Anda di halaman 1dari 14

JURNAL TEOLOGI, Volume 05, Nomor 01, Mei 2016: 27-40

KARYA KERASULAN PAROKI

DI DALAM SERIKAT YESUS

Devianto Fajar

Abstract:

The Society of Jesus was founded to save souls. Concretely , it is manifested to


strive especially for the defense and propagation of the faith and for the progress
of souls in Christian life and doctrine, by means of public preaching, lectures, and
any other forms of ministry of the Word of God, and further by means of giving
the Spiritual Exercises, teaching Christianity to the simple persons and giving the
spiritual consolation to the faithful by hearing confessions and administering the
other sacraments.Parish ministry in the Society of Jesus that provides services in
accordance with the goal of the Societyhas been quite forgotten. Recent
awareness of its apostolic significance, the parish ministryhas regained its role in
the Jesuit ministries of today.
Kata-kata Kunci:

Formula Institusi, Paroki, Kongregasi Jenderal, Ignatius, Provinsial, Penyelamatan


jiwa-jiwa.

PENDAHULUAN Serikat Yesus memberikan perhatian pada


karya kerasulan paroki secara lebih serius.
Yesuit dan Paroki? Mungkin banyak
Metode di dalam tulisan ini menggunakan
orang akan bertanya-tanya apakah paroki
metode studi pustaka dan tujuan tulisan ini
adalah karya Serikat Yesus? Bukankah
adalah memberikan gambaran akan karya
karya Serikat adalah karya pendidikan,
kerasulan paroki Serikat Yesus dan mem-
universitas maupun kolese-kolese? Sejauh
berikat rekomendasi bagi Serikat Yesus
mana karya kerasulan paroki menjadi
Provinsi Indonesia.
bagian dari karya kerasulan Serikat Yesus?
Pertanyaan-pertanyaan di atas kerap dita-
KARYA KERASULAN PAROKI
nyakan oleh kaum awam dan juga para
SEBAGAI KARYA KERASULAN
Yesuit sendiri. Tidak hanya itu, karya
SERIKAT?
kerasulan paroki kerap dipandang sebagai
kelas dua di dalam Serikat Yesus. Pokok Pertama-tama dapat dipahami bahwa
permasalahan yang hendak dibahas di kebanyakan Yesuit melihat bahwa paroki
dalam tulisan ini adalah karya kerasulan bukan merupakan karya di dalam tradisi
paroki adalah karya yang sejalan dengan Serikat Yesus. Mungkin hal inilah yang
misi dan visi Serikat Yesus dan hendaknya membuat banyak orang beranggapan bahwa

27
Karya Kerasulan Paroki di Dalam Serikat Yesus (Devianto Fajar)

karya paroki bukan karya kerasulan Serikat. ekaristi dan pelayanan sakramen-sakramen.
Ignatius mempunyai empat alasan mengapa Kedua, pada kenyataanya para Yesuit tidak
Yesuit tidak boleh ambil bagian dalam karya mengabaikan pelayanan sakramen, teruta-
kerasulan Paroki. Pertama, karya kerasulan ma ekaristi dan rekonsiliasi (tobat) hanya
paroki bertentangan dengan misi Ignatius. saja para Yesuit tidak dapat memberikan
Hal ini terkait dengan mobilitas seorang pelayanan-pelayanan sakramen secara rutin
Yesuit. Bagi Ignatius, seorang Yesuit harus karena mereka tidak berkarya di paroki. Hal
siap diutus kemana pun dan kapan pun. inilah justru membuat pelayanan sakramen
Ketika seorang Yesuit merasul di paroki yang diberikan jauh dari segala rutinitas
maka ia tidak dapat diutus ke mana pun dan formalitas atau para Yesuit bisa mem-
sebab ia harus tinggal di paroki selama sisa berikan pelayanan yang magis yang tidak
hidupnya. hanya terpaku pada pelayanan sakramen.
Ini yang dimaksudkan Ignatius bertentang-
Kedua, karya kerasulan paroki berten-
an dengan semangat magis yang dihidupi
tangan dengan semangat kemiskinan yang
oleh seorang Yesuit.
dihayati oleh Ignatius. Seorang imam yang
mendapat tugas di paroki maka ia diizinkan
MENGGALI SEMANGAT
mengelola secara pribadi harta benda
BERPASTORAL DARI IGNATIUS,
paroki seperti uang, rumah, dan tanah. Hal
ini bertentangan dengan semangat kemis-
LATIHAN ROHANI, DAN FORMULA
kinan yang dimaksudkan Ignatius di mana INSTITUSI1
Allah sendirilah satu-satunya yang dapat Karya kerasulan paroki di dalam Serikat
menjamin hidup seorang Yesuit. Selain itu Yesus bukanlah hal yang baru. Karya
dengan semangat kemiskinan maka seorang kerasulan paroki pada zaman Ignatius tidak
Yesuit akan lebih siap untuk diutus ke seperti saat ini di mana seorang Yesuit
berbagai tempat. berkarya di sebuah paroki dengan melaku-
Ketiga, karya kerasulan paroki berten- kan tugas-tugas pengembalaan. Karya kera-
tangan dengan pelayanan apostolis bagi sulan paroki yang dihidupi Ignatius adalah
mereka yang tidak terlayani. Ignatius penyelamatan jiwa-jiwa. Penyelamatan jiwa-
melihat bahwa umat di paroki sudah jiwa yang dihidupi Ignatius adalah berkot-
memiliki seseorang imam untuk memberi- bah, memberikan bimbingan rohani, me-
kan pelayanan kepada mereka. Selain itu, nolong sesama yang membutuhkan, mem-
struktur pastoral sudah begitu terstruktur berikan pengajaran. Bahkan, keputusan
dengan baik di mana paus bekerja sama Ignatius untuk belajar filsafat, teologi, dan
dengan uskup dan pastor paroki. Ignatius tahbisan imamat adalah agar dirinya bisa
ingin memberikan pelayanan-pelayanan membantu semakin maksimal di dalam
bagi mereka yang belum dilayani atau usahanya untuk menyelamatan jiwa-jiwa,
belum dilayani secara maksimal. seperti pelayanan sakramen, pengajaran,
memberikan bimbingan rohani, berkotbah.
Keempat, karya kerasulan paroki juga
bertentangan dengan semangat magis Penyelamatan jiwa-jiwa di dalam
(melakukan hal-hal biasa dengan luar Latihan Rohani2 adalah untuk membantu
biasa). Konsili Trente tahun 1547 mene- seseorang untuk dapat memperbaiki diri,
kankan kepada para imam yang berkarya di membangun hidup di dalam Kristus, mem-
paroki untuk tetap menjaga imannya buat pilihan-pilihan hidup yang lebih
melalui perayaan liturgi dan pelayanan memuliakan Allah.
sakramen-sakramen. Apa yang ditekankan Di dalam Formula Institusi, gagasan
oleh Konsili Trente bertentangan dengan mengenai penyelamatan jiwa-jiwa ditegas-
cara hidup seorang Yesuit. Pertama, bagi kan dalam bentuk yang semakin konkrit.
seorang Yesuit iman dirawat tidak hanya Dikatakan bahwa tujuan Serikat Yesus
melalui perayaan ekaristi dan juga pelaya- didirikan adalah untuk “membela dan
nan sakramen-sakramen tetapi melalui mewartakan iman, serta memajukan jiwa-
Latihan Rohani. Pengalaman Latihan Ro- jiwa dalam kehidupan serta ajaran Kristiani,
hani inilah yang mengalir dalam perayaan melalui khotbah-khotbah, pelajaran dan

28
JURNAL TEOLOGI, Volume 05, Nomor 01, Mei 2016: 27-40

segala bentuk pelayanan Sabda Allah yang Serikat. Pertama, penolakan karya kerasul-
lain, serta memberikan Latihan Rohani, an paroki terkait dengan kemiskinan. Ke-
mengajar agama Kristiani kepada anak-anak dua, karya kerasulan paroki tidak sesuai
dan orang-orang sederhana, serta memberi- dengan Konstitusi. KJ 27 pada tahun 1923
kan penghiburan rohani kepada umat secara tegas melarang para Yesuit untuk
beriman dengan mendengarkan pengakuan menerima karya kerasulan paroki. Secara
dan melayani sakramen-sakramen lainnya. lebih tegas lagi dikatakan bahwa dispensasi
Lagi pula, Serikat mau menawarkan jasanya atas penerimaan karya kerasulan paroki
dalam mendamaikan orang yang berselisih pun tidak akan diberikan. Kewenangan un-
dan membantu serta melayani penuh cinta tuk memberikan dispensasi ada pada kuasa
mereka yang berada di dalam penjara, atau Pater Jenderal. Walaupun karya kerasulan
di rumah sakit, dan melakukan karya amal paroki dilarang oleh Serikat kepada ang-
kasih lainnya yang sekiranya akan menam- gotanya, karya tersebut juga patut untuk
bah kemuliaan Tuhan” dipuji.
Penyelamatan jiwa-jiwa di dalam For- KJ 31 menjadi titik balik Serikat Yesus
mula Institusi digambarkan menjadi dua di dalam menanggapi karya kerasulan
kategori. Kategori yang pertama adalah paroki. KJ 31 mengingatkan kembali akan
pelayanan iman. Pelayanan iman secara tugas dan perutusannya kepada semua
khusus diwujudkan di dalam pelayanan anggotanya, “dalam keadaan Gereja dewasa
sabda. Pelayanan sabda yang dimaksudkan ini, karya atau lembaga di bidang patoral,
di dalam Formula Institusi tidak hanya yang timbul demi kemuliaan Tuhan dan
terbatas pada kotbah melainkan terkait agar kita lebih tegas mengabdi pada kesela-
dengan pelayanan sakramen, pelayanan matan jiwa-jiwa sesuai dengan semangat
kasih, pengajaran, dan pelayanan sakramen panggilan kita, hendaknya supaya diperba-
tobat atau rekonsiliasi. Kategori yang kedua harui dan didukung, dengan syarat ialah;
adalah pelayanan kasih, seperti mendamai- bahwa karya ini masih sejalan dengan tuju-
kan orang yang berselisih dan membantu an yang dimaksudkan dan disetujui oleh
serta melayani penuh cinta mereka yang Hirarki”. Keselamatan jiwa-jiwa demi ke-
berada di dalam penjara, atau di rumah muliaan Tuhan di dalam bidang pastoral
sakit, dan melakukan karya amal kasih mendapat penekanan di dalam KJ ini.
lainnya. Dekret 27 nomor 1 paragraf 1 memberikan
angin segar bagi karya pastoral, termasuk di
KONGREGASI JENDERAL3 DAN dalamnya karya kerasulan paroki.
SURAT PATER JENDREAL PEDRO
Dekret 27 nomor 1 paragraf 2
ARRUPE memberikan penekanan yang berbeda,
Formula Institusi menuliskan bahwa “tetapi yang tidak dapat disesuaikan lagi,
tujuan Serikat didirikan adalah untuk dengan mengindahkan pertimbangan para
peyelamatan jiwa-jiwa. Karya kerasulan uskup dan kaum awam yang bertanggung
paroki tidak lain untuk penyelamatan jiwa- jawab, supaya dihentikan. Hendaknya kita
jiwa. Akan tetapi, karya kerasulan paroki tekun mencari bentuk-bentuk lembaga
merupakan karya yang dihindari oleh pastoral baru, –menurut tradisi dan se-
Serikat. Di dalam Kongergasi Jenderal (KJ) mangat Serikat– untuk menghadapi soal-
24 pada tahun 1892 dikatakan bahwa soal gawat pada masa ini; sebab ajaran
sesegera mungkin karya kerasulan paroki Konsili Vatikan II mengenai kerasulan pas-
ditinggalkan. KJ 30 pada tahun 1957 toral tidak memaksakan keseragaman,
menegaskan bahwa postulata yang diajukan tetapi menganjurkan kemacamragaman
terkait dengan karya paroki ditolak bahkan dalam kesatuan yang harmonis di dalam
untuk dibicarakan sekalipun. Di dalam KJ semua usaha pastoral, sesuai dengan
30, karya kerasulan paroki hanya sedikit berbagai macam (rahmat khusus) karisma”.
disinggung. Pembicaraan mengenai karya
Melihat paragraf 2, ada hal yang sangat
kerasulan paroki lebih pada pembicaran
bertolak belakang. Pada paragraf 1, KJ 31
mengapa karya kerasulan paroki tidak
ingin memberikan tempat di dalam karya
diterima menjadi bagian karya kerasulan

29
Karya Kerasulan Paroki di Dalam Serikat Yesus (Devianto Fajar)

pastoral sejauh itu membawa pada penyela- KJ 32 tidak secara langsung menying-
matan jiwa-jiwa dalam bentuk yang bera- gung mengenai karya kerasulan paroki.
gam seperti berkotbah, memberikan pela- Tetapi, karya kerasulan paroki di dalam KJ
yanan sakramental, mengajar, dan lain-lain, 32 dapat dilihat dari, pertama, menyadari
untuk lebih besar-Nya kemuliaan Tuhan. tugas perutusan Yesuit adalah ikut serta
Sedangkan pada paragraf 2, Serikat tidak dalam tugas perutusan Gereja, pewartaan
sepenuhnya mendukung karya pastoral. Di Kabar Gembira. Kedua, KJ 32 mengingat-
satu sisi, Serikat memang memberikan kan akan tugas perutusan Yesuit di dalam
keleluasaan untuk karya pastoral dengan pelayanan iman sebagai imam. Ketiga, pe-
berbagai bentuk karya yang menuntut krea- rutusan yang dirumuskan KJ 32 dekret 4
tifitas, karya yang tidak perlu perlu seragam nomor 17 lebih mengarakan pada tugas-
bagi seorang Yesuit. Tetapi, di sisi lain, tugas pastoral yang kebanyakan dilakukan
karya yang seragam yang mungkin banyak oleh seorang Yesuit yang berkarya di paroki.
dilakukan oleh orang lain, seperti karya Walaupun karya kerasulan paroki tidak
paroki misalnya, bisa dipertimbangkan dijelaskan secara lebih terperinci oleh KJ
apakah bisa diterima atau tidak. 32, KJ 32 mendukung karya kerasulan
paroki.
Dekret 27 nomor 9 dan 10 secara lebih
detail membicarakan mengenai karya kera- Sekitar tahun 1979, Pater Jenderal
sulan paroki. KJ 31 mencoba untuk me- Pedro Arrupe menuliskan sebuah surat ke-
nanggapi kehendak Gereja dengan ikut pada seluruh anggota Serikat terkait deng-
membantu karya pastoral, termasuk karya an pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
kerasulan paroki. KJ 31 menyadari bahwa kepada beliau mengenai karya kerasulan
bentuk kerasulan, termasuk karya kera- paroki. Surat ini pertama-tama bukan me-
sulan paroki, yang mengutamakan penyela- rupakan petunjuk-petunjuk yang harus
matan jiwa-jiwa tidak bertentangan dengan ditaati oleh seluruh anggota Serikat. Surat
Konstitusi. KJ 31 memberikan pencerahan ini berisi sebuah refleksi Pater Jendral
kepada Serikat bahwa karya kerasulan sendiri dengan beberapa penasihatnya
paroki menjadi bagian dari karya kerasulan terkait dengan karya kerasulan paroki yang
Serikat Yesuit dan hal ini tidak berten- menjadi bagian dari kompleksitas dan
tangan dengan Konstitusi. keberagaman karya pelayanan Serikat.
Kendati KJ 31 membuka pintu bagi KJ 31 memberikan sebuah peluang bagi
karya kerasulan paroki, hal mengenai karya kerasulan paroki di dalam Serikat
penerimaan sebuah paroki tetap diserahkan Yesus. Pada awalnya karya paroki tidak
kepada Pater Jenderal. Di satu pihak Seri- dilihat sebagai hal yang sesuai dengan
kat Yesus ingin menerima karya kerasulan mobilitas dan kesiapsediaan (availability).
tetapi di lain pihak belum sepenuhnya Saat ini pintu terbuka bagi karya kerasulan
menerima karya kerasulan paroki. paroki walaupun pintu tersebut tidak
sepenuhnya terbuka. Maksudnya, keputus-
KJ 32 sekali lagi menegaskan akan tugas
an untuk menerima sebuah paroki hendak-
perutusan Yesuit yaitu ikut serta di dalam
nya dilakukan sebuah penegasan bersama
tugas perutusan Gereja sendiri, yaitu me-
dengan Provinsial dan Pater Jendral.
wartakan kepada semua insan kabar Gem-
bira keselamatan dan menegaskan kembali Setelah Serikat menerima tanggung-
akan maksud Serikat Yesus didirikan. jawab untuk mengelolah paroki, sangatlah
penting bahwa karya kerasulan paroki harus
Pelayanan iman di dalam tugas peru-
diintegrasikan dengan seluruh program
tusan Yesuit sebagai imam adalah mem-
apostolis Serikat. Pater Jenderal pun mene-
bantu agar manusia lebih terbuka kepada
gaskan bahwa paroki yang sudah Serikat
Allah dan rela hidup sesuai dengan tuntu-
terima atau layani bukanlah sebuah karya
tan Injil di mana setiap manusia diharap-
yang permanen. Dalam situasi tertentu
kan memiliki hati kepada sesamanya. Hal
Serikat harus siap melepaskan karya kera-
ini tidak dapat dicapai hanya dengan
sulan paroki yang dilayani, seperti, pertama,
kekuatan manusiawi belaka tetapi merupa-
ketika kebutuhan-kebutuhan apostolis baru
kan kekuatan belas kasih Allah.

30
JURNAL TEOLOGI, Volume 05, Nomor 01, Mei 2016: 27-40

muncul maka dimungkinkan bagi Serikat tempat. Yang tidak kalah pentingnya yaitu
untuk mengundurkan dari karya paroki, diadakannya evaluasi atau peninjauan
khususnya paroki-paroki yang sudah secara terus menerus atas apa yang dibuat
berkembang dengan baik. Kedua, paroki- di dalam ‘eksperimental pastoral’ Kedua,
paroki yang sudah berkembang dengan baik seorang Yesuit hendaknya membawa se-
harus diserahkan kepada klerus diosis. mangat misioner kepada paroki. Paroki
Yesuit diajak untuk tidak sibuk dengan
Dalam beberapa bagian dari dunia,
dirinya sendiri tetapi juga terbuka akan
karya kerasulan paroki merupakan satu-
kebutuhan-kebutuhan seluruh umat manu-
satunya bentuk keterlibatan Serikat dalam
sia. Ketiga, paroki Yesuit hendaknya me-
kerasulan spiritualitas Keuskupan. Akibat-
ngembangkan kerasulan kaum awam.
nya, para Yesuit yang bekerja di paroki-
Peran serta awam di dalam hidup mengge-
paroki memiliki keterikatan untuk dengan
reja sangatlah penting sebab tanpa kehadir-
setia mengikuti arahan-arahan uskup se-
an mereka kerasulan pastor paroki tidak
tempat.
berarti. Seperti halnya seorang religius,
Serikat menyadari bahwa karya kerasul- awampun merupakan panggilan yang
an paroki merupakan karya kerasulan yang mulia. Oleh karena itu, seorang Yesuit yang
penting dan berharga di zaman ini. Serikat berkarya di paroki perlu membantu kaum
melihat paroki sebagai tempat di mana awam untuk memahami panggilannya dan
dimungkinkan bagi seorang Yesuit untuk membangun dialog untuk membuka ke-
memberikan pelayanan-pelayanan yang mungkinan-kemungkinan akan luasnya ke-
lebih luas. Pertama-tama, paroki jangan beragaman karya kerasulam paroki yang
dipandang semata-mata sebagai sebuah dapat mereka kembangkan.
tempat di mana sakramen-sakramen diberi-
Serikat menyadari bahwa paroki
kan. Paroki “hendaknya menjadi sebuah
merupakan ‘medan’ kerasulan yang luas
pusat di mana Sabda Allah diwartakan dan
dan menantang. Oleh karenanya, Pater
memberikan inspirasi untuk pencarian
Jenderal di dalam suratnya merumuskan
yang mendalam; menjadi pusat di mana
kriteria-kriteria ataupun kemampuan-ke-
terdapat keterbukaan terhadap permasa-
mampuan yang harus dimiliki oleh seorang
lahan-permasalahan lokal yang menyangkut
Yesuit yang hendak berkarya di paroki.
di bidang sosial, ekonomi dan budaya”.
Mereka yang akan berkarya di paroki
Paroki hendaknya juga mempunyai kepriha-
hendaknya “orang-orang yang memiliki
tinan pada “kaum miskin, para pekerja,
berbagai macam kelebihan; memiliki
mereka yang terpinggirkan, orang-orang
semangat apostolis yang berkobar, kreati-
yang tidak beriman dan semua orang yang
vitas sejati, kemampuan berelasi secara
menjauhkan diri dari Gereja”.
manusiawi yang penuh kehangatan, serta
Para Yesuit yang berkarya di paroki kemampuan khusus berorganisasi”. Jikalau
dituntut untuk, pertama, kreatif di dalam provinsial tidak menemukan orang yang
melihat peluang-peluang pastoral. Setiap semacam itu maka provinsial hendaknya
paroki yang dilayani oleh seorang Yesuit tidak menerima karya kerasulan paroki.
tentunya memiliki keberagaman potensi- Tetapi bagi provinsi yang sudah menerima
potensi yang ada. Paroki yang satu dengan karya kerasulan paroki, “provinsial harus
yang lain memiliki kekhasannya masing- mempersiapkan dan melatih anggota-
masing. Oleh karena itu, potensi-potensi anggota muda untuk melaksanakan karya
yang ada di masing-masing paroki hendak- ini, seperti halnya menyiapkan para
nya dikembangkan secara maksimal, seperti anggotanya untuk karya-karya lain”. Para
halnya penyediaan kepemimpinan spiritual Yesuit yang akan berkarya hendaknya
kepada jenis-jenis kelompok baru, seperti dipersiapkan sejak masa-masa formasi awal.
‘kelompok basis’, ataupun kelompok-kelom- Selain itu, “Provinsial juga dapat menye-
pok yang memiliki kesamaan profesi, pe- diakan formatio berkelanjutan (ongoing
layanan pastoral, dll. Kreativitas perlu di- formation) bagi mereka yang bekerja di
kembangkan tetapi tetap memelihara kese- paroki-paroki sehingga mereka tahu bagai-
pakatan yang harmonis dengan uskup se-

31
Karya Kerasulan Paroki di Dalam Serikat Yesus (Devianto Fajar)

mana mempergunakan cara-cara dan pen- KJ 33 mengingatkan kembali kepada


dekatan-pendekatan pastoral yang terbaik”. pada anggotanya mengenai identitas seo-
rang Yesuit, pribadi yang siap untuk diutus.
Pater Jenderal pun memberikan
KJ 33 menengaskan kembali apa yang
perhatian kepada para Yesuit yang sudah
dirumuskan oleh KJ 32 mengenai peru-
tidak berkarya karena usia (pensiun) untuk
tusan yaitu “berjuang di bawah panji salib
kemungkinan berkarya kembali. Kemung-
besar jaman kita sekarang, terutama per-
kinan pertama adalah bagi para Yesuit yang
juangan iman, keadilan yang termasuk di
karena usia sudah tidak berkarya (pensiun)
dalamnya”.
tetapi memiliki kondisi kesehatan baik dan
ada keinginan untuk melayani Gereja maka Perutusan di dalam Serikat Yesuit ber-
dimungkinkan bagi Yesuit tersebut berkarya arti ketaatan, taat kepada Bapa Suci untuk
di paroki yang sudah dipercayakan kepada melayani Gereja di mana Serikat dibutuh-
Serikat. Kemungkinan yang lain adalah kan untuk membantu. Bapa Suci Yohanes
dimungkinkan bagi para Yesuit yang sudah Paulus II yang mewakili Gereja tetap meng-
memasuki “usia ketiga” untuk membantu harapkan agar para Yesuit dapat mem-
pastor paroki berdasarkan keterlibatan bendung ateisme, membantu di dalam
pribadi para Yesuit di paroki non-Yesuit usaha-usaha pembaharuan Gereja, penye-
ataupun karya pastoral lain seperti menjadi suaian dalam kerasulan yang tradisional
pastor dalam pelayanan khusus (chaplains), dengan konteks jaman, menjalin relasi yang
khususnya di rumah sakit dan penjara. baik di dalam hubungan agama-agama lain,
inkulturasi, dan penegakkan keadilan”.
Pater Jenderal pun memberikan sedikit
catatan bagi para Yesuit yang hendak Melihat ajakan Bapa Suci, KJ 33
berkarya di paroki non-Yesuit. Pertama, merumuskan “ tugas perutusan kita …
Pater Jenderal menegaskan agar para Yesuit karya-karya tradisional mendapat bobot
yang berkarya di paroki non-Yesuit karena baru, meski memerlukan cara-cara baru
keterlibatan pribadi hendaknya tidak mem- sesuai dengan perubahan situasi. Pelayan-
buat kesepakatan berkaitan dengan paroki an-pelayanan pokok seperti berkotbah,
atau lembaga pelayanan tersebut. Kedua, pelayanan sakramen, membimbing Latihan
walaupun para Yesuit tidak berkarya di Rohani, mengajar, mendidik calon imam,
dalam paroki atau lembaga non-Yesuit, para memberi pelajaran agama, mewartakan Injil
Yesuit diharapakan berkarya dengan sung- kepada bangsa yang belum mendengar
guh-sungguh dan karya tersebut tidak dapat sabda Kristus, membentuk umat basis,
dipisahkan dari karya Serikat. Ketiga, para semua itu bertujuan untuk menguatkan
Provinsial hendaknya memberikan perha- iman yang memenuhi keadilan (faith that
tian khusus kepada para Yesuit yang ber- does justice)”.
karya sendirian di paroki-paroki non-Yesuit.
Di dalam KJ 33, karya kerasulan paroki
Hal ini dapat dilakukan dengan cara meng-
tidak disebutkan secara spesifik. Tetapi,
interasikan Yesuit tersebut dengan komu-
perumusan tugas perutusan KJ 33 lebih
nitas “ad dispersionem” dengan seorang
mengarahkan pada karya pastoral paroki,
superior yang akan memperhatikannya agar
seperti kotbah, pelayanan sakramen, mem-
hidupnya sebagai seorang Yesuit tidak
bimbing Latihan Rohani, mengajar, mendi-
diabaikan, hidup komunitas, hidup rohani-
dik calon imam, memberi pelajaran agama,
nya, kesehatan, dan kebutuhan-kebutuhan
mewartakan Injil, membentuk umat basis,
lainnya. Selain itu di negara-negara terten-
penegakan keadilan. Dengan demikian KJ
tu, terdapat para Yesuit yang hidup sendiri-
33 mulai terbuka dengan karya kerasulan
an dan terisolasi bahkan di paroki-paroki
paroki.
yang dimiliki oleh Serikat; mereka ini harus
mendapat perhatian khusus dari para KJ 34 diadakan pada bulan Januari
superior. sampai bulan Maret 1995. KJ 34 diikuti
oleh 223 Yesuit dari 60 negara. Di dalam KJ
Surat Pater Jenderal Pedro Arrupe me-
34, paroki secara khusus mendapat perha-
rupakan bukti dukungan Serikat kepada
tian. Hal ini dapat dilihat adanya dekrit 19
karya kerasulan paroki.

32
JURNAL TEOLOGI, Volume 05, Nomor 01, Mei 2016: 27-40

mengenai pelayanan paroki yang dibicara- umat dapat diusahakan secara terus
kan secara lebih rinci. menerus, mulai dengan adanya katekese
ataupun pembinaan-pembinaan yang men-
KJ 34 menegaskan bahwa karya kerasu-
yangkut perorangan ataupun kelompok,
lan paroki tidak bertentangan dengan
pengembangan komunitas basis, pengem-
Konstitusi Serikat Yesus. Paroki menjadi
bangan kerasulan awam, membangun kepe-
medan kerasulan di mana seorang Yesuit
dulian terhadap sesama dan dialog eku-
dapat mentransformasikan misi Serikat
menis dan dialaog antar agama.
Yesus di dalam dunia yang nyata, melayani
iman dan menegakkan keadilan. Paroki Paroki Yesuit diharapkan dapat membe-
sebagai sebuah pelayanan iman tidak dira- rikan seumbangan kepada dunia. Paroki
gukan lagi karena paroki adalah tempat di Yesuit dapat “mengembangkan strategi-
mana pelayanan-pelayanan sakramen, strategi guna mengembangkan keadilan
katekese iman, perayaan ekaristi, bimbing- lokal dan global baik dengan sarana perto-
an konseling, dan pelayanan-pelayanan batan pribadi maupun perubahan struk-
pastolan lainnya diberikan. Paroki pun tural”. Paroki Yesuit diharapkan tetap
menawarkan sebuah konteks perjumpaan menjalin relasi yang baik dengan karya-
dengan kemiskinan yang nyata sehingga karya apostolik Yesuit lain, dengan gereja-
penegakan keadilan dan kesetiakawanan gereja lain serta organisasi-organisasi sipil.
dengan mereka yang tersingkir dan yang Relasi ini dapat menjadi sarana yang efektif
miskin semakin lebih kontekstual. untuk menegakkan keadilan, membawa
perubahan struktural, melawan segala
KJ 34 dengan dekrit 19 mengenai
bentuk diskriminasi, dan tentunya menjalin
pelayanan paroki ingin memberikan iden-
kesetiakwanan sejati yang mengatasi batas-
titas bagi karya kerasulan paroki di dalam
batas paroki.
seluruh dinamika dan kerasulan Serikat
Yesus. Paroki Yesuit hendaknya terlibat KJ 34 membuka peluang bagi seorang
dalam seluruh dinamika dan gerak Gereja Yesuit untuk berkarya di paroki. Seperti
setempat. Tidak ada paroki Yesuit yang halnya karya-karya yang lain, seorang Yesuit
berjalan sendiri. Selain itu paroki Yesuit yang akan diutus untuk berkarya di mana-
juga ikut ambil bagian dalam prioritas- pun hendaknya ia dipersiapkan dan memi-
prioritas apostolis Serikat” dan dalam ran- liki kualitas-kualitas yang dibutuhkan untuk
cangan misi provinsi, menurut “cara kita karya tersebut, termasuk karya kerasulan
bertindak”. paroki. KJ 34 memaparkan mengenai kua-
litas-kualitas atau keutamaan-keutamaan
Paroki di dalam KJ 34 digambarkan
yang hendaknya dimiliki oleh seorang
“sebagai komunitas untuk merayakan ke-
Yesuit yang akan berkarya di paroki.
gembiraan, pergaulan, dan harapannya
dalam Ekaristi, dalam Sabda dan dalam Yesuit yang berkarya di paroki
sakramen-sakramen lain, semua dalam cara hendaknya dipilih kualitas hidup rohani
yang direncanakan dengan baik, kreatif dan dan kemampuan berpastoral. Ia harus
terinkulurasi”. Paroki menjadi komunitas memiliki kemampuan untuk berinterasksi
yang terinjili dan menginjili di mana paroki secara positif dengan berbagai kelompok
terlibat di dalam permasalahan-perma- umur dan hendaknya memiliki keteram-
salahan dunia seperti penegakan keadilan pilan-keterampilan yang perlu untuk beker-
dan dan rekonsiliasi. Paroki dapat juga ja secara kolegial dengan awam dan ang-
membuat relevan bagi kebutuhan umat gota-anggota yang lain dari staf paroki.
paroki setempat.
Bagi Yesuit yang berkarya di dalam
Paroki Yesuit hendaknya memiliki kerasulan paroki hendaknya menjalin relasi
sumbangan bagi Gereja itu sendiri dan bagi secara terus-menerus dengan para Yesuit
dunia. Bagi Gereja, Spiritualitas Ignatian lain supaya kesatuan hati dan budi antara
dapat menjadi kekhasan bagi paroki Yesuit, Yesuit tetap terjalin. Ia pun harus menjalin
seperti Latihan Rohani dan oleh penegasan relasi dengan para imam-imam diosesan,
(discernment) secara perseorangan mau- dan para religius lain yang bekerja di
pun secara bersama. Pengembangan iman wilayah tersebut. Seorang Yesuit hendaknya

33
Karya Kerasulan Paroki di Dalam Serikat Yesus (Devianto Fajar)

menyediakan waktu untuk hadir bersama tusan”. Kita mengalami perutusan ini
mereka guna mengadakan rekoleksi dan sebagai bagian dari perutusan universal
kegiatan bersama. Gereja mewartakan Injil, “yang tunggal,
namun sekaligus dalam realitas yang
Seorang Yesuit yang akan berkarya di
kompleks” memuat semua unsur-unsur
paroki harus beberapa mendapatkan pelati-
mendasar tersebut. Kami ingin meneguh-
han khusus terkait dengan tugas-tugasnya
kan kembali tugas perutusan tersebut yang
di paroki, homiletik, liturgi, katakese, anali-
memberi makna bagi kehidupan apostolis
sis sosial-budaya, komunikasi sosial, dan
religius kita di dalam Gereja: “maka tujuan
managemen konflik. Bagi para Yesuit yang
perutusan kita (pelayanan iman) dan prisip
sudah lama berkarya di paroki, mereka
pemersatunya (iman yang terarah kepada
hendaknya diberikan kesempatan-kesem-
keadilan kerajaan Allah) terhubung secara
patan ikut pelatihan-pelatihan di pusat-
dinamis pada pemakluman injil secara
pusat pastoral. Hal ini dilakukan sebagai
terinkulturasi dan dialog dengan tradisi-
bentuk pembentukan berkelanjutan (on
tradisi religius lain sebagai dimensi-dimensi
going formation) dan pembaharuan ilmu
integral dari penginjilan”.
yang sudah mereka miliki sehingga pe-
ngembangan paroki semakin maksimal. KJ 35 melihat bahwa karya-karya di
Tidak hanya on going formation, para bidang pastoral, pendidikan, komunikasi
Yesuit muda dianjurkan mengalami dan rohani mengalami perkembangan yang
pengalaman-pengalaman apostolik di paroki baik. Karya-karya tersebut dapat mewujud-
sejak awal masa pembentukan (formasi). kan apa yang menjadi perutusan Serikat
Yesus secara kreatif dengan cara-cara yang
Akhirnya, Pater Jenderal memiliki kuasa
modern. Kendati demikian, KJ 35 tetap
untuk untuk memberhentikan atau melan-
meminta kepada seluruh karya untuk
jukan karya kerasulan paroki, termasuk juga
“memperdalam pemahaman kita mengenai
memperbaharui atau mengevaluasi norma-
panggilan untuk melayani iman, penegak-
norma di dalam Serikat Yesus mengenai
kan keadilan, dan dialog dengan budaya
paroki. KJ 34 menegaskan bahwa paroki
serta agama lain dalam terang penugasan
Yesuit tidak perlu sama satu dengan yang
apostolik untuk membangun relasi yang
lain karena mengingat bahwa paroki-paroki
tepat dengan Allah, satu sama lain, dan
Yesuit di seluruh dunia memiliki tantangan
dengan ciptaan”. Dengan kata lain, perha-
dan peluangnya masing-masing.
tian KJ 35 adalah mengajak semua Yesuit
KJ 35 diadakan pada tanggal 7 Januari untuk memberi perhatian pada karya-
2008 – 6 Maret 2008. KJ 35 pertama-tama karyanya di dalam 3 hal: berdamai kembali
tidak secara eksplisit berbicara mengenai dengan Allah, berdamai kembali dengan
karya kerasulan paroki. KJ 35 pertama-tama sesama, dan berdamai kembali dengan
ingin menegaskan kembali mengenai tugas ciptaan.
perutusan Serikat Yesus bahwa “tujuan dari
KJ 35 tidak secara spesifik berbicara
perutusan yang kita terima dari Kristus se-
mengenai karya kerasulan paroki sebagai-
bagaimana tercantum dalam Formula
mana yang dilakukan KJ 34. Tetapi, KJ 35
Institusi, adalah pelayanan iman. Prinsip
ingin menghargai semua bentuk kerasulan
pemersatu dari perutusan kita adalah
yang ada di dalam Serikat. Hal ini dapat
kaitan yang tak terpisahkan antara iman
lihat pada dekret 3 nomor 5 di mana karya-
dengan penegakan keadilan Kerajaan
karya pelayanan Serikat, termasuk, sudah
Allah”.
berjalan baik. Akan tetapi, KJ 35 melihat
Dengan merefleksikan pengalaman tantangan-tantangan jaman, relasi manusia
selama KJ 34, KJ 35 menegaskan bahwa dengan Allah, dengan sesama dan dengan
“pelayanan iman dalam Yesus Kristus dan ciptaan, yang sesegera mungkin diterapkan
penegakkan keadilan bagi kerajaan yang di semua karya kerasulan Serikat Yesus.
diwartakan-Nya dapat tercapai secara lebih Dengan demikian, KJ 35 secara tidak
baik dalam dunia dewasa ini apabila langsung berpendapat bahwa semua karya
inkulturasi dan dialog menjadi unsur men- kerasulan Serikat sangatlah penting dan
dasar dari cara kita bertindak dalam peru- karya-karya tersebut menjadi sarana untuk

34
JURNAL TEOLOGI, Volume 05, Nomor 01, Mei 2016: 27-40

mewujudkan apa yang menjadi perhatian Antonius Kotabaru menjadi gudang. Setelah
KJ 35. Jepang kalah, gedung seminari yang semula
dipakai sebagai kantor pemerintahan Je-
GEREJA ST. ANTONIUS KOTABARU pang, kini menjadi kantor pemerintahan RI
SEBAGAI WUJUD KARYA dan ketika pusat pemerintahan RI pindah
KERASULAN PAROKI ke Yogyakarta, gedung tersebut menjadi
Departeman Penerangan dan Pertahanan.
Gereja St. Antonius Kotabaru bukan
hanya sebuah gedung atau tempat ibadat Gereja St. Antonius Kotabaru sering
bagi orang-orang Katolik di Yogyakarta. disebut sebagai Gereja terbuka. Istilah
Lebih dari pada itu, Gereja St. AntonIus Gereja terbuka dipahami sebagai Gereja
Kotabaru merupakan sebuah sejarah, yang membuka diri bagi siapa saja untuk
pergulatan, perjuangan, cara beriman, saksi terlibat di dalamnya.
bagi Serikat Yesus, Keuskupan Agung
Gagasan dasar dari Gereja terbuka
Semarang dan juga bagi bangsa Indonesia.
adalah Gereja sebagai umat Allah yang
Gereja St. Antonius Kotabaru, yang pada digambarkan oleh Konsili Vatikan II. Gereja
awal mulanya adalah bagian dari Kolese St. sebagai umat Allah menggambarkan bahwa
Ignatius (Kolsani), merupakan bagian dari Allahlah yang memanggil umat untuk
misi dan visi Serikat Yesus di mana Serikat berhimpun bersama untuk mengarahkan
ingin memperkenalkaan Yesus ke-pada pandangnya kepada Yesus yang menjadi
banyak orang yang belum mengenal-Nya, sumber keselamatan dan kedamaian.
melayani mereka yang belum ter-layani, Penekanan dari Gereja Umat Allah berarti
dan tempat untuk mendidik para calon Gereja tidak dipahami hanya sebagai
imam. penggalan atau potongan dari keuskupan
tetapi sebagai jemaat yang beriman secara
Gereja St. Antonius Kotabaru yang
Kristiani dan berkumpul di “sekitar Altar”
merupakan bagian dari Keuskupan Agung
(LG 26) untuk merayakan misteri perjamu-
Semarang (KAS) merupakan bagian dari
an Tuhan yang “menghadirkan Gereja
sejarah perkembangan perkembangan umat
Semesta” (SC 26). Dengan gagasan ini,
di KAS. Gereja St. Antonius Kotabaru
Gereja atau paroki sebagai batas-batas teri-
adalah salah satu gereja tertua di KAS.
torial bukan sebuah gagasan yang utama.
Tahun 2016 nanti, Gereja St. Antonius
Konsili Vatikan II ingin menunjuk jalan
Kotabaru akan memperingati 90 tahun
mengenai keterbukaan paroki yang
berdirinya.
melampaui batas-batas teritorial dan
Pada awalnya Gereja St. Antonius berpusat pada perayaan Ekaristi (CD 30).
Kotabaru adalah bagian dari stasi Paroki Di dalam dokumen Apostolicam Actuo-
Fransiskus Xaverius Kidul Logi. Pada sitatem (AA) 10b dikatakan, ”paroki mem-
tanggal 1 Januari 1934, Gereja St. Antonius beri teladan kerasulan jemaat yang jelas,
Kotabaru menjadi paroki mandiri. Pelaya- dengan menghimpun semua anggota men-
nan yang diberikan oleh Gereja St. jadi satu, entah bagaimanapun mereka itu
Antonius Kotabaru melebihi kapasitasnya, diwarnai perbedaan-perbedaan manusiawi,
melayani dari Wonosari sampai Wates dan dan menyaturagakan mereka ke dalam
Ganjuran sampai Somohitan. Pelayanan Gereja semesta”. Menurut John O’ Malley,
yang diberikan pun beragam, mulai dari Para Yesuit awal melayani berbagai macam
sekolah, pengajaran agama, karya sosial, orang, temasuk mereka yang miskin dan
dan lain-lain. dipinggirkan. Tom Jacobs menegaskan
Gereja St. Antonius Kotabaru pun men- bahwa paroki adalah tempat di mana
jadi bagian dari sejarah bangsa Indonesia di pelayanan kepada bermacam-macam orang
Yogyakarta. Pada masa penjajahan Jepang, diberikan.
Kolsani menjadi tempat penampungan Gereja St. Antonius Kotabaru sebagai
suster-suster dan wanita-wanita Belanda. Gereja yang memberikan pelayanan sabda
Seminari tinggi (sekarang IPPAK) menjadi yang menonjol di dalam karya kerasulan
kantor pemerintahan Jepang dan Gereja St. paroki terjadi di dalam perayaan Ekaristi.

35
Karya Kerasulan Paroki di Dalam Serikat Yesus (Devianto Fajar)

Pelayanan Sabda bagi Yesuit di dalam umat. Di dalam konteks Serikat Yesus,
konteks Gereja St. Antonius Kotabaru ada- pengakuan dosa merupakan bagian dari
lah mewartakan Sabda di dalam kotbah. pelayanan Sabda di mana pelayanan Sabda
Tantangan kotbah di Gereja St. Antonius terletak pada nasehat yang di berikan imam
Kotabaru, yang pertama, adalah kotbah kepada peniten. Dengan pengakuan,
yang disesuaikan dengan konteks umat, pribadi yang berdoa dapat tersentuh dengan
untuk EKA, EKR, EKM, EPP, Lansia atau sabda Allah dan dapat hidup secara baru.
umum. Tantangan yang kedua adalah
Gereja St. Antonius Kotabaru sebagai
bagaimana berkotbah, dengan waktu 10-13
Gereja Orang Muda. Pada tahun 1998, Ge-
menit, menawarkan sebuah kedalaman
reja St. Antonius Kotabaru secara eksplisit
yang dipaparkan secara singkat, dan jelas.
memberikan perhatian kepada orang muda,
Tantangan yang ketiga adalah kotbah yang
atau banyak orang menyebut Gereja St.
diwartakan hendaknya memiliki keterkaitan
Antonius Kotabaru disebut sebagai Gereja
dengan tema yang dirumuskan oleh tim
orang muda. Hal ini dikarenakan keba-
liturgi.
nyakan dari mereka yang datang ke Paroki
Ternyata apa yang menjadi tantangan di Kotabaru kebanyakan adalah orang-orang
dalam berkotbah di Gereja St. Antonius muda. Dari data litbang tahun 2008, ada
Kotabaru justru menjadi kekuatan. Perta- sekitar 41% atau sekitar 4250 pelajar/ ma-
ma, kotbah menjadi sangat kontekstual. hasiswa yang datang ke Gereja St. Antonius
Kedua, kotbah menjadi singkat, padat dan Kotabaru.
jelas. Ketiga, tema kotbah dengan tema
Gereja St. Antonius Kotabaru melihat
keseluruhan Ekaristi menjadi suatu kesa-
bahwa orang-orang muda yang datang ke
tuan yang utuh. Tema yang ditawarkan tim
Kotabaru seperti orang-orang yang tidak
liturgi Gereja St. Antonius Kotabaru dapat
bergembala. Mereka datang dan pergi
membantu imam unuk mempersiapkan
begitu saja tanpa ada yang menyapa atau
kotbah. Hal lain yang menjadi kekuatan
memberi perhatian bagi mereka. Orang-
dari kotbah di Gereja St. Antonius kotabaru
orang muda seperti ini sebenarnya memiliki
adalah para pengkotbah yang beragam.
idealisme yang tinggi, potensi yang luar
Maksudnya, setiap minggu Yesuit yang ber-
biasa, kreatifitas yang tidak pernah ada
kotbah di Gereja St. Antonius Kotabaru
habisnya dan energik. Di sisi lain, mereka
berbeda-beda. Rama paroki tidak mesti
pun rapuh dan memerlukan pendampingan
berkotbah setiap minggu dan rama paroki
sehingga mereka dapat tumbuh berkem-
dibantu oleh para Yesuit dari komunitas
bang dan berbuah. Inilah yang menjadi
lain, seperti: Kolsani, Mrican, Paingan,
tanggungjawab Gereja untuk membantu
Bener, dan lain-lain.
orang-orang muda semakin mengenal Kris-
Bentuk pelayanan sabda yang lain tus dan menemani mereka di dalam menja-
adalah ‘menerjemahkan’ sabda Tuhan ke lani masa-masa penuh gejolak, kreatifitas,
dalam doa-doa yang menyentuh sisi-sisi keraguan, kerapuan, dan lain-lain. Gereja
kehidupan umat. Doa menjadi sangat mem- St. Antonius Kotabaru ingin ikut ambil
bantu umat jika hal itu relevan dengan bagian dalam tugas perutusan Gereja untuk
pergumulan kehidupan mereka. Tim litur- membantu orang-orang muda mengem-
gi, yang sebagian besar adalah awam dan bangkan potensi-potensi yang ada di dalam
rama paroki, mencoba merefleksikan pe- diri mereka .
ngalaman Sabda ke dalam sebuah rumusan
Gereja St. Antonius Kotabaru meman-
doa yang berakar dari pengalaman hidup.
dang orang-orang muda sebagai Gereja yang
Bentuk pelayanan Sabda yang lain ada- memandang ke depan yang memiliki opti-
lah pengakuan dosa. Di Gereja St. Antonius misme, kreatifisme, keberanian, dan sema-
Kotabaru, ada pengakuan doa yang rutin ngat yang berkobar-kobar. Oleh karenanya,
dilakukan setiap minggunya, yaitu setiap Gereja St. Antonius Kotabaru mengundang
hari Jumat jam 16.30. Selain itu, penga- orang-orang muda untuk terlibat, mencin-
kuan dosa dilakukan menjelang hari Natal, tai, dan membangun Gereja.
Paskah ataupun sesuai dengan permintaan

36
JURNAL TEOLOGI, Volume 05, Nomor 01, Mei 2016: 27-40

Gereja Sebagai Komunitas Basis dan mereka untuk melayani, untuk dapat me-
Pemberdayaan Kaum Awam ningkatkan kualitas hidup mereka sebagai
orang Kristiani dan membagikan kegem-
Tidak hanya kelompok atau komunitas-
biraan iman mereka kepada banyak orang
komunitas orang-orang muda yang tumbuh
melalui pelayanan-pelayanan mereka.
dan berkembang di Gereja St. Antonius
Dengan demikian, kelompok atau komu-
Kotabaru tetapi juga kelompok atau komu-
nitas-komunitas ini dapat memberikan
nitas lain yang memiliki keprihatinan, per-
warna dan identitas pelayanannya di dalam
gulatan, semangat pelayanan, minat yang
Gereja St. Antonius Kotabaru sendiri dan di
sama. Kelompok atau komunitas ini tidak
masyarakat.
terbatas hanya orang muda tetapi juga
remaja, lansia atau bahkan lintas generasi. Melihat model-model Gereja menurut
Avery Dulles dan gambaran Gereja St.
Sampai saat ini tercatat ada sekitar 40
Antonius Kotabaru maka Gereja St. Anto-
kelompok dan komunitas yang ada di Paroki
nius Kotabaru adalah Gereja sebagai Umat
St. Antonius Kotabaru. Pada awalnya keber-
Allah. Hal ini dapat dilihat dari gerak Gereja
adaan kelompok atau komunitas berkem-
St. Antonius Kotabaru yang ingin melibat-
bang melihat situasi umat Gereja St. Anto-
kan semua orang yang ingin terlibat di
nius Kotabaru yang mengalami pertam-
dalamnya, baik awam dari dalam paroki
bahan yang signifikan, baik umat teritorial
maupun dari luar paroki, kaum religius,
maupaun umat yang hadir dalam perayaan
dan imam. Kedua, inisiatif untuk meng-
Ekaristi. Situasi ini mengundang banyak
gembangkan hidup menggereja tidak hanya
umat untuk ambil bagian di dalam gerak
dari atas tetapi juga dari bawah, dari umat.
Gereja St. Antonius Kotabaru dengan mela-
Ketiga, adanya pengembangan paguyuban-
yani umat datang. Keterlibatan umat pada
paguyuban yang merupakan inisiatif dari
awalnya hanya seputar liturgi tetapi, dalam
umat. Keempat, dengan adanya paguyuban-
perkembangannya, mereka terlibat di dalam
paguyuban maka relasi antarpersonal
seluruh bidang hidup menggereja dengan
menjadi sangat dekat.
melihat situasi yang dibutuhkan umat.
Di Gereja St. Antonius Kotabaru, rekan- Gereja Sebagai Pelayan
rekan awam mendapat kesempatan untuk
Gereja St. Antonius Kotabaru masuk
terlibat di dalam pengembangan karya
dalam model Gereja sebagai pelayan. Model
kerasulan paroki. Mereka dapat terlibat di
Gereja sebagai Pelayan ditemukan di Gereja
dalam kelompok-kelompok atau komunitas-
St. Antonius Kotabaru terkait dengan, per-
komunitas yang ada, mulai dari kelompok
tama, Gereja St. Antonius Kotabaru ingin
bidang sosial kemasyarakatan, bidang litugi,
memberikan pelayanannya kepada mereka
kelompok pewartaan, rohani, maupaun
yang datang ke Kotabaru, baik dalam
kesehatan. Selain itu, kaum awam dapat
pelayanan pastoral, sakramental, sosial,
terlibat juga di dalam dewan paroki ataupun
atau memperhatikan mereka yang tidak
bidang-bidang yang lain. Keberagaman
diperhatikan (kaum muda kategoral).
kelompok atau komunitas yang ada di
Kedua, di dalam langkah pastoralnya,
Gereja St. Antonius Kotabaru dikarena ada-
Gereja St. Antonius Kotabaru berusaha
nya keberagaman minat dan keragamannya
untuk tanggap dengan situasi-situasi umat
aneka pelayanan yang difasilitasi oleh
yang sedang berkembang.
Gereja (bdk AA 2).
Kelompok atau komunitas yang ada di Gereja Sebagai Sakramen
Gereja St. Antonius Kotabaru bisa jadi ma- Gereja St. Antonius Kotabaru pun
sih jauh dari gagasan ideal mengenai komu- masuk dalam Gereja sebagai Sakramen. Hal
nitas basis gerejawi. Tetapi, ada semangat ini dapat dilihat dari, pertama, aspek
yang sama yang ingin dihidupi oleh kelom- rohani, Gereja St. Antonius Kotabaru diba-
pok atau komunitas yang ada di Gereja St. ngun dengan hal-hal rohani seperti peraya-
Antonius Kotabaru, yaitu mereka ingin an ekaristi, perayaan-perayaan sakramen,
berkumpul bersama dalam satu wadah di ibadat, doa. Kedua, aspek jasmani dilihat
mana sekat-sekat teritorial tidak membatasi

37
Karya Kerasulan Paroki di Dalam Serikat Yesus (Devianto Fajar)

dari adanya dewan paroki, struktur Gereja yang perlu dilestarikan. Hal ini bukanlah
yang jelas, pembinaan iman, gedung gereja. sesuatu yang mudah.
Semuanya itu didasari akan Kristus yang
Keempat, pembelajaran bagi gereja-
menyelamatkan umat manusia.
gereja Yesuit. Gereja St. Antonius Kotabaru
Melihat Gereja St. Antonius Kotabaru bukanlah gambaran yang ideal jika dikaitan
dengan model-model Gereja menurut Avery dengan model-model gereja menurut Avery
Dulles maka Gereja St. Antonius Kotabaru Dulles. Model Gereja St. Antonius Kotabaru
masih jauh dari cita-cita Avery Dulles belum mengkombinasikan semua model
mengenai Gereja sebagai persekutuan para yang ada. Gereja St. Antonius Kotabaru per-
murid di mana Avery Dulles mengkombina- lu melakukan perbaikan. Hal ini tidak
sikan ke lima model gereja tersebut dalam hanya berlaku bagi Kotabaru tetapi bagi
satu gagasan. Hal ini dikarenakan unsur paroki Yesuit yang lain.
Gereja sebagai institusi dan Gereja sebagai
pewarta belum begitu jelas terlihat. Oleh REKOMENDASI
sebab itu, Gereja St. Antonius Kotabaru Walaupun karya kerasulan paroki sudah
masih perlu untuk memperbaiki diri untuk menjadi bagian dari karya kerasulan Seri-
sampai gambaran Gereja yang menyeluruh. kat, kadangkala karya kerasulan paroki di-
Penulis memaparkan mengenai Gereja pandang sebelah mata oleh para Yesuit dan
St. Antonius Kotabaru. Maksud dari pema- masih dipandang sebagai Yesuit kelas dua.
paran ini adalah, pertama, penulis ingin Hal ini dapat terjadi karena Yesuit yang
menunjukkan bahwa Gereja St. Antonius berkarya di paroki adalah Yesuit yang di-
Kotabaru adalah bagian dari karya kerasul- pandang tidak memiliki kemampuan dalam
an Serikat yang cukup lama. Gereja St. bidang kerasulan yang lain, terlebih di
Antonius Kotabaru tidak hanya menjadi bidang akademis. Para Yesuit yang berkarya
bagian dari sejarah Serikat Yesus tetapi juga di paroki bukan karena dipersiapkan deng-
Keuskupan Agung Semarang, dan sejarah an matang tetapi karena ia tidak memiliki
perjuangan bangsa Indonesia. kelebihan yang lain. Hal ini bertentangan
dengan KJ 34 dan Surat Pater Jenderal
Kedua, penulis ingin menunjukkan
berkaitan dengan karya kerasulan paroki
bahwa karya paroki adalah karya yang
yang mana setiap Yesuit yang berkarya di
serius dan bukan karya kelas dua. Hal ini
paroki hendaknya dipersiapkan sebagaima-
dapat dilihat, pertama, bahwa karya kera-
na Provinsi mempersiapkan Yesuit untuk
sulan paroki adalah karya yang kompleks,
karya-karya yang lain. Kedua, masih terkait
terkait dengan pelayanan sakramen, pelaya-
yang pertama, adalah mentalitas eman-
nan iman, kemiskinan, orang muda, lansia,
eman. Hal ini dapat terjadi ketika ada
anak-anak, pewartaan, sosial, komunkasi,
Yesuit yang tertarik untuk berkarya di
dan tentunya terkait dengan seluruh bidang
paroki yang memiliki kemampuan akademis
kehidupan. Kedua, karya kerasulan paroki
yang menonjol maka mentalitas eman-
bukan karya kelas dua karena dibutuhkan
eman ini muncul, eman-eman kalau hanya
keahlian atau kemampuan untuk melihat
menjadi rama paroki. Ketiga, tidak semua
secara tajam apa yang perlu dikembangkan
Yesuit yang berkarya di paroki dipersiapkan
di dalam karya kerasulan paroki.
secara matang. Bagi Yesuit yang berkarya di
Ketiga, pemaparan mengenai Gereja St. kolese atau universitas, mereka dipersiap-
Antonius Kotabaru bukan untuk menunjuk- kan dengan sungguh-sungguh, baik menja-
kan bahwa Gereja St. Antonius Kotabaru lankan studi S2 atau pun S3 ataupun
sebagai role model untuk paroki-paroki pelatihan-pelatihan yang lain. Yesuit yang
Yesuit. Bagaimanapun juga setiap paroki berkarya di paroki hanya sebatas studi
Yesuit memiliki sesuatu yang perlu filsafat dan teologi. Apakah dengan filsafat
mendapat tanggapan, baik itu keprihatiaan dan teologi sudah cukup untuk berkarya
yang perlu mendapat perhatian, keung- sebagaimana dibayangkan Provindo? Dalam
gulan yang perlu dikembangkan, kelemah- KJ 34 mengatakan bahwa Yesuit yang
an yang perlu diatasi, ataupun kebaikan berkarya di paroki harus memiliki kedalam-
an spiritual, kemampuan pastoralnya, ke-

38
JURNAL TEOLOGI, Volume 05, Nomor 01, Mei 2016: 27-40

mampuan untuk berinteraksi secara positif masalah-masalah sosial, seperti: kemis-


dengan berbagai kelompok umur, dibekali kinan, pelayanan sakramen, komunikasi,
dengan keterampilan homiletik, liturgi, dialog antar agama, pertanian, perkawinan,
katekese, analisis sosial-budaya, komunikasi dan masalah-masalah yang lain. Dengan
sosial, dan manajemen konflik. Tentunya demikian, seorang Yesuit yang hendak
dengan tuntutan seperti ini, Provindo dapat berkarya di paroki hendaknya dipersiapkan
mempersiapkan Yesuit yang berkarya di secara matang, baik melalui studi khusus
paroki secara lebih. Karena ketiga hal itu maupun kursus-kursus terkait dengan ke-
maka banyak Yesuit yang masih parokian. Keenam, bagi formasi, hendaknya
memandang karya kerasulan paroki adalah para Yesuit muda (skolastik) sejak awal
karya tidak ‘heroik’. formasi mulai diperkenalkan dengan karya
kerasulan paroki. Hal ini dapat dimulai
Dengan melihat itu semua, penulis
pada saat novisiat, studi filsafat, TOKER
akan memberikan rekomendasi kepada
(Tahun Orientasi Kerasul-an), studi teologi.
Serikat Yesus Provinsi Indonesia Provindo.
Setidaknya setiap Yesuit pernah mengalami
Rekomendasi yang pertama terkait dengan
karya kerasulan paroki.
pengembangan karya kerasulan paroki di
Provindo. Pertama, karya kerasulan paroki Rekomendasi yang kedua adalah terkait
di dalam Provindo adalah karya yang cukup dengan kekhasan paroki Yesuit. Yang
lama. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pertama, paroki Yesuit hendaknya ikut
Paroki Yesuit yang berusia cukup tua. Karya ambil bagian dalam prioritas-prioritas
kerasulan paroki sudah menjadi bagian dari apostolis Serikat. Kedua, paroki Yesuit
sejarah Provindo sendiri, sejarah Keuskup- hendaknya diperkuat dengan spiritualitas
an, dan sejarah Indonesia. Dengan jumlah Serikat. Hal ini dapat dimulai dengan
paroki Yesuit yang ada saat ini, perlu pengenalan akan St. Ignatius, Latihan Ro-
dipertahankan dan jangan dikurangi. hani dan penegasan bersama (discern-
Kedua, karya kerasulan paroki adalah karya ment). Ketiga, penyelamatan jiwa-jiwa
yang banyak menyumbangkan calon-calon melalui pengajaran, pelayanan Sabda,
imam maupun bruder di dalam Serikat pelayanan sakramental. Keempat, pelaya-
Yesus dibandingkan dengan karya pendidik- nan yang murah hati. Keenam, pelayaan
an. Para calon-calon imam maupun bruder terhadap mereka-mereka yang tidak terla-
tertarik untuk ikut bergabung di dalam yani. Ketujuh, paroki SJ hendaknya selalu
Serikat Yesus karena pengalaman mereka menawarkan kedalaman, baik di dalam
di paroki bersama dengan rama paroki. kotbah, ajaran, permenungan, dan refleksi.
Dengan demikian, karya kerasulan paroki Dan yang terakhir adalah, menjalin kerja-
perlu dipertahankan. Ketiga, karya kera- sama dan dialog antar umat beragama.
sulan paroki adalah medan yang yang tepat
Melihat hal itu, hendaknya Provindo
untuk mewujudkan apa yang menjadi cita-
mulai serius dan mulai memberikan
cita Serikat. Dengan demikian, karya kera-
perhatian terhadap karya kerasulan paroki.
sulan paroki hendaknya tidak dipandang
Karya kerasulan paroki hendaknya
sebagai karya kerasulan kelas dua di dalam
disejajarkan dengan karya-karya Serikat,
Serikat. Keempat, karya kerasulan paroki
termasuk di dalam mempersiapkan para
adalah karya yang sangat efektif di dalam
Yesuit yang hendak berkarya di paroki. Hal
pembentukan sumber daya manusia yang
lain yang perlu diingat adalah karya-karya
semakin yang berguna bagi bangsa dan
Serikat merupakan sarana untuk menyela-
Gereja. Hal ini dikarenakan umat akan
matkan jiwa-jiwa. Jadi, apa pun bentuk
tinggal di wilayah teritorial paroki lebih
karya-karya Serikat, baik di bidang
lama dari pada mereka berada di sekolah
pendidikan, karya sosial, media, politik,
atau bangku kuliah. Kelima, karya
paroki, rumah retret, semuanya merupakan
kerasulan paroki adalah karya kerasulan
sarana untuk melayani Gereja di tengah
yang sangat kompleks, baik terkait dengan
dunia.

39
Karya Kerasulan Paroki di Dalam Serikat Yesus (Devianto Fajar)

Devianto Fajar
Lulusan Magister Teologi ____. Konstitusi Serikat Yesus dan Norma
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; berkarya
sebagai pastor pembimbing di SMA Kolese de Britto. Pelengkap. Yogyakarta: Kanisius,
Email: akutobh@gmail.com 1998.
Krispurwana Cahyadi, T. Ignatius: Warisan
CATATAN AKHIR Rohani dan Cara Bertindak.
Yogyakarta: Kanisius, 2013.
1
Formula Institusi lebih tepat dikatakan sebagai Madya Utama, I. Karya Paroki dalam
bulla pendirian SJ. Tradisi Serikat Yesus. Yogyakarta:
2
Latihan Rohani merupakan pengalaman rohani Kanisius, 2007.
Ignatius ketika di Manresa. Pengalaman ini
merupakan pengalaman perjumpaan Ignatius O’Malley, J. M. The First Jesuit. USA: The
dengan Allah secara personal, melalui pemurnian President and Fellows of Harvard
diri.
College, 1993.
3
Kongergasi Jenderal adalah pertemuan para Yesuit
dari seluruh yang diundang oleh Pater Jenderal O’Malley, J. M. The Jesuits. A History From
karena alasan untuk pemilihan Jenderal yang baru
atau untuk persoalan-persoalan yang harus
Ignatius To The Present. Maryland:
ditanggapi. Rowan & Littlefield, 2014.
Rosario, Jerry. “A History and Ignatian
Overview of Jesuit Parish Apostolate”,
DAFTAR RUJUKAN dalam Review of Ignatian Spirituality,
____. Dekret-Derket Kongregasi Jenderal 35 vol XXXIX, 2, no. 118, 2008.
Serikat Yesus. Yogyakarta: Kanisius, Rudi Hartoko, A. H. Profil Paroki SJ,
2008. Yogyakarta: Kanisius, 2013.

40

Anda mungkin juga menyukai