Anda di halaman 1dari 9

Energi Spesifik

Menurut Djoko Luknant, 2003 ; Energi Spesifik adalah tenaga pada sembarang

tampang diukur dari dasar saluran. Energi Spesifik adalah tenaga tiap satuan berat air

pada sembarang tampang diukur dari dasar saluran.

Energi Spesifik pada Tampang i dapat diuraikan dengan :

𝑉2
𝐸𝑠 = ℎ + 𝛼
2𝑔

dengan

Es = tenaga spesifik (m)

h = kedalaman saluran diukur vertikal (m

V = kecepatan rerata saluran (m/d)

α = koefisien koreksi tenaga kinetik

g = percepatan gravitasi (m/d2)

V/2g = tinggi kecepatan (m)

Persamaan energi tersebut dapat juga ditulis sebagai berikut yang biasa disebut Persamaan
Bernoulli.

1
Untuk sudut θ kecil & koeficient α = 1

Energi pada titik (1) dengan mengambil dasar saluran sebagai datum (diperhitungkan
terhadap dasar saluran).

𝑉2
𝐸 =𝑦+
2𝑔

Atau Energi Spesifik adalah jumlah kedalaman aliran ditambah tinggi energi kecepatan

Kalau :

Untuk debit tertentu dan bentuk saluran telah ditentukan, specifik energi hanya merupakan
fungsi dari kedalaman (y).

E = f(y)

Untuk saluran segi empat, energi spesifik dapat ditulis :

2
dimana q adalah debit persatuan lebar saluran

Soal 78, halaman 200 “Mekanika Fluida & Hidrolika” Ranald V Giles

Diagram Energy Spesifik

Menurut Djoko Luknanto, 2001 ; Hubungan antara Energy Spesifik (E) dan
kedalaman aliran (y) untuk suatu penampang saluran dengan debit tertentu akan
menggambarkan suatu lengkung energy spesifik yakni lengkung AC dan CB. Cabang CA
mendekati sumbu datar secara asymtosis ke arah kanan. Cabang CB mendekati garis OD
(garis yang melewati titik awal 0 dengan sudut kemiringan 45o ). Ordinat menyatakan
kedalaman (y).

3
Absis menyatakan energy spesifik (E).

Lengkung energy menunjukkan bahwa untuk suatu harga energy specifik tertentu
akan terdapat 2 kemungkinan kedalaman.

* Taraf rendah y1 (aliran cepat = rapid flow = aliran superkritis)

* Taraf tertinggi y2 (aliran lambat = tranguil flow = aliran subkritis)

Pada titik C energy spesifik (E) menjadi paling kecil atau energy minimum. Kondisi
energy minimum menunjukkan keadaan aliran kritis.

Untuk Q yang tetap dan A berubah bersama dengan perubahan y, energy minimum diperoleh
dari turunan energy terhadap kedalaman.

Luas dA adalah T . dy sedangkan luas untuk kondisi minimum atau kondisi kritis adalah Ac.

4
Jika ruas-ruasnya dibagi Ac2 :

Kedalaman hidrolis :

Energy specifik minimum adalah :

Pengurangan lebar saluran

Menurut Arwin Sabar, 2005 ; Misalkan lebar saluran akan dikurangai dari b1 ke b2
(masih lebih besar daripada bc) dan ketinggian dasar dianggap tetap.Karena kehilangan
energi pada penampang 1 dan 2 dapat diabaikan, kita dapat menggunakan suatu hubungan
debit kedalaman untuk suatu energi spesifik konstan.Apabila aliran yang mendekati adalah
subkritis dengan kedalaman sama dengan h1 pada penampng 1, kedalaman pada penampang
2 akan lebih kecil daripada h1 ( tetapi lebih besar daripada hc) dan sama dengan h2.Kita
dapat menggunakan persamaan E2 = E1 untuk mendapatkan h2.Apabila b2 sama dengan bc
maka yang terjadi pada penampang 2 adalah kedalaman sebesar hc.Dan apabila b2 lebih kecil
daripada bc maka yang terjadi pada penampang 2 adalah ĥc dengan diikuti dengan kedalaman
pada penampang 1 lebih besar daripada h1 yaitu sebesar ĥ1. Proses perhitungan dilakukan
dengan diagram alir berikut :

5
Langkah Perhitungan :

Suatu aliran pada flume dengan lebar 10 cm memiliki kecepatan 20 cm /dt.Kedalaman

aliran sebesar 20 cm. Apabila lebar flume dipersempit menjadi 8 cm, berapakah

kedalaman aliran pada bagian penyempitan ?

6
Kenaikan ketinggian dasar.

Pertimbangkan suatu saluran yang lebarnya konstan. Saluran ini kemudian dinaikkan
dasarnya sebesar ΔZ2 pada penampang 2. Energi pada penampang 2 adalah :

Apabila ΔZ1 < ΔZc maka muka air pada penampang 2 akan mengalami penurunan
dengan kedalaman baru sebesar h2. Kedalaman baru h2 ini dapat dihitung dengan
menyamakan harga E2 = E1.Selanjutnya harga E2 digunakan untuk menentukan harga h2
dengan persamaan :

Selanjutnya dengan Metode Newton Raphson harga h2 dapat ditentukan.

Apabila ΔZ1 = ΔZc maka pada penampang 2 kedalamannya akan mencapai kedalaman kritis
sebesar hc. Nilai hc dapat dihitung dengan persamaan

Apabila harga ΔZ1 diperbesar sehingga ΔZ1 > ΔZc maka pada penampang 2 kedalaman akan
mencapai ĥ2 yang besarnya sama dengan hc dan pada penampang 1 kedalamannya mengalami
kenaikan sehingga kedalamannya menjadi ĥ1 yang lebih besar daripada h1.Nilai h1 baru ini
didapatkan dengan menyelesaikan persamaan :

7
Untuk mendapatkan nilai kedalaman aliran di tpenampang 1 atau h1 pada persamaan ini

dapat dilakukan dengan metode Newton-Raphson.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Luknanto, Djoko. 2003. Hidrolika Saluran Terbuka. Jakarta : Erlangga.

2. Sabar, Arwin. 2005. Mekanika Fluida dan Hidrolika. Jakarta : Erlangga.

3. Rangga Raju. K.G.2005. Aliran Melalui Saluran Terbuka. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai