Anda di halaman 1dari 6

Nama : Judan Alfithra Izzulhaq

NIM : J2A019026

Defenisi Pembelajaran Klasik (Classical Conditioning)


Didalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI) arti klasikal didefinisikan secara bersama-
sama di kelas. Berdasarkan pengertian tersebut maka model pembelajaran klasikal adalah
suatu model pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa yang secara bersama-sama
melakukan kegiatan diskusi (tanya jawab) dalam kelompok besar yaitu semua siswa yang ada
dalam kelas.

 Sebuah bentuk pembelajaran asosiatif dimana stimulus netral menjadi diasosiasikan


dengan stimulus yang bermakna dan menimbulkan kemampuan untuk mengeluarkan
respon yang serupa.

 Perubahan perilaku yang terjadi akibat stimulus netral diasosiasikan dengan stimulus
ilmiah.

CONTOH
1.Iklan Pil kesehatan dan Kecantikan Mastin yang memiliki lagu yang terkesan unik
sehingga tak jarang banyak orang yang menghapal lagu tersebut. Hal ini menjadi stimulus
bagi para konsumen dan memengaruhi perilaku konsumen.

2.Filipus mempunyai tetangga yang tinggal berdempetan dengan rumahnya. Filipus dan
tetangganya sama-sama mempunyai mobil dan motor. Tapi Filipus dapat membedakan
suara mana yang merupakan kendaraan milik keluarganya, mana yang merupakan suara
kendaraan tetangganya.

3.Suara adzan yang mengisyaratkan ke-5 waktu shalat wajib bagi para umat muslim.

4.Bunyi Bel di sekolah sebagai penanda waktu masuk sekolah, pergantian jam belajar,
penanda waktu istirahat dan sebagai penanda waktu pulang

5.Pertunjukan atraksi Lumba-Lumba dimana selain dilatih, Lumba–Lumba tersebut


diberikan stimulus berupa makanan untuk melakukan atraksi

Defenisi Pembelajaran Operan (Operant Conditioning)


Teori Operant Conditioning adalah teori yang dikembangkan oleh B.F Skinner. Teori
ini mengungkapkan bahwa tingkah laku bukanlah sekedar respon terhadap stimulus, tetapi
suaatu tindakan yang disengaja atau operant.
 Sebuah bentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku
menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan terulang lagi.

 Pembelajaran dimana konsekuensi dari perilaku mengarahkan pada probabilitas


perilaku.
CONTOH :
1.Arya sangat susah jika sudah waktunya makan siang. Dia tidak mau makan sampai
harus berkejar-kejaran dengan sang ibu. Maka, sang ibu berjanji jika Arya dapat
menghabiskan makan siangnya, ibu akan mengajaknya keliling naik kereta di mall pada
malam harinya. (Positive Reinforcement)

2.Saat Rosi duduk di kelas 6 SD, dia mendapat ranking 5. Melihat prestasinya, ayah
mengatakan jika Rosi dapat menaikkan rankingnya sampai ranking 3 maka dia akan
diberi sepatu sekolah yang baru. (Positive Reinforcement)

3. Pak Sudin adalah guru yang disiplin dalam hal mendidik murid-muridnya, sehingga
jika ada murid yang tidak membawa buku maka beliau akan segera memberikan hukuman
pada murid tersebut. Tono lupa membawa buku saat pelajaran Pak Sudin sehingga dia
diberi hukuman. Minggu depannya saat pelajaran Pak Sudin, Tono tidak lupa lagi untuk
membawa buku. (Punishment)

4.Seluruh murid kelas 2 SMP diberikan tugas untuk memberikan laporan hasil
pengamatan kecambah dari biji kacang hijau. Farah sudah menyelesaikan tugas dan
mengumpulkannya dengan tepat waktu sehingga guru tidak lagi menegur Farah, sehingga
dia makin sering mengerjakan tugas serta mengumpul tepat waktu. (Negative
Reinforcement)

5. Pada iklan Top Kopi dimana IwanFals (Primary Stimulus) yang merupakan sebuah
penyanyi sekaligus public figure menyemboyankan “Jangan mengaku orang Indonesia
kalau belum coba Top Kopi” (Secondary Stimulus). Hal ini akan membuat para
konsumen akan mencoba produk Top Kopi, utamanya para pecinta IwanFals.
Nama : Muhammad Rijal Dermawan Khasyiun
NIM : J2A019042

Defenisi Pembelajaran Klasik (Classical Conditioning)


Didalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI) arti klasikal didefinisikan secara bersama-
sama di kelas. Berdasarkan pengertian tersebut maka model pembelajaran klasikal adalah
suatu model pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa yang secara bersama-sama
melakukan kegiatan diskusi (tanya jawab) dalam kelompok besar yaitu semua siswa yang ada
dalam kelas.

 Sebuah bentuk pembelajaran asosiatif dimana stimulus netral menjadi diasosiasikan


dengan stimulus yang bermakna dan menimbulkan kemampuan untuk mengeluarkan
respon yang serupa.

 Perubahan perilaku yang terjadi akibat stimulus netral diasosiasikan dengan stimulus
ilmiah.

CONTOH
1. Iklan Pil kesehatan dan Kecantikan Mastin yang memiliki lagu yang terkesan unik
sehingga tak jarang banyak orang yang menghapal lagu tersebut. Hal ini menjadi stimulus
bagi para konsumen dan memengaruhi perilaku konsumen.

2. Filipus mempunyai tetangga yang tinggal berdempetan dengan rumahnya. Filipus dan
tetangganya sama-sama mempunyai mobil dan motor. Tapi Filipus dapat membedakan
suara mana yang merupakan kendaraan milik keluarganya, mana yang merupakan suara
kendaraan tetangganya.

3. Suara adzan yang mengisyaratkan ke-5 waktu shalat wajib bagi para umat muslim.

4. Bunyi Bel di sekolah sebagai penanda waktu masuk sekolah, pergantian jam belajar,
penanda waktu istirahat dan sebagai penanda waktu pulang

5. Pertunjukan atraksi Lumba-Lumba dimana selain dilatih, Lumba–Lumba tersebut


diberikan stimulus berupa makanan untuk melakukan atraksi

Defenisi Pembelajaran Operan (Operant Conditioning)


Teori Operant Conditioning adalah teori yang dikembangkan oleh B.F Skinner. Teori
ini mengungkapkan bahwa tingkah laku bukanlah sekedar respon terhadap stimulus, tetapi
suaatu tindakan yang disengaja atau operant.
 Sebuah bentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku
menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan terulang lagi.

 Pembelajaran dimana konsekuensi dari perilaku mengarahkan pada probabilitas


perilaku.
CONTOH :
1. Arya sangat susah jika sudah waktunya makan siang. Dia tidak mau makan sampai
harus berkejar-kejaran dengan sang ibu. Maka, sang ibu berjanji jika Arya dapat
menghabiskan makan siangnya, ibu akan mengajaknya keliling naik kereta di mall pada
malam harinya. (Positive Reinforcement)

2. Saat Rosi duduk di kelas 6 SD, dia mendapat ranking 5. Melihat prestasinya, ayah
mengatakan jika Rosi dapat menaikkan rankingnya sampai ranking 3 maka dia akan
diberi sepatu sekolah yang baru. (Positive Reinforcement)

3. Pak Sudin adalah guru yang disiplin dalam hal mendidik murid-muridnya, sehingga
jika ada murid yang tidak membawa buku maka beliau akan segera memberikan hukuman
pada murid tersebut. Tono lupa membawa buku saat pelajaran Pak Sudin sehingga dia
diberi hukuman. Minggu depannya saat pelajaran Pak Sudin, Tono tidak lupa lagi untuk
membawa buku. (Punishment)

4. Seluruh murid kelas 2 SMP diberikan tugas untuk memberikan laporan hasil
pengamatan kecambah dari biji kacang hijau. Farah sudah menyelesaikan tugas dan
mengumpulkannya dengan tepat waktu sehingga guru tidak lagi menegur Farah, sehingga
dia makin sering mengerjakan tugas serta mengumpul tepat waktu. (Negative
Reinforcement)

5. Pada iklan Top Kopi dimana IwanFals (Primary Stimulus) yang merupakan sebuah
penyanyi sekaligus public figure menyemboyankan “Jangan mengaku orang Indonesia
kalau belum coba Top Kopi” (Secondary Stimulus). Hal ini akan membuat para
konsumen akan mencoba produk Top Kopi, utamanya para pecinta IwanFals.
Nama : Qonitah Nur Aslamiyah
NIM : J2A019010

Defenisi Pembelajaran Klasik (Classical Conditioning)


Didalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI) arti klasikal didefinisikan secara bersama-
sama di kelas. Berdasarkan pengertian tersebut maka model pembelajaran klasikal adalah
suatu model pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa yang secara bersama-sama
melakukan kegiatan diskusi (tanya jawab) dalam kelompok besar yaitu semua siswa yang ada
dalam kelas.

 Sebuah bentuk pembelajaran asosiatif dimana stimulus netral menjadi diasosiasikan


dengan stimulus yang bermakna dan menimbulkan kemampuan untuk mengeluarkan
respon yang serupa.

 Perubahan perilaku yang terjadi akibat stimulus netral diasosiasikan dengan stimulus
ilmiah.

CONTOH
1.Iklan Pil kesehatan dan Kecantikan Mastin yang memiliki lagu yang terkesan unik
sehingga tak jarang banyak orang yang menghapal lagu tersebut. Hal ini menjadi stimulus
bagi para konsumen dan memengaruhi perilaku konsumen.

2.Filipus mempunyai tetangga yang tinggal berdempetan dengan rumahnya. Filipus dan
tetangganya sama-sama mempunyai mobil dan motor. Tapi Filipus dapat membedakan
suara mana yang merupakan kendaraan milik keluarganya, mana yang merupakan suara
kendaraan tetangganya.

3.Suara adzan yang mengisyaratkan ke-5 waktu shalat wajib bagi para umat muslim.

4.Bunyi Bel di sekolah sebagai penanda waktu masuk sekolah, pergantian jam belajar,
penanda waktu istirahat dan sebagai penanda waktu pulang

5.Pertunjukan atraksi Lumba-Lumba dimana selain dilatih, Lumba–Lumba tersebut


diberikan stimulus berupa makanan untuk melakukan atraksi

Defenisi Pembelajaran Operan (Operant Conditioning)


Teori Operant Conditioning adalah teori yang dikembangkan oleh B.F Skinner. Teori
ini mengungkapkan bahwa tingkah laku bukanlah sekedar respon terhadap stimulus, tetapi
suaatu tindakan yang disengaja atau operant.
 Sebuah bentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku
menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan terulang lagi.

 Pembelajaran dimana konsekuensi dari perilaku mengarahkan pada probabilitas


perilaku.
CONTOH :
1.Arya sangat susah jika sudah waktunya makan siang. Dia tidak mau makan sampai
harus berkejar-kejaran dengan sang ibu. Maka, sang ibu berjanji jika Arya dapat
menghabiskan makan siangnya, ibu akan mengajaknya keliling naik kereta di mall pada
malam harinya. (Positive Reinforcement)

2.Saat Rosi duduk di kelas 6 SD, dia mendapat ranking 5. Melihat prestasinya, ayah
mengatakan jika Rosi dapat menaikkan rankingnya sampai ranking 3 maka dia akan
diberi sepatu sekolah yang baru. (Positive Reinforcement)

3. Pak Sudin adalah guru yang disiplin dalam hal mendidik murid-muridnya, sehingga
jika ada murid yang tidak membawa buku maka beliau akan segera memberikan hukuman
pada murid tersebut. Tono lupa membawa buku saat pelajaran Pak Sudin sehingga dia
diberi hukuman. Minggu depannya saat pelajaran Pak Sudin, Tono tidak lupa lagi untuk
membawa buku. (Punishment)

4.Seluruh murid kelas 2 SMP diberikan tugas untuk memberikan laporan hasil
pengamatan kecambah dari biji kacang hijau. Farah sudah menyelesaikan tugas dan
mengumpulkannya dengan tepat waktu sehingga guru tidak lagi menegur Farah, sehingga
dia makin sering mengerjakan tugas serta mengumpul tepat waktu. (Negative
Reinforcement)

5. Pada iklan Top Kopi dimana IwanFals (Primary Stimulus) yang merupakan sebuah
penyanyi sekaligus public figure menyemboyankan “Jangan mengaku orang Indonesia
kalau belum coba Top Kopi” (Secondary Stimulus). Hal ini akan membuat para
konsumen akan mencoba produk Top Kopi, utamanya para pecinta IwanFals.

Anda mungkin juga menyukai