Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan,
serta bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu adanya perawat
kesehatan komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam dalam hal
pencegahan, pemeliharaan, promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang
bukan saja ditujukan kepada individu, keluarga, tetapi juga dengan masyarakat
dan inilah yang disebut dengan keperawatan komunitas.
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok
resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan.
Model community as partner merupakan salah satu dari model
keperawatan komunitas yang berproses dalam komunitas sebagai mitra atau
partner dalam menangani masalah kesehatan, meningkatkan derajat kesehatan dan
pencegahan masalah keperawatan komunitas. Model Comunity as partner terdapat
dua komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan.
Roda pengkajian komunitas terdiri (1) inti komunitas (the community core), (2)
Subsistes komunitas (the community subsystem), dan (3) persepsi (perseption).
Model ini lebih berfokus pada perawatan kesehatan masyarakat untuk
berpartisipasi penuh dalam meningkatkan kesehatannya. (Anderson, community as
a partner).

1
1.2 Tujuan Penulisan
Penulisan Makalah ini bertujuan mengaplikasikan semua teori yang telah
penulis diskusikan:
1. Agar mahasiswa memahami pengertian dan konsep Community as partner
2. Agar mahasiswa memahami pendekatan dan paradigma keperawatan
community as partner.
3. Agar mahasiswa memahami Asuhan keperawatan Komunitas berdasarkan
model Community as partner.

1.3 Metode Penulisan


Dalam menyusun Makalah ini penulis mengumpulkan informasi dengan
cara studi pustaka, dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur-literatur yang
berhubungan dengan Model Community as partner.

1.4 Sistematika Penulisan


Penulisan Laporan ini diawali dengan kata pengantar dan daftar isi,
dilanjutkan Bab I. Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, tujuan
penulisan, metode dan sistematika penulisan. Bab II, Tinjauan Teoritis terdiri dari
konsep dasar Model Community as partner. Bab III tentang kesimpulan dan saran,
dan pada bagian akhir Laporan ini dilampirkan daftar pustaka.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Community as partner


Teori komunitas sebagai mitra (community as partner) adalah teori praktis
yang diturunkan dari model teori konseptual sistem (Conceptual teori Sistem
Model), yang dikembangkan dan dipublikasikan oleh Bety Neuman pada tahun
1970. Model sistem ini merefleksikan sifat klien sebagai sistem terbuka. Keahlian
Neuman dalam bidang kesehatan jiwa, mendasari konsep utama yang membentuk
model ini, adalah strressor, mekanisme pertahanan, dan homeostatis sebagai
sebuah sistem yang dinamis. Rekasi dari sistem mengakibatkan suatu kondisi
seimbang/equlibrium (sakit). Numan juga menggunakan konsep tiga tingkatan
pencegahan sebagai pendekatan dalam intervensi keperawatan.
Anderson dan Mc Farland mengawali pembentukan teori yang diberi nama
komunitas sebagai klien (Comunity as a Client). Dalam perkembangannya, teori
tersebut berubah menjadi komunitas sebagai mitra (Comunity as partner) atas
dasar keyakinan bahwa komunitas adalah subjek asuhan yang memiliki potensi
dan memiliki otonomi untuk menentukn status kesehatannya. Istilah partner lebih
tepat karena memiliki nilai partisipasi aktif komunitas untuk mencapai tujuan
bersama.

2.2 Konsep Community as partner


Konsep utama teori Community as partner adalah roda pengkajian
komunitas dan proses keperawatan. Dua bagian utama dari konsep roda pengkaian
komunitas meliputi inti komunitas (core) dan 8 subsistem. Core terdiri dari
demografi, statistik penting, sejarah, etnis/budaya, dan persepsi terhadap
kesehatan. Sedangkan subsistem terdiri dari 1) Lingkungan fisik, 2) pendidikan,
3) ekonomi, 4) keamanan dan transportasi. 5) politik dan pemerintah, 6)
pelayanan kesehatan dan sosial, 7) komunikasi, 8) Rekreasi. Core dan sub sistem
dikelilingi oleh garis pertahanan sebagai sistem respon yang ditampilkan oleh
komunitas sebagai reaksi terhadap stressor yang masuk. Lingkaran utuh sebagai

3
garis pertahanan normal adalah level kesehatan yang ditampilkan komunitas.
Lingkaran putus-putus adalah garis pertahanan fleksibel yang mengelilingi
komunitas sebagai “a buffer zone” yang menggambarkan suatu level kesehatan
yang dimanis sebagai hasil dari respons sementara terhadap stressor. Delapan sub
sistem dibagi oleh garis putus-putus sebagai garis pertahanan resisten untuk
menunjukan bahwa masing-masing mempunyai pengaruh dan dipengaruhi oleh
yang lainnya. Stressor adalah tekanan yang menghasilkan stimulus berpotensi
menyebabkan ketidakseimbangan. Status ketidakseimbangan dikenal sebagai
derajat reaksi.
Intervensi keperawatan dibedakan kedalam tiga tingkatan pencegahan.
Pencegahan primer bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan komunitas melalui kegiatan promosi dan proteksi kesehatan.
Pencegahan sekunder bertujuan untuk mencegah akibat lanjut atau kecacatan
melalui kegiatan perawatan dan rehabilitas.
Model konseptual adalah sintesis seperangkat konsep dan pernyataan yang
mengintegrasikan konsep-konsep tersebut menjadi suatu kesatuan. Model
keperawatan dapat didefinisikan sebagai kerangka pikir, sebagai satu cara melihat
keperawatan, atau satu gambaran tentang lingkup keperawatan. Model ini sebagai
panduan proses keperawatan dalam pengkajian komunitas; analisa dan diagnosa;
perencanaan; implementasi komunitas yang terdiri dari tiga tingkatan pencegahan;
primer, sekunder, dan tersier, dan program evaluasi (Hitchcock, Schubert,
Thomas, 1999). Konsep Community as partner diperkenalkan Anderson dan
McFarlane yang merupakan pengembangan dari model Neuman yang
menggunakan pendekatan totalitas manusia untuk menggambarkan status
kesehatan klien. Komunitas sebagai klien/partner berarti bahwa kelompok
masyarakat tersebut turut berperan serta secara aktif dalam meningkatkan
kesehatan, mencegah dan mengatasi masalah kesehatannya.

4
2.3 Aplication Community as partner
Inti Komunitas (core) mengidentifikasi 1) sejarah terjadinya atau
perkembangan komunitas yang berkontribusi pada terjadinya isu dan
kecenderungan masalah kesehatan komunitas; 2) demografi meliputi karakteristik
komunitas (usia, jenis kelamin, agama, status perkawinan, latar belakang
pendidikaan dan pekerjaan; 3) statistik penting (angka kelahiran, angka kesakitan,
angka kematian, dll). 4) etnis dan budaya komunitas ( suku atau ras, adat atau
kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan, bahasa yang digunakan). Metode
pengkajian yang efektif dan efisien digunakan untuk mengkaji data inti komunitas
meliputi: wawancara kepada informan kunci, angket dan data sekunder melalui
profil kesehatan.
Lingkungan fisik meliputi iklim atau cuaca, perumahan terkait dengan
kepadatan, pencahayaan, ventilasi, bangunan (usia, bahan, arsitektur, lingkungan
terbuka kuliatas dan kepemilikan), batas wilayah, dan tempat kumpul. Metode
pengkajian melalui winshield survey, adalah berjalan mengelilingi komunitas
menggunakan semua indra.
Pendidikan menkaji fasilitas pendidikan yang digunakan masyarakat
berupa jenis fasilitas (milik pemerintah atau non pemerintah), tingkat institusi
pendidikan (dasar, menengah, tinggi), karakteristik pengguna, layanan yang
digunakan, disediakan, sumber-sumber yang dimiliki, dan lokasi. Metode
pengkajian yang efektif digunakan adalah wawancara, data sekunder, atau
winshield survey.
Ekonomi mengkaji karakteristik finansial dan karakteristik pekerja.
Karakteristik finansial mengidentifikasi penghasilan keluarga berasarkan indikator
Upah Minimal Regional (UMR). Karakteristik pekerja mengidentifikasi status
pekerja, kategori pekerja dan kelompok khusus yang bekerja (seperti single parent
dan anak). Metode pengkajian yang dapat digunakan adalah survey rumah tangga
atau data sekunder melalui profil.
Keamanan dan transportasi keamanan mengidentifikasi pelayanan dan
perlindungan terhadap komunitas berkaitan dengan kebakaran, kepolisian,
kritisenter dan sanitasi (air, limbah, sampah). Fasilitas yang penting dikaji adalah

5
ketersediaan dan kemudahan akses terhadap nomor telepon dinas kebakaran dan
dinas kepolisian. Pengelolaan sanitasi dapat menjadi sumber ancaman terhadap
keamanan berkaitan dengan dampak wabah penyakit akibat tidak terjaminnya
keamanan sanitasi lingkungan. Kajian transportasi meliputi kondisi jalan dan jenis
kendaraan yang digunakan oleh komunitas baik transportasi umum maupun
transportasi keluarga. metode pengkajian yang dapat digunakan untuk mengkaji
data keamanan komunitas adalah survey, sementara transportasi menggunakan
winshield survey.
Politik dan pemerintahan mengidentifikasi partai politik dan partisipasinya
dalam pelayanan kesehatan, jenis pemerintahan (RT atau RW, Kelurahan atau
Desa) dan kebijakan kesehatan (pelayanan, dana sehat atau asuransi). Pelayanan
kesehatan dan sosial meliputi ketersediaan, jenis, waktu pelayanan, sumber daya,
karakteristik pengguna, dan pembiayaan pelayanan kesehatan dan sosial. Metode
pengkajian yang efektif adalah wawancara kepada pimpinan unit terkait.
Komunikasi mengidentifikasi berbagai cara komunitas untuk melakukan
komunikasi, terdiri dari jenis (formal atau informal), bentuk (rapat, menggunakan
sistem informasi dan teknologi, frekuensi, mingguan atau bulanan). Lingkup dan
cara sirkulasi rekreasi mengidentifikasi jenis, lokasi, pengguna, dan biaya
pengguna. Metode pengkajian komunikasi efektif menggunakan wawancara dan
rekreasi efektif menggunakan metode winshield survey.
Metode pengumpulan data lain yang umumnya digunakan pada pengkajian
keperawatan komunitas adalah Focus Grup Discussion (FGD) / Diskusi kelompok
dan skrining kesehatan. FGD harus memenuhi syarat yaitu homogen, jumlah 6-12
orang, waktu pelaksanaan 30-90 menit, ada moderator dan perekam atau notulen
FGD digunakan untuk mengidentifikasi fenomena spesifik menyangut
sekelompok orang yang lebih efektif didapatkan datanya melalui diskusi,
misalnya tentang praktik budaya, penyalahgunaan obat, perilaku kekerasan, dan
perilaku lainnya yang dianggap sebagai perilaku penimpangan dalam komunitas.
Skrining kesehatan bertujuan untuk mendeteksi faktor resiko kesehatan
komunitas, dapat dilakukan melalui pemeriksaan kesehatan fisik dan mental
menggunakan instrumen khusus. Misalnya pemeriksaan perkembangan balita,

6
pengukuran tekanan darah untuk mengidentifikasi hipertensi, pemeriksaan darah
untuk mengukur kadar HB, gula, kolesterol, asam urat, pengukuran kepadatan
tulang untuk mengidentifikasi osteoporosis dan pemeriksaan status mental lansia
usia untuk mengidentifikasi status demensia. Metode pengumpulan data lainnya
yang jarang digunakan pada penkajian komunitas adalah observasi (banyak
digunakan pada penelitian ethnography) dan Delphy proses (Serial survey
menggunakan media elektronik).

2.4 Pendekatan Paradigma Keperawatan Community as Partner


Model komunitas sebagai mitra (community as partner) dikembangkan
berdasarkan model Neuman dengan pendekatan totalitas manusia untuk
menggambarkan masalah kesehatan yang ada. Model ini sekaligus menekankan
bahwa primary health care (PHC) sebagai filosofi yang mendasari komunitas
untuk turut aktif meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengatasi masalah
melalui upaya pemberdayaan komunitas dan kemitraan. Ada tiga pendekatan
utama primary health care (PHC) yaitu memberikan pelayanan kesehatan dasar
dengan teknologi tepat guna, menjalin kerja sama lintas sektoral dan
meningkatkan peran serta masyarakat. Oleh karenanya model ini sangat menitik
beratkan pada kemitraan, melalui kemitraan komunitas akan merasa masalah
kesehatannya juga menjadi tanggung jawabnya.
Pada model health care system menurut Neuman bahwa klien adalah
sebagai sifat terbuka, dimana klien dan lingkungannya berada dalam interaksi
yang dinamis dan memiliki tiga garis pertahanan, yaitu fleksible line of defense
dan resistance defence. Dalam model community as partner ada dua komponen
penting yaitu roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan. Roda
pengkajian komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu inti (core) sebagai
intrasistem terdiri dari demografi, riwayat, nilai dan keyakinan komunitas.
Ekstrasistemnya terdiri dari delapan subsistem yang mengelilingi inti yaitu
lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan
pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi.
Sedangkan proses keperawatan yang dimaksud mulai dari pengkajian, diagnosa,

7
perencanaan, implementasi dan evaluasi (Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999;
Anderson & Mc Farlane, 2000; Ervin, 2002).

2.5 Asuhan Keperawatan Community as Partner


2.5.1 Pengkajian
Pengkajian komunitas adalah untuk mengidentifikasi faktor (positif dan
negatif) yang berhubungan dengan kesehatan dalam rangka membangun strategi
untuk promosi kesehatan. (Anderson and Mc Farlane, 2000) yang dikaji meliputi
demografi, riwayat, nilai keyakinan dan riwayat kesehatan individu yang
dipengaruhi oleh subsystem komunitas yang terdiri dari lingkungan fisik,
pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan
kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Aspek-aspek tersebut
dikaji melalui pengamatan langsung, data statistik, angket dan wawancara.

8
a. Data inti
1. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Riwayat terbentuknya sebuah komunitas (lama/baru). Tanyakan pada
orang-orang yang kompeten atau yang mengetahui sejarah area atau
daerah itu.
2. Data demografi
Karakteristik orang-orang yang ada di area atau daerah tersebut, distribusi
(jenis kelamin, usia, status, perkawinan, etnis), jumlah penduduk.
3. Vital statistic
Meliputi kelahiran, kematian, kesakitan dan penyebab utama kematian
ataukesakitan.
4. Nilai dan kepercayaan
Nilai yang dianut oleh masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan,
kepercayaan-kepercayaan yang diyakini yang berkaitan dengan kesehatan,
kegiatan keagamaan di masyarakat, kegiatan-kegiatan masyarakat yang
mencerminkan nilai-nilai kesehatan.

b. Subsistem
1. Lingkungan fisik
Catat lingkungan tentang mutu air, flora, perumahan, ruang, area hijau,
binatang, orang-orang, bangunan buatan manusia, keindahan alam, air, dan
iklim.
2. Pelayanan kesehatan dan sosial
catat apakah terdapat klinik, rumah sakit, profesi kesehatan yang
praktek, layanan kesehatan publik, pusat emergency, rumah perawatan
atau panti werda, fasilitas layanan sosial, layanan kesehatan mental, dukun
tradisional/pengobatan alternatif.
3. Ekonomi
Catat apakah perkembangan ekonomi di wilayah komunitas tersebut maju
dengan pesat, industri, toko, dan tempat-tempat untuk pekerjaan, adakah

9
pemberian bantuan sosial (makanan), seberapa besar tingkat
pengangguran, rata-rata pendapatan keluarga, karakteristik pekerjaan.
4. Keamanan dan transportasi
Apa jenis transportasi public dan pribadi yang tersedia di wilayah
komunitas, catat bagaimana orang-orang bepergian, apakah terdapat
trotoar atau jalur sepeda, apakah ada transportasi yang memungkinkan
untuk yang cacat, jenis layanan perlindungan apa yang ada di komunitas
(misalnya: pemadam kebakaran, polisi, dan lain-lain), apakah mutu udara
di monitor, apa saja jenis kegiatan yang sering terjadi, apakah orang-orang
merasa aman.
5. Politik dan pemerintahan
Catat apakah ada tanda aktivitas politik, apakah ada pengaruh partai yang
menonjol, bagaimana peraturan pemerintah terdapat komunitas (misalnya:
pemilihan kepala desa, walikota, dewan kota), apakah orang-orang terlibat
dalam pembuatan keputusan dalam unit pemerintahan lokal mereka.
6. Komunikasi
Catat apakah oaring-orang memiliki tv dan radio, apa saja sarana
komunikasi formal dan informal yang terdapat di wilayah komunitas,
apakah terdapat surat kabar yang terlihat di stan atau kios, apakah ada
tempat yang biasanya digunakan untuk berkumpul.
7. Pendidikan
Catat apa saja sekolah-sekolah dalam area beserta kondisi, pendidikan
lokal, reputasi, tingkat drop-out, aktifitas-aktifitas ekstrakurikuler, layanan
kesehatan sekolah, dan tingkat pendidikan masyarakat.
8. Rekreasi
Catat dimana anak-anak bermain, apa saja bentuk rekreasi utama, siapa
yang berpartisipasi, fasilitas untuk rekreasi dan kebiasaan masyarakat
menggunakan waktu senggang.

10
2.5.2 Diagnosa keperawatan
Data-data yang dihasilkan dari pengkajian kemudian dianalisa seberapa besar
stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul
dalam masyarakat tersebut. Kemudian dijadikan dasar dalam pembuatan diagnose
atau masalah keperawatan. Diagnosa keperawatan terdiri dari masalah kesehatan,
karakteristik populasi dan lingkungan yang dapat bersif ataktual, ancaman dan
potensial. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen yaitu problem, etiologi,
sign symtom.

2.5.3 Perencanaan/intervensi
Perencanaan merupakan tindakan pencegahan primer, sekunder, tersier yang
cocok dengan kondisi klien (keluarga, masyarakat) yang sesuai dengan diagnosa
yang telah ditetapkan. Proses didalam tahap perencanaan ini meliputi penyusunan,
pengurutan masalah berdasarkan diagnosa komunitas sesuai dengan prioritas
(penapisan masalah), penetapan tujuan dan sasaran, menetapkan strategi
intervensi dan rencana evaluasi.

2.5.4 Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat pencegahan
(Anderson dan Mcfarlene, 1985), yaitu:
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau disfungsi dan
diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya, mencakup pada kegiatan
kesehatan secara umum dan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit.
Misalnya, kegiatan penyuluhan gizi, imunisasi, stimulasi dan bimbingan
dini dalam kesehatan keluarga.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah
kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnose dini dan
inervensi yang tepat untuk menghambat proses penyakit atau kelainan

11
sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan. Misalnya
mengkaji dan member intervensi segera terhadap tumbuh kembang anak
usia bayi sampai balita.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier adalah kegiatan yang menekankan pada pengembalian
individu pada tingkat fungsinya secara optimal dari ketidakmampuan
keluarga. Pencegahan ini dimulai ketika terjadinya kecacatan atau
ketidakmampuan yang menetap bertujuan untuk mengembalikan ke fungsi
semula dan menghambat proses penyakit.

2.5.5 Evaluasi
Evaluasi perbandingan antara status kesehatan klien dengan hasil yang
diharapkan. Evaluasi terdiri dari tiga yaitu evaluasi struktur, evaluasi proses dan
evaluasi hasil. Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi
data sesuai dengan kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk
membuat keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan.
a. Evaluasi struktur
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan
sekeliling tempat pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan
secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi dalam pemberian
pelayanan. Persediaan perlengkapan, fasilitas fisik, rasio perawat-klien,
dukungan administrasi, pemeliharaan dan pengembangan kompetensi staf
keperawatan dalam area yang diinginkan.
b. Evaluasi proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa
tekanan, dan sesuai wewenang. Area yang menjadi perhatian pada evaluasi
proses mencakup jenis informasi yang didapat pada saat wawancara dan
pemeriksaan fisik, validasi dari perumusan diagnose keperawatan, dan
kemampuan tehnikal perawat.

12
c. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien. Respons prilaku
klien merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan terlihat
pada pencapaian tujuan dan kriteria hasil.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa komunitas sebagai mitra (community as
partner) merupakan pengembangan dari model health care system menurut Betty
Neuman. Komunitas sebagai klien/partner berarti bahwa kelompok masyarakat
turut berperan serta secara aktif dalam meningkatkan kesehatan, mencegah dan
mengatasi masalah kesehatannya.
Konsep utama teori Comunity as partner adalah roda pengkajian
komunitas dan proses keperawatan. Dua bagian utama dari konsep roda pengkaian
komunitas meliputi inti komunitas (core) dan 8 subsistem. Core terdiri dari
demografi, statistik penting, sejarah, etnis/budaya, dan persepsi terhadap
kesehatan. Sedangkan subsistem terdiri dari 1) Lingkungan fisik, 2) pendidikan,
3) ekonomi, 4) keamanan dan transportasi. 5) politik dan pemerintah, 6)
pelayanan kesehatan dan sosial, 7) komunikasi, 8) Rekreasi.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil penyusunan Makalah ini, maka dapat dibuat saran
sebagai berikut ; penulis berharap akademik dapat menyediakan sumber buku
dengan tahun dan penerbit terbaru sebagai bahan informasi yang penting dalam
pembuatan Makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Hidayat, A. Aziz Alimul.(2009). Pengantar konsep dasar keperawatan.


Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
2. Kasari, Mia Fatmawati.(2006). Panduan pengalaman belajar lapangan
keperawatan keluarga, keperawatan gerontik, keperawatan komunitas.
Jakarta: EGC.
3. Mubarak, Wahit Iqbal.(2009). Pengantar keperawatan komunitas 1.
Jakarta: Sagung Seto.
4. Mubarak, Wahit Iqbal.(2009). Ilmu keperawatan komunitas pengantar dan
teori buku 1. Jakarta: Salemba Medika.
5. Mubarak, Wahit Iqbal.(2009). Ilmu keperawatan komunitas pengantar dan
teori buku 2. Jakarta: Salemba Medika.
6. Mubarak, Wahit Iqbal.(2009). Ilmu keperawatan masyarakat: teori dan
aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

15

Anda mungkin juga menyukai