Anda di halaman 1dari 33

PEMURNIAN DAN PEMBAHARUAN DI

DUNIA MUSLIM

Disusun Oleh :

IKMAL FARADIS (20170660016)


DINDA NILASARI R (20180660001)
RATNA AGUNG S (20180660002)
MUHAMAD HAFID (20180660041)

D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
KATA PENGANTARAN

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala


limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
bidang keperawatan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman


yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini .
DAFTAR ISI

 Kata Pengantar
 Daftar Isi
 BAB I Pendahuluan
o Latar Belakang
 BAB II Pembahasan
o A. Kemajuan peradaban Islam dalam
berbagai bidang
o B. Sebab-sebab kemundarannya
o C. Perlunya pemurnian dan pembaharuan
o D. Tokoh-tokoh pembaharu dalam dunia
Islam
 BAB III Penutupan
o A. Kesimpulan
o Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada abad ke XIII M agama Islam mulai masuk ke Indonesia, dan ada yang
berpendapat bahwa penyebaran Islam pertama kali dilakukan oleh para pedagang
dan mubaligh dari Gujarat-India. Sekarang jumlah umat Islam di Indonesia
merupakan yang paling besar dibandingkan umat Islam di negara-negara lain di
dunia ini oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa umat Islam di Indonesia
mempunyai peranan yang penting bagi bangsa-bangsa dan negara-negara Islam
lainnya. Lebih-lebih di Indonesia sendiri, umat Islam merupakan mayoritas
penduduk dan mereka bertebaran di segenap pelosok tanah air serta banyak yang
berkumpul dalam berbagai organisasi sosial, pendidikan, keagamaan, ekonomi,
dan politik.
Semenjak datangnya Islam di Indonesia yang disiarkan oleh para mubaligh
khususnya di Jawa oleh Wali Sanga atau Sembilan Wali Allah hingga berabad-
abad kemudian, masyarakat sangat dijiwai oleh keyakinan agama, khususnya
Islam. Sejarah telah mencatat pula, bahwa Islam yang datang di Indonesia ini
sebagiannya dibawa dari India, dimana Islam tidak lepas dari pengaruh Hindu.
Campurnya Islam dengan elemen-elemen Hindu menambah mudah tersiarnya
agama itu di kalangan masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Jawa, karena
sudah lama kenal akan ajaran-ajaran Hindu itu.
Sebagian besar tersiarnya Islam di Indonesia adalah hasil pekerjaan dari
Kaum Sufi dan Mistik.Sesungguhnya adalah Sufisme dan Mistisisme Islam,
bukannya ortodoksi Islam yang meluaskan pengaruhnya di Jawa dan sebagian
Sumatera.Golongan Sufi dan Mistik ini dalam berbagai segi toleran terhadap adat
kebiasaan yang hidup dan berjalan di tempat itu, yang sebenarnya belum tentu
sesuai dengan ajaran-ajaran tauhid.
Sebelumnya, masyarakat sangat kuat berpegang teguh pada Agama Hindu
dan Budha.Setelah kedatangan Islam, mereka banyak berpindah agama secara
sukarela. Tetapi sementara itu mereka masih membiasakan diri dengan adat
kebiasaan lam, sehingga bercampur-baur antara adat kebiasaan Hindu-Budha
dengan ajaran Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kemajuan peradaban Islam dalam berbagai bidang

1. Kemajuan Intelektual
Spanyol adalah negeri yang subur. Kesuburan itu mendatangkan penghasilan
ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak menghasilkan pemikir.
Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari
komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan), al-Muwalladun (orang-orang
Spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara),
al-Shaqalibah (penduduk daerah antara Konstantinopel dan Bulgaria yang menjadi
tawanan Jerman dan dijual kepada penguasa Islam untuk dijadikan tentara
bayaran), Yahudi, Kristen Muzareb yang berbudaya Arab, dan Kristen yang masih
menentang kehadiran Islam. Semua komunitas itu, kecuali yang terakhir,
memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalus
yang melahirkan Kebangkitan Ilmiah, sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol.

A. Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam
bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui
ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat
dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama
pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman
(832-886 M).Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli
Wadi Asy, sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut
tahun 1185 M. Ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi dan filsafat.
Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.
B. Sains
IImu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga
berkembang dengan baik. Abbas ibn Famas termasyhur dalam ilmu kimia dan
astronomi. Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu.
Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat
menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya.
Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara
tata surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam
bidang obat-obatan. Umm al-Hasan bint Abi Ja'far dan saudara perempuan al-
Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.

C. Fiqh
Dalam bidang fiqh, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut mazhab Maliki. Yang
memperkenalkan mazhab ini di sana adalah Ziad ibn Abdurrahman. Perkembangan
selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi Qadhi pada masa Hisyam Ibn
Abdurrahman. Ahli-ahli Fiqh lainnya diantaranya adalah Abu Bakr ibn al-
Quthiyah, Munzir Ibn Sa'id al-Baluthi dan Ibn Hazm yang terkenal.

d. Musik dan Kesenian


Dalam bidang musik dan suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan
tokohnya al-Hasan Ibn Nafi yang dijiluki Zaryab. Setiap kali diselenggarkan
pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia
juga terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmu yang dimiliknya itu diturunkan kepada
anak-anaknya baik pria maupun wanita, dan juga kepada budak-budak, sehingga
kemasyhurannya tersebar luas.

e. Bahasa dan Sastra


Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di
Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan,
penduduk asli Spanyol menomorduakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak
yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata
bahasa. Mereka itu antara lain: Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang Aljiyah, Ibn
Khuruf, Ibn al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan
al-Ghamathi. Seiring dengan kemajuan bahasa itu, karya-karya sastra
bermunculan, seperti Al-'Iqd al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirahji
Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam, Kitab al-Qalaid buah karya al-Fath ibn
Khaqan, dan banyak lagi yang lain.

2. Kemegahan Pembangunan Fisik


Aspek-aspek pembangunan fisik yang mendapat perhatian ummat Islam sangat
banyak. Dalam perdagangan, jalan-jalan dan pasar-pasar dibangun. Bidang
pertanian demikian juga. Sistem irigasi baru diperkenalkan kepada masyarakat
Spanyol yang tidak mengenal sebelumnya. Dam-dam, kanal-kanal, saluran
sekunder, tersier, dan jembatan-jembatan air didirikan. Tempat-tempat yang tinggi,
dengan begitu, juga mendapat jatah air.

Orang-orang Arab memperkenalkan pengaturan hidrolik untuk tujuan irigasi.


Kalau dam digunakan untuk mengecek curah air, waduk (kolam) dibuat untuk
konservasi (penyimpanan air). Pengaturan hydrolik itu dibangun dengan
memperkenalkan roda air (water wheel) asal Persia yang dinamakan naurah
(Spanyol: Noria). Disamping itu, orang-orang Islam juga memperkenalkan
pertanian padi, perkebunan jeruk, kebun-kebun dan taman-taman.

Industri, disamping pertanian dan perdagangan, juga merupakan tulang punggung


ekonomi Spanyol Islam. Diantaranya adalah tekstil, kayu, kulit, logam, dan
industri barang-barang tembikar.

Namun demikian, pembangunan-pembangunan fisik yang paling menonjol adalah


pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, masjid,
pemukiman, dan taman-taman. Diantara pembangunan yang megah adalah masjid
Cordova, kota al-Zahra, Istana Ja'fariyah di Saragosa, tembok Toledo, istana al-
Makmun, masjid Seville, dan istana al-Hamra di Granada.
a. Cordova
a. Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam, yang kemudian diambil alih
oleh Bani Umayyah. Oleh penguasa muslim, kota ini dibangun dan diperindah.
Jembatan besar dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-
taman dibangun untuk menghiasi ibu kota Spanyol Islam itu. Pohon-pohon dan
bunga-bunga diimpor dari Timur. Di seputar ibu kota berdiri istana-istana yang
megah yang semakin mempercantik pemandangan, setiap istana dan taman diberi
nama tersendiri dan di puncaknya terpancang istana Damsik. Diantara kebanggaan
kota Cordova lainnya adalah masjid Cordova. Menurut ibn al-Dala'i, terdapat 491
masjid di sana. Disamping itu, ciri khusus kota-kota Islam adalah adanya tempat-
tempat pemandian. Di Cordova saja terdapat sekitar 900 pemandian. Di sekitarnya
berdiri perkampungan-perkampungan yang indah. Karena air sungai tak dapat
diminum, penguasa muslim mendirikan saluran air dari pegunungan yang
panjangnya 80 Km.

b. Granada
Granada adalah tempat pertahanan terakhir ummat Islam di Spanyol. Di sana
berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Cordova diambil alih
oleh Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam di Spanyol. Arsitektur-
arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana al-Hamra yang indah dan
megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam. Istana itu
dikelilingi taman-taman yang tidak kalah indahnya. Kisah tentang kemajuan
pembangunan fisik ini masih bisa diperpanjang dengan kota dan istana al-Zahra,
istana al-Gazar, menara Girilda dan lain-lain.

3. Faktor-faktor Pendukung Kemajuan


Spanyol Islam, kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa
yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat
Islam, seperti Abdurrahman al-Dakhil, Abdurrahman al-Wasith dan Abdurrahman
al-Nashir.
Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan
penguasa-penguasa lainnya yang memelopori kegiatan-kegiatan ilmiah yang
terpenting diantara penguasa dinasti Umayyah di Spanyol dalam hal ini adalah
Muhammad ibn Abdurrahman (852-886) dan al-Hakam II al-Muntashir (961-976).

Toleransi beragama ditegakkan oleh para penguasa terhadap penganut agama


Kristen dan Yahudi, sehingga mereka ikut berpartisipasi mewujudkan peradaban
Arab Islam di Spanyol. Untuk orang-orang Kristen, sebagaimana juga orang-orang
Yahudi, disediakan hakim khusus yang menangani masalah sesuai dengan ajaran
agama mereka masing-masing.

Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk, terdiri dari berbagai


komunitas, baik agama maupun bangsa. Dengan ditegakkannya toleransi
beragama, komunitas-komunitas itu dapat bekerja sama dan menyumbangkan
kelebihannya masing masing.

B. Sebab-sebab kemundurannya
Setelah peradaban Islam mencapai puncaknya, kemudian mengalami
kemunduran- bagaikan rembulan yang telah menjadi purnama, maka malam-
malam berikutnya cahayanya perlahan-lahan redup dan hilang ditelan keremangan
malam yang pekat. Sedangkan sebab-sebab kehancuran dunia Islam itu antara lain;

A. Menurunnya Kreativitas Keilmuan Umat Islam


Pemikiran rasional dipengaruhi oleh persepsi tentang bagaimana tingginya
kedudukan akal seperti terdapat dalam al-Qur’an dan hadits. Persepsi ini bertemu
dengan persepsi yang sama dari Yunani melalui filsafat dan sains Yunani yang
berada di kota-kota pusat peradaban Yunani di dunia Islam zaman klasik, seperti
Aleksandria (Mesir), Jundisyapur (Irak), Antakia (Syria) dan Bactra (Persia). Di
sana memang telah berkembang pemikiran rasional Yunani.
Pertemuan Islam dan peradaban Yunani pada masa awal Islam- melahirkan
pemikiran rasional di kalangan ulama Islam zaman klasik. Tapi, perlu ditegaskan
di sini bahwa ada perbedaan antara pemikiran rasional Yunani dan pemikiran
rasional Islam zaman klasik. Di Yunani tidak dikenal agama Samawi, maka
pemikiran bebas, tanpa terikat pada ajaran-ajaran agama, tumbuh, dan
berkembang. Sementara pada masa Islam klasik pemikiran rasional ulama terikat
pada ajaran-ajaran agama Islam sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur’an dan
hadits.[3]
B. Kesatuan Integral; antara Agama dan Negara dalam Islam
Islam tidak memisahkan antara agama dan negara. Sebagaimana al-Qur’an
membicarakan tentang Allah dan keesaannya, surga dan neraka, pahala dan dosa,
juga menetapkan puasa dan shalat, serta menganjurkan umat Islam untuk berakhlak
mulia. Ajaran Islam juga mensyariatkan tentang undang-undang jual beli, ijarah,
hudud, hukum waris, masalah peperangan, problem solving rumah tangga, dan
lain-lain.[8]
Ketidakterpisahan itu, tergambar jelas pada keseharian Rasulullah, selain
menjadi pemimpin umat, beliau juga memimpin pasukan, membuat perjanjian,
melakukan pengiriman delegasi-delegasi negaranya ke wilayah lain. Demikian
juga yang dilakukan oleh para khalifah sesudah beliau.[9]
C. Islam Agama yang Sesuai dalam setiap Zaman dan Tempat
Dalam ajaran Islam ada adagium yang menyatakan bahwa Islam adalah agama
yang selalu sesuai dalam setiap zaman dan tempat. Tetapi dalam prakteknya ada
yang beranggapan- bahwa ajaran Islam itu tidak mungkin di praktekkan umat
Islam selalu sesuai dengan zaman dan tempat di mana mereka hidup.
Padahal, sebagaimana yang dikemukakan ulama, bahwasanya ajaran tauhid dan
akhlak yang baik adalah mutlak- dan tentu termasuk keberadaan akal yang sehat-
karena sangat berguna bagi umat manusia. Sebagaimana yang sudah dijelaskan
bahwa agama Islam adalah agama yang diperuntukkan bagi kebahagiaan umat
manusia di dunia dan akhirat.[13]
Oleh karena itu, Islam sangat menghargai posisi akal dan mengajak umat
manusia untuk mempergunakannya sebaik mungkin. Seperti yang disinyalir Allah
Swt, dalam al-Qur’an Surat, Yasiin [36]: 68, sebagai berikut;
“Dan Barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan
Dia kepada kejadian(nya). Maka Apakah mereka tidak memikirkan?,” (QS. Yasiin
[36]: 68).

Al-Qura’an Surah, Arrum [30]: 28, sebagai berikut;

“Dia membuat perumpamaan untuk kamu dari dirimu sendiri. Apakah ada
diantara hamba-sahaya yang dimiliki oleh tangan kananmu, sekutu bagimu dalam
(memiliki) rezeki yang telah Kami berikan kepadamu; Maka kamu sama dengan
mereka dalam (hak mempergunakan) rezeki itu, kamu takut kepada mereka
sebagaimana kamu takut kepada dirimu sendiri? Demikianlah Kami jelaskan ayat-
ayat bagi kaum yang berakal.” (QS. Arrum [30]: 28).

Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya- bahwa ajaran Islam


diturunkan ke muka bumi untuk kebahagiaan umat manusia di dunia dan akhirat.
Hal itu ditandai dengan pembahasan ajaran Islam yang menyentuh seluruh ranah
aspek kemanusiaan umat manusia. Diantaranya membahas hal-hal yang berkenaan
dengan spiritual, civilization, konsep ketuhanan, kredo tentang surga, neraka, dan
hari kebangkitan. Dalam urusan muamalah, misalnya membahas tentang jual beli,
penggadaian, problem solving rumah tangga, harta warisan, dan lain-lain.[14]
D. Hancurnya ketahanan moral umat Islam
Hancurnya ketahanan moral umat Islam, lebih disebabkan- karena umat Islam
dihinggapi “penyakit” wahn (hubbundunya wa karahiyatul mauwt). Umat Islam
dilanda sikap hidup berfoya-foya, korup, dan tidak dekat lagi dengan kehidupan
para mustadh’afin dan nasib yang menimpa para dhu’afa. Ibnu khaldun
mengemukakan, “Kemewahan itu merupakan pertanda bahwa peradaban suatu
bangsa yang dibangun akan mengalami kehancuran.[17]
Hal yang penting bahwa banyak cendekiawan Muslim masa itu yang
menentang penguasa Baghdad, bahkan bergabung dengan bangsa Mongol.
Khawaja Nashiruddin Thusi, salah seorang cendekiawan Syi’ah termasyhur (1201-
1274) dan dihormati oleh Imam Khomeini, juga bergabung dengan penakluk dari
Mongol, Hulaghu, ketika dia melewati Iran dalam perjalanannya ke Baghdad. Ini
menimbulkan tuduhan keterlibatan dalam penaklukan.[19]
E. Berkembangnya Sikap hidup Fatalistis
Berkembangnya sikap hidup fatalis umat Islam- yang bergantung dan
mengembalikan segala keuntungan dan penderitaan kepada Tuhan. Sikap hidup
yang fatalis ini ditandai dengan tidak lagi percaya kepada kemampuannya untuk
maju atau mengatasi problem keagamaan dan kemasyarakatan. Mereka lari dari
kenyataan dan hanya mendekatkan diri kepada Tuhan`

F. Sikap Hidup Umat Islam yang kurang Toleran


Sikap-sikap tidak toleran dan fanatik kepada madzhab atau golongan sendiri
itulah yang menyebabkan umat Islam mundur. Tidak saja karena sikap-sikap itu
menyedot energi masyarakat, tapi juga memalingkan perhatian orang dari hal-hal
yang lebih mendasar dan menentukan perkembangan dan kemajuan peradaban.
Syeikh Muhammad Rasyid Ridla, seorang tokoh pemikir Islam Zaman Modern
dari Mesir (murid dan teman Syeikh Muhammad ‘Abduh), dalam mukaddimahnya
untuk penerbitan kitab al-Mughni (oleh Ibn Qudamah) menggambarkan sikap-
sikap tidak toleran itu demikian:
G. Jatuhnya Kekhalifahan Abbasiyah
Jatuhnya kerajaan Abbasiyah oleh serangan orang-orang Tartar dan Mongol
pada masa pertengahan abad ke-13 M., ketika kota Baghdad sebagai pusat ilmu
dan kebudayaan hancur sama sekali. Sekitar 800. 000 penduduk Baghdad dibunuh.
Perpustakaan dihancurkan, ribuan rumah penduduk diratakan. Dalam peristiwa
tersebut, umat Islam kehilangan lembaga-lembaga pendidikan dan buku-buku ilmu
pengetahuan yang sangat berharga nilainya.
Musnahnya beribu-ribu buku, baik buku-buku tentang keagamaan maupun
ilmu-ilmu sains- mempengaruhi perkembangan intelektualisme Islam, apalagi yang
menyangkut kelestarian ilmu-ilmu pengetahuan dan sains dalam Islam. Berbagai
literatur sains telah lenyap. Sedangkan di kalangan masyarakat yang bebas dari
bencana kaum Mongol tidak ada yang menguasai berbagai bidang sains dan
filsafat. Inilah salah-satunya yang mempersulit umat Islam untuk mengembalikan
kekayaan intelektual yang berharga seperti pada masa kejayaan semula.
H. Dikuasainya Sektor Prekonomian oleh Eropa
Eropa yang telah menemukan kebangkitan intelektual, mulai meninggalkan
umat Islam. Bangkitnya rasionalisme dan intelektual telah menuntun orang-orang
Eropa menemukan sumber-sumber kekayaan di luar Eropa, seperti Amerika,
Australia, dan Timur Jauh.[22]Penemuan Tanjung Harapan pada abad ke-15 M, oleh
pelaut-pelaut Eropa Barat sangat memukul prekonomian Islam. Jalur perdagangan
Timur Jauh dan Barat yang dahulu dikuasai oleh Islam karena harus melewati jalur
darat milik Islam, berpindah melalui jalur laut melalui Tanjung Harapan sehingga
negara-negara Barat dapat menggantikan kedudukan Islam sebagai penguasa
perdagangan jalur Barat.
Ekonomi yang meningkat dan pemikiran rasional yang berkembang baik
membawa Eropa ke zaman modern yang ditandai dengan kemajuan dalam
pemikiran dan sains serta teknologi. Setelah lama Eropa tak mempunyai adikuasa,
mulailah muncul di sana pada abad kedelapan belas M. Dua adikuasa yaitu, Inggris
dan Perancis.
Ketiga adikuasa Islam, Kerajaan Turki ‘Ustsmani, Safawi, dan Mughal kini
menghadapi saingan. Sementara itu, pemikiran rasional dan orientasi dunia, yang
telah hilang dari dunia Islam- digantikan dengan pemikiran tradisional dan
orientasi akhirat- tidak bisa mengembangkan sains dan teknologi. Di Eropa
berkembang dengan cepat sains dan teknologi.
Maka dalam persaingan ini Inggris dan Prancis dengan sains dan teknologi
modernnya mengungguli ketiga adikuasa Islam tersebut. Persenjataan Kerajaan,
Utsmani, Safawi, dan Mughal yang masih tradisional tak dapat mengimbangi
persenjataan Inggris dan Perancis yang modern. Maka dalam peperangan-
peperangan antara dunia Islam dan Barat, dunia Islam senantiasa mengalami
kekalahan.
Jangankan melawan Inggris dan Prancis, melawan Spanyol dan Portugal,
keduanya hanya merupakan dunia kecil, dunia Islam tak sanggup. Portugal
menyerang dunia Islam sebagai balas dendam terhadap umat Islam yang
menguasai daerah mereka di Eropa untuk lebih dari 700 tahun. Di Timur Jauh
Spanyol dan Portugal dapat menjajah beberapa daerah seperti Filipina oleh
Spanyol dan Timor Timur oleh Portugal.
I. Sunnatullah
Sungguh, keadaan umat Islam yang jauh tertinggal oleh bangsa-bangsa lain
memang sangat memilukan. Namun barangkali tida perlu disesali sedemikian rupa
sehingga kita kehilangan kemampuan melihat ke depan dengan penuh harapan.
Kemunduran dunia Islam dapat dilihat sebagai wujud operasi Sunnatullah. Salah
satu unsur penting hukum itu ialah adanya prinsip perputaran (mudawalah). Yaitu,
prinsip bahwa nasib umat manusia, tinggi dan rendah, terjadi secara berputar dan
bergilir antara mereka, sehingga suatu bangsa atau umat adakalanya berada di atas
(menang, unggul, maju, dll.) dan juga adakalanya di bawah (kalah, merosot,
terbelakang, dll.), sebagaimana yang dikemukakan Allah Swt, dalam al-Qur’an
Surah, al-Imran, [3]: 140-141 sebagai berikut;

C. Perlunya pemurnian dan pembaharuan


Salah satu imbas positif dari peristiwa pengeboman gedung WTC (9/11) adalah
munculnya wacana tentang Reformasi atau Pembaruan Islam. Wacana ini
sesungguhnya bukanlah baru, karena para sarjana sudah sejak lama
mendiskusikannya. Yang baru adalah bahwa wacana ini kini dibicarakan secara
luas, tak hanya oleh kalangan akademis saja, tapi juga oleh media massa, politisi,
dan para pengambil keputusan di negara-negara Barat.
Thomas L. Friedman, kolumnis terkenal asal Amerika, misalnya, menulis sebuah
artikel menarik di New York Times, berjudul “An Islamic Reformation” (4/12/02).
Menurutnya, Pembaruan Islam adalah sebuah keharusan bagi kaum Muslim
sekarang ini, karena perang terhadap terorisme dan radikalisme akan percuma
tanpa diikuti perbaikan dari dalam kaum Muslim sendiri.

D. PARA TOKOH PEMBAHARUAN DALAM DUNIA ISLAM


AL- TAHTAWI

A. Biografi

Rifa’ah Badawi Rafi’ al-Tahtawi adalah pembawa pemikiran


pembaharuan yang besar pengaruhnya di pertengahan pertama dari abad ke
sembilan belas di Mesir. Dalam gerakan pembaharuan Muhammad Ali Pasya, at-
Tahtawi turut memainkan peranan.

Ia lahir pada tahun 1801 di Tahta, suatu kota yang terletak di Mesir bagian selatan,
dan meninggal di Cairo pada tahun 1873. Ketika Muhammad Ali mengambil alih
seluruh kekayaan yang dikuasai itu, ia terpaksa belajar di masa kecilnya dengan
bantuan dari keluarga ibunya. Ketika berumur 16 tahun ia pergi ke Cairo untuk
belajar di al-Azhar. Setelah lima tahun menuntut ilmu ia selesai dari studinya di al-
Azhar pada tahun 1922.

B. Pemikiran-pemikiran Pembaharuan.

1. Jika umat Islam ingin maju harus belajar ilmu pengetahuan sebagaimana
kemajuan yang terjadi Barat (Eropa). Untuk itu umat Islam harus berani belajar
dari Barat.

2. Negara yang baik adalah Negara yang pandai meningkatkan ekonomi


rakyat, sebagaimana yang pernah terjadi pada zaman Fir’aun.

3. Kekuasaan Raja sangat absolut, sehingga perlu dibatasi oleh Undang-


undang Syariat yang yang dipimpin oleh majlis syura (ulama). Oleh karena antara
Raja dengan ulama harus bisa berunding untuk melaksanakan hukum syariat.

4. Umat Islam harus menguasai bahasa asing jika ingin maju di samping
bahasa Arab. Bahasa Arab adalah berfungsi untuk memahami al-Qur’an dan al-
Hadits, bahasa asing berfungsi untuk menerjemahkan dan memahami ilmu dan
peradaban Barat.

5. Ulama Islam harus memahami ilmu-ilmu pengetahuan modern jika tidak


ingin umat Islam ketinggalan.
6. Umat Islam tidak boleh bersikap fatalis (pasrah dengan keadaan) tanpa
berusaha sekuat tenaga untuk mencapai cita-cita.

IR. SOEKARNO

A. Biografi

Ir. Soekarno dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo pada tanggal 6 Juni
1901 di Blitar, Jawa Timur. Ayahnya bernama Raden Sukemi Sosrodihardjo,
seorang guru diSurabaya. Ibunya berasal dari Bali. Ketika kecil Soekarno tinggal
bersama kakeknya di Tulungagung, Jawa Timur. Pada usia 14 tahun, seorang
kawan bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto mengajak Soekarno
tinggal di Surabaya. Di sana Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin
Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu.

Soekarno seorang pribadi yang lengkap. Namanya harum di mana-mana. Soekarno


tercacat sebagai salah satu fragmen dari “The founding father” Indonesia. Sikap
revolusioner, berwibawa, tegas dan didukung pula oleh pemikiran yang brilian
menempatkan beliau pada posisi penting dalam sejarah pemikiran
politik Indonesia. Hasilnya, lahir ide besar “Nasionalisme Indonesia”. Menurut
Soekarno, seorang nasionalis sejati adalah orang yang bersedia berbakti dan
memperbaiki nasib kaum kecil dari segala kemelaratan serta melindungi rakyat
dari penindasan.

B. Pemikiran-pemikirannya.

Nasionalisme khas Indonesia, Soekarno menyebutnya dengan Marhaenisme.


Marhaenisme adalah azas yang menghendaki susunan masyarakat dan negeri di
dalam segalanya. Marhaenisme harus diperjuangkan secara revolusioner, Sehingga
cara perjuangannya menghendaki hilangnya kapitalisme dan imperialisme di bumi
Nusantara.
Marhaenisme lahir ketika Soekarno berumur 20 tahun. Pada waktu ia sedang
enggan pergi kuliah dan bersepeda memutari Bandung Selatan, dan bertemu
dengan seorang petani miskin bernasib malang bernama Marhaen. Terjadilah
percakapan antara Soekarno dengan petani tersebut. Pembicaraan berbentuk
imajiner, sehingga dari kejelian Soekarno dalam melihat realitas sosial
masyarakat Indonesia, maka kemudian lahirlah ideologi Marhaenisme
khas Indonesia.

Jamaluddin al-Afghani (1839-1897)

A. Biografi

Jamaluddin al-Afghani adalah seorang pemimpin pembaharuan dalam Islam


yang tempat tinggal dan aktivitasnya berpindah-pindah dari satu negara Islam ke
negara Islam lain. Ia lahir di Afghanistan pada tahun 1839 dan meninggal pada
tahun tahun 1897 diIstanbul, Turki. Ia banyak berkiprah dalam pembaharuan yang
lebih terfokus pada dalam bidang politik di samping persoalan keagamaan.

B. Pemikiran-pemikiran pembaharuannya.

1. Islam adalah agama yang sesuai dengan segala keadaan dan waktu. Islam
merupakan agama yang mengajarkan dinamisme dalam berfikir dan berperilaku
yang sesuai dengan ajaran Islam.

2. Islam bukanlah agama yang mengajarkan faham fatalis dan statis

3. Qadla dan Qadar Allah sesungguhnya merupakan sesuatu yang terjadi


karena sebab musabab, bukan semata-mata langsung dari Tuhan. Artinya, bahwa
manusia bisa menentukan taqdirnya sendiri melalui usaha yang maksimal.

4. Lemahnya persaudaraan di kalangan umat Islam juga menyebabkan umat


Islam mundur, dari kalangan awam sampai ulama hingga raja tidak ada lagi rasa
persaudaraan, sehingga umat Islam lemah tidak memilki kekuatan untuk maju
bersama.

5. Sistem pemerintahan otokrasi harus diganti dengan demokrasi yang berdasarkan


musyawarah.
6. Umat Islam di setiap Negara harus membangun semangat nasionalisme dan
internasionalisme agar umat Islam dapat bersatu. Hanya dengan persatuan umat
Islamlah, Islam dapat berkembang dan maju, tetapi tanpa persatuan di kalangan
umat Islam mustahillah kemajuan dapat diraih.

K.H AHMAD DAHLAN

A. Biografi

K.H. Ahmad Dahlan nama kecilnya Muhammad Darwis putra K.H. Abu
Bakar, lahir tahun 1285 H / 1869 di Kauman Yogyakarta. Kedudukan ayahnya
sebagai penghulu Kraton dan khatib Masjid Agung Yogyakarta.

K.H. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi yang bertujuan, ‘anyebaraken


piwucalipun Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Wonten ing karesidenan
Ngayogyokarto”. Sesuai dengan tujuan ini, nama yang dianggap tepat bagi
organisasi ini adalah “Muhammadiyah” yang artinya umat Muhammad. Organisasi
ini didirikan pada tanggal 18 Dzulhijjah 1330 H bertepatan dengan 12 Nopember
1912 M. di Yogyakarta.

B. Pemikiran-pemikirannya

1. Berkaitan dengan sosial kemasyarakatan yang ada di Jawa khususnya, Ahmad


Dahlan menawarkan 3 konsep pemikiran, yaitu modernisme, tradisionalisme dan
jawanisme. Menghadapi modernisme Dahlan menyikapinya dengan mendirikan
sekolah-sekolah model Barat. Tradisionalisme disikapi Ahmad Dahlan dengan
metode tabligh, yaitu mengunjungi murid-muridnya untuk melakukan pengajian,
ini merupakan perlawanan terhadap pemujaan tokoh dan perlawanan terhadap
mistisisme agama yang bertentangan ajaran Islam. 2. Pembaharuan Islam
dilakukan melalui agenda perbahan sosial dengan metode ijtihad dan tajdidnya.
Ahmad Dahlan dalam melakukan proses ijtihad tanpa harus memperhatikan
berbagai persyaratan yang ketat bagi seorang mujtahid. Hal penting dalam
berijtihad adalah berpedoman kepada al-Qur’an dan al-Hadits.

3. Melakukan perbaikan kehidupan masyarakat Jawa agar sesuai dengan


pemahaman Islam yang benar yaitu kembali kepada al-Qur’an dan al-Hadits,
pemurnian ajaran tauhid dan tidak beriman secara taqlid.
K.H. HASYIM ASY’ARI

A. Biografi

K.H. Hasyim Asy’ari nama aslinya adalah Muhammad Hasyim, lahir di Demak
pada tahun 1876 M. Dilihat dari silsilah, dapat diketahui bahwa M. Hasyim berasal
dari keluarga dan keturunan pesantren yang terkenal. Pendidikan ke berbagai
pesantren ditempuh Muhammad Hasyim mulai beranjak usia lima belas tahun,
berpindah dari satu pesantren ke pesantren lain di Jawa dan Madura. Dikabarkan
bahwa beliau pernah belajar bersama-sama dengan K.H. Ahmad Dahlan di
Semarang sebagai kawan sekamar.

Muhammad Hasyim selama tujuh tahun bermukim di Mekkah, di antaranya


berguru kepada Syeikh Mahfudz Al-Tarmisi (ahli Hadits) dan Syeikh Ahmad
Khatib Minangkabau. Dari berbagai perjalanan mencari ilmu dari pesantren ke
pesantren baik Indonesia maupun luar negeri pengetahuannnya pun semakin luas.
Oleh karena itu, dada Muhammad Hasyim telah dipenuhi ilmu agama, sehingga
beliau diberi gelar Kiai.

B. Pemikiran-pemikirannya

1. Berusaha melestarikan ajaran Islam berhaluan Ahlussunnah wal jamaah yang


bermazhab, dalam bidang theologi bermazhab kepada Abu Hasan Asy’ari dan
Abu Manshur al-Maturidi, dan bidang fiqh (hukum) bermazhab kepada 4 mazhab,
yaitu Abu Hanifah, Anas bin Malik, Muhammad Idris As Syafi’i dan Ahmad bin
Hanbal, dan bidang tasawuf mengikuti tasawuf Imam Ghazali dan bidang tihariqah
mengikuti Thariqoh Qadariyahdan Naqsabandiyah.

2. Melestarikan budaya dan adat istiadat yang memiliki kemanfaatan serta yang
tidak bertentangan dengan aqidah islamiya.

3. Ijtihad telah tertutup, dengan alasan persyaratan untuk menjadi seorang mujtahid
harus memilki persyaratan yang cukup berat dan permasalahan hukum telah cukup
betittiba’/taqlid kepada 4 mazhab

4. Di bidang pendidikan NU banyak mengelola pesantren sebagai basis perjuangan


mengusir penjajah di samping sebagai tempat menuntut ilmu agama.
5. Selain pesantren NU juga mendidrikan madrasah-madrsah, sebagai upaya
pengembangan kemajuan terhadap system pesantren.

MUHAMMAD ABDUH

A. Biografi

Ia lahir di suatu desa (tidak jelas nama desanya) pada tahun 1849 M.
BapakMuhammad Abduh bernama Abduh Hasan Khaerullah, berasal dari Turki
yang telah lama tinggal di Mesir. Ibunya menurut riwayat berasal dari bangsa Arab
yang silsilahnya meningkat sampai kepada Umar bin Khattab.

B. Pemikiran-pemikirannya

Faktor penyebab terjadinya kemunduran di kalangan umat Islam adalah :

Paham jumud, yaitu paham yang beku, tidak berkembang, statis di kalangan umat
Islam. Paham ini berpendapat, bahwa dalam ajaran Islam tidak perlu lagi didakan
perubahan-perubahan sebab sudah menjadi tradisi yang dilakukan secara turun-
temurun.

Faham fatalis (jabbariyah), yaitu bahwa nasib manusia itu secara mutlak sudah
ditentukan oleh Allah SWT, sehingga manusia tidak perlu untuk merubahnya.
Sikap fatalis ini sudah mewabah di kalangan umat Islam sebagai akibat faham
tasawuf yang keliru yang berkembang sejak abad 11- 13 M. Umat Islam
melakukan tasawuf karena sikap frustasi dan putus asa sebagai akibat kekalahan
politik umat Islam, terutama sejak hancurnya Baghdad pada abad XIII. Akibat dari
perilaku tasawuf ini, umat Islam tidak lagi mencintai ilmu pengetahuan
sebagaimana pernah terjadi pada abad II hijriyah ( abad VII M).

C. Problem solving :

Untuk memecahkan permasalahan umat Islam yang harus dilakukan adalah :

Membangkitkan kembali semangat ijtihad yang telah teetutup. Dengan ijtihad


ummat Islam bekembang ilmu pengetahuan dan peradabannya.
Menghilangkan sikap fatalis (pasrah) pada keadaan di kalangan umat Islam, sebab
Allah telah mencipakan akal yang memilki kemauan bebas (free will) dan free
act(bebas berbuat) berdasarkan hukum sunnatullah (hukum sebab akibat).

Ummat Islam harus menguasai ilmu dunia sebagaimana Barat sehingga ummat
Islam akan mengalami kemajuan dan kemenangan.

Muhammad Abdul Wahhab (1703-1787)

A. Biografi

Muhammad Abdul Wahhab dilahirkan di daerah Najd Saudi Arabia. Setelah


menyelesaikan pelajarannya di Madinah ia pergi merantau ke Basrah dan tinggal
di kota ini selama empat tahun. Selanjutnya ia pindah ke Baghdad dan di sini ia
memasuki hidup perkawinan dengan seorang wanita kaya. Lima tahun kemudian,
setelah isterinya meninggal dunia, ia pindah ke Kurdistan, selanjutnya ke Hamdan
dan ke Isfahan. Di kota yang tersebut akhir ini ia sempat mempelajari falsafat dan
tasawuf. Setelah bertahun-tahun merantau ia akhirnya kembali ke tempat
kelahirannya di Nejd.

B. Ajaran dan Pemikiran-pemikirannya

Ajaran serta pemikiran Muhammad Abdul Wahhab yang paling mendasar


dalam Islam adalah persoalan tauhid.

1. Yang boleh dan harus disembah hanyalah Allah dan orang yang menyembah
selain Allah telah menjadi musyrik, dan halal darahnya (boleh dibunuh).

2. Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut faham tauhid yang sebenarnya
karena mereka meminta pertolongan bukan lagi dari Allah, tetapi dari syeikhatau
wali dan dari kekuatan gaib. Orang Islam demikian juga telah menjadimusyrik.

3. Menyebut nama Nabi, syeikh atau malaikat sebagai perantara doa


(permohonan) juga syirik.

4. Meminta syafaat selain dari Tuhan adalah syirik.


5. Bernazar kepada selain dari Tuhan juga syiirk.

6. Memperoleh pengetahuan selain dari al-Qur’an, hadits dan qiyas (analogi)


merupakan kekufuran.

7. Tidak percaya kepada qadla dan qadar Allah juga merupakan kekufuran.

8. Demikian pula menafsirkan al-Qur’an dengan ta’wil (interpretasi bebas) adalah


kafir.

PEMBAHARUAN DI TURKI

(MUSTAFA KEMAL)

1. Biografi
Mustafa lahir pada di Salonika (Turki) pada tahun 1881 M. Ia diberikan
gelar Attartuk yang artinya Bapak Turki. Gelar itu diperoleh karena ia telah
menyelamatkan bangsa Turki dari penjajahan Barat yaitu, Yunani yang dibantu
oleh tentara sekutu (Inggeris, Perancis dan Amerika), yang mendarat di Turki pada
tanggal 15 Mei 1919 M.

Kelahiran Mustafa Kemal merupakan kebangkitan baru bagi bangsa Turki untuk
mengusir penjajah dari bumi Turki. Di samping itu ia telah mengembalikan
kejayaan bagi Kerajaan Turki Usmani yang waktu itu dipimpin oleh Sultan Abdul
Hamid II. Abdul Hamid II adalah sosok sultan yang diktator, namun kekuasaannya
tidak memiliki pengaruh apa-apa bagi kemajuan bagi bangsa Turki, sebab ia
hanyalah boneka yang merupakan tangan panjang penjajah bangsa Barat.

Untuk melawan Sultan Abdul Hamid II, ia bersama dengan teman-temannya

( Ali Fuad, Rauf, dan Refat), mendirikan perkumpulan rahasia yang bernamaVatan
ve Hurriyet yang berarti : Tanah Air dan Kemerdekan. Perkumpulan ini merupakan
cikal bakal lahirnya Partai Nasionalis di Turki.

2. Pergerakan dan Pemikirannya.

a. Pergerakan Mustafa Kemal

Setelah Mustafa Kemal menjadi seorang pemimpin dalam Partai Nasionalis Turki,
untuk melawan Sultan Abdul Hamid II, ia mendirikan Pemerintah Tandingan di
Anatolia. Ia dan kawan-kawan mengeluarkan maklumat yang berisi tentang
pernyataan-pernyataan sebagai berikut :

1. Kemerdekaan Tanah Air dalam keadaan bahaya

2. Pemerintah di ibu kota berada di bawah kekuasaan sekutu dan oleh karena itu
tidak dapat menjalankan tugas.

3. Rakyat Turki harus berusaha sendiri untuk membebaskan tanah air dari
kekuasaan asing.

4. Gerakan-gerakan pembela tanah air yang telah ada harus dikordinir oleh suatu
panitia nasional pusat.
5.. Untuk itu harus diadakan konggres.

Atas usaha Mustafa Kemal dan teman-temannya itu dapat dibentuk Majlis
Nasional Agung di tahun 1920. Dalam sidang diAnkara yang sekarang menjadi
ibu kota Republik Turki ia dipilih sebagai Ketua. Dalam siding itu diputuskan hal-
hal sebagai berikut :

Kekuasaan tertinggi terletak di tangan rakyat Turki, bukan lagi di tangan sultan.

Majlis Nasional Agung merupakan perwakilan rakyat tertinggi.

Majlis Agung Nasional bertugas sebagai badan legislatif dan eksekutif.

Majlis Negara yang anggotanya dipilih dari Majlis Agung Nasional akan
menjalankan tugas pemerintah.

Ketua Majlis Agung Nasional merangkap jabatan Ketua Majlis Negara.

Demikianlah, Mustafa Kemal dan teman-temannya dari golongan nasionalis


bergerak terus dan dengan perlahan-lahan dapat menguasai situasi, sehingga
akhirnya Sekutu terpaksa mengakui mereka sebagai penguasa de
facto dan dejure di Turki. Pada tanggal 23 Jui 1923 ditanda tangani
Perjanjian Lausanue, dan pemerintahan Mustafa Kemal mendapat pengakuan
Internasional..

b. Pemikiran-pemikirannya.

Dalam pemikiran tentang pembaharuan Mustafa Kemal dipengaruhi bukan oleh ide
nasionalisme Turki saja, tetapi juga oleh ide golongan Barat. Turki dapat maju
hanya dengan meniru Barat. Setelah perjuangan kemerdekaan selesai, demikian
Mustafa Kemal, perjuangan baru mulai, yaitu perjuangan untuk memperoleh dan
mewujudkan peradaban Barat di Turki. Peradaban Barat akan diambil bukan hanya
sebagian, tetapi dalam keseluruhannya.

Di antara pemikiran-pemikirannya adalah :

1). Perlu dihapuskannya jabatan Khalifah diganti dengan jabatan Presiden yang
dipilih oleh rakyat.
2). Negara tidak ada lagi hubungannya dengan agama.

Sembilan tahun kemudian, yaitu setelah prinsip sekulerisme dimasukkan ke dalam


Konstitusi di tahun 1937, barulah Republik Turki dengan resmi menjadi Negara
sekuler.

RASYID RIDLO

A. Biografi

Rasyid Ridla adalah murid Muhammad Abduh yang terdekat. Ia lahir pada tahun
1865 M. di desa Al-Qalamun Libanon. Menurut riwayat ia berasal dari keturunan
AL-Husein, cucu Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu ia selalu memakai
gelar Al- Sayyid di depan namanya

B. Pemikiran-pemikirannya

Pemikiran Rasyid Ridla tidak jauh berbeda dengan sang guru (Muhammad
Abduh). Menurut pendapat Rasyid Ridla, bahwa yang menyebabkan kemunduran
umat Islam adalah sebagai berikut :

1. Tidak adanya semangat pemikiran dan penelitian (ijtihad) di kalangan umat


Islam secara dinamis. Umat Islam beranggapan bahwa pintu ijtihad telah tertutup.
Hilangnya semangat ijtihad ini bertentangan dengan hukum sunnatullah yang
selalu berkembang dan tidak pernah berhenti Ajaran Islam yang tidak boleh
dirubah adalah mengenai masalah ibadah, yang secara tegas sudah diatur secara
jelas, (ibadah mahdlah.

2. Faham fatalis (jabbariyah), yaitu bahwa nasib manusia itu secara mutlak sudah
ditentukan oleh Allah SWT, sehingga manusia tidak perlu untuk merubahnya.
Sikap fatalis ini sebagai akibat tidak difungsikannya peran akal secara maksimal

3. Untuk mewujudkan kejayaan ummat Islam perlu digalang persatuan umat


Islam, dan agar persatuan umat Islam terwujud perlu dibentuk khilafah
islamiyah. Rasyid Ridla tidak sependapat dengan gurunya (Muhammad Abduh)
yang terlalu liberal (bebas) dan kebarat-baratan. Rasyid Ridla juga tidak
sependapat dengan paham nasionalime yang berkembang di Negara Islam
(terutama di Turki). Sebab nasionalisme tidak dikenal dalam Islam.
SAYYID AHMAD KHAN

A. Biografi Singkat

Ia lahir di Delhi pada tahun 1817 dan menurut keterangan berasal dari keturunan
Husein, cucu Nabi Muhammad saw melalui Fatimah dan Ali. Ia mendapat
pendidikan tradisional dalam pengetahuan agama dan di samping bahasa Arab, ia
juga belajar bahasa Persia. Ia orang yang rajin membaca buku dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan. Sewaktu berusia depalan belas tahun ia masuk bekerja
pada Serikat India Timur, kemudian ia bekerja pula sebagai hakim. Tetapi di tahun
1846 ia pulang kembali ke Delhi untuk meneruskan studi.

B. Pemikiran-pemikiran Pembaharuan

1. Bidang Politik :

a. Peningkatan kemajuan umat Islam di India dapat diwujudkan bukan


melawan penjajah Inggris, tetapi harus bekerja sama dengan Inggris sebagaimana
yang dilakukan umat Hindu.

b. Umat Hindu lebih maju peradabanya dari pada umat Islam sebab umat
Hindu lebih senang bekerja sama dengan Inggris.

c. Inggris maju dalam hal peradabannya karena lebih menguasai ilmu


pengetahuan dan teknologi, oleh karena itu umat Islam harus belajar Iptek dari
penjajah Inggris.

d. Memberontak atau melawan Inggris tidak ada artinya apabila umat Islam
belum mampu melawan.

e. Berusaha meyakinkan pihak Inggris bahwa umat Islam bukan musuh tetapi
umat yang cinta damai.

f. Umat Islam adalah satu umat yang tidak dapat membentuk suatu Negara
dengan umat Hindu, oleh karena itu umat Islam harus memiliki Negara sendiri.

2. Bidang agama :
a. Umat Islam mundur dikarenakan faham fatalist (jabbariyah), yaitu paham
bahwa nasib manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sehingga manusia tidak
sanggup merubahnya. Akibat dari paham ini menyebabkan umat Islam tidak
memiliki kemauan keras untuk maju, pasrah tanpa usaha serta lebih senang
menyerahkan persoalannya kepada Tuhan. Padahal Tuhan telah memberikan akal
dan potensi lain yang dianugerahkan kepada manusia untuk mencapai kemjuan-
kemajuan.

b. Sebenarnya manusia diberikan kebebasan untuk memaksimalkan peran akalnya


(free will) dan berbuat sesuatu secara bebas (free act) namun tetap dalam koridor
tauhid kepada Allah dan tidak bertentangan dengan hukum Allah.

c. Kebebasan dalam berfikir umat Islam terhenti karena pendapat, bahwa pintu
ijtihad telah tertutup. Akibat dari pendapat ini umat Islam tidak memiliki gairah
untuk menemukan teori-teori baru melalui jalan ijtihad sebagaimana telah terjadi
pada abab II H, di mana umat Islam pernah mencapai kejayaan di semua bidang
pengetahuan.

d. Dalam kehidupan ini, Allah telah menentukan hukum alam (nature law) yang
telah ditetapkan sesuai kehendaknya. Hukum itu berupa hukum sebab akibat yang
berlaku bagi setiap orang /manusia. Dalam menentukan hukum alam ini , manusia
diberikan kebebasan untuk memilih (ikhtiyar) antara baik atau jelek, dan antara
maju atau mundur.

MUHAMMAD IQBAL

A. Biografi Singkat

Muhammad Iqbal adalah The founding father of Pakistan (Bapak pendiriPakistan),


seorang filosof serta penyair. Ia berasal dari keluarga golongan menengah di
Punjab dan lahir di Sialkot pada tahun 1876. Untuk meneruskan studi ia kemudian
pergi ke Lahore dan belajar di sana sampai ia memperoleh gelar kesarjanaan
MA. Di kota itulah ia berkenalan dengan Thomas Arnold, seorang Orientalis, yang
menurut keterangan, mendorong pemuda Iqbal untuk melanjutkan studi di Inggris.
Di tahun 1905 ia pergi ke Negara ini dan masuk ke Universitas Cambridge untuk
mempelajari filsafat, Dua tahun kemudian dia pindah ke Munich di Jerman, dan di
sinilah ia memperoleh gelar Ph.D (Philosophy of Doctor) dalam tasawuf. Tesis
doctoral yang dimajukannya berjudul : The Development of Metaphyscs in Persia.

Pada tahun 1908 ia berada kembali di Lahore dan di samping pekerjaannya sebagai
pengacara ia menjadi dosen falsafat. Bukunya The Reconstruction of Religius
Thought in Islam adalah hasil ceramah-ceramah yang diberikannya di
beberapa universitas di India.

B. Pemikiran-pemikirannya

1. Bidang agama

a. Ajaran Islam itu bersifat dinamis tidak statis. Dalam Islam ada ungkapan :

“ Al- Islam shalih li kulli zaman wa makan” (Islam itu fleksibel dalam sitiuasi
dan kondisi apapun).

b. Barat maju karena pemikiran Barat selalu dinamis, tidak pernah berhenti.
Barat sangat cinta ilmu pengetahuan dan senantiasa berijtihad
(mengadakan research/penelitian).

c. Umat Islam agar senantiasa menciptakan ide-ide baru dalam dunia baru,
tidak boleh pasrah terhadap keadaaan dan tidak boleh lama-lama tidur. Umat Islam
harus bangkit dari tidurnya. Dalam pandangan Iqbal, bahwa orang kafir yang aktif
lebih baik dari pada muslim yang suka tidur. (pemikirannya serta malas usaha).

2. Bidang Politik :

a. Umat Islam bisa maju harus hidup dalam satu ikatan umatan wahidah, yaitu
adanya Pemimpin Islam dunia untuk menyatukan umat Islam.

b. Iqbal menolak nasionalisme Barat yang membuat umat Islam terpecah-pecah


menjadi negara –negara kecil. Negara boleh beda, tetapi bangsa tetap satu yaitu
umat Islam.
c. Iqbal menolak kapitalisme dan imperialisme Barat yang menyengsarakan
bangsa-bangsa, sebaliknya Iqbal lebih tertarik sosialisme yang berkembang di
Barat, sebab sosialisme identik bahkan sebagian dari ajaran Islam.

d. Nasionalisme yang berkembang di India yang terdiri dari dua kekuatan yaitu
Islam dan Hindu ia setuju, tetapi sulit untuk diwujudkan. Oleh karena itu ia
berpendapat bahwa umat Islam di India harus memilih antara tetap hidup di India
dengan tetap menjadi kaum minoritas, atau memisahkan diri dari India dengan
memiliki Negara dan kekuasaan sendiri. (ini merupakan embrio kelahiran
Negara Pakistan).

BAB IV
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas pemakalah dapat menyimpulkan bahwa:
Pembaharuan Islam adalah upaya untuk menyesuiakan paham keagamaan Islam
dengan perkembangan dan yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
terknologi odern. Dengan demikian pembaharuan dalam Islam ukan berarti
mengubah, mengurangi atau menambahi teks Al-Quran maupun Hadits, melainkan
hanya menyesuaikan paham atas keduanya.
Adapun yang mendorong timbulnya pembaharuan dan kebangkitan Islam adalah:
Pertama, paham tauhid yang dianut kaum muslimin telah bercampur dengan
kebiasaan-kebiasaan yang dipengaruhi oleh tarekat-tarekat, pemujaan terhadap
orang-orang yang suci dan hal lain yang membawa kepada kekufuran.
Kedua, sifat jumud membuat umat Islam berhenti berfikir danberusaha, umat Islam
maju di zaman klasik karena mereka mementingkan ilmu pengetahuan, oleh karena
itu selama umat Islam masih bersifat jumud dan tidak mau berfikir untuk
berijtihad, tidak mungkin mengalami kemajuan, untuk itu perlu adanya
pembaharuan yang berusaha memberantas kejumudan.
Ketiga, umat Islam selalu berpecah belah, maka umat Islam tidaklah akan
mengalami kemajuan.
Keempat, hasil dari kontak yang terjadi antara dunia Islam dengan Barat.

B. SARAN

Adapaun saran yang dapat kami sampaikan kepada pembaca melalui makalah
ini yaitu. sebagai berikut:
1. Pembaharuan Islam (tajdid) merupakan suatu keharusan karena ajaran Islam
yang rahmatan lil al’alamin serta sebagai agama “pamungkas” menuntut adanya
upaya rasionalisasi dan kontekstualisasi sesuai dengan semangat jaman. Hal itu
karena pada hakikatnya pembaruan Islam merupakan ikhtiar melakukan
rasionalisasi dan kontekstualisasi ajaran Islam dalam segala ranah kehidupan.
2. Keharusan bagi upaya tajdid setidaknya memiliki tiga landasan dasar yaitu
landasan teologis, landasan normatif, dan landasan historis. Artinya bahwa gerakan
tajdid dilaksanakan dengan dasar dan pijakan yang kuat.
3. Agar tajdid dalam Islam dapat terimplementasikan dan teraktualisasikan, maka
ijtihad harus dijalankan karena tajdid dan ijtihad hakikatnya merupakan dua hal
yang saling terkait.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_cendekiawan_pendidikan_islam

http///www.google.com. Gunawan’s Site, Gerakan Pembaharuan Islam


http://yayang08.wordpress.com/2009/02/17/al-islam-dan-
kemuhammadiyahan

Anda mungkin juga menyukai