Anda di halaman 1dari 12

IMPLEMENTASI TEORI IVAN PAVLOV DALAM MEMBENTUK KARAKTER

ISLAMI SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM ASWAJA DARUL FALAH

Nurhandayani Hasanah1, Siti Alfiyana Rahmatillah2, Esa Nur Wahyuni3


Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Email: nurhandayani929@gmail.com, tillaalfiana12@gmail.com, esanw@uin-
malang.ac.id

Abstrak
Fenomena degradasi moral karakter peserta didik menjadi perbincangan yang
hangat dalam dunia pendidikan pada zaman modern. Kebijakan yang diterapkan dalam
menetapkan pendidikan karakter sebagai acuan untuk memperbaiki moral peserta didik.
Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan pembentukan nilai-nilai karakter Islami
melalui metode pembiasaan Ivan Pavlov yang di desain oleh guru yaitu melalui kisah
sahabat, lagu, games, dan hadist. Metode yang digunakan penelitian kualitatif jenis
deskriptif. Peneliti melihat fenomena yang terjadi di lapangan, kemudian menuangkannya
kedalam bentuk narasi. Hasil penelitian yaitu adanya perubahan karakter Islami melalui
implementasi Teori Ivan Pavlov dalam Membentuk Karakter Islami Siswa di
Sekolah Dasar Islam Aswaja Darul Falah.
Keywords: Teori Ivan Pavlov, Karakter Islami, Sekolah Dasar

Abstract
The phenomenon of the moral degradation of students' character is a hot topic of
conversation in the world of education in modern times. The policies implemented in
establishing character education as a reference for improving student morale. This study
seeks to reveal the formation of Islamic character values through Ivan Pavlov's
habituation method which was designed by the teacher, namely through stories of
friends, songs, games, and hadiths. The method used is descriptive qualitative research.
Researchers see the phenomena that occur in the field, then put it into narrative form.
The result of the research is that there is a change in Islamic character through the
implementation of Ivan Pavlov's Theory in Forming the Islamic Character of Students at
Aswaja Darul Falah Islamic Elementary School.
Keywords: Ivan Pavlov's Theory, Islamic Character, Elementary School

INTRODUCTION
Fenomena yang banyak terjadi di lingkungan Sekolah adalah sering
terjadinya Degradasi moral pada peserta didik. Karakter seperti berbohong kepada
guru ketika izin keluar kelas untuk ke kamar mandi namun faktanya pergi ke
kantin, dalam masalah pakaian maupun berbicara yang tidak sopan kepada guru,
Karakter bullying terhadap teman. Hal ini dapat mengakibatkan banyak
kekhwatiran bagi orang tua, guru, dan masyarakat. (Agung Prihatmojo, Badawi,
2020) Kemajuan teknologi yang semakin pesat berkembang merupakan salah satu
penyebab degradasi moral pada zaman sekarang ini, dengan adanya smarthphone
yang dapat mengakses internet, media sosial dan banyaknya game online yang
dapat membuat Karakter peserta didik buruk. (Gusti, 2021) Dalam dunia
Pendidikan sekarang ini banyak dikembangkan teori-teori belajar untuk

1
meningkatkan kualitas Pendidikan terutama dalam memperbaiki Karakter peserta
didik yang mengkhawatirkan bangsa. Dengan adanya teori belajar ini merupakan
solusi atau cara yang ditempuh oleh peserta didik yang digunakan oleh guru
dengan mendesain suatu pembelajaran sehingga dapat memberikan kemudahan
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. (Chandra & Saufiqi,
2022a)
Tulisan ini penting dilakukan karena tulisan yang ada belum menjelaskan
secara mendalam tentang Teori Ivan Pavlov dalam Membentuk Karakter Islami
Siswa Sekolah Dasar. Beberapa tulisan terdahuli diantaranya Implementasi Teori
Behaviorisme Ivan Pavlov dalam Membentuk Pola Karakter Islami Pelajar di
Bengkulu Tengah (Chandra & Saufiqi, 2022a), Pendidikan Karakter di Sekolah
Dasar Mencegah Degradasi Moral di Era 4.0 (Agung Prihatmojo, Badawi, 2020),
Degradasi Moral Dalam Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere-
Liye: Perspektif Sosiologi Sastra (Gusti, 2021), Relevansi Teori Belajar
Behaviorisme Terhadap Pendidikan Agama Islam (Pratama, 2019), Implementasi
Teori Behaviorisme dalam Pembelajaran Menganalisis Unsur Cerita (Hapsari,
2017), Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Tadris
Institut Agama Islam Negeri (Iain) Bengkulu (Saufiqi, 2021). Tulisan tersebut
belum menjelaskan secara mendalam penerapan teori Ivan Pavlov dalam
membentuk Karakter Islami siswa. Beberapa penelitian sudah menunjukkan
bahwa dengan teori Ivan Pavlov melalui berbagai macam kegiatan atau cara yang
digunakan dapat merubah Karakter peserta didik. Namun menurut peneliti
terdapat cara lain yang dapat mengubah Karakter peserta didik yaitu dengan
pembiasaan-pembiasaan yang sudah diterapkan dalam Sekolah Dasar Islam
Aswaja Darul Falah.
Tujuan tulisan ini adalah untuk menjelaskan tiga hal, yaitu: pertama,
Implementasi Teori Ivan Pavlov di Sekolah Dasar Islam Aswaja Darul Falah,
kedua Problematika Implementasi Teori Ivan Pavlov dalam membentuk Karakter
Islami Siswa. Dengan penjelasan secara spesifik dan terstruktur diharapkan dapat
memberikan kontribusi baik secara teori maupun praktisi dalam pelaksanaan
pembelajaran di era sekarang yang ini yang semakin banyak siswa mengalami
degradasi moral yang sangat mengkhawatirkan, secara teori diharapkan mampu
kepedannya terdapat tulisan baru tentang pandangan mengenai Teori Ivan Pavlom
dalam membentuk Karakter Islami.
Tulisan ini didasarkan pada suatu landasan bahwa pentingnya Pendidikan
oleh guru dalam lingkungan sekolah, namun pada dasarnya yaitu butuhnya
Kerjasama antara orang tua, guru dan di lingkungan masyarakat yang dapat
mempengaruhi Karakter Islami peserta didik. Oleh karena itu tulisan ini
menghasilkan tiga argument utama. Pertama, dengan melakukan pembiasaan
yang selalu diterapkan dari guru melalui pembelajaran di Sekolah dapat
mengubah moral siswa menjadi Karakter yang Islami. Kedua, Karakter Islami
dalam Pendidikan merupakan hal yang penting, karena termasuk dalam aspek
afektif namun faktanya orangtua akan merasa senang jika dalam kognitif anak
memiliki nilai yang bagus atau tinggi, Ketiga perlu adanya kesadaran dan bentuk
Kerjasama dari orangtua, guru, dan lingkungan masyarakat untuk membentuk
Karakter yang Islami bagi siswa karena merupakan tanggung jawab dan tujuan
bersama untuk membentuk anak yang memiliki Karakter yang baik sehingga
dapat memberikan manfaat kelak bagi bangsa dan negara.

2
Ivan Petrovich Pavlov, lahir di sebuah kota di Rusia yaitu Ryazan pada
tanggal 14 September 1849 dan meninggal pada 27 Februari 1936 di Leningrad
(Haslinda, 2019). Ivan Pavlov di sekolahkan pada sekolah gereja dan melanjutkan
pendidikan di Seminar Teologi. Di tahun 1884 Ivan Pavlov menjabat sebagai
direktur department fisiologi di Intitute of Experiment Medicine (Chandra &
Saufiqi, 2022b).Ivan Pavlov berencana menjadi pendeta, akan tetapi dia berubah
pikiran dan memutuskan untuk menekuni bidang fisiologi. Pavlov tidak mau di
sebut sebagai seoarang ahli dibidang psikologi, karena Pavlov seoran sarjana ilmu
faal yang fanatik (Purnamasari, 2020).
Ivan Pavlov adalah lulusan sarjana kedokteran dalam bidang dasar
fisiologi. Memilih untuk menjadi fisiologi yang berkualitas adalah pilihan Ivan
Pavlov. Selama bekerja di laboratorium Pavlov membuat aturan untuk semua
yang bekerja dilarang untuk menggunakan bahasa psikologi, contohnya menunjuk
kepada perasaan si anjing. Apabila ada yang melanggar akan mendapatkan denda,
(Purnamasari, 2020).
Keahlian Ivan Pavlov di bidang fisiologi memiliki pengaruh terhadap
keseluruhan ekperimen yang telah dilakukan. Eksperimen terhadap seekor anjing
adalah eksperimen Ivan Pavlov yang terkenal. Saat seekor anjing yang
mengeluarkan air liur sebagai simbol dari akan menculnya makanan. Berdasarkan
fenomena tersebut membuat Ivan Pavlov ingin melanjutkan ekperimen tersebut
dan mengembangkan studi karakter yang dikondisikan atau yang dikenal sebagai
teori Classical Conditioning, teori ini juga bagian dari pendekatan behavioristime
(Saputra, 2022). Dengan melakukan eksperimen tersebut Ivan Pavlov
memenangkan hadiah Nobel (Haslinda, 2019).
Teori Classical Conditioning menjelaskan bahwasanya, ketika makanan
yang menjadi unconditioned yang dipasangkan dengan bunyi bel yang menjadi
the Conditione. Maka bunyi bel yang ikut dipasangkan dengan makanan akan
berbunyi yang menjadi tanda bahwa akan ada makanan dan seekor anjing akan
merespon dengan mengeluarkan air liur (Baharuddin & Esa Nur Wahyuni, 2015).
Maka berdasarkan eksperimen yang dilakukan Ivan Pavlov, terdapat dua jenis
respond dan dua jenis stimulus yang harus dimengerti, sebagai berikut: stimulus
yang tidak terkondisi (Uncondioned Sti ulus - UCS), respon yang tidak terkondisi
(Unconditioned Response -UCR), stimulus yang terkondisi (Conditioned Stimulus
-CS), dan respon yang terkondisi (Conditioned Respon -CR) (Sudarti, n.d.).
menurut Davidoff 1981 dalam buku Baharudin & Esa Nur Wahyu, hasil akhir dari
eksperimen yang dilakukan Ivan Pavlov dapat menghasilkan hukum
pengkondisian, sebagai berikut: pemerolehan (acquisition), pemadaman
(extinction), generalisasi (generalization), diskriminasi (discrimination), dan
kondisioning tanding (Baharuddin & Esa Nur Wahyuni, 2015).
Dengan terlaksananya eksperiment ini, Ivan Pavlov mengambil
kesimpulan teori Classical Conditioning ini dapat membentuk tingkah laku
melalui adanya proses persyaratan (conditioning process) untuk mendapatkan
respon (Conditioned Respons) dari organisme yang dilakukan berulang-ulang
(Shahbana et al., 2020). Oleh karena itu, Pavlov beranggapan bahwa tingkah laku
makhluk hidup dapat terbentuk melalui pengaturan dan manipulasi lingkungan.
Sekolah dasar sebagai dasar utama dalam tujuan untuk pembentukan
karakter atau kepribadian Islami. Dengan memberikan pemahaman dan
pengamalan nilai-nilai karakter keislaman yang baik, dapat melindungi diri dari

3
perbuatan yang dilarang oleh agama dan nilai-nilai normatif yang telah berlaku di
kehidupan sehari-hari (Bk & Hamna, 2022). Pembentukan karakter Islami siswa
terjadi atas hasil pengajaran oleh pendidik atau guru di Sekolah yang dapat
menstimulus siswa untuk mau dan terdorong untuk melakukan hal terpuji karena
role model yang tepat.
Menanamkan karakter Islami merupakan upaya sadar yang dilakukan
untuk menjadikan siswa menjadi memiliki jiwa yang dekat dengan Allah swt.
Dengan menanamkan nilai-nilai Islami pada siswa akan menghasilkan generasi
yang bukan saja berkarakter baiak, akan tetapi siswa akan memiliki landasan
agama yang kuat dalam menjalankan kehidupan sehari-hari (Shobirin, 2018).
Tujuan yang dapat dicapai apabila penanaman karakter Islami ini berhasil adalah
untuk dapat meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan dan akan
menghasilkan lulusan yang memiliki kepribadian baik dan akhlak mulia
berdasarkan nilai-nilai keIslaman(Arifin et al., 2018).
Pendidikan di sekolah bukan saja mengajarkan anak pengetahuan akan
tetapi membentuk karakter siswa termasuk kewajiban dari sekolah termasuk
seorang guru. Membiasakan dan memberikan contoh perilaku-perilaku yang baik
serta menanamkan perilaku-perilaku yang merupakan langkah yang tetapt untuk
dapat membentuk siswa menjadi pribadi yang memiliki karakkter Islami sejak
dini. Kemampuan yang harus di tanamkan kepada siswa dan guru adalah
pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk memiliki prilaku yang baik (Utami &
Fathoni, 2022). Yang dapat dijadikan parameter atau indikator-indikator yang
digunakan pada kurikulum di Sekolah adalah sebagai berikut: menebar salam,
jujur, amanah, berbuat adil, tolong menolong, saling mengasihi, sabar, optimis,
dan lainnya (Wahyuni & Putra, 2020).
Di dalam Islam, mengajarkan tiga hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan metode pembiasaan dalam rangka membenahi siswa menuju arah
yang lebih baik, yaitu: a) lemah lembut dan memberikan kasih saying kepada
siswa, b) menjaga tabiat siswa yang salah dalam menggunakan hukuman, c)
dilakukan secara bertahap. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter di Sekolah
harus dilakukan oleh semua stackholder sekolah untuk keberhasilan
pembentukannya pendidikan karakter di Sekolah(Sugiharto, 2017). Keteladanan
juga diperlukan untuk membentuk karakter, karena dalam keteladanan ada
pembiasaan dan akan dapat membentuk karakter siswa (Muzakkir Walad, 2021).

METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis
deskriptif yang bertujuan untuk menganalisis Teori Ivan Pavlov dalam
membentuk Karakter Islami Siswa. Penelitian kualitatif deskriptif merupakan
pengumpulan suatu data yang ditemukan di lapangan yang dituangkan dalam
bentuk tulisan atau naratif sehingga memberikan dukungan terhadap apa yang
dijelaskan dalam penelitian. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif, karena peneliti tidak memperoleh data dengan cara statistic
atau bentuk hitungan tapi lebih melihat fenomena dan mendapatkan data dengan
cara wawancara, observasi dan dokumentasi. (Sugiyono, 2017) Melalui observasi
peneiliti mengumpulkan data dalam proses pelaksanaan Teori Ivan Pavlov dalam
membentuk Karakter Islami Siswa, metode pelaksanaan pembelajaran, dan segala
aktivitas pembelajaran yang berkaitan dengan Teori Ivan Pavlov dalam

4
membentuk Karakter Islami Siswa, melalui wawancara peneliti lakukan dengan
Kepala Sekolah, Guru, Peserta didik MI, dan Wali murid atau orang tua MI,
sedangkan dalam dokumentasi peneliti mengumpulkan foto kegiatan pelaksanaan
Teori Ivan Pavlov dalam membentuk Karakter Islami Siswa yang dapat
menunjang penelitian. Dengan menggunakan teknik analisis data dari model teori
Miles and Huberman, yang terdiri dari tiga tahapan yaitu reduksi data, display
data, dan verifikasi/ kesimpulan. Dalam Teknik analisis ini dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. (Mattehew B. Miles, A. Michael Huberman, 2014)

PEMBAHASAN
Implementasi Teori Ivan Pavlov dalam Membentuk Karakter Islami Siswa
di SD Islam Aswaja Darul Falah
Dalam menerapkan Karakter Islami di SD Islam Aswaja Darul Falah, guru
beserta kepala sekolah membuat rancangan yaitu pertama dengan memberikan
nama setiap kelasnya dengan nama-nama Sahabat-sahabat Rasulullah dari kelas
satu sampai enam Ibrahim, Utsman, Abu Bakar Assidiq, Zulaikha, Aisyah,
Khadijjah. Dengan tujuan menjadikan sahabat-sahabat sebagai teladan untuk
menanamkan Karakter-Karakter Islami kepada peserta didik. Pada setiap kelas
diberikan nama atau sebutan kelas salah satu nama sahabat, kemudian guru
menceritakan kisah dan membuat lagu dari nama sahabat yang kemudian dapat
diteladani dan diingat oleh peserta didik. Kedua melakukan sholat duha setiap
harinya di pagi hari sebelum melaksanakan pembelajaran. Siswa melakukan
sholat duha dengan bimbingan dari guru di setiap kelas masing-masing yang
diimami oleh salah satu siswa. Dengan melaksanakan sholat duha setiap harinya,
dapat diharapkan menambah nilai Karakter Islami siswa.
Ketiga kepala sekolah dan guru merancang membuat buku penghubung
dan rapot khusus untuk penilaian Islami yang didalamnya terdapat absen sholat
lima waktu dan absen mengaji di rumah. Buku penghubung diberikan kepada
peserta didik dan kemudian membawanya pulang, manfaatnya adalah untuk tetap
mengawasi dan menjaga sholat siswa meskipun tidak berada di sekolah, sehingga
dalam hal ini pentingnya pengawasan dan Kerjasama dari orangtua peserta didik
untuk mencapat tujuan bersama. Sebelum pembelajaran dimulai, guru memeriksa
buku penghubung peserta didik, jika terdapat bolong dalam sholat, maka guru
memerintahkan siswa untuk meng-qadha sholat yang tidak dikerjakan tersebut.
Keempat membentuk karakter Islami yang telah ditetapkan oleh sekolah pada
pribadi peserta didik dengan 9 akhlak terpuji diantaranya yaitu: Bersih, Percaya
Diri, Sopan, Santun, Mandiri, Peduli, Disiplin, Amanah, dan Syukur. Dalam
setiap bulan salah satu dari akhlak terpuji diterapkan dengan setiap minggunya
menggunakan metode berbeda-beda, pada minggu pertama menggunakan metode
Kisah Islami, guru menceritakan tema yang berkaitan dengan akhlak yang
diterapkan dengan menceritakan kisah Islami yang berkaitan dengan akhlak pada
bulan itu. Pada minggu kedua menggunakan metode Lagu, guru secara kreatif
membuat lagu yang sesuai dengan akhlak yang diterapkan. Diharapkan peserta
didik dapat mengingat dan mengaplikasikannya meskipun berawal dari lagu yang
diajarkan. Pada minggu ketiga, metode yang digunakan adalah menggunakan
games, guru secara kreatif mengaitkan games yang dapat di integrasikan dengan
akhlak pada saat itu. Pada minggu ke-empat metode yang diajarkan adalah dengan

5
mengajarkan hadist atau syair yang berkaitan dengan akhlak yang sesuai. Berikut
ini adalah salah satu contoh penerapan akhlak terpuji bersih di SD Islam Aswaja
Darul Falah
Tabel 1. Implementasi Akhlak Terpuji Bersih di SD Islam Aswaja DF
No Metode Minggu
1 2 3 4
1 Kisah Kisah Ummu
Islami Mahjan Marbot
Tua Masjid
Nabawi.
Ummu Mahjan
begitu rajin
membersihkan
masjid Nabawi
setiap hari. Di
usianya yang
sudah tua, ia
tetap istiqomah
melakukan
pekerjaannya.
Sosok Ummu
Mahjan pun
menjadi salah
satu orang yang
sangat
dihormati
Rasulullah
SAW.
Lagu - Wahai kawanku,
Jagalah kebersihan
Hidup akan ceria,
Sehat sepanjang
masa.
Mari kawanku,
Cuci tangan kamu,
Kuman tiada lagi,
Tentu kita senang
hati.
Kawan, oh kawan,
Ingat pesan guru,
Gosok gigi selalu,
Manissenyumanmu.
Wahai temanku,
Dengar ku
kabarkan, Jagalah
kebersihan, Jagalah
kesehatan
Games “Games
berburu
sampah
menghasilkan
emas”

6
Hadist/ ‫الُّط ُهوُر َش ْط ُر‬
Syair ‫اِإْل يَم اِن‬
(Kebersihan
itu sebagain
dari (cabang)
iman

Teori Ivan Pavlov


Dengan menggunakan teori ivan pavlov adanya stimulus dan respon yang
dilakukan secara terus menerus dan menjadi pembiasaan bagi peserta didik. Pada
awal diterapkannya, siswa masih terasa asing dan dalam keadaan menyesuaikan
diri dengan keadaan sekitarnya, dari yang tidak pernah dikerjakan berubah
menjadi kegiatan yang rutin dilakukan. Faktanya akan dirasakan dengan tidak
mudah, namun jika dilakukan secara bersungguh-sungguh, tersturktur, dan
konsisten maka akan terwujudlah suatu tujuan yang diinginkan. Tujuan dari
kegiatan ini adalam untuk membentuk kebiasaan yang baik kepada peserta didik,
guru melakukan penerapan 9 akhlak tersebut dengan cara emat metode tersebut
secara bergantian dan konsisten untuk melakukannya.
Teori Ivan Pavlov yang disebut dengan Classical Conditioning merupakan
teori yang membahas mengenai respon-repon yang baru sebagai sebuah hasil dari
dua stimulus atau lebih yang terjadi pada waktu yang bersamaan. Kontribusi teori
Ivan Pavlov bgai Pendidikan adalah, pertama, reaksi emosi yang terjadi atas
situasi yang dihadapi tidak dapat dipelajari atau dipahami degan pengkondisian
klasik. Kedua, proses pengkondisian klasik dapat digunakan bagi guru untuk
mempelajari respon emosional yang lebh adaptif (Molli Wahyuni & Nini Aryani,
2020).

Bagan 1. Proses Pengkondisian Klasikal Ivan Pavlov


Dimodifikasi dalam Pemberian Metode Pembiasaan

1) Sebelum Pengkondisian
Menghasilkan
US UR
Kisah Islami
Lagu
Games Praktek
Hadist/ Syair

2) Selama Pengkondisian
Dihubungkan dengan
US UR
Kisah Islami
Lagu
Games Metode Pembiasaan
Hadist/ Syair

3) Sudah Pengkondisian
Menghasilkan
US UR
Metode Pembiasaan Praktek
7
Perlakuan yang dilakukan secara berulang-ulang akan dapat
mempengaruhi pola pikir dan sikap intelektual. Contohnya pengkondisian
menceritakan kisah Islami tentang kisah Ummu Mahjan marbot tua Masjid
Nabawi yang dilakukan di hari Jum’at setelah dilaksanakannya Imtaq di sekolah
maka guru akan mengajak peserta didik untuk sama-sama menyeimak kisah
ketelanadan dari kisah yang diceritakan oleh guru dan meneladani nilai-nilai
kebaikan didalam kisah yang dibacakan pada minggu pertama, di Minggu kedua
guru merubah pola pembiasan dnegan metode lagu yang dibuat oleh sekolah
dengan memodifikasi lagu yang ada dengan merubah dengan kata-kata yang dapat
memuat kata-kata nilai-nilai Islami, diminggu ketiga membuat games tentang
nilai-nilai Islami yang berkaitan dengan pembahasan yang sebelumnya telah
dijelaskan oleh guru, di minggu ke empat perlakuan yang dilakukan dengan
mengenalkan hadit atau syair yang akan dihafalkan dan diterapkan pagi peserta
didik di setiap bulan akan diterapkan pola pembiasan seperti tersebut untuk
menanamkan karakter Islami pada siswa secara konsisten untuk dalam
membentuk suatu pola kebiasaan yang secara otomatis yang akan dilakukan oleh
guru dan siswa di sekolah. Guru kelas juga akan bertugas untuk mengawasi dan
memonitoring atau sepervisi kelas yang dilakukan secara rutin untuk melihat
sejauh mana perkembangan yang terjadi selama proses pengkondisian dilakukan
(Kurniawati et al., 2022).

Problematika Implementasi Teori Ivan Pavlov dalam membentuk Karakter


Islami Siswa.
Karakter Islami dapat berhasil dilakukan di sekolah dengan bantuan
stackholder sekolah untuk memberikan arahan dan bimbingan yang terus menerus
agar dapat menghasilkan hasil yang baik. Tercapainya keberhasilan untuk
mencapai suatu tujuan proses belajar mengajar yang dibantu dengan adanya
kemampuan yang dimiliki oleh guru, kurikulum, penggunaan metode
pembelajaran, fasilitas prasarana, serta lingkungan pembelajaran baik lingkungan
alam, psiko-sosial dan budaya (Jumrawarsi & Neviyarni Suhaili, 2020).
Guru yang memiliki andil berasal dalam keberhasilan pengkondisian
klasik yang di lakukan di sekolah harus dilakukan secara terus menerus, akan
tetapi yang terjadi di lapangan sebaliknya yaitu guru merasa mulai tidak dapat
konsisten dalam menerapkan pola pengkondisian yang sudah ditetapkan oleh
sekolah karena guru kelas memiliki tugas pokok lainnya yang wajib terpenuhi
untuk menunjang proses pembelajaran di kelas. Kejenuhan guru bisa terjadi
karena banyak faktor pendukung, diantaranya kelelahan, terbatasnya dana untuk
membuat media pembelajaran, tugas yang menumpuk, teknologi yang kurang dan
pengetahuan dan lainnya (Sari et al., 2020). Karenakejenuhan yang dialami guru
saat melaksanakan program pembiasaan maka hasil yang diharapkan belum disa
terlaksanakan dengan baik.
Masalah yang ditemukan untuk mendukung proses terjadinya
implementasi karakter Islami di SD Islam Aswaja adalah kurangnya penyuluhan
untuk dapat menhasilkan guru yang kreatif dalam proses mengajar, guru kelas
yang dibebani dengan berbagai tugas selaintugas pokok di sebagi wali kelas,
kurangnya sarana prasarana mengajar, kurangnya kerjasama guru dalam
menghasilkan proses pembelajaran yang kreatif dan lainnya. Kesenjangan yang

8
dapat terlihat dan dirasakan juga adalah dari seorang guru, di sekolah guru hanya
dituntut untuk kreatif dann kompeten dalam mendidik. Akan tetapi sebaliknya
untuk proses pengembangan dan peningkatan kualitas kompetensi guru sejauh ini
hanya di beratkan kepada diri guru itu saja, tanpa ada bantuan dari pemerintan dan
kepala sekolah. Maka diperlukan untuk keasadaran dari pemimpin di sekolah dan
peerintah untuk terus memberikan pelatihan untuk dapat menunjang guru yang
ompeten dalam mengajar.
Keberhasilan sebuah sektor pendidikan dilihat dari guru, maka guru pada
adasrnya tidak bisa berdiri sendidir karena perlu adanya dukungan dari sekolah
danpemerintah untuk bisa menjadi guru yang kompeten(Jamin, 2018) . Karena
guru memiliki andil dalam kemajuan dunia pendidikan. Seorang guru perlu
memiliki tanggung jawab dalam tugas untuk mendidikan siswa, guru juga harus
mampu untuk dapat menguasai keterampilan dasar dalam mengajar untuk
menunjang keberhasilan dalam proses mendidik siswa di sekolah (Pratiwi &
Ediyono, 2019). Maka dari itu guru harus dapat terus mengasah kemampuan
dirinya, agar dapat bisa terus mengajar dengan terampil yang juga sesuai dengan
zaman yang terus berkembang.
Dengan berbagai peristiwa yang terjadi menunjukkan bahwa, faktor
lingkungan memiliki peran besar dalam pembentukan karakter peserta didik.
Terutama dalam lingkungan pendidikan sekolah, guru memiliki pengaruh besar
dalam membantu membentuk perilaku islami peserta didik. Perilaku degradasari
moral dari yang besar sampai ke ringan masih tetap menjadi bahan perhatian
pemangku pendidikan dan orangtua. Kebiasaan Bullying antarteman dan
mengolok sering kali terjadi hanya karena alasan sepele. Dengan berbagai upaya
yang ditempuh demi kemajuan sekolah, guru melakukan hal terbaik kepada
peserta didiknya, salah satunya adalah melakukan pembiasaan yang diharapkan
mampu berdampak atau berpengaruh dalam karakter nilai-nilai peserta didik.
(Ani Jailani, Chaerul Rochman, 2019)
Dengan pemberian kebiasaan program bimbingan akhlak yang islami
akan memberikan arti perubahan yang besar bagi peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari. Adanya perubahan yang terjadi pada peserta didik dari sikapnya yang
kurang sopan kepada guru dan orangtua kini telah berubah membaik kembali.
Meskipun faktanya masih adanya beberapa siswa yang terlambat datang ke
sekolah, dan mengolok teman ketika guru sedang menjelaskan. Melalui
pembiasaan dari teori Ivan Pavlov merupakan solusi yang tepat dalam
menanggulangi degradasi krisis moral peserta didik. Menanamkan kebiasaan yang
baik dan Islami memang dianggap tidak mudah dan membutuhkan waktu yang
lama. Oleh karena itu pentingnya peran guru dilakukan secara konsisten dalam
membimbing karakteri Islami peserta didik. Karakter sesorang memang sangat
sulit di ubah, diakibatkan karena sudah melekat dalam dirinya sejak masih kecil.
karena pada masa kecil ketika baru lahir pendidikan pertama adalah berasal dari
orangtua yang ada di lingkungan keluarganya.(Sugiharto, 2017)
Penanaman karakter Islami pada peserta didik dilakukan dengan berbagai
macam metode yang dilakukan oleh guru diantaranya yaitu pertama
menggunakan model menceritakan kisah sahabat yang sesuai dengan karakter
Islami yang diterapkan, kedua menggunakan model lagu, guru secara kreatif
membuat lagu yang sesuai dengan tema dan karakteristik yang di terapkan pada
minggu tersebut. Ketiga games, guru membuat lagu dikelas secara bersama-sama

9
di kelas. Keempat guru mencari hadist atau syair, kemudian peserta didik
menghafalnya. Dengan melakukan keempat metode tersebut secara berulang-
ulang sehingga menjadi pembiasaan untuk peserta didik. Setelah adanya
pembiasaan yang diterapkan oleh guru, peserta didik tentunya memiliki perubahan
dalam hal perilaku dan karakternya. Perubahan tersebut yang terjadi adalah
anjuran untuk sholat, dengan melakukan sholat dzuhur berjamaah di Mushola dari
kelas satu hinggga kelas enam dengan di dampingi oleh gurunya. Pembentukan
kepribadian Islami ini dapat dibentuk dengan adanya pembiasaan dari teori Ivan
Pavlov, dengan bimbingan dan didikan yang diberikan oleh guru maka anak
tersebut tumbuh dengan perilaku yang baik. Begitu sebaliknya jika anak di
bimbing dan di bina dengan kebiasaan atau cara yang buruk maka akan tumbuh
dengan perilaku yang buruk juga sehingga menjadi pembiasaan yang diterapkan
dalam kehidupannya sehari-hari bahkan dapat mempengaruhi teman yang lain.
(Zazuk Mardkiyah, 2021)
Lingkungan pendidikan memiliki peran penting dengan adanya bantuan
dari guru beserta anggota/ staf lembaga di sekolah. Namun dukungan dari
lingkungan sekolah saja tidak cukup untuk memperbaiki karakter peserta didik.
Oleh karena itu perlunya dari lingkungan keluarga juga yaitu dari orangtua
berperan sangat penting karena mereka adalah pendidikan pertama yang
didapatkan oleh peserta didik. Sehingga anak-anak ada yang berprilaku baik dan
ada yang buruk tergantung dari pendidikan yang diberikan oleh orangtua.
Sebelum melakukan pembiasaan, tentunya orangtua dan guru yang berfungsi
sebagai teladan atau pedoman yang patut di contoh bagi peserta didik, sehingga
jika orangtua memiliki karakter yang baik otomatis akan menghasilkan anak
dengan karakter Islami yang baik pula.(Lampola Sitorus, Aldi Herindra, 2021)

Kesimpulan
Bentuk pembiasaan dari teori Ivan Pavlov dalam pembentukan nilai-nilai
karakter Islami siswa di SD Islami Aswaja Darul Falah dapat dilakukan dengan
pertama menerapkan Sembilan karakter akhlak yaitu disiplin, percaya diri, sopan,
santun, mandiri, peduli, disiplin, amanah syukur. Melalui empat metode yang
telah dibuat oleh kepala sekolah dan guru-guru diantaranya adalah 1)
Menceritakan Kisah Islami. 2) Lagu. 3) Games, dan 4) Hadist/ Syair. Dengan
melakukan pembiasaan dari model teori Ivan Pavlov dilakukannya empat metode
tersebut dalam setiap bulan dengan menerapkan Sembilan akhlak secara
bergantian. Kedua memberikan nama setiap kelas siswa dengan nama para
Sahabat, dengan perilaku yang dimiliki oleh para sahabat diharapkan mampu
memberikan contoh bagi peserta didik untuk di ingat kemudian diteladani. Ketiga
melakukan sholat duha setiap hari dengan bimbingan orangtua. Keempat, guru
dan kepala sekolah merancang telah menetapkan membuat buku penghubung dan
rapot yang di dalamnya terdapat absen mengaji siswa dan absen sholat.
Karakter-karakter yang dihasilkan siswa melalui pembiasaan dalam
pembentukan karakteri Islami siswa di SD Islam Aswaja Darul Falah ialah:
Budaya Religius, disiplin, menjaga lingkungan, kreatif, peduli sosial, ketaatan dan
kepatuhan, dan tanggung jawab. Bentuk evaluasi dari pembiasaan dari
pembentukan nilai-nilai karakter Islami di SD Islam Aswaja Darul Falah adalah
dengan kegiatan Upacara di hari senin, perkumpulan guru atau dalam acara rapat
evaluasi tiap bulan, pada kegiatan imtaq, dan penilaian rapor di setiap semester

10
bukan dalam bentuk nilai di kertas namun adanya pemberitahuan langsung dengan
orangtua wali murid.
Dalam faktor pendukung untuk pembentukan nilai-nilai karakter islami
siswa melalui pembiasaan dari teori Ivan Pavlov di SD Aswaja Darul Falah
adalah: a) Dukungan dari kepala sekolah dalam menerapkan pembiasaan karakter
Islami. b) Dukungan dari guru yang membimbing peserta didik. c) Dukungan dari
orangtua dalam membantu dan peduli terhadap perubahan karakter perilaku anak.

DAFTAR PUSTAKA
Agung Prihatmojo, Badawi. (2020). Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar
Mencegah Degradasi Moral di Era 4.0. Jurnal Riset Pedagogik, 4(1).
Ani Jailani, Chaerul Rochman. (2019). Peran Pendidikan Agama Islam dalam
Membentuk Karakter Jujur Pada Siswa. 10(2).
Arifin, S., Negeri, S., & Kulon, G. (2018). PENANAMAN KARAKTER ISLAMI
MELALUI PROGRAM HAFALAN TAKHASUS DI SD NEGERI 3
GONDANGLEGI KULON TAHUN AJARAN 2017/2018. 1(1).
Baharuddin & Esa Nur Wahyuni. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran. Ar-
Ruzz Media.
Bk, M. K. U., & Hamna, H. (2022). Strategi Pembentukan Karakter Islami Siswa
Sekolah Dasar di Masa Transisi Covid-19 Menuju Aktivitas New Normal.
Jurnal Bidang Pendidikan Dasar, 6(2), 135–148.
https://doi.org/10.21067/jbpd.v6i2.6866
Chandra, P., & Saufiqi, A. (2022a). Implementasi Teori Behaviorisme Ivan
Pavlov dalam Membentuk Pola Perilaku Islami Pelajar di Bengkulu
Tengah. 1.
Gusti, H. (2021). Degradasi Moral Dalam Novel Rembulan Tenggelam di
Wajahmu Karya Tere-Liye: Perspektif Sosiologi Sastra. Indonesian
Values and Character Education Journal, 4(1), 15–19.
https://doi.org/10.23887/ivcej.v4i1.31791
Hapsari, E. D. (2017). IMPLEMENTASI TEORI BEHAVIORISMEDALAM
PEMBELAJARAN MENGANALISIS UNSUR CERITA. Seminar Hasil
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Haslinda. (2019). Classical Conditioning. Jurnal Network Media, 2(1).
Jamin, H. (2018). UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL
GURU.
Jumrawarsi & Neviyarni Suhaili. (2020). Peranan Guru dalam Menciptakan
Lingkungan Belajar yang Kondusif. Ensiklopedia Education Review, 2(3).
Kurniawati, R., Amalia, A. R., & Khaleda N, I. (2022). Implementasi Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) melalui Budaya Kelas di Sekolah Dasar.
Jurnal Basicedu, 6(5), 8304–8313.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i5.3719
Lampola Sitorus, Aldi Herindra. (2021). Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan
Melalui Pembiasaan dan Pembudayaan di Sekolah Menengah Pertama.
3(5).
Mattehew B. Miles, A. Michael Huberman. (2014). Qualitative Data Analysis; a
Methods Sourcebook.
Molli Wahyuni & Nini Aryani. (2020). Teori Belajar dan Implikasinya dalam
Pembelajaran. Edu Publisher.

11
Muzakkir Walad. (2021). STRATEGI PENANAMAN KARAKTER ISLAMI
DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK SISWA KELAS VIII
DI MTs DARUSSHOLIHIN NW KALIJAGA. An-Nahdlah: Jurnal
Pendidikan Islam, 1(1), 28–37. https://doi.org/10.51806/an-
nahdlah.v1i1.11
Pratama, Y. A. (2019). Relevansi Teori Belajar Behaviorisme Terhadap
Pendidikan Agama Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah,
4(1), 38–49. https://doi.org/10.25299/al-thariqah.2019.vol4(1).2718
Pratiwi, C. P., & Ediyono, S. (2019). ANALISIS KETERAMPILAN GURU
SEKOLAH DASAR DALAM MENERAPKAN VARIASI PEMBELAJARAN.
Purnamasari, N. I. (2020). Siginifikansi Teori Belajar Clark Hull dan Ivan Pavlov
bagi Pendidikan Islam Kontemporer.
Saputra, A. A. (2022). PERBEDAAN TEORI JEAN PIAGET DAN IVAN
PAVLOV.
Sari, I. P., Novitasari, A. T., & Miftah, Z. (2020). EFEKTIVITAS PELATIHAN
MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN
MACRO POWERPOINT BAGI GURU. Research and Development
Journal of Education, 6(2), 31. https://doi.org/10.30998/rdje.v6i2.6107
Saufiqi, A. (2021). PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) BENGKULU 202.
Shahbana, E. B., Kautsar farizqi, F., & Satria, R. (2020). IMPLEMENTASI
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK DALAM PEMBELAJARAN.
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan, 9(1), 24–33.
https://doi.org/10.37755/jsap.v9i1.249
Shobirin, M. (2018). Pembelajaran Tahfidz Al Qur’an dalam Penanaman Karakter
Islami. QUALITY, 6(1), 16. https://doi.org/10.21043/quality.v6i1.5966
Sudarti, D. O. (n.d.). KAJIAN TEORI BEHAVIORISTIK STIMULUS DAN
RESPON DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA.
Sugiharto, R. (2017). PEMBENTUKAN NILAI-NILAI KARAKTER ISLAMI
SISWA MELALUI METODE PEMBIASAAN. Educan : Jurnal
Pendidikan Islam, 1(1). https://doi.org/10.21111/educan.v1i1.1299
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. Pustaka Setia.
Utami, V. P., & Fathoni, A. (2022). Implementasi Program Tahfidz Al-Qur’an
sebagai Penguatan Karakter Islami Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu,
6(4), 6329–6336. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3239
Wahyuni, I. W., & Putra, A. A. (2020). Kontribusi Peran Orangtua dan Guru
dalam Pembentukan Karakter Islami Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan
Agama Islam Al-Thariqah, 5(1), 30–37. https://doi.org/10.25299/al-
thariqah.2020.vol5(1).4854
Zazuk Mardkiyah. (2021). MODEL PEMBELAJARAN PEMBIASAAN DALAM
MEMBENTUK KARAKTER ISLAMI DAN AKHLAK MULIA PADA
PESERTA DIDIK MI NU TARBIYATUL ISLAM LORAM WETAN JATI
KUDUS TAHUN 2021/2022. 01(01).

12

Anda mungkin juga menyukai