Anda di halaman 1dari 7

LAMPIRAN

PERATURAN BUPATI
NOMOR ………… TAHUN 2019
TENTANG
PENETAPAN HARGA SATUAN PEKERJAAN
KONTRUKSI (HSPK) DAN HARGA SATUAN
BANGUNAN GEDUNG NEGARA (HSBGN)
KABUPATEN BERAU TAHUN ANGGARAN
2019

KAIDAH PENGGUNAAN
STANDARISASI PENGGUNAAN BUKU
HSPK KABUPATEN BERAU TAHUN 2019
1.1 PENDAHULUAN
Kondisi geografis dan tersedianya sumber daya suatu daerah dan daerah
lainnya menyebabkan timbulnya perbedaan-perbedaan fisik dan non fisik
dari suatu daerah terhadap daerah lainnya, hal demikian menyebabkan juga
perbedaan besarnya biaya pembangunan .

Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya biaya pembangunan


antara lain :

1. Faktor Lokasi
2. Faktor Sumber daya
3. Faktor Transpotasi
4. Faktor Inflasi

 
1.1.1. Faktor Lokasi

Kondisi geografis dari suatu lokasi secara langsung akan mempengaruhi


disain bangunan mulai dari pondasi, dinding, lantai maupun atap baik
konstruksi maupun finishingnya. Hal tersebut menyebabkan biaya
pembangunan yang dibutuhkan menjadi tinggi atau rendah.
Makin sederhana desain bangunan yang sesuai dengan kondisi lokasi,
makin rendah biaya pembangunannya, sebaliknya untuk lokasi-lokasi yang
memerlukan desain dengan penyelesaian khusus terhadap kondisi lokasi
akan menyebabkan biaya pembangunan tinggi.

1-1
KAIDAH PENGGUNAAN STANDARISASI PENGGUNAAN BUKU HSPK BERAU
Perencanaan Penyusunan HSPK Bidang Ke PU an Kabupaten Berau Provinsi
Kalimantan Timur
Tahun 2019

 
 1.1.2. Faktor Sumber Daya.

Tersedianya sumber daya yang dibutuhkan dalam pembangunan


bangunan pada suatu daerah baik sumber daya bahan bangunan
maupun tenaga kerja akan menyebabkan tinggi rendahnya biaya
 pembangunan.
Suatu daerah yang kaya akan sumber daya bahan bangunan maupun
tenaga kerja akan memberikan kemudahan dibanding dengan daerah
yang kondisinya sulit atau sedikit sumber dayanya. Tingkat kemudahan
tersebut akan mempengaruhi biaya tambahan utuk mendatangkan
sumber daya sehingga akan mempertinggi biaya pembangunan.


 
1.1.3. Faktor Transportasi

Faktor tranportasi dipengaruhi langsung oleh sarana dan prasarana
transportasi yang ada baik tranportasi darat, laut, sungai maupun udara.
Makin sulit suatu daerah dijangkau maka biaya pembangunan akan
semakin tinggi.

Sebagai ilustrasi, daerah kepulauan yang mendatangkan bahan


bangunan dan tenaga kerja dari daerah lain akan memerlukan biaya
pembangunan yang lebih tinggi, demikian pula daerah perbukitan,
pegunungan yang belum ada sarana transportasinya diperlukan
angkutan pesawat udara atau kuda.

1.2. PEMBAGIAN ZONA

Kabupaten Berau merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi


Kalimantan timur yang beribukota di Tanjung Redep, secara geografis
0 0 0 0
terletak antara 116 BT – 119 BT dan 1 LU – 2 33’ LS. Berbatasan
dengan Kabupaten Bulungan di utara, Selat Makassar di timur,
Kabupaten Kutai Timur di selatan dan Kabupaten Bulungan, Kabupaten

1-2
KAIDAH PENGGUNAAN STANDARISASI PENGGUNAAN BUKU HSPK BERAU
Perencanaan Penyusunan HSPK Bidang Ke PU an Kabupaten Berau Provinsi
Kalimantan Timur
Tahun 2019

Kutai barat Dan Kutai Kartanegara barat. Luas wilayah daerah ini
34.127.47 Km2 atau 26,82 % dari luas Kalimantan Timur. Dengan
jumlah penduduk 210.135 jiwa (2014) dengan kepadatan 6,16 jiwa/km²
dan pertumbuhan penduduk selama 4 tahun terakhir rata-rata 17,34%
setiap tahun. Kabupaten Berau dibentuk berdasarkan undnag-undang
No. 27 tahun 1959, tentang pembentukan Daerah Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1959 No. 09). Kabupaten Berau
terdiri dari 13 Kecamatan.

Perhitungan inflasi di Kabupaten Berau mengacu data inflasi Provinsi


Kalimantan Timur. Berikut tabel inflasi bulan januari – desember.

Tahun Inflasi Bulan Januari - Desember


Samarinda Balikpapan Tarakan Kaltim Nasional
2006 6.52 5.52 - 6.04 6.60
2007 9.18 7.27 - 8.30 6.59
2008 12.69 11.30 19.85 13.06 11.06
2009 4.06 1.60 7.21 4.31 2.78
2010 7.00 7.38 7.92 7.28 6.96
2011 6.23 6.45 6.43 6.34 3.79
2012 4.81 6.41 5.99 5.60 4.30
2013 10.06 8.86 9.27 9.50 8.43
2014 6.74 7.43 11.91 7.66 8.36
2015 4.15 4.27 3.91 4.20 4.14
Min 4.06 1.60 3.91 4.20 2.78
Maks 12.69 11.30 19.85 13.06 11.06
Rata-
rata 7.14 6.65 9.06 7.23 6.30

Kaltim Nasional
2006 6.04 6.60
2007 8.30 6.59
2008 13.06 11.06
2009 4.31 2.78
2010 7.28 6.96
2011 6.34 3.79
2012 5.60 4.30
2013 9.50 8.43

1-3
KAIDAH PENGGUNAAN STANDARISASI PENGGUNAAN BUKU HSPK BERAU
Perencanaan Penyusunan HSPK Bidang Ke PU an Kabupaten Berau Provinsi
Kalimantan Timur
Tahun 2019

2014 7.66 8.36


2015 4.20 4.14
Sumber : Hasil Analisis BPS - BI

Grafik Inflasi Kaltim - Nasional

Dari data inflasi terdapat 3 angka inflasi yaitu : 4,28 %, 7,28 % dan 13,06 %
dari ketiga angka tersebut angka yang paling realistis adalah 7,28 %,
sedangkan kalau 4,28 % maupun 13,06 % merupakan inflasi yang ekstrim.

Pembagian zona harga satuan dilatar belakangi oleh terdapatnya perbedaan


harga antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya dalam satu kecamatan,
dengan kondisi geografis yang ada di Berau berjauhan dimana transportasi
ada yang bisa ditempuh lewat darat, sungai maupun laut oleh karena itu
pembagian zona merupakan faktor yang penting dilakukan.

1-4
KAIDAH PENGGUNAAN STANDARISASI PENGGUNAAN BUKU HSPK BERAU
Perencanaan Penyusunan HSPK Bidang Ke PU an Kabupaten Berau Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2019

2. Tabel 2.1 Pembagian Zona Wilayah Terhadap Harga Di Kabupaten Berau


Zona I Zona II Zona III Zona IV Zona V
(perkotaan) (Pedalaman) (Pesisir I) (Kepulauan & Pesisir) (Kepulauan)
Tanjung Redeb Segah Biatan Kep. Derawan Kep. Maratua
Kecamatan Gunung Tabur Kelay Tabalar
Teluk Bayur Talisayan
Sambaliung Batu Putih
Biduk-Biduk

Secara umum harga dasar yang dijadikan patokan standar harga


barang/jasa adalah zona I (zona perkotaan) mayoritas item bahan
berasal dari zona perkotaan. Standar harga barang/jasa di zona II, zona
III,zona IV,dan zona V dilakukan dengan menambah prosentase tertentu
terhadap harga satuan barang di zona I dengan mempertimbangkan
variable tambahan yang diperlukan atau biaya tambahan agar barang
tersebut sampai di zona II, zona III, zona IV, Dan Zona V. Harga dasar
tersebut belum termasuk keuntungan maksimal 15 % sesuai dengan
Perpres 70 Th 2012 pasal 66 ayat 8 dan Perka LKPP 14/2012 Juknis
Perpres 70.

Dimana :

dimana :
IHKn = Indeks periode ke – n
Pni = Harga jenis barang i, periode ke – (n)
P(n-1)I = Harga jenis barang i, periode ke – (n-1)
P(n-1)i.Q0i = Nilai konsumsi jenis barang i, periode ke – (n-1)
P0i.Q0i = Nilai konsumsi jenis barang i, pada tahun dasar
K = Jumlah jenis barang paket komoditas.
1-5
KAIDAH PENGGUNAAN STANDARISASI PENGGUNAAN BUKU HSPK BERAU
Perencanaan Penyusunan HSPK Bidang Ke PU an Kabupaten Berau Provinsi
Kalimantan Timur
Tahun 2019

Sebagai contoh adalah :

Di daerah biduk biduk biaya angkut 200 zak semen 40 kg adalah 2


juta/trip.

Di daerah Kepulauan Maratua adalah:

Biaya angkut diatas 20 ton menggunakan kapal besar adalah 10


juta/trip.

Biaya angkut diatas 10 ton menggunakan kapal kecil adalah 7 juta/trip.

Dari hasil simulasi perhitungan adalah di dapat :

Dengan mempertimbangkan seperti tersebut diatas maka standar harga


barang di zona II, zona III, zona IV, dan Zona V dan adalah sebagai
berikut :

1. Zona I = Harga tertinggi Zona I + Harga tertinggi Zona I x 5 trip x


(0,44% + Inflasi 7,23%)

2. Zona II = Harga tertinggi Zona II + Harga tertinggi Zona II x 5 trip


(4,76% + Inflasi 7,23%)

3. Zona III = Harga tertinggi Zona III + Harga tertinggi Zona IIIx 5 trip x
(5,72% + Inflasi 7,23%)

4. Zona IV = Harga tertinggi Zona IV + Harga tertinggi Zona IV x 5 trip


x (9,68% + Inflasi 7,23%)

5. (Zona V= Harga tertinggi Zona V + Harga tertinggi Zona V x 5 trip x


(10,17% + Inflasi 7,23%).

Angka inflasi bersifat fluktuatif, karena itu dalam pengajuan nilai proyek
harus sesuai dengan asumsi inflasi yang disepakati antara pemberi
pekerjaan dan pelaksana pekerjaan.

1-6
KAIDAH PENGGUNAAN STANDARISASI PENGGUNAAN BUKU HSPK BERAU
Perencanaan Penyusunan HSPK Bidang Ke PU an Kabupaten Berau Provinsi
Kalimantan Timur
Tahun 2018

Khusus untuk wilayah diluar ibu kota Kecamatan dan membutuhkan ongkos
transportasi tambahan, maka dalam pelaksananya dapat menambahkan
ongkos transportasi tersebut, sebagai contoh wilayah pedalaman
Kecamatan Kelay dan Segah

Contoh Diluar Ibu Kota Kecamatan Segah ditambahkan biaya angkut dengan
ketentuan:

1) Dari pusat Zona Kecamatan Kelay hingga terjauh ke Desa Long


Suluy, biaya angkut material ditambah biaya transportasi sebesar
Rp. 44,944 per ketinting per Km.

2) Dari pusat Zona Kecamatan Kelay hingga terjauh ke Desa Merasa


dan Muara Lesan, biaya angkut material ditambah biaya
transportasi sebesar Rp. 153,333 per ketinting per Km.

3) Dari pusat Zona Kecamatan Segah hingga terjauh ke Desa Punan


Segah, biaya transportasi sebesar Rp. 22,222 per ketinting per Km.

1-7

Anda mungkin juga menyukai