Bahan pangan
mengandung protein tinggi:
- Leguminosa (kacang-kacangan)
Protein merupakan sumber gizi utama yaiyu sumber asam amino.terdapat 8 dari 20 jenis asam amino
penyusun protein yang merupakan zat nutrisi esensial yang diperlukan tubuh yaitu lisin, triptofan,
fenilalanin, metionin, treunin, leusin, isoleusin, dan valin.
Protein juga memberikan sifat fungsional yang penting dalam membentuk karakteristik produk pangan.
Daging sapi
18,5
Beras
7,9
Daging ayam
23,1
Tepung gandum
13,7
Telur
12,5
Tepung maizena
6,9
Ikan Tuna
26,5
Pati jagung
0,3
Susu Segar
3,3
Apel
0,2
36,2
Kentang
2,0
Keju cheddar
24,9
Kacang kedelai
36,5
Yoghurt
5,3
Tahu
15,8
Protein merupakan molekul polipetida berukuran besar yang disusun oleh lebih dari 100 buah asam
amino yang berikatan satu sama lain secara kovalen dan dalam urutan yang khas yang disebut ikatan
peptida. Umumnya terdapat 20 jenis asam amino yang menyusun struktur protein. Yang membedakan
antara satu protein dengan protein lainnya adalah urutan dan jumlah asam amino yang menyusun
protein.
Ciri khas asam amino yang menyusun protein adalah gugus karboksil (-COOH) yang bersifat asam dan
gugus amino (-NH3) yang bersifat basa yang diikat pada atom karbon yang sama. Gugus karboksil ini
dapat bermuatan negatif, gugus amino dapat bermuatan positif tergantung pada pH medium.
Perbedaan asam amino yang satu dengan yang lainnya adalah gugus R yang bervariasi dalam struktur,
ukuran, muatan listrik dan kelarutan dalam air. Asam amino ini dibagi menjadi 4 golongan berdasarkan
gugus R-nya, antara lain sebagai berikut:
Gugus R
Asam Amino
Non polar
Bermuatan negatif
Bermuatan positif
Kadar protein pada bahan dan produk pangan dan hasil pertanian dapat ditentukan dengan berbagai
jenis metode analisis. Metode analisis protein yang sering digunakan akan dijelaskan sebagai berikut.
Metode Kjeldahl merupakan metode penetapan kadar prtein kasar (crude protein). Untuk menentukan
kandungan protein dalam bahan pangan (analisis proksimat). Metode ini didasarkan pada pengukuran
kadar nitrogen total dalam contoh/sampel. Kandungan protein dapat dihitung dengan mengasumsikan
rasio tertentu antara protein terhadap nitrogen untuk contoh yang dianalisis.
Penentuan protein pada metode Kjeldahl didasarkan pada asumsi bahwa kandungan nitrogen dalam
protein sekitar 16% karena unsur nitrogen bukan hanya berasal dari protein. Nitrogen yang dijumpai
pada komponen non protei seperti asam amino bebas, peptida berukuran kecil, asam nukleat, fosfolipid,
gula amin, porfirin, beberapa vitamin, alkaloid, asam urat, urea, ion amonium. Unsur nitrogen yang
terukur pada analisis protein metode Kjeldahl tidak hanya pada protein pada bahan, sebagian kecil dari
komponen-komponen non protein yang mengandung nitrogen. Untuk mengubah dari kadar nitrogen ke
dalam kadar protein digunakan angka faktor konversi 100/16 atau 6,25. Sedangkan beberapa jenis bahan
pangan faktor konversi yang digunakan berbeda.
Berikut adalah tabel faktor konversi dari beberapa jenis bahan pangan.
Jenis Pangan
Campuran
16,00
6,25
Daging
16,00
6,25
Maizena
16,00
6,25
16,00
6,25
15,66
6,38
Tepung
17,54
6,70
Telur
14,97
6,68
Gelatin
18,02
5,55
Kedelai
17,51
5,71
Beras
16,81
5,95
Kacang tanah
18,32
5,46
Metode Kjeldahl dapat digunakan untuk analisis protein semua jenis bahan pangan. Prosedur
penetapan tidak membutuhkan biaya mahal dan hasilnya cukup akurat. Metode resmi yang diakui AOAC
(The Association of Official Analytical Chemists) international. Kelemahan metode ini adalah metode ini
mengukur bukan hanya nitrogen pada protein, tetapi juga nitrogen dari non protein.
Penetapan kadar protein kasar dengan metode Kjeldahl dibagi tiga tahap, diantaranya adalah sebagai
berikut:
Pada tahap ini dilakukan dengan menambahkan asam kuat (asam sulfat) dan dilakukan proses
pemanasan. Tahap penghancuran ini membebaskan nitrogen dari contoh. Pada tahap ini ditambahkan
katalis untuk mempercepat proses penghancuran hingga sempurna. Katalis tersebut dapat berupa
merkuri oksida (HgO) atau campuran tembaga (Cu) dan titanium (Ti) dioksida. Selain itu ditambahkan
pula pottasium sulfat untuk meningkatkan titik didih asam sulfat agar proses digesti lebih cepat.
Setelah proses penghancuran selanjutnya adalah tahap neutralisasi. Larutan yang mengandung
amonium sulfat diperlakukan dengan penamahan alkali (NaOH) pekat untuk menetralkan asam sulfat.
Adanya larutan NaOH pekat mengakibatkan amonium sulfat dipecah menjadi gas amoniak.
Pada proses distilasi, gas amoniak diuapkan dan ditangkap oleh asam borat (H3BO3) membentuk
NH4H2BO3. Berikut adalah persamaan reaksinya.
c 3. Tahap Titrasi
Senyawa NH4H2BO3 dititrasi menggunakan asam klorida (HCl) encer (0,02 N) sehingga asam borat
terlepas kembali dan terbentuk amonium klorida. Reaksi yang terjadi selama proses titrasi adalah
sebagai berikut.
Jumlah asam klorida yang digunakan untuk titrasi setara dengan jumlah gas NH3 yang dibebaskan dari
proses distilasi. Pinsip stoikiometri diperoleh kesetaraan:
Prosedur kerja yang dilakukan dalam analisis protein metode Kjeldahl ini adalah sebagai berikut.
3) Tambahkan 2-3 butir batu didih. Didihkan contoh selama 1-1,5 jam dengan kenaikan suhu secara
bertahap sampai cairan jernih, lalu dinginkan.
b. Tahap Distilasi
1) Tambahkan sejumlah kecil air distilata secara perlahan lewat dinding labu dan goyang pelan agar
kristal yang terbentuk larut kembali.
2) Pindahkan isi labu ke dalam alat distilasi dan bilas labu 5-6 kali dengan 1-2 ml air distilata.
3) Pindahkan air cucian ke labu distilata dan tambahkan 8-10 ml larutan 60% NaOH – 5% Na2SO3.
4) Letakkan erlenmeyer 250 ml yang berisi 5 ml larutan H3BO3 dan 2-4 tetes indikator metilen red-
metilen blue di bawah kondensor. Ujung ndensor harus terendam di bawah larutan H3BO3.
c. Tahap Titrasi
1) Pipet 25 ml larutan HCl 0,02 N ke dalam erlenmeyer 250 ml, lalu tambahkan 2-3 tetes indikator
phenoftalein 1%.
2) Titrasi larutan HCl 0,02 N dengan NaOH 0,02 N yang telah distandardisasi.
3) Catat volume NaOH yang diperlukan untuk titrasi hingga warna larutan berubah menjadi merah
muda.
2) Titrasi dengan HCl 0,02 N terstandar sampai terjadi perubahan warna menjad abu-abu.
d. Penetapan Blanko
1) Dengan prosedur yang sama dengan contoh, lakukan analisis untuk blanki (tanpa contoh).
2) Catat volume HCl 0,02 N standar yang digunakan untuk titrasi blanko.
e. Perhitungan
%N =