Anda di halaman 1dari 2

Konsep Ruang pada Hunian (Arsitektur)

Menurut Kostof, arsitektur telah mulai ada pada saat manusia mampu mengolah
lingkungan hidupnya. Pembuatan tanda-tanda di alam yang membentang tak
terhingga itu untuk membedakan dengan wilayah lainnya. Tindakan untuk
membuat tanda pada suatu tempat itu dapat dikatakan sebagai bentuk awal dari
arsitektur. Pada saat itu manusia sudah mulai merancang sebuat tempat.
Bentuk arsitektur pada masa pra-aksara dapat dilihat dari tempat hunian manusia
pada saat itu. Mungkin kita sulit membayangkan atau menyimpulkan bentuk
rumah dan bangunan yang berkembang pada masa pra-aksara saat itu.
Dari pola mata pencaharian manusia yang sudah mengenal berburu dan
melakukan pertanian sederhana dengan ladang berpindah memungkinkan adanya
pola pemukiman yang telah menetap.

gambar dinding goa tidak hanya mencerminkan kehidupan sehari-hari, tetapi juga kehidupan
spiritual. Cap-cap tangan dan lukisan di goa yang banyak ditemukan di Papua, Maluku, dan
Sulawesi Selatan dikaitkan dengan ritual penghormatan atau pemujaan nenek moyang,
kesuburan, dan inisiasi.

Gambar dinding yang tertera pada goa-goa mengambarkan pada jenis binatang yang diburu
atau binatang yang digunakan untuk membantu dalam perburuan. Anjing adalah binatang
yang digunakan oleh manusia pra-aksara untuk berburu binatang.

Bentuk pola hunian dengan menggunakan penadah angin, menghasilkan pola menetap pada
manusia masa itu. Pola hunian itu sampai saat ini masih digunakan oleh Suku Bangsa Punan
yang tersebar di Kalimantan. Bentuk hunian itu merupakan bagian bentuk awal arsitektur di
luar tempat hunian di goa.

Secara sederhana penadah angin merupakan suatu konsep tata ruangan yang memberikan
secara implisit memberikan batas ruang. Pada kehidupan dengan masyarakat berburu yang
masih sangat tergantung pada alam, mereka lebih mengikut ritme dan bentuk geografis alam.
Dengan demikian konsep ruang mereka masih kurang bersifat geometris teratur.

Pola garis lengkung tak teratur seperti aliran sungai, dan pola spiral seperti route yang ditempuh
mungkin adalah citra pola ruang utama mereka. Ruang demikian belum mengutamakan arah
utama. Secara sederhana dapatlah kita lihat bahwa, pada masa praaksara konsep tata ruang,
atau yang saat ini kita kenal dengan arsitektur itu sudah mereka kenal.

Anda mungkin juga menyukai