Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

AKUNTANSI BIAYA
(PDB23314)
PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI, HARGA POKOK
PENJUALAN, DAN LAPORAN RUGI - LABA “CV BUDIDAYA BUNCIS”
DAN “CV SELADA ORGANIK”

Oleh :
1. Syifa Azizah Nuraini A0A018079

2. Rezaesar Dhea A0A018081


3. Miftahul Cahyaningsih A0A018083
4. Yudha H A0A018085
5. Sari Widia Astuti A0A018087

KEMENTERIAN PENDIDIDKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2019
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
AKUNTANSI BIAYA

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI , HARGA POKOK


PENJUALAN DAN LAPORAN RUGI LABA

Disusun Oleh :
1. Syifa Azizah Nuraini A0A018079

2. Rezaesar Dhea A0A018081


3. Miftahul Cahyaningsih A0A018083
4. Yudha H A0A018085
5. Sari Widia Astuti A0A018087

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Nilai


Kelulusan Mata Kuliah Akuntasi Biaya (PDB2314) Progam
Diploma Tiga Agrobisnis Fakultas Pertanian Unsoed

Diterima dan disetujui tanggal……….

Menyetujui,
Dosen Pembimbing Praktikum Ketua Kelompok,

Ratna Satrian, S.P., M.Sc . Sari Widia Astuti


NIP 19830828 200912 2 002 NIM. A0A018087

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Akuntansi Biaya.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Mata
Kuliah Akuntansi Biaya pada Jurusan D3-Agrobisnis Fakultas Pertanian.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1) Ir. Pudji Hastuti Purwantini, M.P. dan Ratna Satriani, S.P., M.Sc. selaku
dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Biaya;
2) Desianana Sisianawati Patmulasih, selaku Asisten Praktikum;
3) Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan laporan
ini.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaannya laporan ini. Akhirnya penulis berharap, semoga laporan ini
dapat bermanfaat.

Purwokerto, 14 Desember 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTIKUM.......................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
I. PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Tujuan...........................................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................4
III. METODE PRAKTIKUM..................................................................................8
A. Lokasi dan Waktu Praktikum.......................................................................8
B. Metode Praktikum........................................................................................8
C. Jenis dan Cara Pengambilan Data................................................................8
IV. HASIL PRAKTIKUM.......................................................................................9
A. Hasil dan Pembahasan Acara I.....................................................................9
B. Hasil dan Pembahasan Acara II..................................................................13
V. KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................17
A. Kesimpulan................................................................................................ 17
B. Saran...........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 18

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 . Komponen Biaya CV Budidaya Buncis.............................................9


Tabel 2 . Biaya Variabel.................................................................................. 10
Tabel 3 . Biaya Tetap.......................................................................................10
Tabel 4 . Komponen Biaya CV Selada Organik............................................. 13
Tabel 5 . Biaya Variabel.................................................................................. 14
Tabel 6 . Biaya Tetap.......................................................................................14

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap bidang produksi pasti mempunyai tujuan yang ini dicapai oleh
perusahaan tersebut. Umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah mendapat
laba atau keuntungan yang besar. Setiap kegiatan produksi membutuhkan biaya
produksi karena biaya produksi ditunjukan untuk memperoleh nilai ekonomis
produk yang lebih tinggi. Oleh karena itu setiap perusahaan membutuhkan biaya
bahan baku,biaya tenaga kerja,dan biaya overhead pabrik.
Biaya bahan baku,biaya tenaga kerja langsung,dan biaya overhead pabrik
sangat penting karena merupakan salah satu teknik untuk menerapkan kebijakan-
kebijakan dalam pembebanan oleh suatu produk. Merupakan bagian dari proses
perencanaan untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi dimasa yang
akan datang. Memberi informasi bagi kegiatan produksi.memberikan gambaran
bagi perusahaan,disamping itu juga perusahaan membutuhkan analisis selisih.

Umumnya dari proses akuntansi yang diselenggarakan selama satu periode


akan dihasilkan laporan rugi laba, laporan perubahan modal, dan laporan neraca
pada suatu perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu laporan akuntansi harus
mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal penyusunan atau
jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan orang lain memahaminya.
Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga yang bersifat suatu waktu tertentu
saja.
1. Laporan Rugi-Laba
Committee on Terminology mendefinisikan laba sebagai: jumlah yang
berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain, dan kerugian dari
penghasilan atau penghasilan operasi. Menurut APB Statement mengartikan laba
(rugi) adalah sebagai kelebihan (defisit) penghasilan di atas biaya selam satu
periode akuntansi.

1
Dalam laporan rugi-laba ini terdapat tiga unsur utama yaitu: Pertama,
penghasilan atau pendapatan yang merupakan penerimaan kas atau harta lain yang
diterima sebagai akibat penjualan barang dan atau jasa. Kedua, biaya yaitu harga
pokok barang yang dijual dan pengeluaran-pengeluaran lain dalam rangka
memperoleh penghasilan. Ketiga, laba (atau rugi) yaitu selisih antara penghasilan
yang diterima perusahaan denga biaya yang di keluarkan, maka perusahaan
memperoleh laba. Demikian sebaliknya jika penghasilan lebih kecil dibanding
biaya, maka perusahaan mengalami kerugian.
2. Laporan Perubahan Modal
Informasi penambahan modal maupun pengurangan modal pemilik akan
tercermin dari Laporan Perubahan Modal. Laba yang diperoleh perusahaan atau
kerugian yang diderita akan berpengaruh terhadap modal pemilik. Jika perusahaan
memperoleh laba akan menambah modal pemilik, namun sebaliknya bila
perusahaan menderita rugi maka akan mengurangi modal pemilik. Modal juga
dapat berubah jika pemilik menyetor modal lagi atau pemilik mengambil uang
untuk keperluan pribadi (disebut prive).
Produk bersama dikelompokkan menjadi produk utama (main products) dan
produk sampingan (by product). Bahan baku yang sama diolah melalui proses
produksi bersama (joint process) untuk menghasilkan beberapa jenis produk (joint
product). Contoh: pemrosesan minyak mentah menghasilkan bensin, minyak
pelumas, minyak solar, minyak tanah dan aspal.
Produk utama adalah produk yang mempunyai nilai jual lebih tinggi dari
produk sampingan. Produk sampingan adalah produk yang mempunyai nilai jual
lebih rendah dari produk utama. Contoh: penggilingan padi menghasilkan beras
sebagai produk utama, dan dedak atau katul sebagai produk sampingan.
Biaya bersama adalah biaya yang digunakan untuk proses produksi bersama.
Biaya bersama meliputi semua biaya yang terjadi (biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, BOP) pada proses produksi bersama sampai terjadinya titik pisah, atau
biaya bersama terjadi sebelum biaya dapat diidentifikasi dengan jelas pada setiap
produk untuk perhitungan biaya produk, yang digunakan untuk penilaian sediaan
dan penentuan laba.

2
Biaya produk sampingan meliputi biaya bersama yang dialokasikan ke
produk sampingan ditambah dengan biaya setelah titik pisah (biaya pemrosesan
produk sampingan lebih lanjut).
Metode Pendapatan Bersih pendapatan dari penjualan produk sampingan
dikurangi dengan seluruh biaya yang terjadi setelah titik pisah. Biaya setelah titik
pisah meliputi biaya administrasi, biaya pemasaran dan biaya pemrosesan lebih
lanjut produk sampingan.
B. Tujuan

1. Mengelompokan biaya berdasarkan perilaku biaya


2. Menghitung biaya, penerimaan, dan pendapatan (keuntungan)
3. Menghitung Harga Pokok Produksi
4. Menghitung Harga Pokok Penjualan
5. Laporan Rugi - Laba

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Sadeli (2014) bahwa akuntansi biaya lebih menekankan


permasalahan ke penetapan serta pengendalian atas biaya, terutama berhubungan
dengan biaya produksi suatu barang. Kemudian akuntansi biaya juga membantu
pihak manajemen dalam perencanaan maupun pengawasan mengenai biaya dari
proses produksi. Akuntasi biaya memiliki fungsi utama yaitu mengumpulkan serta
menganalisis data biaya, seperti data aktual ataupun data proyeksi.
Mulyadi (2015) menyatakan bahwa biaya adalah sebuah pengorbanan atas
sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan moneter atau uang, dimana
merupakan transaksi yang telah terjadi ataupun kemungkinan transaksi dimasa
yang akan datang guna mencapai tujuan tertentu.
Klasifikasi biaya menurut objek biaya :
1. Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang sekiranya dapat dengan mudah
dilacak ke objek biaya.
2. Biaya Tidak Langsung adalah pengorbanan ekonomi yang tidak dapat dengan
mudah dan akurat dilacak ke objek biaya.
Klasifikasi Biaya Menurut Waktu Pengakuan/Laporan Keuangan :
1. Biaya Produksi adalah biaya yang dikeluarkan terkait dengan proses produksi
suatu produk
2. Biaya Non Produksi adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan terkait dengan
perencanaan, pengembangan, pemasaran serta administrasi umum.
Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya/Volume Produksi
1. Biaya Tetap adalah jumlah biaya yang tidak dipengaruhi atas besaran jumlah
output atau produksi.
2. Biaya Variabel merupakan sejumlah biaya yang dapat berubah-ubah
tergantung dari seberapa banyak jumlah yang diproduksi.
3. Biaya Campuran adalah biaya yang memiliki komponen biaya tetap dan biaya
variable.

4
Penerimaan (Income) ialah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan
dalam jangka waktu tertentu yang telah kurangi dengan harga pokok penjualan
(HPP), beban, dan biaya-biaya lainnya. Penerimaan (Income) lebih cenderung
pada pengertian pendapatan bersih (net income). Standar Akuntansi Keuangan
(2007, h.23.1) menyatakan bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu
periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal.
Menurut Soemarso (2003, h.230) pendapatan adalah peningkatan manfaat
ekonomi selama periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukkan atau
penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Secara umum, pendapatan pada perusahaan ada dua jenis yaitu pendapatan
yang berasal dari kegiatan utama perusahaan, dan pendapatan yang berasal dari
luar kegiatan perusahaan. Pendapatan yang berasal dari kegiatan utama
perusahaan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Hasil penjualan barang dagangan adalah pendapatan yang diperoleh dari
penjualan barang kepada pihak lain selama periode akuntansi tertentuyang
dinilai dari jumlah yang dibebankan kepada pembeli atau pelanggan.
2. Pendapatan Jasa pada umumnya adalah pendapatan yang berasal dari
kegiatan utamanya diberi nama sesuai dengan spesifikasi jasa yang
dihasilkan kepada pemakai jasa tersebut.
Harga pokok produksi merupakan sejumlah pengorbanan ekonomi atau
biaya yang terkandung dalam persediaan barang jadi sebelum barang tersebut
terjual. Adapun metode dalam menghitung harga poko produksi sebagai berikut :
1. Metode Full Costing. Full costing merupakan salah satu metode dalam
menghitung harga pokok produksi yang didalmnya terkandung semua unsur
biaya produksi kedalam harga pokok produksi. Pengertian Full costing
menurut Mulyadi (2015) adalah metode dalam perhitungan harga pokok
produksi, yang membebankan seluruh biaya-biaya produksi, yang terdiri
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik,

5
maupun biaya tetap ataupun biaya variable.
2. Metode Activity Based Costing. Siregar dkk (2014) mendefinisikan bahwa
metode activity based costing adalah metode dalam penentuan biaya dari
produk yang pembebanan biaya tidak langung atau biaya overhead nya
didasarkan atas aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan selama proses
produksi. Activity based costing adalah sebuah sistem atau metode yang
dirancang guna memberikan informasi atas hasil perhitungan bagi pihak
manajemen perusahaan yang mungkin akan mempengaruhi biaya tetap. HPP
(harga pokok penjualan) adalah harga perolehan dari barang yang
dijual. Manfaat Perhitungan Harga Pokok Penjualan yaitu sebagai patokan dalam
menentukan harga jual suatu barang serta mengetahui laba suatu perusahaan. Jika
harga jual lebih tinggi dari hpp maka diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga
jual lebih rendah dari hpp akan diperoleh kerugian. Komponen Harga Pokok
Penjualan ada 3 yaitu :
1. Persediaan awal barang dagangan
2. Persediaan akhir barang dagangan
3. Pembelian bersih
Pengertian laporan Rugi-Laba menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julianty
(2002 : 18). dalam buku “Analisa Laporan Keuangan;Konsep dan Aplikasi”
sebagai berikut : “Laporan Keuangan yang memberikan informasi mengenai
kemampuan (potensi) perusahaan dalam menghasilkanlaba(kinerja)selamaperiode
tertentu.”
Menurut Baridwan (2000, hal 39-40) Laporan Rugi Laba dalam
penyajiannya dibagi menjadi dua bentuk yaitu :
1. Bentuk Single Step
Laporan R/L bentuk ini sering disebut laporan langsung. Dengan kata
lain adalah laporan rugi laba yang menggabungkan seluruh pendapatan dan
beban perusahaan menjadi satu kelompok, baik pendapatan dan beban
operasional maupun non operasional. Tahapan penyusunan laporan ini ada
tiga, yaitu :
a. Rincian semua pendapatan operasional dan non operasional

6
b. Rincian semua beban operasional dan non operasional
c. Selisih semua pendapatan dan beban. Ditemukanlah angka/jumlah yang
menunjukkan laba atau rugi.
2. Bentuk Multiple Step
Bentuk ini juga disebut bentuk bertahap yaitu bentuk laporan rugi-laba yang
unsur pendapatan maupun beban dipisahkan atas dasar operasional dan non
operasional. Cara penyusunannya adalah sebagai berikut :
a. Bagian pertama adalah perincian pendapatan operasional
b. Bagian kedua adalah perincian beban operasional
c. Bagian ketiga adalah perincian pendapatan maupun beban non
operasional
d. Bagian terakhir untuk mencari saldo rugi – laba bersih

7
III. METODE PRAKTIKUM

A. Lokasi dan Waktu Praktikum

Praktikum ini dilakukan pada hari kamis,28 November 2019 pukul 11.30
bertempat di Gedung A fakultas Pertanian ruang Manajemen Agribisnis.
B. Metode Praktikum

1. Praktikum di laboraturium dengan mengunakan data hipotesis hasil skripsi


atau jurnal ilmiah.
2. Menghitung komponen komponen yang diperlukan dalam akuntansi biaya.
3. Pelaksanaan praktikum ini memberi gambaran perusahaan secara
menyeluruh.
C. Jenis dan Cara Pengambilan Data

Jenis data yang diambil dalam Praktikum Akuntasi Biaya adalah Data
Sekunder atau Studi Dokumen. Cara pengambilan data yaitu diambil dari pihak
penulis ilmiah atau jurnal yang sudah diolah dan disusun

8
IV. HASIL PRAKTIKUM

A. Hasil dan Pembahasan Acara I

1. Hasil

CV Budidaya Buncis
CV Budidaya Buncis pada tahun 2018 menghasilkan produk sebanyak 1.920 kg, dengan
harga produk sebesar Rp 6.000 per kg. Data yang tersaji merupakan data dalam 1 bulan.
Hitunglah HPP CV Budidaya Buncis dalam periode satu tahun dengan menggunakan metode
Variable Costing berdasarkan komponen
biaya dibawah ini :
Tabel 1. Komponen Biaya CV Budidaya Buncis
No Jenis Biaya Jumlah Satuan Harga per Satuan (Rp)
1 Biaya penyusutan alat 1 Bulan 1.098.388
2 Biaya sewa lahan 1 Bulan 200.000
3 Biaya benih 1 Bulan 240.000
4 Biaya tenaga pengolahan 1 HOK 1.920.000
lahan

5 Biaya pestisida 1 Bulan 50.000


6 Biaya tenaga penanaman 1 HOK 240.000
7 Biaya pupuk dan lain-lain 1 Bulan 3.680.000
8 Biaya tenaga pemeliharaan 1 HOK 2.250.000

9
a. Pengelompokan Biaya
1) Biaya Variabel
Tabel 2. Biaya Variabel
a) Biaya benih 12 X Rp 240.000,00 Rp2.880.000,00
b) Biaya pestisida 2 X Rp50.000,00 Rp 600.000,00
c) Biaya pupuk dan lain-lain 12 X Rp 3.680.000,00 Rp44.160.000,00
d) Biaya tenaga kerja langsung :
Biaya tenaga pengolahan lahan 12 X Rp1.920.000.00 Rp23.040.000,00
Biaya tenaga kerja penanaman 12 X Rp240.000.00 Rp2.880.000
Biaya tenaga kerja pemeliharaa 12 X Rp2.250.000 Rp27.000.000
Total Rp52.920.000.00

e) Total Biaya Variabel Rp100.560.000.00

2) Biaya Tetap :
Tabel 3. Biaya Tetap
a) Biaya Sewa Lahan 12 X Rp200.000 Rp2.400.000.00
b) Biaya Penyusutan 12 X Rp1.098.000.000 Rp13.180.656.00
b. Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel

= Rp15.580.656.00 + Rp100.560.000.00
= Rp. 116.140.656.00
Penerimaan = Harga X Kuantitas
= Rp15.580.656.00 + Rp100.560.000.00
= Rp116.140.656.00
Pendapatan = Penerimaan – Biaya
= Rp. 138.240.000.00 – Rp. 116.140.656.00

c. Harga Pokok Produksi (Metode Variabel Costing) :


− Biaya Bahan Baku = Rp 47.640.000.00
− Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp 52.920.000.00 ₊
Harga Pokok Produksi = Rp100.560.000.00
− BOP tetap = Rp 15.580.656.00

10
Biaya non produksi = Rp 15.580.656.00 ₊
Harga Pokok Penjualan = Rp116.140.656.00
d) Laporan Rugi - Laba

CV. Budidaya Buncis


Laporan Rugi – Laba
Untuk Periode Tahun 2018

Hasil Penjualan (1920 x Rp. 6000 x 12) = Rp138.240.000.00


Biaya Produksi = Rp100.560.000.00
Laba Bruto = Rp 37. 680.000.00
BOP Tetap = Rp 15.580.656.00

Biaya Non Produksi = Rp. 15.580.656.00 ₋


= Rp. 22.099.344.00

2. Pembahasan

Setelah mengetahui masing-masing pengelompokan biaya variabel dan


biaya tetap maka diperoleh total biaya sekali produksi atau biaya operasional
yaitu sebesar Rp. 116.140.656.00 , harga tersebut diperoleh dari penjumlahan
antara biaya tetap dan biaya variabel.

Penerimaan adalah jumlah uang yang dapat kita terima dari hasil penjualan
dimana harga penjualan dikalikan dengan jumlah produk yang dijual. Penerimaan
yang didapatkan dari CV Budidaya Buncis ini sebesar Rp 138.240.000.00.Dalam
Kamus Ekonomi, pendapatan (income) adalah uang yang diterima seseorang
dalam perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa, bunga, laba dan lain
sebagainya, bersama dengan tunjangan pengangguran, uang pensiun dan lain
sebagainya (Christpher Pass dan Bryan Lowes, 1994:287.) Jumlah pendapatan
yang diperoleh dari CV Budidaya Buncis ini sebesar Rp 22.099.344,00.
Abas Kartadinata dalam Kasmiati (2008) menjelaskan bahwa defenisi dari
harga pokok produksi meliputi semua biaya dan pengorbanan yang perlu

11
dikeluarkan dan dilakukan untuk menghasilkan produk jadi. variable costing
adalah metode penentuan harga pokok produksi dimana yang hanya memasukkan
biaya-biaya yang bersifat variabel ke dalam harga pokok produksi. Sedangkan
untuk biaya produksi tetap dianggap sebagai period cost. Dikarenakan seluruh
biaya tetap dianggap period cost, maka tidak ada biaya tetap yang belum
dibebankan pada periode tersebut.
Dari penyelesaian mencari HPP menggunakan varabel costing diperoleh
hasil Harga Pokok penjualan sebesar Rp 116.140.656,00 dimana jumlah tersebut
adalah jumlah pengorbanan untuk memproduksi produk tersebut. Biaya Bahan
Baku sebesar Rp 47.640.000,00 dimana biaya bahan baku terdiri dar biaya benih,
biaya pestsida, biaya pupuk dan lain-lain. Biaya tenaga kerja langsung adalah
biaya yang dikeluarkan untuk para pekerja yang langsung turun tangan ke bidang
produksi jumlahnya yaitu Rp 52.920.000,00 dimana jumlah tersebut terdiri dari
biaya untuk pekerja pengolahan lahan, penanaman serta pemeliharaan. Dari kedua
biaya yang di keluarkan yaitu biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
merupakan biaya produksi. BOP tetap dari CV Budidaya Buncis yaitu sebesar Rp
15.580.656,00 dimana komponen dar BOP adalah baya selain biaya bahan baku
dan tenaga kerja dan biaya BOP ini termasuk kedalam biaya non produksi.
Setelah mengetahui berapa harga pokok produksi dari CV Budidaya Buncis
maka untuk menilai CV tersebut mengalami keuntungan atau kerugian maka harus
dibuktikan dengan adanya laporan rugi-laba. Menurut Najmudin (2011:71)
Laporan laba-rugi atau income statement profit and loss statement adalah
membandingkan pendapatan terhadap beban pengeluarannya untuk menentukan
laba atau rugi bersih. Laporan ini memberikan informasi tentang hasil akhir
perusahaan selama periode tertentu.
Dari Laporan Rugi-Laba dapat diketahui laba bersih yang diterima CV
Budidaya Buncis sebesar Rp 22.099.344,00 dimana jumlah tersebut diperoleh dari
Laba Bruto dikurangi oleh BOP tetap. Laba bersih adalah kelebihan seluruh
pendapatan atas seluruh biaya untuk suatu periode tertentu setelah dikuarangi
pajak penghasilan yang disajikan dalam bentuk laporan laba rugi. Laba bersih
dapat berarti berbeda-beda sehingga selalu membutuhkan klarifikasi. Laba bruto

12
merupakan selisih sederhana dari pendapatan yang diterima dar barang yang
dijual, lebih sederhananya lagi laba bruto adalah keuntungan penjualan. Laba
bruto yang diperoleh dar CV Budidaya Buncis adalah Rp . 37. 680.000.00 dimana
hasil tersebut diperoleh dari hasil penjualan Rp 138.240.000,00 dikurangi oleh
Biayya Produksi sebesar Rp 100.560.000,00. Jadi CV Budidaya Buncis dalam
usahanya memperoleh keuntungan sebesar Rp 22.099.344,00 dan tidak
mengalami kerugian.

B. Hasil dan Pembahasan Acara II

1. Hasil

CV SELADA ORGANIK
CV Selada Organik pada bulan Mei 2018, mengusahakan budidaya selada organic
menghasilkan produk sebanyak 70 kg dengan harga produk sebesar Rp 8.000 per kg. Hitunglah
HPP menggunakan metode Variabel Costing berdasarkan komponen biaya dibawah ini:
Tabel 4. Komponen Biaya CV Selada Organik
No Jenis Biaya Jumlah Satuan Harga Persatuan (RP)Nilai (Rp)

1 Benih Selada 0,15 Gram 4.000 600

2 Pupuk 50 Kg 500 25.000

3 Biaya tenaga kerja 7,5 Jam 5.000 37.500

4 Sewa lahan 1 Bulan 162.500 162.500

5 Penyusutan 1 Bulan 184.600 184.600


Peralatab

13
a. Pengelompokan Biaya
1) Biaya Variabel
Tabel 5. Biaya Variabel
a) Benih Selada Rp 600
b) Pupuk Rp25.000
c) Biaya tenaga kerja Rp37.500

2) Biaya Tetap
Tabel 6. Biaya Tetap
a) Sewa lahan Rp162.500
b) Penyusutan Rp184.600
b. Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel

= Rp347.100.00 + Rp. 63.100.00


= Rp 410.200.00
Penerimaan = Harga X Kuantitas
= Rp8000 X 70 Kg
= Rp560.000.00
Pendapatan = Penerimaan – Biaya
= Rp560.000.00 – Rp410.200.00
= Rp149.800.00

c. Harga Pokok Produksi (Metode Variabel Costing) :


− Biaya Bahan Baku = Rp 25.600.00
− Biaya Tenaga Kerja = Rp 37.500.00 ₊
Harga Pokok Produksi = Rp 63.100.00

− BOP tetap = Rp.347.100.00


Biaya non produksi = Rp347.100 .00
Harga Pokok Penjualan = Rp 410.200.00
Untuk menghitung Harga Pokok Produksi CV Selada Organik yang

pertama dilakukan adalah mengelompokan biaya-biaya yang ada. Kuswadi (2005),


biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak

14
ketiga, baik yang berkaitan dengan usaha pokok perusahaan maupun tidak. Biaya
diukur dalam unit moneter dan digunakan untuk menghitung harga pokok produk
yang diproduksi perusahaan.
Carter, Usry (2004) mendefinisikan biaya berdasarkan pola perilakunya
sebagai berikut:
1. Biaya Tetap (fixed cost) adalah biaya yang secara total tidak berubah saat
aktivitas bisnis meningkat atau menurun. Biaya tetap bernilai tetap dalam rentang
aktivitas yang relevan (relevant range), di luar rentang aktivitas ini biaya tetap
dapat berubah nilainya. Contoh biaya tetap antara lain beban penyusutan, beban
sewa, dan beban asuransi.
2. Biaya Variabel (variable cost) adalah biaya yang secara total meningkat secara
proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara
proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas perusahaan. Contoh biaya
variabel antara lain biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead.
3. Biaya Semivariabel adalah biaya yang memperlihatkan baik karakteristik
biaya tetap maupun biaya variabel. Alasan pengklasifikasian biaya ke dalam biaya
semivariabel antara lain karena adanya pengaturan minimum yang diperlukan
untuk memelihara kesiapan operasi perusahaan, atau berdasarkan objek
pengeluaran dikelompokkan ke biaya tetap dan variabel secara bersama-sama.
Namun dalam pengerjaan soal ini tidak mengelompokan kedalam baya semi
variabel, sehingga biaya yang dipakai hanya biaya tetap dengan biaya variabel
saja.
Setelah mengetahui masing-masing pengelompokan biaya variabel dan biaya
tetap maka diperoleh total biaya sekali produksi atau biaya operasional yaitu
sebesar Rp. 410.200.00, harga tersebut diperoleh dari penjumlahan antara biaya
tetap dan biaya variabel.
Penerimaan adalah jumlah uang yang dapat kita terima dari hasil penjualan
dimana harga penjualan dikalikan dengan jumlah produk yang dijual. Penerimaan
yang didapatkan dari CV Selada Organik ini sebesar Rp 560.000.00.Dalam Kamus
Ekonomi, pendapatan (income) adalah uang yang diterima seseorang dalam
perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa, bunga, laba dan lain sebagainya,

15
bersama dengan tunjangan pengangguran, uang pensiun dan lain sebagainya
(Christpher Pass dan Bryan Lowes, 1994:287.) Jumlah pendapatan yang diperoleh
dari CV Selada Organik ini sebesar Rp 149.800.00
Harga pokok produksi atau biaya produk menurut M.Nafarin (2009: 497)
adalah sebagai beriku Semua biaya yang berkaitan dengan produk (barang) yang
diperoleh, diaman didalamnya terdapat unsur biaya produk beruapa biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Variable costing
adalah metode penentuan harga pokok produksi dimana yang hanya memasukkan
biaya-biaya yang bersifat variabel ke dalam harga pokok produksi. Sedangkan
untuk biaya produksi tetap dianggap sebagai period cost. Dikarenakan seluruh
biaya tetap dianggap period cost, maka tidak ada biaya tetap yang belum
dibebankan pada periode tersebut. Berikut ini adalah hasil perhitungan HPP
menggunakan metode Variabel Costing
Dari penyelesaian mencari HPP menggunakan varabel costing diperoleh
hasil Harga Pokok penjualan sebesar Rp 410.200,00 dimana jumlah tersebut
adalah jumlah pengorbanan untuk memproduksi produk tersebut. Biaya Bahan
Baku sebesar Rp 26.500,00 dimana biaya bahan baku terdiri dar biaya benih dan
biaya pupuk. Biaya tenaga adalah biaya yang dikeluarkan untuk para pekerja yang
langsung turun tangan ke bidang produksi jumlahnya yaitu Rp 37.500,00. Dari
kedua biaya yang di keluarkan yaitu biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung merupakan biaya produksi. dari CV Selada Organik yaitu sebesar Rp
63.100,00. BOP tetap adalah biaya selain dar bahan baku dan tenaga kerja,
jumlahnya yaitu Rp 347.100,00. Sehingga diperoleh hasil Harga pokok penjualan
dari CV Selada Organik sebesar Rp 410.200,00.

16
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Akuntansi Biaya yaitu :


1. Pengelompokan biaya berdasarkan perilakunya dibagi menjadi biaya tetap,
biaya variabel, dan biaya semivariabel.
2. Biaya merupakan penjumlahan dari Biaya Tetap dan Biaya Variabel,
penerimaan adalah perkalian dari Jumlah produk yang dijual dikali harga
produk, sedangkan keuntungan merupakan Penerimaan dikurangi Total Biaya

3. Harga Pokok Produksi adalah semua biaya yang berkaitan dengan produk
(barang) yang diperoleh, dimana didalamnya terdapat unsur biaya produk
beruapa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik.
4. Harga Pokok Penjualan adalah harga perolehan dari barang yang dijual.
5. Laporan Rugi - Laba adalah Laporan Keuangan yang memberikan informasi
mengenai kemampuan (potensi) perusahaan dalam menghasilkan laba
(kinerja) selama periode tertentu.
B. Saran

Sebaiknya dalam melaksanakan praktikum Akuntansi Biaya lebih kondusif


dan praktikan dapat memperhatikan dengan baik serta lebih teliti lagi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Abas Kartadinata. 2008. Teori Akuntansi. Jilid 1. Edisi 2. Jakarta: PT. Gelora
Aksara PratamaBastian Bustami& Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya: Kajian
Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha IlmuHorngen,Charles
T., et al.2008. Akuntansi Biaya. Edisi 7. PT INDEKS kelompok
GRAMEDIA.Jakarta

Carter,Ursy,2004, Akuntansi Biaya,Salemba Empat ,Jakarta

Kuswadi. 2005. Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan


Akuntansi Biaya. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta

Marcella, S., & Syafitri, L.2014. Analisis Pengakuan dan Pengukuran


Pendapatan Berdasarkan PSAK No. 23 Pada PT. Pandu Siwi Sentosa
Palembang.hal.2-3.

M. Nafarin.2009. Penganggaran Perusahaan .Penerbit Salemba4.


Jakarta N.
Mulyadi, 2015. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Najmudin.2011. Manajemen Keuangan. Purwokerto: Percetakan dan Penerbitan


UNSOED.

Pass, Christopher dan Bryan Lowes, 1994. Kamus Lengkap Ekonomi, Edisi
Kedua, Erlangga, Jakarta.

Prastowo, Dwi dan Julianty Rika, 2002. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Kedua,
Cetakan Pertama. PP. AMP YKPN.Yogyakarta

Sadeli, Lili. 2014. Dasar-Dasar Akuntansi. PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Sandiri, M. P., Ilat, V., & Pinatik, S.2019. EVALUASI PENERAPAN AKUNTANSI
PERSEDIAAN OBAT UNTUK PENENTUAN HARGA POKOK
PENJUALAN PADA PT. CEMPAKA INDAH MURNI MANADO. Jurnal
Riset Akuntansi Going Concern.14(1):143.

Siregar, Baldric, dkk. 2014. Akuntansi Biaya. Edisi Dua. Jakarta : Salemba Empat.

Sugawa, Indriani Sri, dkk.2018. ANALISIS PERBANDINGAN HARGA POKOK


PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING DAN METODE
ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENETAPKAN HARGA JUAL

18
RUKO PADA PT. MEGASURYA NUSALESTARI. Jurnal Riset Akuntansi
Going Concern 13(4):165-166.

Soemarso.2003,Akuntansi Suatu Pengantar,Edisi Kelima, Salemba Empat,Jakarta.

Zaki Baridwan. 2000. “Intermediate Accounting”. BPFE. Yogyakarta

19

Anda mungkin juga menyukai