Anda di halaman 1dari 3

GEJALA DAN TINDAKAN TERAPI UNTUK KERACUNAN

ANILIN

Disusun Oleh : 1. Siti Nurchayati (A1181066)


2. Tiara Eka Citra D (A1181070)

I. Anilin merupakan golongan amina, aromatik. Memiliki nama lain,


diantaranya : aminobenzene, phenylamine, benzenamine, aminophen,
benzene, dan lain-lain.
II. Gejala keracunan anilin dapat berupa : kulit yang berwarna kebiruan;
pada mata terjadi lakrimasi, fotofobia dan penglihatan kabur; dan jika
tertelan maka telinga akan berdenging, mual muntah, detak jantung
tidak teratur, sakit kepala, mengantuk, pusing, disorientasi, kejang dan
koma.
III. Data toksisitas :
TDL̥ anak – oral 3125 mg/kg bb
LDL̥ manusia-metode tidak dilaporkan 350 mg/kg bb
LDL̥ manusia-metode tidak dilaporkan 150 mg/kg bb
IV. Tindakan terapi jika terjadi keracunan :
1. Terhirup
Jika aman memasuki area maka evakuasi korban dari area keracunan
menggunakan masker dan bila perlu digunakan masker berkatup
untuk memberikan pernafasan buatan, lalu segera bawa ke rumah
sakit.
2. Kontak dengan kulit
Lepaskan seluruh atribut yang terpapar zat kimia dan cuci bagian
tubuh yang terpapar dengan air mengalir selama 15-20 menit serta
dapat pula dilakukan dengan sabun atau detergent ringan
3. Kontak dengan mata
Jika menggunakan kontak lensa dilepas dahulu. Cuci mata dengan air
yang banyak atau larutan NaCl 0,9% selama 15-20 menit atau
sekurang-kurangnya satu liter cairan untuk masing-masing mata.
Sesekali dibuka kelopak mata atas dan bawah untuk memastikan
tidak ada zat kimia yang tertinggal.
4. Tertelan
Jangan lakukan rangsangan muntah atau pemberian air terhadap
korban pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar posisi kepala lebih
tinggi daripada pinggul untuk mencegah terjadinya aspirasi, jika
korban tidak sadar posisikan kepala menoleh ke samping. Segera
hubungi fasilitas kesehatan / rumah sakit.
V. Diperlukan pertimbangan bagi dokter atau tenaga medis jika akan
memberikan terapi oksigenasi jika terpapar melalui saluran inhalasi.
Serta pemberian arang jerap untuk paparan melalui per oral. Pemberian
antidotum berupa metilen biru intra vena atau asam askorbat intra
vena.
VI. Penatalaksanaan oleh tenaga kesehatan
1. Stabilisasi
 Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas
untuk menjamin pertukaran udara
 Penatalaksanaan fungsi nafas, untuk memperbaiki fungsi
ventilasi dengan memberikan pernafasan buatan untuk
menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran
karbon dioksida
 Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan untuk mengembalikan
fungsi sirkulasi darah
 Jika terjadi kejang, diberikan diazepam dengan dosis :
Dewasa : 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau
0.5 ml/30 menit. Jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-
60 menit, kemungkinan diperlukan infus kontinyu sampai
maksimal 3mg/kg bb/24 jam. Anak-anak : 200-300 mcg/kg bb
2. Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit
 Posisi pasien duduk atau berbaring dengan posisi kepala
menengadah dan miring ke posisi mata yang terpapar atau
kondisi mata yang paling parah terkena paparannya
 Secara perlahan dibuka kelopak mata yang terpapar dan
cuci dengan air bersih dingin mengalir atau larutan NaCl
0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau 1liter untuk
tiap mata
 Hindarkan bekas cucian mengenai bagian wajah atau mata
lainnya
 Jika belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit dan
jangan biarkan pasien menggosok matanya
 Tutuplah mata dengan kasa steril dan bawa pasien pada
fasilitas kesehatan.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)
 Bawa segera pasien pada air mengalir
 Cuci bagian yang terpapar dengan air dingin atau hangat
yang mengalir serta sabun selama 10 menit
 Jika tidak ada air, bagian yang terpapar diseka dengan kain
atau kertas dengan lembut dan jangan digosok
 Lepaskan pakaian atau perhiasan lainnya yang dikenakan
pasien serta muntahannya dan buang pada wadah tertutup
 Penolong perlu mengenakan alat pelindung diri serta hati-
hati agar tidak terhirup
 Keringkan dengan handuk kering dan lembut

Anda mungkin juga menyukai