Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

JOB 6
PERCOBAAN TEGANGAN TEMBUS MINYAK

A. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah mempelajari dan melaksanakan praktikum, mahasiswa diharapkan


dapat:
- Mempelajari tembus tegangan (breakdown) pada minyak
- Mempelajari karakteristik tembus tegangan (breakdown) pada minyak.

B. TEORI DASAR

B.1 Pendahuluan
Teori mengenai kegagalan dalam zat cair dewasa ini kurang banyak
diketahui dibandingkan dengan teori kegagalan gas atau zat cair. Hal tersebut
disebabkan karena sampai saat ini belum didapatkan teori yang dapat menjelaskan
kegagalan dalam zat cair yang benar-benar sesuai antara keadaan secara teoritis
dengan keadaan sebenarnya, dengan kata lain teori yang menjelaskan tentang
kegagalan tidak ada yang bersifat komprehensif yang berlaku untuk semua kasus
mengenai dasar-dasar fisika untuk dalam keadaan cair untuk digunakan sebagai
dasar perbandingan hasil penelitian.
Yang sudah dimengerti hanyalah fenomena fisika lucutan kegagalan zat
cair. Bila suatu tegangan diberikan pada sepasang elektroda yang dicelupkan
dalam isolasi zat cair, maka terlihat arus konduksi yang kecil. Bila tegangan
dinaikkan secara kontinu, maka suatu tegangan krisis tertentu akan terjadi lucutan
diantara kedua elektroda tersebut.
Lucutan dalam zat cair ini terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut :
a. Aliran listrik yang besarnya ditentukan oleh karakteristik rangkaian.
b. Lintasan cahaya yang cerah dari elektroda yang satu ke yang lain.
c. Pembentukan gelembung gas dan butiran-butiran zat padat hasil
dekomposisi zat cair.
d. Pembentukan lobang pada elektroda.

1
PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

e. Tekanan impulsif dalam zat cair disertai suara ledakan.


Kegagalan zat cair yang sulit dimengerti adalah sifat proses-proses yang
menyebabkan lucutan mulai terjadi pada kejadian tegangan tembus.
Karakteristik pada isolasi minyak trafo akan berubah jika terjadi
ketidakmurnian di dalamnya. Hal ini akan mempercepat terjadinya proses
kegagalan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan isolasi antara lain adanya
partikel padat, uap air dan gelembung gas.

B.2 Pengelompokan Teori Kegagalan Zat Cair.


Beberapa teori menjelaskan dan menganggap zat isolasi cair sebagai bahan
dielektrik yang homogen, sedangkan teori yang lain mengemukakan bahwa
kegagalan diakibatkan oleh adanya ketidakmurnian dalam zat cair tersebut. Teori
yang menganggap zat cair sebagai zat homogen dan mengabaikan adanya
ketidakmurnian hanya dapat diterapkan terbatas saja, karena dalam aplikasinya
tidak ada zat-zat semacam ini hanya dalam keperluan laboratorium. Teori yang
mengemukakan bahwa kegagalan diakibatkan oleh adanya ketidakmurnian dalam
zat cair, cenderung mengabaikan kenyataan bahwa pada akhirnya zat isolasi cair
itu sendiri yang mengalami kegagalan.

Percobaan-percobaan yang dilakukan pada minyak transformator yang sangat


dimurnikan menunjukkan bahwa kekuatan gagalnya :
 Sedikit tetapi pasti tergantung pada bahan elektroda
 Menurun dengan bertambahnya jarak elektroda
 Tidak tergantung pada tekanan hidrostatik (0-800 mmHg) untuk minyak
yang telah dikeluarkan gasnya, tetapi naik dengan tekanan jika minyak
mengandung gas N2 atau O2.

Berdasarkan uraian diatas maka teori kegagalan zat isolasi cair dapat dibagi
menjadi empat jenis sebagai berikut :
 Teori Kegagalan Zat Murni atau Elektronik
Teori ini merupakan perluasaan teori kegagalan dalam gas yang artinya
merupakan proses kegagalan yang terjadi dalam zat cair dianggap serupa dengan
yang terjadi dalam gas.

2
PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

 Teori Kegagalan Gelembung Udara atau Kavitasi


Teori ini merupakan dimana tak murnian (misalnya gelembung udara) itu
mempunyai tegangan gagal yang lebih merupakan awal dan pencetus kegagalan
total daripada zat cair.
 Teori Kegagalan Bola Cair
Teori ini merupakan tak murnian yang tidak stabil dalam medan listrik
(misalnya bola-bola cair dapat merupakan jembatan bertahanan rendah diantara
elektroda dan dapat mengakibatkan kegagalan.
 Teori Kegagalan Tak Murnian Padat
Teori ini terjadi dimana tak murnian (misalnya butiran penghantar padat)
dapat menyebabkan medan listrik setempat. Bila medan dalam zat cair melebihi
nilai kritis tertentu maka ditempat itu zat cair akan gagal dan ini dapat
mengakibatka gegagalan total.

B.3 Kegagalan Elektronik pada Zat Cair.


Karena dianggap zat cair berkelakuan seperti gas, maka supaya terjadi
kegagalan diperlukan elektron awal yang dimaksudkan dalam zat cair. Walaupun
kuat medannya cukup besar, tetapi tidak terdapat elektron awal maka tidak akan
terjadi kegagalan. Jika diantara elektroda diterapkan suatu kuat medan yang kuat,
sedangkan pada elektroda tersebut terdapat permukaan yang runcing sehingga
terdapat kuat medan yang besar pada ujung yang runcing. Kuat medan maksimum
tersebut akan memperoleh atau mengeluarkan elektron e1 yang akan memulai
terbentuknya banjiran elektron, elektron yang dihasilkan lambat laun semakin
banyak (tergantung tegangan yang diberikan), hal ini kemudian akan
menyebabkan timbulnya arus konduksi dalam zat cair pada kuat medan tinggi
yang kemudian hal ini menyebabkan terjadinya tegangan tembus.
Teori ini merupakan perluasan teori kegagalan dalam gas, artinya proses
kegagalan yang terjadi dalam zat cair dianggap serupa dengan yang terjadi dalam
gas. Oleh karena itu supaya terjadi kegagalan diperlukan elektron awal yang
dimasukkan kedalam zat cair. Elektron awal inilah yang akan memulai proses
kegagalan.

3
PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

B.4 Kegagalan Gelembung Udara pada Zat Cair.


Kegagalan gelembung udara (gas) merupakan bentuk kegagalan zat cair yang
disebabkan oleh adanya gelembung-gelembung udara didalamnya. Gelembung-
gelembung gas ini disebabkan adanya tabrakan elektron, penguapan cairan karena
adanya lucutan pada bagian-bagian elektron dan zat cair tersebut dikenai
perubahan suhu dan tekanan.

Kegagalan gelembung atau kavitasi merupakan bentuk kegagalan zat cair yang
disebabkan oleh adanya gelembung-gelembung gas di dalamnya.

Rumus-rumus yang digunakan pada percobaan minyak trafo sebagai berikut :


 Untuk tegangan pada saat tembus
1. Menghitung tegangan maksimum, Vmax (kV) :
Vmax  Veff . tembus x 2

2. Menghitung tegangan tembus sebenarnya, Vbd (kV) :


P( pengukuran) 273  T
Vbd  Vmax x x
P 273  T ( pengukuran)
3. Menghitung faktor koreksi, FC :
Vmax
FC 
Vbd

4
PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

C. ALAT DAN BAHAN

a. Transformator tegangan tinggi RMS 100 kV, 5 kVA.


b. Pembagi tegangan RMS 100 kV, 500 pF.
c. Bagian sekunder tegangan AC.
d. Kotak pengontrolan.
e. Transformator sekunder arus AC.
f. Obyek pengetesan.
g. Tahanan untuk tegangan AC
h. Tahanan untuk tegangan impuls.
i. Arester.

Gambar 1. Sangkar Tegangan Tinggi

5
PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

Gambar 2. Pengujian Tegangan Tembus pada Minyak

Gambar 3. Panel Kontrol Tegangan Tinggi

6
PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

D. RANGKAIAN PERCOBAAN

R7 R6 220 V

CST

F 100 kV TO
SWS
S8

TH

TSM
F

Gambar 1.1. Rangkaian pengujian tegangan tembus minyak.

Peralatan yang digunakan :


TH : High-Voltage tarnsformator RMS 100 kV/5 kVA
CST : Voltage Devider RMS 100 kV/500 pF
SB : Control Box type 273 (Including Regulation Transformer)
TSM : Transformormer sekundary AC Current
TO : Test Object
R6 : Damping resistor; AC Voltage
R7 : Damping Resistor; Impuls Voltage
F : Arrester

7
PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

E. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Memasukkan contoh minyak uji ke dalam wadah gelas secara perlahan-


lahan agar tidak menimbulkan gelembung-gelembung udara.
2. Minyak uji terpasang pada tempatnya 10 menit sebelum pengujian.
3. Mengkalibrasi pengukuran tegangan pada posisi nol ke tegangan 2 – 5
kV/s pada alat ukur.
4. Contoh pengujian minyak dilakukan 2 kali percobaan dengan ketebelan
yang berbeda, setiap interval pengukuran dilakuakn dengan selang waktu
2 menit.
5. Memtuskan suplai tegangan ketika terjadi tegangan tembus pada kedua
elektroda dalam minyak uji.
6. Mencatat hasil percobaan kedalam tabel pengamatan.

F. KESELAMATAN KERJA

Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan keselamatan kerja:

1. Perhatikanlah petunjuk penggunaan alat sebelum melakukan percobaan,

tanyakanlah kepada pembimbing job apabila ada hal yang kurang

dimengerti.

2. Gunakanlah sepatu berlapis karet untuk menghindari electric shock bila

terjadi hubung singkat atau arus bocor.

8
PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

G. DATA PENGAMATAN

Tabel 6.1 tabel hasil pengamatan tegangan tebus minyak

Tanggal percobaan: 7 April 2016

No Jarak elektroda Waktu VBD VBD rata-rata


(mm) (detik) (kV) (kV)
2
1. 2 5 3 2,67

3
3
4
2. 3 5 3,67
4

4
3. 4 5 5 4,67

5
5
4. 5 5 6 5,67

6
6
5. 6 5 7 6,67

7
8
6. 7 5 8 8

8
9
7. 8 5 9 9

9
PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

H. ANALISA DATA
Contoh Perhitungan pada data ke 1.
Dik : P = 1018 mBar
T = 30,8 0C
V eff = 2,67 kV
Dit : a. Vmax = …?
b. VB = …?
c. FC = ...?
Penyelesaian :

a. V  V x 2  2,67 x 2  3,78 kV
max eff

P 273  20
b. VB  Vmax x 
1013 273  T
1018 273  20
 3, 78 x 
1013 273  30,8
 3, 66 kV

V
c. FC  B  3, 66  0.96
V 3, 78
max

Dengan cara yang sama, diperoleh hasil analisa data yang lain selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel Analisa Data.

10
PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

I. TABEL HASIL ANALISA


Tabel 6.2 tabel hasil analisa tegangan tebus minyak

No. Vmax VBD FC


(KV) (KV)
1 3,78 3,66 0,96

2 5,19 5,03 0,96

3 6,60 6,04 0,96

4 8,02 7,77 0,96

5 9,43 9,14 0,96

6 11,31 10,96 0,96

7 12,73 12,34 0,96

11
PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

G. GRAFIK

Grafik Hubungan antara jarak elektroda (mm)


dengan Veff, Vmax dan VBD (KV)

14

12
Veff, Vmax, dan VBD (KV)

10
Veff
8
Vmax
6 VBD
4

0
2 3 4 5 6 7 8
Jarak Elektroda (mm)

12
PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

H. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini , makda dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Semakin besar jarak elektrodanya maka tegangan tembusnya (Veff ) akan
semakin besar pula hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan.
2. Dari hasil percobaan di peroleh besarnya faktor nilai koreksi (FC) sebesar
0,96.
3. Dari grafikhubungan jarak elektroda dengan Veff, Vmax, dan VBD semakain
besar jaraknya maka Veff, Vmax, dan VBD juga akan semakin besar
tegangannya.
4. Pada percobaan tegangan tembus minyak VBD terbesar yaitu pada saat
jarak elektrodanya 8 mm yaitu sebesar 12,34 Kv.

13
PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI

DAFTAR PUSTAKA

1. Arismunandar, Teknik Tenaga Listrik

2. Homer, M. Rusterbalk, Electric Utility Sistem & Practice

3. Tim Penyusun, Job Sheet Praktikum Distribusi dan Proteksi, Makassar,


Teknik Konversi Energi

4. Zuhal, 2000, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Jakarta,
P.T. Gramedia

14

Anda mungkin juga menyukai