Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi Keperilakuan
Jawaban Akpri
1. Mengapa lingkungan mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan?
Biaya sosial (lingkungan) menurut Schaltegger terbagi menjadi dua, yaitu biaya internal
perusahaan dan biaya eksternal.
1. Biaya lingkungan yang bersifat internal perusahaan meliputi biaya penanganan limbah, biaya
pelatihan yang berhubungan dengan permasalahan lingkungan, biaya pelabelan yang
berhubungan dengan lingkungan, biaya pengurusan perijinan, biaya sertifikasi lingkungan,
dan sebagainya.
2. Sedangkan biaya lingkungan yang bersifat eksternal meliputi biaya berkurangnya sumber
daya alam, biaya polusi suara, biaya tercemarnya air, dan sebagainya.
Sedangkan Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh produsen disebut biaya privat (biaya pribadi).
Selisih antara biaya sosial dan biaya pribadi (disebut sebagai “biaya sosial yang tidak
dikompensasikan”) dan disebabkan oleh banyak faktor. Misalnya, Perusahaan yang melakukan
pencemaran maka perusahaan akan dikenakan biaya terhadap masyarakat, tetapi tidak
dikenakan biaya ganti rugi masyarakat.
4. Mengapa dalam akutansi sosial aspek pengukuran biaya sosial dan manfaat sosial relatif sukar untuk
dilakukan?
Karena pada aspek pengukuran biaya dan manfaat sosial relative tidak memiliki standard
ukuran dan penilaian yang baku dan mudah digunakan untuk mengukur kriteria sosial tertentu. Lebih
dalam lagi dibutuhkan suatu keahlian dan skill khusus untuk melakukan penilaian. Misalnya keahlian
appraisal dalam penialaian aset akuntansi dan biaya sosial dan sebagainya. Menurut Harahap (1993),
masalah pengukuran akuntansi sosial memang rumit, karena jika dibandingkan dengan transaksi biasa
yang langsung dapat dicatat dan mempengaruhi posisi keuangan, maka dalam akuntansi sosialterlebih
dahulu harus diukur dampak positif dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh perusahan.
B. MFLML
1. apa saja jenis-jenis keputusan strategis manajerial dan oprasional yang akan memperoleh manfaat
dan pertimbangan mengenai data biaya sumber daya manusia dan data nilai sekarang bersih dari
sumber daya manusia?
jawab : Smoothing, biasing, gaming, fokus dan kisah ilegal, perbandingan kinerja aktual dan
diharapkan, analisis varian, dan tindakan korektif.
a. Smoothing mencakup semua kegiatan yang digunakan oleh manajer untuk mempengaruhi
aliran data. Hal ini dapat dilakukan dengan mempercepat atau menunda pesan. Manajer
dapat mengirimkan pada periode berjalan tentang peristiwa yang akan terjadi di masa
mendatang atau mereka dapat menunda mengirim pesan tentang peristiwa terkini sampai
periode mendatang.
b. Biasing, Metode lain adalah data umum manipulasi biasing, dimana manajer pilih dari satu
set kemungkinan pesan yang mungkin menghasilkan gambar yang paling menguntungkan
kinerja mereka. Berbagai metode akuntansi yang berlaku umum tersedia memberikan
kesempatan yang luas untuk jenis kegiatan.
c. Gaming, yaitu manipulasi hasil performa yang sebenarnya juga dapat dicapai dengan
memanfaatkan berbagai aspek hubungan atasan-bawahan. Kegiatan ini disebut game dan
mengacu pada perilaku di mana pengirim bertindak untuk menyebabkan pesan yang
diinginkan untuk dikirim. Jika atasan menetapkan aturan main (anggaran tingkat, standar
biaya, kuota produksi, aturan untuk alokasi pahala), bawahan memilih salah satu tindakan
beberapa kemungkinan yang menjanjikan untuk memaksimalkan dampak positif.
d. Fokus dan Kisah Ilegal, Strategi lain melalui mana pengirim dapat memanipulasi pesan yang
sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri egois yang fokus dan tindakan-tindakan ilegal.
Fokus terjadi dengan menyorot pesan baik dan menyembunyikan yang tidak
menguntungkan. Pertunjukan evaluasi berdasarkan beberapa kriteria yang paling rentan
terhadap praktek-praktek tersebut. Jika manajer segmen merasa bahwa pencapaian tujuan
menerima bobot tertinggi oleh manajemen puncak dalam perhitungan evaluasi kinerja dan
penghargaan, mungkin resor untuk konspirasi.
Pendelegasian Aktivitas
Persyaratan penting dari desentralisasi adalah penentuan aktivitas yang sebaiknya didelegasikan kepada
subunit dan aktivitas yang sebaiknya dikendalikan secara sentral. Dalam teori, sistem yang
terdesentralisasi penuh akan mendelegasikan seluruh aktivitas yang dapat dipisahkan kepada subunit,
dengan hanya sedikit atau tidak ada sama sekali peran dari manajemen sentral. Teori dari produsen
atomistis dalam ekonomi pasar dengan persaingan sempurna mendekati model ini. Jika pasar semacam
itu ada dalam praktiknya, yang jarang sekali terjadi, maka peran dari otoritas pusat akan menjadi
sekadar peran dari seorang wasit atau sebuah payung. Kebanyakan bisnis tidak bisa mendekati tingkat
desentralisasi semacam ini. Hal itu disebabkan karena manajemen pusat dari aktivitas tertentu biasanya
lebih efisien dibandingkan palaksanakan secara terpisah oleh subunit. Misalnya saja, layanan hukum
akan lebih ekonomis jika dilaksanakan secara sentral dan bukan oleh subunit bisnis yang terpisah.
6. Apa yang anda ketahui tentang struktur matriks? bagaimana hal ini berkaitan dengan desentralisasi?
Struktur matriks ialah struktur organisasi yang memadukan garis wewenang vertikal dan horizontal .
Struktur matriks terjadi ketika pembentukan departemen produk di tindihkan pada organisasi yang
membentuk departemennya dilakukan seecara fungsional. Dalam organisasi matriks,wewenang
didelegasikan baik kebawah mauppun mendatar. Struktur organisasi matriks sangat menguntungkan
untuk mengantisipasi kondisi lingkungan yang tidak pasti dan berubah dengan cepat, seperti yang
dialami oleh organisasi di era globalisasi. Tidak mengherankan jika model-model ini mulai digemari
sejak tahun 1970-1980-an hingga saat ini. struktur matriks ini dirasa sesuai dengan organisasi yang
terdesentralisasi karena struktur ini memiliki kelebihan: Mendorong penggunaan orang secara fleksibel,
Mengoptimalkan penggunaan sumber daya keahlian yang dimiliki, Menumbuhkan koordinasi dan
integrasi yang kohesif. Selain itu struktur matiks relevan dengan kondisi organisasi yang Dorongan
untuk mendistribusikan dan membagi sumber daya/kapabilitas dan Fokus pada dual perspectives :
keahlian fungsional dan keandalan output.
7. Bagaimana anda menentukan sejauh mana suatu organisasi sebaiknya disentralisasi atau
desentralisasi?
6 pedoman yang dapat menjelaskan praktik saat ini dan dapat bergunabagi organisasi yang sedang dalam
proses untuk melakukan desentralisasi.keenam pedoman tersebut adalah:
Pemanfaatan bakat khusus,
Kebutuhan untuk memanfaatkan atau memberdayakan bakat khusus dengan sepenuhnya mungkin
menjelaskan mengapa aktivitas aktivitas seperti hukum, komputer dan akuntansi disentralisasi. Untuk
menghindari kurangnya pemberdayaan karyawan yang terlatih yang mungkin terjadi jika aktivitas-
aktivitas tersebut diduplkasi, kebanyakan organisasi cenderung untuk menyentralisasi aktivitas-
aktivitas semacam itu.
Skala ekonomi
Ketika skala ekonomi tersedia, aktivitas cenderung dikelompokan dan disentralisasi guna
mengeksploitasinya.
Keseragaman
Keseragaman korporat dalam aktivitasa aktivitas tertentu merupakan alasan penting lainnya untuk
mensentralisasi aktivitas-aktivitas tersebut.
Konsekuensi yang bertahan lama
Pertimbangan utama dalam mendelegasiakn keputusan adalah sampai sejauh mana suatu organisasi
dapat menolerir kesalahan-kesalahan yang dibua oleh para manajernya. Kebebasan untuk gagal
merupakan salah satu prasyarat penting bagi desentralisasi yang efektif – khususnya jika suatu
organisasi menginginkan pengambilan risiko oleh pihak manajer subunit.
Kerangka waktu
Dukungan eksperimentasi
Bagian D
1. Informasi apakah yang diinginkan untuk mengenal dan mengidentifikasikan suatu masalah/suatu
kesempatan?
Jawab:
Untuk mengenali dan mendefinisikan masalah dan peluang, pembuat keputusanmembutuhkan informasi
lingkungan, keuangan, dan operasi. Informasi kondisi lingkungansekitar eksternal dapat mengungkapkan
produk baru atau peluang pasar atau ancaman terhadapstatus quo. Keuangan atau informasi operasional
mungkin mengingatkan manajemen untukmasalah yang membutuhkan perhatian segera mereka. Misalnya
menutupi anggaran, akanmenyoroti perbedaan antara kinerja aktual dan diharapkan dalam konteks
tanggung jawab khusus.
2. Langkah manakah yang paling penting dalam proses pengambilan keputusam. Apa saja faktor-faktor
yang mempengaruhi hal ini?
Jawab:
Langkah yang paling penting dalam proses pengambilan keputusan adalah memilih salah
satu alternatif. Meskipun langkah ini mungkin memunculkan pilihan rasional, pilihan terakhirsering
didasarkan pada pertimbangan politik dan psikologis daripada fakta ekonomi. Para manajer dalam membuat
pilihan akhir mungkin menghadapi beberapa alternativeyang layak, masing-masing memiliki kelebihan
tertentu atas lainnya dalam hal kriteria keputusanyang dipilih. Manajer juga menyadari manfaat "politik"
dan biaya dari setiap alternatif. Sebagaicontoh, beberapa alternatif mungkin berhubungan dengan
kepentingan khusus atau aspirasi
darieksekutifperusahaan"penting".Dalamkasuslain,penolakanterhadapalternatifmungkinmengakibatkan rasa
malu secara pribadi untuk para sponsor.
3. Adakah komponen-komponen yang relevan dari motif kognitif dalam konteks pengambilan keputusan.
Mengapa motif ini adalah penting?
Jawab:
Dua komponen yang paling relevan dari motif kognitif dalam kontekspengambilan keputusan adalah: (1)
kebutuhan untuk keseimbangan atau kepastian, dan (2)kebutuhan akan kompleksitas dan keberagaman.
Motif kognitif sangat penting dalam pengambilan keputusan karena memberikan energi pada proses
berpikir.
4. Apakah perbedaan antara keempat jenis model keputusan. Model pengambilan keputusan yang manakah
yang diambil dalam suatu organisasi?
Jawab:
a. Model keputusan yang diprogram secara sederhana.
Model ini ditandai dengan aturan-aturan prediksi yang tidak kompleks, yang ditetapkan oleh orang
lain yang bukan si pengambil keputusan. Model tersebut dilengkapi dengan aturan-aturan yang jelas
dan mengutamakan prioritas. Pencarian informasi difokuskan pada data-data yang relevan dari
pengalaman lalu. Data tersebut digunakan sebagai contoh dari alternatif tindakan yang pernah
digunakan dengan berhasil. Alternatif yang memuaskan, ketika pertama kali ditemukan, biasanya
langsung dipilih. Alternatif-alternatif tersebut dinilai berdasarkan kriteria-kriteria yang sederhana
dengan risiko yang minimum, yang penerapannya dilakukan secara individu.
b. Model keputusan yang tidak diprogram secara sederhana.
Pada model ini, apa pun akan terlihat baik pada saat itu bagi si pengambil keputusan yang langsung
memilih alternatif tersebut. Masalah dan peluang selalu dilihat ketika terjadi atau hanya berdasarkan
intuisi saja. Urgensi dipandang sebagai suatu prioritas. Informasi bersumber dari prasangka melalui
keyakinan-keyakinan umum. Dalam organisasi, informasi juga dapat berasal dari sistem informasi
manajemen dengan akuntansi yang menjadi komponen utama. Alternatif pertama yang dipilih harus
mampu menyesuaikan diri dengan tujuan laba jangka pendek yang diinginkan dengan mengabaikan
risiko yang ada.
c. Model keputusan yang diprogram secara kompleks.
Pada model ini melibatkan perencanaan yang begitu rinci. Masalah dan peluang diantisipasi dengan
skala prioritas yang begitu hati-hati. Pencarian informasi dilakukan secara ekstensif dan sering kali
menerapkan pengambilan sampel secara statistik atau dengan alat-alat pencari dan kuantifikasi
lainnya dirancang dalam model matematika. Alternatif-alternatif yang ada dievaluasi berdasarkan
pertimbangan memaksimalkan manfaat jangka panjang. Hasil-hasil keputusan secara periodik untuk
meningkatkan kemampuan dalam proses pengambilan keputusan jika itu memungkinkan.
d. Model keputusan yang tidak diprogram secara kompleks
Model ini memiliki ciri khas yaitu partisipasi yang terus-menerus dari semua orang yang terlibat untuk
memaksimalkan perolehan informasi dan koordinasi. Tujuan direncanakan oleh semua pihak dan
lingkungan secara aktif dinilai untuk mencari masalah dan peluang. Kriteria-kriteriabaru dikenalkan
untuk segala jenis situasi baru yang muncul. Informasi diperoleh, baik secara eksternal maupun
internal, kemudian dianalisis secara rasional. Alternatif-alternatif dikembangkan dengan metode coba-
coba atau simulasi. Pilihan keputusan berdasakan kesepakatan kelompok yang menyatukan beragam
pandangan atau dari orang-orang yang terlibat (bersifat partisipasif)
5. Apakah keputusan terprogram itu?Bagaimana hal itu berbeda dengan keputusan yang tidak terprogram?
Jawab:
Keputusan terprogram adalah keputusan yang aturan-aturannya dapat dikembangkan dan digunakan.
Hal ini berbeda dengan keputusan yang tidak terprogram yang biasanya berhubungan dengan situasi di
mana ketidakpastian sudah menjadi ciri khasnya. Aturan-aturan dan kriteria dari keputusan yang tidak
terprogram bersifat definitif, tetapi dapat muncul secara tiba-tiba ketika kebutuhan akan itu muncul. Dalam
keadaan keputusan tidak terprogram atau terencana dengan baik, individu hanya dapat mencoba-coba atau
mengira-ngira.