Anda di halaman 1dari 3

Hubungan Antara Kebiasaan Tidur dan Ketaatan Beribadah Dengan

Asam Hipurat Urin dan Kerusakan Saraf Pekerja Terpapar Xylene di


kawasan industri sepatu di Kelurahan Tambak Oso Wilangun Surabaya

Abstrak
Kata Kunci : Kebiasaan Tidur, Ketaatan Beribadah , Asam Hipurat Urin,
Kerusakan Saraf, Xylene.

Introduksi
Kebanyakan pekerja memiliki pola tidur yang salah, efeknya berdampak negatif pada
kesehatan yaitu ketidak seimbangan kerja sistem saraf otonom. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Elsya Vira Putri yang berjudul Hubungan Antara Faktor Internal dan Eksternal
Pekerja Dengan Kualitas Tidur Pekerja Shift di PT.X Sidoarjo, menunjukkan mayoritas pekerja
pada Shift III (pukul 23.00 – 07.00) di Area BRF PT.X sebanyak 69,6 % pekerja memiliki
kualitas tidur yang buruk. Standar waktu tidur yang benar adalah 8 jam antara pukul 21.00 –
05.00. Malam hari dimulai pukul 21.00 – 23.00 adalah proses pembuangan zat-zat tidak
berguna dibagian sistem antibodi (kelenjar getah bening). Pukul 23.00 – 01.00 saat proses
detoxin dibagian empedu. Pukul 01.00 – 03.00 proses detoksin dibagian empedu. Pukul 03.00-
05.00 proses detoksin terjadi di paru-paru dan pukul 05.00 – 07.00 terjadi proses detoksin di
usus besar. (Tualeka, 2013:143)
Ketaatan beribadah sangat berpengaruh terhadap kesehatan jasmani dan rohani.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mahfud,dkk (2015) dalam jurnalnya yang berjudul
Pengaruh Ketaatan Beribadah Terhadap Kesehatan Mental Mahasiswa UIN Walisongo
Semarang menunjukan bahwa semakin rendah ketaatan beribadah mahasiswa maka semakin
rendah pula kesehatan mentalnya. Penelitian lain yang dilakukan oleh Nafa (2015) dengan
judul Tingkat Religiusitas Dengan Tingkat Depresi Lansia Beragama Islam di Panti Tresna
Werdha Budi Mulia 4 Margaguna Jakarta Selatan menunjukan dari 10 responden dengan
tingkat religiusitas buruk , 7 orang diantaranya memiliki tingkat depresi ringan sampai berat.
Terjadinya peningkatan kadar Asam Hipurat dalam urin berkaitan erat dengan
terpapaprnya seseorang dengan zat berbahaya xylene. Berdasarkan penelitian Gede Herang
Cahyana yang dipresentasikan lewat jurnal yang berjudul Hubungan Paparan Xylene dan
Methyl Hippuric Acid Pada Pekerja Informal Pengecetan Mobil di Karasak, Bandung
diperoleh hasil perhitungan rata-rata konsentrasi MHA = 0,0299 (g/g kreatinin) dengan standar
deviasi 0,0145 dan rata-rata konsentrasi xylene = 0,7182 dan standar deviasi 1,0560 ppm.
Dengan menggunakan regresi linear diperoleh nilai R = 0,8135. Ini menunjukkan hubungan
antara xylene dan MHA cukup kuat berdasarkan korelasi Guliford. Arah hubungan yang positif
(tidak ada tanda negatif pada angka 0,8135) menunjukkan semakin besar konsentrasi xylene
akan membuat konsentrasi MHA ikut meningkat. Walaupun tidak mendekati sempurna (R=1)
ini sudah cukup untuk menyatakan bahwa para pekerja terpapar xylene.

Dampak negatif berupa kerusakan saraf biasanya tidak terlalu disadari oleh pekerja
yang sering terpapar xylene. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mirtha Dwi Rahmad
(2012) dengan judul tesis Analisis Gejala Neurotoksik Akibat Pajanan Pelarut Organik
Xylene pada Pekerja Pembuatan Cat PT.X tahun 2012 menunjukkan hasil sebanyak 31,1 %
pekerja pembuat cat mengalami gejala neurotoksik. Gejala Neurotoksik yang dialami dapat
berupa sakit kepala ringan hingga berat, tremor, susah berkonsentrasi dan cepat lupa.
Beberapa jenis pekerjaan tergolong membahayakan kesehatan, contohnya pekerja
yang menggunakan cat sebagai bahan utama. Satu di antara senyawa organik berbahaya yang
sering digunakan adalah xylene. Diketahui ada tiga pintu masuk (portal of entry) xylene ke
dalam tubuh, yaitu oral, inhalasi, dan dermal. Pajanan oral jarang terjadi, kecuali pada kasus
tangan seorang pekerja kena pelarut tersebut lalu mengambil makanan dan memakannya
langsung dari tangan. Xylene akan masuk ke dalam lambung lalu menuju hati untuk
dimetabolisme kemudian dieksresikan lewat urin. Paparan inhalasi sering terjadi karena
mudah menguap dan uapnya diadsorbsi di paru-paru. Paparan ini menimbulkan iritasi pada
saluran pernapasan. Adsorbsi pada dermal atau kulit juga bisa terjadi,dan dapat melarutkan
lemak di kulit tetapi kuantitasnya tidak sebanyak inhalasi (Jacobson, G. dan McLean, S.,
2003)
Penelitian yang berhubungan dengan efek negatif paparan xylene kepada pekerja serta
cara meminimalisir efek tersebut masih sedikit dilakukan. Contohnya penelitian tentang
hubungan kebiasaan tidur terhadap kadar asam hipurat yang terkandung dalam urin pekerja
terpapar xylene belum banyak diteliti. Beberapa peneliti terdahulu hanya mengkaji tentang
hubungan kebiasaan tidur dengan status kesehatan fisik, stress emosional, asupan obat-obatan
dan penyakit fisik. Terdapat proses detoksifikasi yang optimal pada kualitas tidur yang
optimal pula. Selain itu menilai Hubungan antara ketaatan beribadah dengan penurunan
resiko terjadinya kerusakan saraf akibat terpapar xylene pada pekerja di kawasan industri
sepatu di Desa Tambak Oso Wilangon juga layak untuk diteliti. Berdasarkan keterangan
tersebut peneliti akan melakukan penelitian terhadap kebiasaan tidur, ketaatan beribadah,
asam hipurat urin, kerusakan saraf para pekerja yang terpapar xylen.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara ketaatan beribadah dengan
kualitas tidur terhadap penurunan resiko terjadinya kerusakan saraf akibat terpapar xylene
pada pekerja di kawasan industri sepatu di Desa Tambak Oso Wilangon.

Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Deskriptif dengan design penelitian cross sectional yang
dilakukan di industri sepatu di daerah Tambak Oso Wilangon, Surabaya. Jumlah sampel yang
digunakan sebanyak 30 orang pekerja yang diambil secara Total Sampling. Waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan September sampai bulan Oktober 2019. Variabel dalam penelitian
ini adalah kualitas tidur, ketaatan beribadah, asam hipurat urin, kerusakan saraf dan xylene.
Variabel Dependen pada penelitian ini adalah xylene, asam hipurat urin dan kerusakan saraf.
Adapun variabel Independen penelitian ini Kebiasaan tidur dan Ketaatan beribadah.

Hasil Penelitian
1. Distribusi Kebiasaan Tidur Responden di kawasan industri sepatu di Kelurahan Tambak
Oso Wilangon belum dapat dianalisis karena tidak tersedia data.

2. Distribusi Ketaataan beribadah Responden di kawasan industri sepatu di Kelurahan


Tambak Oso Wilangon belum dapat dianalisis karena tidak tersedia data.

3. Distribusi Kadar Asam hipurat urin Responden yang terpapar xylene di kawasan industri
sepatu di Kelurahan Tambak Oso Wilangon.
Tabel I.1 Distribusi Kadar Asam hipurat urin Responden

Variabel Frekwensi Presentase (%)


Kadar Asam Hipurat Urin
< NAB 0 0
> NAB 11 27,5
Tidak ada data 29 72,5
Jumlah 40 100

Tabel distribusi Kadar Asam hipurat urin Responden dari 40 pekerja menunjukkan sebanyak
11 pekerja (27,5%) memiliki kadar asam hipurat diatas nilai ambang batas , tidak ada pekerja
(0%) yang kadar asam hipurat urinnya dibawah ambang batas dan 29 pekerja (72,5%) tidak
terdata.

4. Distribusi Responden Pekerja Mengalami Gejala Neurotoksik Akibat Terpapar Xylene.

Tabel I.2 Distribusi Responden Pekerja Mengalami Gejala Neurotoksik

Variabel Frekwensi Presentase (%)


Gejala Neurotoksik
Sakit Kepala 22 55
Tidak Sakit Kepala 7 17,5
Tidak ada data 11 27,5
Jumlah 40 100

Tabel distribusi responden pekerja yang mengalami gejala neurotoksik dari 40 pekerja
menunjukkan sebanyak 22 pekerja (55%) mengalami gejala neurotoksik berupa sakit kepala,
7 pekerja (17,5%) tidak mengalami gejala sakit kepala dan 11 pekerja (27,5%) tidak terdata.

5. Hubungan Faktor Kebiasaan Tidur Dengan Kadar Asam Hipurat Urin Akibat Terpapar
Xylene di Kawasan Industri Sepatu di Kelurahan Tambak Oso Wilango Tidak dapat
dianalisa dikarenakan data tidak tersedia.
6. Hubungan Faktor Ketaatan Beribadah Dengan Penurunan Resiko Kerusakan Saraf Akibat
Terpapar Xylene di Kawasan Industri Sepatu di Kelurahan Tambak Oso Wilango Tidak
dapat dianalisa dikarenakan data tidak tersedia

Diskusi
Kesimpulan
Rekomendasi
Referensi

Anda mungkin juga menyukai