Pemeriksaan Diagnostik Pada Sistem Integumen
Pemeriksaan Diagnostik Pada Sistem Integumen
B. BIOPSI KULIT
a. Tujuan Pemeriksaan
Mendapatkan jaringan untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopik dengan cara eksisi
dengan scalpel atau alat penusuk khusus ( skinpunch) dengan mengambil bagian tengah
jaringan.
b. Pemeriksaan
Histopatologi, mikroskopi elektron, imunopatologi, sidik DNA.
c. Indikasi
Nodul: asal nya tidak jelas (mencegah malignitas), warna dan bentuk tidak lazim.
Pembentukan lepuh.
Kanker
Kelainan bulosa
Infeksi – infeksi; seperti TBC dan Lepra
d. Tipe Biopsi
1. Biopsi insisi/eksisi:
Butuh sampel cukup besar ukurannya
Utk mengangkat lesi yg sangat besar
Pemberian anestesi lokal: lidoakain (lignokain) 1-2%, adrenalin (epinefrin)
1:10.000 utk mengurangi perdarahan
Utk diagnostik:
Buat 2 sayatan yang berbentuk elips. Pastikan bahwa sediaan tadi diambil
melewati tepi lesi, beserta tepi dari kulit yang normal sekitar lesi
Untuk eksisi yang menyeluruh. Perluas elips yang mengelilingi keseluruhan lesi
;pastikan tepi eksisi memotong vertikal dan tidak miring ke arah tumornya.
Perbaiki kerusakan yang ditimbulkan
Kedua tepi, baik karena biopsi insisi maupun eksisi, dirapatkan satu sama lain
dengan jahitan. Untuk memberikan hasil kosmetik yang terbaik pakailah benang
yang sehalus mungkin contoh benang mono filamen sintesis yaitu prolen.
Catatan : bila diperkirakan terdapat tegangan yang kuat pada garis jahitan
pertimbangkan untuk meminta saran ahli bedah plastik/ bedah kulit
2. Punch biopsy
Lebih cepat, namun hanya memperoleh sampel yang kecil
Hanya cocok untuk biopsi diagnostik/mengangkat lesi yang kecil.
Lakukan anastesi lokal
Tusukkan pisau biopsi ke dalam lesi dan lakukan gerakkan melingkar
Tarik ke atas jaringan di tengah irisan tadi dan pisahkan dengan menggunakan
gunting atau skalpel
Atasi perdarahan dengan perak nitrat atau dengan jahitan kecil
3. Cukur (Shave)
Mengambil contoh jaringan dari epidermis dan secara umum bagian atas dari
dermis dengan menggunakan instrumen, yaitu pisau untuk mengambil
lesi/spesimen disekitar daerah jaringan kulit untuk diagnosis atau terapi
4. Kuret (curettage)
Digunakan untuk membuang atau mengambil jaringan/spesimen menggunakan
instrumen tupe skapel oval atau bundar untuk diagnosis dan terapi
5. Eksisi Bedah (Surgical Excision)
Lesi dieksisi dengan skalpel dengan berbagai variasi cara teknik bedah
Digunakan Ketika :
• Diperlukan untuk mengeksisi lesi secara lengkap
• Batas lesi tidak jelas dari kullit sekitar
• Terdapat kanker baru atau agresif
e. Perawatan Pra Prosedur
Bergantung pada prosedur
Instruksikan pada klien untuk menghindari penggunaan aspirin dan produk yang
mengandung aspirin selama 48 jam
Jika klien sedang mengkonsumsi antikoagulan (heparin atau warfarin), beri tahukan
kepada dokter
Tinjau riwayat medis klien tentang adanya gangguan sistemik , seperti malfungsi
hepar
Jika klien memilki riwayat penggantian katup jantung, pastikan diberikan antibiotik
profilaksis
Siapkan lembar persetujuan tindakan (Informed Consent)
Anjurkan klien makan makanan ringan untuk mencegah sinkop (pingsan)
f. Perawatan Pasca Prosedur
Setelah prosedur, tutup hampir keseluruhan daerah biopsi dengan salep antibiotik
dan bebat atau balutan kering (sesuai terapi)
Ingatkan klien untuk tindakan pemeriksaan selanjutnaya (jika ada)
Jelaskan pada klien bagaimana dan kapan hasil biopsi akan dilaporkan
C. IMUNOFLUORESENSI (IF)
a. Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengidentifikasi lokasi suatu reaksi imun
b. Prosedur Pemeriksaan
Pemeriksaan IF mengkombinasikan antigen dan antibodi dengan zat warna fluorokrom
c. Jenis Pemeriksaan
1. Uji Antibodi Kandida
Tujuan :
Pengujian antibodi ini dilakukan untuk mengidentifikasi kandidiasis sistemik
yang paling sering disebabkan oleh candida albicans, suatu infeksi jamur.
Biasanya kandidiasis terjadi di kulit dan membran mukosa.
Nilai rujukan :
- negatif
- positif : >1:8 titer
2. Antibodi antiskleroderma
Tujuan :
untuk membantu mendiagnosis skleroderma.
Nilai rujukan
- negatif : perbatasan : 20-25 unit
- positif : >25 unit
G. KULTUR KULIT
a. Tujuan Pemeriksaan
Bakteri, jamur, dan infeksi virus tertentu pada kulit dapat dikonfirmasi dengan kultur,
untuk menentukan antibiotik yang diindikasikan untuk terapi
b. Indikasi
Infeksi yang tidak responsif terhadap perawtan rutin
Klien yang telah menjalankan bebrapa kali pemberian antibiotik sistemik dan
masih mengalami infeksi bakteri pada kulit
Kee, Joyce LeFever. 2008. Pedoman Pemeriksaan laboratorium & Diagnostik. Jakarta:
EGC