Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PUISI

Tugas Bahasa Indonesia

Nama Kelompok :
1. Betji Nadiana Bissilisin (20190306021)
2. Mutia Motik (20190306025)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahka rahmat-Nya
berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Kami berrharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kita
semua.Namun terlepas dari itu,kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna,sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah kami selanjutnya yang lebih baik lagi.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks yang
mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau
"ajaran". Teks Sastra juga tidak hanya teks yang berisikan tentang intruksi ajaran, lebih dari itu
dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau
sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.

Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama.
Beberapa ahli yang merumuskan pengertian puisi menggunakan berbagai pendekatan. Slamet
Mulyana (1956) memberi batasan puisi dengan menggunakan pendekatan psikolinguistik, karena
puisi merupakan karya seni yang tidak saja berhubungan dengan masalah bahasa tetapi juga
berhubungan dengan masalah jiwa. Dengan pendekatan itu Slamet Mulyana menyimpulkan
bahwa puisi adalah sintesis dari pelbagai peristiwa bahasa yang telah tersaring semurni-murninya
dan pelbagai proses jiwa yang mencari hakikat pengalamannya, tersusun dengan sistem
korespondensi dalam salah satu bentuk (M. Atar Semi, 1993 : 93).

1.2 Rumusan masalah


1.2.1. Apa definisi dari puisi ?
1.2.2. Apa jenis dan ciri dari puisi ?
1.2.3. Bagaimana Teknik pembuatan puisi ?
1.2.4. Bagaimana Teknik pembacaan puisi ?

1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui definisi puisi
1.3.2. Untuk mengetahui ciri dan jenis puisi
1.3.3. Untuk mengatahui Teknik pembuatan puisi
1.3.4. Untuk mengetahui Teknik pembacaan puisi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Puisi

Puisi adalah sebuah seni tertulis. Puisi merupakan karya sastra seseorang dalam menyampaikan
pesan melalui diksi dan pola tertulis. Penyair adalah orang yang membuat atau menciptakan
puisi. Dalam bentuk seni ini, seorang penyair menggunakan bahasa untuk menambah kualitas
estetis pada makna semantis. Menurut KBBI puisi adalah:

1. Ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan
bait
2. Gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga
mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus
lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus

Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:6) mengumpulkan definisi puisi yang pada umumnya
dikemukakan oleh para penyair romantik Inggris sebagai berikut.

a. Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam
susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya,
misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya, dan
sebagainya.
b. Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair
menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-
kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti
musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi.
c. Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif,
yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu
lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur.
d. Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara
konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, dengan kiasan, dengan
citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris, pemilihan kata-katanya tepat,
dan sebagainya), dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi
kata-katanya berturu-turut secara teratur).
e. Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam
hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan
yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan
karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah
untuk direkam.
Dari definisi-definisi di atas memang seolah-olah terdapat perbedaan pemikiran, namun tetap
terdapat benang merah. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7) menyimpulkan bahwa
pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu
berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan,
kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.

2.2. Ciri dan Jenis puisi

PUISI BARU :

Puisi baru mempunyai banyak jenis. Namun, secara garis besar puisi baru dibagi menjadi dua yaitu
jenis puisi baru berdasarkan isinya dan jenis puisi baru berdasarkan bentuk.

 Jenis Puisi Baru Berdasarkan Isinya:


 Balada

 Berisi tentang suatu kisah atai cerita.


 Terdiri dari 3 bait yang masing-masing dengan 8 larik.
 Bersajak a-b-a-b-b-c-c-b, lalu skemanya berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c.
 Larik terakhir yang berada pada bait pertama dipakai sebagai refren dalam bait-bait
selanjutnya.
Contoh Balada

Balada Ibu yang dibunuh


Karya W.S. Rendra

Ibu musang di lindung pohon tua meliang


Bayinya dua ditinggal mati lakinya.
Bualan sabit terkait malam memberita datangnya
Waktu makan bayi-bayinya mungil sayang.
Matanya berkata pamitan, bertolaklah ia
Dirasukinya dusun-dusun, semak-semak, taruhan harian atas nyawa.
Burung kolik menyanyikan berita panas dendam warga desa
Menggetari ujung bulu-bulunya tapi dikibaskannya juga.

Membubung juga nyanyi kolik sampai mati tiba-tiba


Oleh lengking pekik yang lebih menggigitkan pucuk-pucuk daun
Tertangkap musang betina dibunuh esok harinya.
Tiada pulang ia yang mesti rampas rejeki hariannya
Ibu yang baik, matinya baik, pada bangkainya gugur pula dedaun tua.
Tiada tahu akan meraplah kolik meratap juga
Dan bayi-bayinya bertanya akan bunda pada angin tenggara
Lalu satu ketika di pohon tua meliang

Matilah anak-anak musang, mati dua-duanya.


Dan jalannya semua peristiwa
Tanpa dukungan satu dosa, tanpa.

 Jenis Puisi Baru Berdasarkan Bentuknya:


 Distikon : tiap bait terdiri dari dua baris dan biasa disebut puisi dua seuntai.
 Terzina : tiap bait terdiri dari tiga baris atau biasa disebut puisi tiga seuntai.
 Kuatrain : tiap bait terdiri atas empat baris dan biasa disebut puisi empat seuntai.
PUISI LAMA :

 Pantun

Jenis puisi lama yang satu ini pastinya sudah akrab di telinga kalian. Berasal dari kata panutun
asal Minangkabau, jenis yang satu ini awalnya dipakai untuk menjalin pergaulan di masyarakat.
Mengenai ciri-ciri dari pantun pun cukup banyak, seperti di bawah ini.

1. Tiap bait terdiri atas empat baris.


2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
3. Memiliki rima a-b-a-b
4. Baris pertama dan kedua berisi sampiran, yakni kata-kata pembuka yang tidak atau
kurang berkaitan dengan maksud pantun.
5. Baris ketiga dan keempat berisi isi dari puisi ini.

Contoh:

Berjalan di terik hingga lena


Haruslah beristirahat agar tiada mati
Gerutu itu tiada berguna
Rasa syukurlah yang buat hidup berarti

 Seloka

Jika dilihat dari strukturnya, jenis puisi lama yang satu ini sangat mirip dengan pantun. Yang
paling membedakan keduanya adalah letak isi. Berikut ini adalah ciri lain dain seloka.

1. Tiap bait minimal terdiri atas empat baris, dapat lebih asal genap.
2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
3. Tiap baris adalah isi puisi.
4. Memiliki rima a-b-a-b
Contoh:

Warna merah menghias kuku


Cantik nia kala dipandang
Sang istri menjadi sendu
Karena mertua tak kunjung bertandang

 Syair

Jenis yang satu ini lebih ke arah bercerita. Mengenai aturannya sendiri, antara lain sebagai
berikut.

1. Tiap bait terdiri atas empat baris.


2. Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
3. Setiap baris adalah isi dan saling berkait.
4. Memiliki rima a-a-a-a.

Contoh:

Pada zaman dahulu kala


Tersebutlah sebuah cerita
Tentang negeri yang aman sentosa
Dipimpin raja nan bijaksana

2.3 Teknik Pembuatan Puisi


Proses menulis puisi sesuai dengan pekembangannya secara teoritis apabila diperhatikan
serta dipelajari hal-hal dibawah ini secara bertahap (Jalil. 1985:18).
1) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu yang sangat penting bagi seorang pernyair ataupun calon penyair untuk
mengetahui secara aktual setiap peristiwa yang berkaitan dengan apa yang akan dituangkan
dalam sebuah karya puisi.
2) Penafsiran
Penafsiran yaitu suatu kebulatan pikiran yang sementara dan pandangan sementara pula terhadap
suatu peristiwa atau terhadap suatu pengalaman yang mampu untuk diungkapkan secara tertulis.
Dalam hal ini tidak dapat dengan mudah menafsirkan atau menyimpulkan suatu peristiwa, tanpa
kita terlebih dahulu benar-benar memahami segala pengalaman sendiri, yang setara atau serupa
dengan peristiwa yang hendak ditafsirkan.
3) Penilaian
Dalam proses pembuatan sebuah puisi, masalah penilaian sangatlah penting, karena disini secara
tegas dapat menentukan kemana sipenulis puisi berpihak terhadap suatu peristiwa dan kemana
jalur yang ditempuhnya atas dampak dari peristiwa yang bersangkutan.
4) Pengahayatan
Sejak semula seseorang yang mempunyai hasrat atau minat untuk membuat puisi, sebetulnya
sampai pada penilaian terhadap suatu peristiwa sudah dapat untuk mencurahkan segala ide atau
inspirasi dalam sebuah karya puisi
5) Memutuskan
Seorang penyair, sebetulnya dalam memutuskan gagasan atau idenya dari suatu peristiwa
terhadap karya puisi, terletak pada pertimbangan atas peristiwa yang dihadapinya.
6) Pencurahan
Yang dimaksud dengan pencurahan disini, yaitu bersatunya segala aspek dan terekrutnya segala
proses yang telah bulat, sehingga segala inspirasi itu sudah jelas dapat ditunagkan ke dalam
bentuk karya puisi
2.4. Teknik pembacaan puisi
1. Rima dan Irama, artinya dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat.
membaca puisi bukanlah seperti membaca teks biasa karena puisi terikat oleh Rima dan
Irama.

2. Artikulasi dan Kejelasan Suara, artinya dalam membaca pusi suara kita haruslah jelas,
misalnya dalam pelafalan huruf-huruf vokal A,I,U,E,O haruslah jelas karena audiance akan
memperhitungkan kejelasan suara si pembaca puisi. selain itu pelafalan yang jelas juga
membantu mendukung penyampaian pesan itu sendiri terhadap audiance.

3. Ekspresi Mimik Wajah, artinya penggunaan ekspresi jug sangat dibutuhkan dalam mebaca
pusi karena ekpsresi mimik wajah dapat mendukung penyamaian pesan dalam puisi itu
sendir agar tersampaikan. Misalnya, jika puisi kita sedih maka ekspresi mimik wajah kita
juga harus sedih begitu pula sebaliknya.

4. Mengatur Pernapasan, artinya pengaturan pernapasan pada saat penampilan puisi


sangatlah diperhatikan yakni agar tidak terlalu tergesa-gesa karena nervous atau lainnya.
karena jika pengaturan pernapasan tidak dilakukan maka akan memepengaruhi
penampilan.

5. Pemaknaan, artinya pembaca puisi harus bisa memaknai isi dari puisi tersebut apakah
tentang cinta, sosial dan lain-lain. hal ini agar pembaca mudah membacakannya.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Puisi adalah sebuah seni tertulis. Puisi merupakan karya sastra seseorang dalam
menyampaikan pesan melalui diksi dan pola tertulis. Puisi dibedakan menjadi 2 yaitu puisi baru
dan puisi lama.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://id.wikipedia.org/wiki/Sastra
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Puisi
3. yufifa.blongspot.com-teknik membaca puisi, www.studiobelajar.com/puisi
lama,blog.ruangguru.com-jenis puisi baru
4. http://anaozen.blogspot.com/2017/12/makalah-pengertian-puisi.html
5. https://www.academia.edu/11006957/Makalah_Tentang_Puisi

Anda mungkin juga menyukai