PEB (Aziz Anugerah Nuriana, S.Ked)
PEB (Aziz Anugerah Nuriana, S.Ked)
PREEKLAMSIA
OLEH :
2015
1
BAB I
LAPORAN KASUS
1.1 IDENTITAS
Nama : Ny. E
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
1.2 ANAMNESA
KELUHAN UTAMA :
melalui rujukan dari Klinik dengan keluhan Sakit kepala sejak 1 hari yang lalu, disertai
disangkal , nyeri epigastrium disangkal . Os mengatakan tidak ada keluar ketuban dan
2
RIWAYAT PSIKOSOSIAL:
RIWAYAT PENGOBATAN :
puskesmas.
RIWAYAT HAID :
Pertama kali haid saat berusia 12 tahun, teratur, sering terasa sakit saat haid
namun setelah menikah sudah jarang sakit saat haid, durasi haid 5 hari, siklus 28 hari,
RIWAYAT ALERGI
RIWAYAT OPERASI :
RIWAYAT KB
PEMERIKSAAN FISIK
TANDA VITAL
Suhu : 36.50C
Pernapasan : 21 kali/menit
3
Nadi : 84 kali/menit regular, isi cukup
STATUS GENERALIS
STATUS LOKALIS
Thorax
o P: Sonor
Extremitas
STATUS OBSTETRI
Abdomen
4
Pemeriksaan Lab
Riwayat Persalinan
No Tempat Penolong Thn Aterm Jenis Penyulit Anak
bersalin Persalinan JK Keadaan
1 Kehamilan
sekarang
Diagnosis
Waktu Follow Up
9/06/15 S : Anemis(-), Sesak (-), Sakit kepala (+), Mual (-),
Penglihatan Kabur (-) , Mulas (-), penglihatan kabur (-)
O:
KU/KS : Sakit Ringan/ CM
TD :180/100 mmHg, Nadi: 80x/menit, RR: 21x/menit, DJJ: 14
0x/menit, His: (-), TFU: 28cm, Proteinuria +1, edema (-), reflek
patella(+)
A:
G1P0A0 hamil 30 minggu +PEB
P:
Nifedipine 3x10mg
Dopamet 3x500mg
Terpasang DC
Inf RL+ MgSO4 40% Kolf I
6
11/04/15 S:
Sesak (-), Sakit kepala (+), Mual (-), Muntah (-), Mulas (-) , ede
ma (+) , penglihatan kabur (-)
O:
KU/KS : Baik/ CM
TD :160/100 mmHg, Nadi: 80x/menit, RR: 21x/menit, DJJ: 12
9x/menit, His: (-), urin >35ml/jam, reflex patella (+)
A:
G1P0A0, Hamil 31 minggu + PEB
P:
Nifedipine 3x10mg
Dopamet 3x500mg
Dexamenthasone 2x1
Terpasang DC
Terpasang inf RL+ MgSO4 40% Kolf III
12/06/15 S:
Sesak (-), Sakit kepala (-), Mual (-),Mulas (-),edema (+),pengli
hatan kabur (-)
O:
KU/KS : Baik/ CM
TD :150/100 mmHg, Nadi: 88x/menit, RR: 21x/menit, DJJ: 13
7x/menit, His: (-),reflex patella (+),urin >35ml/jam
A:
G1P0A0 H 30 mgg + PEB
P:
Dopamet 3x500mg
Dexamenthasone 2x1
RL+MgSO4 kolf IV
13/06/15 S:
Sesak (-), Sakit kepala (-), Mual (-),Mulas (-), edema(+),pengli
hatan kabur (-)
O:
7
KU/KS : Baik/ CM
TD :160/100 mmHg, Nadi: 80x/menit, RR: 21x/menit, DJJ: 14
0x/menit, His: (-),reflex patella (+),urin >35ml/jam
A:
G1P0A0 H 30 mgg + PEB
P:
Dopamet 3x500mg
RL+MgSO4 kolf V
Cek proteinuria
14/06/15 S:
Sesak (-), Sakit kepala (-), Mual (-),Mulas (-), edema(+), pengli
hatan kabur (-)
O:
KU/KS : Baik/ CM
TD :150/100 mmHg, Nadi: 78x/menit, RR: 19x/menit, DJJ: 13
7x/menit, His: (-),reflex patella (+),urin >35ml/jam
A:
G1P0A0 H 30 mgg + PEB
P:
Dopamet 3x500mg
RL+MgSO4 kolf V
Prognosis
Dubia ad Bonam
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Preeklampsia adalah kelainan malafungsi endotel pembuluh darah atau vaskular
yang menyebar luas sehingga terjadi vasospasme setelah usia kehamilan 20 minggu,
mengakibatkan terjadinya penurunan perfusi organ dan pengaktifan endotel yang
menimbulkan terjadinya hipertensi, edema nondependen, dan dijumpai proteinuria
300mg per 24 jam atau 30mg/dl (+1 pada dipstick) dengan nilai sangat fluktuatif saat
pengambilan urin sewaktu (Brooks MD, 2011).
II. EPIDEMIOLOGI
Klasifikasi Preeklampsia
Dari berbagai gejala, preeklampsia dibagi menjadi preeklampsia ringan dan
preeklampsia berat.
1. Kriteria preeklampsia ringan :
Hipertensi dengan sistolik/diastolik > 140/90 mmHg, sedikitnya enam jam pada
dua kali pemeriksaan tanpa kerusakan organ.
Proteinuria > 300 mg/24 jam atau > 1 + dipstik.
Edema generalisata yaitu pada lengan, muka, dan perut.
2. Preeklampsia berat dibagi menjadi : preeklampsia berat tanpa impending eclampsia
dan preeklampsia berat dengan impending eclampsia.
Kriteria preeklampsia berat :
a. Tekanan darah sistolik/diastolik > 160/110 mmHg sedikitnya enam jam pada
dua kali pemeriksaan. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil
sudah dirawat di rumah sakit dan telah menjalani tirah baring.
b. Proteinuria > 5 gram/24 jam atau > 3 + dipstik pada sampel urin sewaktu
yang dikumpulkan paling sedikit empat jam sekali.
c. Oliguria < 400 ml / 24 jam.
d. Kenaikan kadar kreatinin plasma > 1,2 mg/dl.
e. Gangguan visus dan serebral : penurunan kesadaran, nyeri kepala persisten,
9
skotoma, dan pandangan kabur.
f. Nyeri epigastrium pada kuadran kanan atas abdomen akibat teregangnya
kapsula glisson.
g. Edema paru dan sianosis.
h. Hemolisis mikroangipatik karena meningkatnya enzim laktat dehidrogenase.
i. Trombositopenia ( trombosit < 100.000 mm3)
j. Oligohidroamnion, pertumbuhan janin terhambat, dan abrupsio plasenta.
k. Gangguan fungsi hepar karena peningkatan kadar enzim ALT dan AST.
10
pertumbuhan janin terhambat.
Disfungsi endotel
Kerusakan sel endotel vaskuler maternal memiliki peranan pada terjadinya
preeklampsia. Kerusakan endotel vaskular pada preeklampsia dapat
menyebabkan penurunan produksi prostasiklin, peningkatan aktivitas agregasi
trombosit dan fibrinolisis, kemudian diganti oleh trombin dan plasmin. Trombin
akan mengkonsumsi antitrombin III sehingga terjadi deposit fibrin. Aktivitas
trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan A2 dan serotonin sehingga
terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.
11
preeklamsia
Rawat RS:
Rawat RS:
istirahat MgSO4
Anti konvulsan
Oksigen
MgSO4
Anti hipertensif
Oksigen
Anti hipertensif
Gejala berkurang progresif
KU stabil
Induksi Persalinan
Rawat jalan
Pertimbangkan
persalinan pervaginam
Stabil
V. KOMPLIKASI
Komplikasi yang terberat ialah kematian ibu dan janin. Usaha utama ialah
melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita pre-eklampsia dan eklampsia. Komplikasi
yang tersebut di bawah ini biasanya terjadi pada pre-eklampsia berat dan eklampsia.
1. Solusio plasenta. Komplikasi ini biasanya terjadi pada ibu yang menderita
hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada pre-eklampsia. Di Rumah Sakit Dr.
Cipto Mangunkusumo 15,5% solusio plasenta disertai pre-eklampsia.
2. Hipofibrinogenemia. Pada pre-eklampsia berat Zuspan (1978) menemukan 23%
hipofibrinogenemia, maka dari itu penulis menganjurkan pemeriksaan kadar
fibrinogen secara berkala.
3. Hemolisis. Penderita dengan pre-eklampsia berat kadang-kadang menunjukkan
gejala klinik hemolisis yang dikenal karena ikterus. Belum diketahui dengan pasti
apakah ini merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah.
12
Nekrosis periportal hati yang sering ditemukan pada autopsi penderita eklampsia
dapat menerangkan ikterus tersebut.
4. Perdarahan otak. Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal
penderita eklampsia.
5. Kelainan mata. Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung
sampai seminggu, dapat terjadi. Perdarahan kadang-kadang terjadi pada retina; hal
ini merupakan tanda gawat akan terjadinya apopleksia serebri.
6. Edema paru-paru. Zuspan (1978) menemukan hanya satu penderita dari 69 kasus
eklampsia, hal ini disebabkan karena payah jantung.
7. Nekrosis hati. Nekrosis periportal hati pada pre-eklampsia-eklampsia merupakan
akibat vasopasmus arteriol umum. Kelainan ini diduga khas untuk eklampsia,
tetapi ternyata juga ditemukan pada penyakit lain. Kerusakan sel-sel hati dapat
diketahui dengan pemeriksaan faal hati, terutama penentuan enzim-enzimnya.
8. Sindroma HELLP. yaitu haemolysis, elevated liver enzymes, dan low platelet.
9. Kelainan ginjal. Kelainan ini berupa endoteliosis glomerulus yaitu pembeng-
kakan sitoplasma sel endotelial tubulus ginjal tanpa kelainan struktur lainnya.
Kelainan lain yang dapat timbul ialah anuria sampai gagal ginjal.
10. Komplikasi lain. Lidah tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat kejang-
kejang pneumonia aspirasi, dan DIC (disseminated intravascular coogulation).
11. Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra-uterin.
13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis preeklamsia berat dimana tekanan darah
pasien 180/100mmHg dengan adanya proteinuria +1 .
Penatalaksanaan preeklamsia diberikan langsung setelah dilakukan penegakan
diagnosis.
Pada pasien ini masih dilakukan pemantauan untuk menentukan janin di
pertahankan sampai aterm atau di terminasi pada usia kehamilan saat ini. Jika
kondisi membaik perlu pemantauan secara rutin kondisi ibu.
Rencana terminasi kehamilan perlu di pertimbangkan untuk menyelamatkan
kondisi ibu dari komplikasi preeklamsia yang bisa menyebabkan kematian.
Evaluasi TTV dan produksi urin menjadi tolak ukur dan alat evaluasi keadaan
pasien.
Penyebab preeklamsia dewasa ini masih belum ditemukan secara pasti.
SARAN
Penyuluhan bagi para ibu dengan kehamilan untuk melakukan Ante Natal Care
secara teratur di RS atau Bidan.
Pemeriksaan USG minimal 3x selama kehamilan, 1x pada setiap trimester untuk
mendeteksi dini adanya kelainan pada kehamilannya dan untuk pemantauan
kesejahteraan janin.
Penyuluhan pada para ibu dengan kehamilan untuk dapat melakukan
pemantauan kesejahteraan janinnya sendiri dengan cara yang sederhana,
misalnya menghitung gerakan janin dengan cara Cardif count, sehingga bila
terjadi penurunan kesejahteraan janin dapat di deteksi dini.
14
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
4. Scott, James. Disaia, Philip. Hammond, B. charles, Danforth Buku Saku Obstetri
dan Ginekologi. Cetakan pertama, Jakarta ; Widya Medika, 2002.
6. Wardhani, dyah P, dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran edisi ke-4. Media
aeusclapius: Jakarta
15