Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Nutlatifah Fitrianingsih

NPM / PRODI / SEMESTER : 5116004 / DIV TLM / VII


MATA KULIAH : BIOSTATISTIKA
DOSEN : Fitri Rahmi Fadhila,S.Si.

TUGAS 1

SKALA PENGUKURAN STATISTIK

1. Skala nominal
Adalah skala yang semata-mata hanya untuk memberikan indeks, atau nama saja dan tidak
mempunyai makna yang lain. Contoh:
Data Kode (a) Kode (b)
Yuni 1 4
Desi 2 2
Ika 3 3
Astuti 4 1
Keterangan: Kode 1 sampai dengan 4 (a) semata-mata hanyalah untuk memberi tanda saja, dan
tidak dapat dipergunakan sebagai perbandingan antara satu data dengan data yang lain. Kode
tersebut dapat saling ditukarkan sesuai dengan keinginan peneliti (menjadi alternatif b) tanpa
mempengaruhi apa pun.
2. Skala ordinal
Adalah skala ranking, di mana kode yang diberikan memberikan urutan tertentu pada data, tetapi
tidak menunjukkan selisih yang sama dan tidak ada nol mutlak. Contoh:
Skala Kecantikan Skala Kecantikan
Data
(a) (b)
Yuni 4 10
Desi 3 6
Ika 2 5
Astuti 1 1
Skala kecantikan (a) di atas menunjukkan bahwa Yuni paling cantik (dengan skor tertinggi 4), dan
Astuti yang paling tidak cantik dengan skor terendah (1). Akan tetapi, tidak dapat dikatakan bahwa
Yuni adalah 4 kali lebih cantik dari pada Astuti. Skor yang lebih tinggi hanya menunjukkan skala
pengukuran yang lebih tinggi, tetapi tidak dapat menunjukkan kelipatan. Selain itu, selisih
kecantikan antara Yuni dan Desi tidak sama dengan selisih kecantikan antara Desi dan Ika
meskipun keduanya mempunyai selisih yang sama (1). Skala kecantikan pada (a) dapat diganti
dengan skala kecantikan (b) tanpa mempengaruhi hasil penelitian.
Skala nominal dan skala ordinal biasanya mempergunakan analisis statistik non parametrik,
contoh: Korelasi Kendall, Korelasi Rank Spearman, Chi Square dan lain-lain.
3. Skala interval
Skala pengukuran yang mempunyai selisih sama antara satu pengukuran dengan pengukuran yang
lain, tetapi tidak memiliki nilai nol mutlak. Contoh:
Nilai Mata Kuliah Skor Nilai Mata Kuliah
Data
(a) (b)
Yuni A 4
Desi B 3
Ika C 2
Astuti D 1
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai A setara dengan 4, B setara dengan 3, C setara dengan 2
dan D setara dengan 1. Selisih antara nilai A dan B adalah sama dengan selisih antara B dan C dan
juga sama persis dengan selisih antara nilai C dan D. Akan tetapi, tidak boleh dikatakan bahwa
Yuni adalah empat kali lebih pintar dibandingkan Astuti, atau Ika dua kali lebih pintas dari pada
Astuti. Meskipun selisihnya sama, tetapi tidak mempunyai nilai nol mutlak.
4. Skala rasio
Adalah skala pengukuran yang paling tinggi di mana selisih tiap pengukuran adalah sama dan
mempunyai nilai nol mutlak. Contoh:
Data Tinggi Badan Berat badan
Yuni 170 60
Desi 160 50
Ika 150 40
Astuti 140 30
Tabel di atas adalah menggunakan skala rasio, artinya setiap satuan pengukuran mempunyai satuan
yang sama dan mampu mencerminkan kelipatan antara satu pengukuran dengan pengukuran yang
lain. Sebagai contoh; Yuni mempunyai berat badan dua kali lipat berat Astuti, atau, Desi
mempunyai tinggi 14,29% lebih tinggi dari pada Astuti.
Skala pengukuran interval dan rasio biasanya dikenai alat statistik parametrik

Anda mungkin juga menyukai