ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengakajian
1) Integritas ego
3) Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan atau terdiri dari flek lendir.
b. Diagnosa Keperawatan
2) Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang mengingat informasi yang diberikan, kesalahan
interpretasi informasi.
3) Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina berulang dan kontaminasi fekal.
4) Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan peningkatan kehilangan cairan melalui pernafasan
mulut.
5) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d ketidakadekuatan system pendukung.
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Ansietas b/d krisis situasi Setelah dilakukan asuhan · Orientasikan klien pada
kebutuhan tidak terpenuhi. keperawatan selama lingkungan, staf dan prosedur
……..diharapkan ansietas pasien
berkurang dengan criteria hasil: · Berikan informasi tentang
perubahan psikologis dan fisiologis
o TTV dbn pada persalinan
· Anjurkan klien
mengungkapkan perasaannya
3. Risiko tinggi terhadap infeksi Setelah dilakukan asuhan · Kaji latar belakang budaya
maternal b/d pemeriksaan vagina keperawatan klien.
berulang dan kontaminasi fekal. selama….diharapkan infeksi
maternal dapat terkontrol · Kaji sekresi vagina, pantau
dengan criteria hasil: tanda-tanda vital.
4. Risiko tinggi terhadap kekurangan Setelah dilakukan asuhan · Pantau masukan dan haluaran.
cairan b/d masukan dan keperawatan
peningkatan kehilangan cairan selama…,diharapkan cairan · Pantau suhu setiap 4 jam atau
melalui pernafasan mulut. seimbang dengan kriterian hasil: lebih sering bila suhu tinggi, pantau
tanda-tanda vital. DJJ sesuai
o TTV dbn indikasi.
5. Risiko tinggi terhadap koping Setelah dilakukan asuhan · Tentukan pemahaman dan
individu tidak efektif b/d keperawatan harapan terhadap proses
ketidakadekuatan system selama…..,diharapkan koping persalinan
pendukung. pasien efektif dengan criteria
hasil: · Anjurkan mengungkapkan
perasaan
o Pasien dapat
mengungkapkan perasaannya · Beri anjuran kuat thd
mekanisme koping positif dan
· Bantu relaksasi
a. Pengkajian
1) Aktivitas istirahat
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan tentang kemampuan mengendalikan
pernafasan.
4) Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi vertexs.
5) Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam pada primipara)
b. Diagnosa Keperawatan
2) Perubahan eliminasi urin b/d perubahan masukan dan kompresi mekanik kandung kemih.
3) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d krisis situasi.
4) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d efek obat-obatan pertambahan mobilitas gastrik.
5) Risiko tinggi terhadap kerusakan gas janin b/d perubahan suplay oksigen dan aliran darah
c. Intervensi
3. Risiko tinggi terhadap koping Setelah dilakukan asuhan · Tentukan pemahaman dan
individu tidak efektif b/d krisis keperawatan harapan terhadap proses
situasi. selama….,diharapkan koping persalinan
pasien efektif dengan criteria
hasil: · Anjurkan mengungkapkan
perasaan
o Pasien dapat mengungkapkan
peraannya · Beri anjuran kuat terhadap
mekanisme koping positif dan
bantu relaksasi
4. Risiko tinggi terhadap cedera Setelah dilakukan asuhan · Pantau aktivitas uterus
maternal b/d efek obat-obatan keperawatan secara manual
pertambahan mobilitas gastrik. selama….,diharapkan cidera
terkontrol dengan criteria hasil: · Lakukan tirah baring saat
persalinan menjadi intensif
o TTV dbn
· Hindari meninggikan klien
o Aktivitas uterus baik tanpa perhatian
· Kolaborasi pemberian
antibiotik (IV)
5. Risiko tinggi terhadap kerusakan Setelah asuhan keperawatan · Kaji adanya kondisi yang
gas janin b/d perubahan suplay selama….,diharapkan janin dalam menurunkan situasi uteri
oksigen dan aliran darah kondisi baik dengan criteria hasil: plasenta
3. KALA II
a. Pengkajian
1) Aktivitas/ istirahat
- Melaporkan kelelahan
2) Sirkulasi
3) Integritas ego
4) Eliminasi
5) Nyeri / ketidaknyamanan
6) Pernafasan
7) Seksualitas
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi
3) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada interaksi hipertonik
c. Intervensi
1. Nyeri akut b/d tekanan mekanis Setelah dilakukan asuhan · Identifikasi derajat
pada bagian presentasi keperawatan ketidaknyamanan
selama….,diharapkan nyeri
terkontrol dengan criteria hasil: · Berikan tanda/ tindakan
kenyamanan seperti perawatan
o TTV dbn kulit, mulut, perineal dan alat-
alat tahun yang kering
o Pasien dapat
mendemostrasikan nafas dalam · Bantu pasien memilih posisi
dan teknik mengejan yang nyaman untuk mengedan
· Kolaborasi pemasangan
kateter dan anastesi
2. Perubahan curah jantung b/d Setelah dilakukan asuhan · Pantau tekanan darah dan
fluktasi aliran balik vena keperawatan nadi tiap 5 – 15 menit
selama…..,diharapkan kondisi
cardiovaskuler pasien membaik · Anjurkan pasien untuk
dengan criteria hasil: inhalasi dan ekhalasi selama
upaya mengedan
o TD dan nadi dbn
· Anjurkan klien / pasangan
o Suplay O2 tersedia memilih posisi persalinan yang
mengoptimalkan sirkulasi
3. Risiko tinggi terhadap kerusakan Setelah asuhan keperawatan · Bantu klien dan pasangan
integritas kulit b/d pada interaksi selama….,diharapkan integritas pada posisi tepat
hipertonik kulit terkontrol dengan criteria
hasil: · Bantu klien sesuai kebutuhan
· Kolaborasi terhadap
pemantauan kandung kemih dan
kateterisasi
4. KALA III
a. Pengkajian
1) Aktivitas / istirahat
2) Sirkulasi
- Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali normal dengan cepat
- Nadi melambat
4) Nyeri / ketidaknyamanan
5) Seksualitas
b. Diagnosa Keperawatan
1) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang masukan oral, muntah.
c. Intervensi
1. Risiko tinggi terhadap kekurangan Setelah dilakukan asuhan · Instruksikan klien untuk
volume cairan b/d kurang keperawatan mendorong pada kontraksi
masukan oral, muntah. selama….,diharapkan cairan
seimbang denngan criteria hasil: · Kaji tanda vital setelah
pemberian oksitosin
o TTV dbn
· Palpasi uterus
o Darah yang keluar ± 200 – 300
cc · Kaji tanda dan gejala shock
2. Nyeri akut b/d trauma jaringan Setelah dilakukan asuhan · Bantu penggunaan teknik
setelah melahirkan keperawatan pernapasan
selama….,diharapkan nyeri
terkontrol dengan criteria hasil: · Berikan kompres es pada
perineum setelah melahirkan
o Pasien dapat control nyeri
· Ganti pakaian dan liner basah
· Kolaborasi perbaikan
episiotomy
3. Risiko tinggi terhadap cedera Setelah dilakukan asuhan · Palpasi fundus uteri dan
maternal b/d posisi selama keperawatan massase dengan perlahan
persalinan selama….,diharapkan cidera
terkontrol dengan criteria hasil: · Kaji irama pernafasan
5. KALA IV
a. Pengkajian
1) Aktivitas
2) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih rendah pada respon terhadap
analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah selama
persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria
3) Integritas Ego
4) Eliminasi
5) Makanan/cairan
6) Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi spinal
7) Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan
dingin atau otot tremor
8) Keamanan
9) Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema,
ekimosis, striae mungkin pada abdomen, paha dan payudara.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik dan psikologis, ansietas
c. Intervensi
1. Nyeri akut b/d efek hormone, Setelah dilakukan asuhan · Kaji sifat dan derajat
trauma,edema jaringan, kelelahan keperawatan ketidaknyamanan
fisik dan psikologis, ansietas selama….,diharapkan nyeri
terkontrol dengan criteria hasil: · Beri informasi yang tepat
tentang perawatan selama
o Pasien dapat control nyeri periode pascapartum
· Lakukan tindakan
kenyamanan
2. Resiko tinggi kekurangan volume Setelah dilakukan asuhan · Tempatkan klien pada posisi
cairan b/d kelelahan/ketegangan keperawatan rekumben
miometri selama….,diharapkan cairan
simbang dengan criteria hasil: · Kaji hal yang memperberat
kejadian intrapartal
o TD dbn
· Kaji masukan dan haluaran
o Jumlah dan warna lokhea dbn
· Perhatikan jenis persalinan
dan anastesi, kehilangan
daripada persalinan
3. Perubahan ikatan proses keluarga Setelah dilakukan asuhan · Anjurkan klien untuk
b/d transisi/peningkatan anggota keperawatan menggendong, menyentuh bayi
keluarga selama…..,diharapkan proses
keluarga baik dengan criteria · Observasi dan catat interaksi
hasil: bayi
DAFTAR PUSTAKA
Hafifah. (2011). Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan Normal. Dimuat
dalam http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP%20PERSALINAN/laporan-pendahuluan-pada-pasien-
dengan.html (Diakses tanggal 18 Maret 2012)
Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of America: Mosby.
Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of America: Mosby.
Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka Sarwana Prawirohardjo.
1. Pengertian kehamilan
Asuhan antenatal adaah upaya preventif program pelayanan kesehatan untuk optimalisasi
luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin.(Andriansz,2008)
Antenatal care adalah pemerisaan kehamilan untu mengoptimalan esehatan maternal dari fisik
ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan , nifas , persiapan memberikan ASI dan kembalinya
esehatan reprodusi secara wajar(Nenk,2010)
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi , eduasi , dan
penanganan medi pada ibu hamil untuk memperoleh suatu proses ehamilan dan persalinan yang aman
dan memuasan . (Bebak,2005)
Trimester I (terlampir)
Trimester II (terlampir)
Trimester 1
Trimester 2
Trimester 3
o Membantu ibu beradaptasi dan mengatasi rasa tidak nyaman karna kehamilan yang membesar.
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak awal kehamilan.
Mual muntah diusia muda disebut morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi
setiap saat. Mual ini biasanya akan berakhir pada 14 mingggu kehamilan. Pada beberapa kasus dapat
berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga.
Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan hormon kehamilan
yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada
jaringan payudara sebagai persiapan menyusui.
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim yang membesar
dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan muncul kembali
pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan hormon
progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun
keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.
Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal kehamilan karena
adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur
ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala /
pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional. Pola
makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan sakit kepala.
Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di bagian perut
bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah
normal. Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan
dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap normal sebab
hal ini termasuk gejala morning sickness.
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan memasang kancing / rok
celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim
telah berkembang dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon estrogen yang
menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air.
Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan kehamilannya
Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak
hamil saja
Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk
meyakinkan dirinya
Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama
Asuhan Keperawatan NANDA NOC NIC untuk ibu hamil pada trimester I
Indicator: Aktivitas :
Glukosa darah kembali normal memantau hasil laboratorium yang relevan dengan
sodium urin normal menjaga catatan yang akurat dari intake dan output
Frekwensi muntah berkurang memberikan diet sesuai dengan cairan tertentu ata
ketidakseimbangan electrolite
Intensitas muntah berkurang
monitor untuk kehilangan cairan
Berat badan kembali normal
Mulas berkurang
b. Management Asam Basa
Sekresi saliva kembali normal
Aktivitas :
Sakit abdomen dapat berkurang
mempertahankan asses IV yang adekuat
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati rongga panggul.
Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas
rahim sejajar dengan puser (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan
wanita, perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah biasa dan normal
karena akibat adanya perenggangan usus selama kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil
akan terasa kembung dan tidak nyaman.
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama kehamilan, karena
meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan juga pengaruh hormonal yang menyebabkan
rileksasi otot saluran cerna sehingga mendorong asam lambung kearah atas.
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan rambut tumbuh
lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan, seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak
perlu khawatir dengan rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi lahir.
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian bawah seperti
ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena perenggangan ligamentum dan otot untuk
menahan rahim yang semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan bersifat tidak
menetap.
Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester kedua, karena ketika
rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah
menurun.
Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh termasuk ke daerah
hidung dan gusi selama masa kehamilan akan menyebabkan jaringan disekitarnya menjadi lebih lembut
dan lunak. Akibatnya, hidung dan gusi akan bisa berdarah ketika menyikat gigi. Keluhan ini akan hilang
setelah melahirkan.Perawatan gigi dan gusi menjadi bagian penting juga dalam kehamilan, karena pada
saat hamil, gigi dan gusi menjadi lebih sensitif. Hal ini karena perubahan hormonal selama kehamilan
yang meningkatkan terbentuknya plak gigi dan bakteri sehingga mempermudah pendarahan gusi.
Perubahan kulit
Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit yang menyebabkan
warna kulit lebih gelap. Timbul garis kecoklatan mulai dari pusar ke arah bawah yang disebut linea nigra.
Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan. Tanda ini dapat menjadi petunjuk
kurangnya vitamin folat.
Strecth mark terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan payudara.
Akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat mungkin jangan menggaruknya.
Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati setelah persalinan.Kulit muka juga akan menjadi
lebih berminyak sehingga dapat menimbulkan jerawat. Menjaga kebersihan kulit dan diet makanan yang
seimbang dan sehat harus dilakukan oleh ibu hamil.
Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang disebut
kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap dan besar. Bintik-bintik kecil akan
timbul disekitar putting, dan itu adalah kelenjar kulit.
Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40% wanita hamil
mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada
trimester kedua akan tampak sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian
bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada posisi duduk atau berdiri
yang terlalu lama.
Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi
Libido meningkat
Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi ibu
Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk peran baru.
Asuhan Keperawatan pada ibu hamil pada trimester kedua
Gangguan pola nafas Klien diharapkan mampu untuk Intervensi-intervensi yang dilakuk
menormalkan :
- Memonitor kondisi-kondisi klie
- Jumlah pernafasan bantuan ventilasi non invasif.
Tingkat Ketidaknyamanan
- Rasa nyeri
- Rasa cemas
- Rasa stress
- Rasa takut
- Depresi
- Rasa gelisah
Trimester ketiga
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena meningkatnya beban berat
dari bayi dalam kandungan Anda yang dapat memengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan
tekanan ke arah tulang belakang.
Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang membesar kearah usus
selain perubahan hormon progesteron.
Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke paru-paru, pada
kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya
tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah diafragma (yang membatasi perut dan dada).
Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada
ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas
diperut biasanya juga ikut hilang, karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah
diafragma/tulang iga ibu.
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin menekan
kandungan kencing ibu hamil.
Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah panggul
dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina.
Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk
varises. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang ringan, tidak
teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan tekanan pada
daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut
edema, yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau karena kekurangan kalsium.
Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya
Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perharian dan
kekhawatirannya
Libido menurun
Asuhan Keperawatan pada ibu hamil trimester ketiga
Monitor intensitas pendekatan yang tenang
cemasnya
Berusaha mencar semua prosedur, termasuk sensasi mungkin dialami selama pro
informasi untuk
menurunkan cemas
untuk memahami perspektif pasien dari situasi streesful
Koping saat situasi stres
Mnggunakan teknik informasi faktual tentang diagnosis, pengobatan dan prognosis
reelaksasi untuk
menurunkan cemas
dengan pasien untuk mempromosikan keselamatan dan mengu
Monitor durasi cemas
Monitor persepsi
objek yang bias membuat pasien nyaman
sensori
Memelihara pola tidur
aktivitas yang tidak kompetitif, yang sesuai
adekuat
Monitor manifestasi
n dengan perhatian
fisik terhadap cemas
Monitor manifestasi
yang sering terjadi
ketika cemas
perilaku
Kontrol respn cemas
suasana untuk memfasilitasi percaya
verbalisasi perasaan, persepsi, dan ketakutan
asi ketika tingkat perubahan kecemasan
aktivitas pengalihan diarahkan pengurangan ketegangan
pasien mengidentifikasi situasi
Kontrol rangsangan, yang sesuai untuk kebutuhan patien
penggunaan mekanisme pertahanan yang sesuai
Instruksikan pasien pada penggunaan teknik relaksasi
untuk mengurangi kecemasan, yang sesuai
BAB III
KASUS
A. KASUS
Ny. N , 21 tahun pada tanggal 11 Oktober 2012 mendatangi pelayanan poli kebidanan RSUD dr.
Rasidin dengan keluhan mual dan muntah yang masih terjadi dan gerak janin yang kurang. Pada saat ini
kehamilan klien sudah memasuki trimester 2 dengan usia 27-28 minggu kehamilan.diagnosa medis klien
saat ini G1 Po Ao H o .
Diagnostik Medis : G1 Po Ao Ho
I. BIODATA
Umur : 21 tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku : Minang
Umur : 25 tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMU
Agama : Islam
Suku : Minang
- Ibu tidak memiliki nafsu makan yang cukup besar, dan sering mual muntah , makan ibu juga tidak
teratur
Ibu berharap agar bayi yang dilahirkan dalam kondisi yang sehat dan ibu juga sehat
- Ketika ibu merasakan perubahan , maka ibu langsung membawanya ke pelayanan kesehatan terdekat
MASALAH KEPERAWATAN : gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah
Imunisasi : lengkap
Riwayat menstruasi
- Siklus : 28 hari
- Lama : 6 hari
Riwayat seksual
- Hubungan kasih sayang antar keluarga : hubungan didalam keluarga baik dengan orang tua dan
suaminya, klien mengaku harmonis dan berhubungan dengan baik
- Masalah dalam melakukan hubungan seksual : klien tidak mengeluhkan masalah apapun.
Riwayat kontrasepsi
Klien dan suami belum pernah menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun sebelumnya karena
ini merupakan kehamilan yang pertama dan direncanakan.
V. RIWAYAT OBSETRIK
- Keluhan selama hamil : ibu suka mual dan muntah dan selama
seminggu ini ibu merasa gerak janinnya berkurang, klien mengaku nafsu makan yang berkurang.
MASALAH KEPERAWATAN : gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah
Nutrisi
1. Gigi/mulut
2. Nafsu makan
- Perubahan pola makan : ya, klien makan tidak teratur, jarang makan pagi
karena takut makanan akan di muntahkankembali
- Budaya/pantangan makanan : ya, klien beragama islam dan klien mengikuti ajaran
agamanya untuk tidak memakan makanan yang diharamkan. Klien juga tidak memakan durian, tape
karena bersifat panas dan akan berbahaya bagi kehamilan klien.
- Sebelum hamil : 45 kg
- Sekarang : 50 kg
MASALAH KEPERAWATAN :
- Kurang pengetahuan
1. Aktifitas
- Kegiatan fisik dalam 1 hari : kegiatan sehari-hari klien hanya dirumah, membersihkan rumah dan jarang
beraktifitas yang sibuk.
- Masalah yang timbul saat melakukan aktifitas : klien tidak dapat beraktifitas banyak di pagi hari karena
sering mual dan muntah.
2. Istirahat
3. Kenyamanan
Cairan
- Perubahan konsumsi cairan selama kehamilan : ya, klien lebih sering haus dan suka minum yang
dingin-dingin
- Jumlah cairan yang dikonsumsi dalam 1 hari : kurang lebih 10 gelas perhari
Ekstermitas
Oksigenasi
Eliminasi
- Kebiasaan BAB /BAK : klien BAB 1 x sehari, tidak encer, tidak berlendir dan berdarah, konsistensi tidak
keras, jumlah , bau dan warna dalam batas normal. Klien BAK 6-7 x perhari, warna, jumlah dan bau
dalam batas normal
Status psikososial
Hb : 10.2
Golongan darah :O
TB : 155 cm
LILA : 23. 5 cm
TD : 110/70 mmHg
N : 86 x/ mnt
RR : 21 x/ mnt
Suhu : 37,1 o
BAB IV
Setelah dilakukan pengkajian terhadap Ny. N , banyak keluhan yang ditemukan antara lain :
Klien masih merasakan mual muntah dan nafsu makan yang berkurang
Keluhan yang dirasakan klien tidak begitu berat bagi klien dan tidak sampai merubah fungsi
fisisologis dan anatomis klien. Mual dan muntah yang terjadi pada pagi hari ( morning sickness) biasanya
terjadi pada trimester pertama, tetapi tidak banyak kasus yang terjadi pada trimester II dan III. Jika mual
dan muntah terjadi tidak berlebiha maka hal itu normal namun jika terjadi secara berlebihan dan tidak
normal hal tersebut sudah bisa disebut Hiperemesis Gravidarum.
Ketika klien merasa gerakan janin berkurang, hal itu normal tetapi jika klien merasa janinnya
tidak bergerak sama sekali maka itu dikatakan tidak normal dan wajib dibawa kepelayanan kesehatan
terdekat. Penurunan jumlah gerak janin normal dari usia trimester 3 ke masa aterm.
Gangguang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah, nafsu makan berkurang
Mendeskripsikan pemantauan
fertilitas
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Dari hasil pengkajian melalui wawancara, observasi dan memepelajari status klien, didapatkan data:
Diagnose medis : G1 Po Ao Ho
Gangguang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah, nafsu makan berkurang
B. SARAN
1.Kesiapan fisik,mental dan gizi sangat diperlukan oleh ibu hamil agar janin dapat tumbuh dan lahir
sehat
Daftar Pustaka
Adriaansz, G. 2008. Asuhan antenatal jaringan Nasional Pelatihan klinik : Kesehatan Reproduksi
Orshan, Susan A. 2008. Maternity, Newborn, and Women’s Health Nursing. Philadelphia :
Lippincott Williams and Wilkins
Purwaningsih, Wahyu dan Siti Fatmawati. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta :
Nuha Medika
Johson, M. et all. 2009. “Nursing Outcomes Classification ( NOC )”. Missaori Mosby. Inc.
Mc. Doskey. J. et all. 1996. “Nursing Interventions (NIC)”. St Louis, Mosby Year book. Inc.
HOME
ABOUT ME
CONTACT ME
DISCLAIMER
PRIVACY POLICY
MOTIVASI
Text to sea
Home
Askep 1
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Askep 2
o
o
o
o
o
o
o
o
o
More
o
o
o
o
Serba-serbi
Motivasi
Kristiani
Menu 7
Home » keperawatan Anak » Laporan Pendahuluan ASKEP Dengue High Fever (DHF) atau ASKEP Demam
berdarah Dengue (DBD)
Laporan Pendahuluan ASKEP Dengue High Fever (DHF) atau
ASKEP Demam berdarah Dengue (DBD)
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Medis
1. Definisi
a. Demam berdarah merupakan manifestasi klinis yang berat dari penyakit arbovirus. (Soedarmo
Sumarno, 2005).
b. Dengue ialah infeksi arbovirus (arthropod-borne virus) akut ditularkan oleh nyamuk spesies
Aedes. (Hasan Rusepno, 2007).
c. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina. (Hidayat A. Aziz
Alimul, 2008).
2. Etiologi
Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue adalah virus Dengue. Di Indonesia, virus
tersebut sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus Dengue yang termasuk dalam
grup B arthropediborne viruses (arboviruses), yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-
4.(Nursalam Susilaningrum, 2005).
Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes. Di
Indonesia dikenal dua jenis nyamuk Aedes yaitu:
a. Aedes Aegypti
1) Paling sering ditemukan
2) Adalah nyamuk yang hidup di daerah tropis, terutama hidup dan berkembang biak di dalam
rumah, yaitu di tempat penampungan air jernih atau tempat penampungan air di sekitar rumah.
3) Nyamuk ini sepintas lalu tampak berlurik, berbintik bintik putih.
4) Biasanya menggigit pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari.
5) Jarak terbang 100 meter
b. Aedes Albopictus
1) Tempat habitatnya di tempat air bersih. Biasanya di sekitar rumah atau pohon-pohon, seperti
pohon pisang, pandan kaleng bekas.
2) Menggigit pada waktu siang hari
3) Jarak terbang 50 meter.
(Rampengan T H, 2007)
3. Klasifikasi
erajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positif, trombositopenia,
dan hemokosentrasi.
erajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lain
erajat III : Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin lembab, gelisah.
erajat IV : Renjatan berat, denyut nadi, dan tekanan darah tidak dapat diukur. Yang disertai dengan Dengue
Shock Sindrom. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).
4. Manifestasi klinis
a. Demam tinggi selam 5-7 hari
b. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit : petechie, ekimosis, hematoma.
c. Epistaksis, hematemesis, melena, hematuria.
d. Mual, muntah, tidak ada napsu makan, diare, konstipasi
e. Nyeri otot, tulang sendi, abdomen, dan uluh hati
f. Sakit kepala
g. Pembengkakan sekitar mata
h. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
i. Tanda dan renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, nadi
cepat dan lemah). (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).
5. Patofisiologi
a. Virus Dengue akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty dan kemudian
akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus antibodi, dalam sirkulasi akan
mengaktifasi sistem komplemen. Akibat aktifasi C3 danC5 akan dilepas C3a dan C5a, 2 peptida
berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya
permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
b. Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor
koagulasi (protrobin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen ) merupakan faktor penyebab
terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
c. Yang menentukan beratnya penyakit adalah permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya
volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik, Renjatan terjadi
secara akut.
d. Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding
pembuluh darah. dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak
diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian. (Suriadi dan Rita Yuliani,
2006).
Patoflow Demam berdarah Dengue DBD atau Patoflow Dengue High Fever DHF
1. Diagnostik test
a. Darah lengkap : hemokosentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih), trombositopenia
(100.000/mm3 atau kurang)
b. Serologi uji HI (hemoglutination inhibition test)
c. Rontgen toraks : efusi pleura. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).
2. Komplikasi
a. Ensefalopati dengue
b. Kelainan ginjal
c) Tanpa inteksida
Membasmi jentik nyamuk penular demam berdarah dengan cara 3M:
- Menguras secara teratur seminggu sekali atau menaburkan abate/altosit ketempat penampungan
air bersih.
- Menutupnya rapat-rapat tempat penampungan air.
- Mengubur atau menyingkirkan kaleng-kaleng bekas, plastik dan barang bekas, lainnya yang
dapat menampung air hujan, sehingga tidak menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti.
2) Penyuluhan (Health Education)
Perawat dapat melakukan penyuluhan atau Health Education tentang cara pencegahan vektor
efektif. Penyuluhan dapat dilakukan pada orang tua murid di sekolah-sekolah, di posyandu, yaitu
di dalam rumah hendaknya selalu terang, tidak menggantungkan pakaian yang bekas dipakai
terutama di kamar tidur karena nyamuk akan senang hinggap pada pakaian yang bekas dipakai
yang sudah bau keringat. BAK kamar mandi atau jambangan bunga yang ada di dalam bunga
agar sering dibersihkan dan diganti airnya setiap 2 hari sekali membenahi atau menata halaman
supaya tidak ada tempat yang terisi air, seperti pecahan botol, tempurung kelapa, kaleng bekas
atau benda-benda yang dapat menampung air. Dedaunan kering yang sudah menumpuk
hendaknya disapu bersih. Selain itu juga air tidak tertampung, mengelola sampah sesuai situasi
dan kondisi setempat, apakah dibakar atau diangkat oleh mobil sampah untuk dibuang ke TPA
sehingga nyamuk tidak berkembang biak. (Hadinegoro H Sri Rezeki, 2005).
4. Prognosis
Bila tidak terjadi renjatan dalam 24-36 jam biasanya prognosis akan menjadi baik kalau
lebih dari 36 jam belum ada tanda-tanda perbaikan, kemungkinan sembuh kecil dan prognosis
menjadi buruk. (Rampengan T.H, 2007).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau masalah
aktual atau resiko dalam rangka mengindentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan
untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah, masalah kesehatan klien yang ada ada
tanggung jawabnya. (Tarwoto wartonah,2006)
Diagnosa keperawatan yang muncul pada anak dengan penyakit infeksi Demam Berdarah
Dengue tergantung pada data yang ditemukan.
Menurut Nursalam 2005 diagnosa keperawatan yang muncul antara lain:
a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan infeksi virus.
b. Nyeri berhubungan dengan gangguan metabolisme pembuluh darah perifer.
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual, muntah, tidak ada napsu makan.
d. Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
e. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan permeabilitas kapiler,
muntah dan demam.
f. Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan tubuh.
g. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak.
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah pernyataan singkat dalam pertimbangan perawat
menggambarkan respon pasien pada masalah kesehatan aktual dan resiko (Nursalam, 2001).
Rencana keperawatan Pada anak dengan penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue
menurut Nursalam 2005, Wong Dona L 2003 dan Doenges, Marilynn, E. dkk, 1999. adalah :
a. Diagnosa keperawatan 1
Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan infeksi virus.
ujuan : Anak menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
iteria hasil : Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan.
Intervensi Keperawatan
1) Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi dan pernapasan setiap 3 jam atau sering lagi.
Rasional : Suhu 38,9-41,1oc menunjukkan proses penyakit infeksius akut. Pola demam dapat membantu
dalam diagnosis.
2) Berikan penjelasan mengenai penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh.
Rasional : Untuk memberikan pengetahuan pemahaman tentang penyebab dan memberikan kesadaran
kebutuhan belajar.
3) Berikan penjelasan kepada keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi
demam.
Rasional : Perubahan dapat lebih tampak oleh orang terdekat, meskipun adanya perubahan dapat dilihat
oleh orang lain yang jarang kontak dengan pasien.
4) Catatlah asupan dan keluaran cairan.
Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan cairan baik intake maupun output.
5) Anjurkan anak untuk banyak minum paling tidak ± 2,5 liter tiap 24 jam dan jelaskan manfaat
bagi anak.
Rasional : Untuk mempercepat proses penguapan melalui urine dan keringat, selain itu dimaksudkan untuk
mengganti cairan tubuh yang hilang.
6) Berikan kompres dingin pada daerah axila dan lipatan paha.
Rasional : kompres air dingin dapat memberikan efek vasodilatasi pembululuh darah.
7) Anjurkan agar anak tidak memakai selimut dari pakaian yang tebal.
Rasional : Untuk memudahkan dalam proses penguapan.
8) Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai dengan program dokter.
Rasional : Pemberian terapi cairan intravena untuk mengganti cairan yang hilang dan obat-obatan sebagai
preparat yang di formulasikan untuk penurunan panas.
perawatan 2
Nyeri berhubungan dengan gangguan metabolisme pembuluh darah perifer.
ujuan : Nyeri berkurang atau terkontrol
ia hasil : Anak tidak menunjukkan tanda-tanda nyeri
Intervensi keperawatan.
1) Kaji tingkat nyeri yang dialami anak dengan menggunakan skala nyeri (0-10). Biarkan anak
memutuskan tingkat nyeri yang dialami. Tipe nyeri yang dialami dan respons anak terhadap
nyeri.
Rasional : Mengindikasi kebutuhan untuk intervensi dan juga tanda-tanda perkembangan resolusi
komplikasi.
2) Atur posisi yang nyaman dan usahakan situasi yang tenang.
Rasional : Posisi yang nyaman dan situasi yang tenang dapat mengurangi rasa nyeri atau mengurangi
stimulus nyeri.
3) Ciptakan suasana yang gembira pada anak, alihkan perhatian anak dari rasa nyeri (libatkan
keluarga) misalnya: membaca buku, mendengar musik, dan menonton TV.
Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri pada anak.
4) Berikan kesempatan pada anak untuk berkomunikasi dengan teman-temannya atau orang
terdekat.
Rasional : Dapat menguragi ansietas dan rasa takut, sehingga mengurangi persepsi akan intensitas rasa sakit.
5) Berikan obat-obat analgetik (kolaborasi dengan dokter).
Rasional : Memberikan penurunan nyeri/tidak nyaman.
c. Diagnosa Keperawatan 3
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual, muntah, tidak ada napsu makan.
ujuan : Anak menunjukkan tanda-tanda kebutuhan nutrisi yang adekuat.
Kriteria hasil : Anak mengkonsumsi jumlah makanan yang adekuat.
Intervensi keperawatan
1) Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami oleh anak.
Rasional : Untuk memberikan nutrisi yang optimal meskipun kehilangan napsu makan serta memotivasi
anak agar mau makan.
2) Berikan makanan yang mudah ditelan, seperti bubur dan tim, serta dihidangkan selagi masih
hangat
Rasional` : Memudahkan proses menelan dan meringankan kerja lambung untuk mencerna makanan dan
menghindari rasa mual.
3) Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tetapi
sering.
Rasional : karena porsi biasanya ditoleransi dengan lebih baik.
4) Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama, dan dengan skala yang sama.
Rasional : Untuk membantu status nutrisi.
5) Mempertahankan kebersihan mulut pasien
Rasional : Untuk merangsang napsu makan.
6) Mempertahankan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit.
Rasional : Untuk menghindari intoleransi makanan.
7) Jelaskan pada keluarga manfaat makanan/ nutrisi bagi anak terutama saat sakit.
Rasional : Makanan merupakan penambahan tenaga bagi orang sakit.
8) Catatlah jumlah/porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari.
Rasional : Untuk mengetahui jumlah intake makanan dan penentuan dalam pemberian diet dan selanjutnya.
b. Diagnosa Keperawatan 4
Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
Tujuan : tidak terjadi perdarahan
Kriteria hasil : Jumlah trombosit dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan
1) Monitor penurunan trombosit yang di sertai dengan tanda klinis
Rasional : Untuk mengetahui perkembangan penyakit apabila terjadi perdarahan bawah kulit.
2) Monitor jumlah trombosit setiap hari
Rasional : Mengetahui nilai batas normal dan perkembangan penyakit.
3) Berikan penjelasan mengenai pengaruh trombositopenia pada pada anak.
Rasional : Penjelasan yang akurat tentang trombositopenia merupakan faktor penyebab terjadinya syok
apabila terjadi penurunan trombosit yang hebat.
4) Anjurkan anak untuk banyak istirahat
Rasional : Memberikan relaksasi untuk anggota organ tubuh serta membantu dalam proses penyembuhan.
c. Diagnosa Keperawatan 5
ujuan : Anak menunjukkan terpenuhinya tanda-tanda kebutuhan cairan.
ia hasil : - Anak mendapatkan cairan yang cukup
- Menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat yang dibutuhkan dengan tanda-tanda vital dan
turgor kulit yang normal, membran mukosa lembab.
Intervensi keperawatan.
1) Monitor keadaan umum pasien
Rasional : Untuk mengetahui perkembangan penyakit.
2) Observasi tanda-tanda vital setiap 2-3 jam.
Rasional : Untuk meningkatkan hidrasi dan mencegah dehidrasi.
3) Perhatikan keluhan pasien seperti mata kunang-kunang, pusing, lemah, ekstremitas dingin dan
sesak napas.
Rasional : Untuk mengetahui perubahan yang terjadi bila adanya kekurangan cairan sehingga mendapatkan
perawatan lebih baik.
4) Mengobservasi dan mencatat intake dan output.
Rasional : Untuk menentukan status hidrasi
5) Memberikan hidrasi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Rasional : Menentukan adanya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
6) Monitor nilai laboratorium : elektrolit darah, serum albumin.
Rasional : Menentukan adanya ketidakseimbangannya cairan dan elektrolit.
7) Mempertahankan intake dan output yang adekuat.
Rasional : Pemenuhan kebutuhan cairan menurunkan resiko dehidrasi.
8) Monitor dan mencatat berat badan.
Rasional : merupakan indikator cairan dan nutrisi.
9) Pasang infus dan beri terapi cairan intravena jika terjadi perdarahan (kolaborasi dengan dokter)
Rasional : Pemberian infus dimaksudkan untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma.
d. Diagnosa Keperawatan 6
Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan tubuh.
ujuan : Anak mendapat istirahat yang adekuat
ria hasil : - Anak melakukan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan.
- Kebutuhan istirahat anak terpenuhi.
Intervensi keperawatan
1) Bantulah anak untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari seperti: mandi, makan dan
eliminasi, sesuai dengan tingkat keterbatasan anak.
Rasional : Melindungi anak dari cedera selama melakukan aktivitas dan memungkinkan penghematan
energi atau kelemahan tubuh.
2) Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan anak
Rasional : Bantuan keluarga membuat anak merasa aman secara moril dan fisik serta membantu perawat
dalam memenuhi kebutuhan pasien.
3) Dekatkan dan siapkan alat-alat yang dibutuhkan di dekat anak
Rasional : Memudahkan pasien dapat mengambil keperluannya.
e. Diagnosa Keperawatan 7
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak.
ujuan : Keluarga menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal koping yang adatif.
eria hasil : - Keluarga menunjukkan pemahaman tentang penyakit dan terapinya
- Keluarga menunjukkan perilaku koping positif terhadap anak.
Intervensi keperawatan
4) Mengkaji perasaan dan persepsi orang tua atau anggota keluarga terhadap situasi yang penuh
stress.
Rasional : Karena hal ini biasanya terjadi dalam proses penyesuaian dan untuk menguatkan pemahaman
keluarga.
5) Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara panjang lebar, dan identifikasi
faktor yang paling mencemaskan keluarga.
Rasional : Agar keluarga mendapat dukungan yang di butuhkan sehingga kemampuan mereka untuk
mengatasi masalah dapat dimaksimalkan.
6) Identifikasi koping yang biasa digunakan dan seberapa besar keberhasilannya dalam mengatasi
keadaan.
Rasional : Untuk memberikan dukungan dan ketenangan sesuai kebutuhan.
7) Tanyakan kepada keluarga apa yang dapat dilakukan untuk membuat anak atau keluarga menjadi
lebih baik atau dan jika memungkinkan memberikan apa yang diminta oleh kelurga.
Rasional : Untuk memberikan perawatan yang optimal terhadap intervensi lanjut.
8) Memenuhi kebutuhan dasar anak; jika anak sangat tergantung dalam melakukan aktivitas sehari-
hari, ijinkan hal ini terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama. Kemudian secara bertahap
meningkatkan kemandirian anak dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
Rasional : Untuk memberikan dukungan sehingga kemampuan anak untuk melakukan koping dapat di
maksimalkan serta menurunkan resiko cedera.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana-rencana perawatan.
(Tarwoto Wartonah, 2006).
Pendekatan tindakan keperawatan meliputi:
a. Independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah
dari dokter atau tenaga kesehatan lain.
b. Interdependen adalah tindakan keperawatan yang menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan
suatu kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya,misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi
dan dokter.
c. Dependen, tindakan dependen berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan
medis.Tindakan tersebut menandakan suatu cara dimana tindakan medis
dilaksanakan.(Kusnanto, 2004).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya, tujuannya adalah untuk
mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap
asuhan keperawatan yang diberikan.
Langkah-langkah evaluasi :
a. Daftar tujuan-tujuan pasien.
b. Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu.
c. Bandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien.
d. Diskusikan dengan pasien, apakah tujuan dapat tercapai atau tidak. (Tarwoto Wartonah, 2006).
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : T.S
Umur : 12 Tahun
TTL : Tondano 3 oktober 1999
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Tondano Roong ling I
Suku/ Bangsa : Minahasa/ Indonesia
Anak Ke : Satu
Tanggal MRS : Kamis, 06-Mei-2010, Jam 10:14 Wita
Tanggal Pengkajian : Jumat, 07-Mei-2010, Jam 14.00 Wita
Ruangan : Debora, kamar 2, bed 2
No RM : 6424
No Reg : 502233
Diagnosa Medik : Demam Berdarah Dengue
2. Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Tn M.S
Umur : 37 Tahun
Pendidikan : Sarjana Strata I
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Tondano Roong I
Agama : Kristen Protestan
Suku/ Bangsa : Minahasa/ Indonesia
Nama Ibu : Ny M.P
Umur : 32 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
3. Identitas Saudara Kandung
f. Riwayat Psikososial
Hubungan anak dan orang tua serta adik harmonis, klien termasuk anak yang cepat bergaul,
akrab dengan teman-teman sebaya khususnya dirumah, hubungan anak keluarga dengan
lingkungan sekitar termasuk tim medis baik, jika klien marah klien mengekspresikan perasaan
dengan menangis atau mengungkapkan perasaan pada orang tua, dan jika klien gembira klien
mengekspresikan perasaan dengan tertawa.
g. Riwayat Spritual
Klien menganut agama Kristen protestan. Klien selalu ke ibadah sekolah minggu setiap hari
minggu, dan kegiatan-kegiatan ibadah anak lainnya. Klien juga diajar orang tua untuk selalu
berdoa sebelum makan, sebelum tidur dan bangun tidur.
h. Reaksi Hospitalisasi
1) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
Pada saat pengkajian klien mengatakan bahwa keadaan sakit adalah keadaan yang menakutkan
karena apabila sakit sudah tidak bisa beraktivitas seperti biasanya, tidak bisa kesekolah seperti
hari-hari biasanya, dan harus tinggal dirumah sakit untuk mendapatkan perawatan dalam proses
penyembuhan.
2) Pemahaman Orang tua tentang sakit dan rawat inap
Pada saat pengkajian orang tua klien mengatakan bahwa keadaan sakit merupakan suatu keadaan
yang mencemaskan bagi setiap Orang tua terhadap anaknya, karena dapat membuat orang tua
merasa terbebani Dan orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya, tampak gelisah dan
mondar-mandir diruangan karena pertama kali anaknya dirawat di rumah sakit
5. Aktivitas Hidup Sehari-hari
a. Nutrisi
sakit : Selera makan pasien baik, frekuensi makan 3x sehari, jenis makanan : nasi, ikan, sayur. Porsi
makan dihabiskan. Tidak ada pantangan atau alergi dalam makanan.
ji : Porsi makan tidak dihabiskan (hanya 5-6 sendok makan).Klien makan 3x sehari, jenis makanan;
bubur, ikan, sup, buah. Napsu makan kurang, mual dan muntah 2x
b. Cairan
sakit : Klien minum 6-7 gelas/hari, jenis air putih, susu kadang-kadang.
i : Minum 10 gelas/ hari
Jenis air putih, dan dianjurkan ditambah minum jus buah
c. Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 1-2x/hari
Konsistensi lembek
Warna coklat
BAK 4-5/hari
Warna kuning jernih
Saat dikaji : Klien belum BAB
BAK 6-7x/hari
Warna kuning jernih
d. Istirahat/tidur
sakit : Tidur siang 1 jam, tetapi kadang-kadang tidak tidur siang karena bermain
Tidur malan 8-9 jam/hari
i : Tidur siang 1 jam/hari
Tidur malam 10 jam/hari
e. Personal hygiene
sakit : Mandi 2x/hari, memakai sabun mandi, cuci rambut memakai shampoo, menggosok gigi 2x/hari
dengan sikat dan pasta gigi
i : Klien hanya dimandikan dengan menggunakan waslap setiap pagi.
f. Aktivitas
sakit : Aktivitas klien ke sekolah dan bermain dengan teman sebaya klien di rumah setelah pulang
sekolah
i : Klien tidak beraktivitas, klien hanya beristirahat karena sakit.
6. Pemeriksaaan Fisik
a. Keadaan umum
Klien tampak lemah, klien berpakaian sesuai dengan usia, bersih
b. Kesadaran
Composmentis
c. Tanda-Tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 92 x/m
R : 22x/m
Sb : 38 0C
d. Antropometri
TB : 135 cm
BB sebelum sakit : 28 kg
BB saat sakit : 25 kg
7. Pemerikasaan Head to toe
a. Kepala
speksi : Bentuk bulat, rambut warna hitam, distribusi rambut merata, tidak ada lesi dikulit kepala,
si : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
b. Mata
speksi : Pergerakan bola mata simetris kiri dan kanan, kongjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus.
si : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
c. Hidung
speksi : Terdapat rambut-rambut hidung, penciuman baik, tidak ada sekret, tidak ada perdarahan.
Tidak ada nyeri tekan, dan tidak teraba adanya polip
d. Telinga
speksi : Simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen, tidak ada perdarahan.
Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
e. Mulut
speksi : Bibir kering, mukosa mulut kering, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada karies, tidak ada
perdarahan.
f. Leher
speksi : Tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis dan kelenjar tiroid
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
g. Dada
Inspeksi : Pergerakan dada simetris.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
uskulatasi : Bunyi napas bronkovesikuler, tidak terdengar bunyi tambahan seperti Wheezing atau ronchi
rkusi : Bunyi resonan pada paru, dan bunyi pekak pada jantung.
h. Abdomen
Inspeksi : Perut datar , tidak ada asites,
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar
Auskultasi : Terdengar peristaltic usus
Perkusi : Bunyi timpani.
i. Ekstremitas atas
speksi : Simetris kiri dan kanan, terpasang IVFD RL 30tts/m di tangan kiri. ROM baik, kekuatan otot 5
Tidak ada adema, akral teraba panas.
j. Ekstemitas bawah
nspeksi : Simetris kiri dan kanan, kedua tungkai dapat digerakkan, ROM baik, kekuatan otot 5
Tidak ada adema, akral teraba panas
k. Genetalia
Inspeksi : bersih
l. Anus
Inspeksi : Tidak ada haemoroid
m. Kulit
ksi : Warna kuning langsat, terdapat bintik-bintik merah,
si : Turgor kulit baik, teraba panas.
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 06-05-2010 Nilai Normal pada anak
LED 10 0 -20
Hemoglobin 15,3 gr/dl 11,0-14,8 gr/dl
Leukosit 1000/dl 6000-12.000/dl
Hematokrit 44 % 34-45%
Trombosit 88.000/dl 150.000-450.000/dl
Tanggal 07-05-2010 jam 05.30
Hemoglobin 15.7gr/dl
Hematokrit 45 %
Leukosit 1000/dl
Trombosit 73.000/dl
9. Terapi Medis
RL 30 tts/mnt
Sanmol 3 x ¾ tab
Cefarox 2 x 100 mg
Ocuson 3 x ¾ tab
Starmuno 2 x 1
Trolit 5 sact/hari
10. Pengelompokkan Data
Data subjektif
a. Klien mengatakan badan terasa panas
b. Klien mengatakan napsu makan menurun, ada mual dan muntah 2x.
c. Klien mengatakan timbul bintik-bintik merah di kedua kaki dan tangan
d. Orang tua bertanya-tanya tentang penyakit anaknya.
Data Objektif
a. Klien tampak lemah
b. Sb 380C, N 92x/m
c. Akral teraba panas
d. Makanan yang disajikan tidak di habiskan ( hanya 5-6 sendok)
e. BB sekarang 25 kg
f. Bibir tampak kering
g. Tampak bintik merah di kulit
h. Trombosit 73.000/dl
i. Leukosit 1000/dl
j. Orang tua gelisah, mondar-mandir diruangan.
Meninbulkan respon
peradangan
Permeabilitas dinding
pembuluh darah
meningkat
Kebocoran plasma di
intertisium
Trombositopenia
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus yang ditandai dengan
DS :
- Klien mengatakan badan terasa panas
DO :
- Klien tampak lemah
- Sb 380C, N 92x/m
- Akral teraba panas
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
dan muntah tidak ada napsu makan yang ditandai dengan
DS :
- Klien mengatakan napsu makan menurun, ada mual dan muntah 2x
DO :
- Makanan yang disajikan tidak di habiskan ( hanya 5-6 sendok)
- BB sekarang 25 kg
- Bibir tampak kering
Jam
14.00
6. Memberi
kan obat
sanmol
¾ tab
Ocuson
¾ tab
Menggan
ti cairan
IVFD RL
30
tts/mnt
2 Jum Gangguan nutrisi Anak 1. Sajikan makan 1. Memudahkan Jam Jam
at kurang dari menunjukan yang mudah proses 17.00 22.00
07/0 kebutuhan tubuh kebutuhan nutrisi ditelan, seperti menelan dan 1. Menyaji S:
5/20 berhubungan yang adekuat bubur, serta meringankan kan - Klien
10 dengan mual dan setelah dilakukan dihidangkan kerja lambung makanan mengata
muntah tidak ada tindakan selagi masih untuk bubur, kan
napsu makan yang keperawatan hangat mencerna ikan, mulai
ditandai dengan selama 3 hari makanan dan sayur, ada
dengan kriteria 2. Anjurkan menghindari dalam napsu
DS : hasil: kepada orang rasa mual keadaan makan
- Klien mengatakan- Anak tidak tua untuk 2. Karena porsi hangat O:
napsu makan merasa mual dan memberikan kecil biasanya 2. Menganj-
menurun, ada mual muntah makanan dengan ditoleransi urkan Makan
dan muntah 2x - Nafsu makan teknik porsi dengan baik. kepada an yang
DO : meningkat kecil tapi sering orang tua disajikan
- Makanan yang - Porsi makan 3. Catat jumlah untuk habis ½
disajikan tidak di dihabiskan porsi makanan memberi porsi
habiskan ( hanya 5-- BB kembali yang dihabiskan kan - BB 25
6 sendok) bertambah ½ kg oleh klien tiap 3. Untuk makan kg
- BB sekarang 25 hari mengetahui sedikit- - Bibir
kg jumlah intake sedikit tampak
- Bibir tampak makanan dan tapi kering
kering 4. Pertahankan penentuan sering A:
kebersihan dalam Jam Masalah
mulut pasien pemberian diet 17.30 nutrisi
5. Timbang berat yang 3. Mencatat belum
badan tiap hari selanjutnya. jumlah teratasi
6. Jelaskan pada 4. Untuk porsi P:
keluarga merangsang makanan Lanjutka
manfaat napsu makan yang n
makanan/nutrisi5. Untuk dihabiska intevensi
bagi anak membantu n ½ porsi keperaw
terutama saat status nutrisi Jam atan
sakit 6. Makanan 19.00
merupakan 4. Menganj
penambahan urkan
makanan bagi pada
anak sakit klien dan
orang tua
untuk
mempert
ahankan
kebersiha
n mulut
dengan
menggos
ok gigi.
Jam
21.00
5. Menimb
ang berat
badan
BB 25 kg
6. Menjelas
kan
kepada
orang tua
manfaat
nutisi
bagi anak
terutama
saat
sakit.
harus
menkons
umsi
makanan
yang
bergizi
untuk me
nambah
stamina
dan
memperc
epat
proses
penyemb
uhan
Jam
18.00
Melayani
obat
cefarox
dan
starmuno
3. Jum Potensial terjadi Tidak terjadi 1. Monitor tanda- 1. Untuk Jam Jam
at perdarhan perdarahan lanjut tanda mengetahui 15.00 22.00
07/0 berhubungan setelah dilakukan perdarahan apabila ada 1. Memonit S:
5/20 dengan tindakan tanda-tanda or tanda- Klien me
10 trombositopenia keperawatan perdarahan tanda ngatakan
factor resiko terjadi selama 3 hari lebih lanjut perdarah masih
perdarahan lebih dengan kriteria 2. Monitor 2. Untuk an yaitu ada
lanjut hasil: penurunan mengetahui bintik- bintik
- Orang tua - Tidak ada bintik- trombosit perkembangan bintik merah di
mengatakan timbul bintik merah di penyakit merah, kedua
bintik-bintik merah kulit 3. Anjurkan anak 3. Memberikan yang kaki dan
di kedua kaki dan - Trombosit untuk banyak relaksasi untuk timbul tangan
tangan kembali istirahat anggota organ dikulit O:
- Tampak bintik nnnormalnorman tubuh serta 2. Memonit- Tampak
merah di kulit ormal 150.000- membantu or jumlah bintik
- Trombosit normal dalam proses penuruna merah
73.000/dl 450.000/dl penyembuhan n dikaki
- Leukosit 1000/dl - Leukosit normal 4. Membantu trombosit dan
4. Anjurkan anak
6000-12000/dl meningkatkan 73.000/dl tangan
untuk banyak
jumlah Jam -
minum
trombosit 15.30 Trom
dalam tubuh 3. Menganj bosit
5. Anjurkan agar
5. Merangsang urkan 61.000/dl
anak tidak
terjadinya kepada - Hb : 15
menggosok gigi
perdarahan anak gr%
dengan keras
dengan kadar untuk - Ht : 43%
6. Kolaborasi trombosit beristirah
dengan dokter turun at banyak
untuk 6. Indentifikasi dan P:
pemeriksaan kadar mengura Masalah
trombosit dan trombosit dan ngi potensial
pemberian terapi memberikan aktivitas terjadi
tindakan yang perdarah
secara tepat berlebiha an
sehingga n karena belum
tanda-tanda akan teratasi
perdarahan membutu P:
dapat hkan Lanjutka
diantisipasi energi le n
lebih lanjut bih tindakan
Jam keperaw
16.00 atan
4. Menganj
urkan
kepada
orang tua
untuk
lebih
sering
memberi
kan anak
minum
air/jus
jambu
yang
banyak ±
I gelas
/jam
5. Menganj
urkan
kepada
anak
untuk
tidak
menggos
ok gigi
dengan
keras
karena
akan
merangsa
ng
terjadiny
a
perdarah
an.
Jam
18.00
6. Mengam
bil darah
untuk
pemeriks
aan
Ht,Hb,tro
mbosit
sebanyak
± 2 cc
7. Melayan
i trolit 1
sachet
4 Jum Perubahan proses Keluarga 1. Kaji perasaan 1. Karena hal ini Jam Jam
at keluarga menunjukkan dan persepsi biasanya 20.00 22.00
07/0 berhubungan perilaku koping orang tua atau terjadi dalam 1. Menanya S:
5/20 dengan kondisi posistif tentang anggota proses kan dan - Orang
10 anak yang ditandai anaknya setelah keluarga penyesuaian mengeta tua
dengan dilakukan terhadap situasi dan untuk hui memaha
DS : tindakan yang penuh stres menguatkan kemamp mi dan
- Orang tua keperawatan 2. Ijinkan orang pemahaman uan mengerti
bertanya-tanya selama 2 jam tua untuk keluarga keluargaO:
tentang penyakit dengan kriteria ungkapkan 2. Agar keluarga terhadap - Orang
anaknya. hasil : perasaan dan mendapat ambang tua
DO : Orang tua klien identifikasi dukungan yang stress tampak
- Orang tua gelisah, tenang dan faktor yang dibutuhkan karena tenang
dan mondar-mandir memahami paling sehingga klien
di ruangan tentang penyakit mencemaskan kemampuan baru A:
anak dan mereka untuk pertama Masalah
terapinya. mengatasi kali di teratasi
3. Identifikasi masalah dapat rawat di P:
koping yang dimaksimalkan RS Pertahan
bisa digunakan 3. Untuk 2. Mengijin kan
dan seberapa memberikan kan tindakan
besar dukungan dan kesempat keperaw
keberhasilannya ketenangan an atan
dalam mengatasi sesuai kepada
keadaan. kebutuhan orang tua
4. Tanyakan untuk
kepada keluarga mengeks
apa yang dapat presikan
dilakukan untuk perasaan
membuat anak 4. Untuk dimana
atau keluarga memberikan orang tua
menjadi lebih perawatan cemas
baik. yang optimal karena
terhadap anak
intervensi mereka
lanjut belum
sembuh
sudah
berapa
kali
diperiksa
darahnya
3. Mengeta
hui
koping
orang tua
dalam
menghad
api
masalah
sehingga
dapat
menganti
sipasi
keadaan
dengan
mendeng
arkan
keluhan
orang tua
dan
memberi
penjelasa
n
sehingga
orang tua
merasa
dihargai
dan rasa
cemas
dapat
berkuran
g atau
hilang.
CATATAN PERKEMBANGAN