D3 2018 380658 Introduction PDF
D3 2018 380658 Introduction PDF
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu di dunia sangat tinggi, menurut WHO (2016) terdapat
sekitar 830 wanita meninggal karena komplikasi kehamilan atau persalinan
diseluruh dunia setiap hari. Diperkirakan pada tahun 2015, sekitar 303.000 wanita
meninggal selama/setelah masa kehamilan dan persalinan. Dalam artikelnya
terkait Maternal Mortality, World Health Organization (2016) juga menyampaikan
bahwa salah satu komplikasi penyebab kematian ibu adalah preeklampsia.
Preeklampsia adalah salah satu penyebab komplikasi utama yang dapat
menyebabkan kematian pada ibu. Preeklampsia merupakan penyakit hipertensi
spesifik kehamilan dengan keterlibatan multisistem, biasanya terjadi setelah 20
minggu kehamilan. Preeklamsia merupakan penyulit kehamilan yang ditandai oleh
terjadinya hipertensi dan onset proteinuria baru (Roberts dkk, 2013).
Menurut penelitian yang telah dilakukan Fox dkk, (2017) biaya rata-rata
kehamilan yang dipersulit oleh preeklampsia adalah € 5243 per kasus
dibandingkan dengan € 2452 per kasus untuk kehamilan tanpa preeklampsia.
Biaya nasional untuk preeklamsia diperkirakan antara € 6,5 dan € 9,1 juta per
tahun berdasarkan tingkat prevalensi 5% sampai 7%.
Besar biaya perawatan dapat dikendalikan dengan adanya penggunaan
Clinical Pathway di rumah sakit. Menurut Kemenkes RI tahun 2014 dalam buku
Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Kedokteran, CP digunakan pada kasus
yang memiliki salah satu atau beberapa karakteristik dari high volume, high risk,
dan high cost, terutama bila terdapat variasi yang luas (high variability). Maka
dapat disimpulkan bahwa Preeklampsia Berat (PEB) dapat dikendalikan dengan
penggunaan CP, karena kasus tersebut masuk dalam karakterisktik yang telah
disebutkan.
Nurfarida dkk, (2014) mengatakan CP merupakan salah satu persyaratan
utama pengendali biaya dan mutu layanan, terutama pada kasus yang berpotensi
menghabiskan sumber daya yang besar, sedangkan menurut Pirog dkk, (2015)
berpendapat bahwa CP adalah salah satu alat yang wajib dimiliki oleh rumah sakit
untuk memenuhi tujuan dalam pelayanan kesehatan.
1
PERBEDAAN VARIAN DAN NON VARIAN IMPLEMENTASI CLINICAL PATHWAY KASUS
PREEKLAMPSIA BERAT TERHADAP 2
BIAYA PERAWATAN BERDASARKAN KLAIM AKHIR INA-CBGS DI RSUD IBNU SINA KABUPATEN
GRESIK
SHOFIYATUL FAHRIYAH
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan varian dan non varian dalam implementasi Clinical
Pathway kasus PEB terhadap biaya perawatan berdasarkan klaim akhir INA-CBGs
di RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui persentase Clinical Pathway varian dan non varian
b. Mengetahui persentase akhir INA-CBGs yang sesuai (untung) dan
yang tidak sesuai (rugi)
c. Mengetahui faktor yang berhubungan dengan peningkatan atau
pengurangan biaya perawatan berdasarkan klaim akhir INA-CBGs
D. Manfaat Penelitian
Terdapat beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini dari
berbagai sudut pandang, antara lain:
1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberi manfaat dan pengetahuan yang
luas terkait varian dalam implementasi Clinical Pathway, khususnya pada
kasus PEB.
2. Bagi institusi:
a. Penelitian ini dapat mengetahui besarnya biaya perawatan yang
dihasilkan oleh program aplikasi INA-CBGs, sehingga dapat
mendukung program pemerintah dalam menetapkan tarif dan
berhubungan dengan berhasilnya program BPJS dalam era JKN.
b. Penelitian ini dapat memberi manfaat berupa pengetahuan yang
penting terkait pengendalian biaya dalam perawatan kasus
Preeklampsia Berat (PEB).
c. Penelitian ini dapat memberi masukan kepada pihak rumah sakit terkait
pentingnya evaluasi yang rutin terhadap implementasi Clinical
Pathway.
3. Bagi peneliti selanjutnya, penilitian ini dapat dikembangkan lagi dengan
berbagai macam metode dan variabel yang berbeda. Sehingga hasil dari
penelitian selanjutnya dapat berkembang dan memperbaiki penelitian ini.
PERBEDAAN VARIAN DAN NON VARIAN IMPLEMENTASI CLINICAL PATHWAY KASUS
PREEKLAMPSIA BERAT TERHADAP 5
BIAYA PERAWATAN BERDASARKAN KLAIM AKHIR INA-CBGS DI RSUD IBNU SINA KABUPATEN
GRESIK
SHOFIYATUL FAHRIYAH
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
E. Keaslian Peneltian
Keaslian ini memuat terkait persamaan dan perbedaan dengan penelitian
yang terdahulu, sebagai bukti bahwa penelitian ini belum pernah dilakukan
sebelumnya. Berdasarkan penelusuran yang dilakukan terhadap peneltian
mengenai keterkaitan antara varian dalam implementasi Clinical Pathway dengan
biaya perawatan pasien, ditemukan beberapa penelitian yang hampir sama antara
lain:
1. Penelitian oleh Nurmayanti (2015) dengan judul “Perbedaan Lama
Perawatan dan Biaya Perawatan Pasien Stroke Non Haemorrhagic
Sebelum dan Setelah Penerapan Clinical Pathway di Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta”
Latar belakang dari penelitian tersebut menyampaikan bahwa
tingginya hari perawatan pasien stroke non hemorrhagic di RS Panti Rapih,
sehingga dibutuhkan penerapan Clinical Pathway sebagai indikator
efektifitas dan efisiensi dari pelayanan kesehatan yang dapat
meminimalkan hari perawatan pasien. Selain itu, dalam UU Nomor 29
tahun 2004 tentang Paraktik Kedokteran menyebutkan bahwa dalam
melaksanakan praktik kedokteran wajib menyelenggarakan kendali mutu
dan kendali biaya.
Penelitian tersebut hanya memiliki satu tujuan. Tujuannya adalah
untuk mengetahui perbedaan lama perawatan dan biaya perawatan pasien
stroke non hemorrhagic sebelum dan setelah penerapan Clinical Pathway
di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan antara lama perawatan pasien sebelum dan sesudah penerapan
CP. Hal ini berbanding terbalik dengan biaya perawatan pasien sebelum
dan sesudah penerapan CP, karena pada hasil uji statistik tidak
menunjukkan adalnya perbedaan yang signifikan.
Tabel 1. Persamaan Keaslian Penelitian Nurmayanti (2015)