Anda di halaman 1dari 5

MATERI KURMER PPKn KELAS XI

SEMESTER 1

Bagian 1 Pancasila: Unit 1 Peta Pemikiran Pendiri Bangsa


tentang Pancasila
a. Dalam sidang BPUPK, terdapat perbedaan pendapat di antara para pendiri bangsa mengenai
pandangan terhadap agama dan dasar negara. Soerkarno dan Hatta setuju untuk memisahkan agama
dan negara. Sementara itu, beberapa tokoh lainnya, seperti Moh. Natsir, Ki Bagus Hadikusumo, dan KH.
Wahid Hasyim memandang bahwa Islam harus menjadi dasar negara.

b. Perdebatan antar-pendiri bangsa tentang posisi agama Islam sebagai dasar negara, sempat berpotensi
penyebab terjadinya perpecahan.

c. Bagi kelompok nasionalis-sekuler, agama dipandang sebagai permasalahan individu yang tidak dapat
dijadikan patokan untuk bernegara meskipun Indonesia memiliki masyarakat muslim sebagai mayoritas.

d. Di lain sisi, kelompok nasionalis-Islam berargumentasi bahwa nilai-nilai di Islam mencakup moral,
sosial, dan politik sehingga baik diterapkan di Indonesia yang kebetulan mayoritas masyarakatnya
adalah muslim

Bagian 1 Pancasila: Unit 2 Penerapan Pancasila dalam


Konteks Berbangsa dan Bernegara
a. Pada sila pertama, dapat dimaknai bagaimana negara menjamin kemerdekaan bagi warganya untuk
memeluk agama yang dipercayai serta kebebasan untuk melakukan ibadah secara aman.

b. Sila kedua menjamin pemenuhan hak asasi manusia oleh negara, tetapi pada praktiknya tetap saja
ditemukan pelanggarannya dalam kehidupan sehari-hari.

c. Salah satu bentuk persatuan masyarakat Indonesia adalah dengan digunakannya bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan dan berbagai atribut pemersatu lainnya, seperti bendera merah putih dan
lambang negara Garuda Pancasila.

d. Sebagai negara demokrasi, rakyat Indonesia memberikan kepercayaan kepada wakil rakyat untuk
menjadi perwakilan yang membawa aspirasi rakyat.

e. Sebagai bentuk penerapan sila kelima, negara bertanggung jawab atas meratanya bantuan dan
jaminan kesehatan serta fasilitas umum lainnya.
Bagian 1 Pancasila: Unit 3 Peluang dan Tantangan Penerapan
Pancasila dalam Kehidupan Global

a. Perkembangan teknologi informasi memiliki dampak positif sekaligus tantangan bagi eksistensi
ideologi Pancasila. Dengan segala kemudahan akses informasi, menjadikan banyak ideologi yang tidak
sejalan dengan Pancasila dapat dengan mudah masuk ke masyarakat Indonesia, contohnya radikalisme,
ekstrimisme, dan terorisme, yang mengancam persatuan Indonesia.

b. Pada era digital, setiap orang dapat menjadi produsen sekaligus konsumen informasi. Dalam situasi
saat ini, masyarakat mengalami kesulitan untuk mendapatkan informasi yang valid dikarenakan yang
banyak beredar adalah post truth yang dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.

c. Sebagai warga Indonesia yang menjunjung tinggi nila-nilai Pancasila, kita juga tidak terlepas dari peran
sebagai warga dunia yang menuntut kita harus mampu bersaing di kancah global dengan cara
membekali diri agar memiliki sejumlah kecakapan: literasi, kompetensi, dan karakter.

d. Indonesia memiliki keragaman adat dan budaya, serta dikenal dengan bangsa yang mencintai
perdamaian.

e. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia menjadi kekuatan bagi rakyatnya untuk menjalankan
kehidupan dengan menjunjung nilai-nilai yang luhur agar tetap dapat berkompetisi secara global.

f. Masyarakat Indonesia harus membekali diri dengan berbagai keterampilan, seperti kolaborasi,
komunikasi, literasi, dan lain sebagainya. Keterampilan ini penting untuk menjadi bekal agar dapat
meningkatkan peluang penerapan Pancasila secara global serta berkompetisi dengan warga dunia
lainnya.

Bagian 1 Pancasila : Unit 4 Proyek Gotong Royong


Kewarganegaraan
a. Gotong royong artinya adalah mengangkat beban secara bersama-sama agar beban menjadi ringan.
b. Ada dua jenis gotong royong, yaitu:
1) Gotong royong tolong-menolong. Kegiatan gotong royong tolong-menolong bersifat individual; dan
2) Gotong royong kerja bakti. Kegiatan gotong royong kerja bakti biasanya dilakukan untuk mengerjakan
suatu hal yang sifatnya untuk kepentingan umum.
c. Gotong royong memiliki makna penting, di antara nya adalah:
1) Gotong royong dapat merekatkan dan menguatkan solidaritas sosial;
2) Gotong royong dapat melahirkan sikap kebersamaan, saling tolong-menolong, dan menghargai
perbedaan;
3) Gotong royong dapat meringankan beban orang lain;
4) Gotong royong mampu mengurangi kesalahpahaman;
5) Gotong royong dapat mencegah terjadinya berbagai konlik; dan
6) Gotong royong dapat meningkatkan rasa kerja sama dan persatuan warga.

d. Gotong royong tidak hanya sebatas pada kegiatan bersama yang bersifat isik saja, tetapi dapat berupa
kerja bersama non-isik seperti mencari solusi bersama atas sebuah persoalan, memberikan gagasan/ide,
memberikan bantuan, dan lain-lain.

Bagian 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945: Unit 1 Ide Pendiri Bangsa tentang Konstitusi

a. Konstitusi merupakan hukum dasar tertinggi yang memuat hal-hal mengenai penyelenggaraan
negara.

b. Konstitusi dibagi menjadi dua jenis, yaitu tertulis dan tidak tertulis.

Konstitusi tertulis adalah aturan-aturan pokok dasar negara, bangunan negara, dan tata negara yang
mengatur perikehidupan satu bangsa di dalam persekutuan hukum negara.

Konstitusi tidak tertulis disebut juga konvensi, yaitu kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul dalam
sebuah negara.

c. Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintahan agar
penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang.

d. Konstitusi Indonesia dikenal sebagai revolutiegrondwet, yang bermakna bahwa UUD 1945
mengandung gagasan revolusi yang berwatak nasional dan sosial. Tujuannya adalah dekolonisasi dan
perubahan sosial ke arah terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
e. Naskah UUD 1945 pertama kali dipersiapkan oleh BPUPK. Hal itu dilakukan pada masa sidang kedua
tanggal 10 Juli sampai 17 Juli 1945. Saat itu, dibahas hal-hal teknis tentang bentuk negara dan
pemerintahan baru yang akan dibentuk

Bagian 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945: Unit 2 Hubungan Antar Regulasi

a. Regulasi adalah seperangkat peraturan untuk mengendalikan suatu tatanan yang dibuat supaya bebas
dari pelanggaran dan dipatuhi semua anggotanya.

b. Menurut UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan,


konstitusi merupakan hukum yang paling tinggi dan fundamental sifatnya sehingga peraturan-peraturan
di bawahnya tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang Dasar.

c. Regulasi UU tidak hanya menunjukkan adanya hierarki, tetapi juga ada relasi atau hubungan yang
tidak boleh saling bertentangan atau tumpang tindih antarperaturan.

Bagian 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945: Unit 3 Konsekuensi Pelanggaran Kesepakatan

a. Kesepakatan atau disebut juga pemufakatan diartikan sebagai sikap yang menyepakati akan satu atau
beberapa hal oleh satu pihak dengan pihak lain, di mana kesepakatan tersebut dilakukan dalam rangka
mencapai tujuan tertentu.

b. Norma adalah sebuah kesepakatan yang dibangun oleh masyarakat. Norma dibuat sebagai aturan
bersama, sebagai cara hidup bersama, dan sekaligus menjadi pemandu untuk mencapai tujuan bersama.

c. Norma harus ditaati. Apabila ada yang melanggar norma, harus siap menerima konsekuensinya.
Konsekuensi bukan hanya terhadap pelaku pelanggaran, tetapi juga dampak yang ditimbulkan terhadap
masyarakat.
d. Dalam menyusun sebuah kesepakatan, apalagi yang ditulis menjadi norma bersama, menghargai
pendapat orang lain menjadi sangat penting. Semua pihak harus meletakkan norma yang akan dibuat
sebagai tanggung jawab bersama.

e. Sekolah atau lembaga pendidikan model apa pun, hendaknya menjadi contoh atau model yang tepat,
yang bisa dirujuk oleh masyarakat. Jangan sampai sekolah justru menjadi contoh buruk dari sebuah
pemaksaan kehendak dalam membuat kesepakatan norma.

Bagian 2 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945


Unit 4 : Studi Kasus Pelanggaran Norma dan Regulasi

a. Norma merupakan kesepakatan dari berbagai pihak. Karena itu, ia harus kita terima dan patuhi,
meskipun kita bukanlah orang yang terlibat langsung dalam proses pengambilan kesepakatan tersebut.

b. Contoh, ketika seorang warga masyarakat melanggar kesepakatan yang diatur oleh norma agama, dia
akan mendapatkan konsekuensi atau akibat sebagaimana yang diatur oleh ajaran agama tersebut, baik
dia akan menerimanya ketika masih hidup di dunia maupun kelak setelah dia meninggal dunia.

c. Seseorang yang melakukan tindak pencurian, maka ia telah melanggar Pasal 362 KUHP, yang
menyatakan, “Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan
orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan
pidana penjara paling lama lima Tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah”.

Anda mungkin juga menyukai