Anda di halaman 1dari 3

Eleonore Shalomita Hana

1906361771
Kelompok 1

Pentingnya Bergerak dan Mengabdi

Gerak atau bergerak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti berpindah dari
tempat atau kedudukan (tidak diam saja) atau (mulai) melakukan suatu usaha;
mengadakan aksi; berusaha giat (dalam lapangan politik, sosial)1. Sedangkan, menurut
Schmidt (1991), Gerak adalah proses-proses dengan tahap latihan dan pengalaman yang
mengarah pada perubahan yang relatif permanen2. Melalui kedua definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa bergerak adalah suatu usaha atau aksi, tidak diam, dengan proses-
proses yang diperlukan untuk mencapai perubahan.
Mengabdi, dari kata dasar "abdi" berasal dari bahasa Arab "Abdu" artinya "hamba"3
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mengabdi memiliki arti menghamba;
menghambakan diri; berbakti 4 . Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan, bergerak
dan mengabdi memiliki esensi untuk melakukan usaha atau aksi dan menghambakan
diri demi suatu tujuan tertentu.
Salah satu tokoh yang mencermikan pergerakkan dan pengabdian tidak lain adalah
Sutomo, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bung Tomo. Ia lahir di Surabaya pada
tanggal 3 Oktober 1920. Ia adalah seseorang yang terkenal karena peranannya dalan
membangkitkan semangat rakyat melalui pidato sebelum pertempuran 10 November
1945.
Di dalam pidatonya, Bung Tomo mengatakan bahwa tidak ada satupun kerugian dari
berjuang dengan niat ikhlas membela kemerdekaan serta kedaulatan bangsa dan bahwa
agar dapat berhasil melawan para penjajah, warga masyarakat dari berbagai daerah di
seluruh pelosok Indonesia harus bersatu . Ia juga dikenang karena seruan-seruan pidato
dalam siaran-siaran radionya yang penuh dengan motivasi.5
Semangat bergerak dan mengabdi Soetomo dapat terlihat jelas dari usahanya
membangun dan membangkitkan gelora sesama anak bangsa dalam memperjuangkan
kemerdekaan, Perjuangannya pun membuahkan hasil yakni massa yang terbakar
semangat juangnya dan mau bergerak bersama. Walaupun dalam perang, ribuan korban,
termasuk sipil, berjatuhan. Namun, karena perjuangan rakyatlah perjanjian bilateral
dengan Belanda dapat dipenuhi serta keputusan Konferensi Yalta mengenai
pengembalian situasi pada Status Quo, seperti sebelum invasi Jepang dapat dijalankan.
Pertempuran Surabaya berakhir dengan kekalahan pihak Indonesia. Akan tetapi, perang

1
https://kbbi.web.id/gerak. (Diakses 19 September 2019)
2
Richard A. Schmidt dan Craig A. Wrisber, Motor Learning and Performance, (Michigan: Human Kinetics,
2000)
3
Muhammad Rizki Fadillah. Mengabdi VS Berbakti .
https://www.kompasiana.com/mrizkifadillah/550065c4813311971ffa76dc/mengabdi-vs-berbakti.
(Diakses 19 September 2019)
4
https://kbbi.web.id/abdi. (Diakses 19 September 2019)
5
Maszain. Perjuangan Bung Tomo. https://www.maszain.com/2016/12/perjuangan-bung-tomo.html.
(Diakses 27 September 2019)
Eleonore Shalomita Hana
1906361771
Kelompok 1

tersebut membuktikan bahwa rakyat Indonesia rela berkorban demi mempertahankan


kemerdekaan mereka, meskipun harus dibayar dengan nyawa.6
Kini, di Indonesia banyak hal yang mendesak masyarakat, khususnya mahasiswa, untuk
bergerak dan mengabdi. Contoh peristiwa yang masih hangat adalah pengesahan
Rancangan Undang-Undang KPK yang mengandung poin-poin yang ditakutkan akan
mengekang dan melemahkan usaha pemberantasan korupsi di Indonesia. Sebelum itu,
berbagai aksi nyata telah dilaksanakan, misalnya melalui demonstrasi dan pernyataan
sikap menolak dari berbagai kalangan. Namun, usaha masyarakat untuk membela KPK
tidak digubris oleh dewan perwakilan rakyat yang malah mengesahkan RUU KPK
tersebut.
Hal ini memberikan alasan lebih kepada masyarakat ,yang dimotori oleh golongan
terpelajar, untuk lebih semangat menunjukkan aksinya membela Negara, dan
memperlihatkan bahwa rakyat belum mati. Rakyat seharusnya menjadi pihak yang
berdaulat karena pada hakekatnya dalam demokrasi kekuasaan dipegang oleh rakyat,
bukan sekelompok orang tidak bertanggung jawab yang mengutamakan kepentingan
pribadinya.
Salah satu bukti bahwa aksi pergerakkan masih memiliki dampak efektif adalah ketika
Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo, meminta agar pengesahan RKUHP
ditunda 7 setelah berbagai pihak turun dan memprotes RKUHP yang memiliki pasal-
pasal kontroversial dan dianggap dapat merugikan pihak-pihak yang tidak bersalah
seperti pasal 470,471,472 yang berpotensi menjerat korban pemerkosaan yang
melakukan aborsi8 dan pasal 304 yang mengatur tentang tindak pidana terhadap agama,
yang berpotensi menjerat penganut agama minoritas di Indonesia9.
Bentuk lain dari bergerak dan mengabdi yang dijalankan oleh mahasiswa FH UI adalah
melalui program “Rumah Belajar Matalangi” oleh Departemen Pengabdian Masyarakat
di Desa Kebun Sayur, Ciracas. Inti dari kegiatan yang dijalankan adalah pengajaran
kepada anak-anak di sana. Selain belajar, mereka juga diajak bermain sehingga mereka
merasa senang dan dapat terus semangat mengejar mimpinya masing-masing.
Dari beberapa contoh yang ada, dapat ditarik kesimpulan bahwa bergerak dan mengabdi
adalah hal yang sangat penting. Kepentingan tersebut dapat dilihat dari dua sisi yakni
internal dan eksternal. Dari sisi internal, pengabdian menunjukkan bahwa kita

6
Rifai Shodiq Fathoni. Pertempuran Surabya 10 November 1945.
http://wawasansejarah.com/pertempuran-surabaya/. (Diakses 27 September 2019)
7
Dewi Nurita. Jokowi Minta Pengesahan RKUHP Ditunda, Pakar: Belum Terlambat.
https://nasional.tempo.co/read/1250843/jokowi-minta-pengesahan-rkuhp-ditunda-pakar-belum-
terlambat. (Diakses 23 September 2019)
8
Vika Widiastuti dan Rosiana Chozanah. Pasal Aborsi RKUHP Tuai Kontroversi, Psikolog Buka Suara.
https://www.suara.com/health/2019/09/21/095430/kontroversi-pasal-aborsi-dalam-rkuhp-ini-kata-
psikolog. (Diakses 23 September 2019)
9
Callistasia Wijaya. RKUHP: Masih Ada Pasal “Ngawur” yang “Memperparah” Nasib Korban Perkosaan
yang Hamil. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-49712137. (Diakses 23 September 2019)
Eleonore Shalomita Hana
1906361771
Kelompok 1

mengingat asal kita, yaitu masyarakat. Ketika kita mengingat dari mana kita berasal dan
memutuskan untuk mengabdikan diri, kita tidak akan tinggi hati dan hal tersebut akan
membawa kedamaian dan ketenangan interen di dalam jiwa. Selain itu, nilai yang
didapat adalah kemandirian dan kerja keras sehingga pergerakan dan pengabdian tidak
akan dianggap lagi sebagai beban moral, melainkan sebagai suatu keuntungan dan
kebanggaan untuk dapat “melayani” fakultas, masyarakat, dan bangsa. Sedangkan dari
sisi eksternal, masyarakat dapat diuntungkan melalui pergerakkan dan pengabdian kita.
Seperti menjamin masa depan bangsa, mempererat tali persaudaraan, pembangunan
negeri, dan pembelajaran yang baru.

Anda mungkin juga menyukai