Kalium Tanah Dan Tanaman
Kalium Tanah Dan Tanaman
Bersama-sama dengan unsur N dan P, Kalium (K) adalah unsur hara esensial primer bagi
tanaman yang diserap oleh tanaman dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan unsur-unsur
hara hara lainnya, kecuali N. Meskpun kandungan total K didalam tanah biasanya beberapa kali
lebih tinggi daripada yang diserap oleh tanaman selama musim tanam, seringkali hanya sebagian
kecil K tanah yang tersedia bagi tanaman. Kandungan K didalam tanah beragam, mulai dari 0,1
%-3%, dengan rata-rata 1% K. Tetapi, sebagian besr (sampai 98%) K tanah terikat dalam bentuk
mineral, sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Bahkan, banyak tanah yng mengandung sejumlah
K total besar masih tanggap terhadap pemberian pupuk. Di dalam tanah, interaksi antara K dan
mineral tanah sangat menentukan ketersediaan K bagi tanaman.
Gambar 1.1 Bentuk K dalam tanah dan ketersediaannya bagi tanaman (Foth dan Filis 1997)
Fraksi mineral K yang belum lapuk atau agak lapuk, merupakan bentuk paling dominan,
yakni sekitar 90%-98% total K didalam Tanah. Sekitar 1%-10% total K berada dalam bentuk
lambat tersedia atau terfiksasi pada mineral liat silikat (tidak tersedia). Fraksi K tersedia atau
K dalam larutan tanah dan K dapat ditukar menyusun sekitar 0,1%-2,0 % total tanah,
tergantung kepada tipe tanahnya.
a. K Larutan Tanah
Kalium dalam larutan tanah sebagai ion K+, sehingga mudah tersedia bagi
tanaman. (Halvin et al. 2005). Konsentrasi K larutan tanah beragam berkisar antara 1-10
mg K+ kh-1 tanah, dan diukur dengan mengekstrak tanah dengan air distilasi. Didalam
tanah, K larutan berkeseimbangan cepat dengan K-dd. Konsentrasi K+ permukaan akar
berlangsung dalam larutan tanah dan kecepatan difusinya tergantung pada gradien
konsentrasi dalam larutan tanah di sekitar permukaan akar.
b. K Dapat Ditukar (K-dd)
Sebagai kation, K dijerap oleh koloida tanah bermuatan negatif, baik inorganik
maupun organik (Tisdale et al. 1985; Halvin et al. 2005). Liat tipe 2:1 menjerap K lebih
kuat daripada liat tipe 1:1, dengan urutan smektit>illit>kaolinit. Di dalam tanah
pertanian, pada umumnya terdapat 40-600 mg K+ kg-1 atau 2%-%% kapasitas tukar
kation. Biasanya K-dd iterapkan dengan menggunakakn larutan 1 N amonium asetat.
Bersama K larut air, K-dd merupakan bentuk yang mudah tersedia bagi tanaman, yang
jumlahnya hanya sekitar 1%-2% K tanah total.
c. K Tidak Dapat Ditukar dan Mineral
Selain dari K larutan dan dapat ditukar, K tersapat dalam bentuk tidak dapat
ditukar dan K yang berada di dalam mineral. Meskippun jenis K ini tidak segera daat
tersedia bagi tanaman, keduanya mempunyai andil besar dalam menjaga keberadaan K
dapat ditukar atau K labil dalam tanah (Tisdale et al. 1985; Halvin et al. 2005). Sebagian
K tidak dapat ditukar menjadi tersedia bai tanaman pada saat K dapat ditukar atau K larut
diserap oleh tanaman atau hilang ter;lindi selama musim tanam, meskiipun jumlahnya
sangat sedikit untuk dapat memenuhi kebutuhan tanaman.
d. Kalium Terfiksasi
Seperti yang dialami oleh unsur P, bentuk K yang tersedia di dalam tanah dapat
menjadi bentuk yang tiak atau kirang tersedia, sehingga tidak dapat tersedia bagi
tanaman. Reaksi inilah yang disebut dengan fiksasii K,. Berbeda dengan fiksasi P, diksasi
K terjadi akibat terpenrangkapnya ion K di dalam rongga di ruang antarlapisan mineral
liat tipe 2:1 yang berukuran sama dengan diameter ion K, sehingga tarikannya sangat
kuat (Halvin et al. 2005).(Gambar 1.2). dalam kondisi demikian, K sulit diserap oleh
tanaman.
Gambar 1.3. pembentukan buah pisang (kiri) dan umbi pada bawang putih sangat
ditentukan oleh pasokan K.
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
Gambar 1.4. kenampakan gejala kekahatan K pada beberapa jenis tanaman.
Keterangan :
a. Tanaman kubis dngan daun-daun tua dengan bagian pinggiran daun rusak dan keriting
kedalam (Wallace 1951)
b. Tanaman kedelai dengan bagian tepi daun mengalami klorosis dan kecoklatan (Bohner
2007)
c. Tanaman mentimun dengan daun-daun yang mengalami klorosis pada bagian pinggir
(Teplitski dan McMahon 1999)
d. Tanaman kacang panjang dengan daun-daun mengkerut kedalam bagian tepi dan antar
tulang daun kecoklatan (Wallace 1951)
e. Daun tanaman tomat dengan bagian tepi dan antar tulang daun khlorosis dan mati, serta
melekuk kedalam (Wallace 1951)
f. Tanaman jagung dengan daun tua yang mengalami klorosis dan nekrosis bagian tepinya,
yang dimulai dari ujung daun ke pangkal (IPNI 2011c)
Kekahatan K lebih sering dijumpai pada tanah bertekstur kasar (berpasir) daripada
tanah bertekstur liat. Kekahatan K pada tanah liat dapat dijumpai pada jenis-jenis
tanaman yang menyukai K, seperti kentang.
Ada fenomena yang menarik terkait dengan nutrisi K, yakni bahwa beberapa jenis
tanaman mempunyai kecenderungan untuk menyerap k lebih banyak daripada yang
dibutuhkan pada saat banyak K tersedia di dalam tanah, tetepi kelebihan tersebut tidak
dapat meningkatkan hasil tanaman. Fenomena ini yang dikenal dengan konsumsi berlebih
(luxury consumption). Untuk menghindari ini, pemupukan K sebaiknya diberikan secara
terpilah, sehingga pada ahir-akhir pertumbuhan, tanaman masih mendapatkan pasokan K
tersedia yang cukup.