaan kesehatan gratis. Pada formal yang sedang berlaku tidak relevan
saat HUT Kemerdekaan RI memberi bagi masa depan anak-anak miskin. Romo
sumbangan kepada masyarakat, turut Mangun berinisiatif menggagas sebuah
ikut tugas ronda, bantuan santunan pendidikan dasar yang membebaskan.
kepada orang sakit, bantuan santunan Pendidikan dasar yang digagas Romo
dana bagi orang berduka dan bantuan Mangun tersebut dikelola untuk
biaya sekolah kepada anak-anak yang menghasilkan peserta didik yang kreatif,
tidak mampu. integral, dan komunikatif. Dibidang
hubungan antar agama, Romo Mangun
Keberadaan Paroki Jetis tidak menggagas komunitas Lintas Agama
lepas dari keberadaan almarhum Romo (Interfidei) bersama Gus Dur (Islam)
YB Mangunwijaya (Romo Mangun). dan Ibu Gedong Oka (Hindu). Gerakan
Di mana pada 1969 Romo Mangun ini masih aktif dan berjalan. Dibidang
ditugaskan di sini. Romo Mangun sastra, Romo Mangun memasukkan ide-
adalah imam Katolik yang pernah ide perbaikan sosial melalui novel, antara
ditugaskan oleh Bapak Uskup di Paroki lain, Burung-Burung Manyar, Burung-
Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta Burung Rantau, dll. Di bidang politik, ide
(1969-1976) dan sebelumnya bertugas Romo Mangun tampak dalam tulisan
di Paroki Salaman Magelang (1967). artikelnya di berbagai Media Nasional,
Keberadaan Romo Mangun di Paroki seperti Politik Hati Nurani.
Jetis ini atas ijin Uskup Agung Semarang.
Romo Mangun melaksanakan pastoral
kategorial (kegiatan pelayanan di bidang
Faktor Pendukung dan Penghambat
sosial sebagai imam Katolik) di daerah
kali Code, dengan tinggal dan hidup di Faktor Pendukung
Paroki Santo Albertus Jetis sampai akhir
hidupnya. (wawancara dengan A. Ferry Arahan dan pedoman yang
T. Indratno, pegawai Dinamika Edukasi diturunkan dari keuskupan agung
Dasar, Gejayan, Yogyakarta, 28 Mei 2014). Semarang telah menjadi pedoman yang
cukup ideal bagi Paroki Jetis, sehingga
Sejak 1969 Romo Mangun memulai tidak mengalami kesulitan dalam
kativitas sosial yang berfokus pada beberapa pelaksanaanya.
kemanusiaan dan religiusitas, tak pernah
membawa keagamaan kekatolikannya. Dalam ajaran agama Katolik
Seperti dapat dicontohkan, ketika Romo terkandung pemahaman bahwa apa
Mangun mendengar adanya berita yang telah diberikan adalah anugerah
tentang rencana pemerintah melakukan Tuhan yang perlu disyukuri, dan

Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 15 No. 1


158 Agus Mulyono

digunakan untuk kesejahteraan diri dan pedesaan di wilayah Yogyakarta dan


sesama, khususnya orang miskin yang sekitarnya. Ia mem­bangun kapel untuk
membutuhkan pertolongan. pelayanan rohani. Ia juga mendirikan
beberapa sekolahan termasuk di
Ketentuan yang telah ditetapkan antaranya Sekolah Guru Agama.
keuskupan sangat jelas tentang presentase
pembagian dana kolekte untuk kegiatan Untuk men­ dukung pendidikan
sosial, yaitu 25% sehingga memudahkan tersebut, Rm. Frans Strater SJ juga
gereja dalam mendistribusikan/meman­ mendirikan As­rama khusus bagi
faat­­kan dana kolekte melalui PSE. siswa-siswi SGA. Atas bantuan KRT
Harjokusuma, seorang bupati yang
kemudian menjadi Patih KPH Danurejo
Faktor Penghambat VIII, Rm. Frans Strater mendapat sebi­dang
tanah seluas 5.400 m2 lengkap dengan
Sebagian jemaat kurang disiplin sebuah bangunan rumah yang berbentuk
dalam pelaksanaan perayaan Ekaristi: tiga joglo milik Bpk. Raden Penewu Karto
datang terlambat, pulang lebih cepat,
Kaskoyo (seorang perangkat kraton)
main HP saat ibadat, pakaian tidak
yang terletak di tengah-tengah kampung
pantas, dan berisik saat ibadat
Pringgokusuman. Karena seorang asing,
Masih rendahnya kesediaan Rm Strater tidak boleh memiliki tanah,
sebagian jemaat gereja dalam memberikan maka sertipikat tanah tersebut kemudian
dana kolekte, tidak seimbang jika diatas na­makan Rama Djoyoseputro SJ.
dibanding dengan gaya hidup mereka,
misalnya ketika melang­sung­kan Pada 1939, tempat dan bangunan
perkawinan mampu menyelenggara­ tersebut menjadi asrama calon guru agama.
kannya dengan biaya yang relatif besar. Namun fungsi itu tidak berlangsung
lama sebab pada 1942 di Yogyakarta
kedatangan tentara Dai Nippon. Mereka
menangkap dan menginternir orang-
Model Pemberdayaan Gereja Hati Santa
Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran orang Eropa dan meram­ pas semua
(Gereja Kumetiran) bangunan yang dikuasai oleh orang-
orang Eropa tersebut. Seminari dan
Profil Gereja Gereja Kotabaru pun tak lepas dari
pendudukan Jepang. Tempat-tempat
Paroki HSP Maria Tak Bercela
itu dijadikan gedung pemerintahan dan
Kumetiran memiliki sejarah yang cukup
gudang per­bekalan sehingga peribadatan
panjang dan terkait erat dengan usaha
tidak mungkin diadakan di Gereja Ko­
misi dan situasi politik pada waktu itu.
Pada 1922, Rm Frans Strater SJ, seorang tabaru apalagi para gembala juga
pim­pinan Jesuit di Yogyakarta mencoba ditangkap dan dilarang mengajar agama.
mengembangkan kerasulan pewartaan Akibat dari penangkapan dan pelarangan
dan menanamkan ajaran Gereja Katolik pengajaran agama tersebut, asrama SGA
di wilayah Yogya­ karta. Tujuannya agar tidak berfungsi lagi karena tidak ada
Kerajaan Allah dapat dikenal, diketahui siswa yang belajar. Pada 1943, asrama
dan dirasakan oleh masyarakat. Ia setiap SGA tutup.
hari mengadakan kunjungan ke pedesaan-

HARMONI Januari - April 2016


Program Gereja St. Albertus Agung Jetis dan Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Tercela Kumetiran di Kota... 159

Gambar 2: Hirosima dan Nagasaki di­jatuhi bom


Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak atom oleh Amerika Serikat. Mereka
Bercela Kumetiran mengembalikan kepada para pemiliknya
semua gedung yang dikuasainya,
termasuk diantaranya Gereja Kotabaru.
Maka dengan diserahkannya Gereja
Kotabaru, Gereja ini dapat difungsikan
kembali untuk peribadatan, umat
Kotabaru yang selama mengungsi ke
Kumetiran untuk meng­ikuti peribadatan.

Sebagian besar umat memang


kembali ke Kotabaru, tetapi umat di
sekitar Kumetiran atau umat di bagian
barat Jalan Malioboro tetap menginginkan
beribadat di Gereja Kampung bekas
Sumber: foto peneliti, 2014
asrama SGA itu. Karena banyaknya umat
Bagaikan ada benih tumbuh di atas yang tetap bertahan dan kemandirian
tanah yang tandus, demikianlah yang umat di Gereja Kampung Kumetiran,
terjadi dengan keadaan Gereja. Setelah maka sejak 31 Desember 1945, secara
para gem­ bala ditangkap oleh tentara administratif Gereja Kampung Kumetiran
Jepang, muncul tokoh-tokoh awam tidak lagi dilayani oleh Gereja Kotabaru
katolik yang mengambil alih kegiatan dan kemudian ditetapkan sebagai Paroki
gerejani. Mereka memberikan pelajaran mandiri dengan nama Pelindung Hati
agama di rumah-rumah, mempersiapkan Santa Perawan Maria Tak Ber­cela.
orang untuk menerima bap­ tisan dan
Sejak tahun berdirinya, yakni tahun
menyelenggarakan ibadat sabda. Usaha
1944 sampai 2005 ini, telah puluhan imam
ini terus berkem­bang, sampai akhirnya
berkarya di Paroki Kumetiran secara
Bruder Endrodarsono SJ yang waktu
silih ber­ganti. Masing-masing imam itu
itu meng­ urus asrama Calon Guru
memberi warna dan perannya sendiri
Agama menawarkan agar asramanya itu
untuk kehidupan umat paroki Kumetiran.
digunakan untuk melaksanakan kegiatan
Rm. Aleksander Sandiwan Broto Pr (1950-
Gerejani, sebagai pengganti Gereja
1959) mulai menata kehidupan paroki.
Kotabaru yang dikuasai oleh Jepang.
Pada 8 Desember 1950 Rm A. Sandiwan
Pada 13 Agustus 1944, untuk membentuk Yayasan Gereja dan Ke­
pertama kalinya di asrama Calon Guru miskinan (sekarang Pengurus Gereja
Agama itu diadakan perayaan Ekaristi dan Papa Miskin) untuk meng­urus harta
oleh Rm B. Su­ marno SJ dari Paroki benda paroki baik yang bergerak maupun
Bintaran. Sejak saat itulah secara rutin tak bergerak. Pada 11 Maret 1951, ia
asrama SGA itu menjadi tempat beribadat. membentuk Pengurus Paroki untuk
Atas peran serta kaum awam kato­lik dan pertama kalinya. Semula Pengurus Paroki
ketekunan Bruder Endro dalam mengajar itu hanya terdiri dari Peng­ urus Harian
agama, membimbing anak-anak muda, saja, baru dalam perjalanan waktu ada
perkembangan umat semakin meningkat. pembenahan dan penyempurnaan. Tahun
1952, Rm Sandiwan mulai membenahi
Kemudian ada peristiwa yang wilayah teritorial Kumetiran. Ia membagi
menggembirakan untuk masyarakat Gereja Kumetiran dalam 8 kring dan satu
Indonesia, khususnya juga umat katolik stasi Gamping (sekarang telah berdiri
Yogyakarta. Tentara Jepang ditarik menjadi paroki sendiri).
kembali ke negaranya karena kota
Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 15 No. 1
160 Agus Mulyono

Mengingat perkembangan umat Kegiatan kunjungan ke kring dan


semakin meningkat dan gereja ti­ keluarga ini dilanjutkan oleh Rm Joannes
dak bisa menampung umat, maka Reijnders (1973-1979). Dengan sepeda
Rm Sandiwan mengajukan ijin un­ simpleknya, ia rajin pergi ke kring-kring.
tuk membangun gedung gereja baru Tidak hanya mengunjungi keluarga,
kepada Rm Kanjeng A. Soegijo­pranoto tetapi Rm Reijnders juga melatih koor
SJ saat ada Krisma di Kumetiran 25 Mei di tingkat kring. Maka wajar kalau pada
1952. Rm Kanjeng mengijinkan bahkan masa Rama Rejnders, koor dari tingkat
hendak membantunya. Pembangunan kring sampai paroki menjadi sangat
gereja itu terealisasi pada 30 Desember hidup dan bersaing antar kring. Di tingkat
1955 dan diber­ kati/diresmikan pada 16 kring, Rm Reijnders juga mengadakan
Februari 1958 oleh Rm Kanjeng sendiri. misa kring. Saat misa di Kring Kentheng,
Setelah selesai pembangunan gedung yang waktu itu meliputi Kentheng,
gereja, Rm Sandiwan merenovasi gereja Nusupan dan Bedog, muncul suatu
tiga joglo menjadi panti paroki untuk ide untuk mendirikan kapel. Akhirnya
kepentingan pelayanan non sakramental. didapat sebidang tanah dibulak Ngeban,
Sungguh besar jasa Rm Sandiwan seluas 455 m2 milik Kas Desa Nusupan.
bagi umat Kumetiran, terutama untuk Di tempat itulah didirikan kapel dengan
mengusahakan kemandirian paroki. nama Kapel Santa Lidwina. Pada tahun
1980, pembangunan kapel telah selesai
Lain dengan Rm Sandiwan, Rm E dan diberkati oleh Rm R. Mardisu­wignya
Hardjowardoyo (1959) yang waktu itu Pr (1978-1980) yang meneruskan karya
menjadi pastor pembantunya memberi Rm Reijnders yang telah pindah ke Solo.
perhatian pada pa­duan suara paroki. Ia Perhatian Rm Mardisuwignya adalah
membentuk paduan suara paroki, semula kaum muda, khususnya pendampingan
ada dua kelompok yakni kelompok mereka untuk persiapan perkawin­an.
koor putra yang diberi nama Paduan
Suara Gregorius dan koor putri dengan Rm. Mardisuwignya kemudian
nama Paduan Suara Caecilia. Dalam diganti oleh Rm. Evaristus Rus­ giarto
perjalanan waktu kedua kelompok koor Pr (1980-1984). Perhatian Rm Rusgiarto
tersebut disatukan menjadi Paduan Suara pada bidang pewartaan dan liturgi.
Gregorius Caesilia (atau lebih dikenal Ia membenahi pendampingan para
GC). katekumenat. Para katekumenat diajar
secara intensif, kemudian mereka diuji
Dari waktu ke waktu, Paroki untuk ke­ layakan menerima baptisan.
Kumetiran semakin tertata. Rm. B. Liem Dalam baptisan bayi, ia menuntut para
Bian Bing SJ (1961-1970) menata kembali orang tua untuk mengikuti rekoleksi
Dewan Paroki Kumetir­ an. Ia bersama sebagai persiapan membaptiskan
Dewan Paroki membuat Garis-Garis Besar putra-putrinya. Tujuan rekoleksi itu
Haluan Paroki dengan prioritas perhatian adalah agar para orang tua tahu makna
pada keterlibatan umat di bidang liturgi, baptisan anak-anaknya dan menyadari
pewartaan, persekutuan dan sosial. Dalam tanggungjawabnya untuk mendampingi
bidang sosial, ia mendirikan Poliklinik perkembangan iman anak-anak mereka.
Darma Bhakti untuk pelayanan kepada Dalam bidang liturgi, Rama Rusgiarto
masyarakat umum. Dan dalam bidang mencoba membuat dramatisasi untuk
pewartaan, ia mengadakan kunjungan ke menggantikan homili, menampilkan
kring-kring. Kunjungan ini tidak hanya sendratari dalam perayaan ekaristi dan
meneguhkan kehidupan kring tetapi juga menggunakan gamelan sebagai iringan
mempengaruhi perkembangan umat se­ alternatif perayaan ekaristi. Usaha Rama
cara kwantitatif. Rusgiarto ini sungguh mewarnai ke­

HARMONI Januari - April 2016


Program Gereja St. Albertus Agung Jetis dan Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Tercela Kumetiran di Kota... 161

hidupan paroki Kumetiran, terutama oleh Bapak Uskup Agung Semarang,


menjadikan perayaan ekaristi semakin Mgr. I. Suharyo Pr dan diresmikan oleh
hidup dan sakramen semakin dihayati. Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku
Buwono X pada tanggal 8 Desember 2001.
Melalui pendampingan para
gembala dengan segala bentuknya itu, Secara non fisik, Rm. Notobudyo
umat Kumetiran semakin bertambah memberi perhatian terhadap pewartaan
banyak. Namun keadaan ini be­ lum kitab suci. Ia mengatakan bahwa sebagai
memuaskan Rm Johanes Hadiwikarto Pr orang Katolik ha­ rus mengenal kitab
(1986-1989) yang berkarya sesudahnya. suci. Orang tidak mungkin kenal Kristus
Rama Hadiwikarto justru menghendaki kalau ti­dak membaca kitab suci. Untuk
agar perkembangan umat secara itulah ia mengadakan kursus kitab suci
kuantitatif harus dibarengi dengan pe­ dan sekolah penginjilan kepada semua
ningkatan mutu dan kualitas hidup iman. umat yang berminat. Tu­juan dari kursus
Salah satu kualitas hidup iman adalah itu adalah agar umat selain memiliki
kalau mereka mempunyai perhatian juga semangat penginjilan, juga memiliki
pada mereka yang kekurangan dan bisa pengetahuan yang cukup akan kitab suci
menjadi garam bagi masyarakat. Ia ke­ sehingga bisa mewartakan secara benar
mudian mendirikan dana sehat untuk dan memadai. Dengan demikian semakin
pelayanan kesehatan masyara­kat. Ia juga sempurnalah kehidupan umat paroki
mengajak para awam yang bekerja dalam Kumetiran.
kepengurusan tingkat RT/RW untuk
melaksanakan tugas itu sebagai panggilan Secara fisik, tempat untuk beribadat
pe­
layanan masyarakat mewujudkan dan pelayanan pas­toral sudah memadahi
tugas Kristus menjadi garam dan terang dan secara non fisik, macam-macam pen­
dunia. dampingan iman umat telah tertata rapi.
Tugasnya sekarang adalah menjaga,
Devosinya yang kuat kepada merawat dan mengusahakan agar umat
Maria menjadi inspirasi umat untuk semakin terdam­pingi imannya sehingga
menempatkan Maria di tengah semakin gembira dalam mengikuti
kehidupannya. Maria tidak hanya di­ Yesus Kristus mewartakan kabar
jadikan sebagai pelindung paroki, tetapi gembira dan semakin erat bersatu dalam
juga menjadi pelindung hidup beriman. membangun paguyuban-paguyuban
Untuk itulah kemudian didirikan Gua yang berpengharapan.
Maria untuk mewujudkan kedekatannya
dengan Maria dalam bentuk doa dan Tahun 2010 sampai sekarang, Rm.
keteladanan. Fl. Hartosubono, Pr. menjadi Pastor
Kepala. Dalam gerak Paroki beliau
Setelah Rama Hadiwikarto, menata kembali visi-misi Paroki yang
silih berganti imam yang berkarya di dibagi dalam jangka menengah dan
Kumetiran. Tetapi yang patut dicatat jangka panjang. Beliau juga membuat
adalah kehadiran Rm Gabriel Alimo terobosan-terobosan demi semakin
Notobudyo Pr (1995-2010). Banyak terlayaninya umat di Paroki Kumetiran
karya baik fisik mau­pun non fisik yang dan semakin tertatanya Paroki dalam
diwujudkannya. Secara fisik, bersama hal per-administrasi-an. Demi efektifitas
Panitia Pem­ bangunan ia membebaskan dan efisien pelayanan, beliau membagi
tanah di Jalan Kumetiran 13, 15, 17 dan wilayah-wilayah dan lingkungan-
memulai pembangunan fisik, mulai dari lingkungan ke dalam sistem rayon.
pembangunan Gedung Pas­toran, Gedung
Gereja dan akhirnya Kapel Bedog dan Dengan berdiri kokoh di tengah
Panti Paroki. Gedung Gereja diberkati pemukiman kota Yogyakarta, kiranya

Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 15 No. 1


162 Agus Mulyono

Gereja Kumetiran dapat menjadi tempat kegiatan-kegiatan pro diakon. Sedangkan


bernaung yang meneguhkan kehidupan dari Pemkot Yogyakarta mendapat
religi umatnya sekaligus memancarkan bantuan setiap tahun sebesar 4 juta.
kasih Tuhan melalui ajaran sosial gereja
dalam masyarakat multikultural kota Pemberian dana ke gereja juga
Yogyakarta dengan mengedepankan dilakukan pada saat Paskah, umat
toleransi dan solidaritas dengan seluruh Katolik diharuskan berpuasa selama
masyarakat untuk memberdayakan diri 40 hari, puasa yang dimaksud adalah
menghadapi berbagai persoalan. mengurangi kecenderungan nafsu
duniawi. Umat Katolik biasanya
mengurangi pengeluaran yang bersifat
komsumtif dan menyisihkannya untuk
Pengelolaan Dana dan Optimalisasi
kemudian diberikan kepada sesama yang
Modal Sosial
membutuhkan melalui gereja. Untuk itu
Kegiatan di gereja Kumetiran gereja Kumetiran banyak menerima dana
pada setiap tahunnya diawali dengan selama ibadat Paskah. Dana tersebut
perencanaan seluruh kegiatan dan disebut Dana Puasa Pembangunan, dana
program yang juga dilaksanakan ini relatif lebih besar dibanding dengan
berdasarkan arah dasar yang ditetapkan dana yang diperoleh gereja lewat ibadat
Keuskupan Agung Semarang. Keuskupan rutin mingguan.
Agung Semarang menurunkan Arah
Pengumpulan kolekte dilakukan
Dasar Pastoral kepada Kevikepan.
ketika ada perayaan Ekaristi. Kolekte
Kevikepan meneruskan kepada Paroki
tersebut dibagi dua, yaitu kolekte 1
dan Paroki membuat rencana anggaran
disebut kolekte umum: untuk keperluan
pengeluaran belanja dengan meminta
Paroki dan keuskupan. Berdasarkan
setiap bidang dan tim kerja menyusun
kebijakan Paroki, misalnya amplop dibagi
program dan kegiatan yang realistis
kepada jemaat untuk perayaan Natal
dan disertakan rincian anggaran biaya.
dan seterusnya, dan kolekte 2 disebut
Pengontrolan program dan kegiatan
kolekte pembangunan. Maksud khusus,
dilaksanakan secara bersama-sama
pendidikan calon imam, pendirian
melalui rapat berkala, setiap satu bulan
gereja, pengadaan kursi dst. Tiap bulan
sekali untuk saling mengingatkan
Gereja Kumetiran menyetorkan dana ke
pelaksanaan kegiatan dan program, dan
Keuskupan Agung semarang sekitar 18
pada akhir tahun dilaksanakan rapat
juta.
pleno, untuk mendengarkan laporan
keuangan dan melakukan evaluasi
pelaksanaan kegiatan dan program.
Kegiatan Gereja
Seperti halnya di Gereja Jetis, selama
ini sumber dana paroki berasal dari Gereja Kumetiran dipimpin oleh 1
persembahan sukarela umat berupa iuran orang Romo Kepala Rm. Fl. Hartosubono,
tiap kepala keluarga, di mana jumlahnya Pr. dan dibantu oleh Romo Pembantu.
tidak tidak ditentukan. Kemudian dari Paroki Kumetiran terdiri dari 13 wilayah
Kolekte umat dua kali setiap kali perayaan dan 59 lingkungan. Total umat di Paroki
Ekaristi, berasal dari sumbangan bebas menurut sensus 2010 sebanyak 8.284
dari umat, sumbangan terima kasih orang. Perayaan Ekaristi yang hadir tiap
dari umat atas pelayanan administrasi. Minggu diperkirakan 3.200 orang dengan
Dan bantuan lainnya dari Kemenag umat yang berasal dari berbagai etnis,
Kota Yogyakarta berupa hibah wireless, namun yang paling banyak adalah etnis
kegiatan peningkatan SDM dalam bentuk Jawa dan China. Untuk menjangkau
semua umat, maka dibuat kebijakan
HARMONI Januari - April 2016
Program Gereja St. Albertus Agung Jetis dan Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Tercela Kumetiran di Kota... 163

perayaan Misa/Ekaristi secara rutin, dua j. Tanggal 29 Mei : Hari Raya


kali sebulan ditiap lingkungan. Wilayah Kenaikan Tuhan
dan lingkungan ini dibagi menjadi tiga
rayon, dan tiap rayon dilayani secara k. Tanggal 8 Juni : Hari Raya
tetap oleh satu orang romo. Pentakosta (Hari turunnya Roh
Kudus)
Sarana dan prasarana yang dimiliki
paroki sebagai tempat pembinaan umat, l. Tanggal 15 Juni : Hari Raya
ada 1 kantor sekretariat, gedung gereja, Tritunggal Mahakudus
2 aula paroki, 2 gudang, 1 tempat parkir, m. Tanggal 22 Juni : Hari Raya Tubuh
4 ruang belajar keagamaan dan TK dan Darah Kristus
Indriasari yang dikelola oleh ibu-ibu
paroki. Untuk mengelola paroki ada 97 n. Tanggal 24 Juni : Hari Raya
pengurus dan 87 pembimbing agama. Kelahiran Yohanes Pembaptis

Dalam pelayanan ibadat rutin, o. Tanggal 27 Juni : Hari Raya Hati


gereja Kumetiran menyelenggara­ Yesus Yang Mahakudus
kan kegiatan ibadat dari hari Senin s.d.
p. Tanggal 29 Juni : Hari Raya Santo
Sabtu mulai jam 05.30-06.00 wib. Pada
Petrus dan Santo Paulus Rasul
hari Sabtu jam 18.00-19.30 wib dan pada
hari Minggu jam 06.00-07.30 wib, 08.00- q. Tanggal 10 Agustus : Hari Raya
09.30 wib, dan 17.00-18.30 wib. Untuk Santa Perawan Maria Diangkat ke
peringatan hari besar keagamaan dapat Surga
diketahui seperti data di bawah ini:
r. Tanggal 17 Agustus : Hari Raya
a. Tanggal 1 Januari : Hari Raya Santa Kemerdekaan RI
Maria Bunda Allah
s. Tgl 1 November : Hari Raya Semua
b. Tanggal 5 Januari : Hari Raya Orang Kudus
Penampakan Tuhan
t. Tgl 2 November : Peringatan Mulia
c. Tanggal 5 Maret : Hari Rabu Abu Arwah Semua orang Beriman
(permulaan masa Puasa Katolik)
u. Tgl 23 November : HariRaya Yesus
d. Tanggal25 Maret : Hari Raya Kabar Kristus Raja Semesta Alam
Sukacita
v. Tgl 8 Desember : Hari Raya Santa
e. Tanggal 13 April
: Hari Minggu Perawan Maria Dikandung tanpa
Palma (peringatan kisah Yesus noda
mema­suki Kota Yerusalem sebelum
penyaliban) w. Tgl 25 Desember : Hari Raya Natal

f. Tanggal 17 April : Kamis Putih Selain ibadat rutin, ada juga


(peringatan perjamuan malam pembinaan keagamaan bagi anak-anak,
terakhir Yesus sebelum wafatNya) Pembinaan Iman Anak (PIA), Pembinaan
Keagamaan Remaja (PIR), dan pembinaan
g. Tanggal 18 April : Jumat Agung untuk orang tua dengan berbagai
(wafatnya Yesus/Isa Almasih) aktivitas, di antaranya: Wara Semedi,
Legio Maria, Komunitas Tritunggal Maha
h. Tanggal 19 April : Sabtu Suci (sehari
Kudus, Kelompok Doa Kerahiman Ilahi,
sebelum kebangkitan Yesus)
Kelompok Doa Kharismatik, Sekolah
i. Tanggal 20 April : Hari Raya Evangelisasi, Sekolah Ketua Lingkungan,
Kebangkitan Yesus Kristus Pendalaman Kitab Suci, dan Mitagorgi.

Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 15 No. 1


164 Agus Mulyono

Untuk kegiatan sosial diadakan Para pembimbing keagamaan selalu


Klinik Kesehatan, Pangrukti Laya, Dana siap memberikan pelayanan kepada umat
Kesehatan dan Pralenan. Klinik kesehatan ketika dibutuhkan.
digunakan oleh jemaat dan warga sekitar
yang membutuhkan. Selain kegiatan
sosial, Gereja Kumetiran juga mempunyai Faktor penghambat
kegiatan pemberdayaan yang namanya
pemberdayaan ekonomi dengan Dana Sarana parkir baik untuk mobil
Papa Miskin. Pada dasarnya, untuk maupun motor, yang kapasitasnya
pelayanan ke jemaat para pembimbing terbatas sehingga seringkali ketika
keagamaan siap melayani, dengan ada acara keagamaan, kendaraan para
pelayanan yang murah namun tidak jemaat sampai ke bibir jalan raya dan
murahan. Dan pada kenyataannya umat dikhawatirkan mengganggu jalan umum.
memang senang dilayani.
Masih ada sedikit “benturan
Selama ini gereja Kumetiran budaya” antara etnis Jawa dan Cina,
memiliki gerak dinamika yang baik, hal tersebut terjadi baik ketika dalam
kesatuan umat terjaga, kedalaman iman kepengurusan dan pelaksanaan perayaan
terpelihara, komunitas antar umat, hari-hari besar kegamaan.
pengurus, Dewan Paroki, dan pastor
paroki berjalan baik. Hal yang seperti
ini jelas memberi gambaran paroki yang Penutup
gembira dan hidup. Kehidupan vital
paroki ini memberi agambaran yang jelas. Simpulan
Pewartaan berjalan dengan baik dengan Pengelolaan rumah ibadat Gereja
dampak positif tambahnya baptisan baru, Jetis dan Gereja Kumetiran dalam
Komuni Pertama dan Krisma. Liturgi di memberikan pelayanan di bidang
Paroki Kumetiran ini juga berkembang keagamaan dan pemberdayaan umat
dengan baik. Kehidupan devosi di paroki beragama digariskan secara hirarkis mulai
ini subur, terlebih dengan dibangunnya dari Uskup (Keuskupan), diturunkan
kapel Adorasi Sakramen Maha Kudus, lagi kepada Kevikepan (perwakilan
sehingga umat mendapat kesempatan uskup dengan wilayah tertentu),
untuk berdoa, berdevosi. Kelompok- kemudian dilaksanakan dalam paroki
kelompok doa, paguyuban-paguyuban oleh pastor paroki beserta jajarannya.
umat (a.l. Paguyuban Tiranus) berjalan Pola ini merupakan kekhasan Katolik,
baik. Kelompok koor, pemazmur, Lektor, dan pola organisasinya sama untuk
Misdinar cukup baik. (B. Saryanto, Pr.) Paroki-Paroki. Perbedaannya, berjalan
tidaknya organisasi Paroki tergantung
kepemimpinan dan kreativitas Pastor
Faktor Pendukung dan Penghambat Paroki.
Faktor pendukung Pemberdayaan ekonomi umat untuk
kedua gereja di atas tidak begitu kelihatan.
Gereja Kumetiran mempunyai
Adapun upaya yang telah dilakukan
dana yang cukup yang disebut juga
adalah untuk membantu ekonomi umat
dengan Paroki yang mandiri yang tidak
yang kurang mampu, seperti sebagai
memperoleh subsidi, sehingga justru
modal usaha. Pemberdayaan ekonomi
dapat menyetorkan sebagian dananya ke
umat pada umumnya bersifat karitatif,
keuskupan Agung Semarang sampai 18
bantuan bagi umat yang kurang mampu.
juta.
Umat yang kurang mampu dibantu

HARMONI Januari - April 2016


Program Gereja St. Albertus Agung Jetis dan Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Tercela Kumetiran di Kota... 165

berupa dana membiayan uang sekolah dalam pembangunan iman umat paroki
atau uang sosial bagi yang sakit atau tanpa gaji atau honor. Sedangkan faktor
berduka. penghambatnya adalah kurangnya
disiplin umat pada pelaksanaan perayaan
Kesadaran umat cukup tinggi dalam Ekaristi: datang terlambat, pulang lebih
memberikan persembahan sukarela (iuran cepat, main HP saat ibadat, ada yang
bulanan) yang dikelola untuk memberi berpakaian tidak pantas dan berisik saat
penghidupan yang layak bagi para ibadat.
uskup/imam, pelaksanaan karya-karya
pembinaan iman umat dan pelaksanaan
karya amal kasih terutama bagi mereka
yang berkekurangan. Adapun bantuan Rekomendasi
yang diterima oleh Santo Albertus Jetis Segenap komponen yang
Yogyakarta dan paroki Santa Perawan berpengaruh pada masyarakat Katolik
Maria Tak Bercela adalah berupa hibah agar lebih mengintensifkan internalisasi
barang/peralatan seperti sarana wireless/ ajaran berderma kepada seluruh lapisan
sound system, dan bantuan sejumlah dana masyarakat Katolik, sehingga mereka
untuk kegiatan pembinaan orang muda dapat meningkatkan pengamalan apa
Katolik. Pada awal tahun Dewan Paroki yang ditetapkan dalam ajaran agama
Pleno merencanakan program pelayanan dan dapat meningkatkan pemberian
pastoral paroki, masukan umat, kondisi bantuan kepada masyarakat yang tidak
paroki dan pelayanan berdasarkan data mampu baik yang karitatif maupun
terkini. Dan pada akhir tahun Dewan pemberdayaan.
Paroki Pleno melakukan evaluasi dan
refleksi pelayanan pastoral atas semua Perlu pembinaan umat secara rutin
program dan kegiatan dalam setahun dan berkelanjutan melalui kunjungan
ke lingkungan-lingkungan secara rutin
Faktor pendukung diantaranya ketika Perayaan Ekaristi, maupun pada
adanya kesadaran untuk terlibat dalam saat-saat dibutuhkan jemaat.
melayani umat dan menyumbangkan
tenaga, dana dan waktu untuk terlibat ***

Bahan Pustaka

Alisjahbana S.Takdir. Perkembangan Sejarah Kebudayaan Indonesia: Dilihat  dari


Jurusan Nilai-Nilai, Jakarta: PT. Dian Rakyat. 1982.
Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta dalam Angka Tahun 2012
Bagus Lorens. Kamus Filsafat, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996.
Bdk. Dokumen Konsili Vatikan II
Bdk. Hukum Gereja Katolik, KHK.
http://romojost.blogspot.com/2013/02/ybmangunwijaya.html
http://www.jogjajavacarnival.com/sejarah-kota-jogja-2/
Hubb J.W.M. Boelaars, OFM Cap. Indonesianisasi, Dari Gereja Katolik di Indonesia
menjadi Gereja Katolik Indonesia, Kanisius 2005
Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. 15 No. 1
166 Agus Mulyono

Mardiatmaja P.B.S & Weinata Sairin (Pengulas dan Editor). 50 Mutiara Pemikiran 
Pendidikan Kristiani Untuk Bangsa, Jakarta: Ayub.
Modouw J, Pendidikan dan Peradaban Papua: Suatu Tinjauan Kritis  Transformatif,
Yogyakarta: Bajawa Press, 2013.
Pertemuan Konsultasi Antara Pimpinan Gereja dan Tokoh Katolik se-Tanah Papua 
Tahun 2007. Kesepakatan Timika, Yogyakarta: Kanisius, 2007.
Soekanto Soerjono, Kamus Sosiologi, Cet. Ke-3, Jakarta: PT. Raja Grafindo  Persada, 1993.

HARMONI Januari - April 2016

Anda mungkin juga menyukai