Penentuan Beberapa Komponen Dalam Sampel
Penentuan Beberapa Komponen Dalam Sampel
A. Tujuan Praktikum
1. Dapat mengenal pengoperasian instrumen GC
2. Dapat memahami cara kerja instrumen GC untuk analisis kualitatif
3. Dapat menentukan beberapa komponen dalam sampel premium, pertamax, dan pertamax
plus
B. Tinjauan Pustaka
Kromatografi merupakan metode pemisahan yang didasarkan pada kesetimbangan
komponen-komponen campuran di antara fasa gerak dan fasa diam. Apabila fasa gerak yang
digunakan berupa gas maka disebut kromatografi gas. Pada kromatografi gas, fasa diam bisa
berupa padatan atau cairan. Zat terlarut nantinya akan terpisah sebagai uap. Pemisahan akan
tercapai dengan partisi bila fasa diam yang dignakan berupa cairan dengan titik didih tinggi
yang terikat pada zat padat. (Hendayana, 1994: 243)
Kromatografi gas adalah suatu teknik analisis secara cepat untuk memisahkan zat
volatil dengan aliran gas inert yang mengalir melalui adsorben. Gas kromatografi dibagi
menjadi dua kategori utama, kromatografi gas padat dimana adsorben berupa padatan dengan
permukaan luas dan kromatografi gas-cair dimana adsorben merupakan cairan non-volatil
yang dilapisi padatan inert. Fasa gerak atau gas pembawanya adalah nitrogen, argon,
hidrogen, atau helium. Gas tersebut dibuat mengalir dengan laju konstan melalui kolom
kemasan terdiri dari tabung berdiameter kecil mengandung adsorben. (Budhiraja, 2004)
Mekanisme kerja kromatografi gas adalah sebagai berikut. Gas dalam silinder baja
bertekanan tinggi bertekanan tinggi dialirkan melalui kolom yang berisi fasa diam. Cuplikan
berupa campuran yang akan dipisahkan, biasa dalam bentuk larutan, disuntikan ke dalam
aliran gas tersebut, kemudian cuplikan dibawa oleh gas pembawa ke dalam kolom dan terjadi
pemisahan di dalamnya. Komponen-komponen campuran yang telah terpisahkan, satu persatu
meninggalkan kolom. Suatu detektor diletakkan diujung kolom untuk mendeteksi jenis
maupun jumlah tiap komponen campuran. Hasil pendeteksian direkam dengan rekorder dan
dinamakan kromatogram yang terdiri dari beberapa peak. (Budhiraja, 2004)
http://lansida.blogspot.com/2010/06/gc-kromatografi-gas.html
a. Kolom Pak
Kolom diisi dengan sebuk zat padat halus atau zat padat sebagai zat pendukung yang
dilapisi zat cair kental yang sukar menguap sebagai fasa diam. Jenis kolom ini disukai
untuk tujuan pemisahan/ karena dapat menampung cuplikan yang cuplikan yang banyak.
b. Kolom Terbuka
Lebih kecil dan panjang dari kolom pak. Untuk memperudah penyimpanannya
biasanya kolom terbuka dibentuk spiral dengan garis tengah 18 cm, dan dapat mencapai
100 cm panjangnya, dikarenakan bagian dalam kolom tidak terhalang oleh fasa diam.
4. Detektor
a. Detektor Daya Hantar Panas
Mengukur kemampuan zat dalam memindahkan panas dari daerahpanas ke daerah
dingin. Semakin besar daya hantar panas, semakin cepat pula panas dipindahkan.
Sebaiknya daya hantar zat terlaurt dan gas pembawa berbeda jauh.
b. Detektor Ionisasi Nyala
Zat terlarut yang keluar dari kolom dicampur H 2 dan udara kemudian dibakar pada
nyala di bagian dalam detektor. Atom karbon senyawa organik dapat menghasilkan radikal
CH yang selanjutnya menghasilkan ion CHO+ dalam nyala hidrogen-udara.
CH· + O → CHO+ + e-
c. Detektor Penangkan Elektron
Mengukur kehilangnan sinyal ketika analit terelusi dari kolom kromatografi. Detektor
ini peka terhadap molekul senyawa yang megandung halogen, karbonil terkonjugasi, nitril,
nitrom dan organologam.
5. Rekorder
Fugnsi rekorder adalah sebagai alat untuk mencetak hasil percobaan pada sebuah
kertas yang hasilna disebut kromatogram.
F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Penentuan Beberapa Komponen Dalam Sampel Dengan
Kromatografi Gas dengan prinsip dasar perbedaan distribusi komponen pada fasa gerak dan
fasa diam, diperoleh :
1. Cara pengoperasian instrumen GC, yaitu sebagai berikut.
a. Menyalakan gas alir
b. Menyalakan mesin GC
c. Menyalakan komputer
d. Mengatur tekanan gas alir
e. Mengatur laju alir eluen
f. Mengatur mode injeksi
g. Mengatur laju alir gas H2 untuk detektor FID
h. Mengatur suhu awal dan akhir oven
i. Mengatur suhu injeksi (port injeksi)
2. Komponen-komponen dalam pertamax, pertalite, dan pertamax plus, yaitu heksana,
toluena, dan xilena.
G. Daftar Pustaka
Budhiraja, R.P. (2004). Separation Chemistry. New Delhi: New Age International
Hendayana, S. (1994). Kimia Analitik Instrumen. Semarang: IKIP Semarang Press
H. Lampiran
1. Cara pembuatan larutan
a. Larutan standar (heksana+toluena+xilena) masing-masing 2 ml dimasukkan ke dalam
botol vial.
b. Larutan sampel pertalite 1 ml dimasukkan ke dalam botol vial.
c. Larutan sampel pertamax 1 ml dimasukkan ke dalam botol vial.
d. Larutan sampel pertamax plus 1 ml dimasukkan ke dalam botol vial.
e. Larutan campuran 1 ml standar + 3 ml perlalite
f. Larutan campuran 1 ml standar + 3 ml pertamax
g. Larutan campuran 1 ml standar + 3 ml pertamax plus
2. Data pengamatan
- Fasa gerak yang digunakan gas N2 tekanan 110 kPa dengan laju alir 153,4 ml/menit
- Instrumen GC-2010 SHIMADZU
- Mode injeksi split
- Suhu awal kolom 60oC dan suhu akhir 140oC, suhu terprogram dengan kenaikan 8oC/
menit
- Zat yang diinjeksikan sebanyak 1µL
- Gas pembakaran untuk FID adalah H2