EDEMA
Edema berarti pengumpulan cairan berlebihan pada sela-sela jaringan atau rongga tubuh. Secara
garis besar cairan edema ini dapat dikelompokkan menjadi edema peradangan atau eksudat dan
edema non radang atau transudat. Sesuai dengan namanya eksudat timbul selama proses
peradangan dan mempunyai berat jenis besar (> 1,20). Cairan ini mengandung protein kadar
tinggi sedangkan transudat mempunyai berat jenis rendah (<1,15) dan mengandung sedikit
protein. Edema dapat bersifat setempat atau umum. Edema yang bersifat umum dinamakan
anasarka, yang menimbulkan pembengkakaan berat jaringan bawah kulit. Edema yang terjadi
pada rongga serosa tubuh diberi nama sesuai dengan tempat yang bersangkutan
Edema yang disebabkan oleh penurunan konsentrasi protein plasma dapat terjadi melalui
beberapa cara : pengeluaran berlebihan protein plasma di urin akibat penyakit ginjal ; penurunan
sintesis protein plasma akibat penyakit hati (hati mensintesis hampir semua protein plasma);
makanan yang kurang mengandung protein ; atau pengeluaran protein akibat luka bakar yang luas.
Edema juga bisa terjadi karena disebabkan hipoalbuminemia, gangguan dinding kapiler, dan
hormonal akibat dari gangguan eliminasi ADH serta karena ekstravasasi cairan diluar sel dan
pembuluh darah.
NAFSU MAKAN
Hipothalamus mengatur banyak aspek motivasi dan emosi termasuk rasa lapar, haus
dan perilaku sexual. Dorongan (drive) primitif untuk mengambil makanan merupakan usaha
organisme untuk bertahan hidup yang umumnya dihubungkan dengan lapar murni. Rangsangan
selera makan datang dari sumber-sumber beraneka ragam seperti distensi lambung, kadar
glukosa dalam darah dan asosiasi psikik seperti bau, melihat dan mengecap makanan. Daerah
hipothalamus yang bersangkutan dengan respon makan dinamakan Appestat / Appetite Control
System (ACS). ACS juga merupakan kontrol bersama terhadap berat badan, suhu, tingkat
aktivitas, siklus reproduksi pada wanita, dan energi yang tersedia untuk memutuskan berapa
Melalui nervus vagus, otak menerima informasi mengenai isi pencernaaan dari usus dan
metabolisme zat-zat makanan pada hepar. Peninggian konsentrasi glukosa setelah makan
menyebabkan penyampaian rangsang dari traktus solitarius pada nukleus serabut saraf vagus.
Melalui nukleus saraf vagus ini informasi rangsangan ini diteruskan ke hipothalamus dan
Pada hipothalamus rangsang akan melibatkan daerah yang berperan dalam respon
makan meliputi :
system
2. Nukleus Lateral Hipothalamus dinamakan pusat lapar atau pusat makan atau disebut sebagai
feeding system
Pengaturan Kimiawi
dan lain – lain, juga akan menyebabkan reaksi pada sistem saraf otonom yang mengakibatkan
dihasilkan yaitu : • Neuropeptide Y (NPY): berperan dalam keinginan untuk makan/ rasa lapar •
Glucagon-like Peptide 1 (GLP-1): berperan pada rasa kenyang Hipothalamus juga berhubungan
dengan pengaturan hormonal tubuh, mengatur kelenjar pituitary dimana hal ini akan
berespon terhadap Kadar Glukosa Darah apabila kadar glukosa darah rendah, maka akan
hipothalamus melepaskan impuls ke batang otak sehingga timbul rangsang pelepasan sejumlah
hormon yang mempengaruhi respon makan. VI. Hubungan antara Hipothalamus dan Leptin
Sejak tahun 1940 para ahli telah mengetahui bahwa hipothalamus memegang peranan kunci
pada pengaturan makan dan berat badan. Pada binatang percobaan kerusakan daerah
Ventrolateral hipothalamus ini akan mengakibatkan selera makan yang meningkat, banyak
makan dan menjadi gemuk sedangkan pada lesi daerah Lateral Hipothalamus akan
menyebabkan anoreksia dan penurunan berat badan. Mutiara Indah Sari : Regulasi Sistem Saraf
Pada Nafsu Makan, 2007 Pada tahun 1994 yang lalu, Jeffrey Friedman MD, PhD, seorang
professor pada Rockefeller University, New York dan anggota grup resetnya menemukan bahwa
hormon Leptin yang disintesis oleh sel-sel lipid merupakan penghantar signal pada otak untuk
kontrol makan. Penemuan ini diharapkan merupakan jalan baru untuk mengontrol gangguan
makan dan kegemukan. Gambar 4. Pengaturan Leptin pada Hipothalamus Pada bagian Medial
Hipothalamus, Leptin mengaktifkan sel saraf Anorectic yang akan melepaskan neuropeptide
yang menekan appetite (POMC, CRH dan CART). Mutiara Indah Sari : Regulasi Sistem Saraf Pada
Nafsu Makan, 2007 Pada saat yang sama, Leptin akan menghambat kelompok sel saraf lain yang
sensitif terhadap Leptin yang disebut Orexigenic yang akan melepaskan neuropeptide yang
mengatur appetite ( NPY dan AGRP). Ke dua kelompok sel saraf yang sensitif terhadap leptin ini
akan mengirim signal penekanan appetite untuk kunci sel saraf pada bagian lateral
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC